6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Hal-hal yang diuraikan pada bab ini yaitu teori dasar yang digunakan dalam pengembangan Sistem Informasi Geografis Pemetaan Jalan Desa Berbasis Mobile Android. 2.1
State of the Art Penelitian tentang Sistem Informasi Geografi Pariwisata Kota Yogyakarta
oleh Rachman yang berjudul “Sistem Informasi Geografi Pariwisata Kota Yogyakarta Berbasis Mobile Android 2.2”. Sistem ini memberikan informasi letak obyek wisata beserta fasilitas pendukungnya. Sistem Informasi Geografis dalam penelitian ini menggunakan Google API dalam pengolahan peta, database yang digunakan adalah MySQL dengan menggunakan data non spasial. Aplikasi berjalan di OS Android 2.2 Penelitian yang sama dilakukan oleh Ratna yang dilakukan pada tahun 2010 dengan judul “Sistem Informasi Geografi Jaringan Jalan dan Jembatan (Studi Kasus: Kecamatan Depok, Sleman)”. Sistem ini memberikan informasi keadaan suatu jalan dan jembatan. Sistem yang dibuat menggunakan format data geographical atau data spasial dan data atribut atau data non spasial. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachman, penelitian Ratna ini menggunakan
data
grafis
ArcView
dalam
menampilkan
peta
dengan
menggunakan Bahasa Pemrograman Avenue. Penelitian yang lain dilakukan oleh Sudana dan Hadi yang dilakukan pada tahun 2007 dengan judul “Sistem Informasi Geografis Inventarisasi Ruas Jalan dan Jembatan di Kota Denpasar”. Sistem ini mengolah data ruas jalan, traffic light, dan jembatan di kota Denpasar. Sistem yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Studio .NET 2003 yang digunakan untuk pembuatan user interface, MapInfo Professional 7.5 yang digunakan untuk membuat data spasial (peta) dengan menggunakan mekanisme OLE Automation. Database yang digunakan adalah Database Server MySQL.
7
Penelitian yang lain dilakukan oleh Daud, Latief, dan Alulu yang dilakukan pada Tahun 2013 dengan judul “Sistem Informasi Geografis Pendataan Kos-kosan Berbasis Web di Kota Gorontalo”. Sistem ini mengolah data kosan dengan proses pencarian kos berdasarkan keinginan user. Sistem yang dibuat menggunakan Metode Haversine Formula dalam proses perhitungan jarak terdekat untuk menentukan letak kosan yang dicari dan Simple Hill Climbing untuk pencarian jalur rute terpendek. Perbedaan penelitian ini dari penelitian sebelumnya adalah aplikasi sistem informasi yang dibuat tentang pemetaan jalan desa, memberikan informasi keadaan jalan, panjang jalan, dan jenis permukaan jalan. Basis yang digunakan dalam aplikasi ini adalah berbasis Android. Aplikasi Android menggunakan Google API dalam pengolahan data spasial (peta) dan menggunakan Database Server MySQL dalam pengolahan data non spasial. Penyimpanan data spasial geografis menggunakan Global Positioning System (GPS) yang langsung akan disimpan di dalam database. Penentukan panjang jalan menggunakan Metode Haversine Formula, karena metode ini sangat akurat dalam penentukan jarak di muka bumi. 2.2
Pengertian Jalan Jalan raya adalah jalur-jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat
oleh manusia dengan bentuk, ukuran-ukuran dan jenis konstruksinya, sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan, dan kendaraan yang mengangkut barang dari sutau tempat ke tempat lainnya dengan mudah dan cepat. Jalan dalam arti yang luas adalah sepias ruas, baik di daratan maupun di atas permukaan air atau di udara yang khusus, patut, dan dipergunakan untuk perhubungan lalu lintas antara tempat di permukaan bumi (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 2010). 2.2.1 Klasifikasi dan Fungsi Jalan Banyaknya jalan di Indonesia yang menjadi sarana bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya, pemerintah mengklasifikasikan jalan berdasarkan sistem, fungsi, dan status.
8
2.2.1.1 Pengelompokan Jalan Menurut Sistem Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan Pasal 7 menyatakan bahwa sistem jaringan jalan terdiri atas: 1.
Sistem Jaringan Jalan Primer Jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan
semua
wilayah
di
tingkat
nasional,
dengan
menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. 2.
Sistem Jaringan Jalan Sekunder Sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.
2.2.1.2 Pengelompokan Berdasarkan Fungsi Jalan Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan Pasal 8 menyatakan bahwa jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan ke dalam: 1.
Jalan Arteri Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.
2.
Jalan Kolektor Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
3.
Jalan Lokal Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
4.
Jalan Lingkungan Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
9
2.2.1.3 Pengelompokan Jalan Menurut Kelas Pengelompokan jalan menurut kelas dilihat dari kemampuan jalan dalam menerima beban lalu lintas, dinyatakan dalam Muatan Sumbu Terberat (MST) dalam satuan ton. Berdasarkan pasal 11,PP.No.43/1993 klasifikasi jalan menurut kelas dilihat dari fungsi jalan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Klasifikasi Jalan Menurut Kelas
Fungsi Arteri
Kelas I II III A III A III B
Kolektor Penjelasan
dari
masing-masing
Muatan Sumbu Terberat (Ton) >10 10 8 8 8 kelas
jalan
berdasarkan
pasal
11,PP.No.43/1993, sebagai berikut: 1.
Jalan Kelas I Jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan lebar tidak melebihi 2500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 mm, dan muatan sumbu terberat yang diijinkan lebih besar dari 10 ton.
2.
Jalan Kelas II Jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran tidak melebihi 2500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 mm dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 10 ton.
3.
Jalan Kelas III A Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 mm dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 8 ton.
4.
Jalan Kelas III B Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 mm dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 8 ton.
10
5.
Jalan Kelas III C Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 mm dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 10 ton.
2.2.1.4 Pengelompokan Jalan menurut Status Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan Pasal 9 menyatakan bahwa jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam: 1.
Jalan Nasional Jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.
2.
Jalan Provinsi Jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten atau kota, atau antar ibukota kabupaten atau kota, dan jalan strategis provinsi.
