L aporan Tugas Akhir Sistem M anajemen M utu pada proyek EPC
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1
Sistem
2.1.1 Pengertian Sistem Dari segi Etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Systema”, dalam Bahasa Inggris dikenal dengan “SYSTEM”, yang mempunyai satu pengertian yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan yang tidak terpisahkan. Menurut filsuf Stoa, bahwa sistem adalah gabungan dari keseluruhan langit dan bumi yang bekerja bersama-sama, sehingga dapat dilihat bahwa sistem terdiri dari unsur-unsur yang bekerja sama membentuk suatu keseluruhan dan apabila salah satu unsur tersebut hilang atau tidak berfungsi, maka gabungan keseluruhan tersebut tidak dapat lagi disebut suatu sistem. Berikut ini adalah definisi kata Sistem menurut beberapa para ahli: 1. Buckley Sistem adalah suatu kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara utuh, disebabkan adanya saling ketergantungan diantara bagianbagiannya.
(A
whole
that
functions
as
a
whole
by
yang
terdiri
dari
virtue
of
interdependence of its parts). 2. H. Kerzner Sistem adalah
sekelompok
komponen
manusia
dan/atau bukan manusia (non-human) yang diorganisir dan diatur sedemikian
rupa
sehingga
komponen-komponen
tersebut
dapat
bertindak sebagai satu kesatuan dalam mencapai tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir. Pengertian ini, mengandung arti pentingnya aspek pengaturan dan pengorganisasian komponen dari suatu sistem untuk mencapai sasaran bersama, karena bila tidak ada sinkronisasi
BA B II K ajian Pustaka
IIII - 1
L aporan Tugas Akhir Sistem M anajemen M utu pada proyek EPC dan koordinasi yang tepat, maka kegiatan masing-masing komponen, sub-sistem, atau bidang dalam suatu organisasi akan kurang saling mendukung. 3. B.S. Blanchard (1990) Engineering System adalah aplikasi yang efektif dari usaha-usaha ilmu pengetahuan dan engineering dalam rangka mewujudkan kebutuhan operasional menjadi suatu sistem konfigurasi tertentu, melalui proses yang saling terkait berupa definisi keperluan analisis fungsional, sintesis, optimasi, desain, tes, dan evaluasi. Sebagai contoh yaitu dalam hal konstruksi bangunan sipil, khususnya konstruksi jembatan, maka yang dimaksud dengan sistem konstruksi adalah suatu konstruksi yang disusun oleh atau terdiri dari sub-sistem yaitu: bangunan atas jembatan, bangunan bawah jembatan, dan dilengkapi dengan bangunan pelengkap jembatan. 2.1.2 Jenis Sistem Sistem dapat dibedakan menjadi 2 jenis Manajemen bag I , cetakan keempat 1987)
(Davis, B. Gordon, Kerangka dasar Sistem Informasi
yaitu:
a. Sistem tertutup : sistem yang mandiri, tidak bertukar materi, informasi atau energi dari lingkungannya dan tidak terpengaruh dari gejolak di luar sistem. salah satu contohnya yaitu sistem komputer. b. Sistem terbuka : sistem yang mengadakan pertukaran informasi atau energi dengan lingkungannya. Sistem terbuka cenderung memiliki sifat adaptasi sehingga dapat menyesuaikan terhadap perubahan dalam lingkungannya
sehingga
dapat
meneruskan
eksistensinya,
mengorganisasikan diri dan mengubah organisasinya sebagai tanggapan atas perubahan yang terjadi. Salah satu contohnya yaitu sistem organisasi atau sistem biologis seperti manusia.
BA B II K ajian Pustaka
IIII - 2
L aporan Tugas Akhir Sistem M anajemen M utu pada proyek EPC
Tidak ada pertukaran dengan Lingkungan
Gambar 2.1 Sistem tertutup Diketahui Tidak Diketahui Gangguan
Menerima masukan yang diketahui, tidak diketahui dan gangguan Lingkungan
Keluaran
Gambar 2.2 Sistem terbuka 2.2 Manajemen Setiap kegiatan manusia mempunyai tujuan tertentu. Dalam mencapai tujuannya, setiap/kelompok orang akan melakukan usaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Namun seringkali yang terjadi pencapaian tujuan tersebut tidak dilakukan dengan baik yaitu secara efisien dan efektif. Oleh karena itu diperlukanlah manajemen yang merupakan sistem pengaturan terhadap unsur yang terlibat dalam proses pencapaian tujuan seperti dapat dilihat pada gambar 2.3. Jadi secara umum manajemen adalah suatu usaha atau cara untuk memanfaatkan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu dengan efektif dan efisien.
