BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 State Of The Art Dalam pembahasan penelitian menggunakan beberapa acuan jurnal sebagai acuan dasar seperti: 1. Menurut Okon John melalui Mediterranean Journal of Social Science (2011 : 35-40) dalam hal pendidikan, seorang pendidik mengandalkan komunikasi verbal sebagai alat utama untuk memberikan informasi yang berharga kepada para siswanya bagi pengembangan secara akademik. Namun di samping itu komunikasi nonverbal seperti penggunaan gerakan bahasa tubuh dan ekspresi wajah juga memiliki peranan penting dalam menunjukan bahwa pendidik mengirimkan pesan tentang harapan mereka secara non verbal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PT. FINIXORGLE INDONESIA menerapkan metode komunikasi verbal dan non verbal sama halnya dengan proses pendidikan diatas, dimana ketika produk Pixtem ini baru dibuat, PT.Finixorgle harus mengedukasi masyarakat dengan memberikan pengenalan tentang Produk Pixtem yang baru dirilis 26 January 2013. Edukasi tersebut di lakukan
secara
verbal
dengan
menggunakan
tagline
Pixtem
“Easy.Instant.Website”, memberikan informasi mengenai Pixtem di sosial media berupa twitter dan Facebook. Selain itu informasi secara non verbal yang di lakukan Pixtem dilakukan dengan cara membuat logo.
2. Menurut Rahim, Suzana, Tazijan, Farina melalui English Language Teaching (2011:44-53) industri perhotelan membutuhkan lahan kerja nyata dalam hal keterampilan komunikasi. Sebuah analisis kebutuhan dalam bentuk kuesioner, didistribusikan untuk mengidentifikasi keterampilan komunikasi verbal. Temuan ini juga akan membantu dalam memproduksi profesional manajemen hotel masa depan yang dapat berfungsi secara efektif di tempat kerja mereka. Dalam hal dapat disimpulkan bahwa, seperti yang telah dikemukakan di latar belakang, bahwa komunikasi verbal sangat dibutuhkan dalam segala jenis bisnis, terutama untuk produk Pixtem di PT. Finixorgle Indonesia. Komunikasi verbal dan non verbal berpotensi dalam pengembangan bisnis Pixtem agar
5
6 fungsi komunikasi lebih efektif dan dapat dengan mudah dimengerti oleh konsumen.
3. Menurut Maria melalui International Journal Of Communication Research (2012:300-306) sarana komunikasi televisi telah meningkat dalam teknik persuasi, manipulasi kata-kata dan gerak tubuh karakter yang muncul dan mengirimkan pesan mental yang tersembunyi untuk pemirsanya. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa, sama halnya dengan televisi, PT.FINIXORGLE INDONESIA membutuhkan media massa seperti Facebook dan Twitter untuk penyampaian informasi baik secara verbal atau nonverbal. Penyampaian informasi tersebut menghasillkan peningkatan terhadap jumlah penjualan jasa website Pixtem. Berdasarkan hasil penelitian diatas sarana komunikasi televisi telah meningkat dalam teknik persuasi yang sama halnya dengan sosial media yang ada pada saat ini. Media sosial yang ada seperti Facebook dan Twitter merupakan sarana komunikasi verbal dan nonverbal yang telah banyak mempersuasi konsumen produk Pixtem. Sarana komunikasi Verbal yang di lakukan oleh Pixtem dilakukan dengan update informasi melalui Twitter dan Facebook, serta meng-upload gambar-gambar mengenai pemahaman keuntungan memiliki website di youtube.
4. Menurut Harry Smoak melalui Original Article (2011:137-142) perilaku artistik dapat membuat perbedaan dalam kultur teknis dan dalam kaitannya dengan praktis teknis yang inovatif. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa, logo perusahaan merupakan salah satu komunikasi nonverbal yang merupakan perilaku artistik yang dapat menarik perhatian konsumen.Praktis inovatif di bentuk perusahaan dengan membuat logo yang berbeda dengan logo perusahaan pada umumnya. Selain itu juga penampilan dari marketing perusahaan ketika bertemu klien juga menjadi salah satu perilaku artistik yang dapat mempengaruhi pembicaraan secara verbal terhadap konsumen.
