BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi Untuk menunjang pendidikan di perguruan tinggi pengadaan perpustakaan akan sangat membantu mahasiswa dalam mencari informasi yang diinginkan. Yusuf dan Suhendar (2013: 1) menyatakan bahwa perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu tempat yang didalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer dan lain-lain. Pernyataan tersebut menyebutkan secara umum perpustakaan merupakan tempat yang menyediakan jasa layanan dalam berbagai media informatif yang dapat membantu penggunanya dalam mencari informasi. Pengertian perpustakaan perguruan tinggi menurut Noerhayati (1987: 1) bahwa pada hakikatnya perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya, yang bersama-sama dengan unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan tri dharmanya. Dengan kata lain perpustakaan perguruan tinggi merupakan suatu unit kerja yang membantu perguruan tinggi dalam memberikan layanan berupa informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan terutama mahasiswa, dosen, maupun pegawai perguruan tinggi itu sendiri.
6
Basuki (1991: 51) menerangkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Tujuan perguruan tinggi di Indonesia dikenal dengan nama Tri Dharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat) maka perpustakaan perguruan tinggi pun bertujuan membantu melaksanakan ketiga darma perguruan tinggi. Sehubungan dari beberapa pengertian perpustakaan perguruan tinggi tersebut di atas, maka dapat diartikan bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang berada dalam lingkungan perguruan tinggi sebagai bagian dari perguruan tinggi yang bersifat membantu perguruan tinggi dalam mencapai tujuannya yaitu melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi.
a) Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi Menurut Noerhayati (1987: 2) tujuan diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan informasi yang meliputi aspek-aspek: pengumpulan informasi, pengolahan informasi, pemanfaatan informasi, penyebarluasan informasi. Pernyataan tersebut
mengartikan
bahwa
informasi
yang
dimiliki
perpustakaan
dikumpulkan kemudian diolah hingga informasi tersebut dapat sampai dan bermanfaat oleh pengguna perpustakaan.
7
Menurut Basuki (1991: 52) secara umum tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah : a) Memenuhi
keperluan
informasi masyarakat
perguruan tinggi,
lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup pula tenaga administrasi perguruan tinggi. b) Menyediakan bahan pustaka rujukan (referens) pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar. c) Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan. d) Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai. e) Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal. Makna dari pernyataan di atas mengartikan bahwa perpustakaan perguruan tinggi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dengan menyediakan bahan pustaka rujukan, fasilitas ruangan belajar ataupun fasilitas lainnya, menyediakan jasa informasi aktif yang tidak terbatas pada lingkungan perguruan tinggi saja, serta menyediakan layanan-layanan yang berguna dan bermanfaat bagi pemakai perpustakaan. Sehubungan dengan hal tersebut Noerhayati (1987: 2) juga menyatakan bahwa secara khusus tujuan diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar, serta mempertinggi pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan informasi.
8
Ditinjau dari ketiga pengertian tujuan perpustakaan perguruan tinggi tersebut, baik secara umum maupun khusus dapat terwujud apabila terjalin hubungan kerjasama yang harmonis antara perpustakaan dengan dosen atau asisten dosen, perpustakaan dengan mahasiswa, maupun perpustakaan dengan pengunjung lainnya, seperti tenaga administrasi ataupun staf perguruan tinggi tersebut.
b) Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Pada dasarnya berbagai jenis perpustakaan memiliki fungsi yang sama yaitu menjadi pelayan masyarakat. Menurut Darmono (2004: 3) perpustakaan memiliki beberapa fungsi umum sebagai berikut. 1) Fungsi informasi Perpustakaan menyediakan informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya agar pengguna perpustakaan dapat: a) mengambil berbagai ide dari buku yang ditulis oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu, b) menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyerap informasi dalam berbagai bidang serta mempunyai kesempatan untuk dapat
memilih
informasi
yang
layak
sesuai
dengan
kebutuhannya, c) memperoleh
kesempatan
untuk
mendapatkan
berbagai
informasi yang tersedia di perpustakaan dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan,
9
d) memperoleh informasi yang tersedia di perpustakaan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan seharihari di masyarakat. 2) Fungsi pendidikan Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya sebagai sarana untuk menerapkan tujuan pendidikan. Melalui fungsi ini manfaat yang diperoleh adalah: a) agar pengguna perpustakaan mendapat kesempatan untuk mendidik diri sendiri secara berkesinambungan, b) untuk membangkitkan dan mengembangkan minat yang telah dimiliki pengguna yaitu dengan mempertinggi kreativitas dan kegiatan intelektual, c) mempertinggi sikap sosial dan menciptakan masyarakat yang demokratis, d) mempercepat penguasaan dalam bidang pengetahuan dan teknologi baru.
10
3) Fungsi kebudayaan Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk: a) meningkatkan mutu kehidupan dengan memanfaatkan berbagai informasi sebagai rekaman budaya bangsa untuk meningkatkan taraf hidup dan mutu kehidupan manusia baik secara individu maupun secara kolompok, b) membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan, yang merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni, c) mendorong tumbuhnya kreativitas dalam berkesenian, d) mengembangkan sikap dan sifat hubungan manusia yang positif serta menunjang kehidupan antar budaya secara harmonis, e) menumbuhkan budaya baca di kalangan pengguna sebagai bekal penguasaan alih teknologi
11
4) Fungsi rekreasi Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya untuk: a) Menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani, b) Mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai bacaan dan pemanfaatan waktu senggang, c) Menunjang berbagai kegitan kreatif serta hiburan yang positif. 5) Fungsi penelitian Sebagai fungsi penelitian perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang kegiatan penelitian. Informasi yang disajikan meliputi berbagai jenis dan bentuk informasi 6) Fungsi deposit Sebagai fungsi deposite perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan semua karya cetak dan karya rekam yang diterbitkan di wilayah Indonesia. Pada dasarnya perpustakaan memiliki berbagai fungsi yang bermacammacam
tergantung
kebutuhan
pengguna
perpustakaan.
Fungsi-fungsi
perpustakaan tersebut dapat digunakan oleh berbagai jenis perpustakaan termasuk perpustakaan perguruan tinggi, terutama pada fungsi pendidikan dan fungsi penelitian. Dengan adanya fungsi pendidikan dan fungsi penelitian ini maka tujuan utama dari perguruan tinggi yaitu Tri Dharma perguruan tinggi dapat tercapai melalui perpustakaan yang dimiliki perguruan tinggi itu sendiri.
12
2.2 Fasilitas Perpustakaan Untuk meningkatkan layanan pengguna, perpustakaan menyediakan fasilitas yang dapat membantu dan mempermudah pengguna dalam mencari informasi. Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pada Bab IX pasal 38 ayat (1) menyatakan bahwa “ Setiap penyelenggara perpustakaan menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan standar nasional perpustakaan”. Pernyataan tersebut memperkuat bahwa sarana dan prasarana yang terdapat di perpustakaan dapat meningkatkan pelayanan pengguna. Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah fasilitas yang ada di perpustakaan. Setiap perpustakaan pasti miliki ruang-ruang yang disediakan perpustakaan untuk pengguna. Karena pada dasarnya setiap perpustakaan besar ataupun kecil memerlukan ruangan sebagai berikut : a) Ruangan untuk menyimpan buku, majalah dan bahan rekam lain; b) Ruangan untuk membaca; c) Ruangan untuk melaksanakan administrasi peminjaman; d) Ruangan kerja untuk pegawai serta ruang kantor untuk kepala perpustakaan (jika ada kepala perpustakaan) (Darmono, 2004 : 206). Ruangan-ruangan yang telah disebutkan di atas adalah ruangan-ruangan yang minimal harus ada di perpustakaan. Ruangan tersebut juga berfungsi agar kegiatan yang berlangsung di perpustakaan dapat berjalan lancar, cepat, dan tepat tanpa mengganggu penguna perpustakaan maupun pustakawan atau pegawai perpustakaan.
