10
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Sejauh ini telah banyak penelitian yang sudah membuktikan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa jurusan akuntansi untuk mengambil sertifikasi profesi, dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Republik Indonesia Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara disebutkan bahwa ada 2 cara yang dapat digunakan untuk seorang mendapatkan gelar akuntan beregister. Yang pertama adalah untuk mahasiswa yang berjurusan akuntansi dapat secara langsung mengikuti ujian CA (Chartered Accountant) untuk menjadi akuntan beregister baik melalui pendidikan PPak terlebih dahulu maupun tidak, sedangkan untuk mahasiswa jurusan non-akuntansi juga dapat mendapatkan gelar akuntan beregister asalkan dengan terlebih dahulu mengikuti pendidikan PPak kemudian melakukan tes CA. Untuk menjadi akuntan beregister selain syarat lulus tes ujian CA adapula syarat lain yang juga diperlukan yaitu batas minimal pengalaman selama 3 tahun dalam bidang akuntansi ataupun mengajar di bidang akuntansi dalam 7 tahun terakhir, dan terdaftar sebagai aggota asosiasi profesi akuntansi. Secara spesifik Akhmad Zainul Abidin dan Adi Darmawan Ervanto (2015) menyatakan bahwa terdapat motivasi seperti karir ekonomi serta prestasi yang
11
menyebabkan mahasiswa mengikuti ujian CPA. Menurut Nanang Agus Suyono (2014) pemilihan karir sebagai akuntan publik dipengaruhi secara signifikan oleh penghargaan finansial, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial, pertimbangan pasar kerja sedangkan
pengakuan profesional tidak berpengaruh signifikan, namun
Novita indrawati (2009) mengatakan bahwa motivasi kualitas, motivasi karir dan motivasi sosial berpengaruh positif terhadap keinginan mahasiswa untuk mengikuti pendidikan PPak dan motivasi ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa mengikuti pendidikan PPak. Perbedaan antara penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan peneliti kali ini adalah pada penelitian sebelumnya menguji faktor-faktor serta motivasi mahasiswa dalam kaitannya untuk mendapatkan sertifikasi profesi, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti kali ini penelitian dengan menggunakan pendekatan metode kualitatif yang belum pernah dilakukan sebelumnya mengenai subyek mahasiswa FE UII menganai kesadaran mahasiswa terhadap sertifikasi profesi secara lebih luas. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti sangat berbeda dari peneliti sebelumnya, yang hanya akan ada persamaan yaitu obyek mahasiswa dan serifikasi profesi namun dilakukan dengan pendekatan yang berbeda. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada dunia akademik dan dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesadaran Mahasiswa Akuntansi FE UII terhadap sertifikasi, sehingga didapatkan gambaran mengenai kesadaran terhadap sertifikasi profesi.