5. Menurut Dutu Olga (2001:1091-1095) melalui Economics, Management and Financial Markets (2011:1901-1905) kode verbal dan nonverbal merupakan
7 sarana strategis yang dapat menghubungkan antara wacana politik dengan pemasaran politik. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa sama halnya dengan wacana politik dan pemasaran politik yang merupakan sarana strategis yang berasal dari komunikasi secara verbal dan nonverbal, yang di lakukan perusahaan yang berkaitan dengan produk akan sangat berpengaruh terhadap pemasaran produk itu sendiri jika pemasaran menggunakan kode verbal dan nonverbal yang baik.
2.2 Landasan Konseptual 2.2.1 Teori Komunikasi Zuhdi (2010:1) mengatakan bahwa “Istilah komunikasi berasal dari kata communication yang merupakan kosa kata dari bahasa latin yang berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Secara efektif apabila setiap orang yang terlibat dalam suatu komunikasi dapat menyerap makna yang sama dari suatu pesan yang disampaikan dalam komunikasi tersebut, maka komunikasi dapat dikatakan berlangsung dengan baik. Dan jika sebaliknya, maka komunikasi di anggap gagal berlangsung dengan baik dan tidak terjadi satu pengertian antara komunikator dan komunikan.”
Wiryanto (2004:6) mendefinisikan komunikasi menurut beberapa ahli a. Menurut Hoveland komunikasi adalah sebuah proses dari individu yang mentransmisikan pesan untuk mengubah perilaku individu yang lain. b. Menurut
Everett
M.Rogers
dan
Lawrence
Kincaid
komunikasi merupakan proses dimana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi antara satu dengan yang lainnya untuk terjadinya pencapaian makna yang sama.
Berdasarkan kedua teori diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam mencakup segala aspeknya, komunikasi merupakan proses penyampaian informasi antara komunikator dan komunikan dengan menggunakan bahasa verbal maupun non verbal dalam pencapaian makna.
8 2.2.1.1 Tujuan Komunikasi Zuhdi (2010:6) menyatakan bahwa “Komunikasi yang baik memiliki tujuan mengubah kondisi yang kurang baik menjadi baik, walaupun perubahan perilaku tidak dapat dicapai dengan mudah.”
2.2.1.2 Dampak Komunikasi Suprapto (2009:12) pada dasarnya komunikasi memiliki 3 dampak, yaitu 1. Memberikan
informasi,
meningkatkan
pengetahuan
dan
menambah wawasan. 2. Menumbuhkan perasaan tertentu melalui penyampaian ide-ide dan pendapat. 3. Mengubah sikap, perilaku dan perbuatan.
2.2.2
Teori Komunikasi Interpersonal Budyatna (2004:14) mengatakan bahwa “Hubungan komunikasi antar pribadi membuat orang-orang yang terlibat didalamnya membuat prediksi tentang perilaku satu sama lain dalam mencoba dan berusaha untuk mengerti satu sama lain sebagai individu.” Wiryanto (2004:32) mengatakan bahwa “Komunikasi Interpersonal merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih baik secara teroganisasi maupun pada kerumunan orang.” Kumar
(Wiryanto,
2004:36)
mengatakan
bahwa
Efektifitas
komunikasi antarpribadi memiliki 5 ciri yaitu: 1. Keterbukaan dalam menanggapi informasi yang diterima dalam hubungan antar pribadi. 2. Empati yang berarti dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain. 3. Dukungan yang dapat menciptakan situasi untuk mendukung komunikasi yang efektif. 4. Rasa Positif untuk menanggapi segala sesuatu dalam penciptaan situasi komunikasi yang kondusif. 5. Kesetaraan dalam menghargai dan menghormati kedua belah pihak.
9 2.2.2.1 Sifat-Sifat Hubungan Komunikasi Pace (2005:202) menjelaskan sifat-sifat hubungan komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: 1. Menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa menumbuhkan rasa bermusuhan. 2. Menetapkan dan menegaskan identitas dalam hubungan dengan orang lain tanpa membesar-besarkan ketidaksepakatan. 3. Menyampaikan informasi kepada orang lain tanpa menimbulkan kebingungan, kesalahpahaman, penyimpangan atau perubahan lainnya yang disengaja. 4. Terlibat
dalam
pemecahan
masalah
yang
terbuka
tanpa
menimbulkan sikap bertahan atau menghentikan proses. 5. Membantu orang-orang lainnya untuk mengembangkan gaya hubungan antar pribadi yang efektif. 6. Ikut serta dalam interaksi sosial informal tanpa terlibat dalam muslihat atau gurauan atau hal-hal lainnya yang mengganggu komunikasi yang menyenangkan.
