BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori 2.1.1. Materi Ajar Berbasis Power Point Materi ajar berbasis power point salah satu solusi yang dapat guru lakukan adalah membenahi model pembelajaran yang dilaksanakan dalam menyampaikan materi ajar di kelas. Terlebih lagi dengan semakin pesatnya perkembangan IPTEK, menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mendesain pembelajaran. Jika sarana tersebut telah disediakan oleh sekolah maka sekurang-kurangnya guru diharapkan mampu mengoprasikan dan memanfaatkannya semaksimal mungkin. Namun jika tidak, di sanalah dituntut pula ketrampilan guru untuk membuatnya sendiri. Cara guru untuk mendesain pembelajaran yang lebih baik salah satunya dengan memanfaatkan media belajar yaitu media power point. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar mengajar karena materi pelajaran dapat disajikan dengan lebih baik, lebih efisien, lebih menarik dan dapat lebih mudah untuk diterima dan dimengerti oleh siswanya. Keuntungan menggunakan media belajar, memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu banyak alat peraga yang digunakan.Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya. Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realitas, gambar, film, atau model, Objek yang kecil, bisa dibantu dengan proyektor mikro, film atau gambar. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman power point.Objek-objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dalam model, diagram, dan lainlain. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk : a. Menimbulkan kegairahan belajar. b. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. c. Sifat unik tiap siswa, lingkungan dan pengalaman yang berbeda, kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan kesulitan bila harus diatasi sendiri. Lebih sulit lagi bila latar belakang lingkungan guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan materi ajar berbasis power point: a. Memberikan perangsang yang sama. b. Mempersamakan pengalaman. c. Menimbulkan persepsi yang sama. 4
5
Setiap materi ajar berbasis power point mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran.disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi. Materi ajar berbasis power point dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai berikut: a.
Dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi: media Audio, media Visual dan media Audio Visual.
b.
Dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi: media dengan daya liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan tempat dan media pengajaran individual.
c.
Dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi: media sederhana dan
d.
media komplek.
e.
Dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi: media grafis (dua dimensi), media tiga dimensi, dan media elektronik. Salah satu contoh media belajar power point tersebut adalah dengan menggunakan
komputer atau yang lebih dikenal dengan media pembelajaran bantuan komputer. Komputer adalah hasil dari kemajuan teknologi elektronika dan informatika yang berfungsi sebagai alat bantu untuk menulis, menggambar, menyunting gambar atau foto, membuat animasi, mengoperasikan program
analisis
ilmiah,
simulasi
dan untuk kontrol
peralatan.
Perkembangan teknologi komputer baik hardware maupun softwarenya saat ini sangat mendukung untuk mengembangkan model pembelajaran edutainment sekaligus sebagai media pembelajarannya. Aplikasi software Microsoft PowerPoint yang sering digunakan untuk presentasi dapat dioptimalkan penggunaannya dengan memanfaatkan berbagai fasilitas yang dimilikinya seperti hyperlink, insert picture, table grafik movie, sound beserta efek animasinya (custom animation) dalam menampilkan gambar bangun, garis, teks dan gambar secara kolaboratif. Pada prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur rupa, dan pengontrolan operasionalnya.Unsur rupa yang dimaksud, terdiri dari slide, teks, gambar dan bidang-bidang warna yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia.Unsur rupa tersebut dapat kita buat tanpa gerak, atau dibuat dengan gerakan tertentu sesuai keinginan kita. Seluruh tampilan dari program ini dapat kita atur sesuai keperluan, apakah akan berjalan
6 sendiri sesuai timing yang kita inginkan, atau berjalan secara manual, yaitu dengan mengklik tombol mouse. Biasanya jika digunakan untuk penyampaian bahan ajar yang mementingkan terjadinya interaksi antara peserta didik dengan tenaga pendidik, maka kontrol operasinya menggunakan cara manual. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan presentasi dengan menggunakan Microsoft PowerPoint diantaranya: a.
Jangan terlalu banyak tulisan yang ditampilkan.
b.
Tulisan jangan terlalu kecil karena harus dilihat oleh banyak siswa.
c.
Seimbangkan antara gambar dan animasi dengan bahan ajar yang ingin disampaikan.
d.
