BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori 2.1.1 Group investigation Model Group
investigation seringkali
disebut
sebagai
metode
pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model group investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual. Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group investigation adalah strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode GI mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus.
2.1.1.1 Ciri - ciri Model Group Investigation Model pembelajaran Group Investigation merupakan model yang sulit diterapkan dalam pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini mempunyai ciri - ciri, yakni sebagai berikut: 1. Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation berpusat pada siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
7
2.
Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa dalam kelompok memadukan berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi dalam memahami suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok.
3. pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari semua siswa dalam kelas saling terlihat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. 4. Adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. 5. Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation suasana belajar terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam membahas materi pembelajaran. 2.1.1.2 Tujuan Model Pembelajaran Group Investigation Metode Group Investigation paling sedikit memiliki tiga tujuan yang saling terkait: 1. Group Investigation
membantu siswa untuk melakukan investigasi
terhadap suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai implikasi yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan dan membentu mencapai tujuan. 2. Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan melaui investigasi 3. Group Investigation melatih siswa untuk bekaerja secara kooperatif dalam memecahkan suatu masalah.
8
Dengan adanya kegiatan tersebut, siswa dibekali keterampilan hidup (life skill) yang berharga dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi guru menerapkan model pembelajaran GI dapat mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan, belajar sendiri dan belajar untuk bekerja secara kooperatif. 2.1.1.3 Langkah - Langkah Model Pembelajaran Group Investigation Sharen et al (dalam Krismanto, 2003:8) mendisain model pembelajaran GI menjadi enam tahapan, yaitu: a) Tahap mengidentifikasi topik dan pengelompokkan Para siswa memilih berbagai sub topik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada togas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok pada pembelajaran ini heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik. b) Tahap merencanakan penyelidikan kelompok Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a. di atas. c) Tahap melaksanakan penyelidikan Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber, baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan. d) Tahap menyiapkan laporan akhir Para siswa menganalisis dan mengsintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c. dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
9
e) Tahap menyajikan laporan Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. f) Tahap evaluasi Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok dan bahkan keduaduanya.
2.1.1.4 Kelebihan Model Group Investigation Di dalam pemanfaatannya atau penggunaannya model pembelajaran group investigation juga mempunyai kelebihan, yakni sebagai berikut: Setiawan (2006:9) mendeskripsikan beberapa kelebihan dari pembelajaran GI, yaitu sebagai berikut: 1. Secara Pribadi a. dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas b. memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif c. rasa percaya diri dapat lebih meningkat d. dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah e. mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik 2. Secara Sosial a. meningkatkan belajar bekerja sama b. belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru c. belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis d. belajar menghargai pendapat orang lain e. meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan 3. Secara Akademis a. siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan b. bekerja secara sistematis
10
c. mengembangkan dan melatih keterampilan fisika dalam berbagai bidang d. merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya e. mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat f. Selalu berfikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.
2.1.1.5 Kelemahan Model Group Investigation Model Pembelajaran Group Investigation selain memiliki kelebihan juga terdapat beberapa kekurangannya, yaitu: 1) Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan 2) Sulitnya memberikan penilaian secara personal 3) Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI, model pembelajaran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri 4) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif 5) Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami kesulitan saat menggunakan model ini (Setiawan, 2006:9).
2.1.2 Media Pembelajaran Kata media dalam ”media pembelajaran” secara harfiah berarti perantara atau pengantar, sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai kondisi yang diciptakan untuk membuat seseorang melakukan suatu kegiatan belajar. Dengan demikian, media pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan atauinformasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar. Dengan kata lain, pada saat kegiatan belajar berlangsung bahan belajar (learning matterial) yang diterima siswa diperoleh melalui media (Sarwono, 2008). Menurut Bovee (1997) media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi
11
untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Periode atau kecenderungan yang terakhir adalah pembelajaran dengan komputer yang integratif. Pembelajaran integratif memberi penekanan pada pengintegrasian berbagai ketrampilan berbahasa, mendengarkan, berbicara, menulis dan membaca dan mengintegrasikan tehnologi secara lebih penuh pada pembelajaran. Pada awalnya komputerdititik beratkan pada proses pengolahan data, tetapi karena teknologi yang sangat pesat, saat ini teknologi komputer sudah menjadi sarana informasi dan pendidikan khususnya teknologi internet. Dalam hal pendidikan, komputer dapat dipergunakan sebagai alat bantu (media) dalam proses belajar mengajar baik untuk guru maupun siswa yang mempunyai fungsi sebagai Media tutorial, alat peraga dan juga alat uji dimana tiap fungsi tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Sebagai media tutorial, komputer memiliki keunggulan dalam hal interaksi, menumbuhkan minat belajar mandiri serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa / anak. Tetapi interaksi komputer dengan manusia belum dapat menggantikan interaksi manusia dengan manusia, selain itu mempunyai kelemahan lain yaitu kemauan belajar mandiri yang masih rendah. Komputer sebagai alat uji memiliki keunggulan dalam keobyektifan, ketepatan dan kecepatan dalam penghitungan tetapi masih belum dapat menilai soal-soal essai, pendapat dan hal yang terkait dengan moral dan etika. Yang terakhir, sebagai media alat peraga, komputer mempunyai kelebihan dapat memperagakan percobaan tanpa adanya resiko, tetapi membutuhkan waktu dalam pengembangannya (Saifuladi,2007). Lee merumuskan paling sedikit ada delapan alasan pemakaian komputer sebagai media pembelajaran (Lee, 2000) Alasan-alasan ituadalah: pengalaman, motivasi, meningkatkan pembelajaran, materi yang otentik, interaksi yang lebih luas, lebih pribadi, tidak terpaku pada sumber tunggal, dan pemahaman global. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga atau media pembelajaran akan memberi kesempatan pada peserta didik untuk mendapat materi pembelajaran
12
yang otentik dan dapat berinteraksi secara lebih luas. Pembelajaran pun menjadi lebih bersifat interaktif yang akan memenuhi kebutuhan strategi pembelajaran. Perkembangan ilmu dan teknologi semakin mendorong usahausahake arah pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologidalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya, guru (pengajar) diharapkan dapat menggunakan alat atau bahan pendukung proses pembelajaran, dari alat yang sederhana sampai alat yang canggih (sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman). Bahkan mungkin lebih dari itu, guru diharapkan mampu mengembangkan keterampilan membuat media pembelajarannya sendiri. Oleh karena itu, guru (pengajar) harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994): (i) media sebagai alat komunikasi agar lebih mengefektifkan proses belajar mengajar; (ii) fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan; (iii) hubugan antara metode mengajar dengan media yang digunakan; (iv) nilai atau manfaat media dalam pengajaran; (v) pemilihan dan penggunaan media pembelajaran; (vi) berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran; dan (vii) usaha inovasi dalam pengadaan media pembelajaran. Media pembelajaran bermanfaat intuk melengkapi, memelihara dan bahkan meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran yang sedang berlangsung, penggunaan media dalam pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar, meningkatkan aktivitas siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa. Ketepatan penggunaan media pembelajaran tidak terlepas dari pemahaman kita terhadap ragam dan karakteristik media tersebut. Terdapat hubungan antara pengembangan media pembelajaran dengan hasil belajar ssiswa. Pada kenyataannya bahwa saat ini Indonesia memasuki era informasi yaitu suatu era yang ditandai dengan makin banyaknya medium informasi, tersebarnya informasi yang makin meluas dan seketika, serta informasi dalam berbagai bentuk yang bervariasi tersaji dalam waktu yang cepat. Penyajian pesan pada era informasi ini akan selalu menggunakan media, baik elektronik maupun non elektronik. Terkait dengan kehadiran media ini, (Dimyati,1996) menjelaskan bahwa suatu media yang terorganisasi secara rapi mempengaruhi secara sistematis lembaga-lembaga pendidikan seperti lembaga keluarga, agama,
13
sekolah, dan pramuka. Dari uraian tesebut menunjukkan bahwa kehadiran media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, termasuk sistem pendidikan kita, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. Dengan demikian hasil belajar seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang ada di luar individu adalah tersedianya media pembelajaran yang memberi kemudahan bagi individu untuk mempelajari materi pembelajaran, sehingga menghasilkan belajar yang lebih baik. Selain itu juga gaya belajar atau learning style merupakan suatu karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil bagi pembelajar yang merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar Peranan Media dalam proses belajar mengajar menurut Gerlac dan Ely (1971:285) ditegaskan bahwa ada tiga keistemewaan yang dimiliki media pengajaran yaitu : 1. Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian. 2. Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan. 3. Media mempunyai kemampuan utuk menampilkan sesuatu objek atau kejadian yang mengandung makna. Ibrahim (1982:12) mengemukakan fungsi atau peranan media dalam proses belajar mengajar antara lain : 1. Dapat menghindari terjadinya verbalisme 2. Membangkitkan minat atau motivasi 3. Menarik perhatian 4. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran 5. Mengaktifkan siswa dalam belajar 6. Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar. Kisi-kisi angket yang dapat disediakan dengan memperhatikan beberapa acuan atau indikator. Ketertarikan siswa pada media pembelajaran yaitu bagaimana kegiatan atau keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. Kesesuaian materi pembelajaran dengan media pembelajaran yang di
14
rancang. Kualitas dan juga manfaat media pembelajaran yang dikembangkan bagi kegiatan pembelajaran siswa. Rasa ingin tahu yang sangat besar membuat siswa jadi antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa mempunyai kemauan yang menyebabkan siswa ingin berprestasi dalam pembelajaran (Triyono, 2009).