2.2.3
Teori Public Relations Nova (2011:39) mendefinisikan bahwa “Public relations atau PR adalah bidang yang berkaitan dengan pengelolaan citra dan reputasi seseorang ataupun sebuah lembaga dimata publik. Profesi PR berkerja diwilayah publik untuk melakukan fungsi komunikasi, hubungan masyarakat, manajemen krisis, hubungan pelanggan, hubungan karyawan, hubungan pemerintahan, hubungan industri, hubungan investor, hubungan dengan media, mediasi, publisitas, menulis pidato, dan guest/visitor relations.”
Buterick
(2011:7)
mendefinisikan
bahwa
“Public
Relations
merupakan reputasi dari apa yang dilakukan, apa yang dikatakan dan apa yang orang lain katakan. Praktek Public Relations merupakan disiplin yang terlihat setelah reputasi dengan tujuan memperoleh pemahaman dan dukungan dan mempengaruhi opini dan perilaku. Hal ini dilakukan dengan
10 terencana serta berkelanjutan dengan upaya untuk membangun dan memelihara hubungan antara organisasi dengan publiknya.”
2.2.4
Teori Professional Image Goodall & Schiefelbein (2010:6) mendefinisikan “Professional Image and Acting merupakan kemampuan yang dimiliki sebagai praktisi Public Relations, yang dinilai oleh konstituen seperti klien, konsumen, atasan, bawahan maupun rekan seprofesi.”
2.2.5
Teori Promosi merupakan bagian dari Komunikasi Griffin dan Edbert (2007:364) mengatakan bahwa “Promosi merupakan bagian dari komunikasi yang artinya seluruh pesan yang disampaikan perusahaan kepada konsumennya mengenai produknya.” Rangkuti
(2009:178)
mengatakan
bahwa
“Kegiatan
promosi
merupakan rangsangan yang ditunjukan kepada konsumen yang biasanya disampaikan melalui penurunan harga, pemberian sampel dan pameran dagang.”
2.2.6
Teori Komunikasi Verbal Purwanto (2006:6) lebih spesifik mengatakan bahwa “Komunikasi verbal merupakan penyampaian komunikasi dengan menyusun kata-kata ke dalam suatu pola yang memiliki arti atau makna dalam bentuk tertulis maupun lisan.”
Goffman (2005:154) mengatakan bahwa “Komunikasi verbal merupakan komunikasi dengan kata-kata verbal melalui alat komunikasi yang kita sebut bahasa karena dapat membantu kita untuk memiliki kemampuan memahami.”
Frans M. Royan (2005:36) mengatakan bahwa “Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang melibatkan kata-kata yang biasanya di sampaikan berupa tulisan dan perbincangan yang direspon dengan mendengar dan membaca.”
11
Berdasarkan ketiga teori diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi verbal merupakan komunikasi yang berlangsung dengan menggunakan bahasa yang membentuk kata-kata baik secara lisan maupun tulisan .
Zuhdi (2010:39) mengatakan bahwa “Jika dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan tidak menggunakan komunikasi verbal, maka fungsi-fungsi tersebut tidak akan dapat dilaksanakan.”
2.2.6.1 Tujuan Komunikasi Verbal Zuhdi (2010:40) mengatakan bahwa “Komunikasi verbal mempunyai peranan yang sangat penting dalam organisasi. Tanpa adanya komunikasi verbal yang efektif, maka segala kegiatan akan berlangsung dengan berbagai macam masalah dikarenakan tidak adanya pencapaian makna yang tidak sesuai antara komunikator dan komunikan.”
Ruben (2013:150-156) menjelaskan kontribusi komunikasi verbal
melibatkan
beberapa
pemahaman
terhadap
fenomena
komunikasi seperti: a.
