5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Belajar Secara bahasa, minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.” Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Sedangkan pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh para ahli, di antaranya yang dikemukakan oleh Hilgard yang dikutip oleh Slameto menyatakan “Interest is persisting tendency to pay attention to end enjoy some activity and content.” Muhibbin Syah (2010) berpendapat bahwa minat diartikan sebagai kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Istilah minat merupakan terminology aspek kepribadian yang menggambarkan adanya kemauan, dorongan yang timbul dari dalam diri individu untuk memilih objek lain yang sejenis. Hilgrad dalam (Slameto, (2010) memberi rumusan tentang minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Slameto (2010) mengatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Pada dasarnya minat merupakan penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Djamarah (2008) mengemukakan minat sebagai suatu kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktifitas. Kesimpulan dari beberapa definisi minat tersebut adalah bahwa minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap sesuatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Minat belajar merupakan suatu sikap tertentu yang sangat pribadi pada seseorang yang ingin belajar (Sudarsono, 2003:28) Minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing anak. Pihak lain hanya memperkuat, menumbuhkan dan memelihara minat yang telah dimiliki seseorang. Dalam proses minat belajarmempengaruhi aktivitas belajar, karena dengan adanya minat siswa akan belajar sungguh-sungguh sehingga siswa tidak cepat bosan atau lelah dan akan cepat menghafal sehingga kesulitan yang ada terasa lebih mudah. Selain itu menurut pendapat Djamarah (2002:157) menjelaskan bahwa
6 “minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya jika minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah”. Dengan demikian, minat seseorang dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu. Semakin tinggi minat yang dimiliki siswa semakin tinggi pula tingkat prestasi yang dicapai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar. Dari pengertian minat dan belajar seperti yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan. 2. Unsur Minat Belajar Unsur-unsur inilah yang akan digunakan dalam penelitian ini. Berikut uraian dari beberapa komponen minat tersebut. a. Perhatian Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar. Menurut Suryabrata (1989) “perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan.” Kemudian Sumanto (1984) berpendapat “perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu obyek, atau pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas.” Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi. Maka dari itu sebagai seorang guru harus selalu berusaha untuk menarik perhatian anak didiknya sehingga mereka mempunyai minat terhadap pelajaran yang diajarkannya. Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar. Ia tidak segan mengorbankan waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut. Oleh karena itu seorang siswa yang mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, ia pasti akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar. b. Perasaan Perasaan senang ini dapat diketahui bahwa seseorang menilai positif terhadap sesuatu, dan penilaian menjadi negatif ketika seseorang merasa tidak senang terhadap obyek yang ada dan dari perasaan senang pula seseorang memiliki semangat untuk mengerjakan sesuatu, dan sebaliknya
7 seseorang tidak memiliki perasaan senang maka seseorang tidak akan mengerjakan sesuatu itu pula. c. Kebutuhan Menurut Sumadi Suryabrata (1989), kebutuhan (motif) yaitu keadaan dalam diri pribadi seorang siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Kebutuhan ini hanya dapat dirasakan sendiri oleh seorang individu. Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Dalam hal ini motivasi sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Dan minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Dan segala sesuatu yang menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Jadi motivasi merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang sehingga ia berminat terhadap sesuatu objek, karena minat adalah alat motivasi dalam belajar. 3. Fungsi Minat Belajar Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Elizabeth B. Hurlock menulis tentang fungsi minat bagi kehidupan anak sebagaimana yang ditulis oleh Abdul Wahid (2003) sebagai berikut: a. Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita, b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat, c. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas, d. Minat yang terbentuk sejak kecil. Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda
8 dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran. Mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun karena tidak ada pendorongnya. Oleh sebab itu untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar seorang siswa harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan mendorong ia untuk terus belajar. 4. Faktor yang Mempengaruhi Minat belajar Seseorang akan berminat dalam belajar manakala ia dapat merasakan manfaat terhadap apa yang dipelajari,baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang dan dirasakan ada kesesuaian dengan kebutuhan yang sedang dihadapi, sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh berkembangnya minat maupun sebaliknya mematikan minat belajar adalah sebagai berikut : a. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang berada dalam diri siswa antara lain : 1) Kematangan Kematangan dalam diri siswa dipengaruhi oleh pertumbuhan mentalnya. Mengajarkan sesuatu pada siswa dapat dikatakan berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkan dan potensipotensi jasmani serta rohaninya telah matang untuk menerima hal yang baru. 2) Latihan dan Ulangan Siswa yang terlatih dan sering mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki siswa dapat menjadi semakin dikuasai. Sebaliknya tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki dapat hilang atau berkurang. Oleh karena latihan dan seringkali mengalami sesuatu, maka seseorang dapat timbul minatnya pada sesuatu. 3) Motivasi Motivasi merupakan pendorong bagi siswa untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat mendorong seseorang, sehingga akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Tidak mungkin seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya jika ia tidak mengetahui betapa penting dan faedahnya hasil yang akan dicapai dari belajarnya bagi dirinya (Purwanto, 2006 : 103-104).
