BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
System Application and Product (SAP) 1.
Pengertian System Application and Product SAP adalah suatu nama software yang mungkin sudah tidak asing lagi untuk praktisi-prakstisi IT didunia, maupun di Indonesia. SAP merupakan salah satu software ERP terkemuka didunia yang sekarang ini banyak diimplementasikan oleh perusahaan-perusahaan di Asia. SAP
(System
Application
and
Product)
in
data
processing merupakan software Enterprise Resources Planning (ERP), yaitu suatu tools IT dan manajemen untuk membantu perusahaan merencanakan dan melakukan kegiatan operasionalnya secara
lebih
efisien
dan
efektif
(sumber
:http://dedikurnia.wordpress.com/2009/07/09/apa-itu-sap/). SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai kemampuan mendukung semua transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi bekerja secara berkaitan satu dengan yang lainnya. Semua modul aplikasi di SAP dapat bekerja secara terintegrasi/terhubung yang satu dengan lainnya. Dengan mengimplementasikan SAP di suatu organisasi akan mengintegrasikan sistem yang berakibat:
5
a. Perubahan yang dilakukan pada satu modul secara otomatis akan mengupdate modul lainnya bila informasi yang dirubah berkaitan dengan modul tersebut. Data akan terupdate secara langsung begitu user menginput data kedalam sistem. Hal ini dikenal dengan istilah “Real time processing” b. Integrasi secara sistem bisa terjadi dengan syarat bahwa seluruh perusahaan harus menggunakan satu sumber data yang sama, baik untuk data customer, data produk maupun data vendor. c. Transparansi data – semua user yang mempunyai akses ke sistem akan dapat melihat semua informasi yang paling up to date setiap saat diperlukan walaupun informasi tersebut di input oleh user lain.
2.
Sejarah SAP 1972
: Lima orang mantan pegawai IBM – Hasso Plattner,
Dietmar Hopp, Claus Wellenreuther, Klaus Tschira dan Hans Werner Hektor me-launching perusahaan baru mereka yang bernama SAP (System Analysis and Program Development). Visi mereka ketika itu adalah ingin membuat suatu program aplikasi yang bersifat realtime. Pada prosesnya mereka mengerjakan sistem ini disaat malam dan pada akhir pekan sehingga tidak mengganggu pekerjaan mereka di IBM. 1973
: Modul awal tentang aplikasi akuntasi akhirnya selesai.
Mereka menyebut aplikasi tersebut sebagai RF system yang nantinya
6
akan menjadi cikal bakal dari R/1 system. Ditahun ini pabrik rokok Rothandle di Lahr dan perusahaan farmasi Knoll di Ludwigshafen mengimplementasikan software SAP di perusahaan mereka. Adapun pada masa itu kedua perusahaan tersebut menggunakan DOS sebagai sistem operasi didalam perangkat IBM mereka. 1974
: Pada tahun ini, aplikasi SAP sudah berkemampuan beralih
dari sistem DOS dan berjalan dalam sistem Operasi. Client mereka pun bertambah hingga 40 perusahaan. 1977
: Kantor pusat berpindah dari Weinheim ke Walldorf.
Untuk pertama kalinya pada tahun ini SAP memiliki klien dari luar Jerman. Kedua perusahaan tersebut berasal dari Austria. Adapun aplikasi yang mereka inginkan guna mendukung sistem sales dan distribusi pada perusahaan mereka. 1979
: SAP mulai menggunakan server yaitu sebuah server
keluaran Siemens seri 7738. 1980
: SAP pindah ke gedung mereka di Max-Planck-Strasse di
taman industri walldorf. 1982
: SAP merayakan ulang tahun mereka yang ke-10. Didalam
tahun ke-10 ini SAP telah memiliki lebih dari 250 klien yang berasal dari Jerman, Austria dan Switzserland. Revenue yang mereka peroleh mencapai dari usaha mereka adalah berkisar DM 24 juta dan perusahaan telah mempekerjakan 100 karyawan pada perusahaan
7
mereka. Namun sayangnya pada tahun ini salah satu pendiri SAP keluar dari perusahaan ini. 1986
: SAP mendirikan kantor subsidiary di Austria.
1991
: SAP menghadirkan teknologi R/3 dan mempresentasikan
di festival teknologi CeBIT di Hanover. Produk ini sudah mulai memenuhi konsep client/server, keseragaman interface, penggunaan RDMS dan kemampuan untuk menjalankan sistem dari provider yang berbeda. 1995
: Deutsche Telekom AG mengimplementasikan SAP R/3.
mereka membutuhkan 30.000 workstation R/3. Permintaan ini menjadi kontrak dengan nilai terbesar dalam sejarah berdirinya SAP. 1999
: Hasso Plattner mengumumkan strateginya yang terbaru
yaitu mySAP.com. Strategi ini menghhbungkan e-commerce Solution dengan keberadaan ERP (Enterprise Resource Planning) dengan menggunakan teknologi web. 2000
: Dengan keberadaan 10 juta user, 36.000 instalasi, 1000
mitra, dan 22 industri solusi menjadikan SAP sebagai pemimpin global dalam hal penyediaan software solution di bidang e-business. 2003
: mySAP.com berganti nama menjadi mySAP Business
Suite. Dalam strategi ini SAP memperkenalkan solusi baru dalam bidang ERP yaitu mySAP ERP. SAP membuka laboratorium riset di India, Jepang, Israel, Perancis, Bulgaria, Kanada dan Amerika Serikat selain Lab yang sudah ada terlebih dahulu di China.
