BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Program Sebelumnya Pada kesempatan kali ini pembuat karya akan membuat sebuah program dokumenter mengenai warisan dari Indonesia khususnya kain di seluruh Indonesia. Pada program ini dokumenter tidak bisa dikategorikan karena menyangkut dokumenter profil, perjalanan, dan sejarah. Namun pembuat akan mengkategorikan program dokumenter ini sebagai dokumenter perjalanan kebudayaan karena dilihat dari mulai banyaknya program dokumenter yang banyak dibuat oleh stasiun televisi mengenai kebudayaan Indonesia mulai dari wayang, kehidupan hewan khas Indonesia, sampai tanaman khas Indonesia yaitu kopi, karena alasan itulah penulis mencoba memberikan kategori baru yaitu dokumenter kebudayaan pada program ini. Dalam memproduksi program dokumenter harus diingat bahwa program dokumenter televisi tidak lepas dari fakta yang sebenarnya tanpa adanya setting yang harus dilakukan narasumber. Dokumenter merupakan karya kreatif dari kejadian yang benar-benar terjadi. Ada banyak program dokumenter yang tayang di televisi, kali ini pembuat karya akan membahas beberapa perbandingan dengan program dokumenter sebelumnya.
Tabel 2.1 Perbandingan Program yang Sudah Pernah Tayang No 1
NAMA
ISI PROGRAM
PROGRAM
PERBANDINGAN
Eagle
Program dokumenter dengan Eagle Documentary Series
Documentary
isu sosial yang sedang hangat terfokus dengan isu sosial
Series
dibicarakan,
(Kamis,
dan memberi dampak bagi meminimalisir
Pukul
21.05 penonton,
WIB
di ringan
Metro TV)
serta
disajikan dengan
dokumenter murni .
15
menarik yang hangat dibicarakan,
secara narasi teknik sebagai
dan
adanya wawancara
pelengkap
dibutuhkan.
jika
16
2
360
Program dokumenter dengan 360
cenderung
seperti
(Sabtu, pukul isu yang sedang berkembang berita
yang
09.05 WIB di sekarang, dipandu bersama mengedepankan interview Metro TV)
presenter Putra Nababan atau sebagai bagian terpeting, Najwa
Shihab
mengantar
untuk memiliki
ke
World
saling bersangkutan.
of Program dokumenter yang World
of
Wayang
Wayang
dikhususkan untuk meliput disajikan
(Minggu,
tentang budaya wayang yang memperlihatkan
pukul
segmen
liputan dengan topik yang tidak
dokumenter.
3
3
dengan
14:00 meliputi pelaku wayang, jenis pertunjukan wayang juga
WIB
di wayang,
Kompas TV)
dan
sebarannya modifikasi
diseluruh Indonesia.
yang
ada
sampai sekarang dan ada sedikit konsep talkshow.
4
Orang
Utan Program dokumenter yang Orang
Journey (Minggu
Utan
Journey
dikhususkan untuk meliput memperlihatkan di kehidupan orang utan merah kehidupan
Kompas TV)
di Tanjung Putting, serta merah
Orang
yang
Utan
terancam
kehidupan para penjaga hutan punah akibat industri yang dan penjaga orang utan.
5
Dia.Lo.Gue
Program dokumenter profil Dia.Lo.Gue adalah sebuah
(Jumat, pukul dengan 23.00-23.20 WIB Metro TV)
dibuat oleh manusia.
isu
sosial program dokumenter yang
menghadirkan sisi lain dari lebih
di berbagai
kelas
sosial
mengedepankan
di informasi profil serta isu
Indonesia, khususnya Jakarta.
sosial saat ini.
