5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1
Hasil Belajar Menurut Hamalik(2006), hasil belajar adalah bila seseorang
telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom (dalam Suharsimi Arikunto 2006), hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah, dua diantaranya adalah kognitif, dan afektif. Perinciannya adalah sebagai berikut: 1.
Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2.
Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi Howard Kingsley (dalam Sudjana 2002) membagi 3 macam hasil belajar: a. Keterampilan dan kebiasaan b.Pengetahuan dan pengertianc. Sikap dan cita-cita Pendapat dari Horward Kingsley (dalam Sudjana 2002) ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil 5
6
belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Dari sisi guru, adalah bagaimana guru bisa menyampaikan pembelajaran dengan baik dan siswa bisa menerimanya. Menurut Winkel (2004),mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Sedangkan menurut Arif Gunarso (dalam Lina, 2009), hasil belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang dari proses belajar yang telah dilakukannya. Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik dengan melakukan usaha secara maksimal yang dilakukan oleh seseorang setelah melakukan
usaha-usaha
belajar.
Hasil
belajar
biasanya
dinyatakan dalam bentuk nilai. Setelah mengkaji pengertian hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Nana Sudjana (dalam techonly13, 2004) menyatakan bahwa proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Setiap keberhasilan belajar
7
diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang diperoleh siswa. Keberhasilan
siswa
dalam
mencapai
tujuan
pengajaran
diwujudkan dengan nilai. Nana Sudjana (1989) menyatakan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar sangat penting karena siswa akan mengalami perubahan tingkah laku belajar yang lebih baik sebagai akibat dari proses belajar. Hasil belajar diukur dari tingkat keberhasilan siswa tersebut mencapai tujuan pengajaran. Hasil ini di wujudkan dalam bentuk nilai yang dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dan merupakan bukti dari keberhasilan siswa dalam pencapaian belajarnya. Berdasarkan kajian tentang hasil belajar menurut peneliti, hasil belajar adalah usaha pencapaian proses belajar siswa yang merupakan bukti keberhasilan siswa dalam menempuh suatu pengajaran yang diukur dengan menggunakan tes tertentu..
2.1.2 Minat belajar 1. Pengertian Minat dan belajar Menurut Suyanto (dalam Qym, 2009) minat sebagai pemusatan perhatian yang tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungan. Utami dan Fauzan (dalam Qym, 2009) berpendapat minat sebagai kecenderungan yang relatif menetap sebagai bagian diri seseorang untuk tertarik dan menekuni bidang – bidang tertentu. Belajar menurut bahasa adalah usaha (berlatih) dan sebagai upaya mendapatkan kepandaian. Sedangkan menurut istilah yang dipaparkan oleh para ahli, di antaranya oleh Ahmad Fauzi
8
(2004) yang mengemukakan belajar adalah “Suatu proses di mana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi (atau rangsang) yang terjadi. Sardiman A. M.(2008) berpendapat bahwa minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan
atau
kebutuhan-kebutuhannya
sendiri.Sedangkan menurut I.L.Pasaribu dan Simanjuntak (1983)
mengartikan
minat
sebagai
“suatu
motif
yang
menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan sesuatu yang menariknya. Selanjutnya menurut Zakiah Daradjat, dkk.,(1995) mengartikan minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan sesuatu hal yang berharga bagi orang. Gronback
(dalam
slameto
1995)
yang
mengatakan
“Learning is show by a behavior as a result of experience” tertarik dan menekuni bidang – bidang tertentu. Selanjutnya Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati (2004) mengartikan belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Gie (1998), arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah : 1. 2. 3. 4. 5.
Minat melahirkan perhatian yang serta merta. Minat memudahnya terciptanya konsentrasi. Minat mencegah gangguan dari luar Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan. Minat memperkecil kebosanan belajar belajar dalam diri sendiri.
9
Berdasarkan penjelasan beberapa tokoh mengenai belajar, penulis mengambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu dari hasil interaksi dengan lingkungan sekitar dan melalui latihan. Menurut penulis minat sangat penting bagi peserta didik karena dengan adanya minat belajar, siswa dapat bebas mengekplorasikan kemampuannya dan siswa merasa senang mengikut pembelajaran. Dari beberapa pengertian minat dan belajar tersebut pengertian minat belajar terfokus pada kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan
yang disukai untuk
mendapatkan pengalaman baru. Penulis dapat menyimpulkan bahwa minat belajar adalah sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian yang disengaja yang melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku belajar.