Hakikat Bahasa Pesan verbal menggunakan bahasa alfanumerik yang tercatat
sebagai
salah
satu
mengesankan.Setiap
prestasi bahasa
kemanusiaan
memiliki
pola
yang
paling
yang
dapat
diidentifikasikan dengan menetapkan aturan terhadap: 1. Fonologi : Cara suara digabungkan untuk membentuk katakata 2. Sintaksis : Cara kata digabungkan menjadi kalimat. 3. Semantik : Arti kata atas dasar hubungan mereka satu dengan yang lain dan dengan unsur-unsur lingkungan. 4. Pragmatik : cara dimana bahasa digunakan dalam praktik
12 b. Percakapan Melalui bahasa kita mampu mengkoordinasikan kegiatan kita sendiri dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama seperti membahas dan memecahkan masalah, untuk berbagi, untuk mengejar kebutuhan pribadi dan sosial. Fungsi bahasa dalam percakapan antara lain 1. Membuat dan mengeksternalisasi makna. 2. Membuat
dan
menginternalisasi
makna,
jika internalisasi
berlanjut maka bahasa berfungsi sebagai saluran/media transmisi pesan. 3. Menemukan perbedaan/kesamaan makna diantara mereka 4. Menegosiasikan makna secara mutualistis yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
c.
Aturan dan Ritual Identifikasi sejumlah aturan yang memandu perilaku individu saat berkomunikasi secara verbal yang dapat dikelompokan dalam beberapa kategori yaitu: 1.Cooperativeness (kesediaan kerja sama) : membuat kontribusi yang masuk akal dengan memberikan pernyataan mengenai tujuan pembicaraan. 2.Informativeness (kesediaan informatif) : membuat kontribusi sepenting mungkin. 3.Responsiveness (kesediaan menanggapi) : memberikan perhatian dan tanggap terhadap kebutuhan informasi orang lain. 4.Interactiveness (kesediaan berinteraksi) berbagi percakapan dengan peserta interaksi lainnya untuk mengarahkan dan mengelola percakapan. 5.Conformance (kesediaan menyesuaikan diri) mengetahui dan menerima percakapan dari orang lain.
d. Bahasa dan Gender Dalam kebanyakan budaya, perilaku komunikasi individual digunakan baik oleh pria maupun wanita. Perbedaan dalam
13 pengucapan bahasa manjadi sangat mungkin terjadi di beberapa budaya yang dapat dilihat dari : 1. Cara memulai percakapan. 2. Cara memelihara percakapan. 3. Cara mengajukan pertanyaan. 4. Cara berargumentasi.
2.2.7
Teori Komunikasi Non Verbal Stack et al (2007:154) mendefinisikan bahwa “Komunikasi non verbal merupakan apa yang dilakukan dalam sebuah percakapan.”
Ting-Toomey
(2005:2)
mendefinisikan
bahwa
“Komunikasi
nonverbal secara umum dapat didefinisikan sebagai berkomunikasi tanpa kata-kata melalui berbagai saluran komunikasi. Berbagai saluran komunikasi di sini terdiri dari berbagai media seperti gerakan, ruang atau waktu.”
Menurut Goffman (2005:155) mengatakan bahwa “Komunikasi noverbal merupakan tindakan dan atribusi (lebih dari penggunaan kata-kata) yang dilakukan seseorang kepada orang lain dengan pertukaran makna untuk pencapaian umpan balik.”
Berdasarkan ketiga teori diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi non verbal merupakan komunikasi yang tidak melibatkan kata-kata dalam pencapaian maknanya seperti contoh gerakan, bahasa tubuh, intonasi suara, gambar, penampilan, dan lain-lain.
2.2.7.1 Saluran Isyarat Komunikasi Nonverbal Empat saluran isyarat komunikasi nonverbal menurut Ruben (2013 : 175-198) antara lain : 1. Paralanguage Paralanguage mengacu pada pesan yang melengkapi bahasa. Secara teknis pesan nonverbal dapat dilihat sebagai sebuah contoh
14 dari paralanguage. Hal-hal yang terkait dengan paralanguage seperti contoh : a. Bentuk Vokal Suara (vocalis) seperti tinggi rendah suara, kecepatan berbicara, irama, batuk, tertawa, berhenti, bahkan keheningan merupakan sumber-sumber pesan yang sangat penting dalam komunikasi interpersonal. Sebagai bahasa ucapan, isyarat paralinguistik seperti besar kecilnya volume suara, kecepatan berbicara, nada, kata seru, dan penggunaan jeda memiliki pengaruh besar kepada apa dan bagaimana, orang bereaksi terhadap individu dan verbalisasinya b. Bentuk Tertulis Bentuk kata atau pernyataan juga penting bagi interpretasi dalam bahasa tertulis. Tampilan visual dari materi tertulis, termasuk tanda baca, ejaan, kerapian, penggunaan ruang untuk margin dan antara kata-kata, apakah tulisan tersebut dicetak atau di tulis tangan dan bahkan warna tinta cenderung untuk mempengaruhi reaksi pembaca terhadap kata-kata dan sumbernya.Tanda-tanda emosi (emoticons) sangat berguna dalam email dan pesan tertulis. Gabungan antara tanda baca misal : ) menunjukan tersenyum atau : ( menunjukan sedih.