17
2.2 Teori atau Konsep yang Berkaitan dengan Proses Pembuatan Tugas Karya Akhir
2.1.1 Produser Produser adalah orang yang bertanggung jawab terhadap proses penciptaan dan pengembangan suatu program sesuai dengan tema yang ditentukan dan disepakati oleh production manager, executive producer. Produser adalah orang yang ditunjuk mewakili produser pelaksana (executive producer) untuk melaksanakan apa yang diinginkan oleh produser pelaksana. Produser juga harus mengawasi berbagai komponen dari proses produksi dan memberikan kontribusi dalam konten program yang diproduksi. Produser juga harus menjadi psikolog amatir, bertanggung jawab untuk menyatukan orang-orang yang berkontribusi terhadap program dan membuat mereka untuk bekerja sama sebagai sebuah tim (Zettl, 2009: 336-337).
Selain itu menurut Sarwo Nugroho, produser adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan suatu acara siaran, seperti telah kita ketahui bahwa sebelum merencanakan suatu acara, timbul suatu ide. Ide merupakan buah pikiran dari seorang perencana acara siaran dalam hal ini produser atau dari orang lain, sesuai dengan teori komunikasi ide merupakan rencana pesan yang akan disampaikan kepada khalayak penonton, melalui medium televisi dengan maksud dan tujuan tertentu, karena itu sewaktu akan menuangkan ide dalam bentuk sebuah naskah siaran, harus selalu memperhatikan faktor penonton agar apa yang disajikan dalam bentuk acara siaran dapat mencapai sasarannya. Penulis naskah melaksanakan tugasnya sesuai dengan format yang telah direncanakan (Sarwo Nugroho, 2014: 102103).
2.1.2 Konsep Tahapan Produksi Dalam proses pembuatan program “Heritage of Indonesia” pembuat karya mengikuti tahapan produksi yang dibagi menjadi tiga tahap. Proses tahapan produksi tersebut adalah: (Morissan, 2008: 270-271)
18
1. Tahap Pra Produksi / Perencanaan Kegiatan dimulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan pengambilan gambar (shooting). Dalam perencanaan ini terjadi proses interaksi antara kreativitas manusia dengan peralatan pendukung yang tersedia. Baik buruknya proses produksi akan sangat ditentukan oleh perencanaan di atas kertas. Perencanaan di atas kertas merupakan imajinasi yang dituangkan di atas kertas yang nantinya akan diproduksi di lapangan. Apa yang direncanakan di atas kertas itulah yang akan dibuatkan audiovisual-nya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. 2. Tahap Produksi Hal-hal yang termasuk dalam kegiatan pra produksi antara lain, penuangan ide (gagasan) ke dalam outline, penulisan skrip/skenario, storyboard, program meeting, peninjauan lokasi pengambilan gambar, production
meeting,
technical
meeting,
pembuatan
dekor
dan
perencanaan lain yang mendukung proses produksi dan pasca produksi. Namun demikian harus diingat, apa yang direncanakan di atas kertas dalam pelaksanaannya di lapangan sering menyimpang karena berbagai alasan, misalnya pengambilan gambar tertunda karena hujan atau alasan teknis lainnya. Maka dalam perencanaan pembiayaan perlu ditambahkan dana untuk biaya tak terduga, pemain cadangan dan sebagainya. Kegiatan pengambilan gambar (shooting) baik di studio maupun di luar studio. Proses pengambilan gambar (shooting) bisa dilakukan secara langsung pada saat program televisi disiarkan (live), namun pengambilan gambar juga bisa dilakukan dengan taping. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah kegiatan pengambilan gambar selesai dilakukan. Jika terdapat kesalahan maka pengambilan gambar dapat diulang kembali.
3. Tahap Pasca Produksi Kegiatan setelah pengambilan gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan disiarkan atau diputar kembali. Kegiatan yang termasuk dalam tahap pasca produksi adalah penyuntingan (editing), memberi ilustrasi, musik, efek, evaluasi, dan lain-lain.
19
2.1.3 Editing Tahap pasca produksi meliputi tahap editing, menurut Andi Fachruddin (2012: 393) pengertian editing adalah proses menyusun, memanipulasi, dan merangkai ulang rekaman video (master tape) menjadi suatu rangkaian cerita yang baru (sesuai naskah) dengan memberikan penambahan tulisan, gambar, atau suara sehingga mudah dimengerti dan dapat dinikmati pemirsa.