2. Pentingnya Peningkatan Minat Belajar Siswa Menurut Dalyono (2001), bahwa minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai/memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi. Menurut Djamarah (2008), bahwa minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguhsungguh, karena ada daya tarik baginya. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar anak didik dalam kurun waktu tertentu. Melihat dari
10
pendapat di atas, maka minat penting untuk ditingkatkan karena mempermudah proses belajar siswa dan untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi dari sebelumnya.
2.1.3 Metode pembelajaran tipe mind mapping Menurut Nana Sudjana (2005) metode pembelajaran adalah, “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”. Berdasarkan definisi / pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan. Benny A. Pribadi (2009) menyatakan, “tujuan proses pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara sistematik dan sistemik”. Banyak
metode
yang
digunakan
seorang
guru
dalam
pembelajaran passing bawah bolavoli, antara lain dengan menggunakan metode pembelajaran inovatif dan konvensional. Konsep mind mapping diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. mind mapping sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat
11
asosiasi di antara ide tersebut. mind mapping juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain. Berikut contoh gambar mind mapping:
Gambar 2.1 Mind mapping Sumbe: Gembira Belajar mind Mapping
Mind mapping merupakan tehnik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan.
Dengan
metode
mind
mapping
siswa
dapat
meningkatkan daya ingat hingga 78%. Beberapa manfaat memiliki mind mapping antara lain(Tony Buzan, 2003): a. Merencana b. Berkomunikasi c. Menjadi Kreatif d. Menghemat Waktu e. Menyelesaikan Masalah f. Memusatkan Perhatian g. Menyusun dan Menjelaskan Fikiran-fikiran h. Mengingat dengan lebih baik i. Belajar Lebih Cepat dan Efisien j. Melihat gambar keseluruhan
12
Ada beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind mapping ini, yaitu : a. Cara ini cepat b. Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dikepala anda c. Proses mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain. d. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis. Dari uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Tugas guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan mind mapping.(Sugiarto,Iwan.2004.Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir) Busan (1993) dalam Djohan (2008) mengemukakan, bahwa A Mind Map® is powerful graphic technique which provides auniversal key to unlock the potential of the brain. It harnesses the full range of cortical skills – word, image, number, logic, rhythm, colour and spatial awareness – in a single, uniquely powerful manner. In so doing, it give you a freedom to roam the infinite expanses of your brain. Dari pengertian tersebut, Johan (2008) menyimpulkan bahwa Peta Pikiran merupakan suatu teknik grafik yang sangat ampuh dan menjadi kunci yang universal untuk membuka potensi dari seluruh otak, karena menggunakan seluruh keterampilan yang terdapat pada bagian neo-korteks dari otak atau yang lebih dikenal sebagai otak kiri dan otak kanan. Dalam tahap aplikasi, terdapat empat langkah yang harus dilakukan proses pembelajaran berbasis Mind Mapping Johan (2008), yaitu: 1.
Overview: Tinjauan Menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk
13
2.
3.
4.
pertemuan pertama pada setiap awal Semester, Overview dapat diisi dengan kegiatan untuk membuat Mind Mapping yang merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu Semester yang biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk mempelajarinya lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan. Preview: Tinjauan Awal merupakan lanjutan dari Overview sehingga gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada Overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus. Dengan demikian, siswa diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai. Khusus untuk bahan yang sangat sederhana, langkah Preview dapat dilewati sehingga langsung masuk ke langkah Inview. Inview: Tinjauan Mendalam yang merupakan inti dari suatu proses pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan mendalam. Selama Inview ini, siswa diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan. Review: Tinjauan Ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada saat di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan berikutnya untuk membantu siswa mengingatkan kembali bahan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya.