12
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Kesadaran (Consciousness) Zeman (2001) menguraikan bahwa kata conscisious berasal dari bahasa latin conscio yang dibentuk dari kata cum yang berarti with (dengan) dan scio yang berarti tahu. Kata menyadari sesuatu (to be conscious of something) dalam bahasa Latin pengertian aslinya adalah membagi pengetahuan tentang sesuatu itu dengan orang lain atau diri sendiri. Kata conscious (sadar) dan consciousness (kesadaran) pertama kali muncul dalam bahasa Inggris awal abad 17 (Lewis, 1960 seperti dikutip Zeman, 2001). Natsoulas (1999) lebih menyukai pendekatan akal sehat atau bagaimana orang awam menggunakan kata kesadaran sebagaimana tercantum dalam Oxford English Dictionary (OED). Ada enam arti kesadaran yang dilengkapi dengan referensinya menurut OED yakni (a) pengetahuan bersama (b) pengetahuan atau keyakinan internal (c) keadaan mental yang sedang menyadari sesuatu (awareness), (d) mengenali tindakan atau perasaan sendiri (direct awareness), (e) kesatuan pribadi yaitu totalitas impresi, pikiran, perasaan yang membentuk perasaan sadar dan (f) keadaan bangun/terjaga secara normal. Sigmund Freud (1923) menyebutkan bahwa jiwa manusia bagaikan gunung es, dari gunung es dibagi menjadi 3 bagian yaitu sadar prasadar dan tidak sadar. bagian yang muncul keluar yang disebut keadaan sadar sedangkan yang paling bawah yang merupakan bagian paling besar disebut keadaan tidak sadar dan yang menghubungkan antara keduanya adalah keadaan prasadar. Berdasarkan hal tersebut Freud membagi menjadi 3 struktur jiwa manusia yaitu id, ego dan superego. Id terletak dalam ketidaksadaran, id merupakan tempat
13
dari dorongan- dorongan primitif yaitu dorongan-dorongan yang belum dibentuk atau dipengaruhi oleh kebudayaan, dorongan untuk hidup dan mempertahankan kehidupan (life instinct) dan dorongan untuk mati (death instinct). Bentuk dari dorongan hidup contohnya adalah dorongan untuk makan, dorongan yang menyebabkan orang ingin menyerang orang lain, berkelahi atau berperang atau marah. Prinsip yang dianut oleh Id adalah prinsip kesenangan (pleasure principle), yaitu bahwa tujuan dari Id adalah memuaskan semua dorongan primitif ini Jika kebutuhan ini tidak langsung dipuaskan, hasilnya adalah kecemasan atau ketegangan. Superego adalah suatu sistem yang merupakan kebalikan dari id. Sistem ini sepenuhnya dibentuk oleh kebudayaan. Segala norma-norma yang diperoleh melalui pendidikan itu menjadi pengisi dari sistem superego sehingga superego berisi dorongan-dorongan untuk berbuat kebajikan, dorongan untuk mengikuti norma-norma masyarakat dan sebagainya. Dorongan-dorongan atau energi yang berasal dari superego ini akan berusaha menekan dorongan yang timbul dari Id, karena dorongan dari Id yang masih primitif ini tidak sesuai atau bisa diterima oleh superego. Di sinilah terjadi tekan menekan antara dorongan-dorongan yang berasal dari Id dan Superego. Ego adalah sistem tempat kedua dorongan dari Id dan Superego beradu kekuatan. Fungsi ego adalah menjaga keseimbangan antara kedua sistem yang lainnya, sehingga tidak terlalu banyak dorongan dari Id yang dimunculkan ke kesadaran sebaliknya tidak semua dorongan superego saja yang dipenuhi. Ego sendiri tidak mempunyai dorongan atau energi. Ia hanya menjalankan prinsip
14
kenyataan (reality principle), yaitu menyesuaikan dorongan-dorongan Id atau superego dengan kenyataan di dunia luar. Ego adalah satu-satunya sistem yang langsung berhubungan dengan dunia luar, karena itu ia dapat mempertimbangkan faktor kenyataan ini. Ego yang lemah tidak dapat menjaga keseimbangan antara superego dan Id. Kalau ego terlalu dikuasai oleh dorongan-dorongan dari Id saja maka orang itu akan menjadi psikopat (tidak memperhatikan norma-norma dalam segala tindakannya); kalau orang itu terlalu dikuasai oleh superegonya, maka orang itu akan menjadi Psikoneurose (tidak dapat menyalurkan sebagian besar dorongan-dorongan primitifnya). Kesadaran akan muncul dengan memadukan antara ketiga sistem yang harus seimbang, sehingga ketika seseorang memiliki keseimbangan antara id, ego, dan superego, maka akan menentukan aktivitas yang akan dilakukan, termasuk dalam pengambilan keputusan. Hal tersebut juga berlaku bagi Mahasiswa Akuntansi
