BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.
Hakekat Futsal a.
Pengertian dan Histori Futsal Kata Futsal, yang juga merupakan istilah internasional ini, berasal dari bahasa Spanyol atau Portugis, yaitu Futbol (sepak bola) dan Sala (ruangan), jika digabungkan artinya menjadi “Sepak Bola dalam Ruangan”. Menurut FIFA asal mula Futsal ini mulai pada tahun 1930 di Montevideo, Uruguay. Pertama Futsal ini diperkenalkan oleh Juan Carlos Ceriani, seorang pelatih sepakbola asal Argentina. Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutamanya di Brasil. Ketrampilan yang dikembangkan dalam permainan ini dapat dilihat dalam gaya terkenal dunia yang diperlihatkan pemain-pemain Brasil di luar ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Pele, bintang terkenal Brasil, contohnya, mengembangkan bakatnya di futsal. Sementara Brasil terus menjadi pusat futsal dunia, permainan ini sekarang dimainkan di bawah perlindungan Fédération Internationale de Football Association di seluruh dunia, dari Eropa hingga Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia, dan Oseania. Pertandingan internasional pertama diadakan pada tahun 1965, Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama. Enam perebutan Piala Amerika Selatan berikutnya diselenggarakan hingga tahun 1979, dan semua gelaran juara disapu habis Brasil. Brasil meneruskan dominasinya dengan meraih Piala Pan Amerika pertama tahun 1980 dan memenangkannya lagi pada perebutan berikutnya tahun 1984. Kejuaraan Dunia Futsal pertama diadakan atas bantuan FIFUSA (sebelum anggotaanggotanya bergabung dengan FIFA pada tahun 1989) di Sao Paulo, Brasil, tahun 1982, berakhir dengan Brasil di posisi pertama. Brasil mengulangi kemenangannya di Kejuaraan Dunia kedua tahun 1985 di 7
8 Spanyol, tetapi menderita kekalahan dari Paraguay dalam Kejuaraan Dunia ketiga tahun 1988 di Australia. Pertandingan futsal internasional pertama diadakan di AS pada Desember 1985, di Universitas Negeri Sonoma di Rohnert Park, California. Futsal The Rule of The Game. Olahraga futsal merupakan olahraga yang tergolong baru untuk masyarakat Indonesia. Perkembangan futsal di Indonesia tidak lepas dari perkembangan olahraga ini di kalangan mahasiswa di Jakarta yang sangat pesat. Karakteristik olahraga futsal adalah membutuhkan kecepatan, daya tahan kekuatan, dan kelincahan dalam waktu yang relatif lama karena futsal memerlukan teknik dan taktik khusus begitu pula dalam hal kondisi fisik. Segi fisik yang kadang kala menjadi persoalan dalam persaingan perebutan prestasi tertinggi dalam bidang olahraga di Indonesia pada umumnya. Menurut Lhaksana (2011:17) ada 5 komponen yang dominan dalam latihan fisik untuk olahraga futsal yaitu daya tahan, kecepatan, kekuatan, koordinasi dan kelincahan. Melihat dari karakteristik cabang olahraga futsal, dapat disimpulkan bahwa komponen yang harus lebih dominan dimiliki pemain futsal adalah daya tahan (endurance), kekuatan (strength), kecepatan (speed) dan tanpa meniggalkan komponen lain. b. Teknik Dasar dalam Futsal Teknik dasar dalam futsal pada umumnya sama halnya dengan permainan sepak bola, teknik dasar bermain futsal meliputi: 1) Teknik dasar mengumpan (passing), 2) Teknik dasar menahan bola (control), 3) Teknik dasar mengumpan lambung (chipping), 4) Teknik dasar menggiring bola (dribbling), dan 5) Teknik dasar menembak bola (shooting). c.
Perlengkapan Futsal 1) Lapangan Permainan a) Ukuran: panjang 25-42 m x lebar 15-25 m. b) Garis Batas: garis selebar 8 cm.
9 c) Lingkaran tengah: berdiameter 6 m. d) Daerah penalti: busur berukuran 6 m dari titik pos. e) Garis penalti: 6 m dari titik tengah garis gawang. f) Garis penalti kedua: 12 m dari titik tengah garis gawang. g) Zona pergantian pemain: daerah 6 m ( 3 m pada setiap garis tengah lapangan) pada posisi tribun dari pelemparan. h) Gawang: tinggi 2 m x lebar 3 m.
Gambar 2.1 Lapangan Futsal (Lhaksana, 2011:7) 2) Bola a) Ukuran: nomor 4. b) Keliling: 62-64 cm. c) Berat: 390-430 gram. d) Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama. e) Bahan: kulit atau bahan yang cocok lainnya (yang tidak berbahaya). 3) Jumlah Pemain (per tim) a) Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 5, salah satunya penjaga gawang b) Jumlah pemain minimal untuk mengakhiri pertandingan: 2 c) Jumlah pemain cadangan maksimal: 7 d) Jumlah wasit: 2
10 e) Jumlah hakim garis: 0 f) Batas jumlah pergantian pemain: tak terbatas. g) Metode pergantian: “pergantian melayang” (semua pemain kecuali penjaga gawang boleh memasuki dan meninggalkan lapangan kapan saja; pergantian penjaga gawang hanya dapat dilakukan jika bola tak sedang dimainkan dan dengan persetujuan wasit) 4) Lama Permainan a) Lama normal: 2x20 menit. b) Lama istirahat: 10 menit c) Lama perpanjangan waktu: 2x5 menit. d) Ada adu penalti jika hasil imbang saat perpanjangan waktu usai. e) Time-out: 1 kali per tim per babak dalam waktu normal (tidak ada dalam waktu tambahan). f) 2.
Waktu pergantian babak: maksimal 10 menit
Kecepatan dan Permainan Futsal a.