3.
Jalan Kabupaten Jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
4.
Jalan Kota Jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.
11
5.
Jalan Desa Jalan umum yang menghubungkan kawasan dan atau antar permukinan di dalam desa, serta jalan lingkungan.
2.2.2 Jalan Desa Jalan desa merupakan urat nadi kelancaran mobilitas dan aksesibilitas masyarakat desa memenuhi segala kebutuhannya. Jalan juga sebagai faktor pendukung kelancaran transportasi. Jalan desa masuk dalam jalan lokal dengan kelas III C. Jalan desa dikategorikan sebagai jalan dengan fungsi lokal di daerah pedesaan. Fungsi dari jalan desa adalah: 1.
Sebagai penghubung antardesa atau ke lokasi pemasaran.
2.
Sebagai penghubung hunian atau perumahan
3.
Sebagai penghubung desa ke kecamatan, kabupaten, atau provinsi. Konstruksi pada jalan desa adalah bagaimana permukaan jalan pada jalan
desa, konstruksi jalan dapat dibagi menjadi: 1.
Jalan Tanah Jalan setapak yang terjadi akibat manusia mencari akses ke lokasi lain, sehingga terjadi jalan setapak. Permukaan tanah dipadatkan dengan ditumbuk atau digilas dengan mesin gilas dan disiram air.
2.
Jalan Kerikil Jalan tanah yang ditebarkan batu kerikil secara merata, kemudian diratakan dan dipadatkan.
3.
Jalan Aspal Tipis Jalan kerikil yang dipadatkan dengan mesin gilas selama 3 sampai 5 kali. Setelah dipadatkan dan dikeringkan, permukaan disiram dengan aspal dan tidak terlalu tebal, kemudian dipadatkan selama 3 sampai 5 kali.
4.
Jalan Paving Blok Jalan lingkungan yang dibuat dengan konstruksi jalan paving blok. Paving blok adalah material bangunan dibuat dari campuran semen dan pasir yang
12
dicetak dengan tekanan dan dibuat dengan berbagai bentuk dan warna warni. 2.3
Pengertian Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan sasaran tertentu. Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan pada urutan operasi di dalam sistem. Richard F. Neuschel mendefinisikan suatu prosedur adalah suatu urutan operasi klerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi. Jerry FlitzGerald dan Ardra lebih menekankan pada prosedur dengan mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. 2.4
Pengertian Informasi Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Kejadian-kejadian yang sering terjadi adalah perubahan nilai yang disebabkan dari sebuah transaksi. 2.5
Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah alat teknologi untuk memahami
geografi dan membuat keputusan cerdas. SIG mengatur data geografis sehingga orang yang membaca peta dapat memilih data yang diperlukan. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis obyek dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting.
13
Secara umum pengertian dari SIG adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukkan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis. Menurut Anon (dikutip dalam Prasetya 2013, h. 12) Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geografis di bumi (georeference). Sistem Informasi Geografis juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Sistem informasi geografis dirancang untuk menganalisa, menyimpan, dan mengumpulkan obyek dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting. Menurut Prahasta (2001 : 1), sistem ini dapat mengintegrasikan data spasial, atribut, serta properties penting lainnya, hal ini lah yang membedakan Sistem Informasi Geografis dengan sistem informasi lain. Fungsi perangkat lunak sistem
geografis
selain
sebagai
mapping
system
dengan
kemampuan
kartografisnya adalah kemampuan dalam menjawab hal-hal yang terkait analisis (query).
Gambar 2.1 Uraian Subsistem-subsistem SIG Sumber: Eddy Prahasta (2001)
14
Definisi ini dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem yaitu data input, data output, data manjemen, dan data manipulasi dan analisis. Subsistem diperjelas berdasarkan uraian jenis masukan proses dan jenis keluaran yang ada, maka dapat digambarkan seperti Gambar 2.1. 2.5.1 Cara Kerja Sistem Informasi Geografis Peta merupakan representasi dari dunia nyata selayaknya isi dari dunia, peta mewakili segala sesuatu yang ada di dunia nyata seperti jalan, sungai, laut, pulau, dan lain sebagainya. Sistem Informasi Geografis lebih fleksibel dari pada lembaran peta. Sistem Informasi Geografis menyimpan informasi deskriptif unsur-unsur peta atau atribut-atributnya di dalam database. Atribut-atribut tersebut disimpan di dalam tabel-tabel relasional. Atribut-atribut ini dapat diakses melalui lokasi unsur-unsur peta, begitu juga sebaliknya unsur-unsur peta dapat diakses melalui atribut-atributnya. Sistem Informasi Geografis menghubungkan sekumpulan unsur-unsur peta dengan atributnya di dalam satuan yang disebut layer. Layer yang dimaksud seperti bangunan, sungai, jalan, batas-batas administrasi, perkebunan, dan hutan. Kumpulan dari layer ini akan membentuk basis data Sistem Informasi Geografis. Perancangan database merupakan hal yang esensial di dalam Sistem Informasi Geografis. Rancangan database akan menentukan efektifitas dan efisiensi prosesproses masukan, pengelolaan, dan keluaran Sistem Informasi Geografis (Eddy Prahasta, 2001). 2.5.2 Komponen Sistem Informasi Geografis Komponen dalam Sistem Informasi Geografis adalah sistem komputer, data geospatial (data atribut), dan pengguna dapat dilihat seperti Gambar 2.2.
15
Gambar 2.2 Komponen SIG Sumber: Dewi Maya Sari S (2007)
Sistem komputer terdiri dari hardware dan software untuk pemasukan, penyimpanan, pengolahan, dan analisis data. Data Geospatial berupa peta, foto udara, citra satelit, data statistik dan lainnya. 2.5.3 Subsistem Sistem Informasi Geografis Sistem
Informasi
Geografis
merupakan
sistem
yang
dapat
mendeskripsikan lokasi dengan karakteristik yang ditemukan di lokasi tersebut. Sistem Informasi Geografis dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem seperti Gambar 2.2.
