BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Hasil Belajar Menurut Slameto (2010:2) belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan menurut Moh. Surya (1992:32) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai
dalam interaksinya dengan
hasil
pengalaman
lingkungan.
individu
Kemudian
itu
menurut
sendiri Purwanto
(2011:38) belajar adalah proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilaku. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dikemukan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam diri individu sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan sekitar. Bentuk perubahan tingkah laku itulah yang disebut dengan hasil belajar. Hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3), merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Menurut Hamalik (2003:155) hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
6
7
seseorang yang dapat di amati dan di ukur dalam bentuk pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya tidak tahu menjadi tahu. Sedangkan menurut Anni, (2004:5) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek–aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dikemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku pada diri seseorang akibat tindak belajar yang mencakup aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (sikap/mental), dan aspek psikomotorik (tingkah laku). Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah aspek kognitif. Dimana tujuan dari aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. 2. Pembelajaran kooperatif Menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni (2011:15) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Selanjutnya pembelajaran
8
kooperatif menurut Solihatin dan Raharjo, (2005:4) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu sikap atau perilaku bekerja sama dalam suatu kelompok pembelajaran, dan membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok. Di mana anggota kelompok terdiri dari dua orang atau lebih dan keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok. Kemudian menurut pendapat Sanjaya, Wina (2010:241) pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran dengan cara pengelompokkan/tim kecil, yaitu antara 4-6 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Dengan begitu setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif dan ketergantungan itulah yang akan memunculkan rasa tanggung jawab terhadap keberhasilan kelompok. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok – kelompok kecil yang terdiri dari beberapa suku, ras, jenis kelamin yang berbeda (heterogen) yang saling bekerja sama dan memunculkan rasa tanggung jawab dalam keberhasilan
sebuah
kelompok.
Ada
beberapa
metode
pendukung
pembelajaran kooperatif diantaranya adalah metode Talking Stick dan metode Snowball Drilling. 3.
Metode Pembelajaran Talking Stik dan Snowball Drilling 3.1.Pengertian metode Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1990:649) terdapat dua pengertian metode. Pengertian pertama, metode adalah cara
9
yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud dalam ilmu pengetahuan atau metode adalah cara menyelidiki atau mengajar. Pengertian kedua, metode adalah buku pelajaran atau cara belajar (menggambar, berhitung, menulis). Menurut Oemar Hamalik, (2001:23) metode adalah cara atau jalan yang ditempuh menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan dan metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Menurut pendapat para ahli mengenai pengertian metode di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang digunakan untuk menjalankan suatu pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 3.2.Pengertian metode pembelajaran Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan bahwa, Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. menurt Gerlach dan Elly ( 80:14) metode pembelajaran
dapat
diartikan
sebagai
rencana
yang
sistematis
untuk
menyampaikan informasi. Berdasarkan pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan
10
suatu cara yang dilakukan oleh seorang guru dalam menyampaikan pembelajaran agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3.3. Metode Talking stick 3.3.1. pengertian Pengertian metode Talking Stick menurut Sudjana (2001:10) merupakan metode pembelajaran yang menggunakan alat berupa tongkat sebagai alat bantu bagi guru untuk mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan menimbulkan suasana yang menyenangkan. Tongkat tersebut digilirkan pada siswa dan bagi siswa yang mendapatkan tongkat sesuai dengan aba-aba dari guru, maka siswa diberi pertanyaan oleh guru dan harus dijawab. Selanjutnya yaitu pengertian metode
Talking
Stick
menurut
Dahlah
(2000:120)
merupakan
metode
pembelajaran dengan menggunakan alat berupa tongkat sebagai penunjuk giliran. Siswa yang mendapat tongkat akan diberi pertanyaan dan harus menjawabnya. Kemudian secara estafet tongkat tersebut berpindah ke tangan siswa lain secara bergiliran, demikian seterusnya sampai seluruh siswa mendapat tongkat dan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selanjutnya
(Suprijono, 2009:109)
mengemukakan bahwa metode Talking Stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat. Metode talking stick sangat tepat digunakan dalam pengembangan proses pembelajaran PAIKEM yaitu pembelajaran partisipatif, aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Melalui penerapan metode pembelajaran Talking Stick diharapkan siswa dapat memperoleh banyak
11
pengetahuan dan ketrampilan.siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat,kegiatan belajar menjadi menyenangkan dan tidak membosankan Berdasarkan definisi atau pengertian metode pembelajaran Talking Stick yang dikemukakan oleh pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode talking stick merupakan cara untuk melatih siswa agar beranimengemukakan pendapat,dan dalam pembelajaran menggunakan metode Talking Stick ini diharapkan siswa dapat memperoleh banyak pengetahuan dan ketrampilan.siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat. Karena setiap stick/tongkat itu bergulir maka siswa yang memegang tongkat tersebut mendapat giliran untuk menjawab soal yang diberikan oleh guru. Pembelajaran menggunakan metode Talking Stick dapat menimbulkan suasana yang menyenangkan.