Gambar 2.3 Manajemen
BA B II K ajian Pustaka
IIII - 3
L aporan Tugas Akhir Sistem M anajemen M utu pada proyek EPC 2.2.1 Unsur-unsur manajemen Sebagai salah satu komponen penting dalam lingkup manajemen adalah unsur-unsur manajemen atau sumber daya. Sumber daya yang dimaksud dikenal dengan 5 M yaitu manusia (man), bahan (material), mesin/peralatan (machine), metode/cara kerja (method), modal uang (money). Dalam rangka mencapai
tujuannya
setiap
orang/kelompok
akan
mengoptimalkan
pemakaian sumber daya tersebut sehingga tercapai tujuan kegiatan secara efektif dan efisien. Dengan memanfaatkan unsur-unsur atau sumber daya ini secara efisien, ketersediaannya yang terbatas tidak menjadi halangan sehingga tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat memberikan hasil yang maksimal. 2.2.2 Tingkatan Manajemen Pada dasarnya terdapat tiga tingkatan manajemen(Azhar Manajemen”,2002:187)
Susanto,”Sistem Informasi
yaitu :
1. Tingkat Manajemen Atas (Top Management) adalah tingkatan paling tinggi dari manajemen yang biasanya terdiri atas beberapa orang saja. Jangkauan perencanaan yang dibuat di sini bersifat
konseptual yang
meliputi kebijaksanaan, strategi dan keputusan dan meliputi kurun waktu rencana jangka panjang. 2. Tingkat Manajemen Menengah (Middle Management) adalah tingkatan manajemen yang berfungsi mengarahkan kegiatan dari manajemen terbawah. 3. Tingkat Manajemen Bawah (First Line Management) adalah tingkatan manajemen pada tingkat yang terbawah dari suatu organisasi. Pada tingkatan
ini
manajemen
berfungsi
mengarahkan
pekerja-pekerja
pengoperasian. Tingkatan manajemen tersebut dapat digambarkan seperti piramida, dimana semakin ke atas semakin mengecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat paling atas mempunyai tanggung jawab yang besar dari
BA B II K ajian Pustaka
IIII - 4
L aporan Tugas Akhir Sistem M anajemen M utu pada proyek EPC tingkat di bawahnya. Oleh sebab itu, tingkatan paling atas (top managent) biasanya hanya terdiri dari satu orang atau bisa disebut dengan manager.
Top Management
Middle Management
First line Management Gambar 2.4 Tingkatan Manajemen 2.2.3 Proses Manajemen Dalam proses manajemen terdapat 2 (dua) kata kunci yang perlu diperhatikan dalam mencapai tujuan akhir ini, yaitu: 1. Efisien, yaitu penghematan. Kegiatan yang dilakukan diupayakan agar tidak boros terhadap : a) Sumber daya, baik dari segi biaya, material dan manusia, peralatan terutama dikarenakan adanya keterbatasan terhadap sumber daya yang dimiliki. b) Waktu. Perlu mengatur agar waktu yang ada dapat dipergunakan sebaik-baiknya. 2. Efektif, yaitu tepat guna. Melakukan pemilihan penggunaan sumber daya setepat-tepatnya untuk mencapai kualitas dan kuantitas yang dikehendaki. a. Urutan. Terkadang ada kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum dapat melakukan kegiatan lainnya. b. Prioritas. Dalam kondisi-kondisi tertentu yang tidak memungkinkan untuk menyelesaikan semua kegiatan yang telah direncanakan, perlu
BA B II K ajian Pustaka
IIII - 5
L aporan Tugas Akhir Sistem M anajemen M utu pada proyek EPC memilih kegiatan mana saja yang terpenting yang harus dilakukan tanpa penundaan lagi. Dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan diperlukan serangkaian kegiatan sebagai suatu usaha/cara melakukan manajemen yang disebut proses manajemen. Ada enam dasar fungsi manajemen dalam proses manajemen (Soekirno, Purnomo, “Diktat Kuliah Manajemen Konstruksi“, Bandung, 2006),
yaitu:
1. Penetapan tujuan (goal setting) : Penetapan tujuan merupakan tahapan paling awal dari suatu proses manajemen. Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapaioleh suatu organisasi di masa yang akan datang. Efektivitas pencapaian tujuan tersebut, selain ditentukan oleh kemampuan manajemen, juga ditentukan oleh sifat-sifat dari tujuan itu sendiri. 2. Perencanaan (planning) Perencanaan merupakan proses pemilihan informasi dan pembuatan asumsi-asumsi mengenai kegiatan di masa yang akan datang untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Perencanaan juga dapat
dilihat
dari
