BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1 Musik Sistem
tanda
musik
adalah
oditif,
namun
untuk
mencapai
pendengarannya, pengubahan musik dalam mempersembahkan kreasinya dengan perantara pemain musik dalam bentuk sistem tanda tertulis. Bagi Simiotikus musik, adanya tanda - tanda perantara, yakni musik yang dicatat dalam partitur orkestranya. Hal ini sangat memudahkan dalam menganalisis karya musik dengan teks. Itulah sebabnya mengapa penelitian musik terarah pada sintakis. Meski demikian, tidak ada semiotika tanpa semantik. Jadi, juga tidak ada semiotik musik tanpa semantik musik. Semantik musik, bisa dikatakan harus senantiasa membuktikan hak kehadirannya ( Van Zoest, 1993: 120-121 ). Salah satu hal penting dalam sebuah musik adalah Lirik lagu. Sebagaimana bahasa dapat menjadi sarana atau media komunikasi untuk mencerminkan realitas sosial yang ada pada masyarakat. Lirik lagu dapat pula menjadi sarana untuk sosialisasi dan pelestarian terhadap suatu sikap atau nilai. Oleh karena itu, ketika sebuah lirik lagu mulai diaransir dan diperdengarkan kepada khalayak, nilai - nilai, bahkan prasangka tertentu.
10 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
Dapat dikatakan bahwa musik merupakan bagian dari suatu budaya manusia, tidak terpisahkan selama hidup manusia, dari lahir hingga akhir hayat, musik juga menyentuh segala lapisan sosial dari bawah hingga atas. Mantle
Hood,
seorang
pelopor
ehnomusicology
dari
USA
memberikan definisi tentang ehnomusicology sebagai studi musik dari segi sosial dan kebudayaan (Bandem, 1981 : 41). Musik itu dipelajari melalui peraturan tertentu yang dihubungkan dengan bentuk kesenian lainnya termasuk bahasa, Falsafah, dan agama (Sobur, 2003 : 148). Musik pop adalah merupakan suatu bagian yang terpenting disekian banyak cabang seni pertunjukkan. Musik ini digandrungi oleh setiap lapisan masyarakat. Di dalam musik ini merupakan sebuah teguran hati dimana sangat berpengaruh terhadap orang yang mendengarkan lagu tersebut. Dwiki Darmawan yang juga seorang musisi mempunyai pandangan mengenai musik pop yang sekarang ini tidak lagi beriramakan lagu yang super kencang, yang selama ini menjadi suatu trande bagi musik pop. Jadi perbedaan - perbedaan yang terdapat pada irama musik itu memang disesuaikan dengan kultur sosial yang terdapat pada pencipta lagunya dan juga para penyanyinya, sesuai dengan generasinya dan bagaimana musisi menerjemahkannya kedalam selera bagi peminat musik.
2.1.2. Renungan Dalam Kehidupan Konsep renungan dalam kehidupan merupakan suatu pemahaman untuk memperbaiki diri, membersihkan diri dan mengintrospeksikan diri atas segala
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
perbuatan yang pernah dilakukan baik sengaja maupun tidak sengaja dilakukan dari noda-noda kemunafikan, menekan hasrat dan hawa nafsu serta menghindari segala perbuatan keji dan godaan dari syaiton. Dengan memohon ampun dengan beribadah secara khusyuk, membaca alqur’an, berdzikir dan mendekakan diri pada Allah SWT. Merenung sangatlah penting dan bermanfaat bagi setiap kehidupan manusia, karena dapat menjadikan kita sebagai makhluk ciptaanNya menjadi lebih baik dan mampu meningkatkan iman dan taqwa, bersabar, tabah, tawakal dan ikhlas dalam menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya. Karena Allah SWT yang memiliki kekuasaan di semesta alam dan seluruh isinya. Karena siapapun yang tidak melaksanakan perintahNya dengan baik, maka Allah akan memberikan hukuman berupa teguran agar hambaNya dapat merubah menjadi lebih baik serta meningkatkan amal perbuatan dan bertaubat. Renungan itu sendiri bisa diartikan sebagai memikirkan hal-hal baik dimasa lalu yang menjadi kenangan, berharap untuk diingat kembali. Hal-hal yang dimaksud haruslah yang bersifat baik. Karena kita hidup tidaklah bisa hanya memikirkan hal-hal negatif/buruk. Di dalam renungan, kita juga diwajibkan untuk mengingat sang pencipta, sebagaimana dari kita lahir hingga saat ini, akan selalu memperoleh cobaan dariNya. Dan dengan renungan kita akan selalu melihat bahwa cobaan yang kita dapat dariNya akan selalu kita ingat supaya kita selalu mengingat hal tersebut sebagai pedoman dan terus menatap kedepan dalam menjalankan hidup.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
2.1.3. Pengertian Musibah Musibah mempunyai arti sebagai ujian atau cobaan bagi setiap manusia. Musibah sendiri adalah Kejadian atau peristiwa menyedihkan yang menimpa, dimana musibah yang ditimpakan kepada seseorang itu dikarenakan oleh perbuatan orang itu sendiri. Seperti yang disampaikan sebelumnya bahwa musibah itu bisa merupakan adzab atau siksa yang sangat besar, misalnya hujan batu kerikil, suara keras yang mengguntur, banjir dan gempa bumi. Tetapi musibah itu juga dapat berupa siksa atau adzab yang tidak terlalu besar misalnya keletihan, penyakit, kekhawatiran, kesusahan, gangguan, kesedihan. Orang tertusuk duri pun juga termasuk siksa atau adzab yang cukup ringan. Hikmah yang dapat kita pelik dibalik suatu musibah yaitu : Musibah dapat menghilangkan dosa, Mendapatkan pahala di akhirat, Musibah merupakan parameter tingkat kesabaran, Menjadikan seorang hambaNya lebih sering berdo’a, Musibah dapat menghilangkan sikap sombong, ujub dan besar kepala, Menjadi lebih mengetahui betapa besarnya nikmat keselamatan dan ‘afiyah dari Allah, Musibah merupakan indikasi bahwa Allah mencintai hambaNya tersebut. Positive thinking terhadap musibah mutlak dilakukan oleh setiap manusia, agar mendapatkan kebahagian yang hakiki.
2.1.4 Pengertian bencana Alam Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tumburan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia. Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan / kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat / luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan pencegahan serta penanganan terhadap bencana yang cukup, maka daerah tersebut dapat terhindar dari dampak bencana yang meluas. (www.wikipedia.com)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
2.1.5 Lagu dan Lirik Lagu Peranan dan kedudukan lagu adalah penting dalam rangka sosialisasi ide dan gagasan dalam tradisi kebudayaan. Sehubungan dengan hal tersebut, seorang ahli psikologi Indonesia, menyatakan bahwa musik, lagu dan senandung adalah bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh hidup manusia, sejak dari buaian sampai akhir khayat, secara universal dihampir semua lapisan sosial dan di berbagai kebudayaan, manusia mengenal musik dan lagu menurut caranya masing-masing. Sementara Perry (Savitri, 1991:3) juga menyebutkan bahwa sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kemanusiaan sendiri, musik dan lagu hadir dan disukai manusia secara kodrati. Para ahli menyebutkan inherent merit yang memperkaya khasanah dan mempermudah kebudayaan manusia. Perkembangan lirik lagu di Indonesia sudah muncul sejak mulai setelah merebut kemerdekaan. Pada perubahan pertama dasawarsa 1950-an. Pada waktu masih dilakukan yang dinamakan “musikalisasi syair” yaitu menggarap komposisi-komposisi lagu terhadap puisi-puisi yang terlebih dahulu diciptakan oleh penyair terpandang (Rachmawati, 2000:42). Usaha dilakukan kembali pada paruhan pertama dasawarsa 1970-an. Pada saat mulai dilegitimasi bahwa syair dan lagu tersebut disebut sebagai lirik lagu, musikalisasi ini telah terjadi kembali. Salah satu contoh adalah Bimbo yang sering melakukan kerjasama dengan penyair terkenal diantaranya Taufik Ismail, Ramadhan K.H. dan Wing Kardjo. Upaya yang dilakukan Bimbo ini disambut oleh beberapa kelompok musik, terutama dari Bandung yang kemudian
mencoba
untuk
memusikalisasi
puisi-puisi
karya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gunawan
16
Muhammad, Abdul Hadi W.M, Sapardi Joko Darmono, dan bahkan puisi karya pelukis Jeihan. Musikalitas syair yang dilakukan oleh para komponis lagu tahun 1950-an itu salah satunya disebabkan oleh keadaan niaga musik yang tidak bisa menunggu lama. Pada saat itu para komponis diharapkan mampu menciptakan sebuah lagu yang diibaratkan seperti kue, dapat dibeli dengan harga murah dan dapat dinikmati selagi hangat, ini menyebabkan karya para pemusik pun tergesagesa sehingga menyebabkan pula keterbatasan para pencipta lagu untuk mempersembahkan sebuah karya yang murni dan melodis. Selain itu terdapat persoalan teknis, seperti persewaan studio yang mahal makin memaksa mereka menciptakan karya yang asal jadi. Seringkali mereka hanya mengadaptasi kata-kata dari lagu pop Amerika mengenai cinta yang dicerna oleh komponis Indonesia. Padahal lirik Amerika sering sendiri sering mendapat kecaman antara lain dikatakan bahwa lirik lagu Amerika tidak jelas, dumb, vulgar, cheap, degrading, uninspired (Rosidi, 1995:8). Lirik lagu pada perkembangannya akhirnya mulai meninggalkan kebiasaan mengadaptasi lirik lagu luar negeri,walaupun tidak benar-benar meninggalkannya. Para lirikus Indonesia sudah mulai menciptakan lirik-lirik lagu populer berdasarkan fenomena sosial yang sedang terjadi disekitarnya, walaupun sebagian besar masih bertemakan cinta dengan segala dukanya. Pada masa ini oleh masyarakat, musik populer diberi arti : musik yang mudah diterima oleh kebanyakkan orang dan untuk karenanya masyarakat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
banyak yang menyukainya (Sumaryo dalam Setianingsih, 2002 : 27). Beberapa jenis musik yang didasarkan pada manfaat agar diketahui lebih dalam adalah : 1.
Musik Klasik : Ada sedikit pergeseran makna, seperti terjadi pula pada mana ataupun istilah lain. Ada tiga tafsiran mengenai musik klasik yang sering digunakan. a.
Pertama : Musik klasik adalah jenis musik terkenal yang dibuat atau diciptakan jauh dimasa lalu, tetapi disukai, dimainkan, dan diminati orang sepanjang masa sampai sekarang.
b.
Kedua
: Musik klasik ialah jenis musik yang lahir atau
diciptakan oleh komponis-komponis pada masa klasik, yaitu masa sekitar tahun 1750-1800. c.
Ketiga
: Musik klasik adalah jenis musik yang dibuat pada
masa sekarang, tetapi mengambil gaya corak, ataupun teknik yang terdapat pada musik klasik dari pengertian pertama dan kedua. 2.
Musik Jazz : Jenis musik yang dianggap lahir di New Orleans, Amerika Serikat, pada awal abad ini. Merupakan perpaduan antara teknik dan peralatan musik Eropa khususnya Prancis, dengan irama bangsa negro asal Afrika Barat, di perkebunan-perkebunan Kapas New Orleans Selatan.
3.
Musik Keroncong
:
Jenis musik dimana dalam musik ini
dipergunakan peralatan dan penandaan musik Barat, yang dimainkan dan dinyanyikan dengan gaya musik tradisi kita yang sudah ada sebelumnya. Misal : permainan alat penumbuk padi, kentingan, angklung, dan lain-lain.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
4.
Musik Populer
:
Jenis musik yang selalu memasukkan unsur-unsur
ataupun cara-cara yang sedang disukai, atau diharapkan akan disukai oleh pendengar dewasa ini. Tujuannya adalah memperoleh ledakan popularitas sebesar mungkin dan secepat mungkin. Walaupun dua atau tiga tahun kemudian tak ada lagi yang bisa mendengarkannya. Musik populer merupakan suatu bidang yang mempunyai perkembangan tersendiri. Sifatsifat perkembangannya itu kadang-kadang menuju kearah perkembangan artistik musikal; tapi yang masih mendapat simpati dari masyarakat banyak.