Usahakan bentuk presentasi yang interaktif. Dalam memanfaatkanMicrosoft Power Point sebagai media belajar ada beberapa
tips singkat yang dapat menjadi acuan sehingga proses belajar menjadi lebih menarik dan memberi kesan elegan dan professional bagi pendidik: Pergunakan desain yang konsisten. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan slide master, sehingga layout, font, bulleting, dan animasi pergantian slide menjadi konsisten hingga akhir presentasi. Batasi jumlah baris dalam setiap slide. Jumlah baris dalam slide yang terlalu banyak menyebabkan silde tersebut menjadi terlalu penuh, sehingga teks menjadi kecil-kecil. Akibat yang lebih parah, siswa tidak akan dapat mencerna informasi dalam slide tersebut. Sampaikan poin-poin pokok dalam setiap slide, kemudian gurulah yang harus mengembangkan ketika melakukan presentasi. Pergunakan warna teks dan latar belakang yang kontras sehingga dapat dibaca dengan baik oleh siswa. Hindari penggunaan animasi dan sound effect yang berlebihan. Animasi dengan diiringi sound effect yang berlebihan justru menyebabkan siswa menjadi tidak dapat berkonsentrasi dengan pelajaran, tapi justru menjadi lebih tertarik dan terpaku dengan animasi yang dihadirkan atau sounds yang diperdengarkan.
2.1.1.1. Materi Ajar Menurut Inoe (2007), materi ajar adalah segala bentuk materi yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Materi yang dimaksud bisa berupa materi tertulis, maupun materi tidak tertulis. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri
7 dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar adalah materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar (Depdiknas, 2003). Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus diajarkan oleh guru dan harus dipelajari oleh siswa untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi ajar merupakan seperangkat materi/substansi pelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Materi ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.Materi ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Berberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa materi ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.Materi ajar paling tidak dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu materi cetak, materi ajar dengar, materi ajar pandang dengar, serta materi ajar interaktif. Materi ajar bertujuan untuk membantu siswa dalam mempelajari sesuatu, menyediakan berbagai jenis pilihan materi ajar, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, serta agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Manfaat materi ajar adalah membantu pelaksanaan belajar mengajar, dapat diajukan sebagai karya yang dinilai untuk menambah angka kredit guru untuk keperluan kenaikan pangkat, selanjutnya akan menambah penghasilan guru apabila hasil karangannya diterbitkan. Jenis materi ajar, antara lain: 1.
Materi ajar cetak: ialah materi yang dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk, diantaranya handout, buku, modul, evaluasi, lembar kegiatan siswa, brusur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/market.
2.
Materi Ajar dengar: di antaranya, kaset, radio.
3.
Materi ajar pandang dengar: diantaranya, video, orang/narasumber.
4.
Materi ajar interaktif: berupa kombinasi dari dua buah meteri ajar, yaitu, audio dan visual. Contonya dapat berupa, teks, grafik, dan sebagainya.
8
2.1.1.2. Penyusunan Materi Ajar Guna mendapatkan materi ajar yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik diperlukan analisis terhadap kurikulum, analisis sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul materi ajar. Analisis tersebut adalah: 1.
Analisis Kurikulum Analisis kurikulum dilakukan untuk menentukan kompetensi mana yang memerlukan materi ajar dengan cara mempelajari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator yang menendai bahwa suatu kompetensi dasar telah dicapai, materi pokok, dan pengalaman belajar yang akan dilakukan oleh peserta didik.
2.
Analisis Sumber Belajar Sumber belajar yang akan digunakan sebagai materi penyusunan materi ajar perlu dilakukan analisis. Analisis dilakukan terhadap ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan dalam memanfaatkannya.Caranya adalah menginventarisasi ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan.
3.