8
2004
: Hingga akhir 2004 SAP telah memiliki 24000 customer di
lebih dari 120 negara yang menjalankan hingga 84000 instalasi software SAP.
3.
Tujuan Mengimplementasikan SAP a. Meningkatkan kecepatan dari proses bisnis 1)
Meningkatkan customer service
2)
Meningkatkan respon terhadap perubahan pasar
b. Meningkatkan kosistensi dari proses bisnis 1)
Memastikan bahwa SOP dijalankan dengan baik
2)
Meningkatkan fungsi monitoring dan control di masingmasing bagian
3)
Mengurangi human errors
c. Meningkatkan kualitas dari proses bisnis 1)
Meningkatkan kualitas dari informasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan untuk pengambilan keputusan secara cepat dan tepat
2)
4.
Meningkatkan fungsi analisa terhadap suatu situasi
Modul dalam System Application and Product SAP terdiri dari modul-modul aplikasi sebagai berikut (sumber :http://euisnuraidah.wordpress.com/2013/09/13/introduction-sapfundamentals/):
9
a. Financial 1)
Financial Accounting (FI)
2)
Controlling (CO)
3)
Investment Management (IM)
4)
Enterprises Controlling (EC)
5)
Treasury (TR)
b. Logistics 1)
Logistics Execution (LE)
2)
Sales and Distribution (SD)
3)
Materials Management (MM)
4)
Production Planning and Control (PP)
5)
Plant Maintenance (PM)
6)
Logistics – General (LO)
7)
Quality Management (QM)
8)
Project System (PS)
9)
Customer Service (CS)
10) Real Estate Management (Industry Solution) c. Human Resources 1)
Personnel Management (PA)
2)
Personnel Time Management (PT)
3)
Payroll (PY)
4)
Training and Event Management (PE)
5)
Organizational Management
10
6)
Travel Management (TV)
Setiap modul mendukung fungsi manajemen tertentu. Penjelasan masing-masing modul adalah sebagai berikut : a. Finance 1)
FI – Financial Accounting Software bisnis SAP ditujukan untuk menyediakan secara kontinu terhadap profitabilitas perusahaan. Modul FI
juga
mengukur
kinerja
keuangan
perusahaan,
berdasarkan pada data transaksi internal maupun eksternal. Modul FI menyediakan dokumen keuangan yang mampu melacak setiap angka yang terdapat dalam suatu laporan keuangan hingga ke data transaksi awal. Menurut SAP Team (2012), modul FI dibentuk oleh beberapa submodul yaitu: a)
Account
Receivables
(Piutang):
bertanggungjawab untuk menangani semua posting
dan
catatan
sebagai
hasil
dari
Customer Sales Activity. b)
Account Payable (Hutang): posting rekaman akun yang dihasilkan sebagai hasil dari Vendor Purchasing Activity dan juga secara langsung dihasilkan kedalam General Ledger.
c)
Asset Accounting: digunakan untuk mengelola
11
aset tetap peusahaan. SAP memungkinkan pengguna untuk mengkategorikan aset dan mengatur
nilai
perhitungan
penyusutan
disetiap kelas aset d)
Bank Accounting: pengelolaan transaksi bank dalam
sistem
termasuk pengelolaan
kas
perbankan e)
Consolidation:
menggabungkan
laporan
keuangan dari beberapa entitas dalam sebuah organisasi dan memberikan gambaran tentang keseluruhan posisi keuangan perusahaan. f)
Funds Management: menyediakan manajemen anggaran pendapatan dan pengeluaran dari perusahaan
serta
melacak
anggaran
pendapatan kebagian yang bertanggungjawab. g)
General Ledger: bagian ini sepenuhnya adalah modul SAP yang terintegerasi dengan yang lainnya. Modul SAP lain dalam General Ledger ini adalah semua posting akuntansi yang
sudah
ditampilkan
direkam. secara
Posting
tersebut
real-time
untuk
memberikan visibilitas yang up-to-date dari rekening keuangan.