Meski disebut musik populer, dari pemain-pemainnya tetap diminta syarat-syarat musikalitas. Makin tinggi nilai musikalitasnya, makin baik. Pemain musik populer tidak begitu merasa ‘tegang’ seperti pemain musik seriosa. Yang dimaksud ‘tegang’ disini ialah suatu rasa tekanan atau ketegangan mental, yang disebabkan anatara lain adanya konsentrasi yang penuh agar dapat memainkan musiknya sebaik-baiknya (Sumaryo dalam Rachmawati, 2000:29). Akan tetapi, suatu gejala yang menggembirakan adalah kenyataan, bahwa ada beberapa orkes populer yang biasa disebut band, meskipun anggotaanggotanya berpakaian aneh-aneh, tapi cenderung untuk tetap menjaga selera artistik didalam menghidangkan permainannya. Itulah sebabnya mengapa ada yang menganggap perlunya membuat piringan hitam merupakan salah satu unsur penting untuk menambah penggarapan musikal dalam band-band populer. Karena pertunjukkan unsur-unsur yang non musikal seperti berpakaian yang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
aneh-aneh dan gerak-gerik yang ingin menarik perhatian publik hanyalah dekor belaka, yang secara organis tidak ada hubungannya dengan musik itu sendiri. Band musik populer, disingkat pop. Bentuknya berganti-ganti terus menurut jamannya. Kalau dalam tahun 1930-an yang dinamakan band populer itu berbentuk jazz atau orkes hawaian, pada waktu sekarang band yang populer sebagian besar alat-alatnya sendiri dari gitar elektris, lengkap dengan pengeras suaranya. (Rachmawati, 2000:30). Meskipun bentuk band populer berganti-ganti, prinsip permainannya tidak banyak yang berubah. Pemain yang penting dalam band-band populer harus kuat didalam hal improvisasi. Dalam arti, menghidangkan sebuah improvisasi bebas dalam batas-batas pola tertentu. Pola-pola tetap sama, yaitu perkembangan akor melodi asli dalam lagu tersebut. Pemain band populer sekarang pada umumnya terdiri dari yang paling sedikit empat orang pemain, yaitu seorang pemain gitar melodi, seorang pemain gitar yang memetik iringan harmoninya, seorang lagi sebagai pemain gitar bas, dan seorang lagi pemain drum. Pemain-pemain ini masih bisa ditambah lagi dengan pemain instrument yang lain, tergantung kebutuhan. Dari beberapa ciri musik populer diatas, maka penyanyi Ebiet G. Ade termasuk penyanyi yang memiliki ciri-ciri penyanyi musik populer, disingkat penyanyi musik populer karena melihat karakter lagu “Untuk Kita Renungkan” yang diciptakan sendiri oleh Ebiet G. Ade, karena mudah diterima dan disukai oleh masyarakat dan di dalam lagu tersebut mengandung makna pesan yang sangat bermanfaat bagi setiap kehidupan setiap manusia.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
2.1.6 Makna dan Pemaknaan Brown dalam Sobur (2001:255-256) mendefinisikan makna sebagai kecenderungan (disposisi) total untuk menggunakan atau bereaksi terhadap suatu bentuk bahasa. Terdapat banyak bentuk bahasa. Terdapat banyak komponen dalam makna yang dibangkitkan suatu kata atau kalimat. Namun kita terlebih dahulu harus membedakan pemaknaan secara lebih tajam tentang istilah-istilah yang nyaris berimpit antara apa yang disebut (1) terjemah (translation), (2) tafsir atau interpretasi, (3) ekstrapolasi dan makna atau meaning. Membuat terjemah adalah upaya mengemukakan materi atau substansi yang sama dengan media yang berbeda, media tersebut mungkin berupa bahasa yang satu ke bahasa yang lain, dari verbal ke gambar dan sebagainya. Pada penafsiran, kita tetap berpegang pada materi yang ada, dicari latar belakangnya, konteksnya, agar dapat dikemukakan konsep atau gagasannya lebih jelas. Ekstrapolasi lebih menekankan pada kemampuan daya pikir manusia untuk mengungkap hal dibalik yang tersajikan. Materi yang tersajikan dilihat tidak lebih dari tanda-tanda atau indikator pada sesuatu yang lebih jauh lagi. Memberikan makna merupakan upaya lebih jauh dari penafsiran dan mempunyai kesejajaran dengan ekstrapolasi. Pemaknaan lebih menuntut kemampuan integratif manusia, indrawinya, daya pikirnya dan akal budinya. Materi yang tersajikan seperti juga ekstrapolasi, dilihat tidak lebih dari tanda-tanda atau indikatornya bagi sesuatu yang lebih jauh. Di balik yang tersajikan bagi ekstrapolasi terbatas dalam artian empirik logik, sedangkan pada pemaknaan dapat pula menjangkau yang etik ataupun yang trasendental.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
Semantik adalah ilmu mengenai makna kata-kata, suatu definisi yang menurut S.I. Hayakawa dalam Mulyana (2001:257) tidaklah buruk bila orangorang tidak menganggap bahwa pencarian makna kata mulai dan berakhir dengan melihatnya dalam kamus. Makna dalam kamus tentu saja lebih bersifat kebahasaan (linguistik), yang punya banyak dimensi, simbol merujuk pada objek di dunia nyata, pemahaman adalah perasaan subyektif kita mengenai simbol itu dan referen adalah objek yang sebenarnya eksis di dunia nyata. Makna dapat pula digolongkan ke dalam makna konotatif. Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya (faktual) seperti yang kita temukan dalam kamus. Karena itu makna denotatif lebih bersifat publik. Sejumlah kata denotatif, namun banyak kata juga bermakna konotatif, lebih bersifat pribadi, yakni makna di luar rujukan objektifnya. Dengan kata lain, makna konotatif lebih bersifat subjektif dari pada makna denotatif.
2.1.7 Teori-Teori Makna Beberapa teori tentang makna dikembangkan oleh Alston (1964:11-26) dalam Sobur (2001:259) diantaranya adalah : 1.
Teori Acuan (Referential Theory) Teori acuan merupakan salah satu jenis teori makna yang mengenali atau mengidentifikasikan makna suatu ungkapan dengan apa yang diacunya atau dengan hubungan acuan.
2.
Teori Ideasional (The Ideational Theory)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
Teori Ideasional adalah suatu jenis teori makna yang mengenali atau mengidentifikasi
makna
ungkapan
dengan
gagasan-gagasan
yang
berhubungan dengan ungkapan tersebut. Dalam hal ini, teori ideasional menghubungkan makna atau ungkapan dengan suatu ide atau representasi psikis yang ditimbulkan kata atau ungkapan tersebut kepada kesadaran. Atau dengan kata lain, teori ideasional mengidentifikasikan makna E (expression atau ungkapan) dengan gagasan-gagasan atau ide-ide yang ditimbulkan E (expression). Jadi pada dasarnya teori ini meletakkan gagasan (ide) sebagai titik sentral yang menentukan makna suatu ungkapan. 3.
Teori Tingkah Laku (Behavioral Theory) Teori tingkah laku merupakan salah satu jenis teori makna mengenai makna suatu kata atau ungkapan bahasa dengan rangsangan-rangsangan (stimuli) yang menimbulkan ucapan tersebut. Teori ini menanggapi bahasa sebagai semacam kelakuan yang mengembalikannya pada teori stimulus dan respon. Makna menurut teori ini, merupakan rangsangan untuk menumbuhkan perilaku tertentu sebagai respons kepada rangsangan itu tadi.
Penelitian ini dapat dikatakan berlandaskan pada teori ideasional. Hal ini tersebut dapat dilihat dari adanya ide atau gagasan yang datang dari pencipta lagu berdasarkan cerita nyata dari teman yang menjadi inspirasi dalam menciptakan sebuah karya lagu. Melalui cerita tersebut, pencipta lagu berusaha
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
mengungkapkan ide atau gagasan tersebut ke dalam sebuah ungkapan (expression) yang dituangkan dalam lirik-lirik lagu yang penuh makna. Berlandaskan teori idensional, peneliti berusaha untuk melakukan pemaknaan terhadap lirik lagu “Untuk Kita renungkan”.
2.1.8 Teori Semiotik Saussure Semiotik adalah ilmu tanda; istilah tersebut berasal dari Yunani Semeion yang berarti “tanda”. Tanda terdapat dimana-mana : kata adalah tanda, demikian pula gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera dan sebagainya. Bidang kajian semiotik adalah mempelajari fungsi tanda dalam teks, yaitu bagaimana memahami sistem tanda yang ada dalam tanda teks yang berperan membimbing pembacanya agar bisa menangkap pesan yang terkandung di dalamnya (Komaruddin Hidayat dalam Sobur, 2001:106). Pokok kajian Saussure tentang bahasa berbeda jauh dengan pendekatan para filolog abad ke 19. Bukannya mengkaji linguistik secara historisberdasarkan garis diakronik, yaitu kajian yang melihat perubahan pada bahasa dalam satu kurun waktu tertentu – Saussure justru mengembangkan linguistik sinkronik. Dia mempresentasikan analisis bahasa secara umu, sebuah kajian tentang prasyarat keberadaan dari sembarang bahasa. Saussure mendefinisikan tanda linguistik sebagai entitas dua sisi (dyad). Sisi pertama disebutnya dengan petanda (signifier). Penanda adalah aspek material dari sebuah tanda, sebagaimana kita menangkap bunyi saat orang berbicara. Bunyi ini muncul dari getaran pita suara (yang tentu saja bersifat material). Wilayah perhatian Saussure
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
hanya meliputi tanda linguistik. Dalam hal ini dia mengikuti tradisi teorisasi tanda-tanda “konvensional”. Sisi kedua dari tanda yaitu sisi yang diwakili secara material oleh penanda adalah apa yang disebut Saussure sebagai penanda (signified). Penanda merupakan konsep mental dari penanda tersebut. Kesatuan antara penanda dan petanda membawa Saussure untuk menawarkan diagram berikut :
Sign
Composed of Signification Signifier (physical plus existence Of the sign)
Signified (mental concept)
External reality of meaning
Gambar 2.2. Diagram Semiotik Saussure (1990:44)
Saussure menyebut signifier sebagai bunyi atau coretan bermakna (konsep material), artinya apa yang dapat dikatakan, ditulis atau dibaca. Signified adalah gambaran mental, yakni pikiran atau konsep aspek mental dari bahasa. Hubungan antara keberadaan fisik tanda dan konsep mental tersebut dinamakan signification. Dengan kata lain signification adalah upaya dalam memberi makna terhadap dunia (Fiske, 1990 : 44). Tegasnya, Saussure meyakini bahwa proses komunikasi melalui bahas juga melibatkan pemindahan isi kepala : tanda-tanda membentuk kode atau
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
sirkuit yang menghubungkan dua individu agar membuka isi kepala masingmasing. Selain itu Saussure juga meletakkan dasar perbedaan antara langue dan parole sebagai dua pendekatan linguistik (Sobur, 2001:111). Langue adalah sistem pembendaan diantara tanda-tanda. Dapat dibayangkan sebagai sebuah lemari yang menyimpan semua kemungkinan tanda yang dapat digunakan oleh semua masyarakat. Kita dapat mengambil tanda-tanda tersebut, satu demi satu untuk mengostruksi sebuah parole (ekspresi kebahasaan, wicara) tertentu. Ciri dasar lain langue adalah terdapat dua bentuk di dalam hubungan dan perbedaan antara unsur-unsur bahasa berdasarkan kegiatan mental manusia. Di satu sisi dalam suatu wacana, kata-kata bersatu demi suatu kesinambungan tetentu yang ditunjang oleh keluasan. Hubungan demikian disebut sintagma (kumpulan tanda yang berurut secara logis). Dalam suatu sintagma suatu istilah kehilangan valensinya karena istilah itu dipertentangkan dengan istilah lain yang mendahului dan mengikutinya atau dengan kesamaan berasosiasi dalam ingatan yang membentuk kelompok-kelompok tempat berbagai hubungan berkuasa. Hubungan ini disebut oleh Saussure sebagai hubungan asosiatif atau paradigmatik. Dalam hal ini peneliti tidak menggunakan metode semiotik Pierce karena peneliti tidak banyak menemukan (hampir tidak ada) simbol-simbol dalam lirik lagu yang diteliti, namun menggunakan metode semiotik Saussure dengan melihat sistem hubungan penanda dan pertanda melalui tanda-tanda tulisan berupa teks lirik yang berbentuk kata dan rangkaiannya dalam kalimat.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
2.1.9 Signifier dan Signified Pada dasarnya apa yang disebut signifier dan signified tersebut adalah produk kultural. Hubungan diantara keduanya bersifat arbiter (manasuka) dan hanya berdasarkan konvensi, kesepakatan atau peraturan dari kultur pemakai bahasa tersebut. Hubungan antara signifier dan signified tidak bisa dijelaskan dengan
nalar
apapun,
pilihan bunyi-bunyinya
maupun pilihan untuk
mengkaitkan rangkaian bunyi tersebut dengan tanda atau konsep yang dimaksud, karena hubungan yang terjadi antara signifier dan signified bersifat arbiter, maka makna signifier harus dipelajari yang berarti ada struktur pasti atau kode yang membantu menafsirkan makna. Sifat arbiter antara signifier dan signified serta kaitan antara kedua komponen ini menarik bila dikaitkan dengan kekuasaan. Maksudnya, bagaimana kekuasaan atau pihak yang memegang kekuasaan dapat menentukan signified mana yang boleh dikaitkan dengan signifier. Hal ini bisa terjadi dalam sebuah kekuasaan. Maksudnya bagaimana kekuasaan atau pihak yang memegang kekuasaan dapat menentukan signified mana yang boleh dikaitkan dengan signifier. Hal ini bisa terjadi dalam sebuah kekuasaan yang bersifat otoriter dimana signifier tertentu hanya bisa diberi makna oleh pihak penguasa dan signified alternatif atau “tandingan” tidak diberi tempat. Ketika bahasa berupaya mendefinisikan realitas, ada bahaya bahwa bahasa sendiri tereduksi menjadi suatu rangkaian signifier belaka tanpa referensi langsung terhadap yang ditandakan (signified). Suatu pengertian atau definisi tentang sesuatu tinggal definisi belaka. Akibatnya bahasa menjadi “kosong”
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
sebab bahasa tampak sebagai rangkaian perumusanyang tersimpan dalam kamus atau memori saja. Hubungan antara signifier dan signified ini yaitu : (Kurniawan, 2001 : 30) 1.
