BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ini dimaksudkan sebagai satu kebutuhan ilmiah yang berguna untuk memberikan kejelasan dan batasan pemahaman informasi yang digunakan, diteliti melalui khasanah pustaka dan sebatas jangkauan yang didapatkan untuk memperoleh data. Dalam hal ini berkaitan dengan tema penulisan yaitu mengenai Strategi Pemasaran pada Baitul Mal Wat Tamwil Bina Muslim Mandiri (BMM) Pangkalan Bun. Maka ditemukan beberapa penelitian sebelumnya yaitu sebagai berikut : Skripsi FITRI alumni STAIN Palangka Raya dengan judul “FaktorFaktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Terhadap Pembiayaan Perumahan Rakyat BMT Athayibah” Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya faktor yang menunjukan adanya minat dari masyarakat berpenghasilan rendah yang begitu besar memilih pembiayaan perumahan rakyat. Atau secara lebih khusus dikatakan, penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya suatu fenomena masyarakat yang berpenghasilan rendah yang memilih pembiayaan perumahan rakyat di BMT Athayibah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minat masyarakat yang memilih pembiayaan perumahan rakyat di BMT Athayibah sangat berminat ini disebabkan harga yang terjangkau menurut kemampuannya dan dengan adanya pembiayaan tersebut bisa memiliki sebuah rumah. Proses pelaksanaan
8
9
pembiayaan ini sangat berperan dalam melakukan pembiayaan perumahan rakyat di BMT Athayibah, itu disebabkan dengan adanya kemudahan dalam proses pembiayaan tersebut maka masyarakat dengan mudah dapat melakukan pembiayaan perumahan dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan. Faktor-faktor yang melatarbelakangi minat masyarakat memilih pembiayaan perumahan rakyat BMT Athayibah adalah faktor harga, produk, tempat, proses, sarana fisik dan orang.6 Skripsi HERLINA alumni STAIN Palangka Raya dengan judul “Strategi
Baitul Mal Wal Tanwil (BMT)
Kube
Sejahtera
Dalam
Pengembangan Usaha Kecil di Kota Palangka Raya” Penelitian ini fokus kepada strategi BMT Kube Sejahtera dalam pengembangan usaha kecil di Kota Palangka Raya Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Strategi BMT Kube Sejahtera dalam pengembangan usaha kecil di Kota Palangka Raya terdiri dari: promosi melalui iklan, pamplet dan lain-lain, menjalin silaturahmi kepada semua pihak, melakukan metode pendampingan usaha melalui kelompok (KUBE), membuka layanan berupa kantor kas, memberi hadiah bagi anggota, menciptakan produk barn, melakukan training / pelatihan 2). Penerapan strategi BMT Kube Sejahtera dalam pengembangan usaha kecil tidak hanya dilakukan oleh manajer semata tetapi juga pars karyawannya. Strategi promosi yang dilakukan BMT Kube Sejahtera dilakukan seperti promosi pada. umumnya. Strategi silaturahmi dilakukan kepada semua pihak, baik 6
Fitri, Skripsi “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Terhadap Pembiayaan Perumahan Rakyat Bmt Athayibah”, Palangka Raya : STAIN Palangka Raya, 2011, h. v.
10
pemerintah
maupun
swasta.
Adapun
strategi
melakukan
metode
pendampingan usaha melalui kelompok (KUBE), hal itu dilakukan BMT dengan memberikan modal dan juga bimbingan kepada anggotanya. BMT pun membuka kantor kas ke daerah di luar Kota Palangka Raya. Bahkan BMT memberi hadiah, hal itu dilakukan dengan memberi nasabahnya berupa cendera mata kecil-kecilan. Selanjutnya menciptakan produk baru, produk yang sudah ada yaitu tabungan dan pembiayaan diinovasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Terakhir pelatihan, pelatihan diberikan tidak hanya kepada karyawan tetapi juga kepada nasabahnya, yang mana di dalam pelatihan tersebut di dukung oleh pembinaan-pembinaan dari BMT. 3). Dampak dari penerapan strategi BMT Kube Sejahtera dalam pengembangan usaha kecil di Kota Palangka Raya ialah terhadap, pengusaha kecil dan BMT. Dampak bagi pengusaha kecil (khusus nasabah BMT) ialah hanya pada penambahan modal bagi usaha mereka dan menambah bekal pengetahuan mengenai keterampilan. Sedangkan bagi BMT MIA sertambahnya jumlah anggota BMT, banyak program pemerintah yang masuk (terlaksananya program pemerintah) dan menunjukkan eksistensi BMT.7 Skripsi LISA NOVIYANA WATI alumni STAIN dengan judul “Peranan Baitul Marl Wattamwil (BMT) Kube Sejahtera Terhadap Pembiayaan Modal Usaha Dalam Membantu Usaha Mikro (Studi terhadap 5 Orang Pengusaha Mikro di Kecamatan Pahandut)” penelitian ini berfokus
7
Herlina, Skripsi “Strategi Baitul Mal Wal Tanwil (BMT) Kube Sejahtera Dalam Pengembangan Usaha Kecil Di Kota Palangka Raya”, Palangka Raya : STAIN Palangka Raya, 2011, h. v.
11
peran BMT dalam menumbuhkembangkan usaha mikro melalui program pembiayaan. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa BMT Kube Sejahtera berperan dalam pembiayaan usaha mikro, yaitu melalui program pembiayaan kepada usaha mikro mempunyai keunggulan tersendiri yaitu dengan prosedur dan persyaratan yang mudah, murah dan bersih. BMT Kube Sejahtera jugs melakukan pendampingan dan pembinaan usaha. BMT Kube Sejahtera menggunakan akad murabahah dalam pembiayaan usaha mikro, karma mudah dipahami, Serta resiko lebih kecil dalam menyelesaikan suatu pembiayaan. BMT Kube Sejahtera bersifat kekeluargaan. Kemudian dengan adanya peranan pembiayaan tersebut dapat memberikan pengaruh positif bagi BMT itu sendiri maupun bagi masyarakat yang telah menggunakan jasa pembiayaan tersebut.8 Skripsi MUHAMMAD TAUFIKKUR RAHMAN dengan judul “Mekanisme Dan Praktik Akad Jual Beli Murabahah (Studi Pada BMT Kube Sejahtera Palangka Raya” Penelitian terfokus kepada beberapa permasalahan yang ada dalam produk murabahah di BMT Kube Sejahtera Palangka Raya. Ada dua permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu: Mekanisme praktik murabahah dalam implementasinya itu apakah sudah sesuai dengan aturan syariah yang telah ditentukan oleh fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN).
8
Lisa Noviyana Wati , Skripsi “Peranan Baitul Marl Wattamwil (BMT) Kube Sejahtera Terhadap Pembiayaan Modal Usaha Dalam Membantu Usaha Mikro (Studi terhadap 5 Orang Pengusaha Mikro di Kecamatan Pahandut)” Palangka Raya : STAIN Palangka Raya, 2011, h. v.
12
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme praktik murabahah di BMT Kube Sejahtera sudah sesuai dengan aturan yang mengacu kepada fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN). Sedangkan tentang permasalahan denda terdapat ketidaksesuaian dengan kriteria syariah, yakni Al-Qur'an dan hadits. Meskipun denda diperbolehkan untuk diterapkan pada murabahah, namun dalam praktiknya masih ada. yang harus diperbaiki.9 Berdasarkan hasil keseluruhan penelusuran yang peneliti lakukan terhadap penelitian sebelumnya. Peneliti juga menegaskan bahwa penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan penelitian sebelumnya yakni pada pokok permasalahan ini, yaitu: 1. Mengkaji lebih mendalam bentuk-bentuk strategi pemasaran pada BMT Bina Muslim Mandiri (BMM) Pangkalan Bun. 2. Mengkaji lebih mendalam mengenai kendala dalam strategi pemasaran pada BMT Bina Muslim Mandiri (BMM) Pangkalan Bun. 3. Mengetahui dan menganalisa strategi pemasaran yang dilakukan BMT Bina Muslim Mandiri (BMM) Pangkalan Bun melalui tanggapan masyarakat Pangkalan Bun. Dengan 3 (tiga) karakteristik ini, diharapkan penelitian ini mampu mendeskripsikan konsep strategi pemasaran yang diterapkan oleh BMT Bina Muslim Mandiri (BMM) Pangkalan Bun atau dan menggali serta mengkaji kendala dalam strategi pemasaran pada BMT Bina Muslim Mandiri (BMM) 9
Muhammad Taufikkur Rahman, Skripsi “Mekanisme dan Praktik Akad Jual Beli Murabahah (Studi Pada BMT Kube Sejahtera Palangka Raya” Palangka Raya : STAIN Palangka Raya, 2011, h. v.
13
Pangkalan Bun serta mengetahui tanggapan masyarakat Pangkalan Bun terhadap strategi pemasaran yang dilakukan BMT Bina Muslim Mandiri (BMM) Pangkalan Bun. B. Landasan Teori 1. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran mencakup penentuan alat yang fundamental untuk mencapai tujuan perusahaan, melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk menjalankannya. menetapkan strategi pemasaran adalah suatu langkah yang penting dalam manajemen suatu perusahaan yang jarang secara penuh didelegasikan kepada departemen pemasaran, tanggung jawab manajer pemasaran yang dipikul adalah untuk merekomendasikan strategi ke manajemen puncak dan apabila terdapat setiap perubahan yang dibuat manajer pemasaran turut berpartisipasi dalam melakukannya. 10 2. Bauran Pemasaran Lama Kotler
mengemukakan
bahwa
bauran
pemasaran
adalah
sekumpulan alat pemasaran (marketing mix) yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.11 Ada beberapa tahapan formula marketing mix yaitu disebut dengan 4P sebagai berikut:
10
Amin Widjajakusuma, Audit Pemasaran, Jakarta: Rineka Cipta,1992, h. 6. Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran Dan Loyalitas Konsumen , Bandung: IKAPI, 2005,
11
h. 48.