Pengertian Kecepatan Kecepatan adalah kemampuan organisme gerak seseorang untuk melakukan gerakan dengan waktu yang paling singkat agar mencapai hasil yang sebaik mungkin. Lari cepat (sprint) sangat memerlukan kondisi fisik yang prima, oleh karena itu perlu dicari suatu metode yang cocok dan pas untuk tiap-tiap atlit sesuai dengan karakteristik masingmaasing atlit. Sebagai dasar pengembangan metode latihan yang baik perlu diketahui bahwa kualitas fisik dasar sangatlah penting diketahui oleh setiap pelatih atau guru olahraga. Menurut Suharno (1985:43), kecepatan adalah kemampuan untuk berpindah atau bergerak dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu yang singkat atau secepat-cepatnya. Sebagaimana diketahui bahwa olahraga futsal sangat mengandalkan kecepatan. Itulah sebabnya latihan kecepatan harus diperhitungkan dengan baik. Ada beberapa prinsip dalam latihan kecepatan, yaitu: a) Jarak yang dekat.
11 b) Kecepatan yang maksimal c) Jumlah repetisi, dan d) Istirahat yang cukup (minimal 1 kali setiap 5 kali repetisi dan maksimal 1 kali setiap 10 kali repetisi). Menurut
Ismaryati
(2008:57)
yaitu
“kecepatan
adalah
kemapuan bergerak dengan kemungkinan kecepatan tercepat”. Ditinjau dari sistem gerak, kecepatan adalah kemampuan dasar mobilitas system saraf pusat dan perangkat otot untuk menampilkan gerakan-gerakan pada kecepatan
tertentu.
Dari
sudut
pandang
mekanika,
kecepatan
diekspresikan sebagai rasio antara jarak dan waktu (Bompa: 1990:177). b. Macam-macam Kecepatan Menurut Ismaryati (2008:57), kecepatan dibedakan menjadi dua macam, yakni kecepatan umum dan kecepatan khusus. 1) Kecepatan umum Kecepatan umum adalah kapasitas untuk melakukan berbagai macam gerakan (reaksi motorik) dengan cara yang cepat. 2) Kecepatan khusus Kecepatan khusus adalah kapasitas untuk melakukan suatu latihan atau ketrampilan pada kecepatan tertentu, biasanya sangat tingggi. Kecepatan khusus adalah khusus untuk cabang olahraga dan sebagian besar tidak dapat ditransferkan, dan hanya mungkin dikembangkan melalui metode khusus. Sedangkan menurut Sarwono (1993:19), kecepatan ada dua macam yaitu kecepatan asiklis dan kecepatan siklis. 1) Kecepatan Asiklis Kecepatan ini mengenai kecepatan gerak yang dibatasi oleh faktorfaktor yang terletak pada otot, yakni ; kekuatan statis dan kecepatan kontraksi otot. Kedua faktor ini sangat tergantung pada viskositas dan tonus otot. Faktor pembatas selain faktor kekuatan statis dan kecepatan kontraksi otot adalah faktor kerja antagonis otot, panjang pengungkit dan massa yang digerakkan. Sedangkan faktor-faktor
12 yang menentukan prestasinya adalah tenaga dinamis (perbandingan tubuh-pengungkit) dan massa (perbandingan beban-tenaga). 2) Kecepatan Siklis Kecepatan ini adalah produk yang dihitung dari frekuensi gerak (frekuensi langkah) dan amplitude gerak (panjang langkah). Bila gerak siklis mulai dengan kecepatan nol pada pemberian isyarat/tanda mulai, dan jika waktunya dihitung dari pemberian isyarat, maka kecepatannya dapat dibedakan menjadi empat faktor, yakni; kecepatan reaksi (pada start), percepatan gerak (pada metermeter pertama), kecepatan dasar (sebagai kecepatan maksimal), dan stamina kecepatan (daya tahan kecepatan). c.
Faktor yang Memengaruhi Kecepatan Dalam mengembangkan kecepatan, pelatih dan atlet harus memahami faktor yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk menghasilkan gerakan kecepatan tinggi. Kemampuan berlari cepat dipengaruhi oleh beberapa faktor fisiologis dan kinerja. Menurut Bompa (1994:310-312) bahwa ada 6 faktor yang mempengaruhi kecepatan yaitu:
3.
1)
Keturunan (heredity)
2)
Waktu reaksi
3)
Kemampuan untuk mengatasi tahanan luar
4)
Teknik
5)
Konsentrasi dan semangat
6)
Elastisitas otot
Kelincahan dan Permainan Futsal a. Pengertian Kelincahan Kelincahan secara umum diartikan sebagai kemampuan untuk merubah arah secara cepat tanpa menimbulkan gangguan pada keseimbangan. Kelincahan merupakan kemampuan biomotor dari unsurunsur kemampuan fisik secara umum, yaitu keterampilan untuk mengubah arah gerakan tubuh atau bagian tubuh secara tiba tiba (Irianto,
13 2009:68). kelincahan merupakan salah satu komponen kesegaran jasmani yang sangat diperlukan pada semua aktivitas yang membutuhkan kecepatan perubahan posisi tubuh dan bagian-bagiannya. Disamping itu kelincahan merupakan prasyarat untuk mempelajari dan memperbaiki keterampilan gerak dan teknik olahraga, terutama gerakan-gerakan yang membutuhkan koordinasi gerak. Menurut Suharno
(1985:47) bahwa,