2.1.3 Media Audio Visual Sekarang ini teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mampu memberikan manfaat yang positif di berbagai bidang. Hal ini dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia yang paling banyak adalah melalui proses belajar mengajar . Menurut Sadiman proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai sebuah proses menyampaikan pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu kepada penerima pesan, pesan tersebut berupa isi ajaran yang ada di kurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lain kedalam bentuk komunikasi visual maupun verbal. Pada dasarnya pada proses belajar mengajar merupakan sebuah sistem, yang didalamnya memiliki berbagai komponen yang saling bekerja sama dan terpadu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Media pembelajaran merupakan penyampaian informasi atau pesan pembelajaran pada siswa. Dengan adanya media pada proses belajar mengajar,
15
diharapkan dapat membantu guru dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa. Oleh karena itu, guru hendaknya menghadirkan media dalam setiap proses pembelajaran
demi
tercapainya
tujuan
pembelajaran.
media
pendidikan
mempunyai kegunaan untuk mengatasi berbagai hambatan, antara lain: hambatan komunikasi, keterbatasan ruang kelas, sikap siswa yang pasif, pengamatan siswa yang kurang seragam, sifat objek belajar yang kurang khusus sehingga tidak memungkinkan dipelajari tanpa media, tempat belajar yang terpencil dan sebagainya. Ronald Anderson (1987: 104) mengemukakan tentang beberapa tujuan dari pembelajaraan mengunakan media video, antara lain: a. Untuk tujuan kognitif : 1. Dapat mengembangkan mitra kognitif yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan gerak dan serasi. 2. Dapat menunjaukan serangkaian gambar diam tanpa suara sebagai media foto dan film bingkai meskipun kurang ekominis. 3. Melalui video dapat pula diajarkan pengetahuaan tentang hukumhukum dan prinsip – prinsip tertentu. 4. Video dapat digunakan untuk menunjukan contoh dan cara bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya yang menyangkut interaksi siswa. b. Untuk tujuan afektif : 1. Video merupakan media yang baik sekali untuk menyampaikan informasi dalam matra afektif. 2. Dapat menggunakan efek dan teknik, video dapat menjadi media yang sangat baik dalam mempengaruhi sikap dan emosi. 3. Untuk tujuan psikomotorik : i.
Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh ketrampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini dijelaskan, baik dengan cara memperlambat maupun mempercepat gerakan yang ditampilkan.
16
ii.
Melalui video siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka sehingga mampu mencoba ketrampilan yang menyangkut gerakan tadi.
Dalam pelaksanaannya, teknik penggunaan dan pemanfaatan media turut memberikan andil yang besar dalam menarik perhatian mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Djamarah mengelompokkan media ini berdasarkan jenisnya ke dalam beberapa jenis : 1. Media audio, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti tape recorder. 2. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam wujud visual. 3. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media ini dibagi ke dalam dua jenis : 1. Audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound slide. 2. Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD. Media audio visual sangat penting untuk menjadi sarana pendukung pembelajran, karena pada dasarnya media mempunyai dua fungsi utama, yaitu media sebagai alat bantu dan media sebagai sumber belajar bagi mahasiswa. Media Audio (media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara. Media audio-visual disebaut juga sebagai media video. Video merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media video terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptaan pesan belajar melalui bentuk visualisasi. Menurut Ronal Anderson, media video adalah merupakan rangkaian gambar
17
elektronis yang disertai oleh unsur suara audio juga mempunyai unsur gambar yang dituangkan melalui pita video (video tape), rangkaian gambar elektronis tersebut kemudian diputar dengan suatu alat yaitu video cassette recorder atau video player. Menurut Ronald Anderson (1987: 105) media video memiliki kelebihan, antara lain : 1) Dengan menggunakan video (disertai suara atau tidak), kita dapat menunjukkan kembali gerakan tertentu. 2) Dengan menggunakan efek tertentu dapat diperkokoh baik proses belajar maupun nilai hiburan dari penyajian itu. 3) Dengan video, informasi dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama di lokasi (kelas) yang berbeda dan dengan jumlah penonton atau peserta yang tak terbatas dengan jalan menempatkan monitor di setiap kelas. 4) Dengan video siswa dapat belajar secara mandiri.