14
1) Produk (product) Dalam perspektif syariah produksi merupakan sesuatu yang penting Al-Quran menggunakan konsep produksi barang dalam arti yang sangat luas. Tekanan Al-Quran diarahkan pada manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan hidup manusia. Berarti barang itu harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk memproduksi barang-barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia.12 Disamping itu, Islam mengajarkan untuk memperhatikan kualitas dan keberadaan produk tersebut. Islam melarang jual beli suatu produk yang belum jelas (gharar) bagi pembeli, pasalnya di sini berpotensi terjadinya penipuan dan ketidakadilan terhadap salah satu pihak.13 2) Harga (price) Penetapan harga seyogyanya dilakukan setelah perusahaan memonitor harga yang ditetapkan pesaing agar harga yang ditentukan kompetitif, tidak terlalu tinggi atau sebaliknya. ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk menentukan harga yang tepat. Strategi harga cost-plus,
yakni harga dihitung dari biaya ditambah margin
keuntungan yang diinginkan(persentase dari biaya). strategi harga markup, di mana harga dihitung sebagai suatu persentase dari harga 12
M.Aziz Hakim, Dasar Dan Strategi Pemasaran, h. l 23. Ibid.
13
15
jual. Selain itu, ada strategi harga break-even (impas), harga dihitung dengan menentukan tingkat penjualan yang diperlukan untuk menutup seluruh biaya tetap dan variabel, strategi harga going-rate berarti harga ditetapkan sama dengan harga produk pesaing.14 3) Tempat (Place) Untuk produk industri jasa place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa. lokasi pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa kepada pelanggan yang dituju merupakan keputusan kunci. keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan dimana itu akan berlangsung. Tempat juga penting sebagai lingkungan dimana dan bagaimana jasa akan diserahkan, sebagai bagian dari nilai dan manfaat dari jasa. 15 Lokasi berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh perusahaan mengenai di mana operasi dan stafnya akan ditempatkan, yang paling penting dari lokasi adalah tipe dan tingkat interaksi yang terlibat. terdapat tiga macam tipe dan tingkat interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan yang berhubungan dengan pemilihan lokasi yaitu sebagai berikut: a) Pelanggan mendatangi penyedia jasa b) Penyedia jasa mendatangi pelanggan
14
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, h. 172. 15 Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran Dan Loyalitas Konsumen,h. 55.
16
c) Penyedia jasa dan pelanggan melakukan interaksi melalui perantara.16 4) Promosi (promotion) Promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut. berdasarkan pengertian ini maka promosi merupakan aktifitas komunikasi yang berasal dari informasi yang tepat.17 Aktivitas promosi memberikan pengaruh yang penting untuk keberhasilan penjualan perusahaan. Iklan merupakan salah satu alat yang umum digunakan oleh perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli.18 Untuk mempromosikan suatu barang atau jasa suatu perusahaan tidak hanya melalui iklan saja seperti yang disebutkan di atas masih banyak alat- alat lain yang digunakan untuk promosi suatu barang atau jasa tersebut. Promosi bagi perusahaan yang berlandaskan syariah haruslah menggambarkan secara riil apa yang ditawarkan dari produk-produk atau servis-servis perusahaan tersebut.19
16
.Ibid. h. 55. Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran (Pendekatan Praktis), h.133. 18 Ibid, h. 140. 19 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Syula, Syariah Marketing, Bandung : Mizan Pustaka,2008,h. 178. 17
17
3. Bauran Pemasaran Baru Selanjutnya menurut Zeithaml dan Bitner untuk pemasaran jasa perlu bauran pemasaran yang diperluas dengan penambahan unsur nontraditional marketing mix, yaitu people (orang), Physical evidence (fasilitas fisik), dan process (proses), sehingga menjadi tujuh unsur (7P).20 1) Orang (people) Orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari people adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan karyawan, bahkan cara berpakaian karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa (service encounter).21 Dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka orang yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam orang ini berarti berhubungan dengan seleksi, pelatihan, motivasi, dan manajemen sumber daya manusia. Dan untuk mencapai kualitas terbaik maka pegawai harus dilatih untuk menyadari pentingnya
pekerjaan mereka,
yaitu
memberikan konsumen kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya.22
20
Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran Dan Loyalitas Konsumen ,h. 48. Ibid, h. 62. 22 Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Salemba Empat, 2006, h. 75. 21
18
Pada perusahaan berbasis syariah, budaya perusahaan yang berkembang dalam perusahaannya sudah pasti berbeda dengan perusahaan konvensional. Para karyawannya wajib menjaga hubungan antar- sesama, dari mulai tingkat paling atas (manajerial) sampai tingkat paling bawah (staf). Seluruh pola, perilaku, sikap, dan aturanaturan dalam perusahaan itu harus mampu cerminkan nilai-nilai syariah.23 Sumber daya manusia pada perusahaan dalam pemasaran itu sangat penting adanya makanya harus ada pemilihan yang tepat untuk memilih setiap sumber daya manusia yang diperlukan, untuk itu diperlukan adanya pelatihan-pelatihan bagi setiap sumber daya manusia agar tercipta para sumber daya manusia yang bermutu tinggi. 2) Fasilitas Fisik (physical evidence) Sarana fisik ini merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi
keputusan
konsumen
untuk
membeli
dan
mempergunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk di dalam sarana fisik antara lain lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna, dan barangbarang lainnya yang disatukan dengan service yang diberikan seperti tiket, sampul, label dan lain sebagainya. 24 Physical Evidence dapat diartikan juga sebagai bukti fisik yang memiliki peranan penting untuk menarik minat konsumen agar datang 23 24
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Syula, Syariah Marketing, h.190. Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran Dan Loyalitas Konsumen, h. 64.
19
ke suatu perusahaan dan melakukan pembelian.25 Kualitas jasa dapat ditunjukkan melalui bukti fisik dan penyajian. Jadi suatu bisnis akan mengembangkan suatu penampilan dan gaya yang dapat diamati dalam menangani pelanggannya, sehingga dapat menyampaikan nilai yang diharapkan bagi konsumen, baik itu kebersihan, kecepatan atau manfaat lainnya.26 Adanya bukti fisik seperti fasilitas- fasilitas yang menarik dan menunjang
pada suatu perusahaan akan menarik simpatik para
konsumen untuk melakukan pembelian pada perusahaan tersebut, hal ini akan membuat perusahaan tersebut menjadi lebih baik dan berkembang. 3) Proses (process) Proses menurut Zeithmal dan Bitner adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini mempunyai arti suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan aktifitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya. Seluruh aktivitas kerja adalah proses, proses melibatkan prosedur-prosedur, tugas-tugas, jadwal- jadwal, mekanisme, aktivitas dan rutinitas- rutinitas dengan apa produk (barang atau jasa) disalurkan ke pelanggan.27
25
http://iwandah.blogspot.com/2010/04/physical-evidence.html (on line 08-01-2011). http://maskapai.wordpress.com/2009/03/31/marketing-mix-pada-bisnis-penerbangan/ (on line 08-01-2011). 27 Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran Dan Loyalitas Konsumen, h. 67. 26
20
Aktivitas-aktivitas perusahaan dengan memberikan layanan kepada konsumen dengan proses yang mudah dan cepat akan mendapatkan nilai yang baik dari konsumen, sehingga konsumen akan merasa puas dengan proses yang diberikan. 4. Sosialisasi Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya. Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli mengenai definisi sosialisasi secara umum yaitu : Charlotte Buhler mengungkapkan bahwa sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya. Peter Berger mengungkapkan bahwa sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya. Paul B. Horton mengungkapkan bahwa sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
21
Soerjono Soekanto mengungkapkan bahwa sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.28 Adapun definisi sosialisasi secara lebih khusus dalam sebuah lembaga usaha, sebagaimana dikemukakan oleh Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi : Sosialisasi adalah proses di mana organisasi membawa masyarakat untuk lebih mengenal mereka serta memahami produk-produk yang ditawarkan. Dalam kaitan dengan organisasi tersebut muncul sebuah asumsi, dan sikap dari masyarakat terhadap lembaga tersebut.29 Ujang Sumarwan mengemukakan bahwa : Sosialisasi konsumen adalah proses bagaimana seseorang konsumen memperoleh pengetahuan tentang barang dan jasa serta pengetahuan konsumsi dan pencarian informasi dan keterampilan menawar barang dan jasa.30 Dari beberapa pengertian di atas maka dapat dipahami bahwa sosialisasi adalah sebuah proses pengenalan yang dilakukan oleh suatu lembaga/perusahaan terhadap konsumen agar pemahaman mengetahui serta memahami produk-produk yang ditawarkan. sosialisasi dilakukan pada tahap awal pendirian suatu lembaga untuk membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap keberadaan dan jasa layanannya. Setelah masyarakat memahami
28
dan
menerima
program-program
yang
ditawarkan
Soerjono Soekanto, Sosiologi, Jakarta : Rineka Cipta, 1998, 4. Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010, h. 261. 30 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen (Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran), Bogor : Ghalia Indonesia, 2010, h. 245. 29
22
lembaga/perusahaan, Kegiatan promosi secara terus menerus dilakukan untuk mempertahankan keberadaan organisasi tersebut. Sosialisasi atau pemasyarakatan adalah tahapan penting dalam program pengembangan sebuah lembaga keuangan baik bank maupun non bank. Kegiatan sosialisasi tidak hanya menyampaikan informasi tentang perusahaan dan jasa layanannya, tetapi juga mencari dukungan
dari
berbagai kelompok masyarakat. Agar layanan lembaga / perusahaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dialog mengenai kebutuhan dan kepentingan masyarakat yang dapat dilayani oleh perusahaan tersebut. Jadi proses sosialisasi merupakan proses untuk menyusun alas berdiri yang sama. Setiap personalia pengelola organisasi berkewajiban melakukan sosialisasi. Untuk itu, semua anggota pengelola organisasi yang ada dalam struktur organisasi perlu duduk bersama merencanakan dan membagi tugas sosialisasi. Setiap orang dapat memiliki peran yang berbeda. Adanya pembagian tugas yang jelas, membantu masyarakat memahami keberadaan masing-masing personalia dan manfaat keberadaannya bagi kepentingan masyarakat. Apabila setiap personalia berhasil membangun hubungan yang lebur diharapkan masyarakat akan mendukung organisasi dan jasa layanan yang ditawarkan. a. Proses Sosialisasi Proses sosialisasi dapat dibagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut: 1) pengenalan organisasi dan masyarakat pengguna; 2)
23
kunjungan-kunjungan;
3)
melaksanakan
kegiatan
khusus;
4)
mendiskusikan temuan; dan 5) menyusun laporan. Urutan setiap langkah dapat dilakukan secara simultan. 1) Pengenalan Pengelola lembaga maupun perusahaan berasal dari wilayah itu sendiri dan mengenal daerahnya dengan baik. Walaupun sudah dikenal oleh banyak pengguna, tetap harus memperkenalkan perannya sebagai lembaga yang eksis di bidangnya. Langkah yang perlu dilakukan adalah mempertanyakan diri sendiri: 1. Apakah perannya sebagai pengelola perusahaan bermanfaat bagi masyarakat? 2. Apakah manfaat perusahaan bagi masyarakat? 3. Layanan apa saja yang disediakan perusahaan? Pengenalan perilaku dan budaya masyarakat di wilayah kerja organisasi dilakukan dengan mempelajari dan mengkaji dokumen/data sekunder, observasi, dan wawancara. Hal-hal yang perlu dipelajari dan diamati adalah: a) Kondisi geografis dan kependudukan, mata pencaharian, budaya, sistem sosial, sumber daya alam, serta
pola
komunikasi dan informasi. Selain itu, diamati pula perubahanperubahan sosial yang sudah dan sedang terjadi.