”kelincahan adalah kemampuan gerak atlit untuk mengubah posisi badan dan arah secepat mungkin sesuai dengan yang dikehendaki”. Kelincahan didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengubah kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat (Ismaryati, 2008:76). Berdasarkan pengertian kelincahan yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa, kelincahan merupakan kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak sesuai situasi yang dihadapi tanpa kehilangan keseimbangan. Seseorang dapat dikatakan lincah jika orang tersebut memiliki kemampuan melakukan gerakan dengan kecepatan tinggi dan dengan koordinasi gerak yang baik tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Seseorang yang memiliki kemampuan merubah arah dari satu posisi tertentu ke posisi yang berbeda dengan kecepatan tinggi dan dengan koordinasi yang baik, berarti memiliki kelincahan yang cukup tinggi. b. Manfaat Kelincahan Kelincahan pada prinsipnya berperan untuk aktivitas yang melibatkan gerak tubuh yang berubah-ubah dengan tetap memelihara keseimbangan. Dengan memiliki kelincahan, maka gerakan dapat dilakukan lebih efektif dan efisien. Menurut Suharno (1985:24) kegunaan kelincahan yaitu: 1) Mengkoordinasikan gerakan-gerakan berganda (stimulasi) 2) Mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi 3) Mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan bertanding
14 4) Gerakan dapat efisien dan efektif. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kelincahan memiliki kegunaan yang cukup besar dalam aktivitas olahraga. Dengan memiliki kelincahan yang baik akan mendukung pencapaian prestasi lebih optimal. c. Bentuk-bentuk Latihan Kelincahan Adapun
bentuk
bentuk
latihan
kelincahan,yaitu
latihan
mengubah arah tubuh secara berulang ulang. Dengan adanya bentuk latihan diharapkan dapat terbiasa bergerak mengubah posisi tubuh dengan cepat. Bentuk latihannya adalah: 1) Latihan mengubah arah gerak lurus (shutle run). 2) Latihan berlari dengn rintngan berkelok kelok atau zigzag. 3) Latihan mengubah posisi jongkok-berdiri / squat trust. 4) Latihan Ladder Drill Untuk meningkatkan kecepatan lari dan kelincahan perlu diperhatikan faktor kondisi fisik lain yaitu kelentukan. Kelentukan sangantlah penting, karena apabila seseorang mengalami kurang luas gerak dalam persendiannya, dapat menimbulkan gangguan kurang gerak dan menimbulkan cedera (Sajoto, 1998:51). Dengan kurang lenturnya bagian tubuh, maka aktivitas atau gerak seseorang menjadi terbatas, dan beban otot menjadi berat. 4.
Latihan Ladder Drill a.
Definisi Latihan Latihan merupakan suatu kegiatan olahraga yang sistematis dalam waktu yang panjang, ditingkatkan secara bertahap dan perorangan, bertujuan
membentuk
manusia
yang
berfungsi
fisiologis
dan
psikologisnya untuk memenuhi tuntutan tugas (Bompa, 2009: 3). Agar dapat mencapai hasil yang optimal maka latihan harus disusun dan direncanakan dengan baik. Diantaranya dengan membuat dan menyusun program latihan agar tujuan latihan dapat dikontrol dan dievaluasi bila terdapat
kekurangan.
Proses
perencanaan dalam latihan haarus
15 menunjukkan organisasi, metodologi dan prosedur khusus yang baik yang akan mengarahkan atlet kepada indeks prestasi yang tinggi. Dapat ditarik suatu pemahaman dari pendapat diatas mengenai pengertian latihan fisik yaitu meliputi: 1) Suatu proses 2) Dilakukan secara sistematis 3) Berulang-ulang 4) Dilaksanakan secara berulang-ulang dan berkelanjutan 5) Ada peningkatan beban latihan 6) Dalam jangka waktu yang panjang b. Dosis Latihan Menurut Nossek (1982:81), dosis latihan lompat untuk meningkatkan power otot tungkai adalah dengan intensitas 30%-50%, repetisinya 6-12, antara 4-6 seri, interval istirahat 2-5 menit dengan irama latihan cepat dan eksplosif. Penentuan dosis latihan adalah menetapkan tentang ukuran beban latihan yang harus dilakukan oleh atlet untuk jangka waktu tertentu. Ada dua bentuk dosis latihan yaitu dosis ekternal dan dosis internal. Dosis ekternal (outer load) adalah jumlah beban kerja yang dirancang bagi seorang atlet yang menyusun kerangka sesi dari suatu program latihan. Untuk menyusun program latihan yang benar, seorang pelatih perlu mengenal karakteristik dosis eksternal. Komponen dosis ekternal adalah volume yaitu jumlah kerja yang ditampilkan selama satu sesi latihan atau suatu fase latihan. Menurut Bompa (2009:82), Volume latihan dapat berupa durasi, jarak tempuh dan jumlah pengulangan/repetisi. Beban latihan dapat dikatakan sebagai dosis latihan fisik. Yang dimaksud dosis latihan antara lain: 1) Intensitas latihan dapat diartikan sebagai kualitas beban (ringan, sedang, berat atau low moderate, sub maximal, maximal, super maximal), 2) Frekuensi latihan merupakan jumlah kejadian/ulangan, 3) Durasi latihan diartikan sebagai lamanya latihan dilaksanakan. Durasi latihan juga akan mempengaruhi perubahan adaptasi tubuh,
16 4) Jenis latihan atau bentuk latihan. Yang dimaksud jenis adalah karakteristik latihan dari intensitas, frekuensi dan durasi latihan Fox (1984:131). Menurut Sukadiyanto (2010:27), adapun cara meningkatkan beban latihan dapat dengan cara diperbanyak, dipercepat, diperberat, dan diperlama. Lebih lanjut, untuk menentukan beban latihan adalah dengan menggunakan repetisi. Repetisi adalah jumlah ulangan yang dilakukan untuk setiap butir atau item latihan. c.
Prinsip-prinsip Dasar Latihan. Menurut Irianto (2002:43- 47), prinsip latihan yang harus diperhatikan oleh seorang pelatih antara lain: Prinsip beban lebih (overload), prinsip kekhususan (specifity), prinsip beban latihan meningkat bertahap (the tprinciples of progressive increase load) dan prinsip
kembali
asal
(reversibel).