13
2.2.1 Jenis Perabotan Perpustakaan Perpustakaan sebagai penyedia layanan memerlukan perabotan yang mendukung kerja pegawai perpustakaan atau pustakawan, maupun perabotan untuk menunjang fasilitas perpustakaan. Menurut Darmono (2004: 214) untuk mendukung fungsi dan tujuan perpustakaan agar dapat optimal dibutuhkan perabot dan peralatan sebagai berikut. 1. Meja Sirkulasi memiliki desain khusus,
biasanya
desainnya
disesuaikan dengan aktivitas di sirkulasi dan kebutuhan perlengkapan untuk mendukung layanan ini. Meja sirkulasi pada umumnya didesain khusus dengan kapasitas daya tampung buku dan berkas-berkas lainnya dalam jumlah yang banyak. Meja sirkulasi biasanya terdiri dari beberapa meja yang kemudian digabung sehingga membentuk meja yang memungkinkan menunjang aktivitas layanan secara optimal. 2. Meja Baca sangat dibutuhkan oleh perpustakaan. Meja baca ada bermacam-macam, ada yang berkapasitas untuk dua orang, kapasitas empat orang, dan bahkan untuk kapasitas 6 orang. Pemilihan jenis meja sangat tergantung dari luas ruangan perpustakaan.
14
3. Meja Kerja tidak begitu banyak dibutuhkan oleh perpustakaan, namun demikian meja kerja ini sangat penting. Segala aktivitas perpustakaan dikendalikan dari meja kerja. Meja kerja berbeda dengan meja sirkulasi, pada umumnya meja kerja adalah tunggal, dan meja sirkulasi terdiri dari beberapa meja dua atau tiga meja dengan desain khusus kemudian digabung menjadi satu. 4. Meja/Rak Atlas merupakan meja atau rak secara khusus digunakan untuk menempatkan atlas. Penempatan atlas biasanya diletakkan secara horisontal, karena atlas yang baik dan lengkap ukurannya besar yaitu sampai 50 cm x 70 cm. Karena ukurannya yang besar tersebut maka diperlukan rak atau meja khusus yang berbeda dengan rak penempatan buku. 5. Rak Buku atau juga lemari buku untuk menyusun buku-buku perpustakaan sekolah. Usahakan ukurannya disesuaikan dengan tinggi badan siswa sekolah yang dilayani. Rak buku biasanya terdiri dari dua sisi yang masing-masing sisi digunakan untuk penempatan koleksi yang dimiliki perpustakaan. Namun demikian ada juga rak buku yang hanya satu sisi/satu muka. Rak yang satu muka biasanya di tempat merapat dengan dinding perpustakaan. 6. Rak Majalah berbeda dengan rak buku. Rak buku pada umumnya memiliki ketinggian 190 cm dengan dengan empat sampai lima sap untuk penempatan buku, tetapi untuk rak majalah biasanya rendah terdiri dari 2 sap. Konstruksi yang rendah ini dimaksudkan untuk
15
memudahkan pengguna menggambil koleksi yang dibutuhkan (jika layanan menggunakan sistem terbuka). 7. Rak Surat Kabar dapat dimanfaatkan untuk menempatkan surat kabar. Apabila surat kabar disusun dengan cara dilipat akan cepat rusak atau sobek. Untuk itu perlu rak khusus, yaitu rak surat kabar yang dapat dibuat dari kayu. Lebarnya disesuaikan dengan ukuran surat kabar. Rak surat kabar ini dilengkapi dengan alat penjepit (stick) yang panjangnya 36 inci. Alat penjepit ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga surat kabar mudah dipasang dan dilepaskan. 8. Almari Kabinet digunakan untuk menunjang kelancaran kerja. Berkasberkas dan arsip perpustakaan biasanya disimpan di almari kabinet. 9. Almari Katalog atau disebut juga kabinet katalog digunakan untuk menyimpan kartu katalog. Besarnya lemari katalog sesuai dengan jumlah laci katalog, sedangkan tingginya sesuai dengan tinggi badan siswa. Setiap laci katalog dilengkapi dengan alat penusuk kartu atau stang agar kartu-kartu tidak mudah dicabut keluar atau diambil. Apabila perpustakaan sekolah sudah maju dimana jenis kartu katalog yang dibuat bermacam-macam, sebaiknya untuk satu jenis katalog (misalnya katalog judul) disediakan satu lemari katalog. Di atas lemari katalog tersebut diberi tulisan “Katalog Judul”. 10. Kereta Buku biasanya sangat dibutuhkan di perpustakaan sekolah yang besar. Kegunaannya adalah untuk mengangkut buku-buku yang dikembalikan oleh siswa, yaitu dari meja sirkulasi ke rak buku atau
16
mengangkut buku yang telah diproses yaitu dari bagian “processing” ke rak buku. Kereta buku harus kuat sehingga dapat mengangkut buku-buku
yang
jumlahnya
banyak.