Signifier atau penanda adalah bunyi yang bermakna (aspek material), yakni apa yang dikatakan dan apa yang ditulis atau dibaca.
2.
Signified atau petanda adalah gambaran mental, yakni pikiran atau konsep (aspek mental) dari bahasa.
Bahasa dimata Saussure seperti kerja musik, baginya bahasa adalah keutuhan yang terdiri sendiri. Pendekaatan inilah yang disebut-sebut sebagai “Ilmu Linguistik Struktural”, pada perkembangan selanjutnya, pemahaman struktural demikian menjadi dasar pemikiran postmodernisme yang diwariskan Saussure. (Sobur, 2004 : 44). Dua hal yang menjadi strukturalisme sebagai gerakan otonomi adalah pandangan, dimana cara berpikir tentang dunia dikaitkan dengan persepsi dan deskripsi struktur, pada hakikatnya dunia lebih tersusun dari hubunganhubungan dari pada benda itu sendiri (Hawks dalam Kusumaningrum, 2005 : 33). Strukturalisme memasukkan gejala, kegiatan atau hasil kehidupan (termasuk lirik lagu) ke dalam suatu kemasyarakatan atau sistem makna yang terdiri dari struktur yang mandiri dan tentu dalam antar hubungan. Pengkajian kerja bahasa berdasarkan strukuralisme dinamik merupakan pengkajian semiotik. Artinya kerja bahasa dipertimbangkan sebagai sistem tanda dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
mempunyai dua fungsi, yang pertama adalah otonom, yaitu tidak menunjuk luar dirinya. Yang kedua, bersifat informasi yaitu menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan, sehingga sebagai sebuah struktur kerja bahasa dalam semiotik selalu dinamis (Sayuti dalam Kusumaningrum, 2003 : 651). Adapun lima pandangan Saussure yang menjadi peletak dasar dari strukturalisme, yaitu : 1.
Signifier (penanda) dan Signified (petanda)
2.
Form (bentuk) dalam Content (isi)
3.
Language dan Parole (tuturan atau ujaran)
4.
Synchronic (sinkronik) dan Diachronic (diakronik)
5.
Syntagmatic (sintagmatig) dan Associative (paradigmatig)
Saussure juga meletakkan dasar perbedaan anatar langue dan parole sebagai dua pendekatan linguistic. Dalam pengertian umum langue adalah abstraksi dan artikulasi bahasa pada tingkat individu (Hidayat dalam Sobur, 2004 : 50). Langue sebagai totalitas dari kumpulan fakta dan bahasa. Dalam konsep Saussure, langue dimaksudkan bahasa sejauh merupakan titik milik bersama dari suatu golongan tertentu. Akibatnya, langue melebihi semua individu yang berbicara bahasa itu, seperti juga sebuah simfoni tidak sama dibawakan dalam sebuah konser oleh orkestra tertentu.(Sobur, 2004 : 49-50) Sedangkan Parole adalah living speech, yaitu bahasa yang hidup atau bahasa yang sebagaimana terlihat penggunaannya. Parole lebih mempehatikan faktor pribadi pengguna bahasa. Kedua unit dasr langue adalah kata, maka unit parole adalah kalimat. (Sobur, 2004 : 51)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
Synchronic dan Diachronic, studi sinkronik sebuah bahasa adalah deskripsi tentang keadaan tertentu bahasa tersebut. Sedangkan diakronik adalah menelusuri waktu, jadi studi diakronik atas bahasa tertentu adalah deskripsi tentang perkembangan sejarah. (Sobur, 2004 : 53) Yang cukup penting dalam upaya menangkap hal pokok pada teori Saussure adalah prinsip yang mengatakan bahasa itu adalah suatu sistem tanda, dan setiap tanda itu tersusun atas dua bagian, yakni signifier (penanda) dan signified (petanda). Menurut Saussure, bahasa itu merupakan suatu sistem tanda (sign). Suara-suara baik suara manusia, binatang atau bunyi-bunyian semua dapat dikatakan sebagai bahasa
apabila
itu
semua
mengekspresikan,
menyampaikan ide-ide, pengertian-pengertian tertentu. (Sobur, 2003:46). Tanda adalah suatu kesatuan dari suatu bentuk petanda dan penanda dengan kata lain, penanda adalah “bunyi yang bermakna” atau petanda “coretan yang bermakna”. Jadi penanda aspek material dari bahasa apa yang dikatakan, apa yang didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Petanda sendiri adalah gambaran mental, pikiran, konsep. Jadi petanda adalah aspek mental dari bahasa yang kongkrit, kedua unsur tidak dapat dilepaskan. Tanda bahasa selalu mempunyai dua segi : penanda atau petanda : signifier atau signified. Suatu penanda tanpa petanda tidak akan berarti apa-apa dan karena itu tidak merupakan tanda. Sebaliknya, suatu petanda tidak mungkin disampaikan atau ditangkap lepas dari penanda, petanda atau yang ditandakan itu termasuk tanda sendiri dan dengan demikian merupakan suatu faktor linguistik. “Petanda atau
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
30
penanda merupakan suatu kesatuan, seperti dua sisi dari sehelai kertas”, kata Saussure. Jadi, meskipun antara penanda tampak sebagai entitas yang terpisahpisah, namun keduanya hanya ada sebagai komponen. Tandalah yang merupakan fakta dasar bahasa. Maka itu setiap upaya untuk memaparkan teori Saussure mengenai bahasa, pertama-tama harus membicarakan pandangan Saussure mengenai hakikat tanda tersebut. Setiap tanda keabsahan, menurut Saussure pada dasarnya menyatukan sebuah konsep dan suatu citra suara (sound image, bukan menyatakan suatu sebagai nama. Dua konsep signifier atau signified tidak dapat dipisahkan, memisahkan berarti hanya menghancurkan “kata” tersebut.
2.1.10 Langue dan Parole Saussure membedakan tiga istilah dalam bahasa Perancis : langange, langue, (sistem bahasa) dan parole (kegiatan ujaran). Langue adalah suatu kemampuan berbahasa yang ada pada setiap manusia yang sifatnya pembawaan, namun pembawaan ini mesti dikembangkan dengan lingkungan dan stimulus yang menunjang. Singkatnya langue adalah bahasa pada umumnya. Dalam pengertian umum, langue adalah abstraksi dan artikulasi bahasa pada tingkat sosial budaya, sedangkan parole merupakan bahasa pada tingkat individu menyebut langue melebihi semua individu yang berbicara bahas itu, seperti juga sebuah simfoni tidak sama dengan dibawakannya dalam sebuah konser orkes tertentu (dengan segala kekurangan umpannya).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
31
Dengan mendefinisikan langue dan parole. Saussure membedakan antara bahasa dan bagaimana itu digunakan dan karena itu memungkinkan kedua hal yang sangat berbeda untuk dipelajari sebagai entitas yang terpisah. Sebagai seorang strukturalis, Saussure lebih tertarik pada langue dan parole. Itu adalah sistem yang dapat diciptakan makna yang menarik dari pada kejadian individual penggunaannya.
2.2 Kerangka Berpikir Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda-beda memaknai suatu peristiwa atau obyek. Hal ini dikarenakan latar belakang pengalaman (field of experience) dan pengetahuan (frame of reference) yang berbeda-beda pada setiap individu tersebut. Dalam menciptakan sebuah pesan komunikasi, dalam hal ini pesan disampaikan dalam bentuk lagu, maka pencipta lagu juga tidak terlepas dari dua hal diatas. Begitu juga peneliti dalam memaknai tanda dan lambang yang ada dalam obyek, juga berdasarkan pengalaman dan pengetahuan peneliti. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pemaknaan terhadap tanda dan lambang berbentuk tulisan pada lirik lagu “Untuk Kita Renungkan” dengan menggunakan metode semiotik Saussure, sehingga akhirnya dapat diperoleh hasil dari interpretasi data mengenai makna lirik lagu tersebut. Pada penelitian ini peneliti tidak menggunakan metode semiotik Pierce karena dalam lirik lagu “Untuk Kita Renungkan” kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang lugas atau kalimat langsung sehingga peneliti tidak banyak
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
32
menemukan adanya simbol-simbol yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan analisis. Oleh karena itu peneliti menggunakan semiotik Saussure dengan menitikberatkan pada hubungan penanda dan petanda yang ada pada lirik lagu tersebut. Dari data-data berupa lirik lagu “Untuk Kita Renungkan”, kata-kata dan rangkaian kata dalam kalimat lirik lagu tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metode semiotik Saussure (menitikberatkan pada aspek material (penanda) dan aspek mental (petanda) yang pada akhirnya diperoleh signifikasi / hingga menghasilkan suatu interpretasi sebagaimana digambarkan dalam lirik lagu “Untuk Kita Renungkan” tersebut.
Berikut gambar kerangka berpikir dari penelitian ini adalah :
Lirik Lagu “ Untu Kita Renungkan “ oleh Ebiet G. Ade
Semiotik Saussure : 1. Signifier atau penanda adalah kata, frase, kalimat dalam lirik lagu “Untuk Kita Renungkan” oleh Ebiet G. Ade 2. Signified atau petanda adalah makna yang terkandung pada kata, frase, kalimat dalam lirik lagu “Untuk Kita Renungkan” oleh Ebiet G. Ade
Pemaknaan Lirik lagu “Untuk Kita Renungkan” oleh Ebiet G. Ade. Analisis dan Kesimpulan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Dengan data yang digunakan adalah data kualitatif (data yang tidak terdiri atas angka-angka), melainkan berupa pesan - pesan verbal (tulisan) yang terdapat dalam lirik lagu ”Untuk Kita Renungkan” oleh Ebiet G.Ade. Data-data kualitatif tersebut berusaha
diinterpretasikan
dengan
rujukan, acuan, atau referensi-referensi
secara ilmiah. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode kualitatif, metode ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakiki peneliti dan juga yang diteliti. Dan yang ketiga, metode ini lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman bersama terhadap pola-pola yang dihadapi. (Meleong, 2002:5) Menurut Bogdan dan Taylor dalam Meleong (2002 : 4) menggunakan metode kualitatif sebagai berikut : ”Metode kualitatif merupakan presedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata - kata tertulis atau lisan dari orang - orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada individu secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi memandangnya sebagai kebutuhan ”.