2. Wajah Manusia bereaksi terhadap tampilan wajah seseorang secara holistic. Yang artinya, ketika kita melihat wajah seseorang kita mendapatkan kesan keseluruhan dan jarang memikirkan ciri-ciri khususnya. Misal, a. Pandangan mata Diantara perilaku nonverbal pada aspek mata ini, mengemukakan
beberapa
istilah
yang
dapat
mendeskripsikan beberapa hal seperti 1. Face Contact = melihat wajah seseorang 2. Eye contact = melihat mata seseorang 3. Mutual Gaze = Saling pandang wajah antar 2 individu
15 4.One Sided Gaze = Satu orang melihat wajah orang lain tapi tidak sebaliknya 5. Gaze Avoidance = Seseorang yang secara aktif menghindari tatapan dari- orang lain b. Pelebaran pupil mata. Ketika melihat orang atau benda yang tampak menarik, pupil mata cenderung melebar dan pada beberapa situasi eksperimental, ditemukan adanya bukti bahwa besarnya pupil mata dapat menjadi faktor pembenar terhadap ada atu tidaknya ketertarikan seseorang.
3. Penampilan Penampilan adalah sumber informasi tunggal yang paling penting dalam membentuk kesan permulaan. Penampilan dapat diklasifisikasikan melalui : a. Rambut Warna rambut dan gaya merupakan sumber pesan nonverbal yang penting. faktor-faktor ini berkaitan terhadap daya tarik keseluruhan yang juga dapat berfungsi sebagai dasar kesimpulan atas kepribadian seseorang, usia, pekerjaan, sikap, keyakinan dan nilai-nilai.
b. Fisik Fisik mencakup tipe, ukuran dan bentuk tubuk. Deskripsi fisik dapat membentuk persepsi terhadap komunikasi nonverbal seperti contoh, orang yang tampak “lunak”, “bulat” dan kelebihan berat badan dapat dianggap berperasaan, kalem, ceria, terbuka, pemaaf dan lemah lembut.
c. Pakaian dan perhiasan Pakaian memenuhi sejumlah fungsi bagi kita sebagai manusia, termasuk dekorasi, perlindungan fisik dan
16 psikologis, daya tarik seksual, pernyataan diri dan menampilkan status atau peran. Dikutip dari ahli komunikasi nonverbal Dale Leather, “identitas sosial dan citra dimodifikasi secara positif atau negatif oleh komunikasi penampilan”. d. Artefak Kita dikelilingi oleh berbagai macam artefak seperti mainan, teknologi, furniture, benda-benda hiasan dan sebagainya. Mobil dan rumah juga merupakan artefak yang menyediakan pesan tambahan sehingga orang lain dapat menarik kesimpulan tentang sumber keuangan, kepribadian, status maupun pekerjaan.
4. Isyarat eksternal – ruang dan waktu Gerakan anggota tubuh memainkan peranan penting dalam komunikasi
antar
individu.
Terdapat
banyak
cara
untuk
mengklarifikasikan gerak tubuh. Dikutip dari Morris, gerakan dapat mencakup hal-hal berikut :
a. Penegas dan pemandu Gerakan
digunakan
untuk
menggarisbawahi
atau
menekankan masalah tertentu yang dibuat secara lisan.
b. Sebagai sinyal Sinyal ya-tidak merupakan kategori lain dari gerakan. Cara utama dari membuat sinyal ya-tidak adalah dengan menggerakan kepala seperti anggukan vertikal yang berarti “ya” dan menggelengkan kepala yang berarti tidak.
Pemilihan waktu dan penetapan waktu sebagaimana dirancang secara teknis merupakan faktor penting lain yang juga sering diabaikan dalam komunikasi.
17 Karakteristik penggunaan waktu meliputi kecepatan berbicara, jumlah dan panjang jeda atau interupsi dan pola pergantian bicara memainkan peranan penting dalam penyampaiaan, penerimaan dan interpretasi pesan karena masing-masing berfungsi sebagai dasar pembentukan kesan tentang individu yang terlibat.