Pemilihan dan Penentuan Materi Ajar Pemilihan dan pentuan materi ajar dim
aksudkan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa materi ajar harus menarik, dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi. Jenis dan bentuk materi ajar ditetapkan atas dasar analisis kurikulum dan analisis sumber materi sebelumnya. Peta kebutuhan materi ajar disusun setelah diketahui berapa banyak materi ajar yang harus disiapkan melalui analisis kebutuhan materi ajar. Di samping itu peta dapat pula digunakan untuk menentukan sifat materi ajar, apakah dependen (tergantung) atau independent (berdiri sendiri). Materi ajar dependent adalah materi ajar yang ada kaitannya antara materi ajar yang satu dengan materi ajar uang lain, sehingga dalam penulisannya harus saling memperhatikan satu sama lain. Sedangkan materi ajar independent adalah materi ajar yang berdiri sendiri atau dalam penyusunannya tidak harus memperhatikan atau terikat dengan materi ajar yang lain.
9
2.1.1.3 Media Power Point 2.1.1.3.1 Pengertian Media Pembelajaran Media merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Daryanto (2011:4) mengatakan kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan salah satu komponen komunikasi yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Sadiman (2005:6) mengatakan media berasal dari bahasa latin dan merupakan jamak dari kata medoe yang berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media merupakan sarana komunikasi tidak langsung yang digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, maupun informasi dari seseorang kepada orang lain. Dalam pembelajaran media merupakan sarana yang dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada seluruh siswa. Arsyad (2011:3) mengatakan media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab media berasal dari kata wasaail yang berarti pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesa. Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks serta lingkungan sekolah merupakan media belajar. Secara lebih khusus Arsyad (2011:3) mengatakan media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media pembelajaran merupakan pengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar yaitu siswa dan isi pelajaran. Sanjaya (2010:204) mengatakan media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televise, buku, koran, majalah, komputer dan lain sebagainya. Selain alat-alat tersebut orang dan bahan serta peralatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, kterampilan dan sikap juga disebut sebagai media pembelajaran. Selain pendapat tersebut, Djamarah (2010:120) mengatakan media adalah sumber belajar sehingga secara luas media pembelajaran dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan serta keterampilan. Media merupakan alat bantu yang dapat berupa apa saja yang dapat dijadikan sebagai
10 penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Secara lebih spesifik Sadiman (2005:19) menjelaskan sebagai berikut: Media pelajaran adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Peralatan atau perangkat keras (hardware) merupakan sarana untuk dapat mengumpulkan pesan yang terkandung dalam media tersebut. Berdasarkan penjelasan tentang pengertian media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau materi yang mengandung tujuan instruksional kepada penerima pesan dalam pembelajaran. media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong keberhasilan proses belajar.
2.1.1.4 Manfaat Media Pembelajaran Media pembelajaran merupakan media yang digunakan dalam pembelajaran. penggunaan media pembelajaran dapat memberikan rangsangan kepada siswa dalam proses belajar, sehingga dapat mempertinggi kualitas belajar mengajar dan dapat mempertinggi hasil belajar siswa. hal ini sebagaimana dijelaskan Sudjana (2005:2) bahwa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Riyana (2008:10) mengatakan bahwa media pembelajaran memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut: a.
Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak
b.
Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat kedalam lingkungan belajar.
c.
Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil.
d.
Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Konsep-konsep yang sulit dijelaskan secara langsung seperti peredaran darah, bentuk
transaksi dan lain sebagainya dapat disederhanakan dengan menggunakan media gambar atau bagan. Objek yang terlalu besar dapat digantikan oleh gambar, foto, dan model, sedangkan objek yang terlalu kecil dapat disajikan dengan menggunakan mikroskop dan lainnya. Peristiwa yang terjadi pada masa lalu dapat ditampilkan melalui rekapan video, sedangkan peristiwa alam seperti letusan gunung berapi dapat disajikan dalam bentuk simulasi komputer.
11 Thobroni (2011:213) mengatakan media pembelajaran dapat bermanfaat dalam proses belajar mengajar yaitu media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan, menarik perhatian siswa, meningkatkan hasil belajar, mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu serta memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa. Selain itu, media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi, minat belajar, pemahaman siswa, menyajikan data dengan menarik, memudahkan penafsiran data serta memadatkan informasi. Djamarah (2010:121) mengklasifikasikan manfaat media pembelajaran menjadi dua yaitu media sebagai alat bantu dan media sebagai sumber belajar.