12
h)
Special Purpose Ledger: mengidentifikasikan General Ledger untuk tujuan pelaporan dan dikumpulkan
dari
aplikasi
internal
dan
eksternal melalui proses SAP. i)
Travel Management: menyediakan manajemen semua
kegiatan
perjalanan
termasuk
perjalanan pemesanan dan penanganan biaya (expenses)
yang
berhubungan
dengan
perjalanan. 2)
CO – Controlling Controlling (CO) merupakan aliran dari biaya dan pendapatan yang memberikan dukungan informasi yang diperlukan oleh manajemen dengan tujuan perencanaan, pelaporan dan pengambilan keputusan. Pada dasarnya CO adalah alat manajemen untuk keputusan organisasi (Wagner 2004). Fungsi dari modul CO adalah untuk mendukung 4 kegiatan operasional: a)
Pengendalian capital investment
b)
Pengendalian
aktivitas
keuangan
perusahaan,
memonitor dan merencanakan pembayaran c)
Pengendalian pendanaan terhadap procurement, pengadaan dan penggunaan dana di setiap area
13
d)
Pengendalian biaya dan profit berdasarkan semua aktivitas perusahaan. Menurut SAP team (2012) modul CO ini memiliki
beberapa submodul yaitu: a)
Cost Element Accounting: menyediakan semua informasi
yang
berkaitan
dengan
biaya
dan
pendapatan dalam sebuah organisasi b)
Cost Center Accounting: menyediakan informasi yang berkaitan dengan biaya yang ditimbulkan oleh kegiatan bisnis. Cost Center Accounting biasanya ditugaskan
untuk
departemen
atau
manager
penanggungjawab utnuk daerah-daerah tertentu dari bisnis
dan
bidang-bidang
fungsional
dalam
organisasi. c)
Internal Orders: digunakan sebagai metode untuk mengumpulkan biaya dan transaksi bisnis yang berhubungan dengan tugas tertentu
d)
Activity-Based Costing: meningkatkan Cost Center Accounting yang memiliki pandangan berorientasi pada proses dan lintas fungsional dari pusat biaya.
e)
Product Cost Controlling: menyediakan kemampuan untuk
menganalisis
biaya
produk
sehingga
mendapatkan harga optimal untuk memasarkan
14
produk. f)
Profitability Analysis: membantu meninjau ulang informasi berkaitan dengan margin keuntungan atau kontribusi perusahaan yang ditangani oleh segmen usaha. Ada dua metode yang berguna dalam hal menganalisis: i.
Account-Based
Analysis:
menggunakan
pendekatan penilaian berbasis akun. ii.
Cost-Based
Analysis:
menggunakan
pendekatan penilaian sebagaimana ditetapkan oleh pengguna. g)
Profit Center Accounting: menyediakan visibilitas keuntungan organisasi dan kerugian profit center.
3)
IM – Investment Management Fungsi dari modul IM ini overlapping dengan fungsi yang dijalankan oleh fungsi TR, namun modul IM lebih spesifik ditunjukan untuk menganalisis kebijakan investasi jangka panjang dan fixed assets dari perusahaan dan membantu management dalam membuat keputusan.
4)
EC – Enterprises Controlling Tujuan dari modul EC adalah untuk memberikan akses bagi Enterprise Controller kepada information warehouse mengenai hal-hal berikut :
15
a)
Kondisi keuangan perusahaan
b)
Hasil dari perencanaan dan pengendalian perusahaan
c)
Investasi
d)
Maintenance dari aset perusahaan
e)
Akuisisi dan pengembangan SDM perusahaan
f)
Kondisi pasar yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, seperti ukuran pasar, market share dan competitor performance
g)
Faktor-faktor struktural dari proses bisnis, seperti struktur
produksi,
struktur
biaya,
financial
accounting dan profitability analysis 5)
TR – Treasury Modul TR berfungsi untuk mengintegrasikan antara cash management dan cash forecasting dengan aktivitas logistik dan transaksi keuangan.
b. Logistics 1)
LE – Logistics Execution Modul ini berfokus pada pengaturan logistik dari masa purchasing
hingga distribusi. Dari purchase
requisition, good receipt hingga delivery. 2)
SD – Sales and Distribution Membantu
meningkatkan
efisiensi
kegiatan
16
operasional berkaitan dengan proses pengelolaan customer order untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan dan menghasilkan profit yang layak dalam periode akuntansi yang akan datang. Di SAP, Sales & Distribution (SAP-SD) dibagi menjadi 4 sub-modul, yaitu: a)
Sales Support Terdapat beberapa kegiatan seperti pencarian pelanggan, penentuan strategi promosi, pengelolaan data pelanggan dan kompetitor serta aktivitas marketing lainnya berdasarkan informasi yang ada di Sales Information System. Data dan informasi akan dikelola dalam SAP dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dengan pengembangan lebih lanjut.
b)
Sales Berisi kegiatan yang dimulai dari penerimaan permintaan pelanggan (inquiry) hingga pembuatan sales order. Sub-modul ini juga menangani proses kontrak dengan pelanggan (Contract), retur barang (Returns) dan persetujuan atau perjanjian dalam jadwal pengiriman barang atau jasa (Scheduling Agreement). Pada sub-modul Sales juga terdapat
17
fitur Pricing yang sangat fleksibel dan menjadi andalan dari SAP-SD. c)
Shipping Proses yang berhubungan dengan pengiriman barang atau penyampaian jasa ke pelanggan.