Sedangkan keterbatasan penggunaan media video, antara lain : 1) Biaya produksi video sangat tinggi dan hanya sedikit orang yang mampu mengerjakannya. 2) Layar monitor yang kecil akan membatasi jumlah penonton, kecuali jaringan monitor dan sistem proyeksi video diperbanyak. 3) Ketika akan digunakan, peralatan video harus sudah tersedia di tempat penggunaan. 4) Sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain. Dari beberapa uraian media audio visual adalah suatu media yang terdiri dari media visual yang disinkronkan dengan media audio yang sangat memungkinkan terjalinya komunikasi dua arah antara guru dan anak didik di dalam proses belajar mengajar. Media audio visual merupakan perpaduan yang saling mendukung antara gambar dan suara, yang mampu menggugah perasaan dan pemikiran bagi yang menonton. Yang termasuk media ini adalah sound slide,
18
TV, film, dan sebagainya. Cara menggunakan alat-alat audio visual ada 4 tahap yang diterangkan berturut-turut yaitu persiapan, penyajian, penerapan, dan kelanjutan.
2.1.4 Kriteria Video Pembelajaran yang Efektif 2.1.4.1 Kriteria Umum Video Pembelajaran yang Efektif Secara singkat dapat dikatakan bahwa dasar pertimbangan dalam pemilihan media adalah dapat terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan pembelajaran. (M. Connel,1974) dengan tegas mengatakan “if the medium fits use it” artinya jika media sesuai gunakanlah. Diperlukan analisis terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi kesesuaian media, diantaranya : tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, modalitas belajar siswa (auditif, visual dan kinestetik), lingkungan, ketersediaan fasilitas pendukung, dan lain-lain. Secara teoritik setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan yang akan memberikan pengaruh terhadap afektifitas program pembelajaran. Sejalan dengan hal ini, pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media sebagai bagian integral dalam proses pendididkan yang kajiannya akan sangat dipengaruhi beberapa kriteria umum sebagai berikut : 1. Kesesuaian dengan tujuan Analisis dapat diarahkan pada taksonomi tujuan dari bloom, apakah tujuan itu bersifat kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kriteria pemilihan
media
didasarkan
atas
kesesuaiannya
dengan
standar
kompetensi, kompetensi dasar dan terutama indikator 2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran Bahan atau kajian apa yang akan diajarkan pada program pembelajaran tersebut.. 3. Kesesuaian dengan karakteristik pembelajaran atau siswa. Dalam hal ini media haruslah familiar dengan karakteristik siswa/guru. Yaitu mengkaji sifat-sifat dan cirri media yang akan digunakan. Pemilihan media harus melihat kondisi siswa secara fisik terutama keberfungsian alat indera yang dimilikinya. Selain pertimbangan
19
tersebut perlu juga diperhatikan aspek kemampuan awal siswa, budaya maupun kebiasaan siswa. Hal ini perlu diperhatikan untuk menghindari respok negative siswa, serta kesenjangan pemahaman antara pemahaman yang dimiliki peserta didik sebagai hasil belajarnya dengan isi materi yang terdapat pada media tersebut. 4. Kesesuaian dengan teori Pemilihan media harus didasarkan atas kesesuaian dengan teori. Bukan karena fanatisme guru terhadap suatu media yang dianggap paling disukai dan paling bagus, namun didasarkan atas teori yang di angkat dari penelitian dan riset sehingga telah teruji validitasnya. Pemilihan media harus merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran, yang fungsinya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajran. 5. Kesesuaian dengan gaya belajar siswa. Bobbi De Porter (1999;177) dalam buku “Quantum Learning” mengemukakan terdapat tiga gaya belajar siswa, yaitu : tipe visual, auditorial dan kinestik. Siswa yang memiliki tipe visual akan mudah memahami materi jika media yang digunakan adalah media visual seperti TV, Video, Grafis dan lain-lain. Siswa dengan tipe auditif, lebih menyukai cara belajar dengan , dibanding menulis dan melihat tayangan. Cirinya adalah berbicara kepada diri sendiri saat bekerja, mudah terganggu oleh keributan dan lin-lain. Sedangkan tipe kinestetik lebih suka melakukan dibanding membaca dan mendengarkan. Cirri-ciri tipe ini adalah berbicara dengan perlahan, menanggapi perhatian , menyentuh orang untuk mendapat perhatian dari orang lain dan lain-lain. 6. Kesesuaian dengan kondisi lingkungan Fasilitas pendukung, dan waktu yang tersedia. Bagaimana bagusnya sebuah media, apabila tidak didukung oleh fasilitas dan waktu yang tersedia, maka kurang efektif.
20
2.1.4.2 Kriteria Khusus Video Pembelajaran yang Efektif Erickson (dalam Hidayat:2011) memberi saran dalam mengembangkan kriteria pemilihan media dalam bentuk chek list sebagai berikut: “Sejumlah kriteria khusus lainnya dalam memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari; access, cost, technology, interactivity, organization, dan novelty. 1) Acces Media yang diperlukan dapat tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan siswa 2) Cost Media yang akan dipilih atau digunakan, pembiayaannya dapat dijangkau. 3) Technology Media yang akan digunakan apakah teknologinya tersedia dan mudah menggunakannya. 4) Interactivity Media yang akan dipilih dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Sehingga siswa akan terlibat (aktif) baik secara fisik, intelektual dan mental. 5) Organization Dalam memilih media pembelajaran tersebut, secara organisatoris mendapatkan dukungan dari pimpinan sekolah (ada unit organisasi seperti pusat sumber belajar yang mengelola). 6) Novelty Media yang dipilih tersebut memiliki nilai kebaruan, sehingga memiliki daya tarik bagi siswa yang belajar.