24
b) Telaah data sekunder diperdalam dengan pengamatan secara langsung. Apakah informasi yang ada dalam dokumen sesuai dengan keadaan di lapang. Selain kegiatan kemasyarakatan, diamati pula keadaan, suasana, peristiwa, dan atau tingkah laku masyarakat.
Pengamatan tidak hanya dilakukan di wilayah
yang mudah dikunjungi, tapi juga di wilayah terpencil.31 2) Melaksanakan Kunjungan Setelah mempelajari tokoh kunci di wilayah kerja organisasi tersebut, disusun jadwal kunjungan: nama orang yang dikunjungi,
apa
yang
akan disampaikan,
dukungan
yang
diharapkan, tempat bertemu dan waktu yang tepat untuk berkunjung. Kunjungan dapat dilakukan, baik secara formal maupun informal serta memanfaatkan kegiatan dan forum yang sudah ada. a) Kunjungan dalam pertemuan formal dan informal. Pada pertemuan secara personal maupun di dalam forum, diperkenalkan organisasi dan layanannya.
Pada
kesempatan tersebut diluangkan pula waktu diskusi bagi masyarakat untuk mengenal lebih dalam lembaga atau perusahaan. Bagi pengelola lembaga atau perusahaan, diskusi juga dimanfaatkan untuk menyelami harapan, keinginan, dan
31
Bambang S. Sankarto dan Penny I. Iskak, Jurnal ‘Strategi Sosialisasi Dan Promosi Unit Pelayanan Organisasi’ Balitbang Pusat : Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Tahun 2008, h. 6
25
dukungan masyarakat. Pada pertemuan tersebut, disebarkan pula leaflet, booklet, dan cindera mata. Pertemuan formal merupakan forum diskusi yang diselenggarakan secara resmi, terjadwal, dengan jumlah peserta sesuai
undangan.
diselenggarakan
Sementara,
tidak
resmi
pertemuan dimana
informal
pemberitahuan
disampaikan kepada peserta dari mulut ke mulut atau melalui papan pengumuman atau media massa yang mudah didapati masyarakat. Pertemuan informal secara tidak sengaja juga terjadwal, seperti majelis pengajian, pertemuan balai desa, dan lain-lain. b) Kunjungan ke lembaga formal dan nonformal Waktu kunjungan yang dinilai tepat adalah pada saat ada
pertemuan dimana
pengelola
diberi waktu
untuk
memperkenalkan diri, lembaga atau perusahaan, dan Jasa layanannya. Lembaga formal yang dapat dikunjungi adalah Dinas-Dinas dan Pemda di Kabupaten, kantor kecamatan, dan kantor desa. Pengelola organisasi juga dapat meminta tokoh kunci, untuk dapat mengunjungi kelembagaan nonformal, seperti kelompok kesenian, kelompok arisan, kelompok tani, karang taruna, wanita tani, dan kelompok keagamaan (kelompok gereja, pengajian, dan remaja islam masjid).
26
c) Kunjungan dan pelatihan Selain pengelola organisasi mendatangi masyarakat pengguna,
sosialisasi
dapat
pula
dilakukan
dengan
mengundang individu atau kelompok masyarakat untuk datang ke lembaga atau perusahaan. Setiap pengunjung yang datang diperkenalkan pengelolanya, lembaga atau perusahaan, dan jasa layanannya dalam bentuk pelatihan, terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi informasi untuk mencari informasi dan manfaatnya. Aktivitas perkenalan sangat mempengaruhi penerimaan masyarakat dan tingkat keterlibatan mereka pada saat program berjalan. Penjelasan disampaikan dengan lugas dan santun tentang seluk beluk organisasi dan layanannya. Penjelasan yang kongkrit tentang manfaat organisasi sangat diperlukan. Selanjutnya, tanggapan dan pendapat masyarakat tentang halhal yang dapat dilakukan organisasi agar dapat dimanfaatkan. 32 3) Membuat Kegiatan Khusus Kegiatan dikemas
dengan
khusus
untuk
menarik
memperkenalkan
dan
sederhana
organisasi tapi
dapat
memperkenalkan keberadaan organisasi dan layanannya sekaligus menjaring dukungan masyarakat.33
32
Ibid., h. 7 Ibid.
33
27
4) Mendiskusikan Temuan Kegiatan sosialisasi dilaksanakan oleh tim dan setiap anggota tim mencatat temuan-temuan di lapang. Temuan-temuan tersebut kemudian didiskusikan secara berkala. Hasilnya dapat menjadi masukan bagi perbaikan program yang akan dilaksanakan lembaga atau perusahaan.34 5) Menyusun Laporan Sosialisasi Pekerjaan yang paling sulit dilaksanakan adalah menyusun laporan tertulis hasil pengamatan, kajian, dan wawancara. Proses sosialisasi merupakan upaya mengetahui keadaan masyarakat pada awal pengembangan suatu usaha dan mengusahakan agar keberadaan perusahaan/lembaga dan layanannya dapat diterima masyarakat. Dokumentasi ini dapat dijadikan bahan untuk menyusun kelemahan, kekuatan dan tantangan yang dihadapi.35 b. Tujuan Sosialisasi Pada dasarnya tujuan sosialisasi organisasi adalah membangun hubungan kerja sama dengan berbagai komponen masyarakat dan lembaga yang ada di tingkat kabupaten. Melalui kerja sama yang erat, diharapkan masyarakat merasa memiliki sehingga masyarakat tidak hanya menerima manfaat saja. Diharapkan masyarakat difasilitasi untuk terlibat secara lebih berarti. Namun, pada umumnya suatu aktivitas sosialisasi mempunyai tujuan sebagai berikut: 34
Ibid., h. 7 Ibid., h. 8
35
28
1) Memperkenalkan organisasi dan layanannya Sosialisasi diharapkan dapat menyampaikan pesan pada masyarakat yang dituju atau ditargetkan. Dengan demikian perlu dipilih cara yang sesuai dengan masyrakat yang ditargetkan. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: a) Menentukan target audiens b) Menentukan jumlah target audiens c) Memilih media yang paling sesuai d) Menarik perhatian Aktivitas sosialisasi harus dikemas dalam bentuk yang menarik perhatian, agar masyarakat tertarik dan menyimpan pesan yang disampaikan dalam memori pikiran mereka. Cara yang dilakukan pada umumnya memberikan sponsor pada suatu acara tertentu, menggunakan tokoh masyarakat setempat, menonjolkan keunggulan dari program-program yang diperkenalkan.36 2) Pemahaman Promosi yang direncanakan dengan baik akan memudahkan masyarakat memahami pesan yang disampaikan kepadanya. Pesan yang jelas dan penggunaan media yang tepat dan kemasan cerita yang menarik mampu menyampaikan pesan kepada pengguna secara cepat dan tepat.37
36
Ibid., h. 9-10. Ibid., h. 10
37
29
3) Perubahan sikap Setelah
sosialisasi
dapat
dipahami,
organisasi
mengharapkan suatu tanggapan dari calon pembeli terhadap sosialisasi tersebut.38 4) Tindakan Tujuan akhir promosi adalah mempertahankan keberadaan organisasi melalui peningkatan
hasil yang
dicapai akibat
meningkatkan pengguna yang memanfaatkan barang dan jasa yang ditawarkan lembaga atau perusahaan. Oleh karena itu, tujuan akhir sosialisasi adalah menimbulkan tindakan calon pengguna yang dituju untuk memanfaatkan barang dan jasa yang dipromosikan.39 5. Promosi a. Definisi Promosi Fajar Laksana menurut Fajar Laksana promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut. berdasarkan pengertian ini maka promosi merupakan aktifitas komunikasi yang berasal dari informasi yang tepat.40
38
Ibid. Ibid., h. 11 40 Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran(Pendekatan Praktis), Yogyakarta: Graha ilmu, 2008. h. 133. 39
30
Menurut Basu Swasta, pengertian promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran".41 Sedangkan pengertian promosi yang dikemukakan Saladin Djaslim adalah sebagai berikut : "Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut."42 Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa promosi sebagai alat bantu untuk mengidentifikasikan produk agar produk tersebut bisa dikenak oleh konsumen. Sebagai alat untuk menghimbau pembeli. Sebagai alat untuk meneruskan informasi dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Selanjutnya Amin Abdullah menjelaskan bahwa promosi merupakan kegiatan Marketing Mix yang terakhir. Dalam kegiatan ini setiap lembaga keuangan berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung.43
41
Basu Swastha, Manajemen Penjualan, Edisi 3, Yogyakarta : BPFE, 2001, H. 237. Saladin Djaslim, Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian, Bandung : Linda Karya, 2002, h. 123. 43 Amin Abdullah, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah. Jakarta: PT Grasindo, 2007, h. 165 42
31
b. Pertimbangan Promosi Semua aktivitas promosi harus sejalan dengan posisi bank atau lembaga keuangan lainnya di pasar. Ini disarankan bukan hanya untuk tema iklan, tetapi juga pemilihan media harus berdasar pada usaha membangun dan penguatan posisi lembaga, dengan dua pertimbangan sebagai berikut : 1) Pertimbangan keuntungan Tanpa mengacuhkan media, untuk membuat konsep pemasaran, marketer harus menganalisis pesan iklan untuk setiap produk jasa dalam dua elemen berikut ini. a) Produk Fitur yang dibuat atas produk dan layanan jasa. Fitur produk biasanya sangat ditonjolkan pada pesan iklan, tetapi relatif kurang efektif, kecuali terintegrasi dengan elemen kedua. b) Keuntungan Keuntungan yang didapat pelanggan setelah pembelian. Iklan harus
dapat
menghitung-hitung
keuntungan
dan
dapat
dipercaya dengan menyebutkan fitur produk yang akan menghasilkan keuntungan. 2) Media Pertimbangkan banyaknya media di dalam kampanye promosi seperti koran, promosi produk di dalam lembaga keuangan, TV, radio, baliho, direct mail, atau majalah.