d)
Billing Proses yang berhubungan dengan penagihan dan pembayaran. Sub-modul ini juga melayani proses Credit Memo dan Debit Memo. Credit Memo adalah sales document yang digunakan ketika harga yang diberikan ke pelanggan terlalu
besar
sehingga
memerlukan
pemotongan. Contoh: Kesalahan perhitungan harga karena lupa memberikan diskon yang dijanjikan sehingga harga menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya. Debit Memo adalah sales document yang digunakan ketika harga yang diberikan ke pelanggan terlalu rendah sehingga memerlukan penambahan. Contoh: Kesalahan perhitungan harga sehingga harga yang diberikan ke pelanggan lebih rendah dari yang seharusnya Integrasi SAP-SD dengan modul SAP lainnya :
18
SAP-SD akan memanfaatkan informasi yang ada di Sales Information System dalam proses bisnisnya. SAPSD juga berinteraksi dengan modul-modul lainnya, seperti Material
Management
(SAP-MM)
dan
Financial
Accounting (SAP-FI). Interaksi dengan SAP-MM terjadi dalam beberapa proses, seperti rencana pengadaan atau pembuatan
produk
jika
stok
yang
tersedia
tidak
mencukupi. Interaksi dengan SAP-FI terjadi dalam beberapa proses seperti pencatatan keuangan dari transaksi yang terjadi. 3)
MM – Material Management Mendukung proses manajemen/pengelolaan material di perusahaan, mulai dari pengadaan (procurement) hingga proses operasional inventory harian. Material dalam SAP MM dapat berwujud barang siap jual (finished goods) atau bahan yang akan digunakan sebagai bahan dalam proses produksi (raw materials). Pengelolaan material yang baik akan memberikan keunggulan bersaing (competitive advantages)
bagi
perusahaan, seperti: a)
Tingkat ketersediaan material (availability) yang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan material yang selalu tersedia untuk proses produksi ataupun
19
transaksi penjualan, namun dengan mempertahankan stok di gudang secukupnya sehingga cost untuk inventory
dapat
ditekan.
Dengan
demikian
perusahaan dapat memiliki material di waktu, tempat dan jumlah yang tepat. b)
Pemilihan vendor atau supplier terbaik dalam proses pengadaan
material
berdasarkan
data
history
sehingga perusahaan dapat memperoleh harga, kualitas ataupun layanan terbaik. Contoh dampak positifnya
bagi
perusahaan
adalah
apabila
perusahaan bisa mendapatkan material yang lebih murah dengan kualitas yang sesuai, maka harga jual produk dapat ditekan sehingga lebih murah daripada kompetitor. Selain itu, kualitas barang yang baik akan berpengaruh terhadap finished goods yang akan dijual. c)
Perencanaan kebutuhan material yang baik dan terotomatisasi melalui sistem Material Requirement Planning akan berpengaruh terhadap menurunnya cost yang dikeluarkan oleh perusahaan. Menurut SAP team (2012) MM memiliki beberapa
sub komponen yaitu: a)
Consumption Based Planning: penawaran saham
20
dengan
mamanfaatkan
pengisian
perencanaan
kebutuhan material (MRP), menentukan prosedur lot-sizing dan melakukan peramalan. b)
Purchasing:
menyediakan
kemampuan
untuk
menentukan sumber-sumber untuk memasok bahan atau jasa, pelacakan pengiriman dari vendor, dan memantau pembayaran kepada vendor. c)
Inventory Management: mengendalikan persediaan material dan catatan pelayanannya, mengontrol dan melacak semua pergerakan barang, penerimaan, pengembalian
penerimaan,
transfer
saham,
pemesanan, persediaan fisik, penentuan saham, dan penanganan batch. d)
Invoice Verification: mendukung penilaian verifikasi dan material seperti Last In First Out (LIFO) dan First In First Out (FIFO), revaluasi untuk perubahan harga, perubahan pada faktur untk kredit, pajak, diskon tunai, pemeriksaan faktur, mendefinisikan dampak rekening untuk faktur, membatalkan faktur, biaya pengiriman, dan menentukan varian faktur.
e)
External pelayanan
Service
Management:
pengadaan
eksternal
mendukung vendor
dan
memberikan perintah atau menerima jasa.
21
Integrasi SAP MM dengan modul SAP lainnya : Untuk melaksanakan proses bisnisnya, SAP MM akan berinteraksi dengan modul SAP lainnya, yaitu: a)
Production Planning (PP) untuk MRP, Purchasing dan Warehouse Management.
b)
Sales & Distribution (SD) untuk MRP dan Warehouse Management.
c)
Financial Accounting (FI) untuk Purchasing dan Invoice Verification.
d)
Controlling (CO)untuk Purchasing dan Invoice Verification.
e)
Asset Management (AM) untuk Purchasing dan Invoice Verification.
f)
Quality
Management
(QM)
untuk
Inventory
Management. g) 4)
Project System untuk Services.
PP – Production Planning Tujuan dari modul PP adalah untuk mengatur informasi produksi dan memastikan manufaktur berjalan dengan efektif serta efisien sehingga menghasilkan produk sesuai kebutuhan pelanggan. Modul SAP ini menangani Master Data yang diperlukan seperti Bill Of Material (BOM), routing, dan Work Center (pusat kerja) serta
22
menyimpannya dalam satu komponen terpisah (Wagner 2007). Menurut SAP team (2012) ada beberapa submodul PP yang terintegrasi dengan komponen SAP yaitu: a)
Master Data: termasuk material master, work centers, routing, dan bill of material.
b)
Sales
and
Operating
Planning:
menyediakan
berbagai macam perlengkapan untuk peramalan penjualan dan perencanaan produksi berdasarkan data masa lalu, saat ini dan masa depan. c)
Distribusi Resource Planning: memungkinkan untuk merencanakan permintaan untuk pusat distribusi.