3.3.2. Langkah-langkah pembelajaran Talking Stick Suprijono, (2009:109)
Suyatno (2009:124)
Ridwan Abdullah Sani, (2013:233)
Guru
menyiapkan
tongkat.
menyiapkan
tongkat.
Guru materi
Guru
menjelaskan pokok
akan
yang
dipelajari,
kemudian memberikan kesepatan
kepada
Guru materi
Guru
menyiapkan
tongkat. menyampaikan pokok
akan dipelajari.
yang
Guru materi
menyampaikan pokok
akan dipelajari.
yang
12
siswa untuk membaca dan
mempelajari
materi
pada
pegangannya/
buku
paketnya. Setelah selesai, guru
Peserta didik membaca
Kemudian
menyuruh
materi secara lengkap
memberikan
pada wacana.
kesempatan
siswa
membuka materi/buku pelajaran
dan
peserta
mempelajarinya, kemudian
didik
kepada untuk
membaca siswa
dan
mempelajari materi.
menutup bukunya. Guru
mengambil
tongkat
dan
memberikan
kepada
Guru
mengambil
tongkat
dan
memberikan
kepada
siswa, setelah itu guru
peserta
didik,
dan
memberikan
peserta
didik
yang
pertanyaan dan siswa
menerima
yang
menjawab pertanyaan
memegang
tongkat tersebut dan harus
menjawabnya,
demikian
seterusnya
sampai sebagian besar
dari guru.
tongkat
Setelah membaca buku dan
mempelajarinya
peserta
didik
dipersilahkan
untuk
menutup bukunya.
13
siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. Ketika tongkat bergulir
Tongkat
dari
didik
kepada peserta didik
tongkat
kepeserta didik lainnya
lain, kemudian guru
memberikan
sebaiknya
memberikan
salah seorang peserta
pertanyaan
didik, setelah itu guru
selanjutnya.
memberikan
dengan
peserta
diiringi musik
atau
lagu.
diberikan
Guru
mengambil dan kepada
pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat
harus
menjawabnya. Guru dan peserta didik
Peserta
sama-sama
telah
ulasan seluruh jawaban
memberikan
pertanyaan
yang diberikan kepada
kesimpulan.
memberikan
Guru
memberikan
peserta didik.
didik
yang
menjawab
kepada
tongkat temannya,
dilanjutkan
dengan
pertanyaan lain oleh guru
yang
harus
dijawab oleh peserta Selanjutnya siswa dibagi
didik yang memegang
14
dalam kelompok untuk
tongkat.
membuat kesimpulan.
Tongkat disampaikan secara
estafet
pada
peserta didik yang lain, disertai
dengan
kegiatan tanya-jawab, sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian
untuk
menjawab
setiap
pertanyaan dari guru. Guru
membimbing
peserta
didik
untuk
membuat kesimpulan. Guru evaluasi.