32
Kegiatan promosi yang terus-menerus dan terencana dapat memecahkan tiga persoalan penting dalam setiap bisnis, tidak terkecuali BMT. 1) Informasi produk. Promosi dapat memberikan informasi tentang bauran pemasaran produk, sistem distribusi, harga, dan manfaat utama yang ditawarkan oleh produk lembaga keuangan. 2) Persepsi masyarakat. Promosi dapat memecahkan persepsi konsumen yang keliru terhadap produk perusahaan yang memasarkannya. Promosi dapat digunakan untuk mengubah atau meluruskan persepsi atau meningkatkan citra lembaga keuangan menjadi pilihan utama di benak masyarakat. 3) Promosi dapat mendorong terjadinya keinginan untuk membeli atau menggunakan merek/produk (buying brand registed), baik secara langsung maupun pada masa yang akan datang (tidak langsung).44 c. Bauran promosi Bauran promosi didefinisikan Philip Kotler sebagai gabungan dari usaha komunikasi yang menjembatani kesenjangan antara produsen dan konsumen. Usaha komunikasi tersebut meliputi
44
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, Bogor : Ghalia Indonesia, 2010, h. 163-164.
33
periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat/publisitas, tenaga penjualan, dan pemasaran langsung.45 Pemasaran tidak hanya membicarakan produk, harga produk, dan mendistribusikan produk, tetapi juga mengkomunikasikan produk tersebut kepada masyarakat agar produk tersebut dikenal dan pada akhirnya dibeli. Untuk mengkomunikasikan produk, perusahaan perlu menyusun suatu strategi yang sering disebut dengan bauran promosi (promotion mix) yang terdiri atas lima komponen utama, yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan
masyarakat
(public
relation/publicity),
tenaga
penjualan/penjualan personal (personal selling), dan pemasaran langsung (direct marketing).46 Lovelock dan Wright mendefinisikan bauran promosi adalah: Bauran promosi sebagai seperangkat elemen komunikasi baik berbayar maupun tidak berbayar yang didapatkan oleh pemasar. Dalam bauran promosi jasa, terdapat enam elemen, yaitu komunikasi personal (personal communication), periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (publicity/public relation), bahan-bahan instruksi (instructional materials), dan desain korporat (corporate design).47
45
Kotler, Philip, Principle of Marketing, (terj.) Ancella Anitawati Hermawan, Jakarta : Gramedia, 2005, h. 642 46 Ibid., h. 340 47 C. Lovelock & L.K. Wright, Manajemen Pemasaran, (Terj.) Sambodo I Yosua, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka, 2005. h. 266
34
1) Komunikasi Personal (Personal Communication) Lovelock dan Wright mendefinisikan komunikasi personal sebagai komunikasi secara langsung antara pemasar dan individu pelanggan yang melibatkan dua arah.48 Beberapa bentuk dari komunikasi personal yaitu : a) Tenaga Penjualan/Penjualan Personal (Personal Selling) Penjualan personal adalah komunikasi dua arah antara wiraniaga perusahaan jasa dengan pelanggan yang dimaksudkan untuk menimbulkan pengaruh secara langsung dalam proses penjualan. Kotler mendefinisikan bahwa penjualan personal adalah alat yang paling efektif-biaya pada tahap proses pembelian lebih lanjut, terutama dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli. Tiga ciri khusus dari penjualan personal, yaitu: 1) Konfrontasi personal : mencakup hubungan yang hidup, langsung, dan interaktif antara dua orang atau lebih. 2) Mempererat ; timbulnya berbagai jenis hubungan dari hubungan penjualan hingga hubungan persahabatan. 3) Tanggapan : membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniagaan.49 b) Telemarketing Telemarketing adalah penjualan personal untuk calon pembeli melalui media telepon. Penjualan personal yang dilakukan 48
Ibid. Kotler, Philip, Principle..., h. 667
49
35
dengan tatap muka biasanya mahal dan paling sering digunakan pada pasar antar perusahaan. Telemarketing merupakan alternatif penjualan personal dengan biaya lebih rendah, karena menggunakan telepon untuk menjangkau calon pelanggannya. c) Layanan pelanggan (customer service) Layanan pelanggan merupakan elemen layanan pelengkap tambahan oleh wiraniaga yang tidak terlibat secara khusus dalam proses penjualan. d) Pelatihan pelanggan. Beberapa perusahaan, khususnya yang menjual antar bisnis yang kompleks memberikan pelatihan resmi untuk mengenalkan pelanggan dengan produk jasanya dan mengajarkan bagaimana menggunakan produk tersebut agar mendapat hasil yang optimal. e) Promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) Promosi dari mulut ke mulut merupakan komentar positif atau negatif mengenai produk jasa yang disampaikan oleh seseorang (biasanya pelanggan saat ini atau bekas pelanggan) kepada yang lain. Rekomendasi dari pelanggan lain dapat memberikan pengaruh yang besar pada keputusan calon pelanggan untuk menggunakan produk jasanya. Tetapi promosi dari mulut ke
36
mulut adalah bentuk komunikasi yang sulit untuk dikendalikan oleh perusahaan. 50 2) Periklanan (Advertising) Lovelock dan Wright mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk presentasi non pribadi dan promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Iklan seringkali merupakan titik awal dari kontak antara pemasar dan pelanggannya untuk
menimbulkan
kesadaran,
memberikan
informasi,
mempengaruhi, dan mengingatkan kembali. 51 Dari sisi tujuan iklan, Philip Kotler mendefinisikan empat tujuan iklan, yaitu: a) Iklan informatif dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru atau cirri baru produk yang sudah ada. b) Iklan persuasif dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakiandan pembelian suatu produk atau jasa c) Iklan pengingat dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali. d) Iklan penguatan dimaksudkan meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat.52
50
C. Lovelock & L.K. Wright, Manajemen..., 268-231. Ibid., h. 232 52 Kotler, Philip, Principle of Marketing, (terj.) Benyamin Molan, Jakarta : Gramedia, 2005, h. 626. 51
37
Ada lima keputusan utama yang harus diambil oleh pihak perusahaan dalam mengembangkan program periklanan yang dikenal sebagai “lima M”, yaitu : a) Misi (Mission), yaitu menentukan tujuan iklan, b) Uang (Money), yaitu memutuskan anggaran iklan, c) Pesan (Massage), yaitu memilih pesan iklan, d) Media (Media), yaitu memutuskan media iklan, dan Ukuran e) (Measurement), yaitu mengevaluasi hasil. Keputusan mengenai media
periklanan
yang
akan
digunakan,
harus
mempertimbangkan keunggulan dan keterbatasan masingmasing jenis media.53 Kotler menjelaskan beberapa jenis media iklan utama beserta keunggulan dan keterbatasannya masing-masing yang disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 1. Jenis-jenis Media Iklan Utama Serta Keunggulan Dan Keterbatasannya54 Media Iklan
Keunggulan
Koran
Fleksibelitas, ketepatan waktu, jangkauan pasar lokal yang baik, penerimaan luas, tingkat kepercayaan tinggi Televisi Menggabungkan gambar, suara, dan gerakan; merangsang indera; perhatian tinggi; jangkauan tinggi Surat langsung Audiens terpilih; fleksibelitas; tidak (direct mail) ada pesaing iklan dalam media yang sama; personalisasi 53
Ibid., 626-627. Ibid., 267-268.
54
Keterbatasan Usia penggunaan pendek, mutu reproduksi jelek, audiens ”terusan” kecil Biaya absolut kekacauan tinggi
tinggi;
Biaya relatif tinggi, citra surat sampah.