33 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
34
Lirik adalah teks atau syair yang ada dalam lagu. Sementara lagu adalah perpaduan antara lirik lagu atau syair, melodi, dan irama. Menurut Soeharto (1991:104) lirik lagu adalah rangkaian teks yang ada dalam rangkaian nada, sengaja disusun untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan, dengan cara-cara yang berlaku umum. Dalam penelitian ini, lirik lagu dalam album “Gamelan” yang termasuk dalam musik populer (musik pop) yaitu lirik lagu “Untuk Kita Renungkan”.
3.2. Unit Analisis dan Corpus 3.2.1. Unit Analisis Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanda tanda berupa tulisan, yaitu terdiri atas kata - kata yang membentuk kalimat yang ada pada lirik lagu ” Untuk Kita Renungkan ”.
3.2.2. Corpus Corpus adalah sekumpulan bahan yang terbatas, yang ditentukan pada perkembangannya heterogen mungkin
oleh
analisis
dengan
semacam
kesemenaan, bersifat
(Kurniawan, 2001:70). Sifat homogen ini diperlihatkan
untuk memberi harapan yang beralasan bahwa unsur-unsurnya dapat dianalisis, corpus itu bersifat terbuka pada konteks yang beraneka ragam, sehingga memungkinkan untuk memahami banyak aspek dari sebuah teks yang tidak dapat ditangkap atas dasar suatu analisis yang bertolak dari unsur tertentu yang terpisah dan berdiri sendiri dari teks yang bersangkutan. Kelebihannya adalah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
35
bahwa dalam mendekati teks kita tidak diketahui oleh para anggapan atau interpretasi tertentu sebelumnya. Corpus dalam kata lain dari sample bertujuan yang antara lain digunakan untuk analisis semiotika. Corpus pada penelitian ini adalah lirik lagu dengan judul “Untuk Kita Renungkan” yang diambil dari salah satu album milik penyanyi Ebiet G. Ade yaitu “Gamelan”. Alasan peneliti memilih
lagu
”Untuk Kita Renungkan”
sebagai
korpus adalah dikarenakan dalam lagu tersebut dalam liriknya terdapat ungkapan mari hanya tunduk sujud padanya ditujukan untuk merenungkan diri yang telah kita pahami terhadap pendengar lagunya. Berikut ini adalah lirik lagu ”Untuk Kita Renungkan” yang mewakili konsep untuk merenungkan diri yang berbeda didalam penelitian ini :
“Untuk Kita Renungkan”
Kita Mesti Telanjang dan Benar-Benar Bersih Suci Lahir dan Didalam Batin Tengoklah ke Dalam Sebelum Bicara Singkirkan Debu Yang Masih Melekat (2x) Anugerah dan Bencana Adalah KehendakNya Kita Mesti Tabah Menjalani Hanya Cambuk Kecil Agar Kita Sadar Adalah Dia Diatas Segalanya (2x) Anak Menjerit-Jerit, Asap Panas Membakar Lahar dan Badai Menyapu Bersih
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
36
Ini Bukan Hukuman, Hanya Satu Isyarat Bahwa Kita Mesti Banyak Berbenah Memang, Bila Kita Kaji Lebih Jauh Dalam Kekalutan, Masih Banyak Tangan Yang Tega Berbuat Nista... Oh Tuhan Pasti Telah Memperhitungkan Amal dan Dosa Yang Kita Perbuat Kemanakah Lagi Kita-kan Sembunyi Hanya KepadaNya Kita Kembali Tak Ada Yang Bakal Bisa Menjawab Mari, Hanya Tunduk Sujud PadaNya Kita Mesti Berjuang Memerangi Diri Bercermin dan Banyaklah Bercermin Tuhan Ada Disini Didalam Jiwa Ini Berusahalah Agar Dia Tersenyum... Oh Berubahlah Agar Dia Tersenyum
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diambil langsung dari lirik lagu “Untuk Kita Renungkan” yang diciptakan oleh Ebiet G. Ade.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
37
3.3.2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah lagu “Untuk Kita Renungkan” yang diambil dari album Gamelan dari penyanyi Ebiet G. Ade.
3.3.3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan untuk memperoleh data yang teoritis yang ada hubungannya dengan permasalahan yang dikemukakan guna mendapatkan data teoritis untuk pemecahan masalah.
3.4 Metode Analisis Data Pemaknaan terhadap lirik lagu ini menggunakan metode semiotik Saussure, yaitu menghubungkan antara signifier dan signified atau penandaan dan penanda dan petanda dengan melihat kata-kata dan rangkaian kata yang membentuk kalimat dalam lirik lagu tersebut sehingga dapat diperoleh interpretasi data yang benar-benar kualitas. Alasan peneliti menggunakan semiotik Saussure dikarenakan teori ini mencakup makna yang mengarah pada kalimat langsung yang terdapat dalam lirik lagu Untuk Kita Renungkan. Sehingga memudahkan peneliti untuk mengetahui antara penanda dan petanda yang setiap kata mengandung makna yang di dalamnya terdapat kata dan frasa kalimat. Signifier atau penanda adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna (aspek material), yakni apa yang dikatakan, apa yang ditulis atau
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
38
dibaca. Sementara signified atau petanda adalah gambaran mental, yakni pikiran atau konsep (aspek mental) dari bahasa (Kurniawan, 2001:30). Saussure mendefinisikan bahwa sebagai suatu sistem tanda (sign) dan setiap tanda itu tersusun dari dua bagian yaitu signifier (penanda) dan signified (petanda). Signifier atau penanda adalah bunyi yang bermakna (aspek material), yakni apa yang dikatakan dan apa yang dituli atau dibaca sedangkan petanda adalah gambaran mental. Apabila penanda dan petanda ini digabungkan akan menghasilkan suatu konsep makna yang sebenarnya. Gabungan antara kedua unsur tersebut menghasilkan suatu pemahaman yang dinamakan Signification. Dengan kata lain signification adalah upaya untuk memberikan makna. Contoh signifier, dalam lagu “Untuk Kita Renungkan” terdapat lirik : “Memang bila kita kaji lebih jauh dalam kekalutan masih banyak tangan yang tega berbuat nista Tuhan pasti telah memperhitungkan amal dan dosa yang telah kita perbuat kemanakah lagi kita kan sembunyi hanya kepadaNya kita kembali tak ada yang bakal bisa menjawab mari hanya tunduk sujud padaNya, kita mesti berjuang memerangi diri bercermin dan banyaklah bercermin Tuhan ada di sini di dalam jiwa ini berusahalah agar dia tersenyum berubahlah agar dia tersenyum”. Dari lirik lagu ini diperoleh konsep mental (signified) sebagai berikut, sepintas muncul kata-kata cambuk yang bermakna sebagai teguran dari sang pencipta Allah SWT ditujukan untuk semua bangsa Indonesia agar mau bertaubat. Namun, jika dipahami lebih jauh terdapat perasaan haru dan merinding dalam lirik lagu “Untuk Kita Renungkan” yang menyangkut kehidupan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Penyanyi Ebiet G. Ade Ebiet G. Ade lahir di Banjarnegara, Jawa Tengah, 21 April 1954 umur 55 tahun adalah seorang penyanyi dan penulis lagu berkewarganegaraan Indonesia. Ebiet dikenal dengan lagu-lagunya yang bertemakan alam dan duka derita kelompok tersisih. Lewat lagu-lagunya yang ber-genre balada, pada awal karirnya, ia ‘memotret’ suasana kehidupan Indonesia di akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Tema lagunya beragam, tidak hanya tentang cinta, tetapi ada juga lagu-lagu bertemakan alam, sosial-politik, bencana, religius, keluarga dll. Sentuhan musiknya sempat mendorong pembaruan pada dunia musik pop Indonesia. Semua lagu ditulisnya sendiri, ia tidak pernah menyanyikan lagu yang diciptakan orang lain, kecuali lagu Mengarungi Keberkahan Tuhan yang ditulis bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Terlahir dengan nama Abid Ghoffar bin Aboe Dja’far di Wanadadi, Banjarnegara merupakan anak termuda dari 6 bersaudara, anak Aboe Dja’far, seorang PNS, dan Saodah, seorang pedagang kain. Dulu ia memendam anyak cita-cita, seperti insinyur, dokter, pelukis. Semuanya melenceng, Ebiet malah jadi penyanyi kendati ia lebih suka disebut penyair karena latar belakangnya di dunia seni yang berawal dari kepenyairan.