1. Editing Linier Editing Linier merupakan proses editing yang menggunakan sistem perekam / penyusunan gambar secara berurutan (linier), jadi urutan gambar yang diinginkan sesuai dengan urutan pada naskah yang disusun. Mulai dari tahap yang awal sampai tahap yang paling akhir harus diurutkan secara pas. Ada dua jenis konfigurasi linier editing yang banyak digunakan yaitu simple editing dan A/B roll editing (Andi Fachrudin, 2012: 397-398).
Editing Linier pada dasarnya adalah memilih gambar dari satu tape dan menyalin gambar tersebut kedalam urutan tertentu ke tape lain. Prinsip operasional dari editing ini adalah menyalin. Rekaman yang sudah diambil bekerja pada prinsip dasar yang sama, satu atau beberapa VTR memutar secara berulang kali bagian-bagian rekaman itu dengan rekaman asli dan VTR lain mencatat pada pita sendiri bahan yang dipilih dari rekaman asli (Zettl, 2011: 287-288).
2. Editing Nonlinier Editing Nonlinier adalah dimana kita dapat dengan mudah memindahkan,
menghapus
serta
menduplikasi
data-data.
Editing
nonlinier merupakan proses penyusunan gambar yang dilakukan secara tidak berurutan (random/acak), penyusunan gambar ini bisa dimulai dari pertengahan suatu program acara, kemudian awal dari suatu program acara tersebut dan seterusnya hingga program acara tersebut selesai (Andi Fachrudin, 2012: 421).
20
Semua sistem editing nonlinier pada dasarnya komputer yang menyimpan video digital dan informasi audio pada hardrive kapasitas besar. Selain komputer dan hardrive berkaspasitas besar atau perangkat digital yang memegang rekaman asli (hardrive external atau server), sebuah audio mixer kecil, monitor besar yang menampilkan preview editing dan monitor kedua yang menampilkan urutan untuk diedit (Zettl.2011: 297).
Tiga langkah utama pada tahapan pasca produksi (Wibowo, 2007: 195), yaitu: a. Editing Off Line Setelah shooting / pengambilan gambar selesai, script boy/girl membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting, gambar serta time code (kode waktu). Kemudia berdasarkan catatan tersebut, sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing off line sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis dan treatment. Sesudah hasil editing off line dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script. Editing script ini sudah dilengkapi dengan uraian narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Kemudian hasil shooting asli dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing on line.
b. Editing On Line Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan-sambungan setiap shot dan adegan (scene) sibuat tepat berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukan dengan level (tingkat) yang sempurna. Setelah editing on line ini siap, proses berlanjut dengan mixing.
3. Mixing Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukkan kedalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa
21
sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam pasca produksi sudah selesai.
2.1.4 Pengertian Dokumenter Dokumenter merupakan sebuah karya yang netral untuk disaksikan siapapun dan dengan media visual elektronik apapun sampai kompetisi memperebutkan penghargaan tingkat internasional. Dokumenter merupakan film yang menceritakan sebuah kejadian istimewa secara keseluruhan.
Program dokumenter adalah program yang menyajikan kenyataan berdasarkan fakta yang bernilai esensial dan eksistensial, yang artinya memiliki nilai kehidupan, tentang lingkungan hidup dan situasi yang nyata. Program dokumenter berusaha menyajikan sesuatu seperti aslinya tanpa direkayasa, selain itu dokumenter juga berfungsi menyusun fakta atau peristiwa sehingga masyarakat dapat merasakan betapa sangat bernilai peristiwa tersebut. Menurut Gerzon R. Ayawaila (2009: 30), dokumenter televisi adalah program dokumenter dengan tema topik tertentu, disajikan dengan gaya bercerita, menggunakan narasi, menggunakan wawancara, juga ilustrasi musik sebagai penunjang gambar visual.
Heritage of Indonesia adalah sebuah karya akhir yang berjenis program dokumenter. Program ini ingin mengedepankan fakta dan menampilkan pesan secara mendalam, selain itu program ini mengedepankan gambar yang nyata sesuai kenyataan dan apa adanya tanpa campur tangan pihak lain dalam setting.