9 b. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, antara lain : 1) Faktor Guru Seorang guru mestinya mampu menumbuhkan dan mengembangkan minat diri siswa. Segala penampilan seseorang guru yang tersurat dalam kompetensi guru sangat mempengaruhi sikap guru sendiri dan siswa. Kompetensi itu terdiri dari kompetensi personal yaitu kompetensi yang berhubungan dengan kepribadian guru dan kompetensi professional yaitu kemampuan dalam penguasaan segala seluk beluk materi yang menyangkut materi pelajaran, materi pengajaran maupun yang berkaitan dengan metode pengajaran. Hal demikian ini dapat menarik minat siswa untuk belajar, sehingga mengembangkan minat belajar siswa. 2) Faktor Metode Minat belajar siswa sangat dipengaruhi metode pengajaran yang digunakan oleh guru. Menarik tidaknya suatu materi pelajaran tergantung pada kelihaian guru dalam menggunakan metode yang tepat sehingga siswa akan timbul minat untuk memperhatikan dan tertarik untuk belajar 3) Faktor Materi Pelajaran Materi pelajaran yang diberikan atau dipelajari bila bermakna bagi diri siswa, baik untuk kehidupan masa kini maupun masa yang akan dating menumbuhkan minat yang besar dalam belajar. Berbagai faktor tersebut saling berhubungan erat dan dapat pula bersama-sama mempengaruhi minat belajar siswa. 5. Cara Menumbuhkan Minat Belajar Dalam hal belajar apabila seorang siswa mempunyai minat terhadap pelajaran tertentu maka siswa tersebut akan merasakan senang dan dapat memberi perhatian pada mata materi pelajaran sehingga menimbulkan sikap keterlibatan ingin belajar. Menurut Djamarah (2002: 81) “Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak, akan menarik perhatiaanya, dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh dalam belajar.” Senada dengan hal ini Loekmono (1994 : 62) berpendapat bahwa “Minat merupakan salah satu hal yang ikut menentukan keberhasilan seseorang dalam segala bidang, baik dalam studi, kerja dan kegiatan-kegiatan lain, hal tersebut karena minat akan memunculkan perhatian yang spontan terhadap bidang tersebut.” Dengan
10 demikian proses belajar akan berjalan lancar bila disertai dengan minat belajar sehingga dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu. Hal ini ditegaskan kembali oleh pendapat Gie (2003) tentang pentingnya minat dalam kaitannya dengan studi adalah sebagai berikut: a. Minat dapat melahirkan perhatian yang lebih terhadap sesuatu, b. Minat dapat memudahkan siswa yang berkonsentrasi dalam belajar, c. Minat dapat mencegah adanya gangguan perhatian dari luar, d. Minat dapat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingata, e. Minat dapat memperkecil timbulnya rasa bosan dalam proses belajar. Dengan demikian, minat belajar memiliki peranan dalam mempermudah dan memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan, membantu untuk berkonsentrasi serta dapat mengurangi rasa bosan dalam belajar. Menurut Gie, (2003) minat yang dimiliki seseorang, maka pada saat itulah perhatiannya tidak lagi dipaksakan dan beralih menjadi spontan. Pemaparan di atas menunjukan betapa pentingnya untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa. Minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing individu. Adapun pihak lain hanya memperkuat menumbuhkan minat dan untuk memelihara minat yang telah dimiliki seseorang. B. Pengertian Pelajaran Matematika Matematika merupakan pelajaran yang diberikan pada semua jenjang pendidikan dari pra sekolah sampai jenjang sekolah menengah bahkan di sekolah tinggi. Mulai dari sekolah tingkat dasar hingga sekolah menengah tingkat atas, matematika diberikan dengan jumlah jam pelajaran setiap minggunya termasuk paling banyak. Banyaknya jam pelajaran matematika tiap minggunya dikarenakan matematika sebagai ilmu dasar bagi berbagai disiplin ilmu yang lain. Ciri utama Matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam Matematika bersifat konsisten. Namun demikian, pembelajaran dan pemahaman konsep dapat diawali secara induktif melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Proses induktifdeduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep Matematika. Kegiatan dapat dengan beberapa contoh atau fakta yang teramati, membuat daftar sifat yang muncul (sebagai gejala), memperkirakan hasil baru yang diharapkan, yang kemudian dibuktikan secara deduktif. Dengan demikian, cara belajar induktif dan deduktif dapat digunakan dan sama-sama berperan penting dalam mempelajari Matematika. Penerapan cara kerja Matematika diharapkan dapat membentuk sikap kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada siswa.