sudut
jangkauan
waktu
atau
kurun
(horison)
perencanaannya. Ada rencana yang jangkauan waktunya panjang atau yang lebih dikenal dengan rencana jangka panjang (strategis). Ada rencana yang jangkauan waktunya lebih pendek, yang disebut sebagai rencana pengoperasian (taktis). 3. Pengisian Staff (Staffing) Staffing Adalah proses manajemen yang berkenaan dengan pengerahan, penempatan, pelatihan dan pengembangan tenaga kerja dalam organisasi. Pada dasarnya prinsip dan tahapan proses manajemen ini adalah menempatkan orang yang sesuai pada tempat yang sesuai dan pada saat yang tepat (right people, right position, right time). Sebelum mencari orang untuk ditempatkan dalam satu posisi tertentu maka terlebih dahulu ditetapkan struktur organisasi yang akan dipakai. Masing-masing posisi pada organisasi tersebut kemudian harus dijelaskan ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan keahlian serta ketrampilan yang disyaratkan yang
BA B II K ajian Pustaka
IIII - 6
L aporan Tugas Akhir Sistem M anajemen M utu pada proyek EPC dikenal sebagai uraian jabatan (job description) dan persyaratan jabatan (job requirement). 4. Pengarahan (Directing) Directing adalah usaha untuk memobilisasi sumber-sumber daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu kesatuan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dalam tahapan proses ini terkandung usaha-usaha bagaimana memotivasi orang agar bekerja dengan baik, bagaimana proses kepemimpinan yang memungkinkan pencapaian tujuan serta dapat memberikan suasana hubungan kerja yang baik dan bagaimana mengkoordinasi orang-orang dan kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi. 5. Supervising Supervising didefinisikan sebagai interaksi langsung antara individuindividu dalam suatu organisasi untuk mencapai kinerja kerja serta tujuan organisasi tersebut. Berkenaan dengan tahapan proses ini dikenal adanya suatu kondisi tertentu dalam organisasi yaitu fenomena kelompok formal dan informasi dalam suatu organisasi. 6. Pengendalian (controlling) Pengendalian adalah proses penetapan apa yang telah dicapai, yaitu proses evaluasi kinerja dan jika diperlukan dilakukan perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapka. Kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan kegiatan perencanaan sebab pada kegiatan pengendalian inilah dilihat apakah yang direncanakan tersebut dapat dicapai atau tidak. Keenam fungsi manajemen tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yang disebut dengan proses manajemen seperti dapat dilihat pada gambar 2.5, yang terdiri dari : 1. Perencanaan (planning) Perencanaan dapat didefinisikan sebagai proses pemilihan informasi dan pembuatan
asumsi-asumsi
di
masa
yang
akan
datang
untuk
merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
BA B II K ajian Pustaka
IIII - 7
L aporan Tugas Akhir Sistem M anajemen M utu pada proyek EPC 2. Pelaksanaan (execution) Merupakan salah satu proses manajemen yang bertujuan untuk melaksanakan rencana yang telah dibuat sebelumnya untuk mencapai suatu tujuan. Dalam proses pelaksanaan ini terdapat beberapa fungsi manajemen antara lain pengisian staff (staffing), pengarahan (directing), dan pengawasan (supervising). 3. Pengendalian (controlling) Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses penetapan apa yang telah
dicapai,
yaitu
proses
evaluasi/pengukuran
kinerja
dalam
pelaksanaan terhadap rencana yang telah disusun dan jika diperlukan dilakukan perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengendalian sangat erat kaitannya dengan proses perencanaan sebab pada kegiatan pengendalian inilah dilihat apakah yang direncanakan tersebut dapat dicapai atau tidak. Rangkaian proses manajemen ini merupakan proses yang bersifat dinamis. Dengan kata lain, proses tersebut tidak dapat dilihat sebagai suatu tahapan-tahapan yang berdiri sendiri, melainkan sebagai proses yang berkait yang memungkinkan adanya pengulangan kembali suatu tahap proses yang telah dilakukan sebelumnya, terutama dalam kaitannya dengan hubungan antara perencanaan dan pengendalian.