2.2.7.2 Klasifikasi Perilaku Nonverbal Knapp, Hall dan Horgan (2013:10-12) mengatakan bahwa cara lain mendefinisikan komunikasi nonverbal adalah dengan fokus pada tiga ciri utama yaitu, 1. Struktur lingkungan dan kondisi di mana komunikasi terjadi Lokasi dimana komunikasi dilakukan dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk komunikasi non verbal. Struktur lingkungan dapat mendeskripsikan sebuah makna.Misal dalam bertemu dengan klien perusahaan, biasanya bertemu di tempat seperti apa ? Jika bertemu di kantor dapat dicirikan sebagai pertemuan yang formal sedangkan jika bertemu di mall bisa dicirikan sebagai jenis pertemuan informal agar suasana pembicaraan tampak lebih santai.
2. Karakteristik fisik dari komunikator itu sendiri. Karakteristik fisik dalam interaksi nonverbal komunikasi lebih menggambarkan dari sisi penampilan fisik seperti cara berpakaian dan intonasi suara.Misal dalam bertemu dengan klien perusahaan, adakah persiapan diluar persiapan teknis yang harus dilakukan sebelum bertemu klien sperti contoh harus memakai kemeja, atau baju kaos saja tidak masalah. Sedangkan intonasi suara dalam berkomunikasi juga dapat memberikan makna tersendiri. Misal, ketika berkomunikasi dengan nada bicara yang tingga maka artinya komunikator sedang menegaskan apa yang sedang di bicarakan.
18 3. Berbagai perilaku yang dilakukan oleh komunikator Perilaku atau tindakan merupakan contoh umum dari komunikasi nonverbal. Perilaku maupun tindakan merupakan alat komunikasi nonverbal dalam menjelaskan apa yang disampaikan secara verbal. Misal jika kita memberikan petunjuk mengenai arah seperti
“kesitu” tanpa memberikan isyarat nonverbal seperti
lirikan mata maupun tangan yang menunjuk arah tersebut, maka tidak akan terjadi pencapaian makna antra komunikator dengan komunikan.
2.2.8
Hubungan Antara Perilaku Verbal Dan Nonverbal Krueger (2005:3-4) mengatakan bahwa “Perbandingan pesan verbal dan nonverbal mengungkapkan bahwa kedua bentuk bekerja secara berbeda. Komunikasi secara verbal menawarkan pilihan untuk merujuk kembali kepada apa yang dikatakan dengan menggunakan kata-kata, sangat berbeda ketika menggunakan komunikasi secara non verbal. Hal ini sangat penting karena potensi miskomunikasi tidak dapat dihindari.”
Isyarat non verbal yang berfungsi untuk membingkai kesan pertama dengan memberikan informasi tentang niat dan emosi. Maka pada umumnya orang memberikan kepercayaan yang lebih besar terhadap isyarat non verbal ketika mereka menilai, menafsirkan atau mengevaluasi ide-ide dan sikap serta kualitas kepemimpinan atau kredibilitas seseorang. Berbeda dengan orangorang dewasa pada umumnya yang lebih menitikberatkan komunikasi verbal sebagai petunjuk kemampuan untuk menafsirkan isyarat non verbal dalam pencapaian makna pesan yang disampaikan.
2.2.9 Persamaan Dan Perbedaan Komunikasi Verbal Dan Nonverbal 2.2.9.1 Persamaan Komunikasi Verbal dan Nonverbal Ruben (2013:171-172) mendefinisikan persamaan antara komunikasi verbal dan non verbal terdapat pada: 1. Aturan dan Perintah Komunikasi dalam pesan nonverbal dapat diidentifikasikan seperti halnya dalam pesan verbal. Beberapa pola komunikasi tersebut
19 berkaitan dengan produksi pesan nonverbal dengan cara dimana emosi ditampilkan. Hal yang terkait dengan perilaku non verbal seperti berjabat tangan, penggunaan kapan dan bagaimana sebuah isyarat tertentu digunakan.
Sama halnya dengan komunikasi secara verbal, beberapa pola pesan nonverbal dapat bersifat umum untuk perilaku seseorang. Misalnya, ekspresi mimic muka dapat menunjukan bahwa ada relasi yang dapat dikaitkan dengan emosi kegembiraan, kesedihan, marah, terkejut, takut, dan lain-lain.
Gerak isyarat seperti anggukan kepala kaitkan dengan “ya” dan “tidak” dengan menggelengkan kepala.
2.