Menurut (dalam Hidayat: 2011) media-media yang akan dipilih dalam proses pembelajaran juga harus memenuhi syarat-syarat visible, intresting, simple, useful, accurate, legitimate, structure (VISUALS). Penjelasan dari syarat tersebut adalah:
21
A. Visible atau mudah dilihat Media yang digunakan harus dapat memperikan keterbacaan bagi orang lain yang melihatnya; B. Interesting atau menarik Media yang digunakan harus memiliki nilai kemenarikan. Sehingga yang melihatnya akan tergerak dan terdorong untuk memperhatikan pesan yang disampaikan melalui media tersebut C. Simple atau sederhana Media yang digunakan juga harus memiliki nilai kepraktisan dan kesederhanaan, sehingga tidak berakibat pada in-efesiensi dalam pembelajaran; D. Useful atau bermanfaat Media yang digunakan dapat bermanfaat dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan, E. Accurate atau benar Media yang dipilih benar-benar sesuai dengan karakteristik materi atau tujuan pembelajaran. Atau dengan kata lain media tersebut benar-benar valid dalam pembuatan dan penggunaannya dalam pembelajaran; F. Legitimate atau Sah Media pembelajaran dirancang dan digunakan untuk kepentingan pembelajaran oleh orang atau lembaga yang berwenang (seperti guru); G. Structure atau tersetruktur Media pembelajaran, baik dalam pembuatan atau penggunaannya merupakan bagian tak terpisahkan dari materi yang akan disampaikan melalui media tersebut.
Menurut wilkinson (dalam Hidayat:2011), ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam memilih video pembelajaran, yakni: a.
Tujuan
22
Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Tujuan yang dirumuskan ini adalah kriteria yang paling cocok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan dari kriteria utama. b.
Ketepatgunaan Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajarai adalah aspek-aspek yang menyakut gerak, maka media film atau video akan lebih tepat. Wilkinson menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan yang bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapain akademik.
d. Keadaan siswa Media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung dari beda interindividual antara siswa. Msialnya kalau siswa tergolong tipe auditif/visual maka siswa yang tergolong auditif dapat belajar dengan media visual dari siswa yang tergolong visual dapat juga belajar dengan menggunakan media auditif. e. Ketersediaan Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tuuan pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia. Menurut wilkinson, media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru. f. Biaya Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media, hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.
Dengan kriteria pemilihan media di atas, guru dapat lebih mudah menggunakan media mana yang lebih tepat untuk membantu mempermudah tugas-tugasnya sebagai pemelajar. Kehadiran media dalam proses pembelajaran
23
jangan dipaksakan sehingga mempersulit tugas guru, tetapi harus sebaliknya yakni mempermudah guru dalam menjelaskan bahan pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
2.1.4.3 Perencanaan Teknis Pembelajaran Dengan Menggunakan Video Pembelajaran Sebelum dapat megguanakan media audio visual dengan baik dan tepat guna, tentu banyak persiapan yang harus dilakukan diantaranya: 1. Mempersiapkan ruangan yang tertutup sehingga cahaya yang masuk tidak terlalu mengganggu pemutaran media. 2. Mempersiapkan software dan hardware yang akan digunakan dalam menunjang proses pembelajaran. 3. Pastikan software (VCD/DVD) yang digunakan dalam menjelaskan materi, sesuai dan cocok untuk disimak oleh siswa. 4. Guru mempersiapkan pertanyaan – pertanyaan yang berkaitan dengan video dan film yang ditampilkan. 5. Sebelum
memulai
pastikan
juga
posisi
duduk
siswa
dalam
menyimak/menonton 6. Film/video haruslah nyaman, agar siswa tidak ribut dan menyimak dengan baik. 7. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan yaitu, memulai pembelajaran dengan menyampaikan topik yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan teknis pembelajaran hari ini. Kemudian kita memutarkan video dan mengarahkan siswa untuk menyimak.
2.1.4.4 Alasan Digunakannya Video Pembelajaran Beberapa alasan kenapa media audio visual lebih tepat dibandingkan media lainnya untuk membimbing siswa dalam pelajaran Sains yaitu karena : a.
Anak sekolah dasar masih dalam fase operasional kongkret dimana mereka harus melihat atau mengamati secara kongkret benda yang dipelajarinya agar mereka lebih melekat dalam ingatannya.
24
b.
Kualitas video sangat variatif, dan tampilannya pun dapat menarik perhatian siswa.
c.