FE
UII
dalam
kesadarannya
terhadap
sertifikasi,
apakah
menganggapnya sebagai hal yang penting ataupun tidak, sehingga akan mempengaruhi keputusannya untuk mengambil sertifikasi atau tidak, tentunya dengan berbagai pertimbangan yang lain juga. 2.2.2 Teori Kesadaran Diri Teori kesadaran diri (self-awareness theory) yang dikemukakan oleh Robert Wicklund dan Shelly Duval (1972) dalam Davis dan Brock (1975) menyatakan bahwa bila perhatian terfokus pada diri (self-focused attention) mendorong seseorang untuk lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri sehingga dapat memotivasi untuk kesadaran diri atau mengubah perilakunya. Ada
15
dua macam fokus perhatian diri ini yaitu Self-focusing situation terjadi manakala seseorang tidak melakukan focus diri tetapi lebih pada situasi yang terprediksikan dan Self focusing person individu lebih memperhatikan diri daripada orang lain. Teori ini akan menilai kesadaran mahasiswa akuntansi FE UII dalam keputusannya mengambil sertifikasi profesi. Jika perhatian mahasiswa terfokus pada diri sendiri, maka akan memotivasi dirinya untuk merubah perilakunya, yaitu dengan mengambil sertifikasi atau tidak. 2.2.3 Attribution Theory Menurut teori atribusi yang dikembangkan Weiner (1980) dalam Ikhsan (2013), keberhasilan atau kegagalan seseorang dapat dianalisis dalam tiga karakteristik, yakni pertama, penyebab keberhasilan atau kegagalan karena faktor internal atau eksternal. Artinya, keberhasilan atau kegagalan seseorang karena faktor-faktor yang dipercaya memiliki asal usul dari dalam diri seseorang itu sendiri atau karena faktor yang berasal dari lingkungannya. Kedua, penyebab keberhasilan atau kegagalan seseorang dapat berupa stabil atau tidak stabil. Maksudnya, jika seseorang percaya penyebab stabil maka hasilnya mungkin akan sama jika melakukan perilaku yang sama pada kesempatan lain. Ketiga, penyebab keberhasilan atau kegagalan dapat berupa dikontrol atau tidak terkendali. Faktor terkendali adalah salah satu yang diyakini seseorang dapat mengubah dirinya jika ingin melakukannya. Adapun faktor tak terkendali adalah salah satu yang dari individu sendiri tidak percaya dirinya dengan mudah dapat mengubahnya. Dalam hubungannya dengan kesadaran mahasiswa Akuntansi FE UII terhadap sertifikasi profesi, kesadaran mahasiswa dalam mengambil sertifikasi
16
profesi dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal, stabil atau tidak stabil maupun terkendali atau tidak terkendali. dari faktor internal dapat berbentuk motivasi sebagai alat pendukung karir kedepan atau sebagai faktor eksternal yang disebabkan lingkungan yang mendukung ataupun tidak terhadap kepemilikan sertifikasi profesi. 2.2.4 Teori Pengharapan Teori pengharapan paling sering digunakan dalam dewasa ini adalah teori motivasi dari Victor H Vroom (1964) dalam Suyono (2014) mengatakan bahwa motivasi adalah merupakan akibat dari sebuah hasil yang dicapai oleh seseorang dari perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakan tersebut akan mengarah pada hasil yang diinginkan. Artinya bila seseorang sangat menginginkan seseuatu, dan jalan nampaknya terbuka untuk seseorang tersebut maka yang bersangkutan akan berupaya untuk mendapatkannya. Dalam hal yang lebih praktis adalah ketika seorang karyawan berupaya lebih baik dalam pekerjaannya akan menghasilkan penilaian kinerja yang baik pula, karena penilaian kinerja akan menghasilkan penghargaan berupa bonus atau promosi bagi dirinya. Oleh karena itu Victor H Vroom (1964) dalam Lunenburg (2011) membagi tinggi rendahnya motivasi menjadi tiga komponen, yaitu: 1.