Gambar 2.3 Subsistem Sistem Informasi Geografis Sumber: Prahasta (2001)
16
Subsistem-subsistem Sistem Informasi Geografis pada Gambar 2.3 yaitu data input, data manipulation & analysis, data management, data output. 1.
Data Input Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan dan menyimpan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini juga memiliki tugas dalam mengkonversi atau mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.
2.
Data Output Subsistem ini bertugas menampilkan dan menghasilkan keluaran (output) seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti tabel, grafik, peta dan lain-lain.
3.
Data Management Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah database sehingga mudah untuk dipanggil (load) dan diubah.
4.
Data Manipulation & Analysis Subsistem ini menentukan informasi yang dapat dihasilkan oleh sistem informasi geografis. Subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi Sistem Informasi Geografis yang diharapkan.
2.6
Pengertian Mobile Geographic Information System (Mobile GIS) Menurut Pundt (dikutip dalam Mutiaraning) Mobile Geographic
Information System (Mobile GIS) adalah kerangka teknologi terintegrasi untuk akses data spasial dan location-based services melalui perangkat mobile seperti Pocket PCs, Personal Digital Assistants (PDA), atau smart cellular phones. Kemampuan GPS, Internet, dan teknologi komunikasi wireless, Mobile GIS memiliki potensi yang besar dan memainkan peranan yang penting dalam bidang akuisis data dan validasi data.
17
Mobile GIS adalah perluasan dari teknologi GIS kantor ke lapangan. Mobile GIS memungkinkan personil lapangan untuk menyimpan, merubah, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan informasi geografis. Mobile GIS dapat menyediakakan Geographic Information Services dalam perangkat yang lebih portable untuk memfasilitasi pengumpulan data lapangan dan aksesnya. 2.6.1 Konsep Mobile GIS Mobile GIS adalah perpaduan dari teknologi GIS, mobile hardware dengan perangkat lunaknya, Global Positioning System (GPS) dan komunikasi wireless untuk akses ke internet GIS. Komponen yang bergabung membentuk mobile GIS, yaitu mobile client, jaringan tanpa kabel, dan server. Mobile client berupa perekam data posisi misalnya GPS. 2.6.2 Global Positioning System (GPS) GPS merupakan sebuah alat atau sistem yang dapat digunakan untuk menginformasikan penggunanya dimana lokasinya berada di permukaan bumi yang berbasiskan satelit. Data dikirim dari satelit berupa sinyal radio dengan data digital, untuk dapat mengetahui posisi, maka diperlukan GPS receiver yang berfungsi untuk menerima sinyal yang dikirim dari satelit GPS. 2.6.3 Cara Kerja GPS Sistem kerja GPS adalah dengan menstransmisikan sinyal dari satelit ke perangkat GPS (portable GPS murni, ataupun smartphone yang sudah memiliki fitur GPS). GPS membutuhkan transmisi dari 3 satelit untuk mendapatkan informasi dua dimensi (lintang dan bujur), dan 4 satelit untuk tiga dimensi (lintang, bujur dan ketinggian). Penggunaan GPS disarankan di tempat terbuka, karena GPS bekerja mengandalkan satelit. Penggunaan di dalam ruangan atau di tempat yang menghalangi arah satelit (di angkasa), maka GPS tidak akan bekerja secara akurat dan maksimal. Setiap daerah di atas permukaan bumi ini minimal terjangkau oleh 3 sampai 4 satelit. Setiap GPS terbaru bisa menerima sampai dengan 12 channel
18
satelit sekaligus. Kondisi langit yang cerah dan bebas dari halangan membuat GPS dapat dengan mudah menangkap sinyal yang dikirimkan oleh satelit. Semakin banyak satelit yang diterima oleh GPS, maka akurasi yang diberikan juga akan semakin tinggi. 2.7
Android Android merupakan sebuah sistem operasi yang berbasis Linux yang
digunakan di dalam telepon seluler seperti smartphone dan komputer tablet. Sistem operasi lainnya seperti Windows Mobile, iOS-iPhone, Symbian, dan masih banyak lagi juga menawarkan kekayaan isi dan keoptimalan berjalan di atas hardware yang ada, sistem operasi berjalan dengan memprioritaskan aplikasi inti yang dibangun sendiri tanpa melihat potensi yang cukup besar dari aplikasi pihak ketiga. Keterbatasan yang dimiliki dari aplikasi pihak ketiga untuk mendapatkan data asli ponsel, berkomunikasi antar proses serta keterbatasan distribusi aplikasi pihak ketiga untuk platform mereka. Android
menawarkan
sebuah
lingkungan
yang
berbeda
untuk
pengembang. Setiap aplikasi memiliki tingkatan yang sama. Android tidak membedakan antara aplikasi inti dengan aplikasi pihak ketiga. API yang disediakan menawarkan akses ke hardware, maupun data-data ponsel sekaligus, atau data sistem sendiri. Pengguna dapat menghapus aplikasi inti dan menggantinya dengan aplikasi pihak ketiga. 2.7.1 Tipe Aplikasi Android Android memiliki banyak aplikasi yang dapat dijalankan, terdapat tiga kategori aplikasi pada android. 1.
Foreground Activity Aplikasi yang hanya dapat dijalankan jika tampil pada layar dan tetap efektif walaupun tidak terlihat. Aplikasi dengan tipe ini pasti mempertimbangkan siklus hidup activity, sehingga perpindahan antar activity dapat berlangsung dengan lancar.
19
2.
Background Service Aplikasi yang memiliki interaksi terbatas dengan user, selain dari pengaturan konfigurasi, semua dari prosesnya tidak tampak pada layar, contohnya aplikasi penyaringan panggilan atau sms auto respon.
3.
Intermittent Activity Menurut Rahadiyanto (dikutip dalam Agus 2014) aplikasi yang masih membutuhkan beberapa masukkan dari pengguna, namun sebagian sangat efektif jika dijalankan di background dan jika diperlukan akan memberi tahu pengguna tentang kondisi tertentu, contohnya pemutar musik. Aplikasi yang kompleks akan sulit untuk menentukan kategori aplikasi apalagi aplikasi memiliki ciri-ciri dari semua kategori.