2.1.1.4.1
Media sebagai Alat Bantu
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, karena meang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan guru kepada siswa. guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik terutama bahan pelajaran yang rumit dan cukup kompleks seperti dalam pembelajaran IPA Terpadu. Berkaitan dengan manfaat media sebagai alat bantu, Djamarah (2010:121) menjelaskan sebagai berikut: Setiap materi pelajaran memiiki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran seperti globe, grafik, gambar, slide presentasi dan lain sebagainya. Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar diproses oleh siswa apalagi bagi siswa yang kurang menyukai bahan pelajaran yang disampaikan tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran digunakan untuk melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal tersebut dilandasi dengan keyakinan bahwa prose belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu cukup lama. Oleh karenanya media disebut sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, sedangkan guru yang mempergunakannya untuk membelajarkan siswa demi tercapainya tujuan pengajaran.
12 2.1.1.4.2. Media sebagai Sumber Belajar Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh setiap siswa. nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya tetapi terambil dari berbagai sumber. Sumber belajar yang sesungguhnya banyak sekali terdapat dimana-mana. Djamarah (2010:122) membagi sumber belajar menjadi lima kategori yaitu manusia, buku, media massa, alam ligkungan serta media pendidikan. Oleh karena itu sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang. Berdasarkan penjelasan tersebut media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan siswa. Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi siswa. Guru dalam menerangkan suatu benda dapat membawa bendanya secara langsung ke hadapan siswa di depan kelas. Apabila hal tersebut tidak dimungkinkan, guru dapat membuat sketsa dari benda tersebut sebagai sumber belajar.
2.1.1.5 Jenis-jenis Media Pembelajaran Media pembelajaran merupakan komponen instruksional meliputi pesan, orang, maupun peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam dunia pendidikan misalnya teori atau konsep baru serta teknologi, media pembelajaran terus mengalami perkembangan, tampil dalam berbagai jenis, dengan masing-masing ciri serta kemampuannya sendiri. Dari sinilah kemudian timbul usaha-usaha untuk melakukan klasifikasi atau pengelompokan media, mengarah kepada pembuatan taksonomi media pendidikan atau pembelajaran di sekolah. Usaha-usaha ke arah taksonomi media tersebut telah dilakukan oleh beberapa ahli. Rudy Bretz (dalam Sumiati, 2008:128) mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara, visual berupa gambar, garis, simbol, maupun gerak. Media menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjasi 8 kategori yaitu Media audio visual gerak, media audio visual diam, media audio semi gerak, media visual gerak, media visual diam, media semi gerak, media audio, dan media cetak. Pengelompokan menurut tingkat kerumitan perangkat media, khususnya media audiovisual, dilakukan oleh C.J Duncan, dengan menyusun suatu hirarki. Dari hirarki Duncan, Sumiati (2008:131) mengatakan semakin tinggi tingkat hirarki suatu media, semakin rendah satuan biaya serta semakin khusus sifat penggunaannya. Namun demikian, kemudahan serta
13 keluwesan penggunaannya semakin bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika suatu media berada pada hirarki paling rendah. Schramm (dalam Sadiman, 2005:62) mengatakan ada dua kelompok media yaitu big media atau media rumit dan little media yaitu media sederhana serta murah. Lebih jauh lagi ahli ini menyebutkan ada media massal, media kelompok, media individu, didasarkan atas daya liput media. Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, Arsyad (2011:19) mengklasifikasikan media atas empat kelompok yaitu media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio-visual, media hasil teknologi berbasis computer, dan media hasil gabungan teknologi cetak serta komputer. Seels dan Glasgow (dalam Arsyad, 2011:19) membagi media ke dalam dua kelompok besar, yaitu media tradisional serta media teknologi mutakhir. Lebih lanjut Arsyad, (2011:21) menjelaskan sebagai berikut: Pilihan media tradisional berupa media visual diam tidak diproyeksikan dan yang diproyeksikan, audio, penyajian multimedia, visual dinamis yang diproyeksikan, media cetak, permainan, dan media realia. Sedangkan pilihan media teknologi mutakhir berupa media berbasis telekomunikasi seperti teleconference dan media berbasis mikroprosesor seperti permainan komputer dan hypermedia Beberapa pengelompokkan media dikemukakan tersebut, hingga saat ini belum terdapat suatu kesepakatan tentang klasifikasi atau sistem taksonomi media baku. Dengan kata lain, belum ada taksonomi media berlaku umum serta mencakup segala aspeknya, terutama untuk suatu sistem instruksional.