Dari bermacam-macam langkah metode Talking Stick menurut pendapat para ahli diatas, maka dapat dilihat persamaan dan perbedaannya Perbedaanya apabila menurut Suprijono, dalam pembelajaran ketika stick bergulir diiringi dengan musik, jadi pada saat pelaksanaan pembelajaran diiringi dengan musik. Sedangkan menurut Suyatno dan Ridwan dalam pembelajaran tidak diiringi
melakukan
15
dengan musik. Adapun persamaannya yaitu terlihat pada masing-masing pelaksanaan pembelajaran menggunakan stick, dan langkah awal yaitu guru menjelaskan materi pokok pembelajaran terlebih dahulu, kemudian stick bergulir, dan guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik yang memegang stick tersebut hingga sebagian siwa mendapat pertanyaan dari guru. Dalam penelitian ini, menggunakan langkah pembelajaran Talking Stick menurut Suprijono, karena dalam pelaksanaan pembelajaran diiringi dengan musik sehingga menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dan siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat. Menurut Martin Gardiner (1996) dalam Goleman (1995) seni dan musik dapat membuat para siswa lebih pintar, dimana musik dapat membantu otak fokus pada hal lain yang dipelajari.
3.3.3. Kelebihan dan Kelemahan metode Talking Stick Kelebihan metode Talking Stick menurut Suprijono, (2009:109) adalah (a) Dapat menciptakan suasana yang menyenangkan,sehingga siswa tidak tegang dan bisa belajar dengan baik,sehingga siswa merasa termotivasi dan senang untuk dapat mengikuti pelajaran serta dapat menguasai materi pelajaran. (b) Siswa menjadi termotivasi untuk lebih giat karena pembelajaran diiringi dengan musik.
Sedangkan kekurangan dari metode pembelajaran Talking Stick menurut Suprijono, (2009:109) adalah Membutuhkan waktu yang sedikit lama.
16
Selanjutnya kelebihan metode Talking Stick menurut Fatimah, Sukardi, dkk. (2008:9), yaitu: a) siswa memperoleh banyak pengetahuan. b) Siswa termotivasi untuk belajar lebih giat. c) Suasana belajar menyenangkan karena diiringi dengan musik. Sedangkan kekurangannya yaitu membuat siswa menjadi senam jantung, karena dalam menunggu giliran pertanyaan siswa merasa tegang.
Dari kelebihan dan kelemahan menurut para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa kelebihan metode Talking Stick yaitu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan tidak menjenuhkan karena dalam pelaksanaan pembelajaran sambil diiringi dengan musik, peserta didik diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya. Kelemahan dari metode Talking Stick adalah kelas menjadi ramai karena dalam pembelajaran diiringi dengan musik. Apabila siswa kurang siap dalam pembelajaran karena tidak mempunyai pengetahuan awal, maka akan kesulitan menjawab pertanyaan dari guru. 3.4 Metode Snowball Drilling 3.4.1 Pengertian Menurut Saminanto (2010:37) metode pembelajaran Snowball Drilling disebut juga metode pembelajaran gelundungan bola salju. Metode ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola
17
salju yang yang terbuat dari kertas dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya. Sedangkan menurut Suprijono, (2009:105-106) metode Snowball Drilling dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari membaca bahan-bahan bacaan yang ada. Apabila pada putaran pertama bola salju tersebut masih terdapat item-item yang belum dijawab, maka item-item itu dijawab oleh siswa yang mendapat giliran berikutnya. Mekanisme giliran dalam menjawab item-item yang belum terjawab sama seperti pada awal penjelasan di atas. Di akhir pelajaran guru memberikan ulasan terhadap hal yang telah dipelajari para peserta didik. Berdasarkan definisi atau pengertian metode Snowball Drilling yang dikemukakan oleh pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode Snowball
Drilling
merupakan metode pembelajaran
dengan
menggunakan bola salju yang terbuat dari kertas dan di gelindingkan kepada salah satu siswa. Metode Snowball Drilling dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan siswa.
18
3.4.2
Langkah-langkah metode snowball drilling
Suprijono, (2009:105-106) Guru
menyampaikan
Ridwan Abdullah Sani, (2013:233) tujuan
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran yang akan dibahas.
pembelajaran yang akan dibahas.