2.7.2 Siklus Hidup Aplikasi Android Siklus hidup aplikasi Android dikelola oleh sistem berdasarkan kebutuhan pengguna, sumberdaya yang tersedia dan lain sebagainya, misalnya pengguna ingin menjalankan browser web, pada akhirnya sistem yang akan menentukan menjalankan aplikasi. Sistem sangat berperan dalam menentukan apakah aplikasi dijalankan, dihentikan sementara, atau dihentikan sama sekali. Pengguna ketika itu sedang menjalankan sebuah activity, maka sistem akan memberikan perioritas utama untuk aplikasi tersebut, sebaliknya jika suatu activity tidak terlihat dan sistem membutuhkan sumber daya yang lebih, maka activity yang prioritas rendah akan ditutup menurut penelitian Sayed Y. Hashimi dan Satya Komatineni (2009) yang dikutip dari hasil penelitian Agus. Android menjalankan setiap aplikasi dalam proses secara terpisah, yang masing-masing memliki mesin virtual pengolah sendiri, dengan ini melindungi penggunaan memori pada aplikasi. Android dapat mengontrol aplikasi mana yang layak menjadi prioritas utama, karenanya Android sangat sensitif dengan siklus hidup aplikasi dan komponen-komponennya. Perlu adanya penanganan terhadap setiap kondisi agar aplikasi menjadi stabil.
20
2.8
Google Map Service Google Map Service adalah layanan global peta virtual gratis yang
diberikan oleh Google secara online. Google Maps API (Application Programming Interface) adalah sebuah layanan yang diberikan oleh Google kepada para pengguna untuk memanfaatkan Google Map dalam mengembangkan aplikasi. Google Maps API menyediakan beberapa fitur untuk memanipulasi peta, dan menambah konten melalui berbagai jenis layanan yang dimiliki, serta mengijinkan kepada pengguna untuk membangun aplikasi enterprise di dalam website tersebut. Cara menampilkan Google Maps pada suatu web atau blog cukup mudah hanya dengan membutuhkan pengetahuan mengenai HTML serta javascript, serta koneksi Internet yang cukup stabil. Menggunakan Google Maps API dapat menghemat waktu dan biaya untuk membangun aplikasi peta digital yang handal, sehingga bisa fokus pada data yang ditampilkan sedangkan peta yang ditampilkan adalah milik Google sehingga tidak lagi dipusingkan dengan mambuat peta suatu lokasi, bahkan dunia. Google Maps API terdapat 4 jenis pilihan model peta yang disediakan oleh Google, diantaranya adalah: 1.
Road map, untuk menampilkan peta biasa 2 dimensi.
2.
Satellite, untuk menampilkan foto satelit.
3.
Terrain,
untuk
menunjukkan
relief
fisik
permukaan
bumi
dan
menunjukkan seberapa tingginya suatu lokasi, contohnya menunjukkan gunung dan sungai. 4.
Hybrid, menunjukkan foto satelit yang diatasnya tergambar pula apa yang tampil pada Roadmap (jalan dan nama kota).
2.8.1 Cara Kerja Google Maps Google Maps dibuat dengan menggunakan kombinasi dari gambar peta, database, serta obyek‐obyek interaktif yang dibuat dengan Bahasa Pemrograman HTML, Java Script dan AJAX, serta beberapa bahasa pemrograman lainnya. Gambar‐gambar yang muncul pada peta merupakan hasil komunikasi dengan
21
database pada web server Google untuk menampilkan gabungan dari potongan‐potongan gambar
yang diminta.
Keseluruhan citra yang ada
diintegrasikan ke dalam database pada Google Server, yang nantinya akan dapat dipanggil sesuai kebutuhan permintaan. Kode Javascript yang digunakan untuk menampilkan peta Google Maps diambil dari link URL. 2.8.2 Android Maps API (Application Programming Interface) v2 Android Maps API v2 merupakan versi terbaru API yang diluncurkan oleh Google untuk menggantikan versi yang pertama. Versi yang terbaru ini lebih canggih dan memberikan fungsionalitas yang lebih banyak dari pada versi yang pertama. Alasan mengapa menggunakan Android Maps API v2, karena pembuatan aplikasi terbaru untuk saat ini tidak bisa menggunakna versi yang lama. Versi terbaru API ini menggunakan Google Play Service SDK dalam pembuatan aplikasi maps, dimana Google Play Service SDK merupakan library dari project yang akan dibuat. Maps yang digunakan merupakan MapFragment. API atau biasa disebut Apllication Programing interface adalah interface yang digunakan komponen software untuk saling berhubungan, sehingga bisa dikatakan Google Map API itu berisi code atau script library untuk memanfaatkan fungsi Google Map terutama pada halaman web yang dibuat apalagi berfungsi sebagai web komersil dan Google Map sebagai fitur tambahan. Tujuan dari penggunaan Google Maps API adalah untuk melihat lokasi, mencari alamat, mendapatkan petunjuk mengemudi dan lain sebagainya. Hampir semua hal yang berhubungan dengan peta dapat memanfaatkan Google Maps (Gabriel, Svennerberg. 2010). 2.8.3 Google Play Service Google Play Service merupakan library yang digunakan dalam pembuatan aplikasi maps berbasis Android. Google Play Service dibagi menjadi tiga library, diantaranya Google Auth, Google Plus, dan Maps Library.
22
2.8.4 Maps API Key Maps API Key digunakan untuk ijin akses ke layanan Android Maps, untuk mendapatkan API Key v2 membutuhkan SHA-1 Fingerprint yang dapat dilihat melalui cammand prompt. SHA-1 Fingerprint yang telah di-generate maka selanjutnya adalah membuat API Project pada Google APIs Console.