14
Adapun kelemehan dan kelebihan dalam penggunaan metode mind mapping ini, menurut Herdian (2009) ada beberapa kelebihan metode mind mapping, yaitu: Kelebihan Metode Mind Mapping
Kekurangan Metode Mind Mapping
1. Cara ini cepat 2. Metode ini dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide - ide yang muncul dikepala siswa 3. Dalam proses menggambar diagram dapat memunculkan ide-ide yang lain 4. Diagram yang terbentuk Bisa menjadi panduan untuk menulis
1. Jumlah detil informasi yang bisa dimasukkan yaitu mind mapping memiliki kekurangan terutama dalam hal jumlah detil informasi yang dapat dimasukkan, jika memasukan informasi yang men detail maka mind mapping menjadi tidak efektif
Sedangkan menurut Olivia (2008), Mind Mapping memiliki keunggulan antara lain: 1. 2. 3. 4. 5.
Cara mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otak. Cara baru untuk belajar dan berlatih dengan cepat dan ampuh. Cara membuat catatan agar tidak membosankan. Cara terbaik mendapatkan ide baru dan merencanakan proyek. Alat berpikir yang mengasikkan karena membantu berpikir 2 kali lebih baik, 2 kali lebih cepat, 2 kali lebih jernih dan lebih menyenangkan.
Setiap pembelajaran dapat menggunakan metode ini karena metode ini dapat memudahkan siswa dalam belajar. Seperti mata pelajaran IPS yang bersifat hafalan. Langkah-langkah membuat Mind Mapping Bedasarkan buku pintar Tony buzan (2008) ada tujuh langkah dalam pembuatan Mind Mapping,antara lain sebagai berikut:
15
1. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar,karena mulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar kesegala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami. 2. Gunakan gambar atau simbol untuk ide sentral,karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi.Sebuah gambar sentral akan lebih menarik membuat kita tetap terfokus, membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita. 3. Gunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat Mind Map lebih hidup,menambah energy kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan 4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat (ide pokok) dan hubungkan cabang ketingkat dua dan tiga ketingkat satu dan dua, seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi, otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat ) hal sekaligus.Bila kita menghubungkan cabang-cabang ,akan lebih mudah mengerti dan mengingat. 5. Buatlah garis melengkung, bukan lurus, karena garis lurus akan membosankan otak. 6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal memberi banyak daya dan fleksibilitas kepada Mind Map.Setiap kata tunggal atau gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan sederet asosiasi , lebih bebas dan bisa memicu ide dan pikiran baru. 7. Gunakan gambar, karena seperti gambar sentral setiap gambar bermakna seribu kata. Langkah-langkah pembelajaran IPS dengan Mind Mapping (Tony Buzan 2009:15) sebagai berikut: 1. Membagi kelompok kecil untuk membuat Mind mapping dengan jumlah anggota 4 orang. 2. Membuat gambar atau simbol sesuai dengan imajinasi siswa menggunakan pensil warna sebagai ide sentral dengan menulis topik pembelajaran. 3. Membuat cabang-cabang sesuai dengan sup topik pembelajaran dengan menggunakan symbol gambar atau kata kunci yang dipahami oleh siswa. 4. Menghubungkan cabang-cabang atau sub topik pembelajaran dari ide sentral atau topik pembelajaran
16
5.
6. 7. 8.
ke sub topik pembelajaran tingkatdua, tiga ke tingkat selanjutnya. Membuat garis melengkung dengan warna tebal dari topic pembelajaran ke sub-sub topik pembelajaran selanjutnya. Hasil peta konsep siswa di presentasikan di depan kelas. Siswa lain memberi tanggapan tentang hasil kerja kelompok presentasi. Secara bersama–sama guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran.
Dari berbagai macam metode pambelajaran IPS, peneliti hanya membatasi penggunaan metode mind mapping yang divariasi dengan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi, karena dalam setiap pembelajaran harus diawali penjelasan atau informasi dari guru dalam penyajian atau penyampaian bahan pelajaran. Untuk dapat menciptakan interaksi pembelajaran haruslah menggunakan sebuah metode, metode sangat penting karena dapat menggali daya kemampuan siswa dalam belajar. Dalam model pembelajaran kooperatif, terdapat tipe mind mapping atau peta konsep. Mind mapping menekankan pada daya tangkap siswa dalam memahami pelajaran. Pelajaran yang di terima siswa, akan di aplikasikan dengan membuat sebuah peta konsep atau catatan yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam mengingat. Dari kajian diatas, maka dapat di simpulkan bahwa untuk dapat meningkatkan minat dan hasil belajar adalah dengan menggunakan metode pembelajaran mind mapping karena dengan metode ini proses pembelajaran akan melibatkan siswa dalam kelompok untuk membuat mind mapping yang sesuai dengan keinginan siswa. Dengan demikian siswa mudah memahami
materi
ajar
sehingga
akan
meningkatnya minat dan hasil belajar siswa.