39 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
40
Setelah lulus SD, Ebiet masuk PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) Banjarnegara. Sayangnya ia tidak betah sehingga pindah ke Yogyakarta. Sekolah di SMP Muhammadiyah 3 dan melanjutkan ke SMA Muhammadiyah 1. Di sana ia aktif di PII (pelajar Islam Indonesia). Namun, ia tidak dapat melanjutkan kuliah ke Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada karena ketiadaan biaya. Ia lebih memilih bergabung dengan grup vokal ketika ayahnya yang pensiunan memberinya opsi: Ebiet masuk FE UGM atau kakaknya yang baru ujian lulus jadi sarjana di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Nama Ebiet di dapatnya dari pengalamannya kursus bahasa Inggris semasa SMA. Gurunya orang asing, biasa memanggilnya Ebiet, mungkin karena mereka mengucapkan A menjadi E. Terinspirasi dari tulisan Ebiet di bagian punggung kaos merahnya, lama-lama ia lebih sering dipanggil Ebiet oleh temantemannya. Nama ayahnya digunakan sebagai nama belakang, disingkat AD, kemudian ditulis Ade, sesuai bunyi penyebutannya, Ebiet G. Ade. Kalau dipanjangkan, ditulis sebagai Ebiet Ghoffar Aboe Dja’far. Sering keluyuran tidak karuan, dulu Ebiet akrab dengan lingkungan seniman muda Yogyakarta pada tahun 1971. Tampaknya, lingkungan inilah yang membentuk persiapan Ebiet untuk mengorbit. Motivasi terbesar yang membangkitkan kreativitas penciptaan karya-karyanya adalah ketika bersahabat dengan Emha Ainun Nadjib (penyair), Eko Tunas (cerpenis), dan E.H. Kartanegara (penulis). Malioboro menjadi semacam rumah bagi Ebiet ketika kiprah kepenyairannya diolah, karena pada masa itu banyak seniman yang berkumpul di sana.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
41
Meski bisa membuat puisi, ia mengaku tidak bisa apabila diminta sekedar mendeklamasikan puisi. Dari ketidakmampuannya membaca puisi secara langsung itu, Ebiet mencari cara agar tetap bisa membaca puisi dengan cara yang lain, tanpa harus berdeklamasi. Caranya, dengan menggunakan musik. Musikalisasi puisi, begitu istilah yang digunakan dalam lingkungan kepenyairan, seperti yang banyak dilakukannya pada puisi-puisi Sapardi Djoko Damono. Beberapa puisi Enha bahkan sering dilantunkan Ebiet dengan petikan gitarnya. Walaupun begitu, ketika masuk dapur rekaman, tidak sebiji pun syair Emha yang ikut dinyanyikan. Hal itu terjadi karena ia pernah diledek teman-temannya agar membuat lagu dari puisinya sendiri. Pacuan semangat diri teman-temannya ini melecut Ebiet untuk melagukan puisi-puisinya. Ebiet pertama kali belajar gitar dari kakaknya, Ahmad Mukhodam, lalu belajar gitar di Yogyakarta dengan Kusbini. Semula ia hanya menyanyi dengan menggelar pentas seni di Senisono, Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta dan juga di Jawa Tengah, memusikalisasikan puisi-puisi karya Emily Dickinson, Nobody, dan mendapat tanggapan positif dari pemirsanya. Walau begitu ia masih menganggap kegiatannya ini sebagai hobi belaka. Namun atas dorongan para sahabat dekatnya dari PSK (Persada Studi Klub yang didirikan oleh Umbu Landu Paranggi) dan juga temannya satu kos, akhirnya Ebiet bersedia juga maju ke dunia belantika musik Nusantara. Setelah berkali-kali ditolak diberbagai perusahaan rekam, akhirnya ia diterima di Jackson Record pada tahun 1979. Jika semula Ebiet enggan meninggalkan pondokannya yang tidak jauh dari pondok keraton, maka fakta telah menunjuk jalan lurus baginya ke Jakarta.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
42
Ia melalui rekaman demi rekaman dengan sukses. Sempat juga ia melakukan rekaman di Filipina untuk mencapai hasil yang lebih baik, yakni album Camelia III. Tetapi, ia menolak merekam lagu-lagunya dalam bahasa Jepang, ketika ia mendapat kesempatan tampil di depan publik di sana. Pernah juga ia melakukan rekaman di Capitol Records, Amerika Serikat, untuk album ke-8-nya Zaman. Ia menyertakan Addie M.S. dan Dodo Zakaria sebagai rekan yang membantu musiknya. Lagu-lagunya menjadi trend baru dalam khasana musik pop Indonesia. Tak heran, Ebiet sempat merajai dunia pop Indonesia di kisaran tahun 19791983. Sekitar 7 tahun ebiet mengerjakan rekaman di Jackson Record. Pada tahun 1986, perusahaan rekam yang melambungkan namanya itu tutup dan Ebiet terpaksa keluar. Ia sempat mendirikan perusahaan rekam sendiri EGA Records, yang memproduksi 3 album, Menjaring Matahari, Sketsa Rembulan Emas, dan Seraut Wajah. Sayang, pada tahun 1990, Ebiet yang “gelisah” dengan Indonesia, akhirnya memilih “bertapa” dari hingar bingar industri musik dan memilih berdiri di pinggiran saja. Baru pada tahun 1995, ia mengeluarkan album KupuKupu Kertas (didukung oleh Ian Antono, Billy J. Budiarjo (alm), Purwacaraka, dan Erwin Gutawa) dan Cinta Sebening Embun (didukung oleh Adi Adrian dan Kla Project). Pada tahun 1996 ia mengeluarkan album Aku Ingin Pulang (didukung oleh Purwacaraka dan Embong Rahardjo). Dua tahun berikutnya ia mengeluarkan album Bahasa Langit, yang didukung oleh andi Rianto, erwin
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
43
Gutawa dan Tohpati. Setelah album itu, Ebiet mulai lagi menyepi selama 5 tahun ke depan. Ebiet adalah salah satu penyanyi yang mendukug album Kita Untuk mereka, sebuah album yang dikeluarkan berkaitan dengan terjadinya tsunami 2004, bersama dengan 57 musisi lainnya. Ia memang seorang penyanyi spesialis tragedi, terbukti lagu-lagunya sering menjadi tema bencana. Pada tahun 2007, ia mengeluarkan album baru berjudul In Love: 25th Anniversary (didukung oleh Anto Hoed), setelah 5 tahun absen rekaman. Album itu sendiri adalah peringatan buat ulang tahun pernikahan ke-25-nya, bersama pula 13 lagu lain yang masih dalam aransemen lama. Kemunculan kembali Ebiet pada 28 September 2008 dalam acara Zona 80 di Metro TV cukup menjadi obat bagi para penggemarnya. Dengan dihadiri para sahabat di antaranya Eko Tunas, Ebiet G. Ade membawakan lagu lama yang pernah popular pada dekade 80-an. Menikah dengan Koespudji Rahayu Sugianto (atau lebih dikenal sebagai Yayuk Sugianto, kakak penyanyi Iis Sugianto) pada tanggal 4 Februari 1982, ia dikaruniai 4 anak, 3 laki-laki dan 1 perempuan: • Abietyasakti “Abie” Ksatria Kinasih (lahir 8 Desember 1982) • Aderaprabu “Dera” Lantip Trengginas (lahir 6 januari 1986) • Byatriasa “Yayas” Pakarti Linuwih (Lahir 6 April 1987) • Segara “Dega” Banyu Bening (lahir 11 Desember 1989)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
44
Mereka bertempat tinggal di kawasan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Anak sulung Ebiet, Abie juga memiliki bakat musik, dan sering mewakili Ebiet dalam mengecek sound system menjelang ayahnya manggung. Ebiet juga seorang penggemar golf, namun sejak terjadinya bencana tsunami 2004, ia tidak pernah lagi main golf.
4.1.2. Diskografi Tidak seluruh album yang dikeluarkan Ebiet G. Ade berisi lagu baru. Pada tahun-tahun terakhir, ia sering mengeluarkan rilis ulang lagu-lagu lamanya, baik dengan aransemen asli maupun dengan aransemen ulang. Dan pada tahuntahun terakhir Ebiet banyak memilih berkolaborasi dengan musisi-musisi berbakat. Jumlah album kompilasinya yang dikeluarkan melebihi album studionya. Sejauh ini terdapat sedikitnya 25 album kompilasinya yang diterbitkan oleh berbagai perusahaan rekam.
4.1.3. Album Studio • Camellia I (1979) • Camellia II (1979) • Camellia III (1980) • Camellia IV (1980) • Langkah berikutnya (1982) • Tokoh-Tokoh (1982) • 1984 (1984)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
45
• Zaman (1985) • Isyu! (1986) • Menjaring Matahari (1987) • Sketsea Rembulan Emas (1988) • Seraut Wajah (1990) • Kupu-Kupu Kertas (1995) • Cinta Sebening Embun (1995) • Aku Ingin Pulang (1995) • Gamelan (1998) • Balada Sinetron Cinta (2000) • Bahasa langit (2001) • In Love : 25th Anniversary ( 2007) • Masih Ada Waktu (2008) • Tembang Country 2 (2009)
4.1.4. Kompilasi • Lagu-Lagu Terbaik I Ebiet G. Ade (1987) • Lagu-Lagu Terbaik II Ebiet G. Ade (1987) • Lagu-Lagu Terbaik III Ebiet G. Ade (1987) • Lagu-Lagu Terbaik IV Ebiet G. Ade (1987) • 20 Lagu Terpopuler Ebiet G. Ade ( 1988) • Perjalanan Vol. I (1988) • Perjalanan Vol. II (1988)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
46
• Seleksi Album Emas (1990) • Seleksi Album Emas II (1990) • 16 lagu Puisi Cinta Ebiet G. Ade (1995) • Kumpulan Lagu-Lagu Religius (1996) • Hidupku MilikMu – Kumpulan Lagu-Lagu Religius Vol. II (1996) • 21 Tembang Puisi Dan Kehidupan (1996) • 20 Lagu Terpopuler (1997) • Lagu-Lagu Terbaik (1997) • Renungan Reformasi (1997) • 16 Koleksi Terlengkap Ebiet G. Ade (1997) • 12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade (1979-1986; 1997) • 12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade Volume II (1979-1986; 1997) • Ilham Seni (1998) • Best Of The Best (1999) • Akustik (2001) • Balada Country (2002) • M. Nasir vs Ebiet G. Ade – Penyair Nusantara (2002) • Nyanyian Cinta (2003) • Tembang Renungan Hati (2003) • Tembang Slow (2004) • Kumpulan Lagu-Lagu Terbaik (2004) • 22 Lagu Hits Sepanjang Masa (2005)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
47
• Yogyakarta (2006) • Tembang Cantik (2006) 4.1.5. Lagu dari Album lain • Untuk Anakku Tercinta (1983) • Surat Dari Desa (1987) dalam Album Lomba Cipta Lagu Pembangunan 1987. • Berita Kepada Kawan (1995; versi duet dengan M. Nasir) • Mengarungi keberkahan Tuhan (2007; ditulis bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono)
4.1.6. Penghargaan Ebiet G. Ade telah menerima sejumlah penghargaan, antara lain : • 18 Golden dan Platinum record dari Jackson record dan label lainnya dari album Camellia I hingga Isyu! • Biduan Pop Kesayangan PUSPEN ABRI (1979-1984) • Pencipta Lagu Kesayangan Angket Musica Indonesia (1980-1985) • Penghargaan diskotek Indonesia (1981) • 10 Lagu Terbaik ASIRI (1980-1981) • Penghargaan Lomba cipta Lagu Pembangunan (1987) • Penyanyi Kesayangan Siaran Radio ABRI (1989-1992) • BASF Award (1984-1988) • Penyanyi Solo dan Balada terbaik Anugerah Musik Indonesia (1997) • Lagu Terbaik AMI Sharp Award (2000)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
48
• Planet Musik Award dari Singapura (2002) • Penghargaan lingkungan (2005) • Duta Lingkungan Hidup (2006) • Penghargaan Peduli Award Forum Indonesia Muda (2006) • Sejumlah penghargaan dari berbagai lembaga independen.
4.2.
Lirik Lagu Untuk Kita Renungkan menurut Teori Tanda Saussure Saussure mendefinisikan bahwa sebagai suatu sistem tanda (sign), dan
setiap tanda itu terdiri dari dua bagian yaitu, signifier (penanda), dan signified (petanda). Signifier adalah aspek mental atau gambaran mental dari signifier. Apabila penanda dan petanda ini digabungkan akan menghasilkan suatu konsep makna yang sebenarnya. Gabungan antara kedua unsur tersebut menghasilkan suatu pemahaman yang dinamakan signification adalah upaya untuk memberikan makna. Dari liril lahu Untuk Kita Renunngkan, ketiga bagian dari teori tanda Saussure adalah sebagai berikut : 1.
Signifiernya adalah seluruh lirik kata yang tertuang atau kata-kata yang ada dalam kedua lirik lagu tersebut. Baik kata-kata, kalimat tersebut tertuang mulai bait pertama sampai dengan bait yang terakhir.
2.
Signifiednya adalah makna atau konsep yang ada dalam kata-kata yang digunakan oleh penulis lagu tersebut, sehingga dapat diketahui pesan atau maksud yang ingin disampaikan oleh sang penulis lagu.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
49
3.
Significationnya seperti yang dijelaskan sebelumnya adalah penggabungan antara penanda atau petanda yang menghasilkan sebuah external reality of meaning.
Pada lirik lagu “Untuk Kita Renungkan” penulis lirik lagu berusaha menggambarkan masalah yang berhubungan dengan banyaknya terjadi bencana yang melanda di Negara Indonesia. Dalam lagu ini penyanyi Ebiet G. Ade memberikan pesan untuk menyadarkan para generasi muda bangsa kita sudah banyak yang melupakan kepada Sang Pencipta Allah SWT. Dengan selalu mengurangi amal kebaikkan dan menambah dosa. Mereka sibuk mencari data data sendiri dan asyik dengan budaya yang ada diluar sehingga melupakan akan Sang PenciptaNya. Hanya sedikit saja generasi yang peduli dengan apa yang akan dilakukan dan telah dilakukan semasa hidupnya. Merujuk pada opini tersebut tentu yang harus dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah bertaubat dan memperbanyak amal kebaikkan, serta mengurangi dosa yang telah diperbuat. Karena banyaknya manusia saat ini sering berbuat dosa yang berdampak pada lingkungan yang ada di sekitar kehidupannya masingmasing. Sehingga Tuhan memberikan teguran kecil agar setiap manusia mau bertaubat atas kesalahan yang telah diperbuat.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
50
4.3. Penyajian dan Analisis Data 4.3.1. Penyajian Data Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa lirik lagu dari lagu “Untuk Kita Renungkan” yang diambil dari album “Gamelan’ dari penyanyi Ebiet G. Ade. Berikut ini adalah lirik lagu “Untuk Kita Renungkan” :
“Untuk Kita Renungkan”
Kita Mesti Telanjang dan Benar-Benar Bersih Suci Lahir dan Didalam Batin Tengoklah ke Dalam Sebelum Bicara Singkirkan Debu Yang Masih Melekat (2x) Anugerah dan Bencana Adalah KehendakNya Kita Mesti Tabah Menjalani Hanya Cambuk Kecil Agar Kita Sadar Adalah Dia Diatas Segalanya (2x) Anak Menjerit-Jerit, Asap Panas Membakar Lahar dan Badai Menyapu Bersih Ini Bukan Hukuman, Hanya Satu Isyarat Bahwa Kita Mesti Banyak Berbenah Memang, Bila Kita Kaji Lebih Jauh Dalam Kekalutan, Masih Banyak Tangan Yang Tega Berbuat Nista... Oh Tuhan Pasti Telah Memperhitungkan Amal dan Dosa Yang Kita Perbuat Kemanakah Lagi Kita-kan Sembunyi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
51
Hanya KepadaNya Kita Kembali Tak Ada Yang Bakal Bisa Menjawab Mari, Hanya Tunduk Sujud PadaNya Kita Mesti Berjuang Memerangi Diri Bercermin dan Banyaklah Bercermin Tuhan Ada Disini Didalam Jiwa Ini Berusahalah Agar Dia Tersenyum... Oh Berubahlah Agar Dia Tersenyum
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap lirik lagu “Untuk Kita Renungkan” dalam album “Gamelan”, maka hasil dari pengamatan tersebut kemudian akan disajikan pemaknaan mengenai renungan di dalam kehidupan.