38
Radio Penggunaan massal;
Pemilihan geografis dan demografis tinggi; biaya rendah
Hanya penyajian suara; perhatian lebih rendah daripada televisi; struktur harga tidak standar; paparan bergerak kilat. Perencanaan pembelian iklan panjang; sebagian sirkulasi sia-sia; tidak ada jaminan posisi
Majalah
Pemilihan geografis dan demografis tinggi; kredibilitas dan gengsi; reproduksi bermutu tinggi; usia penggunaan panjang; penerusan pembacaan baik Reklame luar Ruang Fleksibelitas; pengurangan paparan tinggi; biaya rendah; persaingan rendah Yellow pages Liputan lokal sangat bagus; tingkat kepercayaan tinggi; jangkauan luas; biaya rendah Berita berkala Pemilihan audiens sangat tinggi; terkontrol penuh; peluang interaktif; Brosur Terkendali penuh; dapat Fleksibilitas; mendramatisir pesan Telepon Banyak pengguna; peluang memberikan sentuhan pribadi Internet Pemilihan audiens tinggi; Kemungkinan interaktif; biaya relatif rendah
Pemilihan audiens terbatas; kreativitas terbatas Persaingan tinggi; perencanaan pembelian iklan panjang; kreativitas terbatas. Biaya dapat hilang sia-sia
Produksi berlebihan dapat membuat biaya hilang sia-sia Biaya relatif tinggi kecuali jika digunakan sukarelawan Media relatif baru dengan jumlah pengguna yang rendah di beberapa negara
3) Promosi Penjualan (Sales Promotion) Promosi penjualan merupakan alat-alat insentif jangka pendek yang diberikan kepada pelanggan atau perantara untuk merangsang penjualan produk. Promosi penjualan biasanya spesifik dalam jangka waktunya, harga, segmen pelanggan, atau kombinasi dari ketiganya. Secara khusus, tujuan promosi penjualan adalah untuk mempercepat keputusan pembelian atau mendorong konsumen untuk menggunakan
produk sesegera
mungkin,
39
mengkonsumsi dalam jumlah lebih besar, atau dalam frekuensi lebih banyak.55 Penjualan yang merupakan unsur utama dalam kampanye pemasaran, adalah berbagai kumpulan alat-alat insentif, yang sebagian
besar
berjangka
pendek,
yang
dirancang
untuk
merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. 56 Ada tiga jenis manfaat yang diperoleh dari aktivitas promosi penjualan, yaitu : a) Komunikasi : promosi biasanya mengundang minat dan umumnya menyajikan informasi agar konsumen terdorong membeli. b) Insentif : mereka menawarkan rangsangan atau kontribusi yang bagi konsumen bisa merupakan value tersendiri. c) Undangan : Promosi bersifat mengundang agar seketika dapat menjadi transaksi.57 4) Hubungan Masyarakat (Public Relation-Publicity) Hubungan masyarakat (publisitas) didefinisikan Kotler sebagai rangsangan non personal demi permintaan akan sebuah produk jasa atau unit usaha dengan cara menyebarkan berita niaga penting mengenai produk atau jasa tersebut melalui radio, televisi
55
C. Lovelock & L.K. Wright, Manajemen..., h. 242. Kotler, Philip, Principle..., h. 633 57 Bunafit Nugroho, Sistem Informasi Penjualan, Yogyakarta : Andi, 2007. h. 65, 56
40
atau pentas tanpa dibayar oleh sponsor.58 Hubungan masyarakat meliputi berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya. Hubungan masyarakat merupakan usaha untuk merangsang citra positif perusahaan dan produknya dengan mengirim rilis berita, mengadakan konferensi pers, mengadakan event khusus, dan aktifitas pendukung yang dapat dijadikan berita oleh pihak ketiga. Ciri-ciri yang dimiliki publisitas menurut Kotler adalah : a) Nilai kepercayaan yang tinggi Artikel dan berita di media biasanya lebih otentik dan lebih dipercaya oleh pembaca daripada iklan. b) Dorongan keluar Publisitas bisa menjangkau banyak pihak yang menghindari wiraniaga atau iklan. Pesan yang sampai ke pembeli berupa berita, bukan suatu komunikasi penjulan langsung. c) Dramatisasi. Seperti iklan, publisitas berpotensi untuk mendramatisasi suatu perusahaan atau produk.59 5) Desain Korporat (Corporate Design) Desain korporat adalah penggunaan warna, lambang atau simbol, dan tulisan khusus perusahaan yang secara konsisten dapat 58
Philips Kotler, Manajemen Pemasaran (Edisi Millenium), (Terj) Tim Penterjemah, Jakarta : Prehallindo, 2002, h. 246 59 Ibid., h. 247-249.
41
memberikan identitas yang mudah dikenali. 60 Strategi desain korporat biasanya disusun oleh perusahaan konsultan eksternal dan memuat berbagai ciri khusus seperti pada alat tulis dan literatur promosi, tanda-tanda di tempat, pakaian seragam, dan skema warna untuk kendaraan perusahaan, peralatan, dan interior bangunan. Tujuannya adalah untuk memberikan satu tema yang dapat dikenal dan menghubungkan semua operasi perusahaan dalam merek khusus strategis dengan menggunakan bukti fisik. d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategi Bauran Promosi Menentukan variabel bauran promosi merupakan tugas yang sulit dalam manajemen pemasaran. Manajemen harus mencari kombinasi yang terbaik atas penggunaan bauran promosi. Kotler mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi strategi bauran promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan, yaitu sebagai berikut 1) Dana yang tersedia Jumlah dana yang tersedia merupakan faktor penting yang mempengaruhi bauran promosi. Perusahaan yang memiliki dana yang lebih besar, kegiatan promosinya akan lebih efektif dibanding dengan perusahaan yang memiliki sumber dana yang lebih terbatas.
60
C. Lovelock & L.K. Wright, Manajemen..., h. 244.
42
2) Sifat Pasar Keputusan mengenai susunan bauran promosi akan sangat dipengaruhi oleh sifat pasar. Beberapa macam sifat pasar tersebut adalah: a) Luas pasar secara geografis Perusahaan yang hanya memiliki pasar secara lokal sering mengadakan kegiatan promosi yang berbeda dengan perusahaan yang memiliki pasar nasional atau internasional. Bagi perusahaan yang mempunyai pasar lokal mungkin sudah cukup menggunakan penjualan tatap muka saja, tetapi bagi perusahaan yang mempunyai pasar nasional paling tidak harus menggunakan periklanan. b) Konsentrasi pasar Konsentrasi pasar ini dapat mempengaruhi strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap jumlah calon pembeli, jumlah pembeli potensial yang macamnya berbedabeda, dan konsentrasi secara nasional. Perusahaan yang hanya memusatkan penjualannya pada suatu kelompok pembeli saja, maka penggunaan alat promosinya akan berbeda dengan perusahaan yang menjual pada semua kelompok pembeli. c) Macam pembeli Strategi promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan dipengaruhi oleh obyek atau sasaran dalam kampanye
43
penjualannya, apakah pembeli industri, konsumen rumah tangga, atau pembeli lainnya. Sering perantara pedagang ikut menentukan atau ambil bagian dalam pelaksanaan program promosi perusahaan. 61 3) Sifat produk Strategi
promosi
yang
dilakukan
oleh
perusahaan
dipengaruhi juga oleh sifat produknya. Diperlukan strategi yang berbeda-beda untuk produk konsumsi dan produk industri. Seperti convenience goods (barang konsumsi) biasanya perusahaan menggunakan periklanan. Hal ini disebabkan karena convenience goods didistribusikan secara luas, tidak memerlukan demonstrasi atau penerangan khusus.62 4) Pelanggan Dua hal yang harus diperhatikan dalam menentukan strategi promosi berkaitan dengan faktor pelanggan, yaitu : a) Strategi yang ingin digunakan, meliputi strategi dorong atau strategi tarik. Strategi
dorong
mencakup
kegiatan
pemasaran
produsen (terutama wiraniaga dan promosi perdagangan) yang diarahkan pada perantara saluran. Tujuannya adalah untuk mendorong perantara memesan dan menjual produk itu dan mempromosikannya kepada pemakai akhir. Strategi tarik 61
Kotler, Philip, Principle..., h. 640-642 Ibid., h. 642.
62
44
mencakup kegiatan pemasaran (terutama periklanan dan promosi kepada konsumen) yang diarahkan kepada pemakai akhir, tujuannya adalah mendorong pemakai akhir untuk meminta produk itu kepada perantara dan dengan mendorong perantara memesan produk itu dari produsen. b) Tahap kesiapan pembelian Alat-alat promosi memiliki efektifitas biaya yang berbeda pada berbagai tahap kesiapan pembeli. Periklanan dan publisitas paling efektif biaya pada tahap kesadaran atau tahap awal proses keputusan pembeli. Pada tahap selanjutnya atau tahap pemesanan/pembelian, penjualan personal dan promosi penjualan menjadi paling efektif. 63 5) Pesaing Perusahaan dapat mempertimbangkan strategi promosi yang akan dijalankannya berdasarkan aktivitas promosi yang dijalankan pesaing atau dapat pula menyesuaikan dengan tingkat persaingan yang ada dalam industri tersebut.64 6) Bauran Pemasaran Lainnya Produk dengan harga yang tinggi diidentikkan dengan mutu yang baik, dengan demikian periklanan merupakan kegiatan promosi yang tepat. Demikian pula dengan sistem pendistribusian, apabila 63
Ibid. Ibid., h. 643
64
perusahaan
memiliki
saluran
distribusi
langsung,
45
penggunaan penjualan pribadi merupakan hal yang tepat sedangkan apabila saluran distribusinya panjang atau tidak langsung, maka dibutuhkan iklan dalam berpromosi.65 e. Penentuan Bauran Promosi Setiap alat dalam bauran promosi memiliki keunikan dan karakteristik masing-masing. Oleh karena itu, perusahaan harus mencari kombinasi bauran promosi yang tepat agar kegiatan promosi yang dilakukan menjadi efektif dan mendukung perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Jika Personal Communication ditujukan untuk perorangan, maka promosi penjualan ditujukan kepada kelompok pembeli atau calon pembeli. Periklanan ditujukan kepada kelompok konsumen dengan jumlah besar dan massal. Promosi penjualan mengkhususkan pada kelompok konsumen yang jumlahnya relatif kecil. Apabila iklan menawarkan alasan untuk membeli, promosi penjualan menawarkan insentif untuk membeli, amat luas dan tersebar secara geografis. Kegiatan promosi periklanan dapat membangun citra jangka panjang bagi sebuah produk dan dapat memicu penjualan segera. Periklanan dapat menjangkau massa yang amat luas dan tersebar secara geografis. Namun, periklanan memiliki beberapa kelemahan, yaitu tidak mempunyai sifat memaksa dan merupakan komunikasi satu arah dengan pembeli sehingga dapat diabaikan.