Program
latihan
hendaknya
menerapkan prinsip-prinsip dasar latihan guna mencapai kinerja fisik yang maksimal bagi seseorang. Prinsip-prinsip dasar latihan yang secara umum harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1) Prinsip beban berlebih (the overload principles). Pendapat Fox (1984:124), intensitas kerja harus bertambah secara bertahap melebihi ketentuan program latihan merupakan kapasitas kebugaranyang bertambah baik. Bompa (2009:38) bahwa pemberian beban latihan yangmelebihi kebiasaan kegiatan seharihari secara teratur. Hal itu bertujuan agar sistemfisiologis dapat menyesuaikan dengan tuntutan fungsi yang dibutuhkan untuk tingkat kemampuan tinggi. 2) Prinsip kekhususan (the principles of specificity). Pendapat Fox (1984:126), latihan harus bersifat khusus sesuai dengan kebutuhan olahraga dan pertandingan yang akan dilakukan. Perubahan anatomis dan fisiologis dikaitkan dengan kebutuhanolahraga dan pertandingan tersebut .
17 3) Prinsip beban latihan meningkat bertahap (the tprinciples of progressive increase load). Seseorang yang melakukan latihan, pemberian beban harus ditingkatkan secarabertahap, teratur dan ajeg hingga mencapai beban maksimum. 4) Prinsip Kembali Asal (the principles of reversibility). Menurut Irianto (2002:43), kebugaran yang telah dicapai seseorang akan berangsur angsur menurun bahkan bisa hilang sama sekali, jika latihan tidak dikerjakan secara teratur dengan takaran yang tepat. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip latihan adalah pedoman dan peraturan yang sistematis yang berlangsung dalam proses latihan dengan mengedepankan prinsip-prinsip dalam latihan agar latihan dapat tercapai sesuai yang diharapkan. d. Komponen-komponen dalam Latihan Setiap kegiatan olahraga yang dilakukan seorang atlet, akan mengarah kepada sejumlah perubahan yang bersifat anatomis, fisiologis, biokimia dan kejiwaan. Efisiensi dari suatu kegiatan merupakan akibat dari waktu yang dipakai, jarak yang ditempuh dan jarak pengulangan (volume) beban dan kecepatannya intensitas, serta frekuensi penampilan (densitas). Apabila seorang pelatih merencanakan suatu latihan yang dinamis, maka harus mempertimbangkan semua aspek yang menjadi komponen latihan tersebut diatas. Komponen latihan merupakan kunci atau hal penting yang harus dipertimbangkan dalam menentukan dosis dan beban latihan. Selain itu komponen latihan adalah sebagai tolok ukur yang sangat menentukan untuk tercapai atau tidaknya suatu tujuan latihan yang disusun dan dilaksanakan. Menurut Bompa (2009:79) bahwa komponen dalam latihan meliputi volume latihan (durasi, jarak, repetisi, jumlah beban), intensitas, densitas (frekuensi). Semua komponen dibuat sedemikian dalam berbagai model yang sesuai dengan karakteristik fungsional dan ciri kejiwaan dari
18 cabanng olahraga yang dipelajari. Sepanjang fase latihan, pelatih harus menentukan tujuan latihan secara pasti, komponen mana yang menjadi tekanan latihan dalam mencapai tujuan penampilannya yang telah direncanakan. Cabang olahraga yang banyak menentukan ketrampilan yang tinggi, maka kompleksitas latihan merupakan hal yang sangat diutamakan. Untuk lebih jelasnya komponen-komponen latihan dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1) Volume Latihan Sebagai komponen utama dalam latihan, volume ialah gabungan dari waktu atau durasi latihan, jarak dan jumlah pengulangan dari latihan (Bompa, 1990:77). Volume latihan adalah beban latihan yang biasa dinyatakan dengan satuan jarak, jumlah beberapa elemen jenis latihan, total waktu latihan,beban berat yang diangkat, jumlah set dalam latihan interval dan sirkuit sebagai ukuran rangsangan motorik dalam suatu unit latihan (Suharno, 1985:29). Dengan demikian, gagasan volume menyiratkan jumlah total kegiatan yang dilakukan dalam pelatihan. Volume juga mengacu pada jumlah pekerjaan yang dilakukan selama pelajaran pelatihan atau fase pelatihan. Menurut Sarwono
(1993:66)
menyatakan
bahwa
untuk
peningkatan
kecepatan, baik untuk kecepatan siklis maupun non-siklis, penentuan beban latihannya mengikuti aturan sebagai berikut: a) Jangka waktu kerjanya sekitar 10 detik b) Dikerjakan dengan intensitas submaksimal dan maksimal c) Jarak yang ditempuh antara 30 – 80 meter d) Jumlah volumenya antara 10 – 16 ulangan dalam 3 – 4 set. 2) Frekuensi Latihan Frekuensi adalah jumlah beberapa kali latihan dilakukan tiap minggunya. Lamanya latihan yaitu lama waktu yang diperlukan untuk melatih hingga terjadi perubahan yang nyata. Menurut E.L Fox dalam buku Sajoto (1995:70) lamanya kegiatan latihan hendaknya
19 berada dalam kurun waktu antara 40-60 menit. Frekuensi latihan seyogyanya dilakukan 3-5 kali dalam seminggu. Karena atlet yang tidak berlatih selama 48 jam maka daya tahannya sudah menurun. 3) Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan salah satu komponen yang sangat penting. Lebih banyak kerja yang dilakukan dalam satuan waktu akan lebih tinggi pula intensitasnya. Intensitas latihan adalah takaran yang menunjukkan kadar atau tingkatan pengeluaran energi atlet dalam aktivitas jasmani yang baik dalam latihan maupun pertandingan (Suharno, 1992:15). Menurut Sajoto (1995:15) bahwa, “intensitas latihan adalah takaran kesungguhan pengeluaran tenaga atlet dalam melakukan aktivitas jasmani”. Ukuran kesungguhan dalam pelaksanaan latihan merupakan faktor yang penting dalam latihan ini. Pelaksanaan yang cepat dengan usaha yang maksimal adalah penting untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dengan demikian latihan ini dilaksanakan dalam intensitas yang tinggi atau maksimal. Intensitas latihan dapat diukur dengan cara menghitung denyut jantung/nadi dengan rumus: denyut nadi maksimum (DNM) = 220 – umur. Jadi seseorang yang berumur 20 tahun, DNM-nya = 220 – 20 = 200. Sedangkan untuk olahraga prestasi adalah 90%100% dari DNM. Jadi bagi atlet yang berumur 20 tahun tersebut takaran intensitas yang harus dicapainya dalam latihan adalah 90%100% dari 200 = 180 sampai dengan 200 denyut nadi per menit. 4) Densitas Latihan Densitas latihan dapat diartikan sebagai kepadatan latihan atau Frekuensi di mana seorang atlet melakukan serangkaian pengulangan kerja per unit waktu (Bompa, 2009:90). 5) Kompleksitas Latihan Kompleksitas dikaitkan pada kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan
dalam
latihan.