11 Secara umum, matematika dikenal sebagai penelitian pola dari struktur, perubahan, dan ruang atau yang sering disebut sebagai penelitian bilangan dan angka. Sedangkan dalam pandangan formalis, matematika adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi matematika, pandangan lain tergambar dalam filosofi matematika. Menurut bahasa latin matematika berasal dari kata “manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari”. Sedangkan menurut bahasa Belanda disebut “wiskunde atau ilmu pasti” Kemudian menurut istilah, Somardyono mengemukakan bahwa “Matematika adalah produk dari pemikiran intelektual manusia”. Ciri utama Matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam Matematika bersifat konsisten. Definisi formal tentang pelajaran matematika menurut Sujono (1988) adalah (1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi dengan sistematik, (2) Matematika adalah bagian pengetahuan manusia tentang bilangan dan kalkulasi, (3) Matematika membantu orang dalam menginterpretasikan secara tepat berbagai ide dan kesimpulan, (4) Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logis dan masalah-masalah yang berhubungan dengan bilangan, (5) Matematika berkenaan dengan fakta-fakta kuantitatif dan masalah-masalah tentang ruang dan bentuk, (6) Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang kunatitas dan ruang Pelajaran matematika dapat diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak sekaligus mendasari berbagai disiplin ilmu lain yang teroeganisasi secara sistematik. Dimana matematika merupakan ilmu pengetahuan yang membutuhkan sarana berfikir logis dan masalah yang berhubungan dengan bilangan, matematika juga sebagai ilmu bantu dalam menginterpretasikan berbagai ide dan kesimpulan. C. Status Sekolah Menengah Pertama 1. SMP Terbuka SMP Terbuka (Kemdiknas, 1996) merupakan lembaga pendidikan formal yang berdiri sendiri tetapi merupakan bagain dari SMP Induk (SMP Reguler) yang dalam menyelenggaran pendidikannya menggunakan metode belajar mandiri. Sasaran dari didirikannya SMP Terbuka adalah anggota masyarakt usia sekolah terutama bagi mereka yang tidak mampu untuk menempuh pendididkan regular (umum) baik karena kemampuan ekonomi, jarak tempuh,
12 waktu dan lain-lain. Dasar hukum tentang Sekolah Menengah Pertama Terbuka adalah keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 053/U/1996. Kegiatan pembelajaran SMP terbuka dilaksanakan dalam dua cara yaitu siswa belajar mandiri dengan durasi waktu sekitar 16 jam pelajaran dalam satu minggu yang dibimbing oleh guru pamong di tempat kegiatan belajar dan siswa belajar secara tatap muka di kelas sekolah induk sekurang-kurangnya 12 jam pelajaran dalam satu minggu yang dibimbing oleh guru pembina. Tenaga kependidikan di SMP terbuka adalah terdiri dari kepala sekolah, guru pembina, dan guru pamong. Kepala Sekolah dari SMP Terbuka adalah kepala sekolah SMP Induk. Guru Pembina dalah guru pada sekolah Induk yang diberi tugas mengajar di SMP Terbuka sesuai matapelajaran yang ditentukan. Guru pamong adalah pembimbing belajar mandiri siswa yaitu anggota masyarakat yang peduli akan pendidikan denga ketentuan pendidikan minimal SMA dan berada pada lingkungan sekitar tempat kegiatan belajar. Tempat kegiatan belajar adalah sebuah tempat yang memadai untuk sebuah kegiatan belajar secara kelompok. Tempat kegiatan belajar dapat di sekolah, mushola, tempat pengajian, balai desa atau tempat lainnya yang terjangkau oleh siswa. Waktu kegiatan belajar lebih banyak dalam bentuk belajar mandiri daripada belajar dengan tatap muka dengan guru pembina. Biaya pendidikan untuk siswa SMP Terbuka sepenuhnya dibebaskan dari pungutan biaya karena biaya operasional semau ditanggung pemerintah. 2. SMP Reguler SMP Regular (Kemdiknas, 2001) merupakan lembaga pendidikan formal yang berdiri sendiri. Sasaran dari didirikannya SMP Regular adalah siswa siswi lulusan sekolah dasar. Kegiatan pembelajaran SMP Reguler dilaksanakan dalam satu cara yaitu pembelajaran dengan sistem tatap muka langsung dengan guru matapelajaran yang ahli di bidangnya. Tenaga kependidikan di SMP Regular adalah terdiri dari kepala sekolah, dan guru matapelajaran. Kepala Sekolah dari SMP Regular adalah yang bertanggung jawab penuh terhadap sekolah tersebut (apabila SMP Regular tersebut berperan menjadi SMP Induk, maka kepala sekolah mengepalai SMP Regular tersebut sekaligus mengepalai SMP Terbuka). Guru matapelajaran adalah guru yang mengajarkan disiplin ilmu yang sesuai dengan keahlian dan kompetensinya. Tempat kegiatan belajar adalah ruang kelas yang tersedia di sekolah tersebut. Waktu kegiatan belajar terjadwal secara tetap selama satu minggu