Ekspektansi (harapan) keyakinan tentang kemungkinan bahwa perilaku tertentu (seperti misalnya bekerja lebih keras) akan menimbulkan hasil tertentu (seperti misalnya kenaikan gaji)
17
2.
Instrumentalis, yaitu penilaian atas apa yang akan terjadi setelah berhasil dalam suatu tugas (adanya outcome atas suatu keberhasilan)
3.
Valensi, nilai yang diberikan individu atas outcome (hasil) atau rewards yang akan dia terima. Berkaitan dengan teori ini, kesadaran seseorang untuk mengambil
sertifikasi profesi dipengaruhi oleh expectancies yaitu jika seorang memiliki gelar sertifikasi profesi, maka orang lain akan lebih yakin dengan kemampuannya dalam bekerja pada bidang tertentu, begitu pula untuk mahasiswa akuntansi. Jika seorang mahasiswa memiliki gelar sertifikasi CPA, maka dapat diakui kemampuannya dalam pengauditan. Selain itu, kesadaran seseorang juga dipengaruhi oleh Valences, yaitu outcome yang didapatkan seorang mahasiswa ketika memiliki sertifikasi profesi seperti beliau akan dipercaya untuk mengisi seminar yang berhubungan dengan bidang yang dikuasainya. 2.2.5 Prodi Akuntansi FE UII Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia merupakan salah satu Prodi Akuntansi yang telah mendapat akreditasi A dari BAN-PT 2013 yang dibuktikan dengan SK BAN-PT Nomor : 192/SK/BANPT/Ak-XVI/S/IX/2013 tertanggal 21 September 2013 (Universitas Islam Indonesia, 2013). Dari akreditasi tersebut membuktikan bahwa Program Studi Akuntansi FE UII sudah bersaing dengan Prodi Akuntansi perguruan tinggi swasta lainnya. Program Studi akuntansi FE UII memiliki tiga progam, yaitu Pendidikan S1 Akuntansi, Pendidikan S2 Magister Akuntansi, dan Pendidikan Profesi Akuntansi.
18
Secara umum tujuan Program Studi Akuntansi FE UII adalah: “Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi fungsional, kompetensi personal dan kompetensi perspektif bisnis yang luas”. Secara khusus, Program Studi Akuntansi bertujuan untuk mempersiapkan calon akuntan profesional yang memiliki integritas moral dan personal yang tinggi, memiliki kemampuan konseptual, memiliki kompetensi keilmuan, memiliki wawasan bisnis yang luas, memiliki etika bisnis yang baik, mampu berkomunikasi dengan baik, dan mempunyai motivasi untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi atau berkarir secara mandiri. Tenaga pengajar tetap di Program Studi akuntansi FE UII berjumlah 40 orang, beberapa diantaranya telah memiliki sertifikasi profesi internasional. Program Studi akuntansi FE UII juga memiliki beberapa pusat studi pengembangan, yaitu Pusat Pengambangan Akuntansi, Pusat Studi Audit Forensik, ERP Competence Centre, dan Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. Pusat pengembangan tersebut telah bekerja sama dengan pemerintah DIY dan sekitarnya. Program Studi
akuntansi
FE UII
memiliki
beberapa kelebihan
dibandingkan dengan perguruan tinggi lainnya, diantaranya sejak tahun 2005, Program Studi Akuntansi telah memasukkan mata kuliah ERP System di dalam kurikulumnya, bekerjasama dengan My SAP ERP. ERP system atau sistem perencanaan sumber daya perusahaan merupakan sistem pengelolaan perusahaan secara terintegrasi yang saat ini telah banyak digunakan di perusahaan-perusahaan menengah maupun besar, baik di Indonesia maupun di negara-negara maju.