Menurut
Bompa
(2009:84),
kompleksitas dari suatu keterampilan membutuhkan koordinasi,
20 dapat menjadi penyebab penting dalam menambah intensitas latihan. Ketrampilan
teknik
yang
rumit
atau
sulit,
mungkin
akan
menimbulkan permasalahan dan akhirnya akan menyebabkan tekanan tambahan terhadap otot, khususnya selama tahap dimana koordinasi syaraf otot berada dalam keadaan lemah. Suatu gambaran kelompok individual terhadap keterampilan yang kompleks, dapat membedakan dengan cepat mana yang memiliki koordinasi yang baik dan yang jelek. Semakin sulit bentuk laatihan semakin besar juga perbedaan individual serta efisiensi mekanismenya. Dalam hal ini, E.L Fox dalam buku Sajoto (1995:70) menyatakan bahwa frekuensi 3/5 per minggu ,tetapi penting lama latihannya adalah antara 4-8 minggu.Frekuensi latihan berhubungan erat dengan intensitas latihan dan lama latihan. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa latihan paling sedikit tiga hari per minggu, baik untuk olahraga kesehatan maupun olahraga prestasi. Hal ini disebabkan ketahanan seseorang akan menurun setelah 48 jam tidak melakukan latihan. Jadi diusahakan sebelum ketahanan menurun, harus sudah berlatih lagi. e. Definisi Ladder Drill 1) Pengertian Ladder Drill Ladder Drill adalah suatu bentuk alat latihan melompat menggunakan satu atau dua kaki dengan melompati tali yang berbentuk tangga yang diletakkan dilantai atau tanah. Ladder Drill biasa digunakan para
atlet
untuk
meningkatkan
kelincahan
maupun
koordinasi
(www.quickness-drillss.com). Latihan ini tidak terlepas dari kekuatan otot tungkai karena latihan ini banyak menggunakan otot tungkai selain menggunakan otot kaki saja. Berikut adalah contoh gambar seorang yang sedang melompati tangga Ladder Drill:
21
Gambar 2.2 Atlet yang sedang melompati tangga Ladder. (Tsivkin, 2011:3) Menurut Lee Brown & Vance Ferrigno, dalam bukunya Training For Speed, Agility, And Quickness untuk dapat meningkatkan kecepatan, kelincahan dan koordinasi salah satunya dapat dengan menggunakan alat ladder. Banyak atlet serius menggunakan ladder untuk melatih, berfokus pada gerakan cepat dan reaksi cepat. Ladder adalah salah satu bentuk latihan fisik yang fungsinya melatih kelincahan kaki dan sinkronisasi gerak secara seimbang. Untuk berlatih gerak ini yang dibutuhkan adalah alat berupa tali lentur yang meyerupai anak tangga yang berukuran 50 cm x 520 cm, dengan jarak antar bilah 50 cm, dan kemudian di letakkan pada bidang datar atau lantai. Latihan Ladder Drill membantu kita dalam improvisasi berbagai aspek gerakan., meningkatkan keseimbangan, daya tahan otot, waktu reaksi dan koordinasi antara berbagai bagian tubuh, dan agar pemain dapat mengubah arah lebih cepat, meski dalam kecepatan tinggi (saat sprint). Selain manfaat fisik, latihan dengan alat ini juga dapat meningkatkan sistem saraf dan kelompok otot yang terkait. Latihan menggunkaan alat Ladder Drill dapat diterapkan pada semua cabang olahraga, dan karenanya telah menjadi salah satu program pelatihan yang cukup populer di dunia olahraga.
22 Ladder merupakan salah satu bentuk alat latihan fisik yang meyerupai anak tangga yang di letakkan pada bidang datar atau lantai. Dibawah ini akan dijelaskan secara detail beberapa contoh latihan Ladder (Tony Reynolds : 2010: 20-27):
Gambar 2.3. Contoh Bentuk Latihan 1 Foot In Each (1) Berlari melalui Ladder dengan satu kaki pada setiap kotak. (2) Ditekankan pada ayunan lengan dan gerakan knee yang tinggi secara kuat serta kontak dengan tanah secara cepat.
Gambar 2.4. Contoh Bentuk Latihan 2 Feet In Each (1) Berlari melalui ladder dengan kedua kaki pada setiap kotak (2) Ditekankan pada ayunan lengan dan gerakan knee yang tinggi secara kuat serta kontak dengan tanah secara cepat.
Gambar 2.5. Contoh Bentuk Latihan In In Out Out (1) Mulai dengan berdiri disamping ladder (2) Bergerak dalam pola lateral ke kanan, melangkah kedalam kotak pertama dengan kaki kanan (3) Kemudian diikuti dengan langkah kaki kiri kedalam kotak pertama (4) Berikutnya, melangkah ke belakang dengan kaki kanan
23 (5) Kemudian diikuti dengan langkah kaki kiri ke belakang.