Gambar 2.5 Proses manajemen
BA B II K ajian Pustaka
IIII - 8
L aporan Tugas Akhir Sistem M anajemen M utu pada proyek EPC 2.3 Definisi dan Prinsip Mutu Sebelum ISO 9000 lahir, berbagai definisi mutu telah dinyatakan oleh para ahli manajemen dunia, diantaranya adalah •
Juran (1951), Kecocokan dengan tujuannya atau penggunaannya
•
Fegeinbaum (1951), Gabungan seluruh karakteristik barang dan jasa dalam bidang marketing, manufaktur, dan pemeliharaan yang dalam penggunaannya akan memenuhi harapan pelanggan
•
Edward Deming (1986) mendefinisikan mutu menurut konteks, persepsi pelanggan dan kebutuhan serta kemauan pelanggan.
•
Goestsch dan Davis (1994), membuat definisi mutu sebagai suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
•
Hardjosoedarmo (2004) mendefinisikan mutu adalah karakteristik barang dan jasa yang ditentukan oleh pelanggan (consumer) dan diperoleh melalui pengukuran proses serta melalui perbaikan yang berkelanjutan.
•
Mutu adalah penilaian subyektif dari pelanggan; penilaian ditentukan oleh persepsi pelanggan terhadap barang dan jasa; mutu tergantung pada apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh pelanggan.
Mutu merupakan keseluruhan sifat dan karakteristik dari suatu produk atau jasa yang menyangkut kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan. Jadi definisi ini berkaitan dengan pemuasan kebutuhan klien atau pelanggan. Untuk suatu proyek gedung misalnya, klien dapat berarti pemilik, atau pengguna bangunan. Sebagai contoh, apabila klien diartikan sebagai pemilik atau pemberi tugas yang akan membiayai perencanaan dan pelaksanaan konstruksi dari proyek, maka kebutuhan yang harus dipenuhi oleh perencana dan kontraktor meliputi:
BA B II K ajian Pustaka
IIII - 9
L aporan Tugas Akhir Sistem M anajemen M utu pada proyek EPC Untuk perencanaan : -
Estetika seperti selera desain yang baik.
-
Fungsionalitas seperti, perencanaan sesuai dengan kebutuhan, memenuhi peraturan yang ada.
-
Durabilitas seperti, bahan dan peralatan yang dapat melaksanakan fungsinya dengan baik selama masa layan.
-
Keselamatan seperti, aman untuk penghuni, mengikuti peraturan yang ada.
-
Biaya seperti, didalam batas dana yang tersedia.
Untuk konstruksi : -
Workmanship seperti, kualitas perkerjaan konstruksi
-
Integritas seperti, sesuai dengan gambar dan spesifikasi
-
Waktu penyelesaian proyek sperti sesuai dengan persyaratan pemilik.
Untuk mencapai keseragaman pemahaman akan mutu dan hal-hal yang berhubungan
dengan
mutu,
maka
International
Organization
for
Standardization (ISO) mengeluarkan ISO 8402 : Manajemen Mutu dan Jaminan Mutu – Kosa kata sebagai dokumen pendukung ISO 9000. Berikut ini diuraikan definisi dan prinsip mengenai mutu yang terkandung dalam ISO 8402 tersebut. a. Mutu (Quality) Keseluruhan karakteristik/spesifikasi mutu barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan pelanggan, baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat. Barang dan jasa ini dapat berupa hasil kegiatan atau proses berupa produk berwujud dan tak berwujud seperti jasa, program komputer dan desain,dapat pula berarti suatu kegiatan proses seperti pelaksanaan proses produksi. Kebutuhan pelanggan sebagai penerima produk berupa barang atau jasa tersebut dapat meliputi berbagai aspek seperti kinerja, kegunaan,
BA B II K ajian Pustaka
IIII - 10
L aporan Tugas Akhir Sistem M anajemen M utu pada proyek EPC keandalan yang mencakup ketersediaan, reliabilitas, dan daya rawat serta keselamatan, lingkungan, ekonomi dan estetika. Kebutuhan pelanggan yang dinyatakan biasanya telah dispesifikasi dalam lingkup kontrak sedangkan untuk lingkup lainnya, kebutuhan yang tersirat harus
diidentifikasikan
dan
didefinisikan.