d)
Production Planning: termasuk peramalan material, manajemen permintaan, perencanaan jangka panjang dan master production scheduling (MPS).
e)
Material Requirements Planning: bergantung pada unsur-unsur permintaan dan penawaran dengan parameter perhitungan untuk menghitung kebutuhan bersih sejak dibuatnya perencanaan awal.
f)
Shop Floor Control: termasuk proses pesanan produksi, pergerakan barang, konfirmasi dan alatalat pelaporan untuk produksi.
g)
Planning Capacity: mengevaluasi kapasitas yang
23
digunakan berdasarkan kapasitas pekerjaan pusat yang tersedia untuk menunjukan keterbatasannya. h)
Repetitive Manufacturing: proses manufaktur ini biasanya sederhana dalam memproduksi produk yang sama dalam jangka waktu yang lama.
i)
Cost Product Planning: mengevaluasi semua nilai waktu dan nilai bahan komponen untuk menentukan biaya produk.
5)
PM – Plant Maintenance Mendukung dan mengontrol pemeliharaan peralatan dan bangunan secara efektif dan mengatur data perawatan/ perbaikan, dan mengintegrasikan data komponen peralatan dengan aktivitas operasional yang sedang berjalan.
6)
QM – Quality Management Menyediakan
master
data
yang
dibutuhkan
berdasarkan rekomendasi ISO-9000 series. 7)
PS – Project System Modul
PS
dikosentrasikan
untuk
mendukung
kegiatan-kegiatan berikut ini: a)
Perencanaan pendahuluan terhadap waktu dan value
b)
Perencanaan detail dengan menggunakan cost element atau unit costing dan menetapkan waktu kritis, pendeskripsian aktivitas dan penjadwalan
24
c)
Koordinasi permintaan
dari
resources
material,
melalui
manajemen
otomasi inventori,
networking planning dari orang, kapasitas, material, operating resources dan service d)
Monitoring terhadap material, kapasitas dan dana selama proyek berjalan
e)
Penutupan
proyek dengan
analisis
hasil dan
perbaikan
c. Human Resources 1)
Memudahkan melaksanakan manajemen yang efektif dan tepat waktu terhadap proses-proses HR mulai dari aplikasi pendaftaran, administrasi pegawai, manajemen waktu, pembiayaan untuk perjalanan, salary, benefit dan biaya yang berkaitan dengan SDM perusahaan.
2)
Melindungi data personalia dari pihak luar
Beberapa sub-modul dari Human Resources didalam SAP antara lain: 1)
Personnel Management Personnel Management terkait dengan fungsi untuk mengatur atau memantain data para karyawan.
2)
Personnel Time Management
25
Personnel Time management digunakan untuk mengelola semua hal yang berhubungan dengan waktu dalam proses kerja para karyawan, misalnya absensi, cuti, dan lain-lain. Ada beberapa cara untuk mencatat data waktu dalam time management, seperti:
3)
a)
Dilakukan online oleh time administrator
b)
Menggunakan Cross-Aplication Time Sheet (CATS)
c)
Menggunakan Employee Self-Service (ESS)
Payroll Secara umum payroll adalah sebuah perhitungan dari pembayaran atas hasil kerja dari para karyawan. Jika dilihat secara lebih khusus, payroll dapat mengelola beberapa hal seperti pemrosesan hasil penggajian, transfer bank, dan pembayaran gaji dengan menggunakan cek. Payroll menjadi penting karena proses payroll sangat berhubungan dengan kinerja karyawan, proses payroll yang benar dan tepat akan memperhitungkan dan menghasilkan jumlah insentif untuk karyawan yang tepat, sedangkan kesalahan pada jumlah nominal insentif akan membuat masalah yang dapat menyebabkan perfoma karyawan menurun.
4)
Training and Event Management
26
Para karyawan yang memiliki kualifikasi kurang memadai akan diikutsertakan dalam event business atau kursus
pelatihan
yang
menyediakan
sarana
untuk
meningkatkan kinerja karyawan dalam bidang tertentu. 5)
Organizational Management Organizational
Management
digunakan
untuk
memetakan struktur organisasi perusahaan dalam sistem manajemen sumber daya terkait dengan laporan dan untuk memperlihatkan hirarki serta hubungan para karyawan dalam sebuah perusahaan. Selain itu, organizational management juga memberi pandangan yang luas tentang perusahaan di masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Di dalam organizational management terdapat: a)
Organizational plan menggambarkan sebuah model dari lingkungan kerja
yang struktural dalam
perusahaan yang bisa dievaluasi kapan saja. b)
Organizational Unit menggambarkan semua jenis unit bisnis yang ada dalam perusahaan. Hubungan dari beberapa unit bisnis yang ada akan membentuk sebuah struktur organisasi.
27
c)
Jobs adalah klasifikasi umum dari posisi yang akan ditempati oleh para karyawan. Misalnya Head of Department, secretary, dan lain-lain.
d)
Positions adalah unit organisasi terkecil yang menggambarkan tugas-tugas dari karyawan secara individual. Positions akan ditempati oleh Persons.
e)
Persons adalah sebuah obyek yang memegang posisi dalam suatu struktur organisasi yang secara umum digambarkan sebagai karyawan.