Kita dapat mencari video di toko – toko VCD dan DVD dan dapat memilih sesuai kebutuhan dan kondisi siswa.
d.
Video/film yang di tampilkan dapat merangsang tidak hanya melalui suara saja atau gambar saja, tetapi melalui gambar dan suara sehingga siswa lebih menikmati dalam menyimak pelajaran.
e.
Video juga dapat merangsang dan menumbuhkan daya imajinasi siswa.
f.
Daya ingan siswa lebih lama melekat karena siswa tidak hanya mendengar tetapi mereka juga melihat peristiwanya.
g.
Video dapat diperlambat, diulang, dipause, agar dalam menyimak lebih maksimal hasilnya.
2.1.5 Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation dengan Video Pembelajaran dalam Kegiatan Pembelajaran Guru memiliki peran yang penting dalam proses pembelajaran, guru adalah penanggung jawab utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melatih kemampuan siswa, termasuk pemahaman siswa dengan mencari kemudian membangun pengetahuannya sendiri, melatih keaktifan siswa dan memberikan kebebasan berfikir. Proses pembelajaran akan berlangsung efektif jika menggunakan model pembelajaran yang tepat dan sesuai, namun suatu proses pembelajaran akan berlangsung lebih efektif apabila disertai dengan teknologi atau alat bantu untuk menyampaikan informasi yang disebut dengan media pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk maksimal dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar disekolah yang menarik agar siswa bersemangat, termotivasi, selalu ingin tahu dan aktif disetiap kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran group investigation dengan video pembelajaran ini diterapkan secara bersama dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa, dengan model ini juga dapat lebih menarik perhatian siswa
25
didalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. Langkah-langkahnya adalah dengan menggabungkan antara
model
pembelajaran Group Investigation dengan video pembelajaran. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 3 - 4 orang siswa. Setiap kelompok diberikan materi yang sama untuk dipelajari. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kedua model pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut :
Tahapan
Kegiatan
1. Kegiatan awal
1. Berdoa 2. Presensi 3. Apersepsi 4. Penjelasan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti
1. Eksplorasi a. Tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari atau bertukar cerita tentang pengalaman yang berkaitan dengan materi. b. Guru memberikan artikel yang berhubungsn dengan sumber daya alam c. Guru memutarkan video yang berkaitan dengan sumber daya alam dan siswa memperhatikan d. Guru bersama siswa membahas isi dari video yang telah diputarkan 2. Elaborasi a. Guru bersama siswa membagi kelompok secara heterogen dengan masing – masing kelompok terdiri 3 – 4 anggota. b. Setiap kelompok menentukan topik yang akan didiskusikan dalam kelompoknya. c. Setiap kelompok menyelesaikan tugas dari guru.
26
d. Siswa menyelesaikan tugas dengan berdiskusi bersama anggota kelompoknya masing – masing. e. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas dalam kelompok f. Siswa menyelesaikan tugas dengan mencari dari sumber lain. g. Setiap
kelompok
diskusinya
mempresentasikann
kelompok
lain
hasil
memperhatikan
kemudian menanggapi. h. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan. i. Peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaannya. 3. Konfirmasi a. Guru memberikan masukan pada presentasi setiap kelompok. b. Guru bersama siswa meluruskan pemahaman yang keliru tentang materi. c. Guru memberikan penguatan 3. Kegiatan akhir
1. Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan kembali tentang materi yang telah dipelajari. 2. Guru memberikan tugas individu (PR) kepada siswa. 3. Salam penutup
Proses pembelajaran dengan menggunakan model group investigation dengan video pembelajaran menurut saya akan lebih efektif untuk digunakan. Siswa akan lebih tertarik dari pada kita sebagai guru hanya menggunanakan metode ceramah atau pun demonstrasi pada saat menjelaskan materi. Dengan ceramah siswa akan merasa cepat bosan atau jenuh, sehingga materi yang disampaikan tidak akan dicerna dengan baik. Melalui model pembelajaran group investigation juga siswa akan belajar bagaimana mereka bekerja dalam satu team, mereka akan bertukar pendapat, kerjasama dengan teman sehingga siswa akan
27
lebih aktif dan pembelajaran dikelaspun juga efektif, jadi akan lebih mudah bagi seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.1.6 Pengertian Pembelajaran Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari. Sedangkan mengajar sendiri memiliki pengertian : 1. Upaya guru untuk “membangkitkan” yang berarti menyebabkan atau mendorong seseorang (siswa) belajar. (Rochman Nata Wijaya,1992) 2.
Menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjdinya proses belajar. (Hasibuan J.J,1992)
3. Suatu usaha untuk membuat siswa belajar, yaitu usaha untuk terjadinya perubahan tingkah laku. (Gagne) Dan Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. (KBBI) Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. 28
Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20) Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967, hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi
kegiatan
secara
optimal.