Gambar 2.6. Contoh Bentuk Latihan X-Over Zig Zag (1) Mulai dengan posisi kedua kaki disamping ladder (2) Lakukan lakukan gerakan zig-zag kesamping dengan masuk ke dalam kotak pertama (3) Ulangi urutan latihan ini dari kotak 2 – 5 dan sepanjang ladder. Dalam permainan futsal untuk meningkatkan kecepatan gerakan lari yakni harus memperhatikan komponen biomotor, adapun komponen dasar biomotor adalah ketahanan, kekuatan, kecepatan dan kelentukan. Didalam futsal atau kecepatan lari jarak pendek kemampuan biomotor yang paling dasar adalah kecepatan otot tungkai saat kontraksi, hingga menghasilkan banyaknya frekuensi langkah. Adapun dalam pelatihan Ladder Drill ini untuk meningkatkan kecepatan lari menggunakan model pelatihan Ladder Drill One Foot Runs dan Ladder Drill Two Foot runs. Pemilihan kedua model tersebut didasari kelompok-kelompok otot yang difungsikan saat seseorang berlari cepat atau gerakan yang dilakukan kedua bentuk latihan tersebut menyerupai gerakan pada waktu berlari. a) Pelatihan Ladder Drill One Foot Run Latihan Ladder Drill One Foot Run adalah suatu bentuk latihan untuk meningkatkan frekuensi dan jumlah langkah dalam berlatih berlari (Brown, 2005:33). Prosedur pelaksanaannya berlari dengan menggunakan satu kaki secara bergantian antara kaki kiri dan kaki kanan pada tiap-tiap kotak tangga atau ladder yang berukuran 18 inchi dengan berurutan tanpa ada kotak tangga yang terlewatkan. Adapun gerakannya seperti gambar dibawah ini:
24
Gambar 2.7 Ladder Drill One Foot Run (Triharsono, 2015). b) Pelatihan Ladder Drill Two Foot Run Latihan Ladder Drill Two Foot Run adalah suatu bentuk latihan yang sangat dasar dan sederhana untuk meningkatkan frekuensi dan jumlah langkah dalam berlatih dan berlari (Brown, 2005:32).
Berlari
melewati
tangga
atau
ladder
denggan
menginjakkan kedua kaki tidak secara bersamaan antara kaki kiri dan kaki kanan pada tiap-tiap kotak atau ladder yang berukuran 18 inchi dengan berurutan, tanpa ada kotak tangga yang terlewatkan. Adapun gerakannya seperti gambar dibawah ini:
Gambar 2.8 Ladder Drill Two Foot Run (Triharsono, 2015) Diantara kedua variasi Ladder Drill tersebut terdapat perbedaan, yakni dari cara melakukan gerakan-gerakannya sudah berbeda. Untuk Ladder Drill One Foot Run lebih sedikit menggunakan tenaga karena dalam pelaksanaanya lebih sedikit melakukan lompatan. Ssedangkan Ladder Drill Two Foot Run lebih banyak menggunakan tenaga dikarenakan lompatan yang dilakukan lebih banyak.
25 2) Kegunaan Ladder Drill Istilah Ladder Drill merupakan suatu bentuk latihan yang sangat baik dalam meningkatkan kecepatan, koordinasi dan kelincahan kaki secara keseluruhan (Tsivkin, 2011:7). Lebih lanjut mengenai pelatihan Ladder Drill ialah sebuah pelatihan dengan menggunakan alat fitness berupa tangga dimana nantinya seorang calon atlet berlari, melompat dan meloncat dengan menggerakkan kakiknya dengan cepat melewati tangga tersebut sehingga dapat membantu
mengembangkan
kecepatan
dan
kelincahan
atlet.
Kegunaan pelatihan Ladder Drill yaitu: a) Merangsang kerja otak agar sinergi dengan kerja gerak. Dalam artian setiap gerak yang dilakukan berdasarkan perintah otak, kemudian didapat sinergi antara otak dan gerak. b) Membiasakan melakukan kerja yang kontinu daan konsisten pada diri si atlet atau calon atlet. Dalam latihan Ladder, gerakan yang dilakukan memiliki pengulangan yang konsisten dapatdilihat dari lubang yang terdapat pada ladder itu sendiri, maka tingkat kontinu dan konsisten dalam setiap gerakan, akan mempengaruhi kebiasaan diri si atlet atau calon atlet, atau memiliki dapak bagi prestasinya. c) Memperkaya gerakan kaki atau tangan. Latihan ladder membuat kita mempunyai banyak gerak dari pengulangan yang dilakukan, sehingga atlet atau calon atlet dapat beradaptasi dari suatu rangkaian gerak dalam cabangnya, karena banyaknya gerakan yang dimiliki dalm latihan ladder. d) Menghindarkan dari resiko cedera, karena kebiasaan gerak yang cepat pada latihan ladder. f. Pengaruh Latihan Telah diketahui bahwa latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan terukur dengan dosis dan waktu yang cukup, menyebabkan perubahan fisiologis yang mengarah pada kemampuan menghasilkan
26 energi yang lebih besar dan memperbaiki penampilan atau prestasi fisik. Menurut Sarwono (1993:70) perubahan fisologis yang terjadi akibat latihan fisik diklasifikasikan menjadi tiga macam perubahan antara lain: 1) Perubahan yang terjadi pada tingkat jaringan, yakni perubahan yang berhubungan dengan biokimia. 2) Perubahan yang terjadi secara sistimatik, yankni perubahan pada sistem sirkulasi dan respirasi, termasuk sistem pengangkutan oksigen. 3) Perubahn lain yang terjadi pada komposisi tubuh, kadar kolesterol darah dan trigliserida, perubahan tekanan darah, dan perubahan yang berkenan dengan aklimatisasi panas. Permainan
futsal
sangat
membutuhkan
kecepatan
dan
kelincahan baik kecepatan gerak maupun kecepatan lari atau kelincahan yang digunakan untuk merubah arah dengan cepat. Oleh karena itu bermain futsal juag termasuk olahraga anaerobik. Olahraga anaerobik adalah olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Ketika terjadi pertukaran energi dalam jaringan tubuh anda tanpa menggunakan oksigen, ini adalah proses anaerobik. Latihan anaerobik secara sungguh-sungguh menyebabkan atlet dapat merasa benar-benar terkuras keluar semua baik secara fisik dan mental setelah sesi latihan. Pada dasarnya latihan Ladder Drill atau melompat termasuk juga latihan anaerobik, karena pada umumnya daftar latihan anaerobik adalah angkat berat, melompat dan berlari. Latihan anaerobik akan mempercepat metabolisme sedangkan manfaat utama dari latihan anaerobik adalah kemampuannya untuk membangun otot yang lebih kuat. Ketika melakukan latihan anaerobik, energi yang tersimpan dalam otot akan digunakan sebagai sumber energi. Selain itu, latihan anaerobik juga berguna untuk meningkatkan kecepatan. Hal ini terutama diperlukan oleh pemain yang selalu bergerak aktif seperti halnya permainan futsal.