19
Mahasiswa yang lulus mata kuliah ini akan mendapatkan sertifikat yang diakui secara internasional (Marketing & Communication Team, 2014). Selain itu, mulai tahun 2015 sudah disediakan fasilitas untuk ujian sertifikasi Certified Public Accountant (CPA) di FE UII (Fakultas Ekonomi UII, 2014). Program Studi Akuntansi FE UII telah bekerja sama dengan IAPI dalam menyelenggarakan ujian sertifikasi dan FE UII merupakan salah satu tempat ujian sertifikasi CPA di wilayah Yogyakarta. Hal itu dapat mempermudah seseorang yang menginginkan gelar CPA untuk mendapatkannya tanpa harus jauh-jauh datang ke kantor IAPI. 2.2.6 Sertifikasi Menurut Ikatan Ahli Geologi Indonesia, yang dimaksud dengan sertifikasi adalah standarisasi secara profesional bagi mereka yang kompeten di bidang pekerjaan masing-masing yang dikelola dan dibina oleh Organisasi Profesi bukan Pemerintah. Sertifikasi ini memenuhi persyaratan kualitas profesional yang sudah ditetapkan (Ikatan Ahli Geologi Indonesia, 2003). Sedangkan dalam konteks standar ISO sertifikasi diartikan “the provision by an independent body of written assurance (a certificate) that the product, service or system in question meets specifics requirement” (ISO, 2015) Sertifikasi kompetensi diartikan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) adalah proses pemberian sertifikasi kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu pada standar kompetensi kerja baik yang bersifat nasional maupun internasional. Dengan
20
memiliki sertifikasi kompetensi ahli K3 maka seseorang akan mendapatkan bukti pengakuan tertulis atas kompetensi yang dikuasainya (Badan Nasional Sertifikasi Nasional, 2015). Tujuan sertifikasi profesi adalah untuk memastikan dan memelihara kompetensi yang telah didapat melalui proses pembelajaran baik formal, non formal, pelatihan kerja, ataupun pengalaman kerja. Karena dalam dunia kerja kompetensi harus dipelihara, bukan hanya pernah kompeten, tetapi kompeten dan terus kompeten (Surono, 2012). Manfaat sertifikasi dapat diperoleh oleh berbagai pihak, diantaranya: Bagi Industri a.
Membantu industri meyakinkan kepada kliennya bahwa produk/jasanya telah dibuat oleh tenaga-tenaga yang kompeten.
b.
Membantu industri dalam rekruitmen dan mengembangkan tenaga berbasis kompetensi guna meningkatkan efisensi HRD khususnya dan efisiensi nasional pada umumnya.
c.
Membantu industri dalam sistem pengembangan karir dan remunerasi tenaga berbasis kompetensi dan meningkatkan produktivitas.
Bagi Tenaga kerja a.
Membantu tenaga profesi meyakinkan kepada organisasi/ industri/ kliennya bahwa dirinya kompeten dalam bekerja atau menghasilkan produk atau jasa dan meningkatkan percaya diri tenaga profesi.
21
b.
Membantu tenaga profesi dalam merencanakan karirnya dan mengukur tingkat pencapaian kompetensi dalamroses belajar di lembaga formal maupun secara mandiri.
c.
Membantu tenaga profesi dalam memenuhi persyaratan regulasi.
d.
Membantu pengakuan kompetensi lintas sektor dan lintas negara.
e.
Membantu tenaga profesi dalam promosi profesinya dipasar tenaga kerja
Bagi Lembaga Pendidikan dan juga pelatihan. a.
Membantu memastikan link and match antara kompetensi lulusan dengan tuntutan
kompetensi
dunia
industri,
biro,
kepala
dinas
spesifik
industry/organisasi. b.
Membantu memastikan tercapainya efisiensi dalam pengembangan program diklat.
c.
Membantu memastikan pencapain hasil diklat yang tinggi.
d.
Membantu Lemdiklat dalam sistem asesmen baik formatif, unit-unit kompetensi berbagai level sesuai dan persyaratan dasarnya dengan konsensus dalam komite skema. Skema sumatif maupun holistik yang dapat memastikan dan memelihara kompetensi peserya didik selama proses diklat.