2.1.1.6.Media Power Point 2.1.1.6.1. Pengertian Power Point Power Point merupakan salah satu program dalam Microsoft Affice. Microsoft Office Power Point adalah salah satu jenis program yang tergabung dalam Microsoft office. Microsoft Office Power Point merupakan program aplikasi yang dirancang secara khusus untuk menampilkan program multimedia. Hal ini sebagaimana dikemukakan Riyana (2008:102) sebagai berikut: Program Microsoft Office Power Point adalah salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam
14 pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relative murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Microsoft Office Power Point adalah perangkat lunak yang mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, penggunaan serta relatif murah. Riyana (2008:102) mengatakan Microsoft Office Power Point memiliki kemampuan untuk menggabungkan berbagai unsure media seperti pengolahan teks, warna, gambar, grafik, serta animasi. Terdapat tiga tipe penggunaan Microsoft Office Power Point yaitu personal presentation, stand alone dan web besed. Pada umumnya Microsoft Office Power Point digunakan untuk presentasi dalam classical learning, karena Microsoft Office Power Point merupakan program aplikasi yang digunakan untuk kepentingan presentasi. Berdasarkan pola penyajian yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa Microsoft Office Power Point yang digunakan untuk presentasi dalam classical learning disebut personal presentation. Microsoft Office Power Point pada pola penyajian ini digunakan sebagai alat bantu bagi guru untuk menyampaikan materi dan kontrol pembelajaran terletak pada guru. Riyana (2008:103) mengatakan prosedur pengembangan media menggunakan Microsoft Office Power Point dilakukan melalui empat tahap yaitu identifikasi program, mengumpulkan bahan pendukung, proses pembuatan di Microsoft Office Power Point dan penggunaan program tersebut yang sebelumnya telah dilakukan reviw program. Identifikasi program dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program yang dibuat dengan materi, sasaran dan sumber pendukung seperti animasi, gambar, video dan sebagainya. Mengumpulkan bahan pendukung dapat dilakukan dengan cara memproduksi sendiri bahanbahan yang diperlukan dan dapat dilakukan dengan cara browsing. Setelah bahan terkumpul selanjutnya proses pengerjaan di Microsoft Office Power Point sampai selesai. Setiap sekolah memiliki fasilitas berbeda. Ketersedian media yang dapat menunjang proses belajar mengajar antara sekolah yang satu dengan sekolah lain berbeda. Keterbatasan akan media tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sulitnya memperoleh media yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan kepada siswa, keterbatasan dana, cepat rusak, kurang dukungan dari pimpinan dan lain sebagainya. Keterbatasan akan adanya media seperti perangkat presentasi yang diperlukan sebagai alat yang mampu menampilkan informasi yang terdapat pada Microsoft Office Power Point dapat diatasi dengan menggunakan pola penyajian stand alone. Daryanto (2006:31) mengatakan stand alone adalah pola penyajian Microsoft Office Power Point yang dirancang
15 khusus untuk pembelajaran individual yang bersifat interaktif. Setiap siswa dapat mempelajari materi pelajaran secara individual. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga penggunaan Microsoft Office Power Point dengan pola penyajian stand alone diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2.1.1.6.2 Kelebihan dan Kekurangan media powerpoint Menurut Daryanto (2010: 164) kelebihan dari media powerpoint ini sebagai berikut: 1)
Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto.
2)
Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji.
3)
Memberikan kemungkinan pada penerima pesan untuk mencatat.
4)
Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.
5)
Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar
yang sedang
disajikan. 6)
Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang.
7)
Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik (CD / disket / flashdisk), sehingga paraktis untuk di bawa ke manamana.