Guru mempersiapkan paket soal-
Guru mempersiapkan sebuah bola,
soal dan nomor undian yang
kemudian
berisi nomor absen siswa.
seorang peserta didik yang diminta
memberikannya
kepada
untuk memulai mendiskusikan topik yang telah ditetapkan. Siswa
menggelindingkan
bola
Peserta didik lain yang ingin berbicara
salju berupa soal latihan dengan
harus
cara mengambil undian nomor
meminta bola dan berbicara jika bola
absen
dipegangnya.
seorang
untuk siswa
mendapatkan yang
mengangkat
tangan
untuk
akan
menjawab soal nomor 1. Jika siswa yang mendapat giliran
Diskusi
pertama menjawab soal nomor
waktu yang ditetapkan atau beberapa
tersebut dengan benar,maka siswa
konsep penting telah disampaikan oleh
tersebut diberi kesempatan untuk
peserta didik.
menggelindingkan bola kepada salah
satu
temannya
untuk
dilanjutkan
sampai
batas
19
menjawab soal berikutnya. Seandainya siswa yang pertama
Guru
gagal
menjawab
membuat kesimpulan.
maka
siswa
pertanyaan,
tersebut
membimbing
peserta
didik
harus
menjawab soal berikutnya dan seterusnya hingga siswa tersebut berhasil
menjawab
pertanyaan
dengan benar.
Guru memberikan ulasan seluruh
Guru melakukan evaluasi pada akhir
jawaban
pembelajaran
yang
diberikan
kepada
peserta didik
Selanjutnya kelompok
siswa untuk
dibagi
dalam
membuat
kesimpulan.
Dari pengertian beberapa para ahli diatas, ada beberapa kesamaan namun juga ada beberapa perbedaanya. Namun persamaan dan perbedaan itu tidak jauh beda dan intinya sama yaitu pembelajaran dengan menggunakan bola dan melibatkan seluruh siswa. Persamaan yang lain menurut suprijono dan Ridwan yaitu bahwa dalam pembelajaran tidak dibagi menjadi beberapa kelompok. Namun
20
perbedaanya adalah menurut suprijono siswa yang tidak dapat menjawab soal maka dia harus diberikan soal selanjutnya hingga siswa mampu menjawab, tetapi menurut Ridwan peserta didik yang akan berbicara harus mengangkat tangan untuk meminta bola. Sedangkan dalam penelitian ini, menggunakan langkah metode Snowball Drilling menurut suprijono. Karena apabila salah satu siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dari bola salju,maka siswa tersebut akan diberi pertanyaan sampai dia dapat menjawab pertanyaan dan itu mendororng siswa agar belajar lebih giat lagi. 3.4.3. Kelebihan dan kekurangan metode Snowball Drilling Adapun kelebihan dan kekurangan metode Snowball Drilling menurut Jamal Ma’mur Asmani, (2011:37) yaitu : 1) Kelebihan Metode Snowball Drilling a) Siswa berani mengemukakaan pendapat karena harus menjawab pertanyaan dari bola salju. b) Siswa memperoleh banyak pengetahuan. c) Menumbuhkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil
menjawab
pertanyaaan,
berarti
memiliki
suatu
pengetahuan khusus. 2). Kelemahan metode Snowball Drilling a) membuat senam jantung. b) pelaksanaan pembelajaran menegangkan karena menunggu gelindingan bola salju dari teman.
21
Melihat kelebihan metode Snowball Drilling, bahwa siswa berani mengemukakan pendapat, lebih mudah menguasai pelajaran dan dapat mempengaruhi hasil belajar. Sedangkan kelemahan metode Snowball Drilling yaitu pelaksanaan pembelajaran lebih tegang, karena saat menunggu lemparan bola salju dari teman untuk mendapat giliran menjawab soal secara tidak terduga.
Berdasarkan uraian tentang metode Talking Stick dan Snowball Drilling dapat diuraikan tentang perbedaan pengaruh antara metode Talking Stick dan Snowball Drilling dilihat dari tabel berikut: Metode Talking Stick 1)
Guru
menyampaikan
Metode Snowball Drilling tujuan 1) Guru
pembelajaran yang akan dibahas.
menyampaikan
tujuan
pembelajaran yang akan dibahas.
2)
Guru menyiapkan tongkat.