Lirik lagu “Untuk Kita Renungkan” selanjutnya akan dianalisis berdasarkan landasan teori ferdinand De Saussure untuk mengetahui makna yang terkandung dalam lirik lagu tersebut.
Saussure mendefinisikan tanda berdasarkan aspek penanda (signifier) dan juga petanda (signified) untuk mengetahui signifikasi yang akhirnya untuk mengetahui realitas yang sebenarnya yang terjadi di kehidupan sehari-hari dan di lingkungan masyarakat.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
52
4.3.2. Analisis Lirik Lagu Untuk Kita Renungkan Dari judul lagu “Untuk Kita Renungkan” menimbulkan banyak pertanyaan. Untuk siapa dan untuk apa kita renungkan ? dan bagaimana kita bisa menjalankan hidup ini sesuai perintah dan menjauhi laranganNya. Dalam setiap lirik lagunya, penulis lirik lagu yaitu Ebiet G. Ade memposisikan sebagai subyek untuk memudahkan pemahaman dari lirik lagu tersebut. Kata “kita” yang ada dalam lirik lagu ditujukan pada seluruh manusia yang secara sadar maupun tidak sadar telah banyak melakukan dosa dan Tuhan memberikan sedikit cobaan, agar manusia itu sadar akan dosa yang telah diperbuatnya dan mampu bertaubat serta kembali menjalankan perintahNya. Judul lagu “Untuk Kita Renungkan” merupakan nama teks yang bersangkutan dan dapat dipahami dari makna kebahasaannya sebagai berikut. Definisi renungan untuk kita menurut kamus besar bahasa Indonesia, yaitu : 1.
Manusia sudah terlalu banyak berbuat dosa.
2.
Musibah dan bencana merupakan teguran kecil dari Tuhan.
3.
Tuhan menginginkan manusia sadar dan kembali bertaubat.
Bait pertama, lirik lagu Untuk Kita Renungkan selengkapnya sebagai berikut : Bait Pertama : Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih Suci lahir dan didalam batin Tengoklah ke dalam sebelum bicara Singkirkan debu yang masih melekat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
53
Pada baris pertama terdapat kata kita merupakan kata ganti orang pertama jamak atau aku dan engkau sekalian. Kata berikutnya mesti adalah merupakan kata yang memiliki arti pasti atau tentu. Kata selanjutnya telanjang yaitu memiliki makna bersih dari noda keburukkan. Kata berikutnya dan adalah sebagai penghubung antar kalimat. Kata selanjutnya adalah Benar-benar yaitu memiliki makna betul atau tidak salah. Bersih adalah suci dan tidak bernoda. Makna lirik lagu kita mesti telanjang dan benar-benar bersih adalah kita harus bisa selalu berbuat kebaikan agar hati kita menjadi bersih, jiwa, pikiran yang bersih dan jauh dari hal yang buruk agar setiap kehidupan yang dijalankan menjadi lebih baik dan selalu tentram dan damai. Dan itu berdampak baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Dengan hati, jiwa dan pikiran yang bersih dalam arti bersih dari noda-noda keburukkan, kehidupan akan jauh lebih baik karena selalu melakukan hal-hal kebaikan.
Pada baris kedua terdapat kata suci yang memiliki makna yaitu bersih (dalam arti keagamaan), kudus dan tidak berdosa. Kata selanjutnya lahir memiliki makna yaitu keluar dari kandungan dan muncul di masyarakat. Selanjutnya kata dan adalah sebagai kata penghubung antar kalimat. Kata Didalam pada imbuhan di- yaitu dipergunakan untuk menekan makna kata dibelakangnya, sedangkan kata dalam memiliki makna jauh kebawah. Kata selanjutnya batin adalah rasa dalam hati. Makna lirik lagu suci lahir dan didalam batin adalah sejak kita lahir, masih bersih belum ada noda keburukan yang ada didalam diri kita. Sehingga harus dipelihara sampai dewasa kini agar
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
54
apa yang kita perbuat dan lakukan akan selalu membawa kita ke jalan yang benar.
Pada baris ketiga terdapat kata tengoklah terdiri dari kata dasar tengok yang memiliki arti yaitu lihat dan pandang, sedangkan akhiran -lah adalah kata yang dipergunakan untuk menekan makna yang ada didepannya. Selanjutnya kata kedalam memiliki makna yaitu menuju jauh lebih kebawah. Kata selanjutnya sebelum yaitu kata keterangan yang menyatakan masih dalam keadaan tidak. Makna lagu tengoklah ke dalam sebelum bicara adalah setiap kata yang diucapkan dan perbuatan yang dilakukan, sebaiknya dipikirkan terlebih dahulu agar tidak menimbulkan kerugian, tidak menyakiti orang lain dan penyesalan di kemudian hari. Dan lihatlah apa yang telah terjadi sebelum bertindak jika kita selalu merenungkan setiap ucapan dan perbuatan yang akan kita lakukan.
Pada baris keempat terdapat kata singkirkan yaitu terdiri dari kata dasar singkir yang bermakna usir, hindari atau ungsi, sedangkan akhiran –kan adalah kata yang dipergunakan untuk menekan makna yang didepannya. Kata selanjutnya adalah kata debu yaitu memiliki makna abu halus dari tanah, serbuk tanah yang lembut dan mampu diterbangkan angin. Kata yang menyatakan subyek sebagai kata penyerta. Selanjutnya kata masih adalah sedang dalam keadaan belum selesai, tinggal dan ada. Melekat terdiri dari kata dasar lekat yaitu memiliki arti menempel, membekas, sedangkan awalan me- adalah kata yang dipergunakan untuk menekankan makna dibelakangnya. Makna lagu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
55
singkirkan debu yang masih melekat adalah Dan mulailah membersihkan jiwa dan raga dari sifat buruk seperti iri hati, dengki, dan penyakit hati lainnya serta kekhilafan yang selama ini sering dilakukan tanpa sadar agar kita menjadi manusia yang selalu berbuat baik dengan menjalankan segala perintahNya. Jika setiap apa yang ingin dilakukan baik itu ucapan maupun perbuatan hendaknya kita menyadari apakah sudah dijalan yang benar atau belum.
Pada bait pertama penulis ingin menekankan bahwa dalam lirik lagu tersebut kita harus membuka pikiran positif dan menghilangkan pikiran negatif dengan selalu membuka hati agar jiwa, raga dan hati kita bersih dari noda-noda keburukkan dan berhentilah berbuat dosa.
Bait Kedua : Anugerah dan Bencana Adalah KehendakNya Kita Mesti Tabah Menjalani Hanya Cambuk Kecil Agar Kita Sadar Adalah Dia Diatas Segalanya
Pada baris pertama terdapat kata anugerah merupakan suatu hadiah atau pemberian dari Tuhan atau dari pembesar. Kata berikutnya dan adalah sebagai penghubung antar kalimat. Kata berikutnya bencana merupakan malapetaka, suatu yang menimbulkan kesulitan / kesusahan, gangguan dan godaan. Kata adalah bermakna identik dengan, sama maknanya dengan, termasuk dalam kelompok atau golongan. Selanjutnya kata kehendak terdiri dari kata dasar hendak yang memiliki arti akan, bakal melakukan sesuatu dan mau melakukan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
56
sesuatu. Awalan ke- adalah kata yang dipergunakan untuk menekankan makna yang dibelakangnya, sedangkan imbuhan akhiran -Nya dimaksudkan sebagai Allah SWT atau Tuhan. Makna lirik lagu Anugerah dan Bencana Adalah KehendakNya memiliki arti anugerah dan bencana merupakan kehendak Tuhan. Jadi apa yang terjadi di dunia ini tidaklah kita menentang, tetapi harus menyadari betapa pentingnya arti kehidupan. Dan tidaklah kita menyia-nyiakan kehidupan yang kita jalani dengan berbuat hal yang dilarang oleh Tuhan.
Pada baris kedua terdapat kata kita merupakan kata ganti orang pertama jamak atau aku dan engkau sekalian. Kata berikutnya mesti adalah merupakan kata yang memiliki arti pasti atau tentu. Pada kata tabah memiliki arti tahan, kuat, teguh hati dan berani. Berikutnya kata menjalani yaitu terdiri dari kata dasar jalan yang mempunyai arti suatu hamparan yang dipakai sebagai lalu lalang (lalu lintas), orang atau kendaraan, lintasan dari satu tempat ke tempat yang lain baik darat, udara maupun air, yang dipakai untuk keluar masuk dan daya upaya memecahkan masalah. Awalan me- dan akhiran –i adalah kata yang dipergunakan untuk menekankan makna kata ‘jalan’. Makna lirik lagu Kita Mesti Tabah Menjalani memiliki arti untuk menjalaninya kita harus tabah dengan musibah, bencana maupun takdir yang telah di tetapkan oleh Tuhan dengan hati yang tulus, ikhlas dan mau bertaubat setiap perbuatan yang dilakukan didalam kehidupan.
Baris ketiga terdapat kata hanya yang berarti kecuali, namun, tetapi dan cuma. Sedangkan kata cambuk merupakan alat untuk melecut yang berupa
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
57
jalinan tali dari serabut / serat kulit kayu, sesuatu yang dapat memberikan dorongan kearah lebih baik (kemajuan). Kata berikutnya yaitu kecil yang memiliki arti kurang besar (keadaannya dan sebagainya) daripada yang biasa, tidak besar, mudah, sedikit, sempit (tidak luas, tidak lebar dan sebagainya), tidak penting (tidak berharga dan sebagainya). Berikutnya kata agar memiliki arti yaitu supaya. Selanjutnya kata kita merupakan kata ganti orang pertama jamak atau aku dan engkau sekalian. Kata terakhir adalah sadar yang memiliki arti siuman atau insyaf. Makna lirik lagu Hanya Cambuk Kecil Agar Kita Sadar memiliki arti Tuhan memberikan cobaan dan teguran kecil agar kita sadar atas perbuatan yang tanpa disadari sudah banyak melakukan kesalahan dan dosa. Karena Tuhan tidak mungkin memberikan cobaan atau teguran jika hambaNya selalu berbuat dosa yang dilarang dan dibenci oleh Tuhan.