Kekurangan media powerpoint menurut Hujair AH. Sanaky (2011: 140) diantaranya adalah: 1) Penggadaanya mahal, dan tidak semua sekolah dapat memiliki. 2) Memerlukan perangkat keras (hardware) yaitu komputer dan LCD untuk memproyeksikan pesan. 3) Memerlukan persiapan yang matang, bila menggunakan teknik-teknik penyajian (animasi) yang kompleks. 4) Diperlukan ketrampilan khusus dan kerja sistematis untuk menggunakannya. 5) Menuntut ketrampilan khusus untuk menuangkan pesan atau ide-ide yang baik pada desain program komputer microsoft powerpoin, sehingga mudah dicerna oleh penerima pesan. 6) Bagi pemberi pesan yang tidak memiliki ketrampilan menggunakan dapat memerlukan operator atau pembantu khusus. 7) Harus ada persiapan yang cukup menyita waktu dan tenaga.
16 2.1.2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2008:22). Hasil belajar juga alat untuk mengetahui keberhasilan guru mengajar dan keberhasilan siswa dalam belajar, setiap akhir pelajaran diadakan evaluasi belajar yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai anak didik dalam proses belajar mengajar disebut juga dengan hasil belajar. Hasil adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disjiakan kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat di dalam kurikulum. Setiap guru pasti memiliki keinginan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dibimbingnya. Hal yang guru harus lakukan memiliki hubungan dengan siswa yang dapat terjadi melalui proses belajar mengajar. Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.Dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Klasifikasi hasil belajar menurut Bloom dalam Suprijono (2009) secara garis besar membagi menjadi 3 ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. 1.
Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual.
2.
Ranah afektif, berkenaan dengan sikap.
3.
Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditegaskan bahwa salah satu fungsi hasil
belajar siswa diantaranya ialah siswa dapat mencapai prestasi yang maksimal sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki, serta siswa dapat mengatasi berbagai macam kesulitan belajar yang mereka alami. Aktivitas siswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, tanpa adanya aktivitas siswa maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik, akibatnya hasil belajar yang dicapai siswa rendah. Cara mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa digunakan alat penilaian untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Hasil belajar yang berupa aspek
17 kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik menggunakan alat penilaian yang berbedabeda. Untuk aspek kognitif digunakan alat penilaian yang berupa tes, sedangkan untuk aspek afektif digunakan alat penilaian yaitu skala sikap (ceklist) untuk mengetahui sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan aspek psikomotorik digunakan lembar observasi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan hasil belajar merupakan hasil akhir dari proses kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan menerima suatu pelajaran untuk mencapai kompetensi yang berupa aspek kognitif yang diungkapkan dengan menggunakan suatu alat penilaian yaitu tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan dalam bentuk nilai, aspek afektif yang menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan aspek psikomotorik yang menunjukkan keterampilan dan kemampuan bertindak siswa dalam mengikuti pembelajaran.
2.1.2.1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2008:22). Hasil belajar juga alat untuk mengetahui keberhasilan guru mengajar dan keberhasilan siswa dalam belajar, setiap akhir pelajaran diadakan evaluasi belajar yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajr dan hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dan puncak proses belajar. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti tertuang dalam angka ulangan, angka rapor (Dimyati dan Mudjiono, 2009). Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.Dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. (Dimyati dan Mudjiono, 1999). Hasil belajar menurut Arikunto (2001) yaitu sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar yang dilakukan. Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masingmasing guru. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh siswa, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung.
18
2.1.2.2. Faktor-Faktor Hasil Belajar Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung wajar, kadang-kadang lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadangkadang terasa sulit untuk dipahami. Pada semangat pun kadang-kadang tinggi dan kadangkadang sulit untuk bias berkosentrasi dalam belajar. Ini merupakan kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap siswa dalam kehidupannya sehari-hari di dalam aktivitas belajar mengajar. Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individual inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa, sehingga menyebabkan perbedaan dalam hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa tergantung pada faktor-faktor tersebut. Menurut Muhibbinsyah (2001:139), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : 1.
Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani atau rohani siswa
2.
Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar siswa
3.
Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Adapun yang tergolong faktor internal adalah :
a) Faktor Fisiologis Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan dan memberikan hasil belajar yang baik. Keadaan fisik yang kurang baik akan berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajarnya. b) Faktor Psikologis Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah intelegensi, perhatian, minat, motivasi dan bakat yang ada dalam diri siswa. 1.
Intelegensi, faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question (IQ) seseorang
2.
Perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan pemahaman dan kemampuan yang mantap.
3.
Minat, Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
19 4.
Motivasi, merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
5.
Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
Adapun yang termasuk golongan faktor eksternal adalah: a.
Faktor Sosial, yang terdiri dari:
1.
Lingkungan keluarga
2.
Lingkungan sekolah
3.
Lingkungan masyarakat
b.
Faktor Non Sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan
letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alatalat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. tenaga.
2.1.3. IPA 2.1.3.1. Hakekat IPA Pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Pendidikan IPA di Sekolah Dasar (SD) berupa mata pelajaran yang mulai di ajarkan pada jenjang kelas tinggi. IPA sebagai cara mencari tahu tentang alam secara sistematis dan bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan proses penemuan. Pendidikan IPA di SD dan MI diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan didalam kehidupan sehari-hari.
2.1.3.2. Ruang Lingkup IPA Ilmu pengetahuan alam (IPA) sebagai disiplin ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, atau prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pengajaran IPA diharapakan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan didalam kehidupan sehari hari. Proses pelajaran IPA menekankan pada
20 pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajah dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri untuk menumbuhkan kemampuan fisik, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu Pendididkan IPA menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, menyebutkan bahwa Ruang Lingkup Pelajaran IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut: 1.
Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan tumbuhan, serta kesehatan.
2.
Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas.
3.
Energi dan perubahanya, yang meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.
4.
Bumi dan alam semesta, yang meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
2.1.3.3. Tujuan IPA Tujuan mata pelajaran IPA di SD dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yaitu: 1.
Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya.
2.
Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengarui antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4.
Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5.
Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6.
Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7.
Memperoleh bakal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjudkan pendidikan ke SMP/MTs.
21 2.2. Penelitian Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Cahyani, Nur Indah, pada tahun 2010 dengan judul : “ Penggunaan Power Point Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negri 1 Karangwader Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2009/2010. Program PJJ SI PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana. “ Hasil penelitian ini menunjukan bahwa menggunakan power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV semester II SD Negri 1 Karangwader Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2009/2010. Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1, prosentase siswa yang tuntas yaitu sebesar 55,88%. Pada siklus 2, prosentase siswa yang tuntas yaitu sebesar 88,24%, jadi terdapat kenaikan ketuntasan belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 32,36%. Berdasarkan analisis judul yang pernah digunakan peneliti di atas maka dengan menggunakan materi ajar berbasis power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan analisis tersebut maka peneliti melakukan penelitian menggunakan materi ajar berbasis power point pada pelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2.3.
Kerangka Berpikir Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah di identifikasi sebagai masalah yang penting. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam hasil belajar adalah dari faktor model pembelajaran yang digunakan yang berpengaruh terhadap hasil belajar anak karena model pembelajaran sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.Pada pembelajaran materi ajar berbasi power point terjadi kesepakatan antara siswa tentang aturan-aturan dalam berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama akan disimpulkan bersama. Peran guru hanya sebagai fasilitator yang mengarah-kan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran materi ajar berbasis power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa. akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena model pembelajaran ini sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran materi ajar berbasis power point dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
22
Kelas Kontrol
Pretest
Pembelajaran menggunakan pelajaran konvensional
Uji beda hasil postest apakah ada pengaruh yang signifikan dengan penggunaan materi ajar berbasis power point
Hasil pretest tidak boleh ada Perbedaan yang signifikan
Kelas Eksperimen
Pretest
Postest
Pembelajaran menggunakan materi berbasis power piont
Postest
2.1 Bagan Kerangka Berfikir Salah satu faktor yang berpengaruh dalam hasil belajar adalah dari faktor model pembelajaran yang digunakan yang berpengaruh terhadap hasil belajar anak karena model pembelajaran sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.Pada pembelajaran materi ajar berbasi power point terjadi kesepakatan antara siswa tentang aturan-aturan dalam berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama akan disimpulkan bersama. Peran guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan belajar.
Model pembelajaran materi ajar berbasispower point dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa. akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena model pembelajaran ini sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran materi ajar berbasi power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
23
2.4.
Hipotesis Yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan
antara penggunaan materi ajar berbasis power point terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III di SDN Kali Beji Tuntang Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013”