5.
Kelebihan System Application and Product a. SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai kemampuan mendukung semua transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi bekerja secara berkaitan satu dengan yang lainnya. Semua modul aplikasi di SAP dapat bekerja secara terintegrasi/terhubung yang satu dengan lainnya. b. SAP punya Netweaver platform, yang mensupport development dan software logistik c. SAP punya ABAP (Advance Business Application Programming), business programming language yang mempermudah developer untuk implementasi business logic. d. Menerapkan balance scorecard. Membuat integrative process chain dari company sampai lebih 3 tingkat ke hulu supplier dan
28
lebih 3 tingkat ke hilir distributor. Membuat laporan keuangan konsolidasi dengan multi accounting system, multi currency dan multi-2 lainnya e. Mendukung integrasi proses bisnis perusahaan-perusahaan besar. f. Semua informasi yang tersimpan didalam SAP dapat diakses oleh bagian organisasi yang membutuhkan pada saat dibutuhkan.
6.
Kelemahan System Application and Product a. Scope integrasi, b. Harga license tiap user SAP yang relatif mahal, c. Biaya konsultan yang lumayan mahal d. Kelengkapan data entry dan batas waktunya yang menuntut kedisiplinan usernya. Dimana dalam mengimplementasikan SAP, perusahaan harus menyediakan SDM yang sebagai user dan penanggung jawab atas Change Management Process.
B.
Laporan Keuangan 1.
Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kepengurusan sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu entitas. Laporan keuangan yang diterbitkan harus disusun berdasarkan standar akuntansi yang berlaku agar laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau
29
dibandingkan dengan laporan keuangan entitas lain. Laporan keuangan diperoleh dari proses berjalannya sistem akuntansi. Laporan keuangan yang dihasilkan dari sistem atau proses akuntansi tidak dapat dibuat secara mudah, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti. Menurut PSAK 1 (tahun 2009) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitias. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
2.
Komponen Laporan Keuangan Menurut PSAK No. 1 (dalam buku Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juni 2012, Ikatan Akuntansi Indonesia) laporan keuangan yang lengkap harus meliputi komponen-komponen sebagai berikut: a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut:
30
1)
Aset tetap (PSAK 16 dalam buku Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juni 2012, Ikatan Akuntansi Indonesia) Aset tetap adalah aset berwujud yang: a)
Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan
b)
Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode
2)
Properti investasi (PSAK 13 revisi 2011) Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau keduaduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lesee/penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya dan tidak untuk: a)
Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif atau;
b) 3)
Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Aset tidak berwujud Aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik (PSAK 19 revisi 2009).
4)
Aset keuangan (PSAK 50 revisi 2010) Aset keuangan adalah setiap aset yang berbentuk:
31
a)
Kas
b)
Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain
c)
Hak kontraktual: i.
Untuk menerima kas atau aset keuangan lain dari entitas lain atau;
ii.
Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dengan kondisi
yang
berpotensi
menguntungkan
entitas tersebut atau; d)
Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan
instrumen ekuitas
yang
diterbitkan oleh entitas dan merupakan: i.
Nondetivatif
dimana
entitas
harus
atau
mungkin diwajibkan untuk menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas atau; ii.
Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain
dengan
mempertukarkan
sejumlah
tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini, instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tidak termasuk instrumen keuangan yang mempunyai fitur
32
opsi jual (puttable financial instrumens) yang dikategorikan
sebagai
instrumen
ekuitas,
instrumen yang mensyaratkan suatu kewajiban terhadap entitas untuk menyerahkan kepada pihak lain bagian prorata aset neto entitas hanya pada saat likuidasi dan dikategorikan sebagai instrumen ekuitas, atau instrumen yang merupakan kontrak untuk menerima atau menyerahkan
instrumen
ekuitas
yang
diterbitkan entitas tersebut dimasa yang akan datang. 5)
Investasi dengan menggunakan metode ekuitas Metode ekuitas adalah metode akuntansi dimana investasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan pascaperolehan dalam bagian investor atas aset neto investee. Laba atau rugi investor meliputi bagian investor atas laba atau rugi investee (PSAK 15 revisi 2009).
6)
Aset biolojik
7)
Persediaan (PSAK 14 revisi 2008) Persediaan adalah aset: a)
Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa
33
b)
Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut, atau
c)
Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa
8)
Piutang dagang dan piutang lainnya Piutang
dagang
merupakan
jumlah
tagihan
perusahaan kepada pelanggan yang berasal dari penjualan barang dan jasa yang merupakan kegiatan usah normal perusahaan. Piutang lain-lain merupakan tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pihak lain akibat dari transaksi yang secara tidak langsung berhubungan dengan kegiatan normal usaha perusahaan. Piutang lain-lain meliputi piutang pegawai, piutang dari perusahaan afiliasi, piutang deviden, piutang bunga dan lain-lain. 9)
Kas dan setara kas Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposits) Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat
34
ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan (PSAK 2 revisi 2009). 10) Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 Revisi 2009. 11) Utang dagang dan terutang lainnya Utang dagang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu yang singkat. Kewajiban ini timbul karena pembelian bahan secara kredit. 12) Kewajiban diestimasi Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum pasti (PSAK 57 revisi 2009) 13) Liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam utang dagang dan terutang lainnya serta kewajiban diestimasi) 14) Liabilitas dan aset untuk pajak kini (PSAK 46 Revisi 2010) Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang (dilunasi) atas laba kena pajak (rugi pajak) untuk satu periode. 15) Liabilitas dan aset pajak tangguhan (PSAK 46 Revisi 2010)
35
Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terutang pada periode masa depan sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak. Aset
pajak
tangguhan
adalah
jumlah
pajak
penghasilan yang dapat dipulihkan pada periode masa depan sebagai akibat adanya: a)
Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan
b)
Akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; dan
c)
Akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal peraturan perpajakan mengizinkan.
16) Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 revisi 2009. 17) Kepentingan non pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas 18) Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
b. Laporan laba rugi komprehensif selama periode Laporan laba rugi komprehensif sekurang-kurangnya mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut dalam satu periode: 1)
Pendapatan (PSAK 23 revisi 2009)
36
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. 2)
Biaya keuangan
3)
Bagian laba dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas
4)
Baban pajak Beban pajak (penghasilan pajak) adalah jumlah agregat
pajak
kini
dan
pajak
tangguhan
yang
diperhitungkan dalam menentukan laba atau rugi pada satu periode (PSAK 46 revisi 2010). 5)
Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari: a)
Laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan, dan
b)
Keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi dengan biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan
6)
Laba rugi
37
Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak
termasuk
komponen-komponen
pendapatan
komprehensif lain (PSAK 1 revisi 2009) 7)
Setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam angka 8))
8)
Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dan
9)
Total laba rugi komprehensif
c. Laporan perubahan ekuitas selama periode 1)
Total laba rugi komprehensif selama satu periode, yang menunjukan secara terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non pengendali
2)
Untuk tiap
komponen ekuitas, pengaruh
penerapan
retrospektif (penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lain seolah-olah kebijkan tersebut telah diterapkan sejak awal transaksi) atau penyajian kembali secara retrospektif (koreksi pengakuan, pengukuran dan
pengungkapan
jumlah
unsur-unsur
38
laporan keuangan seolah-olah kesalahan periode lalu tidak pernah terjadi). 3)
Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal periode dan akhir periode, secara terpisah menungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari: a)
Laba rugi
b)
Masing-masing pos pendapatan komprehensif lain, dan
c)
Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang menunjukan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang menyebabkan hilang pengendalian
d. Laporan arus kas selama periode Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna keuangan
untuk
menilai
kemampuan
entitas
dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas tersebut.
e. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya
39
1)
Pernyataan atas kepatuhan terhadap SAK
2)
Ringkasan
kebijakan
akuntansi
signifikan
terhadap
penerapan 3)
Informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan perubahan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas, sesuai dengan urutan penyajian laporan dan penyajian masingmasing pos, dan
4)
Pengungkapan lainnya, termasuk: a)
Kewajiban kontijensi dan komitmen kontraktual yang belum diakui Kewajiban kontijensi (PSAK 57 revisi 2009) adalah: i.
Kewajiban
potensial
yang
timbul
dari
peristiwa masa lalu yang keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas. ii.
Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena: (a)
Tidak dapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan
sumber
daya
yang
40
mengandung manfaat ekonomis untuk menyelesaikan kewajibannya; atau (b)
Jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.
b)
Pengungkapan
informasi
nonkeuangan,
seperti
tujuan manajemen risiko keuangan dan kebijakan entitas (PSAK 31 revisi 2009)
f. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
3.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan “Kualitas laporan keuangan merupakan laporan terstruktur mengenai laporan posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan dan dipertanggungjawabkan oleh suatu entitas pelaporan” (Fanani, 2006). “Kualitas laporan keuangan merupakan sejauh mana laporan keuangan yang disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur” (Payamta, 2006).
41
Sementara itu menurut Ratih (2010) kualitas laporan keuangan adalah: Apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, dan memenuhi kebutuhan pemakainya dalam pengambilan keputusan, bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material serta dapat diandalkan, sehingga laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya. Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai yang terdiri dari : a. Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
42
b. Relevan Agar
bermanfaat,
informasi
harus
relevan
untuk
memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu. Peran informasi dalam peramalan (predictive) dan penegasan (confirmatory) berkaitan satu sama lain. Misalnya, informasi struktur dan besarnya aset yang dimiliki bermanfaat bagi pemakai ketika mereka berusaha meramalkan kemampuan organisasi dalam memanfaatkan peluang dan bereaksi terhadap situasi yang merugikan. Informasi yang sama juga berperan dalam memberikan penegasan (confirmatory role) terhadap prediksi yang lalu, misalnya, tentang bagaimana struktur keuangan organisasi diharapkan tersusun atau tentang hasil dari operasi yang direncanakan. Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan
43
organisasi untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun demikian, kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan menampilkan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai prediktif laporan laba rugi dapat ditingkatkan kalau pos-pos penghasilan atau beban yang tidak biasa, abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya (Azas Materialitas). Dalam beberapa kasus, hakekat informasi saja sudah cukup untuk menentukan relevansinya. Misalnya, pelaporan suatu segmen baru dapat mempengaruhi penilaian risiko dan peluang yang dihadapi organisasi tanpa mempertimbangkan materialitas dari hasil yang dicapai segmen baru tersebut dalam periode pelaporan. Dalam kasus lain, baik hakekat maupun materialitas dipandang penting, misalnya jumlah serta kategori persediaan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan.