2.2.7 Sertifikasi Profesi Akuntansi Sertifikasi profesional akuntansi adalah suatu pengakuan resmi atas keprofesionalan seseorang pada suatu bidang yang ia jalani. Pada pasar tenaga kerja, sertifikasi profesional memberikan nilai tambah bagi pemegangnya. Sertifikasi profesional tersebut juga dapat membedakan tingkat kualitas dan kemampuan pemegang sertifikat dengan yang tidak memiliki sertifikat.
22
Terdapat banyak jenis sertifikasi profesional yang dikeluarkan beberapa lembaga penyedia, baik lokal ataupun internasional. Untuk lembaga lokal, sertifikasi tersebut hanya akan berlaku di tingkat lokal saja. Namun jika sertifikasi tersebut dikeluarkan oleh lembaga internasional, maka sertifikat tersebut akan dapat diterima di tingkat internasional pula. Beberapa jenis sertifikasi akuntansi, yaitu: a.
Chartered Accountant (CA) Chartered Accountant (CA) merupakan sertifikasi yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia kepada seseorang yang telah menjadi anggota IAI dan teregister sebagai Akuntan di Indonesia. CA mulai ada sejak tahun 2012. Untuk mendapatkan gelar CA, seseorang harus mengikuti ujian sertifikasi yang diadakan oleh IAI dengan memenuhi syarat yang ada. Ada keistimewaan bagi Akuntan yang telah beregister selama masa grandfathering yang berlangsung sejak CA diluncurkan pada 19 Desember 2012 hingga 31 Desember 2014 berhak mendapatkan gelar CA tanpa mengikuti ujian sertifikasi.
Keputusan
ini
tertuang
dalam
Peraturan
IAI
No.
Kep-
01/P/DPN/IAI/III/2015 yang telah ditandatangani Ketua DPN IAI, Prof. Mardiasmo pada 2 Maret 2015. b.
Certified Public Accountant (CPA) Certified Public Accountant (Akuntan Publik Tersertifikasi), adalah
sertifikasi yang diberikan untuk profesi akuntan publik. Di Indonesia, CPA sebelumnya menggunakan istilah BAP (Bersertifikat Akuntan Publik). Lembaga
23
yang mengeluarkan sertifikat ini di Indonesia adalah Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI).
Sertifikasi
akuntan
publik
diselenggarakan
sesuai
dengan payung hukum Undang-Undang nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan peraturan pelaksanaan melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/KMK.01/2011 tentang penetapan Institut Akuntan Publik Indonesia sebagai Asosiasi Profesi Akuntan Publik (Institut Akuntan Publik Indonesia, 2015). Penyandang gelar sertifikasi ini, dapat membuka kantor layanan akuntan publik setelah memenuhi syarat yang telah ditentukan. c.
Certified Internal Auditor (CIA) CIA adalah sertifikat untuk profesi auditor internal dalam profesi
akuntansi yang sudah ada sejak tahun 1973. CIA dikeluarkan oleh Institute of Internal Auditor (IIA) yang berpusat di Florida, Amerika Serikat. Ujian yang dilakukan dengan computer-based testing dan dapat dilakukan di 500 lokasi yang tersebar di seluruh dunia. Saat ini tes ujian sertifikasi CIA sudah menggunakan bahasa Indonesia. Indonesia juga memiliki lembaga yang mengeluarkan sertifikat untuk auditor internal yang bersifat lokal yaitu Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA). Sertifikat yang dikeluarkan oleh YPIA adalah Qualified Internal Auditor (QIA). Mulai Oktober 2002 Sertifikat QIA diakui organisasi profesi internasional yaitu The Institute of Internal Auditors (IIA) yang berpusat di Florida, Amerika Serikat (YPIA, 2015). d.
Certified Management Accountant (CMA)
24
Sertifikat Certified Management Accountant (CMA) diberikan kepada akuntan manajemen yang bekerja di sebuah perusahaan. Sertifikat CMA dikeluarkan oleh Institute for Certified Management Accountant (ICMA) yang berlokasi di
Australia.