berakibat
pada
17
2.1.4 Pembelajaran IPS Dalam KBBI kata pembelajaran adalah kata benda yang diartikan sebagai “proses, cara, menjadikan orang atau mahluk hidup belajar” (Depdikbud, 2002). Kata ini berasal dari kata kerja belajar yang berarti “ berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”(Depdikbud, 2002). Dimyati dan Mudjiono menjabarkan bahwa pembelajaaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi. Lewis mengemukakan bahwa sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi sehari-hari antara warga negara dan pemerintahannya. Menurut Keith Jacobs sosial adalah sesuatu yang dibangun dan terjadi dalam sebuah situs komunitas. Sosial menurut pendapat Ruth Aylett adalah sesuatu yang dipahami sebagai sebuah perbedaan namun tetap inheren dan terintegrasi. Pada tahun 1992, NCSS telah mendefinisikan IPS sebagai berikut : Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archaeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic
18
society in an interdependent world (Stahl dan Hartoonian, 2003) Menurut peneliti, pembelajaran merupakan proses belajar atau dapat dikatakan usaha untuk mendapatkan kepandaian. Dalam pembelajaran, guru sangat berperan penting karena guru adalah komponen utama sebagai sumber informasi. Selain itu,sumber belajar dan siswa juga harus mendukung agar terciptanya proses pembelajaran. Pada pembelajaran IPS,tidak hanya guru,siswa dan sumer belajar yang di butuhkan, namun juga lingkungan dan masyarakat sekitar. Karena IPS merupakan ilmu yang bersifat sosial atau ber- kemasyarakatan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan pembelajaran IPS adalah suatu proses atau cara guru untuk membuat siswa aktif belajar ilmu – ilmu sosial dalam lingkungan bermasyarakat.
2.1.5 Pelaksanaan Pembelajaran IPS Pelaksanaan pembelajaran diatur oleh menteri pendidikan nasional republik Indonesia nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses. Pelaksanaan
pembelajaran
merupakan
implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. 1. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. 2. Kegiatan Inti Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
19
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. a. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; 2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; 3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; 4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran 5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. b. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; 2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; 3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut; 4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; 5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; 6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; 7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; 8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
20
9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik. c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, 2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, 3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, 4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar : a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengar menggunakan bahasa yang baku dan benar; b) membantu menyelesaikan masalah; c) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. 3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; b. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; e. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
21
Sesuai dengan standar proses, penerapan pembelajaran IPS menggunakan metode mind mapping sebagai berikut : 1.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah: 3.) membuat skenario pembelajaran IPS berupa RPP. 4.) Sebelum melaksanakan kegiatan guru membuat lembar
observasi sesuai dengan indikator yang sudah ditentukan yang bertujuan untuk meneliti seberapa jauh pengajar melakukan pembelajaran. 5.) Selain membuat RPP dan lembar observasi, guru
membuat alat bantu pembelajaran berupa alat peraga. Alat peraga ini menggunakan media visual yaitu gambar. 6.) Membuat alat evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh
siswa menerima pelajaran. 7.) Menyiapkan jurnal untuk refleksi diri.
2.
Pelaksanaan Kegiatan pendahuluan a. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari sesuai RPP. b. Guru menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar. c. Guru memotivasi siswa agar siswa lebih senang dan berminat mengikuti pembelajaran. d. Memberikan apersepsi. Kegiatan inti Eksplorasi a. Guru melakukan penjelasan materi ajar menggunakan mind mapping, bertujuan untuk mengenalkan kepada siswa pembuatan mind mapping. b. Guru melakukan tanya jawab materi yang akan diajarkan, untuk menggali kemampuan siswa.