65
Ibid.
46
Promosi penjualan mempunyai sifat yang unik yaitu dapat menarik perhatian konsumen dan memberikan informasi yang dapat mendorong konsumen untuk membeli. Promosi penjualan memberikan insentif untuk menarik orang-orang baru untuk mencoba, memberi imbalan kepada pelanggan setia, dan dapat menaikkan tingkat pembelian ulang orang yang sesekali menggunakan. Promosi penjualan sering menarik orang-orang yang beralih merek, yang terutama harga murah, nilai yang baik, atau hadiah. Namun promosi penjualan tidak mungkin mengubah mereka menjadi pemakai yang setia. Hubungan masyarakat dapat membantu membentuk citra perusahaan atau produk. Hubungan masyarakat juga sangat efektif dalam membangun kesadaran dan pengetahuan merek serta berbiaya yang jauh lebih kecil daripada biaya iklan. Namun promosi melalui hubungan masyarakat memiliki tantangan dalam menciptakan berita atau acara yang dapat menarik perhatian khalayak. Bahan-bahan petunjuk memberikan dapat informasi yang lengkap
mengenai
produk,
baik
cara
mendapatkannya,
menggunakannya, maupun informasi mengenai produk baru atau produk dengan fasilitas yang baru. Diharapkan hal ini dapat meningkatkan loyalitas konsumen, karena dapat menggunakan produk dengan memperoleh kepuasan yang optimal. Tetapi bahan-bahan
47
petunjuk kurang dapat menarik perhatian calon pelanggan baru, karena pesan yang disampaikan bersifat informatif dan instruksional. Desain korporat merupakan bagian dari citra yang melekat pada perusahaan maupun produknya yang dapat ditangkap oleh indera. Sehingga diharapkan hal ini dapat mengingatkan kembali calon pembeli dengan produk, meski hanya melihatnya secara sekilas. Pesan yang disampaikan dalam desain perusahaan hanya bersifat mengingat kembali akan produk, bukan memberikan informasi sehingga sulit digunakan untuk mempromosikan produk baru.66 f. Konsep Bauran Promosi Dalam Islam Perspektif Islam Sejalan dengan kegiatan dari bauran promosi yang telah diuraikan sebelumnya. Apabila di tinjau dari perspektif Islam harus sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam. Pada zaman nabi Muhammad SAW juga menggunakan promosi dalam perdagangan. Prinsip-prinsip yang digunakan oleh nabi Muhammad SAW adalah personal selling, iklan promosi penjualan dan hubungan masyarakat. Namun konsep yang ditetapkan nabi Muhammad SAW berbeda dengan promosi yang dilakukan pada saat ini. Konsepnya tidak lepas dari nilai-nilai normatif dan sesuai dengan ajaran agama Islam. Pada dasarnya promosi adalah alat untuk memberikan informasi, menawarkan dan menjual produk atau jasa. Banyak cara
66
C. Lovelock & L.K. Wright, Manajemen..., h. 264.
48
yang dilakukan produsen atau perusahaan, agar produk tersebut diterima oleh masyarakat. Untuk membangun sebuah perusahaan atau lembaga keuangan lainnya yang efektif, suatu perusahaan harus menggunakan bauran promosi yang efektif, baik perusahaan barang maupun jasa. Promosi yang dilakukan dimaksudkan untuk mempengaruhi calon konsumen agar membeli produknya dengan menawarkan keunggulan-keunggulan tertentu pada produknya dan memberi janji-janji tertentu. Dalam Islam dilarang melakukan penipuan, kebohongan dan mengingkari janji. Oleh karena itu dalam pelaksanaan promosi pembisnis muslim harus menghindari tindakan kebohongan, janji palsu, iklan porno (ilusi ketidaksenonohan), serta publikasi produk yang menghalalkan segala cara. 67 Serta dusta sangat ditentang dalam Islam sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an sebagai berikut :
Artinya
… 68 :
“…dan jauhilah perkataan-perkataan dusta”.69
1) Larangan Promosi barang haram Nilai dan moral yang pertama ditekankan oleh Islam adalah larangan mempromosikan barang haram. Termasuk dalam kategori barang yang dilarang beredar (khamar, lotre) adalah barang sejenis komoditi atau barang mengancam kesehatan dan kemaslahatan 67 Adiwarman Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta : Gema Insani, 2001, h. 172 68 Q.S. Al-Hajj [22] : 30 69 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta : Balai Pustaka, 2005, h. 446
49
manusia
serta media informasi yang mempromosikan ide-ide
rusak, hiburan yang berdampak negatif yang berbau pornografi dan porn aksi, saling menjelek-jelekan pesaing dan apa saja yang dapat merusak moral dan tatanan etika manusia.70 Ikut mengedarkan dan mempromosikan barang-barang tersebut berarti juga ikut bekerja sama dalam perbuatan dosa atau melakukan pelanggaran terhadap apa yang telah dilarang oleh Allah dalam al-Qur’an.
… 71 Artinya : “…dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”.72 2) Anjuran berbuat benar Benar merupakan ruh bagi keamanan dan ciri utama seorang muslim. Bahkan berbuat benar merupakan ciri dan sifat yang memiliki seorang nabi. Tanpa kebenaran agama tidak akan dapat berdiri tegak dan tidak akan stabil. Sebab itu salah satu
70 Yusuf Qard}awi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (terj.) Zainal Arifin & Dahlia Husin, Jakarta: Gema Insani, 1997, h. 277 71 Q.S. Al-Maaidah [5] : 2 72 Depag RI, Al-Qur’an…, h. 364.
50
karakter pengusaha
yang penting adalah berbuat benar.73
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits sebagai berikut :
اَيﱡ: َ ﺳ ُ ﺌِﻞ، َ ْ ﻦِ ر َ اﻓِﻊٍ أَنﱠ اﻟﻨﱠﱯ ِ ﱠ ﺻ َ ﻠﱠﻰ اﷲ ُ ﻋَ ﻠَﻴ ْ ﻪِ و َ ﺳ َ ﻠﱠﻢ و َ ﻛُﻞﱡ ﺑـ َ ﻴ ْ ﻊٍ ﻣ َ ﺒـ ْ ﺮ ُ و ْ رٍ )رواﻩ: ِﻗَﺎلَﻩ ِاﻟﺮﱠﺟﻃُْﻴﻞَِﺐ ُﺑِﻴ َ؟ﺪ َﻋَﻤﻜ ََﺴﻞْ ُﺐ ُ أ ْاﻟ 74
(اﻟﺒﺰار وﺻﺤﺤﻪ اﳊﺎﻛﻴﻢ
Artinya : “Rifa’ah bin Rāfi’ berkata bahwa nabi SAW ditanya, Apa mata pencaharian yang paling baik?, Nabi menjawab : Seseorang bekerja dengan tangannya dan tiap-tiap jual beli yang bersih” (diriwayatkan oleh Bazzar dan disahihkan oleh Imam Hakim).75 Hadits ini anjuran bagi seorang muslim dalam melakukan perbuatan yang sekecil apapun seyogyanya dimulai dan diakhiri dengan baik. Dan pada hadits ini juga sebenarnya adalah peringatan bagi orang-orang yang menjual barang-barang dengan pengesahan salah satu dan menipu orang-orang melalui sumpahsumpah mereka. Dusta dalam berdagang sangatlah dikecam oleh agama terlebih lagi jika diiringi dengan sumpah atas nama Allah menurut syariat. Banyak sumpah dalam berdagang hukumnya hukumnya makruh terlebih sumpah yang digunakan adalah hal yang tidak benar maka hukumnya haram dan dosa tak terampuni
73
Yusuf Qard}awi, Norma ..., h. 279 Imām Hafi>z{ Ahmad Ibnu ‘Ali Asy-Syafi’i, Bulu>gul Mara>m (fi ba>bil buyu>’), Jakarta: Dār Al-Kutub Al-Islāmiyah, 2002, h. 171 75 Rachmat Syafe’i, Al-Hadits (Aqidah, Akhlaq, Sosial dan Hukum), Bandung : Pustaka Setia, 2003, h. 113. 74
51
kecuali dengan taubat dan berpuasa atas sumpah yang mereka ucapkan. 3) Menepati amanah. Menepati amanah merupakan moral mulia. Maksud amah adalah mengembalikan hak apa saja kepada pemiliknya, tidak mengambil sesuatu yang melebihi haknya dan tidak mengurangi hak orang lain, baik berupa harga atau upah.76 Allah berfirman :
77 … Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya…”78 Dalam perdagangan sering dikenal istilah menjual dengan amanah. Maksudnya penjual menjelaskan ciri-ciri, kualitas dan harga barang dagang. Tidak terkecuali dengan perusahaan dibidang jasa harus benar-benar menyampaikan produk yang ditawarkan tanpa harus memberikan iming-iming palsu. 4) Jujur Menurut Yusuf Qardhawi, menerangkan bahwa seorang pedagang harus berlaku jujur dan dilandasi keinginan agar orang lain mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan sebagaimana yang dia inginkan dengan cara menjelaskan cacat barang dagangannya jika
76
Yusuf Qard}awi, Norma ..., h. 281 Q.S. Anisaa [4] : 58 78 Depag RI, Al-Qur’an …, h. 302 77
52
memang barang tersebut terdapat kecacatan dan tidak terlihat oleh pembeli. Nabi Muhammad bersabda :
ُ ﺐ ُ ﺑ ْ ﻦِﺟ َﻳـﺮﺮَِْ ﺣ َ ﺪﱠﺛـَﻨَ ﺎﰉأَ ِﲰَ ﻌِ ْﺖ ْﺣ َ ﺪﱠﺛَوﻨﺎَ َﻫ. َ ﺎر َﺣ َ ﺪﱠﺛَﻨﺎَﳏَُﻤﱠﺪُﺑ ْ ﻦﺑِ َﺸ ِاﻟﺮﱠ َْ ﻦﺑِ ْ ﻦ ﻋَْﺪِ ﲪ ﺐ َ ﻋَﻦ ْ ﺒ ِْﳛَْ َ ﺑ ْ ﻦِﻮأﻳَـﱡْب َ ﳛﺪث ﻋَﻦ ْﻳ َﻳﺰِْﺪَﺑ ْ ﻦِﰉأَ ِﺣ َﻴﺒ ﲕ ِﲰَ ﻌِ ْﺖ ُر َﺳﻮُ ْلُاﷲِﺻ َ ﻠﱠﻰ اﷲ ُﻋَﻴﻠَْﻪ : َﴰَُﺎﺳ َﺔَﻋَﻦ ْ ﻋُﺒﻘَْﺔَﺑ ْ ﻦِﻋَﺎﻣِﺮٍ ﻗَﺎل ْ ﻢٍ َﺎعَ ﻣِﻦ ﳛَ ِﻞﱡﻤﻟِ ُﺴ ْﻠِ ﺑ َﺧُ ْ ﻤاﻟُْﺴ ْﻠِﻢِو َ ﻻ و َﺳ َﻢﻠﱠَ ﻳـ َﻮﻘُْ لُ ﻤ)اﻟُْﺴ ْﻢﻠِ ُ أَﻮ 79
(ﺧأَﻴِْﻪِﺑـ ﻴـَﻌْﺎً ﻴﻓِ ْﻪِ ﻴﻋَْﺐ ٌ إِ ﺑـﻻﱠَ ﻴﻪـﱠﻨَُ ﻪﻟَُ ( )رواﻩ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ
Artinya : “menceritakan Muhammad bin Basyar menceritakan Wahab bin Jarir menceritakan dari ayahku, mendengarkan dari Yahya bin Ayub yang menceritakan dari Yazid bin Abi Habib dari Abdurrahman bin Sumasah, dari Uqbah bin Amir berkata : aku mendengar Rasulullah saw bersabda seorang muslim bersaudara dengan muslim lainnya dan tidak dihalalkan bagi muslim untuk menjual pada saudaranya barang yang memiliki aib, kecuali ia menjelaskannya” (HR. Ibnu Majah) Lawan
sifat
jujur
adalah
menipu
(curang),
yaitu
menonjolkan keunggulan barang tetapi menutupi kekurangannya. Masyarakat umum sering tertiup dengan perlakuan penjual yang seperti itu. Mereka mengira produk tersebut baik kualitasnya namun ternyata sebaliknya. Hal itu yang tidak diperbolehkan oleh Islam karena perbuatan tersebut munafik. Dalam hadits nabi SAW:
79
HR. Ibnu Majjah, dalam Maktabah Syamilah, cet. 2 tt.