2) Guru mempersiapkan paket soal-
3)
Guru menjelaskan materi pokok
soal dan nomor undian yang berisi
yang akan dipelajari, kemudian
nomor absen siswa.
memberikan kesempatan kepada 3) Siswa melemparkan bola salju siswa
untuk
mempelajari
4)
membaca materi
dan pada
berupa soal latihan dengan cara mengambil
undian
nomorabsen
pegangannya/buku paketnya.
untuk mendapatkan seorang siswa
Setelah selesai, guru menyuruh
yang akan menjawab soal nomor 1.
siswa
membuka
materi/buku 4) Jika siswa yang mendapat giliran
22
pelajaran
5)
dan
mempelajarinya,kemudian
tersebut dengan benar, maka siswa
siswamenutup bukunya.
tersebut diberi kesempatan untuk
Guru
mengambil
tongkat
menggelindingkan
kepada
temannya
untuk
salah
setelah itu guru memberikan
menjawab soal berikutnya.
dan
siswa
satu
bola
danmemberikan kepada siswa,
pertanyaan
yang 5) Seandainya siswa yang pertama
memegang tongkat tersebut harus
gagal menjawab pertanyaan,maka
menjawabnya,
demikian
siswa tersebut harus menjawab soal
seterusnya sampai sebagian siswa
berikutnya dan seterusnya hingga
mendapat
siswa tersebut berhasil menjawab
bagian
untuk
menjawab setiap pertanyaan dari guru. 6)
pertama menjawab soal nomor
Ketika
pertanyaan dengan benar. 6) Guru memberikan ulasan seluruh
tongkat
bergulir
dari
peserta didik kepeserta didik
jawaban yang diberikan kepada peserta didik.
lainnyasebaiknya diiringi dengan 7) Selanjutnya siswa dibagi dalam
7)
musik atau lagu.
kelompok
Guru memberikan ulasan seluruh
kesimpulan.
jawaban yang diberikan kepada peserta didik. 8)
Selanjutnya siswa dibagi dalam kelompok kesimpulan.
untuk
membuat
untuk
membuat
23
Berdasarkan uraian tentang metode Talking Stick dan Snowball Drilling dapat diuraikan perbedaan dan kelemahan tentang perbedaan pengaruh antara metode Talking Stick dan Snowball Drilling dilihat dari tabel berikut: Talking Stick
Snowball Drilling
- Dapat menciptakan suasana yang -
Siswa
memperoleh
banyak
menyenangkan karena pembelajaran pengetahuan diiringi dengan musik.
- Siswa menjadi termotivasi untuk
- Siswa menjadi termotivasi untuk
belajar lebih giat.
belajar lebih giat.
-
- Membuat kelas menjadi ramai.
-
Membuat senam jantung. Pelaksanaan
pembelajaran
menegangkan karena menunggu giliran gelindingan bola salju dari teman. -
Membuat kelas ramai.
3.3.4. Penelitian yang Relevan 3.3.4.1.
Penelitian ini dilakuakn oleh Nindy Vella Wati yang berjudul:
Pengaruh metode talking stick terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Bumiayu 01 di Tahun pelajaran 2012/2013. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian pretest-posttest control group design subjek penelitiannya adalah siswa kelas V SD Negeri Bumiayu 01 di Tahun pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh metode Talking Stick terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri
24
Bumiayu 01 tahun pelajaran 2012/2013, besarnya pengaruh metode Talking Stick terhadap hasil belajar IPS sebesar 0,782 artinya penggunaan metode Talking Stick berpengaruh sangat signifikan terhadap hasil belajar IPS sebesar 0,782 dengan nilai t hitung sebesar 5,884. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Nindy Vella Wati terletak pada salah satu penggunaan variable bebasnya yaitu talking stick dan variable terikatnya yaitu hasil belajar. Kesamaan lain terletak pada penggunaan metode (kuasi eksperimen) dan desain penelitian pretest-posttest group design serta alat analisisnya yaitu uji beda t. Sedangkan perbedaannya terletak pada salah satu variable bebasnya karena penelitian ini menggunakan dua variable bebas yang salah satunya adalah snowball drilling. Perbedaan lainnya terletak pada subjek penelitian karena subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP negeri 2 Pringapus, Kabupaten Semarang, sedangkan subjek penelitian Nindy Vella Wati adalah siswa kelas V SD Negeri Bumiayu 01 di Tahun pelajaran 2012/2013. Penelitin yang dilakukan oleh Nindy Vella Wati menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan dengan penggunaan metode Talking Stick dalam meningkatkan hasil belajar IPS.
3.3.4.2.