Dalam
banyak
kasus,
kebutuhan ini dapat berubah sejalan dengan waktu sehingga perbaikan spesifikasi secara berkala perlu dilakukan. Pemenuhan mutu barang atau jasa dipengaruhi oleh berbagai tahapan kegiatan yang saling berkaitan yang disebut dengan rangkaian mutu (quality
loop),
terpenuhinya
mulai
dari
persyaratan
identifikasi mutu.
kebutuhan
Untuk
sampai
mencapai
dengan
mutu
yang
memuaskan secara ekonomis, maka setiap tahapan kegiatan dalam rangkaian mutu harus dilibatkan secara menyeluruh. b. Pengendalian Mutu (Quality Control) Teknik
dan
kegiatan
yang
digunakan
untuk
memenuhi
karakteristik/spesifikasi mutu. Dalam pengendalian mutu, terdapat berbagai teknik dan kegiatan untuk meyakinkan
suatu
produk
berupa
barang
atau
jasa
memenuhi
spesifikasi yang telah diterapkan. Pengendalian mutu ini diperlukan sebagai indikator setiap tahapan pengerjaan untuk melihat apakah persyaratan mutu produk telah terpenuhi dan berguna sebagai umpan balik apabila terjadi ketidaksesuaian yang memerlukan perbaikan. Melaksanakan pengendalian mutu berarti : •
Menggunakan pengawasan mutu sebagai dasar
•
Melaksanakan
pengendalian
biaya,
waktu
dan
mutu
secara
terintegrasi •
Melakukan pengendalian jumlah produksi dan waktu pengiriman
Proses pengendalian tidak dapat dilakukan hanya dengan perintah dari atas saja karena bisa saja perintah tersebut macet atau menyimpang
BA B II K ajian Pustaka
IIII - 11
L aporan Tugas Akhir Sistem M anajemen M utu pada proyek EPC sehingga berakibat tidak sesuainya perintah dengan tujuan yang diinginkan. Untuk itu pengendalian harus diatur berdasarkan ungkapan ”Plan-DoCheck-Action (PDCA)” yang meliputi : 1. Tentukan tujuan serta metoda untuk mencapai tujuan (Plan) Target harus ditentukan berdasarkan informasi , dasar pemikiran dan data yang lengkap. Metode yang ditetapkan harus dapat diterima oleh semua pihak karena itu harus dilakukan standarisasi yang harus diperbaiki secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu agar sesuai dengan kondisi yang terus berubah. 2. Sertakan Pendidikan dan latihan dalam melaksanakan pekerjaan (Do) 3. Periksa akibat dari pelaksanaan (Check) Pemeriksaan dilakukan untuk menemukan penyimpangan dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan memeriksa penyebabnya dan memeriksa akibatnya. 4. Ambil tindakan yang tepat (Action) Setelah faktor-faktor penyebab penyimpangan ditemukan maka harus diambil tindakan yang tepat sehingga dapat dicegah terjadinya kesalahan yang sama.
Gambar 2.6 Siklus PDCA
BA B II K ajian Pustaka
IIII - 12
L aporan Tugas Akhir Sistem M anajemen M utu pada proyek EPC c. Jaminan Mutu (Quality Assurance) Seluruh kegiatan terencana dan sistematis yang diimplementasikan dalam sistem manajemen mutu untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai bahwa suatu produk akan memenuhi persyaratan mutu. Ada dua tujuan mengenai jaminan mutu yaitu: 1. Ke dalam perusahaan (internal) Jaminan mutu memberikan keyakinan kepada manajemen dan seluruh karyawan perusahaan. 2. Ke Luar perusahaan (eksternal) Jaminan mutu memberikan keyakinan kepada pelanggan dan pihak-pihak yang terkait. Pada dasarnya, jaminan mutu ini tidak dapat memberikan keyakinan yang cukup kecuali jika persyaratan mutu benar-benar mencerminkan kebutuhan pelanggan. Jaminan mutu ini merupakan fungsi pencegahan, bukan pengendalian, walaupun beberapa kegiatan jaminan mutu dan kegiatan
pengendalian
mutu
saling
berhubungan.