Gambar 2.4 SHA-1 Fingerprint
Gambar 2.4 merupakan SHA-1 Fingerprint yang didapat di preferences Eclipse, untuk mendapatkan API Key di Google Maps. 2.8.5 Menampilkan Peta Menampilkan peta dari Google Maps menggunakan beberapa fungsi seperti berikut. protected void onCreate(Bundle savedInstanceState) { super.onCreate(savedInstanceState); setContentView(R.layout.activity_main); SupportMapFragment mapFragment=(SupportMapFragment) getSupportFragmentManager().findFragmentById(R.id.map); map=mapFragment.getMap(); } Kode Program 2.1 Fungsi onCreate
23
Kode Program 2.1 merupakan fungsi onCreate, dimana fungsi ini akan langsung dibuat ketika class dipanggil. Fungsi tersebut digunakan untuk memanggil XML untuk menentukan halaman user interface.
Kode Program 2.2 XML Peta
Kode Program 2.2 merupakan fungsi yang digunakan untuk menampilkan peta pada XML user interface.
Gambar 2.5 Tampilan Peta
Gambar 2.5 merupakan tampilan peta yang berhasil ditampilkan di smartphone Android
24
2.8.5.1 Marker Marker digunakan untuk mengidentifikasikan titik yang ada di peta agar dapat diklik dan menampilkan informasi. Secara default, akan diberikan icon dari Google Maps, yang bisa diganti dengan icon lain.
Gambar 2.6 Marker Default Google Maps
Icon marker default dapat diganti dengan icon lainnya sesuai dengan kepentingan user, seperti yang ditunjukkan Gambar 2.7.
25
Gambar 2.7 Marker dengan Icon Lain
Posisi marker akan tampil di posisi koordinat yang sudah ditentukan. Koordinat di sini adalah nilai latitude dan longitude. Marker dapat diberi informasi mengenai content-content suatu tempat atau lokasi (place) dengan menggunakan Info window, seperti yang ditunjukkan Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Info Window dari Marker
26
Gambar 2.8 menunjukkan keterangan dari marker atau yang biasa disebut dengan info window yang umumnya berisi keterangan untuk menunjukkan informasi dari sebuah marker. 2.8.5.2 Polyline Membuat garis pada peta dapat menggunakan fungsi polyline. Berikut adalah contoh polyline pada sebuah peta.
Gambar 2.9 Polyline pada Peta Google Maps
Gambar 2.9 menunjukkan polyline pada peta, yang titiknya ditandai dengan sebuah marker yang biasanya disebut dengan path. 2.9
Android Support Library v4 Android Support Library adalah sekumpulan library yang kompatibel
dengan Android Framework APIs serta fitur-fitur yang hanya tersedia di Android Support Library. Setiap library tertentu kompatibel dengan level Android API tertentu. Android Support Library v4 kompatibel dengan Sistem Operasi Android semua versi.
27
2.10
Bahasa Pemrograman Java Java adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang berorientasi objek
dan program java tersusun dari bagian yang disebut class. Class terdiri atas method yang melakukan pekerjaan dan mengembalikan informasi setelah melakukan tugasnya. Kelebihan dari Bahasa Pemrograman Java adalah memungkinkan sebuah program berbasis java dapat bekerja di atas Sistem Operasi Linux maupun Windows. Java mendukung OOP (Object Oriented Programming) yang berarti dalam Bahasa Java mendukung pemodelan berorientasi objek. 2.11
JSON JSON singkatan dari JavaScript Object Notation adalah suatu format
ringkas pertukaran data komputer. Formatnya berbasis teks dan terbaca manusia serta digunakan untuk merepresentasikan struktur data sederhana dan larik asosiatif (disebut objek). Format JSON sering digunakan untuk mentransmisikan data terstruktur melalui suatu koneksi jaringan pada suatu proses yang disebut serialisasi. JSON dianggap sebagai format data yang tak tergantung pada suatu bahasa. 2.11.1 Struktur Penulisan JSON JSON memiliki struktur yang harus diketahui. Struktur JSON adalah seperti berikut ini: 1.
Kumpulan pasangan nama atau nilai. Beberapa bahasa, hal ini dinyatakan sebagai objek (object), rekaman (record), struktur (struct), kamus (dictionary), tabel hash (hash table), daftar berkunci (keyed list) atau associative array.
2.
Daftar nilai terurutkan (an ordered list of values). Kebanyakan dalam bahasa, hal ini dinyatakan sebagai larik (array), vektor (vector), daftar (list) atau urutan (sequence). Struktur-struktur data ini disebut sebagai struktur data universal, pada
dasarnya, semua bahasa pemprograman moderen mendukung struktur data ini dalam bentuk yang sama maupun berlainan. Format data mudah dipertukarkan
28
dengan bahasa-bahasa pemprograman yang juga berdasarkan pada struktur data ini. JSON menggunakan bentuk sebagai berikut: 1.
Objek adalah sepasang nama atau nilai yang tidak terurutkan. Objek dimulai dengan kurung kurawal buka ({) dan diakhiri dengan kurung kurawal tutup (}). Setiap nama diikuti dengan titik dua (:) dan setiap pasangan nama atau nilai dipisahkan oleh koma (,). Bentuk penulisan JSON Object dapat ditunjukkan pada Gambar 2.10 di bawah ini.
Gambar 2.10 Bentuk Penulisan JSON Object Sumber: Agus (2014)
2.
Larik adalah kumpulan nilai yang terurutkan. Larik dimulai dengan kurung kotak buka ([) dan diakhiri dengan kurung kotak tutup (]). Setiap nilai dipisahkan oleh koma (,). Bentuk penulisan JSON Array dapat ditunjukkan pada Gambar 2.11 di bawah ini.
Gambar 2.11 Bentuk Penulisan JSON Array Sumber: Agus (2014)
3.
Nilai (value) dapat berupa sebuah string dalam tanda kutip ganda, atau angka, atau true atau false atau null, atau sebuah objek atau sebuah larik. Struktur-struktur tersebut dapat disusun bertingkat. Bentuk penulisan value dapat ditunjukkan pada Gambar 2.12.
29
Gambar 2.12 Bentuk Penulisan Value Sumber: Agus (2014)
4.
String adalah kumpulan dari nol atau lebih karakter Unicode, yang dibungkus dengan tanda kutip ganda. Penggunaan string dapat menggunakan backslash escapes "\" untuk membentuk karakter khusus. Sebuah karakter mewakili karakter tunggal pada string. String sangat mirip dengan string C atau Java. Bentuk penulisan String dapat ditunjukkan pada Gambar 2.13 di bawah ini.