2.1.5 Jenis Dokumenter Dalam buku berjudul Dokumenter: Dari Ide Sampai Produksi, Gerzon R. Ayawaila, 2008 membagi jenis dokumenter menjadi 12 jenis, yaitu:
A. Profil / Biografi Jenis dokumenter ini menyoroti tentang sosok seseorang. Seseorang tersebut diangkat menjadi tema utama, biasanya orang yang menjadi topik
22
utama adalah orang yang terkenal, memiliki pengaruh besar terhadap lingkungan, selain itu mereka yang memiliki keahlian dan keunikan khusus juga biasanya diangkat menjadi topik dokumenter.
B. Sejarah Jenis dokumenter ini diawali pada masa rezim Adlof Hitler, menjadi salah satu yang tertua serta sangat bergantung pada referensi peristiwa yang didapatkan, keakuratan data sangatlah penting karena menyangkut fakta sejarah yang sangat sensitif.
C. Laporan Perjalanan / Travel Jenis dokumenter ini awalnya adalah dokumentasi antropologi dari para ahli etnologi dan enografi yang ingin medokumentasikan selama pekerjaan mereka berlangsung. Seiring perjalanan waktu dokumenter ini dibuat lebih menarik sehingga banyak orang yang mau menontonnya. Film Nanook of the North (1992) adalah salah satu film dokumenter pertama yang pernah ada.
D. Investigasi Jenis dokumenter ini berasal dari investigasi jurnalistik yang dikemas untuk mengungkap sebuah peristiwa yang belum atau tidak pernah terungkap, biasanya aspek visual-nya tetap ditonjolkan. Peristiwa yang diangkat merupakan peristiwa yang sangat ingin diketahui oleh masyarakat secara detail.
E. Rekonstruksi Jenis dokumenter ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap perisiwa yang sudah terjadi dan membutuhkan penjelasan lebih tentang kronologi sehingga harus dibangun secara urut tentang peristiwa tersebut agar mudah dimengerti.
F. Perbandingan / Kontradiksi Jenis dokumenter ini memediasi sebuah perbandingan tentang seseorang atau sesuatu yang bersifat budaya, prilaku dan peradaban suatu bangsa.
23
G. Buku Harian / Diary Jenis dokumenter ini sama seperti halnya buku harian, mengacu pada catatan perjalanan hidup seseorang lengkap dengan tanggal dan lokasi. Sudut pandang yang dimiiki sangatlah subjektif karena berkaitan langsung dengan apa yang dirasakan.
H. Eksperimen Seni Jenis dokumenter ini menggabungkan gambar, suara dan musik secara artistik.
I. Ilmu Pengetahuan Jenis dokumenter ini paling sering diminati oleh banyak orang, dokumenter jenis ini menyampaikan informasi mengenai suatu teori, sistem, berdasarkan ilmu tertentu. Genre ini dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu : 1. Dokumenter Sains Biasa ditemukan pada National Geographic, Animal Planet, Asian Food Channel. 2. Dokumenter Instruksional Dokumenter ini biasa kita temui karena manyajikan tentang cara membuat sesuatu.
J. Nostalgia Jenis dokumenter ini serupa dengan jenis sejarah, hanya saja banyak sekali kilas balik dari kejadian tentang seseorang atau suatu kelompok di masa lampau lalu dibandingkan dengan keadaan pada masa sekarang.
K. Dokudrama Dokumenter di mana pada beberapa bagian diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang detail. Dokumenter ini muncul sebagai solusi bahwa dokumenter hanya bisa meliput peristiwa yang sudah terjadi berdasarkan data dan fakta yang akurat tanpa rekayasa.
24
Seperti yang telah dijelaskan di atas mengenai jenis-jenis dokumenter, maka program Heritage of Indonesia masuk kedalam kategori atau jenis dokumenter ilmu pengetahuan dan perbandingan, alasannya karena program Heritage of Indonesia menceritakan tentang pengetahuan budaya dan cara membuat sebuah kain tenun selain itu juga adanya sebuah perbandingan antara cara memakai kain secara tradisional dengan cara memakai kain era modern sekarang.