Pada baris keempat terdapat kata adalah bermakna identik dengan, sama maknanya dengan, termasuk dalam kelompok atau golongan. Selanjutnya adalah kata dia yaitu memiliki arti kata ganti orang ketiga. Kata berikutnya yaitu diatas terdiri dari kata dasar atas yang memiliki arti bagian tempat yang tinggi sesuatu yang memiliki kedudukkan yang tinggi - dengan, akan, disebabkan oleh dan sebagainya atas nama Tuhan dan dengan nama Tuhan. Awalan di- adalah kata yang dipergunakan untuk menekan makna yang dibelakangnya. Kata selanjutnya yaitu segalanya terdiri dari kata dasar segala yang memiliki arti semua, sekuruh dan sekalian. Sedangkan imbuhan akhiran –nya adalah kata yang dipergunakan untuk menekankan makna yang ada didepannya. Makna lirik lagu Adalah Dia Diatas Segalanya memiliki arti bahwa apa yang ada di semesta
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
58
beserta isinya dan segalanya dikehidupan ini adalah ditangan Tuhan. Tuhan lah yang menguasai segala-galanya serta ketetapan dan ketentuan semuanya datang dari Tuhan dan atas kehendak Tuhan
Pada bait kedua penulis ingin menekankan bahwa dalam lirik lagu tersebut anugerah dan bencana merupakan kehendak Tuhan, untuk menjalaninya kita harus tabah, Tuhan memberikan cobaan kecil agar kita sadar, bahwa segala dikehidupan ini ditangan Tuhan dan tidak ada yang bisa menentang atas kehendakNya.
Bait Ketiga : Anak Menjerit-Jerit, Asap Panas Membakar Lahar dan Badai Menyapu Bersih Ini Bukan Hukuman, Hanya Satu Isyarat Bahwa Kita Mesti Banyak Berbenah
Pada baris pertama memiliki kata anak yang berarti keturunan yang dilahirkan disuatu tempat tertentu. Berikutnya kata menjerit-jerit terdiri dari kata dasar jerit yaitu teriakan memekik atau keras melengkong karena ketakutan dan sebagainya. Awalan me- adalah kata yang dipergunakan untuk menekankan makna yang dibelakangnya. Berikutnya kata asap yaitu suatu benda yang timbul karena bakaran api, panas bumi dan sebagainya. Kata berikutnya panas memiliki arti hangat sekali, lawan dingin, kemarau, terasa seperti terbakar atau terasa dekat dengan api. Kata berikutnya adalah membakar terdiri dari kata dasar bakar yaitu bahan bakar yang akan dibakar untuk memanaskan sesuatu. Sedangkan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
59
awalan me- yaitu kata yang dipergunakan untuk menekankan makna yang dibelakangnya. Makna lirik lagu Anak menjerit-jerit asap panas membakar memiliki arti cerita anak yang sengsara dalam peristiwa kebakaran. Semua itu haruslah kita renungkan bahwa musibah atau bencana datangnya atas kehendak Tuhan. Dan kita harus memiliki hati yang ikhlas terhadap musibah yang telah terjadi.
Pada baris kedua terdapat kata lahar yang berarti lumpur panas atau campuran batu yang keluar dari lubang gua / kawah gunung berapi. Kata berikutnya dan adalah sebagai penghubung antar kalimat. Berikutnya kata badai yang berarti angin kencang yang menyertai cuaca buruk (yang datang tiba-tiba). Kata menyapu terdiri dari kata dasar sapu yaitu alat pembersih lantai / jalan / halaman dan lain-lain. Awalan me- adalah kata yang dipergunakan untuk menekankan makna yang dibelakangnya. Kata terakhir bersih adalah tidak kotor, bebas dari kotoran, tidak campur dengan benda / sesuatu yang lain, tidak ternoda, tulus ikhlas (hati yang bersih), tidak tercela (jujur). Makna lirik lagu lahar dan badai menyapu bersih memiliki arti bencana gunung berapi dan badai yang meratakan segalanya. Semua itu kita kembalikan kepada Tuhan dan dari bencana yang datang haruslah kita menyadari atas segala perbuatan maupun ucapan yang menimbulkan dosa pada diri kita sehingga Tuhan menegur dengan cara atas kehendakNya.
Pada baris ketiga terdapat kata ini adalah sebagai kata penghubung antar kalimat. Kata berikutnya bukan yaitu lain dari, berlawanan dengan yang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
60
sebenarnya, kata efektif untuk menguatkan pada kalimat tanya yang sifatnya mengharapkan dukungan. Selanjutnya kata hukuman yang memiliki kata dasar hukum yang bearti peraturan yang dibuat dan disepakati baik secara tertulis maupun tidak tertulis, peraturan, undang-undang yang mengkat perilaku setiap masyarakat tertentu. Akhiran -an merupakan kata yang dipergunakan untuk menekankan makna yang ada didepannya. Kata berikutnya hanya memiliki arti kecuali, namun, tetapi dan cuma. Kata satu adalah menyatakan bilangan angka. Selanjutnya kata isyarat merupakan tanda-tanda atau alamat dan segala sesuatu yang dipakai sebagai kode. Makna lirik lagu ini bukan hukuman hanya satu isyarat memiliki arti semua yang terjadi bukan hukuman dari Tuhan, semua itu hanya teguran dari Tuhan.
Baris keempat terdapat kata bahwa memiliki arti sebagai kata penghubung. Berikutnya terdapat kata kita merupakan kata ganti orang pertama jamak atau aku dan engkau sekalian. Kata berikutnya mesti adalah merupakan kata yang memiliki arti pasti atau tentu. Berikutnya kata banyak adalah jumlah yang tidak sedikit, jumlah bilangan dan sebagainya. Kata berbenah memiliki arti yaitu berkemas-kemas dan bersiap-bersiap. Makna lirik lagu bahwa kita mesti banyak berbenah memiliki arti Tuhan memberikan isyarat untuk melihat kesalahan-kesalahan yang ada semua yang terjadi bukan hukuman dari Tuhan, semua itu hanya teguran dari Tuhan dan mulai memperbaiki kesalahankesalahan tersebut. Maka kita harus menyadari dan mengintrospeksikan diri atas khilafan yang telah terjadi atas perbuatan kita.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
61
Kesimpulan pada bait ketiga penulis ingin menekankan bahwa dalam lirik lagu tersebut merupakan cerita anak yang sengsara dan peristiwa kebakaran, bencana gunung berapi dan badai tsunami yang meratakan segalanya, semua yang terjadi bukanlah hukuman dari Tuhan melainkan hanya teguran dari Tuhan, Tuhan memberikan teguran hanya untuk melihat kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh setiap manusia dan Tuhan menginginkan agar setiap manusia mulai memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut dengan cara bertaubat.
Bait Keempat : Memang, Bila Kita Kaji Lebih Jauh Dalam Kekalutan, Masih Banyak Tangan Yang Tega Berbuat Nista...
Pada baris keempat terdapat kata memang adalah sebenarnya atau selalu. Kata berikutnya yaitu bila yaitu kapan, pada waktu kapan, pada waktu apa dan kalau. Berikutnya kata kita merupakan kata ganti orang pertama jamak atau aku dan engkau sekalian. Selanjutnya kata kaji adalah pelajaran (agama dan sebagainya), penyelidikan (tentang sesuatu). Kata berikutnya lebih memiliki arti kebanyakan dari ukuran, lewat dari ukuran yang ditentukan, sisa dari sesuatu yang diambil dan dipakai. Selanjutnya kata jauh yaitu jarak yang tidak dekat, waktu yang tidak pendek. Makna lirik memang bila kita kaji lebih jauh memiliki arti dan saat kita mulai berpikir lebih jauh dan lebih dalam.
Baris kedua terdapat dalam yaitu tidak dangkal, lekuk kedalam, jauh kebawah, penuh arti, penuh makna dan amat sangat. Berikutnya kata kekalutan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
62
memiliki arti kondisi sekarang. Selanjutnya kata masih adalah sedang dalam keadaan belum selesai, tinggal dan ada. Berikutnya kata banyak adalah jumlah yang tidak sedikit, jumlah bilangan dan sebagainya. Berikutnya kata tangan yang memiliki arti anggota badan yang untuk memegang / menulis (bukan untuk berjalan). Makna dari lirik lagu dalam kekalutan yang masih banyak tangan memiliki arti dalam kondisi sekarang yang semakin tidak menentu. Dan setiap kondisi baik atau buruk, masih ada yang mau mengulurkan tangan untuk saling menolong satu sama lain dengan ikhlas dan tulus hati.
Pada baris ketiga terdapat kata yang menyatakan subyek sebagai kata penyerta. Berikutnya kata tega yang memiliki arti yaitu sampai hati. Kata berikutnya berbuat memiliki kata dasar buat yang memiliki arti guna, untuk, kepada (dalam surat menyurat). Selanjutnya kata nista adalah hina dan tercela. Makna dari lirik yang tega berbuat nista memiliki arti masih banyak orang yang berani dan tega berbuat hina atau tercela.
Kesimpulan pada bait ketiga penulis ingin menekankan bahwa dalam lirik lagu tersebut dan saat kita mulai berpikir lebih jauh dan lebih dalam, kondisi sekarang yang semakin tidak menentu, masih banyak orang yang berani dan tega berbuat hina.
Bait Kelima : Tuhan Pasti Telah Memperhitungkan Amal dan Dosa Yang Kita Perbuat Kemanakah Lagi Kita-kan Sembunyi Hanya KepadaNya Kita Kembali
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
63
Tak Ada Yang Bakal Bisa Menjawab Mari, Hanya Tunduk Sujud PadaNya
Pada baris pertama terdapat kata Tuhan yang berarti yang disembah atau Tuhan Allah Yang Maha Esa. Kata berikutnya pasti memiliki arti sudah tetap, tidak boleh tidak, tentu dan mesti. Berikutnya kata telah yaitu sudah atau selesai. Selanjutnya memperhitungkan terdiri dari kata dasar hitung yang memiliki arti menjumlahkan, mengurangi, membagi, mengkalikan dan sebagainya. Sedangkan awalan memper- dan akhiran –kan yaitu kata yang dipergunkan untuk menekan makna yang ada ditengah. Makna dari lirik Tuhan Pasti Telah Memperhitungkan memiliki arti semua telah dipikirkan dan diperhitungkan oleh Tuhan. Untuk itu sebagai makhluk ciptaanNya, kita di haruskan untuk selalu berbuat kebaikan dan menjauhi dosa, agar setiap langkah yang kita jalani akan berdampak positif.
Pada baris kedua terdapat kata amal yang berarti perbuatan baik atau buruk. Selanjutnya dan merupakan kata penghubung. Berikutnya kata dosa adalah perbuatan yang menimbulkan pelanggaran aturan, norma dan kepada Tuhan. Kata berikutnya yang menyatakan subyek sebagai kata penyerta. Berikutnya kata kita merupakan kata ganti orang pertama jamak atau aku dan engkau sekalian. Terakhir kata perbuat yang memiliki kata dasar buat yaitu guna, untuk, kepada (dalam surat menyurat). Sedangkan awalan per- merupakan kata yang dipergunakan untuk menekan makna yang dibelakangnya. Makna lirik dari Amal dan dosa yang kita perbuat memiliki arti yaitu tentang amal dan dosa
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
64
yang telah manusia lakukan. sebagai hambaNya, kita dituntut untukk selalu memperbanyak amal perbuatan di kehidupan.
Pada baris ketiga terdapat kata kemanakah terdiri dari kata kemana yang berarti sapaan yang bersifat tanya tentang tujuan seseorang, sedangkan akhiran -kah adalah kata yang dipergunakan untuk menekan makna yang ada didepannya. Kata selanjutnya yaitu lagi yaitu sedang (dalam keadaan melakukan kegiatan), tambah untuk kedua kali dan seterusnya, dan serta juga. Selanjutnya kata kita-kan yang terdiri dari kata kita yang merupakan kata ganti orang pertama jamak atau aku dan engkau sekalian. Sedangkan akhiran –kan adalah kata yang dipergunakan untuk menekankan makna yang didepannya. Kata terakhir adalah sembunyi yang berarti bersembunyi. Makna lirik lagu kemanakah lagi kita-kan sembunyi memiliki arti kita tidak akan bisa menghindar, karena Tuhan mengetahui segalanya yang ada di semesta alam ini. Maka kita menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Baris keempat terdapat kata hanya memiliki arti kecuali, namun, tetapi dan cuma. Berikutnya kata kepadaNya yaitu kata perangkai untuk menyatakan tujuan, sedangkan akhiran -Nya dimaksudkan sebagai Allah SWT atau Tuhan. Kata selanjutnya kata kita yang merupakan kata ganti orang pertama jamak atau aku dan engkau sekalian. Kata kembali memiliki arti berbalik menuju kebelakang, berbalik menuju ketempat semula, pulang dan meninggal dunia. Makna lirik Hanya kepadaNya kita kembali memiliki arti yaitu bahwa apa yang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
65
ada di semesta alam ini, kita akan kembali menghadap sang kuasa Tuhan dan kita hanya bisa berserah diri kepada Tuhan.