Gambar 2.13 Bentuk Penulisan String Sumber: Agus (2014)
5.
Angka adalah sangat mirip dengan angka di C atau Java, kecuali format oktal dan heksadesimal tidak digunakan. Bentuk penulisan Number dapat ditunjukkan pada Gambar 2.14.
30
Gambar 2.14 Bentuk Penulisan Number Sumber: Agus (2014)
2.12
MySQL MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL
atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis di bawah lisensi GNU General Public License (GPL), dan juga menjual di bawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL. Proyek-proyek seperti Apache, dimana perangkat lunak dikembangkan oleh komunitas umum dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh penulisnya masing-masing. MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan komersial Swedia MySQL AB, dimana memegang hak cipta hampir atas semua kode sumbernya. Kedua orang Swedia dan satu orang Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah David Axmark, Allan Larsson, dan Michael "Monty" Widenius. MySQL memiliki beberapa keistimewaan, antara lain: 1.
Portabilitas MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi.
2.
Open Source MySQL didistribusikan sebagai software open source, di bawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara gratis.
31
3.
Multi-user MySQL dapat digunakan oleh beberapa pengguna dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.
4.
Performance tuning MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.
5.
Ragam tipe data MySQL memiliki ragam tipe data yang sangat kaya, seperti signed atau unsigned integer, float, double, char, text, date, time stamp, dan lain-lain.
6.
Perintah dan Fungsi MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query).
7.
Keamanan MySQL memiliki beberapa lapisan keamanan seperti level subnet mask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi.
8.
Skalabilitas dan Pembatasan MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.
9.
Konektivitas MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protocol TCP/IP, Unix socket (UNIX), atau Named Pipes (NT).
10.
Lokalisasi MySQL
dapat
mendeteksi pesan kesalahan
pada
klien dengan
menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. 11.
Antar Muka MySQL memiliki antarmuka (interface) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API.
32
12.
Klien dan Peralatan. MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool) yang dapat digunakan untuk administrasi database, dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online.
13.
Struktur tabel. MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle.
2.12.1 Tipe Data MySql MySQL menggunakan banyak jenis data yang berbeda. Jenis data tersebut dapat dipecah menjadi tiga kategori yaitu tipe data numerik, tipe data tanggal dan waktu, dan tipe data string. Berikut ini penjelasan dari tipe data tersebut. 1.
Tipe Data Numerik Tipe data numerik dapat dibedakan menjadi dua macam kelompok yaitu
integer dan floating point. Tipe data integer digunakan untuk data bilangan bulat dan tipe data floating point digunakan untuk bilangan desimal. Tipe data numerik dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini. Tabel 2.2 Tipe Data Numerik
No
Tipe Data
Keterangan Bilangan
bulat
berukuran 4
byte
yang dapat
ditandatangani atau unsigned. Rentang yang diijinkan 1
INT
jika ditandatangani adalah dari -2147483648 sampai 2147483647 dan jika unsigned, rentang yang diijinkan adalah 0-4294967295. Bilangan yang sangat kecil yang dapat ditandatangani atau
2
TINYINT
unsigned.
Rentang
yang
diijinkan
jika
ditandatangani adalah dari -128 sampai 127. Rentang yang diijinkan jika unsigned, adalah dari 0 sampai 255.
33
Integer kecil yang dapat ditandatangani atau unsigned. 3
SMALLINT
Rentang yang diijinkan jika ditandatangani, adalah dari -32.768 ke 32767 dan jika unsigned, rentang yang diijinkan adalah dari 0 sampai 65535. Bilangan menengah yang dapat ditandatangani atau
4
MEDIUMINT
unsigned, rentang yang diijinkan adalah dari -8388608 ke 8.388.607 dan jika unsigned, rentang yang diijinkan adalah 0-16777215. Integer
besar
yang
dapat
ditandatangani
atau
unsigned. Rentang yang diijinkan jika ditandatangani 5
BIGINT
adalah
dari
-9223372036854775808
ke
9223372036854775807 dan jika unsigned, rentang yang diijinkan adalah 0-18446744073709551615. Angka floating-point yang tidak dapat unsigned. Panjang tampilan (M) dan jumlah desimal (D) dapat 6
FLOAT (M,D)
ditentukan. Ini tidak diperlukan dan akan default ke 10,2, di mana 2 adalah jumlah desimal dan 10 adalah jumlah total digit (termasuk desimal). Presisi angka floating-point ganda yang tidak dapat unsigned. Desimal presisi bisa pergi ke 53 tempat
7
DOUBLE (M,D)
untuk sebuah DOUBLE. REAL adalah sinonim untuk DOUBLE. Angka floating-point membongkar yang tidak dapat unsigned. Mendefinisikan panjang tampilan (M) dan
8
DECIMAL (M,D)
jumlah desimal (D) diperlukan. NUMERIC adalah sinonim untuk DECIMAL.
Tipe data numerik memiliki 8 tipe data antara lain tipe data int yang digunakan untuk sebuah bilangan bulat berukuran 4 byte. Tipe data tinyint yang digunakan untuk sebuah bilangan yang sangat kecil. Tipe data smallint yang digunakan untuk sebuah integer yang berukuran kecil. Tipe data mediumint
34
yang digunakan untuk sebuah bilangan menengah. Tipe data bigint digunakan untuk sebuah bilangan integer yang berukuran besar. Tipe data float yang digunakan untuk sebuah angka floating-point atau bilangan pecahan. Tipe data double digunakan untuk sebuah bilangan pecahan. Tipe data decimal digunakan
untuk bilangan pecahan. 2.