22
c. Siswa di bagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4 anggota untik membuat mind mapping. d. Guru memberikan penjelasan cara membuat mind mapping e. Siswa membuat gambar atau simbol sesuai dengan imajinasinya dengan menggunakan pensil warna sebagai ide sentral dengan menulis topik pembelajaran. f. Membuat cabang-cabang sesuai dengan sup topik pembelajaran dengan menggunakan symbol gambar atau kata kunci yang dipahami oleh siswa. g. Menghubungkan
cabang-cabang
atau
sub
topik
pembelajaran dari ide sentral atau topik pembelajaran ke sub topik pembelajaran tingkatdua, tiga ke tingkat selanjutnya. h. Membuat garis melengkung dengan warna tebal dari topik pembelajaran ke sub-sub topik pembelajaran selanjutnya. i. Siswa melakukan aktivitas membuat mind mapping sesuai materi dengan berkelompok. Elaborasi a. Hasil peta konsep siswa di presentasikan di depan kelas. b. Siswa lain memberi tanggapan tentang hasil kerja kelompok presentasi. Konfirmasi a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi setiap kelompok b. Guru memberikan pengayaan berupa tanya jawab kepada siswa Kegiatan penutup a. Guru memberi evaluasi atau tugas lain untuk dikerjakan dirumah.
23
3.
Akhir pelaksanaan a. Melakukan evaluasi pembelajaran setelah melakukan tindakan b. Melakukan refleksi agar mengetahui kelemahan – kelemahan saat melakukan tindakan
2.2 Penelitian Yang Relevan Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Meca (2010) yang menyimpulkan bahwa
melalui
model
pembelajaran
Mind
Mapping
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar IPS dilihat dari data kuantitatif yang diperoleh menunjukkan hasil perolehan skor yang cukup tinggi di SMP
walisongo gempol pasuruan. Serta hasil
penelitian Mariyam (2009) yang menyimpulkan bahwa penerapan metode mind mapping pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam terbukti meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi.
Pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping dapat meningkatkan minat belajar serta hasil belajar
karena peneliti
menemukan bahwa pembelajaran ini berhasil dilakukan oleh meca dengan hasil skor yang cukup tinggi yaitu 80% dan minat siswa dalam pembelajaran bertambah karena metode mind mapping adalah metode yang memakai simbol dan warna yang dapat menumbuhkan kreatifitas anak. Maka peneliti melanjutkan penelitian tersebut dengan sasaran di sekolah dasar dengan menggabungkan variabel minat dan hasil belajar.
2.3 Kerangka Pikir Kondisi awal pembelajaran IPS bersifat konvensional sehingga siswa hanya menerima informasi tanpa menggali informasi itu sendiri. Siswa mengalami kesulitan belajar karena IPS merupakan mata
24
pelajaran yang bersifat mengingat atau hafalan. Akibat dari hal itu, siswa mengalami kemerosotan hasil belajar dan minat siswa dalam belajar IPS berkurang. Mengapa peneliti menggunakan metode mind mapping dalam pembelajaran IPS. Metode mind mapping tepat digunakan dalam pembelajaran IPS karena pembuatan peta konsep berguna untuk memudahkan siswa dalam mengingat suatu pokok bahasan yang dipelajari serta membuat rasa senang saat pembelajaran IPS berlangsung. Hasil belajar dapat meningkat dengan menggunakan metode mind mapping karena siswa mudah mempelajari materi IPS dengan membuat catatan berupa peta konsep sehingga siswa dapat mengerjakan soal tes dengan mudah dan minat siswa dalam belajar meningkat dikarenakan peta konsep dapat dibuat bervariasi sesuai keinginan siswa. Hal ini dapat merangsang siswa untuk senang ketika belajar dan minat belajar siswa meningkat.
2.4 Hipotesis Penelitian Atas dasar teori dan kajian pustaka yang telah disusun, maka dalam mengatasi kesulitan belajar IPS diperlukan tehnik yaitu metode mind mapping yang dapat membantu memudahkan siswa dalam menangkap pelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Serta dengan metode mind mapping dapat meningkatkan minat belajar siswa dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV SDN Kutowinangun 09.