Dan
dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen : 1. Siswa Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. 2. Guru Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. 3. Tujuan Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. 4. Isi Pelajaran Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
29
5. Metode Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan. 6. Media Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa. 7. Evaluasi Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya. 2.1.7 Ciri-ciri Pembelajaran yang Efektif Menurut Eggen & Kauchak (1998) Menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif,yaitu: 1. siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan
serta
membentuk
konsep
dan
generalisasi
berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan, 2. guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran, 3. aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian, 4. guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi 5. orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir. 6. guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru. Adapun ciri-ciri pembelajaran yang menganut unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa sebagai berikut :
30
1. Motivasi belajar Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaina usaha untuk menyediakan kondisi kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatau, dan bila ia tidak suka, maka ia akan berusaha mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi dapat dirangsang dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Adalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang/siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
yang menjalin
kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dihendaki dapat dicapai oleh siswa (Sardiman, A.M. 1992) 2. Bahan belajar Yakni segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat merangsang daya cipta agar menumbuhkan dorongan pada diri siswa untuk memecahkannya sehingga kelas menjadi hidup. 3. Alat Bantu belajar Semua alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (siswa). Inforamsi yang disampaikan melalui media harus dapat diterima oleh siswa, dengan menggunakan salah satu ataupun gabungan beberaapa alat indera mereka. Sehingga, apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan gambar-gambar, foto, grafik, dan sebagainya, dan siswa diberi kesempatan untuk melihat, memegang, meraba, atau mengerjakan sendiri maka memudahkan siswa untuk mengerti pengajaran tersebut.
31
4. Suasana belajar Suasana yang dapat menimbulkan aktivitas atau gairah pada siswa adalah apabila terjadi : a) Adanya komunikasi dua arah (antara guru-siswa maupun sebaliknya) yang intim dan hangat, sehingga hubungan guru-siswa yang secara hakiki setara dan dapat berbuat bersama. b) Adanya kegairahan dan kegembiraan belajar. Hal ini dapat terjadi apabila isi pelajaran yang disediakan berkesusaian dengan karakteristik siswa. Kegairahan dan kegembiraan belajar jug adapat ditimbulkan dari media, selain isi pelajaran yang disesuaiakan dengan karakteristik siswa, juga didukung oleh factor intern siswa yang belajar yaitu sehat jasmani, ada minat, perhatian, motivasi, dan lain sebagainya. 5. Kondisi siswa yang belajar Mengenai kondisi siswa, adapat dikemukakan di sini sebagai berikut : 1) Siswa memilki sifat yang unik, artinya anatara anak yang satu dengan yang lainnya berbeda. 2) Kesamaan siwa, yaitu memiliki langkah-langkah perkenbangan, dan memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran. Kondisi siswa sendiri sangat dipengaruhi oleh factor intern dan juga factor luar, yaitu segala sesuatau yang ada di luar diri siswa, termasuk situasi pembelajaran yang diciptakan guru. Oleh Karena itu kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada peranan dan partisipasi siswa, bukan peran guru yang dominant, tetapi lebih berperan sebagai fasilitaor, motivator, dan pembimbing.
32
2.1.8 Hasil Belajar 2.1.8.1 Belajar Menurut Slameto (2002) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Sardiman A.M dalam Sunarto (2009) mengemukakan belajar dalam pengertian luas adalah kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Menurut Sumadi Suryabrata (1998) mengemukakan bahwa belajar itu membawa perubahan, perubahan tersebut didapatkan dari kecakapan baru, dan perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha. Sedangkan Syaiful B.Djamarah dalam Ariyanto (2009) mengungkapkan bahwa belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan dan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungan (Sugihartono dkk, 2007). Belajar harus menghasilkan perubahan tingkah laku. Hasil tersebut, dapat berupa pengetahuan, keterampilan (dari tidak dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan), serta nilai dan sikap (dari tidak dapat berlaku sopan sampai mengetahui, memahami, menguasai dan dapat bertingkahlaku sopan). Belajar akan berlangsung (dengan baik) apabila perubahan-perubahan berikut terjadi; “1. penambahan informasi, 2. mengembangkan atau meningkatkan pengertian, 3. penerimaan sikap-sikap baru, 4. Memperoleh penghargaan baru, 5. mengerjakan sesuatu dengan apa yang telah dipelajari."(Surjadi dalam Aryanti 2004). Suatu perubahan tingkah laku disebut belajar apabila perubahan tersebut merupakan hasil upaya yang dilakukan individu secara sadar dan disengaja. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sustu aktivitas
33
yang menghasilkan perubahan tingkah laku, yang pada prinsipnya individu yang belajar memperoleh sesuatu yang baru.