13 dengan jam pelaksanaan yang tetap pula. Biaya pendidikan untuk siswa SMP Regular tidak sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah. D. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan 1. Astriyati (2010), melakukan penelitian di SD di Kecamatan Sidorejo Salatiga. Uji t digunakan untuk menguji signifikasi perbedaan minat belajar matematika diantara kedua kelompok. Sampel yang dilibatkan dalam penelitian ini sebanyak 76 siswa yang terdiri dari 41 siswa SD Inti dan 35 siswa SD Imbas. Berdasarkan hasil analisa data, ditemukan bahwa nilai t hitung sebesar 1.395 dengan p sebesar 0.167 (p > 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan minat belajar matematika antara siswa SD Inti dan SD Imbas di Kecamatan Sidorejo Salatiga. 2. Anu, A (2004), melakukan penelitian kepada 160 orang siswa SMA N I Pabelan, Kabupaten Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat belajar berkorelasi positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan oleh koefisien r hitung = 0,195 pada taraf signifikansi 1%. Minat belajar dengan koefisien determinasi (R2) = 0,038 menunjukkan bahwa minat belajar dan motivasi berprestasi memberi sumbangan efektif terhadap prestasi belajar sebesar 3,80%. Koefisisan regresi sebesar 0,269, yang berarti setiap satuan atau tingkatan pada minat belajar memberi kontribusi kenaikan prestasi belajar sebesar 0,269 satuan. 3. Matha (2011), melakukan penelitian di SMA Kristen 2 Soe dan SMK Negeri 1 Soe di kecamatan Kota Soe, Timor Tengah Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan minat belajar matematika antara siswa SMA Kristen 2 Soe dengan SMK Negeri 01 di kecamatan Kota Soe, Timor Tengah Selatan. E. Kerangka Berfikir Pada penelitian ini ingin mengetahui adanya perbedaan minat belajar matematika antara siswa kelas VII SMP Reguler dan SMP Terbuka di kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Slameto (2003: 57) menyatakan minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Seorang guru tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran saja, tetapi guru juga harus memiliki kreativitas dalam mengelola proses pembelajaran, mampu mentransportasikan
14 ilmunya dan memotivasi siswa untuk selalu aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Kreativitas guru dalam hubungan interaksi dengan siswa memiliki fungsi yang sangat penting untuk membangkitkan dan merangsang minat belajar siswa. Oleh karena itu guna menumbuhkan minat belajar para siswa maka guru dituntut lebih kreatif dalam mengajar. Sebab guru dipandang sebagai orang yang mengetahui kondisi belajar dan juga permasalahan belajar yang dihadapi oleh anak didik. Dengan adanya minat belajar siswa yang tinggi, maka diharapkan hasil belajar siswa juga akan semakin tinggi. Menurut Dalyono (Djamarah, 2002: 157). Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara guru dan minat yang akhirnya akan mempengaruhi perubahan dari hasil belajar siswa dan apabila dioptimalkan akan meningkatkan hasil seperti yang dikehendaki oleh berbagai pihak, baik siswa itu sendiri, orang tua, guru dan masyarakat. Untuk memperjelas permasalahannya, secara sederhana kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Keaktifan Guru SMP Reguler Observasi SMP Reguler
SMP Reguler Minat Belajar Matematika
Observasi SMP Terbuka Keaktifan Guru SMP Terbuka
Hasil Belajar Siswa SMP Reguler Data penelitian di analisisTujuan: untuk melihat apakah terdapat perbedaan minat belajar matematika yang signifikan antara siswa SMP Regular dan SMP terbuka
Hasil Belajar Siswa SMP Terbuka
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
F. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pada penelitian perbedaan minat belajar matematika antara siswa kelas VIII SMP Regular dan SMP Terbuka di SMP Negeri 02 Tengaran, Kabupaten Semarang. Adanya perbedaan minat belajar matematika yang signifikan antara siswa kelas VIII SMP Regular dan SMP Terbuka di SMP Negeri 02 Tengaran, Kabupaten Semarang.