Tujuan dari program
ini
adalah untuk
lebih
mengembangkan keterampilan analisis, evaluasi dan sintesis di bidang biaya dan akuntansi manajemen untuk anggota asosiasi dan, dalam proses, menciptakan kesadaran beberapa perkembangan saat ini dalam profesi (CMA, 2015). Di Indonesia, ICMA memiliki cabang yang juga mengeluarkan sertifikasi CMA yaitu IPMI International Business School. e.
Chartered Management Accountant (CMA) Chartered Management Accountant (CMA) dikeluarkan oleh Chartered
Institute for Accountant Management (CIMA) yang berbasis di Inggris. Secara garis besar, CMA dari Australia dan CMA dari Inggris tidak jauh berbeda. CIMA mempersiapkan orang untuk karir di bidang bisnis. CIMA mengajarkan keterampilan untuk saran strategis, mengelola risiko dan membuat keputusankeputusan kunci. Di Indonesia CMA dari Australia lebih banyak dimiliki dibandingkan dengan CMA dari Inggris. f.
Certified Professional Management Accountant (CPMA) CPMA merupakan salah satu praktik Internasional terbaik untuk
mengukur kompetensi dalam bidang akuntansi manajemen dan bidang-bidang lain yang terkait. CPMA dikeluarkan oleh Institute Akuntansi Manajemen Indonesia (IAMI) (http://www.iamiglobal.or.id/). Ujian CPMA dilakukan pertama kali oleh
25
IAI pada tahun 2006. Sertifikasi CPMA ini hanya berlaku lokal di Indonesia saja. untuk persyaratan mengikuti ujian CPMA yaitu sarjana akuntansi/S-1 dengan pengalaman minimal 2 tahun di bidang akuntansi atau keuangan, atau sarjana nonakuntansi yang berpengalaman minimal 2 tahun di bidang akuntansi atu keuangan. g.
Certified Information System Auditor (CISA) CISA adalah sebuah bukti pencapaian kemampuan seorang profesional
di bidang audit, kontrol dan keamanan sistem informasi. CISA dikeluarkan oleh Information
System
Audit
and
Control
Association
(ISACA)
(http://www.isaca.org/) sejak tahun 1978 dan diterbitkan di Indonesia sejak tahun 1993. untuk dapat mendapatkan gelar CISA harus memiliki pengalaman kerja minimal 5 tahun di bidang profesional audit sistem informasi dan kontrol h.
Chartered Financial Analyst (CFA) CFA adalah sertifikat yang dikeluarkan untuk profesi analis keuangan dan
investasi. CFA dikeluarkan oleh CFA Institute (https://www.cfainstitute.org) setelah seseorang lulus tahapan tes sabanyak 3 level ujian. Orang yang ingin mengambil sertifikat CFA harus memiliki pengalaman kerja minimal 4 tahun dibidang analisis keuangan dan investasi. i.
Association of Chartered Certified Accountant (ACCA) Ujian Kualifikasi Association of Chartered Certified Accountant (ACCA)
adalah ujian kualifikasi bertaraf internasional dan menyediakan kesempatan kepada setiap individu untuk memiliki kesempatan karir global di bidang
26
akuntansi dan keuangan. ACCA didirikan pada tahun 1904 di negara Inggris, dan pada tahun 1984 dianugerahkan gelar “a Royal Charter of Incorporation” oleh ratu Inggris (http://www.accaglobal.com/) j.
Certified Financial Planner (CFP) Sertifikat ini dikeluarkan oleh Financial Planning Standards Board
(FPSB) (http://www.fpsbindonesia.net/), untuk seseorang yang ahli di bidang perencanaan keuangan. Untuk mendapatkan sertifikat ini, seseorang harus lulus empat tahap ujian, yaitu mencakup Foundation in Financial Planning, Investment Planning, Risk Management & Insurance Planning dan Retirement, Income Tax and Estate Planning. k.