Tipe Data Tanggal dan Waktu Tipe data tanggal dan waktu memiliki kisaran nilai tertentu. MySQL akan
memberikan peringatan (error) jika terdapat masukan nilai yang salah. Kisaran nilai dan ukuran memori dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut ini: Tabel 2.3 Tipe Data Tanggal dan Waktu
No
Tipe Data
Ukuran
Keterangan Tanggal YYYY-MM-DD, antara 1000-01-
1
DATE
8 byte
01 dan 9999-12-31. Contohnya, 3 Januari 2014 akan disimpan sebagai 2014/01/03. Kombinasi tanggal
dan
waktu
dalam
YYYY-MM-DD HH: MM: SS format, 2
DATETIME
8 byte
antara 1000-01-01 00:00:00 9999-12-31 23:59:59 dan. Contohnya, 4:30 di sore hari pada 3 Januari 2014 akan disimpan sebagai 2014/01/03 16:30:00. Menyimpan waktu dengan format HH:
3
TIME
3 byte
MM: SS. Jangkauan dari 838:59:59 sampai dengan 838:59:59. Contohnya 16:30:00.
4
TIMESTAMP
5
YEAR
4 byte
1 byte
Kombinasi
tanggal
dan
jam
dengan
jangkauan antara 1970-01-01 sampai 2037. Data tahun dengan jangkauan antara 1901 sampai 2155
Tipe data tanggal dan waktu memiliki 5 tipe data antara lain tipe data date digunakan untuk kombinasi tanggal dan jam. Tipe data datetime digunakan untuk kombinasi tanggal dan waktu dengan jangkauan 1000-01-01 00:00:00
35
sampai dengan 9999-12-31 23:59:59. Tipe data time digunakan untuk waktu. Tipe data timestamp digunakan untuk kombinasi tanggal dan jam. Tipe data year digunakan untuk data tahun. 3.
Tipe Data String String adalah rangkaian dari karakter. String memiliki beberapa tipe data
yang dapat digunakan seperti char, varchar, tinytext, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut ini: Tabel 2.4 Tipe Data String
No
Tipe Data
Jangkauan
Keterangan Biasanya
1
CHAR
0-255
digunakan
untuk
menyimpan data string ukuran tetap. Biasanya
2
VARCHAR
0-255
digunakan
untuk
menyimpan data string ukuran dinamis.
3
TINYTEXT
4
TEXT
5
MEDIUMTEXT
6
LONGTEXT
7
BLOB
0-255
0-65.535
0-16.777.215
0-4.294.967.295 216-1 (atau 65.535)
Biasanya
TINYBLOB
28-1 (atau 255)
untuk
menyimpan data text. Biasanya
digunakan
untuk
menyimpan data text normal. Biasanya
digunakan
untuk
menyimpan data text medium. Biasanya
digunakan
untuk
menyimpan data text besar. Biasanya
digunakan
untuk
menyimpan data biner normal. Biasanya
8
digunakan
digunakan
untuk
menyimpan data biner ukuran kecil.
9
MEDIUMBLOB
224-1 (atau 16.777.215)
Biasanya
digunakan
untuk
menyimpan data biner ukuran
36
medium.
10
LONGBLOB
232-1 (atau 4.294.967.295)
Biasanya
digunakan
untuk
menyimpan data biner ukuran besar.
Tipe data string memiliki 10 macam tipe data antara lain seperti tipe data char, tipe data varchar, tipe data tinytext, tipe data text, tipe data mediumtext, tipe data longtext, tipe data blob, tipe data tinyblob, tipe data mediumblob dan tipe data longblob. Tipe data tersebut memiliki jangkauan dan
fungsi penyimpanan yang berbeda. 2.13
PHP (Hypertext Preprocessor) Menurut penelitian Suryatiningsih (2009) yang dikutip dari hasil penelitian
oleh Agus PHP adalah bahasa scripting yang menyatu dengan HTML dan dijalankan pada server side. Semua sintax yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan pada server sedangkan yang dikirimkan ke browser hanya berupa hasilnya saja. PHP merupakan bahasa pemrograman berbasis web dengan menggunakan server. PHP dibuat pertama kali pada tahun 1994 oleh Rasmus Lerdoff, dimana ketika itu PHP masih bernama FI (Form Interprated) yang masih berupa sekumpulan script yang digunakan untuk mengolah data form dari web. Tahun 1997, sebuah perusahaan bernama Zend menulis ulang interpreter PHP. Bulan Juni 2004, Zend merilis PHP 5.0, dimana inti dari interpreter PHP mengalami perubahan besar. Versi 5.0 juga memasukkan model pemrograman berorientasi objek ke dalam PHP untuk menjawab perkembangan bahasa pemrograman ke arah paradigma berorientasi objek. Setiap program PHP disebut dengan script. Script PHP merupakan script yang digunakan untuk menghasil halaman-halaman web. Cara penulisan script dibedakan menjadi dua, yaitu Embedded Script dan Non Embedded Script (Neuschel, R. F. 1960).
37
2.14
IDE Eclipse Eclipse merupakan sebuah IDE (Integrated Development Environment)
untuk mengembangkan perangkat lunak dan dapat dijalankan di semua platform (platform independent). Menurut penelitian Pengembangan aplikasi Android disarankan menggunakan IDE Eclipse. Eclipse adalah IDE software yang digunakan oleh banyak bahasa pemrograman seperti Java, C, C++, COBOL, Phyton dan lain-lain. IDE Eclipse memiliki layanan system extensible (semacam sistem penambahan plugins), editor, debugger, controls tools, pengaturan direktori dan lain-lainnya. IDE Eclipse intinya adalah suatu software yang lingkungannya dikondisikan agar memudahkan pengembang membangun suatu aplikasi (Suprianto, Dodit and Agustina, Rini. 2012). 2.15
Perangkat Pemodelan Sistem Merancang dan membuat sistem, langkah awal yang dilakukan adalah
membuat atau memodelkan sistem. Pemodelan sistem ini dilakukan untuk memfokuskan hal yang penting dalam sistem tanpa harus terlibat lebih jauh. Pemodelan sistem dapat dilakukan dengan beberapa macam perangkat pemodelan sistem seperti sistem flow, diagram konteks dan DFD. 2.15.1 Diagram Konteks Diagram konteks merupakan kejadian tersendiri dari suatu diagram alir data, dimana satu lingkaran merepresentasikan seluruh sistem. Diagram konteks ini harus berupa suatu pandangan, yang mencakup masukan-masukan dasar, sistem-sistem dan keluaran. Diagram konteks merupakan tingkatan tertinggi dalam diagram aliran data dan hanya memuat satu proses, menunjukkan sistem secara keseluruhan. Proses tersebut diberi nomor nol. Semua entitas eksternal yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran data-aliran data utama menuju dan dari sistem. Diagram tersebut tidak memuat penyimpanan data dan tampak sederhana untuk diciptakan, begitu entitas-entitas eksternal serta aliran data-aliran data menuju dan dari sistem diketahui penganalisis dari wawancara dengan user dan sebagai hasil analisis dokumen. Diagram konteks menggaris bawahi sejumlah karakteristik penting dari suatu sistem, yaitu:
38
1.