Kesengajaan Bahasa paling sering digunakan secara sadar oleh seseorang untuk
tujuan pengiriman pesan makna. Kenyataan ini terjadi dalam komunikasi secara verbal dan non verbal. Kita sadar dapat menggunakan ekspresi wajah tertentu, gerak tubuh, dan pilihan pakaian pada pertemuan dengan orang lain atau wawancara kerja, dengan tujuan untuk menciptakan efek yang diinginkan. Sehingga baik pesan verbal
maupun nonverbal dapat dihasilkan dan
ditransmisikan secara tidak sengaja.
3.
Fungsi Umum Pesan Perilaku verbal dan nonverbal dapat disamakan untuk
beberapa jenis hubungan : a. Keduanya bisa bersifat saling menambahkan dan menegaskan, seperti ketika seseorang berkata mari duduk disana dan kemudian berjalan kekursi dan duduk. b. Keduanya juga dapat saling menggantikan, seperti jabatan tangan menggantikan sapaan “Halo, senang bertemu anda”
20 c. Komunikasi verbal dan nonverbal dapat saling melengkapi, seperti ketika seseorang yang bersenyum dan berkata “senang anda sudah bias hadir disini.” d. Komunikasi verbal dan nonverbal dapat menjadi sumber kontradiksi, seperti terjadi saat kita mengira betapa orang lain tertarik untuk mendengarkan pembicaraan, yang padahal “si pendengar” menatap lawan jenis di seberang ruangan. e. Kedua jenis komunikasi tersebut dapat digunakan untuk mengatur dan mengendalikan proses komunikasi, seperti menentukan siapa yang akan berbicara, untuk berapa lama, dan bahkan ketika perubahan dalam topic akan terjadi.
2.2.9.2 Perbedaan Komunikasi Verbal dan Nonverbal Perbedaan antara Komunikasi verbal dan nonverbal menurut Ruben (2013:172-175) i.
Kesadaran dan perhatian Kemampuan
mengkomunikasikan
pesan
informasi
melalui pesan verbal dinilai sangat penting sehingga dianggap sebagai salah satu keterampilan dasar. Sehingga upaya yang sungguh-sungguh dilakukan untuk memastikan bahwa manusia telah
diajari
aturan
pengucapan,
penyusunan
kalimat,
penguasaan kata dan makna dan penggunaan bahasa yang dijadikan sebagai pendidikan formal. Sebagai
perbandingan,
keterampilan
non
verbal
mendapat sedikit perhatian di bidang pendidikan. Musik, seni dan pendidikan jasmani
ii. Aturan terbuka dan tertutup Secara relative penekanan lebih besar diletakkan kepada komunikasi verbal yang dikarenakan disemua budaya terdapat aturan terbuka serta struktur dan penggunaan bahasa. Sebagai hasilnya informasi komunikasi verbal tersedia dalam berbagai sumber. Berbeda dengan komunikasi nonverbal, tidak
21 terdapat kamus dan petunjuk gaya dalam komunikasi nonverbal . Aturan tertutup dalam komunikasi nonverbal dilakukan secara tidak langsung melalui observasi. Hanya sedikit dari individu yang sadar akan peran perilaku nonverbal yang mengatur perilaku dan mampu mengartikulasikan perilaku yang terlibat.
iii.
Status umum versus status pribadi Persoalan yang berhubungan dengan gerak-gerik, tingkah laku dan posisis tubuh pada umumnya dianggap sebagai urusan pribadi dan merupakan komunikasi yang tabu karena topic tersebut sangat kecil kemungkinannya untuk didiskusikan secara terbuka, dianalisis maupun dikritik.
iv. Spesialisasi belahan otak Belahan otak kiri memainkan peran utama dalam proses komunikasi dengan bahasa. Kegiatan lain yang memerlukan kegiatan pemrosesan informasi secara berurutan seperti matematika juga bergantung pada otak kiri. Sedangkan beberapa individu dengan kerusakan pada belahan otak kanan mengalami kesulitan dengan halhal yang berkaitan dengan pengendalian gerakan tubuh.
22 2.3
Kerangka Pikir
PENERAPAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL TERHADAP PRODUK
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
STRATEGI
STRATEGI KOMUNIKASI
Penggunaan sosial media
VERBAL
KOMUNIKASI NON VERBAL
PRODUK PIXTEM PT.FINIXORGLE
EFEK POSITIF
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian.
TIDAK BEREFEK POSITIF