27 5.
Ekstrakurikuler Futsal di SMA N 1 Karangdowo a. Pengertian Ekstrakurikuler Sekolah merupakan lembaga pendidikan kelompok pendidikan dasar dan menengah di jajaran kementrian pendidikan nasional. Kegiatan utama di lembaga ini adalah penyelenggaraan proses belajar dan mengajar, di ruang kelas maupun luar ruang kelas. Bentuk pelaksanaanya berupa
kegiatan
intrakurikuler
dan
ekstrakurikuler.
Kegiatan
intrakurikuler merupakan kegiatan belajar tatap muka dalam alokasi waktu yang sudah diatur dalam struktur dan muatan kurikulum. Kegiatan
ekstrakurikuler
merupakan
kegiatan
penunjang
pembelajaran yang dilaksanakan diluar jam tatap muka. Meksipun demikian, kegiatan ekstrakurikuler futsal yang berjalan di SMA N 1 Karangdowo ini mendatangkan kesenangan dan keasyikan tersendiri bagi siswa. Boleh jadi sebagai ajang dan wahana menciptakan suasana dan nuansa baru bagi siswa untuk meningkatkan prestasi didunia olahraga. Pada hakekatnya kegiatan ini bertujuan untuk membantu perkembangan siswa sesuai kebutuhan, potensi, bakat dan minat siswa. Diasumsikan bahwa setiap siswa akan memiliki kebutuhan, potensi, bakat dan minat yang berbeda. Oleh sebab itu siswa boleh memilih kegiatan apa yang cocok dengan dirinya. Namun demikian, sekolah telah melakukan penelusuran dan penjaringan terhadap kebutuhan siswa tersebut sehingga sekolah bisa menentukan bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan di sekolah. b. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler Adapun manfaat kegiatan ekstrakurikuler antara lain: 1) Wadah untuk mengembangkan potensi, bakat dan minat yang sudah dimiliki siswa. 2) Upaya memupuk dan mengembangkan rasa tanggung jawab pribadi dan sosial siswa. 3) Dapat menciptakan suasana rileks, gembira dan menyenangkan. 4) Dapat memberikan bekal untuk mempersiapkan karir siswa.
28 Bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan disekolah juga mempertimbangkan kondisi dan sarana prasarana yang ada. Misalnya kegiatan ekstrakurikuler olahraga prestasi dipilih yang memiliki sarana yang memadai. Volleyball, badminton, tenis meja, futsal dan lain sebagainya merupakan contoh sederhana. Dapat pula kegiatan yang berkaitan dengan dunia tulis menulis, internet dan blogging. Atau, saat ini yang lagi populer olimpiade mata pelajaran seperti olimpiade matematika, fisika, biologi, ilmu pengetahuan sosial dan lain sebagainya. Semua ini bisa diterapkan dengan membentuk kelompok olimpiade mata pelajaran. Berdasarkan uraian diatas, kegiatan ekstrakurikuler telah menciptakan suasana dan nuansa pembelajaran yang bervariasi di sekolah. Kebosanan belajar dapat direduksi sedemikian rupa sehingga prestasi belajar anak dapat ditingkatkan secara optimal. 6.
Hasil Penelitian yang Relevan Pasma Triharsono (2015:144) menyimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pelatihan Ladder Drill One Foot Run dan Ladder Drill Two Foot Run terhadap kecepatan lari 30 meter pada siswa yang memiliki tingkat kelentukan tinggi. Selanjutnya pemberian pelatihan Ladder Drill One Foot Run dan Ladder Drill Two Foot Run memberikan pengaruh yang sama terhadap hasil kecepatan lari 30 meter pada siswa yang memiliki tingkat kelentukan rendah Menurut Ismoyo melakukan penelitian eksperimen korelasional pengaruh latihan variasi speed Ladder Drill terhadap kemampuan dribbling, kelincahan, dan koordinasi siswa SSB angkatan muda tridadi kelompok umur 11-12 tahun. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan latihan variasi Ladder Drill terhadap kemampuan dribbling pada atlet usia 11-12tahun, yaitu sebesar 2,77%, selain itu terdapat pengaruh yang signifikan latihan variasi Ladder Drill terhadap kemampuan kelincahan pada atlet usia 11-12tahun, yaitu sebesar 1,56% serta terdapat pengaruh yang signifikan latihan variasi Ladder Drill terhadap kemampuan koordinasi pada atlet usia 11-12tahun, yaitu sebesar 5,82%.
29 Menurut penelitian Qurniadi menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan Latihan Ladder Drill: two feet each square laterally terhadap kecepatan lari 60 meter pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMK Abdurrab Pekanbaru. Dalam penelitian tersebut juga terdapat pengaruh yang signifikan Latihan Ladder Drill: two feet each square terhadap kecepatan lari 60 meter pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMK Abdurrab Pekanbaru. Kemudian terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan Ladder Drill: two feet each square laterally dan latihan Ladder Drill: two feet each square terhadap kecepatan lari 60 meter pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMK Abdurrab Pekanbaru. B. Kerangka Berpikir Permainan futsal merupakan olahraga yang sangat kompleks karena memerlukan teknik dan taktik khusus. Begitu pula dalam hal kondisi fisik, permainan futsal memiliki perbedaan dengan olahraga-olahraga yang lain. Karakteristik olahraga futsal adalah membutuhkan daya tahan kecepatan, daya tahan kekuatan dan kelincahan dalam waktu yang relatif lama. Sehingga hendaknya bentuk latihan dengan menggunakan alat ladder dapat mempengaruhi komponen-komponen kondisi fisik dalam permainan futsal dan dapat memberikan perubahan seperti yang diharapkan. Kecepatan dan kelincahan merupakan komponen atau teknik dasar dalam permainan futsal di era modern ini. Untuk memperoleh kecepatan dan kelincahan yang baik harus didukung penguasaan teknik yang benar, kemampuan fisik yang baik latihan yang teratur dan terprogram. Dalam pelaksanaan ini akan diterapkan latihan variasi Ladder Drill. 1) Pengaruh Ladder Drill terhadap kecepatan dan kelincahan Dalam
permainan
futsal,
kecepatan
dan
kelincahan
sangat
dibutuhkan baik itu cepat bergerak, cepat berlari, cepat menggiring melewati lawan atau membebaskan diri dari kawalan lawan. Pada permainan futsal, otot tungkai sangat berpengaruh terhadap cepat pelannya melakukan dribbling atau pergerakan.