44
Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement). Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna.
c. Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jika hakekat atau penyajiannya
tidak dapat diandalkan
maka
penggunaan
informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum masih dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi organisasi untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan
45
tersebut. Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan (Azas Penyajian Jujur). Jadi, misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk aset, liabilitas dan ekuitas organisasi pada tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan. Informasi keuangan pada umumnya tidak luput dari risiko penyajian yangdianggap kurang jujur dari apa yang seharusnya digambarkan.
Hal
tersebut
bukan
disebabkan
karena
kesengajaan untuk menyesatkan, tetapi lebih merupakan kesulitan yang melekat dalam mengidentifikasikan transaksi serta peristiwa lainnya yang dilaporkan, atau dalam menyusun atau menerapkan ukuran dan teknik penyajian yang sesuai dengan makna transaksi dan peristiwa tersebut. Dalam kasus tertentu, pengukuran dampak keuangan dari suatu pos sangat tidak pasti sehingga organisasi pada umumnya tidak mengakuinya meskipun
dalam
menghasilkan
dalam
laporan
kegiatan
goodwill,
keuangan.
usahanya
tetapi
Misalnya,
organisasi
lazimnya
sulit
dapat untuk
mengidentifikasi atau mengukur goodwill secara andal. Namun, dalam kasus lain, pengakuan suatu pos tertentu
46
tetap dianggap relevan dengan mengungkapkan risiko kesalahan sehubungan dengan pengakuan dan pengukurannya. Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya (Azas Substansi Mengungguli Bentuk). Substansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hukum. Misalnya, suatu organisasi mungkin menjual suatu aset kepada pihak lain dengan cara sedemikian rupa sehingga dokumentasi dimaksudkan untuk memindahkan kepemilikan menurut hukum ke pihak tersebut, namun demikian, mungkin terdapat persetujuaan yang memastikan bahwa organisasi dapat terus menikmati manfaat ekonomi masa depan yang diwujudkan dalam bentuk aset. Dalam keadaan seperti itu, pelaporan penjualan tidak menyajikan dengan jujur transaksi yang dicatat (jika sesungguhnya memang ada transaksi). Informasi
harus diarahkan pada
kebutuhan umum
pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu (Azas Netralitas). Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang
47
mempunyai kepentingan yang berlawanan. Penyusun laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian
peristiwa
dan
keadaan
tertentu,
seperti
ketertagihan piutang yang diragukan, prakiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul (Azas Pertimbangan Sehat). Ketidakpastian mengungkapkan menggunakan
semacam
hakekat
serta
pertimbangan
itu
diakui
tingkatnya sehat
dengan
dan
dengan
(prudence)
dalam
penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan liabilitas atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan
misalnya,
pembentukan
cadangan
tersembunyi atau penyisihan (provision) berlebihan, dan sengaja menetapkan aset atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan liabilitas atau beban yang lebih tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi tak netral, dan karena itu, tidak memiliki kualitas andal. Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya (Azas
48
Kelengkapan).
Kesengajaan
untuk
tidak
mengungkapkan
(omission) mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.
d. Dapat dibandingkan Pemakai
harus
dapat
memperbandingkan
laporan
keuangan organisasi antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar organisasi untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk organisasi tersebut, antar periode organisasi yang sama dan untuk organisasi yang berbeda. Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut. Para pemakai harus dimungkinkan untuk dapat mengidentifikasi perbedaan kebijakan akuntansi
49
yang diberlakukan untuk transaksi serta peristiwa lain yang sama dalam sebuah organisasi dari satu periode ke periode dan dalam organisasi yang berbeda. Ketaatan pada standar akuntansi keuangan, termasuk pengungkapan
kebijakan
akuntansi
yang
digunakan
olehorganisasi, membantu pencapaian daya banding. Kebutuhan terhadap daya banding jangan dikacaukan dengan keseragaman semata-mata dan tidak seharusnya menjadi hambatan dalam memperkenalkan standar akuntansi keuangan yang lebih baik. Organisasi tidak perlu meneruskan kebijakan akuntansi yang tidak lagi selaras dengan karakteristik kualitatif relevansi
dan
keandalan.
Organisasi
juga
tidak
perlu
mempertahankan suatu kebijakan akuntansi kalau ada alternatif lain yang lebih relevan dan lebih andal. Berhubung
pemakai
ingin
membandingkan
posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan antar periode, maka organisasi perlu menyajikan informasi periode sebelumnya dalam laporan keuangan.
C.
Penelitian Terdahulu Hasil penelitian sebelumnya (Rahayu Azis 2009) menunjukan penerapan SAP (System Application and Product) in data processing pada
50
PT Telkom Tbk dinilai efektif dalam menghasilkan informasi akuntansi, namun dalam prosesnya sistem komputerisasi ini sering terjadi human error.
51