Untuk
mengimplementasikan jaminan mutu secara efektif, prosedur dan instruksi kerja yang tepat dan sistematis yang digunakan dalam mengendalikan suatu proses harus diikuti dan dijalankan dengan baik. d. Manajemen Mutu (Quality Management) Aspek
keseluruhan
cara
manajemen
yang
menetapkan
dan
melaksanakan kebijakan mutu. Kebijakan mutu (quality policy) yang dimaksud adalah keseluruhan maksud dan tujuan perusahaan mengenai mutu yang secara formal dinyatakan oleh manajemen puncak (top management). Untuk mencapai mutu yang diinginkan, diperlukan adanya komitmen dan keterlibatan seluruh karyawan dalam perusahaan sedangkan tanggung jawab manajemen mutu berada pada manajemen puncak.
BA B II K ajian Pustaka
IIII - 13
L aporan Tugas Akhir Sistem M anajemen M utu pada proyek EPC Manajemen mutu sendiri mencakup unsur-unsur sebagai berikut : •
Mendefinisikan sasaran Dimulai dengan suatu komitmen tertulis terhadap kebijakan dan organisasi yang terdefinisi lalu diteruskan dengan instruksi prosedur yang rinci untuk setiap langkah proses produksi.
•
Menentukan standar Dalam sistem itu sendiri terdapat beberapa standar, misalnya : standar pembelian material, kemampuan supplier mengirim material sesuai
persyaratan,
kesesuaian
dengan
tuntutan
produk
dan
sebagainya. Untuk semua standar tersebut harus dibuatkan prosedur dan sistem verifikasi. •
Sistem produksi Setelah mendefnisikan kedua hal diatas, maka dibutuhkan suatu sistem untuk menangani setiap proses produksi. Misalnya suatu sistem pengukuran pembelian, material masuk, kondisi dalam proses, inspeksi akhir dan pengiriman. Termasuk tes dan teknik pengukuran serta tes dan kalibrasi peralatan yang digunakan.
Dalam manajemen mutu terdapat 2 elemen pokok yaitu jaminan mutu dan perbaikan mutu. Unsur jaminan mutu terdiri dari desain mutu dan pengendalian mutu sedangkan unsur perbaikan mutu terdiri dari audit dan kerja kelompok seperti yang diperlihatkan pada gambar
Gambar 2.7 Manajemen mutu
BA B II K ajian Pustaka
IIII - 14
L aporan Tugas Akhir Sistem M anajemen M utu pada proyek EPC Perbaikan mutu biasanya didahului dengan tinjauan dan perubahan rencana mutu, sehingga manajemen mutu menggambarkan suatu siklus pergerakan spiral yang berkesinambungan untuk mencapai performa yang lebih tinggi dalam jangka panjang dengan urutan sebagai berikut : rencana mutu, pengendalian mutu, audit dan kerja kelompok. Rencana mutu adalah dokumen yang berisikan penetapan mutu yang diinginkan, sumber daya, dan urutan kegiatan yang terkait dengan produk, jasa, dan kontrak atau proyek khusus. e. Sistem Manajemen Mutu (Quality Management system) Struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, dan sumber daya untuk mengimplementasikan manajemen mutu. Tujuan sistem manajemen mutu atau sistem manajemen mutu adalah memungkinkan
para
karyawan
perusahaan
untuk
mengetahui
wewenang dan tanggung jawabnya. Hal ini dapat dicapai dengan mendokumentasikan manual kerja secara teratur dan pelatihan yang memadai untuk para karyawan. Dalam suatu perusahaan, sebelum menerapkan sistem manajemen mutu, keseluruhan maksud dan tujuan mengenai mutu perlu dituangkan dalam kebijakan mutu dengan melibatkan seluruh karyawan perusahaan yang dimulai dari manajemen puncak agar sistem manajemen mutu dapat berjalan dengan baik. Maksud dan tujuan mengenai sistem manajemen mutu hendaknya sebagai berikut : • Mencapai dan mempertahankan mutu produk yang dihasilkan sehingga terus-menerus memenuhi persyaratan mutu. • Meningkatkan mutu operasi perusahaan sehingga memenuhi semua kebutuhan pelanggan dan pihak-pihak yang terkait (stakeholder), baik kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat, secara berkesinambungan.