Pada baris kelima terdapat kata tak yaitu tidak. Berikut kata ada adalah hadir, telah sedia mempunyai, benar dan sungguh. Kata yang menyatakan subyek sebagai kata penyerta. Selanjutnya terdapat kata bakal yang berarti calon (akan). Kata bisa yang berarti mampu melakukan atau mengerjakan sesuatu. Kata terakhir menjawab yang memiliki kata dasar jawab yaitu sambut, sahut, balas. Makna lirik dari Tak ada yang bakal bisa menjawab memiliki arti tentang semua yang akan terjadi tidak ada seorang pun yang tahu bahwa segalanya adalah rahasia Tuhan. Dan kita juga tidak akan pernah tahu kekuasaan Tuhan tidak ada satupun yang dapat mengalahkanNya.
Baris keenam terdapat kata mari yaitu silahkan, sini, kemari, ayo dan ayolah. Kata hanya memiliki arti kecuali, namun, tetapi dan cuma. Kata berikutnya tunduk adalah patuh, taat, menarik pandangannya kearah kaki. Kata sujud memiliki arti berlutut (kepada Tuhan). Berikutnya kata PadaNya memiliki kata dasar yaitu kata depan yang dipakai untuk menunjukkan posisi diatas atau didalam hubungan dengan, searti dengan di (dipakai didepan kata benda, kata ganti orang, keterangan waktu), sedangkan akhiran -Nya dimaksudkan sebagai Allah SWT atau Tuhan. Makna lirik dari Mari hanya tunduk sujud padaNya memiliki arti yaitu kita hanya bisa beribadah kepada Tuhan dan berdoa kepada Tuhan. Dan bertaubat atas dosa yang telah kita lakukan dengan memohon ampun secara khusyuk dan memperbanyak ibadah.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
66
Kesimpulan pada bait keenam penulis ingin menekankan bahwa dalam lirik lagu tersebut memiliki arti semuanya telah dipikirkan dan diperhitungkan oleh Tuhan, tentang amal dan dosa yang telah manusia lakukan, kita tidak akan bisa menghindar, dan kita hanya bisa berserah diri kepada Tuhan, tentang semua yang akan terjadi tidak ada seorang pun yang tahu, kita hanya bisa beribadah kepada Tuhan dan berdoa kepada Tuhan.
Bait Keenam: Kita Mesti Berjuang Memerangi Diri Bercermin dan Banyaklah Bercermin Tuhan Ada Disini Didalam Jiwa Ini Berusahalah Agar Dia Tersenyum... Oh Berubahlah Agar Dia Tersenyum
Pada baris pertama terdapat kata kita yang merupakan kata ganti orang pertama jamak atau aku dan engkau sekalian. Selanjutnya kata mesti adalah merupakan kata yang memiliki arti pasti atau tentu. Kata berjuang memiliki arti yaitu memperebutkan sesuatu dengan tenaga dan pikiran, berperang untuk merebut kemenangan, berjerih payah dalam mencari keuntungan. Selanjutnya kata memerangi terdiri dari kata perang yaitu pertempuran atau permusuhan, sedangkan awalan me- dan akhiran –i adalah kata yang dipergunakan untuk memperkuat makna kata ditengahnya. Kata diri yang berarti bertumpu kepada kedua telapak tangan, tak berteman, tak ada yang lainnya dan tak ada kawan. Makna dari lirik Kita mesti berjuang memerangi diri memiliki arti kita harus berusaha melawan ego dan sifat buruk kita agar dapat menjadikan kita sebagai
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
67
manusia yang baik dimata Tuhan dan mampu menahan atau mengendalikan hawa nafsu yang sering membutakan kita untuk selalu menambah dosa. Dan segala cobaan, maupun godaan kita mampu untuk bersabar, tabah dan ikhlas menjalankannya.
Baris kedua bercermin memiliki kata dasar cermin yaitu kaca yang dipakai untuk berhias, kaca yang memantulkan gambar bentuk asli, kaca raksa, suatu yang menjadi panutan dan teladan, suatu yang membiaskan perasaan. Selanjutnya dan merupakan kata penghubung. Kata banyaklah memiliki kata dasar banyak yaitu jumlah yang besar, jumlah yang tidak sedikit, jumlah bilangan dan sebagainya, sedangkan akhiran –lah memiliki makna untuk menekankan makna didepannya. Terakhir kata bercermin memiliki kata dasar cermin yaitu kaca yang dipakai untuk berhias, kaca yang memantulkan gambar bentuk asli, kaca raksa, suatu yang menjadi panutan dan teladan, suatu yang membiaskan perasaan. Makna dari lirik lagu Bercermin dan banyaklah bercermin memiliki arti yaitu kita harus sering melihat diri kita dan apa yang telah kita lakukan. Dan hendaknya kita selalu menyadari atas segala perbuatan kita agar sekitar kita tidak ikut merasakan dampak buruk dari kita.
Pada baris ketiga terdapat kata Tuhan yang berarti yang disembah atau Tuhan Allah Yang Maha Esa. Berikut kata ada adalah hadir, telah sedia mempunyai, benar dan sungguh. Selanjutnya kata disini terdiri dari kata dasar sini berarti beada ditempat yang telah dituju. Kata Didalam pada imbuhan diyaitu dipergunakan untuk menekan makna kata dibelakangnya, sedangkan kata
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
68
dalam memiliki makna jauh kebawah. Berikut kata jiwa yaitu roh, sukma, kehidupan batin manusia. Dan terakhir adalah sebagai kata penghubung antar kalimat. Makna dari lirik lagu Tuhan ada didalam jiwa ini memiliki arti Tuhan itu ada dan ada didalam jiwa kita. Jadi kita harus tunduk atas segala perintahNya.
Pada baris keempat memiliki kata berusahalah yang terdiri dari kata dasar usaha yaitu daya, ikhtiar dan upaya, imbuhan awalan ber- dan akhiran – lah memiliki arti kata yang dipergunakan untuk menekankan makna kata ditengah. Berikutnya kata dia memiliki arti kata ganti orang ketiga. Kata tersenyum terdiri dari kata dasar senyum yaitu tertawa yang tidak bersuara dengan menarik posisi bibir rapat kesamping kiri dan kanan. Makna dari lirik Berusahalah agar dia tersenyum memiliki arti yaitu memulailah berbuat baik agar Tuhan menyayangi kita dan selalu merasa dekat denganNya.
Kesimpulan pada bait keenam penulis ingin menekankan bahwa dalam lirik lagu tersebut memiliki arti yaitu kita harus berusaha melawan ego dan sifat buruk kita, kita harus sering melihat diri kita dan apa yang telah kita lakukan, serta Tuhan itu ada dan ada didalam jiwa kita, dan mulailah berbuat baik agar Tuhan menyayangi kita dan selalu bersama dengan kita dimanapun, dan kapanpun kita berada.
Selengkapnya maksud dari bait kedua baris ketiga Hanya Cambuk Kecil Agar Kita Sadar dan lirik ketiga bait ketiga Ini Bukan Hukuman Hanya Satu Isyarat terdapat kesamaan hanya yang membedakan pada lirik ketiga bait ketiga
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
69
terdapat isyarat dari Tuhan. Bahwa semua yang terjadi bukan hukuman melainkan semua itu hanya isyarat dari Tuhan agar setiap manusia mau bertaubat atas apa yang telah terjadi dengan ikhlas, tawakal, dan selalu mengamalkan setiap kebaikkan di kehidupan sehari-hari.
Dengan melihat makna keseluruhan apa makna dalam lirik lagu “Untuk Kita Renungkan” ini dapat dikatakan bahwa lagu tersebut merupakan suara atau sebagai pesan dan dorongan terhadapat setiap umat manusia agar selalu berbuat kebaikkan. Dengan adanya musibah dan bencana yang terjadi di dunia ini, menjadikan kita sadar bahwa segala yang ada di dunia ini atas kehendak Tuhan. Dan tidak ada satupun yang dapat mengubah ketetapan dan ketentuan dari Tuhan. Untuk itu perbanyak amal kebaikan dan menjauhkan dosa yang bisa membuat kita sering melupakan Tuhan dan juga kita harus bertaubat atas segala dosa yang pernah dilakukan selama hidup kita.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan penyajian dan pemaknaan data, maka kesimpulannya adalah data yang dianalisis dalam lirik lagu “Untuk Kita Renungkan” yaitu hasil pemaknaan lirik lagu tersebut yaitu bahwa musibah dan bencana yang terjadi di dunia ini, bukan lain hanya untuk membuat kita sadar bahwa sudah banyak dosa yang yang telah kita perbuat. Tuhan menginginkan kita agar sadar dan kembali bertaubat, dan memulai untuk berbuat baik karena Tuhan ingin manusia menjalankan setiap perintahNya dan menjauhi laranganNya karena Tuhan diatas segalanya. Dan kita harus benar-benar merenungkan dan menginstropeksikan diri atas dosa yang kita perbuat didalam kehidupan sehari-hari. Sebagai perwujudan manusia yang taat dan patuh pada setiap perintahNya dan menjauhi laranganNya.
5.2. Saran Adapun saran yang dapat peneliti ajukan adalah : 1. Lirik lagu adalah unsur yang sangat penting dalam lagu. Karena di dalamnya memuat segala hal yng dilihat, dirasa, didengar maupun sesuatu yang dialami oleh pencipta lagu. Dan Supaya lebih terbukanya kajian semiotik terhadap objek penelitian dibalik tanda - tanda yang ada dalam masyarakat yang terwakili melalui karya - karyanya yang kreatif. Beragam tanda selalu menerpa manusia baik secara verbal maupun
70 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
71
nonverbal, oleh karena itu untuk mengetahui makna yang terpendam diperlakukan kajian yang lebih ilmiah untuk dikaji. 2. Sudah saatnya masyarakat sekarang ini membuka mata dengan segala sesuatu yang ada didunia ini yang senantiasa membutakan manusia dengan selalu berbuat keji dan menambah dosa. Dengan mau bertaubat dan mengubah hal negatif menjadi hal positif. Bahkan tidak sedikit generasi muda yang sering melupakan Tuhan. 3. Penelitian yang dilakukan pada Semiotik dari lirik lagu Untuk Kita Renungkan ini tidak menutup kemungkinan untuk melakukan penelitian lanjut guna memperbaiki kekurangan yang mungkin ditemui agar dapat
memberikan
masukan
dan
sumbangan
pemikiran
perkembangan ilmu komunikasi pada umumnya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
bagi
DAFTAR PUSTAKA Buku Balai Pustaka, 2002 Kamus Besar Bahasa Indonesia : Jakarta Fiske, John, 2006. Cultural and Communications Studies, Suatu Pengantar Paling Komprehensif. Yogyakarta : Jakarta Kurniawan, 2001. Semiotika Ferdinand De Saussure : Yayasan Indonesia Meleong, Lexy, 2002 Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Martinet, Jeanne, 2002. Kajian Teori Tanda Saussure. Yogyakarta : Jalasutra Prof. Abdulkadir Muhammad. S.H. 2005. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung : PT. Citra Aditia Bakti Pilliang, Yasraf
Amir, 2003. Hipersemiotika Tafsir Cultural Studies Atas Matinya
Makna. Yogyakarta : Jalasutra Sumbo, Tinarbuko, 2008. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta : Jalasutra Sobur, Alex, 2001. Analisis Teks Media. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Sobur, Alex, 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Non Buku http://www.ebietgade.com/profil_album_ebietgade/flashindex_html http://www.wikipedia.com/biografi_ebietgade http://www.google.com/makna_renungan_dalam_kehidupan/html http://www.google.com/renungan_hati/html http://www. wordpress.com/
[email protected]
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.