2.3 Teori atau Konsep yang Menjadi kaitan antara Tugas Akhir dengan Target Program 2.3.1 Teori Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi yang mengunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (Mulyana, 2011: 84).
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yaitu media cetak dan elektronik. Awal perkembangannya berasal dari kata media of mass communication. Media massa atau saluran yang dihasilkan oleh teknologi modern. Hal ini perlu ditekankan sebab ada media yang bukan media massa. Maka media massa menunjuk pada hasil produk tekonologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa apabila mencakup beberapa hal berikut:
a. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak luas. b. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain.
25
c. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. d. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal sebagai jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Jadi komunikator tidak berasal dari seseorang melainkan lembaga. e. Komunikasi massa dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disampaikan melalui media massa. f. Umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda. (Nurdin, 2007: 3-9)
2.3.2 Media Massa Media massa, saluran yang dihasilkan oleh teknologi modern. Maka media massa menunjuk pada hasil produk tekonologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada pemirsa yang luas dan heterogen. Kelebihannya adalah media massa mampu mengatasi hambatan ruang dan waktu. Akan arti penting media massa menurut Dennis McQuail pada tahun 1987 (Nurudin, 2007: 34-35) pernah memberi beberapa asumsi, sebagai berikut:
1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Di pihak lain, institusi media diatur oleh masyarakat.
2. Media massa merupakan sumber kekuatan, alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya.
3. Media merupakan lokasi atau norma yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional.
26
4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma. 5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.
2.3.3 Televisi Sebagai Media Massa Menurut Adi Badjuri (2010: 39), televisi adalah media pandang (visual) sekaligus media pendengar (audio) yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus menegar atau mencerna narasi dari gambar yang ditampilkan tersebut. Menurut Ardianto ada 3 karakteristik televisi : (Ardianto, 2005: 128-130)
1. Audio Visual Televisi memilik kelebihan untuk didengar sekaligus dapat dilihat (audio visual), maka khalayak televisi (pemirsa/audience) dapat melihat gambar yang bergerak. Harus ada kesesuaian yang harmonis antara gambar dan kata-kata.
2. Berpikir dalam Gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi, yaitu menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Tahap kedua
penggambaran,
yaitu
kegiatan
merangkai
gambar-gambar
individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung arti makna tertentu.
3. Pengoprasian Lebih Kompleks Pengorpasian siaran televisi lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk
27
mengoprasikannya lebih rumit, harus dilakukan orang-orang yang terampil dan terlatih.
Pesan yang ingin disampaikan melalui media televisi harus dipertimbangkan agar dapat diterima oleh khalayak, faktor-faktor yang perlu diperhatikan menurut Elvinaro adalah sebagai berikut: (Ardianto, 2007: 137-139)
1. Pemirsa Faktor pemirsa dalam komunikasi melalui sebuah media elektronik khususnya televisi harus lebih diperhatikan, dimana komunikator harus memahami kebiasaan dan minat pemirsa sebagai target audience. Jadi, setiap acara yang ditayangkan melalui televisi benar-benar berdasarkan kebutuhan pemirsa.
2. Waktu Faktor waktu tayang perlu dipertimbangkan agar setiap acara dapat ditayangkan secara proporsional dan dapat diterima oleh target audience. Yang dipertimbangkan dalam faktor waktu ini bagaimana penyesuaian waktu penayangan dengan minat dan kebiasaan pemirsa.
3. Durasi Durasi tentunya berkaitan dengan waktu, durasi merupakan jumlah menit dalam setiap tayangan acara. Durasi acara disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan skrip atau naskah.
4. Metode Penyiaran Cara penyajian suatu acara televisi juga harus diperhatikan, bagaimana mencari cara acara non hiburan tetap menarik untuk disaksikan masyarakat dan bagaimana acara non informasi tetap memiliki bobot sehingga layak untuk disiarkan.