Kelompok pemakai.
2.
Komunikasi yang disebut juga sebagai terminator.
3.
Data dimana sistem menerima dari lingkungan dan harus diproses dengan cara tertentu.
4.
Data yang dihasilkan sistem dan diberikan ke dunia luar.
5.
Penyimpanan data yang digunakan secara bersama antara sistem dengan terminator.
6.
Data ini dibuat oleh sistem dan digunakan oleh lingkungan atau sebaliknya, dibuat oleh lingkungan dan digunakan oleh sistem. Batasan antara sistem yang dibuat dan lingkungan. Diagram konteks dimulai dengan penggambaran terminator, aliran data,
aliran kontrol penyimpanan, dan proses tunggal yang menunjukkan keseluruhan sistem. Bagian termudah adalah menetapkan proses (yang hanya terdiri dari satu lingkaran) dan diberi nama yang mewakili sistem. Simbol-simbol pada diagram konteks dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut. Tabel 2.5 Simbol-simbol pada Diagram Konteks
Simbol
Nama Terminator
Aliran data/ Data flow
Proses
Contoh Pegawai Informasi pegawai
Membuat record pegawai
Terminator ditunjukkan dalam bentuk persegi panjang dan berkomunikasi langsung dengan sistem melalui aliran data atau penyimpanan eksternal. Antara terminator tidak diperbolehkan komunikasi langsung. Aliran data ditunjukkan dalam bentuk tanda panah, biasanya berisi data atau informasi yang mengalir dari
39
suatu pihak ke sistem dan sebaliknya. Proses ditunjukkan dalam bentuk segi empat panjang dengan sudut-sudutnya yang tumpul. 2.15.2 DFD (Data Flow Diagram) Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan
untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses
fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama bubble chart, bubble diagram, model proses, diagram alur kerja atau model fungsi. DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khusus bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Beberapa simbol yang digunakan pada Data Flow Diagram dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut. Tabel 2.6 Simbol-simbol pada DFD (Data Flow Diagram)
Gane dan Sarson
Yourdon dan De
Simbol
Marco Simbol
Entitas
Entitas Eksternal
Keterangan Entitas eksternal, dapat
Eksternal
berupa orang atau unit terkait yang berinteraksi dengan sistem tetapi diluar sistem Orang,
Proses Proses
unit
yang
mempergunakan
atau
melakukan
transformasi
data. Komponen fisik tidak diidentifikasikan. Aliran data dengan arah khusus dari sumber ke tujuan.
40
Penyimpanan Data Store
1. Data Store
data
atau
tempat data direfer oleh proses.
Simbol-simbol DFD menurut Gane dan Sarson dengan Yourdon dan De Marco berbeda tetapi fungsinya sama. Entitas eksternal menurut Gane dan Sarson digambarkan dengan bentuk persegi sedangkan menurut Yourdon dan De Marco digambarkan dengan persegi panjang. Proses dapat digambarkan dengan persegi panjang yang ujungnya tumpul maupun dengan simbol lingkaran. Aliran data disimbolkan dengan tanda panah. Data store disimbolkan dengan persegi panjang yang salah satu sisinya berisi garis vertical. 2.16
Perhitungan Jarak dengan Menggunakan Haversine Formula Cara menentukan suatu jarak adalah dengan mengetahui titik dari lokasi
awal dan lokasi tujuan. Salah satu cara menentukan jarak adalah dengan mengetahui waypoint dari lokasi awal dan lokasi tujuan. Waypoint merupakan koordinat yang mengidentifikasi titik dalam ruang fisik, berupa koordinat lintang dan bujur. Koordinat yang digunakan dapat bervariasi tergantung pada aplikasi. Navigasi darat biasanya menggunakan koordinat berupa bujur dan lintang, sedangkan untuk navigasi udara juga mencakup ketinggian. Waypoint biasanya digunakan untuk sistem navigasi pada Global Positioning System (GPS) dan jenis-jenis tertentu dari radio navigasi. Waypoint yang terletak di permukaan bumi biasanya didefinisikan dalam dua dimensi, bujur dan lintang, sedangkan yang digunakan dalam atmosfer bumi atau di luar angkasa didefinisikan dalam setidaknya tiga dimensi atau empat jika waktu merupakan salah satu koordinat untuk beberapa titik yang berada di luar Bumi. Koordinat yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis biasanya menggunakan titik lintang dan bujur atau yang biasa disebut dengan latitude dan longitude. Haversine Formula adalah persamaan yang penting pada navigasi, memberikan jarak lingkaran besar antara dua titik pada permukaan bumi berdasarkan bujur dan lintang. Penggunaan rumus ini cukup akurat untuk sebagian
41
besar perhitungan, juga mengabaikan ketinggian bukit dan kedalaman lembah di permukaan bumi (Uyun dan Madikhatun, 2011). Berikut bentuk Rumus Haversine Formula : ∆
=
∆
− =
− ∆
=
+ cos(
(2.2) ) cos(
)
(√ , (1 − ))
= 2 =
(2.1)
∗
Keterangan: R
= jari-jari bumi sebesar 6371 (km)
lat
= besaran perubahan latitude
long = besaran perubahan longitude c
= kalkulasi perpotongan sumbu
d
= jarak (km)
∆
(2.3) (2.4) (2.5)