2.1.8.2 Pengertian Hasil Belajar Sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan guru mengajar dan keberhasilan siswa dalam belajar, setiap akhir pelajaran diadakan evaluasi belajar yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai anak didik dalam proses belajar mengajar disebut juga dengan prestasi belajar. Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka dan nilai - nilai yang terdapat di dalam kurikulum. Menurut Adi Negoro dalam Aryanto (2009), prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berhasil dan prestasi itu rnenunjukkan kecakapan suatu bangsa. Menurut W.J.S Purwadarrninto dalam Sunarto (2009) prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik - baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal - hal yang dikerjakan atau dilakukan. Arif Gunarso dalam Setyowati (2006) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan Suryabrata (1988) menyatakan bahwa prestasi belajar diwujudkan dengan nilai baik, dengan menggunakan lambang A, B, C, D, dan E untuk menunjukkan kelakuan, kerajinan, kerapian, dan kegiatan ekstrakurikuler. Untuk penilaian kemampuan atau prestasi dalam mata pelajaran dengan menggunakan skala 0 sampai 10. Koster dalam aryanto (2009) berpendapat bahwa prestasi belajar siswa merupakan pengetahuan yang dicapai siswa pada sejumlah mapel yang dimuat dalam raport sebagai buku laporan nilai atau laporan pendidikan pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.
34
2.1.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa menurut Nana Sudjana (1989) dalam: a. Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri, antara lain ialah kemampuan yang dimilikinya, minat, motivasi serta faktor-faktor lainnya. b. Faktor ekstern, yaitu faktor yang berada di luar individu diantaranya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Bloom dalam Arif Setiawan (2007) mengemukakan tigafaktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu kemampuankognitif, motifasi belajar, dan kualitas pembelajaran. Robinson dan Tanner (dalam Slameto, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu perilaku sosial, konsep diri akademik, strategi belajar siswa, motivasi, pola asuh dan status ekonomi. Menurut Slameto (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. 1. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern tersebut meliputi beberapa hal antara lain : a. Faktor jasmainah yang terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh. b. Faktor psikologis, terdapat tujuh faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-aktor tersebut adalah intelegensi, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. 2. Faktor ektern adalah faktor yang ada di luar individu yang sedang belajar. Faktor ekstern meliputi beberapa hal antara lain : a. Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.
35
b. Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keaaan gedung, metode belajar an tugas rumah. c. Faktor masyarakat Masyarakat merupkan faktor yang berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadan siswa dalam masyarakat. Faktor tersebut meliputi kegitan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
2.1.10 Kerangka Berpikir Pembelajaran akan membosankan jika tidak adanya variasi dalam proses belajar mengajar. Ketrampilan dan ilmu pengetahuan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya yaitu melalui pembelajaran, dimana pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditunjuk untuk membelajarkan siswa. Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajaranya. Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal diperlukan berbagai faktor pendukung. Diantaranya kurikulum, model pembelajaran serta sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar mengajar di sekolah. Pembelajaran yang menggunakan media akan mengurangi kondisi yang monoton dan pembelajaran akan lebih menarik siswa. Salah satu media yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPA adalah dengan menggunakan video pembelajaran yang nantinya akan digabungkan dengan model pembelajaran group investigation, agar siswa juga belajar bekerja tidak hanya secara individu tetapi juga berkelompok. Langkah awal untuk mencapai hasil perbaikan pembelajaran yang diharapkan pada pelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam dan teknologi, guru harus dapat menentukan model dan media atau alat perga yang tepat dan dapat menarik perhatian siswa sehingga dapat memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Penentuan model, media dan alat peraga yang tepat
36
dalam proses pembelajaran ini akan sangat menentukan berhasil tidaknya penyampaian materi kepada siswa. Untuk itu guru hendaknya tidak berprinsip sebagi satu – satunya sumber ilmu tetapi lebih bersifat sebagai fasilitator. Model pembelajaran group investigation dengan video pembelajaran adalah model dan salah satu media yang tepat digunakan dalam pokok bahasan sumber daya alam dan teknologi. Sehingga diharapkan video pembelajaran ini akan menarik dan memudahkan siswa dalam membantu memahami konsep tentang sumber daya alam dan teknologi. Perlu disadari bahwa hasil belajar yang rendah bukan sepenuhnya karena faktor guru sebagai pendidik, tapi bisa juga karena siswa itu sendiri.
Kondisi Awal
Pembelajaran berpusat pada guru
Guru ceramah dan siswa mendengarkan
Hasil Belajar IPA siswa rendah dari KKM
Tindakan
Pembelajaran menggunakan model GI dengan video pembelajaran dalam pembelajaran IPA
Pemberian tugas
Pemberian soal evalusi
Hasil belajar IPA siswa tinggi di atas KKM
2.1.11 Hipotesis Pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV dalam mata pelajaran IPA di SD Negeri Gedong 01, Kecamatan banyubiru, Kabupaten Semarang.
37