Penelitian dilakukan oleh Adi Pradana Putra pada tahun 2012
mengambil judul “Pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Snowball Drilling terhadap hasil belajar PKn pada kelas VII SMP Laboratorim Undiksha Singaraja”. Metode yang digunakan adalah kuasi ekperimen dengan model penelitian Pre Test – Post Test Group Design. Hasil penelitian
25
menunjukkan terdapat pengaruh metode Snowball Drilling terhadap hasil belajar PKn siswa kelas VII SMP Laboratorium Undiksha. Analisis data yang digunakan adalah uji beda t , besarnya pengaruh metode Snowball Drilling terhadap hasil belajar PKn sebesar 0,025 dengan nilai t hitung sebesar 6,102. Persamaan penilitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Adi Pradana Putra terletak pada salah satu variabel yang digunakan adalah metode Snowball Drilling. Pebedaan yang lain terletak pada subjek penelitian, waktu penelitian, dan tempat penelitian. Subjek peneliti penelitian terdahulu adalah siswa kelas VII SMP Laboratorium Undhiksa yang dilakukan pada Tahun 2012 sedangkan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pringapus, Kabupaten Semarang. Dan penelitian yang dilakukan oleh Adi Pradana Putra menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan dengan penggunaan metode Snowball Drilling dalam meningkatkan hasil belajar PKn.
26
Kerangka Berfikir Proses pembelajaran
Metode Snowball drilling
Metode Talking Stick
Siswa
memperoleh
banyak
pengetahuan.
Siswa termotivasi untuk belajar lebih
giat.
Dalam menjawab pertanyaan dari guru,
apabila
siwa
tidak
bisa
menjawab pertanyaan maka akan dilempar kepada teman lainnya.
Siswa berani mengemukakan pendapat karena harus menjawab pertanyaan dari bola salju Menumbuhkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil menjawab pertanyaan, berarti memiliki suatu pengetahuan khusus. Siswa memperoleh banyak pengetahuan.
Suasana belajar lebih menyenangkan karena diiringi dengan musik dan musik dapat membuat peserta didik lebih
mudah
menangkap
materi
karena dapat membantu otak berfokus pada hal yang dipelajari. Hasil belajar kurang baik Hasil belajar lebih baik
Hasil belajar
Hasil belajar
27
Metode pembelajaran Talking Stick merupakan suatu pembelajaran dengan menggunakan stick yang digunakan oleh guru pada saat ingin mengajukan pertanyaan kepada siswa. Metode Talking stick dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga siswa tidak merasa tegang dalam mengikuti mata pelajaran. Metode ini juga tidak membedakan suku, ras, bangsa maupun jenis kelamin. Jadi setiap siswa berhak untuk mendapat giliran menjawab soal. Pembelajaran dengan menggunakan metode Talking Stick dapat mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat, mendorong siswa untuk siap menguasai materi yang akan berpengaruh pada hasil belajar yang optimal. Pembelajaran dengan metode ini dirasakan lebih efektif karena dengan pembelajaran menggunakan musik. Jadi stick bergulir dengan diiringi musik, apabila musik itu berhenti maka siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawab soal yang diberikan guru. Sedangkan pada metode Snowball Drilling yaitu pembelajaran dengan cara melempar bola salju yang di dalamnya berisi soal pertanyaan. Namun sebelum melempar, guru menyiapkan undian yang berisikan nomor absen peserta didik untuk menentukan siapa yang akan mendapat lemparan bola soal pertama. Apabila ada siswa yang tidak dapat menjawab soal pertanyaan maka dia harus menjawab soal selanjutnya sampai dia benar-benar bisa menjawabnya. Namun apabila siswa berhasil menjawab pertanyaan maka dia berhak menggelindingkan bola salju kepada teman lainnya. Pembelajaran dengan menggunakan metode Snowball Drilling
mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat
karena harus menjawab pertanyaan dari bola salju, selain itu dapat menumbuhkan
28
rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil menjawab pertanyaan berarti memiliki suatu pengetahuan khusus dan siswa dapat memperoleh banyak pengetahuan, sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar. 3.3.5. Hipotesis Dalam penelitian ini dirumuskan sebagi berikut: Ada perbedaan pengaruh antara metode talking stick dan metode snowball drilling terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas 7 semester genap tahun ajaran 2013/2014 SMP Negeri 2 Pringapus, kabupaten Semarang.