Financial Risk Manager (FRM) Sertifikat Financial Risk Manager (FRM) dikeluarkan oleh Global
Association of Risk Professionals (GARP) (http://www.garp.org/) yang berkantor di New Jersey dan London. Ujian sertifikasi ini telah ada sejak 1997. Profesi Financial Risk Manager adalah profesi untuk manajer dalam pengelolaan risiko di suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan. l.
Certified Fraud Examiners (CFE) CFE dikeluarkan oleh Association of Certified Fraud Examiners (ACFE).
yang berkedudukan Austin, Texas, Amerika (www.acfe.com), kemudian ACFE global membuka local chapter di Indonesia bernama ACF-Indonesia (http://acfeindonesia.com/). Certified Fraud Examiner (CFE) adalah sertifikasi dalam profesi
27
anti fraud. Dengan memiliki sertifikasi CFE, seseorang diakui sebagai ahli dalam prevention, detection and deterrence fraud. Sertifikasi CFE dikenal dan diterima di seluruh dunia sebagai standar mutu profesi untuk profesional anti-fraud. Persyaratan untuk mendapatkan gelar CFE ini harus lulus ujian dan juga harus memiliki pengalaman minimal 2 tahun pada bidang fraud. m. Certified Wealth Managers (CWM) Profesi wealth manager adalah profesi yang sangat dibutuhkan dalam industri perbankan. Para professional perbankan dituntut kompetensinya dalam mengelola kekayaan nasabah yang dipercayakan kepadanya. CWM dikeluarkan oleh Certified Wealth Managers Association (CWMA). n.
Besertifikat Konsultan Pajak (BAP) Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak (USKP) adalah ujian sertifikasi untuk
jenjang profesi konsultan pajak. Sertifikat USKP menjadi prasyarat untuk mendapat ijin praktek sebagai konsultan pajak. Semenjak tahun 2004 sesuai dengan keputusan Menteri
keuangan No
485/KMK.03/2003
wewenang
penyelenggaraannya diserahkan kepada Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) sebagai organisasi profesi yang menaungi kegiatan para konsultan pajak di Indonesia. Bagi profesional yang telah lulus ujian ini berhak mendapatkan gelar BAP.
28
o.
Certified PSAK (CPSAK) CPSAK adalah sertifikasi lokal Indonesia yang dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntansi Indonesia (IAI). IAI adalah institusi yang mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk menepatkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia. Berbeda dengan sertifikat lain, CPSAK terbuka untuk semua jurusan. Namun setelah lulus dalam ujian sertifikat ini, peserta harus memenuhi Pendidikan Profesional Berkelanjutan yang diadakan oleh IAI sesuai dengan PPL IAI. p.
Sertifikat Akuntansi Syariah (SAS) SAS adalah suatu sertifikat untuk memberikan standar akuntansi syariah
bagi akuntan yang bekerja pada biang tersebut. Sama seperti CPSAK, SAS bersifat lokal dan dikeluarkan oleh IAI. peserta yang telah mengikuti dan lulus ujian SAS harus memenuhi Pendidikan Profesional Berkelanjutan yang diadakan ole IAI sesuai dengan PPL IAI. Minimal angka kredit yang wajib dipenuhi setiap tahunnya adalah (16) SKP. q.
Ahli Akuntan Pemerintahan (AAP) Akuntansi pemerintahan adalah cabang akuntansi khusus yang ada di
Indonesia. Akuntan Pemerintah adalah orang yang secara khusus menekuni bidang akuntansi pemerintahan. Akuntansi pemerintahan memiliki standar tersendiri dalam hal pencatatan akuntansi, oleh karena itu, AAP ini adalah salah satu tolak ukur standarisasi akuntansi pemerintahan di Indonesia. AAP
29
diselenggarakan oleh IAI. AAP biasanya diikuti oleh PNS yang menangani masalah keuangan di suatu lembaga pemerintahan.