BA B II K ajian Pustaka
IIII - 15
L aporan Tugas Akhir Sistem M anajemen M utu pada proyek EPC • Memberikan keyakinan kepada manajemen dan seluruh karyawan perusahaan
bahwa
mutu
yang
dikehendaki
dapat
tercapai,
dipertahankan, serta ditingkatkan. • Memberikan keyakinan kepada pelanggan dan pihak-pihak yang terkait bahwa mutu yang dikehendaki sedang dan akan dicapai dalam produk yang akan diserahkan. f. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management) Pendekatan manajemen suatu organisasi yang berpusat pada mutu berdasarkan pada partisipasi seluruh anggota organisasi, dengan tujuan mencapai sukses jangka panjang berupa kepuasan pelanggan serta keuntungan yang diperoleh bagi organisasi dan masyarakat sekitarnya. Konsep mutu dalam manajemen mutu terpadu mengandung arti sebagai hasil akhir yang dituju oleh seluruh elemen manajemen. Agar suatu perusahaan dapat menjalankan manajemen mutu terpadu dengan baik dibutuhkan
usaha
pendekatan
yang
sungguh-sungguh
dalam
kepemimpinan manajemen puncak serta pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan bagi seluruh anggota organisasi. Adapun karakteristik dari Total Quality Management adalah: •
Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
•
Memiliki obsesi yang tinggi pada mutu atau kualitas.
•
Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
•
Memiliki komitmen jangka panjang.
•
Membutuhkan kerja sama tim (teamwork).
•
Memperbaiki proses secara berkesinambungan.
•
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
•
Memberikan kebebasan yang terkendali.
•
Memiliki kesatuan tujuan.
•
Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan /tenaga kerja.
BA B II K ajian Pustaka
IIII - 16
L aporan Tugas Akhir Sistem M anajemen M utu pada proyek EPC Sementara sistem dan metoda kontrol dapat dengan mudah diciptakan, pembentukan sikap umumnya lebih sulit dan memerlukan waktu lama sebelum dapat dihayati oleh seluruh karyawan. Pimpinan perusahaan harus secara konsisten melaksanakan pembinaan dan menunjukkan bahwa
permasalahan
mutu
mendapat
perhatian
serius
dengan
konsisten. Beberapa kondisi yang perlu diciptakan adalah sebagai berikut:
Semangat untuk meningkatkan mutu harus tampak di lingkungan perusahaan.
Pemberian penghargaan bagi karyawan yang berhasil menjaga atau meningkatkan mutu.
Mutu harus tetap diutamakan walaupun pekerjaan terlambat atau biaya sudah membengkak.
2.4
Manfaat Sistem Manajemen Mutu
Banyak perusahaan mulai memberikan perhatian pada peningkatan mutu sebagai suatu cara yang efektif untuk memenangkan persaingan lokal dan internasional. Melalui jaminan mutu, pemberi pekerjaan akan merasa yakin bahwa proyeknya akan dikerjakan dengan efesien. Di masa mendatang persyaratan tenderpun akan lebih menekankan pada aspek mutu sehingga calon konsultan atau kontraktor harus dapat menyakinkan pemilik bahwa bukan saja hasil akhir yang tercapai, tetapi juga pelaksanaan pekerjaan dilakukan
melalui
tahapan yang sepenuhnya
dikendalikan sehingga
kegiatan perbaikan-perbaikan yang tidak perlu dapat dihindari. Terdapat banyak keuntungan yang bisa didapat oleh perusahaan yang melaksanakan sistem pengendalian mutu dengan efektif dan efesien, di antaranya :
Meningkatkan efisiensi melalui upaya melancarkan operasi perusahaan. Suatu sistem yang berjalan lancar akan menghemat biaya. Selalu lebih murah melaksanakan pekerjaan dengan terencana dan benar, tanpa harus melakukan pengulangan.
BA B II K ajian Pustaka
IIII - 17
L aporan Tugas Akhir Sistem M anajemen M utu pada proyek EPC
Memungkinkan penyempurnaan secara kontinu dan sistematik seluruh kegiatan. Sistem manajemen mutu yang dikembangkan dengan baik memungkinkan manajemen untuk memberikan perhatian khusus pada kegiatan
yang
potensial
memberikan
masalah
dan
dapat
pula
menggiatkan staf untuk memantau dan memperbaiki kinerja bagiannya.
Membangun
kepercayaan
klien
dengan
dipenuhinya
persyaratan-
persyaratan yang diajukan dan dengan demikian diperoleh pekerjaan lain atau klien baru.
Meningkatkan semangat staf karena sertifikasi oleh pihak ketiga menjadikan
perusahaan
dikenal
dan
diakui
serta
meningkatkan
pandangan terhadap perusahaan.
BA B II K ajian Pustaka
IIII - 18