53
ُآﻳ َ ﺔ: َﱠﱮ ُِ ﱢ ﻋَ ﻠَﻴ ْ ﻪِ و َ ﺳ َ ﻠﱠﻢ َ ﻗَﺎل ﻋَةَﻦِﻠﱠﻰ اﻟﻨاﷲ َ ﺣ َ ﺪِ ﻳ ْﺚُ اَﰉ ِ ﻫُ ﺮ َ ﻳـ ْ ﺮ َﺻ َ و َ ا ِ ذَا اْؤﲤُ ِﻦ، َ ِ ذَا و َ ﻋَﺪ َ اَﺧ ْ ﻠَﻒ:َﻼَثٌ ا َ و،ﺬَب َ ﺛ ُ ﻨَﺎﻓِﻖ َثَُ ﻛ ا ِ ذَا ﺣ َ ﺪَاﻟْﻤ
( ِﻋَﻼَﻣ َْﻤ ُﺔُ ﻨَﺎﻓِﻖ اﻟ ُ ﺎنَ )ﻛِ ﺘَ ﺎبِ اْﻻِ ﳝَْﺎنِ ﺑ َ ﺎب ِ ﺧَﰱ َ ﺟ َ ﻪ ُ اﻟْﺒ ُﺨَ ﺎرِى
80
Artinya : Hadits Abu Hurairah dari Nabi saw. dimana beliau bersabda "'Tanda orang munafik itu ada, tiga (yaitu.) :apabila berbicara, ia berdusta: apabila berjanji, ia tidak menepati; dan apabila dipercaya, ia berkhianat".(H.R. Bukhari dalam Iman Bab Alamat orang Munafik). Hadits di atas dijelaskan bahwa menipu (termasuk di dalam munafik) adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh agama. Hal inilah yang terkadang dilupakan oleh banyak perusahaan baik dibidang konsumen maupun jasa, ketika mengadakan transaksi yang termasuk di dalamnya adalah kegiatan promosi. 6. Baitul Mal Wat Tamwil a. Pengertian BMT Pengertian baitul mal wat tamwil menurut Ismail Nawawi yaitu: “Baitul Mal Wat Tamwil adalah sekelompok orang yang menyekutukan diri untuk saling membantu dan bekerja sama membangun sumber pelayanan keuangan guna mendorong dan mengembangkan usaha produktif dan peningkatan taraf hidup anggota dan keluarganya”.81 Sedangkan menurut Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid menjelaskan bahwa : “Baitul Mal Wat Tamwim adalah balai usaha mandiri terpadu 80
Ibid., h. 65 Ismail Nawawi, Ekonomi Kelembagaan Syariah, Surabaya : Putra Media Nusantara, 2009, h. 101. 81
54
yang isinya berisikan konsep baitul mal wat tamwil. Kegiatan BMT adalah mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha makro dan kecil, antara lain mendorong kegiatan menabung dan pembiayaan kegiatan ekonominya. Sedangkan kegiatan baitul mal menerima titipan BAZIS dari dana zakat, infaq dan shadaqah dan menjalankannya sesuai dengan peraturan dan amanahnya”.82 Lebih lanjut Nurul Huda dan Mohamad Haekal menjelaskan bahwa : Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) merupakan suatu lembaga yang terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang nonprofit, seperti; zakat, infaq, dan sedekah. Adapun baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan Islam.83 Mengacu pada beberapa pengertian tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa BMT merupakan lembaga perekonomian rakyat kecil yang bertujuan meningkatkan dan menumbuh-kembangkan kegiatan ekonomi pengusaha makro dan kecil yang berkualitas dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan perekonomiannya. Lembaga ini didirikan dengan maksud untuk memfasilitasi masyarakat bawah yang tidak terjangkau oleh pelayanan bank Islam atau BPR Islam. Prinsip operasinya didasarkan atas prinsip bagi hasil, jual beli (ijarah), dan titipan (wadiah). Karena itu, meskipun mirip 82 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta : Zikrul Hakim, 2008, h. 60. 83 Nurul Huda dan Mohamad Haekal, Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan Teoritis dan Praktis, Jakarta : Kencana, 2010, h. 363.
55
dengan bank Islam, bahkan boleh dikatakan menjadi cikal bakal dari bank Islam, BMT memiliki mangsa pasar tersendiri, yaitu masyarakat kecil yang tidak terjangkau layanan perbankan serta pelaku usaha kecil yang mengalami hambatan "psikologis" bila berhubungan dengan pihak bank. b. Tujuan BMT Sebagai salah satu lembaga perekonomian umat, Baitul Mal Wat Tamwil memiliki beberapa tujuan, antara lain: 1) Meningkatkan dan mengembangkan potensi umat dalam program pengentasan kemiskinan, khususnya pengusaha kecil /lemah. 2) Memberikan sumbangan aktif terhadap upaya pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan umat. 3) Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi anggota dengan prinsip syariah. 4) Mendorong sikap hemat dan gemar menabung. 5) Menumbuhkan usaha-usaha yang produktif. 6) Membantu para pengusaha lemah untuk mendapatkan modal pinjaman dan membebaskan dari sistem riba. 7) Menjadi lembaga keuangan alternatif yang dapat menopang percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. 8) Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha, di samping meningkatkan kesempatan kerja dan penghasilan umat.84
84
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga …, h. 63.
56
c. Ciri-ciri BMT Sebagai lembaga perekonomian umat, baitul maal wat tamwil memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Bukan lembaga sosial, tetapi dapat dimanfaatkan untuk mengelola dana sosial seperti zakat, infaq, shadaqah, hibah dan wakaf. 2) Lembaga ekonomi umat yang dibangun dari bawah secara swadaya yang melibatkan peran serta masyarakat. 3) Lembaga ekonomi milik bersama. 4) Berorientasi bisnis.85 d. Produk-produk BMT Kegiatan operasional BMT yaitu melayani masyarakat, kegiatan pokok BMT meliputi dua kegiatan, yaitu simpanan mudharabah dan pembiayaan. 1) Simpanan mudharabah Simpanan mudharabah adalah simpanan yang dilakukan oleh pemilik dana/anggota (shahibul māl), yang selanjutnya akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan di muka berdasarkan prosentase pendapatan (nisbah). Simpanan mudharabah terdiri dari beberapa macam bentuk simpanan, yaitu: a) Simpanan Berguna (SIGUN) b) Simpanan Pendidikan (SIDIK)
85
Ibid., h. 64.
57
c) Simpanan Hari Raya (SIHAR) d) Simpanan Aqiqah (SIQAH) e) Simpanan Walimah (SIWAL) f) Simpanan Ziarah (Simpanan Haji) g) Simpanan Wadi'ah h) Deposito (Mudharabah Berjangka).86 2) Pembiayaan Pembiayaan adalah kegiatan BMT dalam hal menyalurkan dana kepada umat melalui pinjaman untuk keperluan menjalankan usaha yang ditekuni oleh nasabah/anggota sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku serta kesepakatan bersama. Produk pembiayaan terbagi dalam beberapa macam, yaitu sebagai berikut : a) Mudharabah Suatu perjanjian antara pemilik dana BMT (shahibul māl) dengan pengelola dana anggota (mudharib) yang keuntungannya
dibagi menurut rasio/nisbah
yang telah
disepakati bersama di muka. Bila terjadi kerugian, maka shahibul
maal
menanggung
kerugian
dana,
sedangkan
mudharib menangung kerugian pelayanan material dan kehilangan imbalan kerja.
b) Musyarakah
86
Ibid., h. 64-66.