30 Ladder Drill ini dilakukan dengan cara menlompati tali berbahan lentur yang berbentuk seperti tangga dan diletakkan pada permukaan yang datar. Latihan ini melatih otot tungkai agar lebih kuat karena pada saat kaki satu melompat kaki yang satunya menahan berat tubuh walau hanya sebentar. Sementara pada kaki latihan Ladder Drill berfokus pada gerakan cepat kaki (footwork) agar kedua kaki menjadi lebih eksplosif. Dengan uraian diatas latihan Ladder Drill dapat membantu meningkatkan kecepatandan kelincahan
pemain, karena latihan ladder
melatih otot tungkai dan juga kedua kaki agar lebih cepat dalam bergerak. 2) Ladder Drill One Foot Run dan Ladder Drill One Foot Run Istilah Ladder Drill merupakan suatu bentuk latihan yang sangat baik dalam meningkatkan kecepatan, koordinasi dan kelincahan kaki secara keseluruhan (Tsivkin, 2011:7). Lebih lanjut mengenai pelatihan Ladder Drill ialah sebuah pelatihan dengan menggunakan alat fitness berupa tangga dimana nantinya seorang calon atlet berlari, melompat dan meloncat dengan menggerakkan kakiknya dengan cepat melewati tangga tersebut sehingga dapat membantu mengembangkan kecepatan dan kelincahan atlet. Variasi Ladder Drill dibagi menjadi dua yakni antara Ladder Drill One Foot Run dan Ladder Drill Two Foot Run, pada hakekatnya variasi Ladder Drill adalah suatu metode latihan melompat dengan menggunakan tali berbentuk tangga. Dalam metode latihan ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan pada metode One Foot Run gerakannya lebih bervariasi, sehingga banyak macam gerakan yang dapat diterapkan pada latihan One Foot Run ini. Sedangkan kekurangan pada metode Two Foot Run gerakan yang dilakukan tidak banyak variasinya dan lebih banyak menguras tenaga. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode Ladder Drill One Foot Run diduga memiliki efektivitas yang lebih baik pengaruhnya dalam meningkatkan kecepatan dan kelincahan. Kerangka berpikir juga disajikan dalam bentuk gambar, skemanya lihat gambar 2.9 dibawah ini:
31 FUTSAL
LATIHAN
Latihan merupakan suatu kegiatan olahraga yang sistematis dalam waktu yang panjang, ditingkatkan secara bertahap dan perorangan, bertujuan membentuk manusia yang berfungsi fisiologis dan psikologisnya untuk memenuhi tuntutan tugas (Bompa, 2009: 3) Komponen-komponen latihan: 1. Volume latihan 2. Frekuensi latihan 3. Intensitas latihan 4. Densitas latihan 5. Kompleksitas latihan Dari komponen-komponen latihan tersebut kemudian dikemas menjadi “program latihan” yang akan digunakan untuk pedoman saat latihan.
Unsur yang akan diteliti: Kecepatan dan Kelincahan
Metode latihan Ladder Drill
Subjek penelitian dipasangpasangkan menjadi 2 kelompok
Ladder Drill adalah suatu bentuk alat latihan melompat menggunakan satu atau dua kaki dengan melompati tali yang berbentuk tangga yang diletakkan dilantai atau tanah. Ladder drill biasa digunakan para atlet untuk meningkatkan kelincahan maupun koordinasi (www.quickness-drillss.com). Latihan ini tidak terlepas dari kekuatan otot tungkai karena latihan ini banyak menggunakan otot tungkai selain menggunakan otot kaki saja.
Kelompok 1 (One Foot Run)
Kelompok 2 (Two Foot Run)
Kelompok 1 dengan perlakuan Ladder Drill One Foot Run atau latihan melompati tali (berbentuk tangga) dengan menggunakan satu kaki. Latihan ini terlihat lebih bervariasi karena dilakukan dengan satu kaki secara bergantian.
Kelompok 2 dengan perlakuan Ladder Drill Two Foot Run atau latihan melompati tali (berbentuk tangga) dengan menggunakan dua kaki secara bersamaan. Latihan dengan menggunakan dua kaki tidak banyak variasinya, dan tampak lebih cepat lelah atau banyak mengeluarkan tenaga dibandingkan dengan One Foot Run.
Diketahui hasil dari perlakuan
Kecepatan dan Kelincahan meningkat setelah adanya perlakuan (latihan variasi Ladder Drill) Gambar 2.9 Skema Kerangka Berpikir.
32 C. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat dirumuskan hipotesis terhadap penelitian adalah sebagai berikut: 1. Ada pengaruh dari latihan variasi Ladder Drill terhadap kecepatan dan kelincahan pada siswa ekstrakurikuler futsal putra SMA N 1 Karangdowo tahun pelajaran 2015/2016. 2. Hasil latihan variasi Ladder Drill One Foot Run lebih baik daripada Ladder Drill Two Foot Run terhadap kecepatan dan kelincahan pada siswa ekstrakurikuler futsal putra SMA N 1 Karangdowo tahun pelajaran 2015/2016.