58
Perjanjian kerjasama antara anggota dengan BMT di mana modal dari kedua belah pihak digabungkan untuk usaha tertentu yang akan dijalankan oleh anggota. Keuntungan dan kerugian ditanggung bersama sesuai kesepakatan di muka. c) Bai Bis}aman ‘Ajil Proses jual beli di mana BMT menalangi terlebih dahulu kepada anggota dalam pembelian suatu barang tertentu yang dibutuhkan. Kemudian anggota akan membayar harga dasar barang dan keuntungan yang disepakati bersama kepada BMT secara angsur. d) Murabahah Dalam kaidah bahasa Arab, murabahah mempunyai kata mashdar "ribh", artinya laba/keuntungan. Diikutkan pada mashdar murabahatan dengan wazan mufa>'alatan berarti musyarakah baina is}naini (saling mendapatkan keuntungan). Murabahah hampir sama dengan bai bis}aman ‘ajil, bedanya adalah dalam hal pembayaran. Akad murabahah dilakukan oleh anggota sebelum jatuh tempo pada waktu yang telah disepakati. e) Qard}ul hasan Pembiayaan kebajikan berasal dari BMT dimana anggota yang menerimanya hanya membayar pokoknya dan dianjurkan untuk memberikan zakat, infaq dan sedekah (ZIS). f) Ijarah
59
Akad pembiayaan yang merupakan talangan dana untuk pengadaan barang tertentu ditambah dengan keuntungan mark up yang disepakati dengan sistem sewa tanpa diakhiri dengan kepemilikan. g) At-ta'jir Hampir sama dengan akad ijarah, bedanya At-ta'jir diakhiri dengan adanya hak kepemilikan. Bai ta'jir atau sewa beli adalah suatu kontrak sewa yang diakhiri dengan penjualan. Dalam kontrak ini pembayaran sewa telah diperhitungkan sedemikian rupa sehingga sebagian dari padanya merupakan pembelian terhadap barang secara berangsur.87 e. Sistem Operasional BMT Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) adalah suatu lembaga ekonomi rakyat kecil yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha kecil berdasarkan prinsip syariah dan prinsip koperasi. Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) merupakan sebuah sarana pengelolaan dana dari umat, oleh umat dan untuk umat (mashlahah amanah) yang bebas dari riba. Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) hadir sebagai wahana transformasi ekonomi dari para agniya>' (pemilik uang) kepada d}u'afa, pedagang kecil yang membutuhkan modal usaha. BMT juga merupakan
87
Ibid., h. 66-68.
lembaga
keuangan
syariah
yang
menerima
dan
60
mendistribusikan dana Islam yang berupa zakat, infaq, sedekah, hibah dan wakaf yang dipercayakan kepadanya untuk disalurkan kepada yang berhak. Landasan hukum BMT cukup kuat yaitu UU No. 7/1992, UU No. 10/ 1998, menyelengarakan kegiatan usaha pelayanan dan jasa keuangan dalam skala kecil dan menengah. UU No. 10/1998, pasal 6, lembaga keuangan konvensional dapat menyelenggarakan unit pelayanan syariah seperti bank syariah dengan menggunakan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing) secara dual banking system. BMT dikategorikan koperasi syariah, lembaga ekonomi yang berfungsi untuk menarik, mengelola dan menyalurkan dana dari, oleh dan untuk masyarakat. Sisi yuridis UU No. 7/1992 tidak termasuk lembaga keuangan bank. Fungsi BMT tidak hanya profit oriented, tetapi juga social oriented.88 f. Keunggulan BMT BMT memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya, yaitu: 1) Adanya jaminan pelayanan jasa keuangan berdasarkan prinsip syariah dan bebas dari praktik riba. 2) prinsip bagi hasil. 3) Masing-masing pihak antara BMT dan nasabah dapat berbagi risiko karena masing-masing memiliki hak dan kewajiban yang
88
Ibid., h. 68-69.
61
sama sesuai dengan proporsinya. 4) Terhindarnya praktik-praktik manipulasi dan monopoli keuangan. 5) Adanya
pemerataan
dan
keseimbangan
dalam
perolehan
keuntungan.89 g. Problem Pengembangan BMT Terdapat beberapa masalah untuk mengembangkan BMT, antara lain: 1) Belum memadainya SDM yang terdidik dan profesional. 2) Masih lemahnya SDM yang berjiwa entrepreneurship. 3) Modal yang relatif kecil dan terbatas. 4) Tingkat kepercayaan umat Islam yang masih rendah. Belum terumuskan platform yang sempurna secara akademik. 5) Perangkap
pendukung
(informasi teknologi)
masih
lemah.
Accountability (gejala sosial dan ekonomi di masyarakat). 6) Limited links. Persoalan BMT sebenarnya dapat dilihat dari dua perspektif. 1) Belum sepenuhnya mampu menjawab problem real ekonomi masyarakat. 2) Lembaga keuangan swadaya masyarakat yang mengandalkan masa depannnya pada partisipasi masyarakat.90
h. Strategi Pemberdayaan BMT 89
Ibid. h. 69-70. Ibid.
90
62
Terdapat beberapa langkah strategi untuk mengatasi problem BMT, antara lain: 1) Mikro, struktur; langkah maju untuk meningkatkan kualitas BMT (profesional, proporsional, amanah, tanggung jawab). 2) Makro struktur; upaya membangun jaringan kelembagaan untuk memperkuat posisi tawar BMT (produk, kualitas, pelayanan). Dalam
rangka
mewujudkan
tujuan
pengembangan
kelembagaan BMT, maka diperlukan sikap: 1) Achievement motivation (performance = ability x motivation) 2) Keterbukaan dengan cara membangun network 3) Peningkatan profesionalisme 4) Istiqamah, comprehensive commitment, kaffah.91 C. Kerangka Pikir dan Pertanyaan Penelitian 1. Kerangka Pikir Baitul Mal Wat Tamwil atau dikenal dengan balai usaha mandiri terpadu, adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh-kembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan masyarakat menengah ke bawah. Baitul Mal Wat Tamwil memiliki sifat terbuka, independen, berorientasi pada pengembangan tabungan dan pembiayaan untuk mendukung bisnis ekonomi yang produktif bagi anggota dan kesejahteraan 91
Ibid., h. 70-71.
63
sosial masyarakat sekitar. Selain itu BMT juga memiliki beberapa peranan penting dalam menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi yang bersifat non Islam. Serta diharapkan mampu membina dan mendanai usaha kecil. BMT harus bersikap aktif menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata. Melepaskan ketergantungan pada rentenir, masyarakat yang masih tergantung rentenir disebabkan rentenir mampu memenuhi keinginan masyarakat dalam memenuhi dana dengan segera. Meskipun BMT memiliki visi dan misi yang handal, namun tidak sedikit masyarakat tidak mengerti terhadap lembaga keuangan ini bahkan menganggap bahwa BMT memiliki kesamaan dengan koperasi atau lembaga keuangan konvensional lainnya. Permasalahan ini muncul pada BMT Bina Muslim Mandiri (BMM) Pangkalan Bun bahwa tidak sedikit ketidaktahuan masyarakat sekitar terhadap lembaga ini, dan ketertarikan masyarakat masih terpacu pada lembaga keuangan konvensional. Menjadi pertanyaan bagaimanakah strategi pemasaran pada Baitul Mal Wat Tamwil Bina Muslim Mandiri (Bmm) Pangkalan Bun. Agar lebih jelas berikut ini kerangka pikir dalam penelitian ini :
BMT Bina Muslim Mandiri (BMM)
STRATEGI PEMASARAN
PRODUK BMT
64
2. Pertanyaan Penelitian Permasalahan dalam penelitian ini maka pertanyaan penelitian yaitu : a. Bagaimana strategi pemasaran pada BMT Bina Muslim Mandiri (BMM) Pangkalan Bun? 1) Apa pertimbangan pihak BMT Bina Muslim Mandiri (BMM) Pangkalan Bun dalam menggunakan atau memilih suatu strategi pemasaran? 2) Media apa saja yang digunakan dalam pelaksanaan strategi pemasaran oleh BMT Bina Muslim Mandiri (BMM) Pangkalan Bun? 3) Apa saja bauran promosi dengan diterapkan BMT Bina Muslim Mandiri (BMM) Pangkalan Bun dalam pelaksanaan Promosi? 4) Apa saja produk yang dipromosikan oleh BMT Bina Muslim Mandiri (BMM) Pangkalan Bun?
65
b. Bagaimana kendala dalam strategi pemasaran pada BMT Bina Muslim Mandiri (BMM) Pangkalan Bun? 1) Apa saja faktor penghambat dalam strategi pemasaran pada BMT Bina Muslim Mandiri (BMM) Pangkalan Bun? 2) Bagaimana hubungan masyarakat (Public Relation-Publicity) terhadap BMT Bina Muslim Mandiri (BMM) Pangkalan Bun? c. Bagaimana tanggapan masyarakat Pangkalan Bun mengenai strategi pemasaran yang dilakukan BMT Bina Muslim Mandiri (BMM) Pangkalan Bun? 1) Apakah Ibu/Bapak mengetahui produk-produk BMT Bina Muslim Mandiri (BMM) Pangkalan Bun? 2) Bagaimana penilaian atau tanggapan Ibu/Bapak terhadap strategi pemasaran (proses sosialisasi dan promosi produk) yang dilakukan oleh BMT Bina Muslim Mandiri (BMM) Pangkalan Bun dalam menarik nasabah? 3) Menurut pendapat Bapak/Ibu apa saja keunggulan dan kekurangan dari pihak BMT Bina Muslim Mandiri (BMM) Pangkalan Bun dalam proses sosialisasi dan promosi produk di kalangan masyarakat Pangkalan Bun khususnya di Kecamatan Arut Selatan?