Kereta
buku
sebaiknya
menggunakan roda. 11. Papan Display adalah suatu papan yang dapat digunakan untuk memamerkan informasi buku yang baru datang. Melalui papan display ini dapat ditempelkan daftar buku yang baru dimiliki oleh perpustakaan. dengan demikian siswa atau pengguna mengetahui buku-buku baru. Pemaparan berbagai jenis perabotan perpustakaan tersebut di atas merupakan
fasilitas penunjang
yang
dibutuhkan
perpustakaan
untuk
meningkatkan kepuasan pengguna dalam menggunakan fasilitas-fasilitas yang disediakan di perpustakaan.
2.3 Layout Perpustakaan Perpustakaan akan terlihat menarik jika penataan pada bagian ruangan dapat mengesankan pengunjung. Bagian tersebut berhubungan dangan tata ruang. Istilah tata ruang sering disebut juga layout adalah pengaturan perabot, mesin, dan sebagainya di dalam ruangan yang tersedia (Yuliati 2009 dalam Suhendar, 2014: 14). Hampir sama dengan pendapat sebelumnya, Ibrahim Bafadal juga menyatakan bahwa “Tata ruang perpustakaan sekolah adalah penataan atau penyusunan segala fasilitas perpustakaan sekolah di ruang atau gedung yang tersedia” (2011: 163).
17
Menurut Kristianto (2002) dalam artikelnya yang membahas tentang Layout mengatakan bahwa Layout atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan tata letak adalah pengaturan tulisan-tulisan dan gambar-gambar. Beliau juga menjelaskan bahwa ada tiga kriteria dasar untuk sebuah layout yang dikatakan baik, yaitu : It Works (mencapai tujuannya), It Organizes (ditata dengan baik) dan It Attracts (menarik bagi pengguna). Layout dapat bekerja dan mencapai tujuannya bila pesan-pesan yang akan disampaikan dapat segera ditangkap dan dipahamin oleh pengguna dengan suatu cara tertentu. Selanjutnya, sebuah layout harus ditata dan dipetakan secara baik supaya pengguna dapat berpindah dari satu bagian ke bagian yang lain dengan mudah dan cepat. Sebuah layout harus menarik untuk mendapatkan perhatian yang cukup dari penggunanya. Sehubungan dengan pendapat-pendapat tersebut yang menyebutkan bahwa tata ruang atau layout perpustakaan merupakan pengaturan segala bentuk perabotan dan ruangan yang ada pada bagian-bagian dari perpustakaan. Dengan kata lain layout perpustakaan merupakan bentuk pengaturan ruangan perpustakaan yang sedemikian rupa agar perpustakaan dapat menarik pengunjung datang ke perpustakaan maupun untuk dapat memperlancar kegiatan yang berlangsung di perpustakaan.
2.3.1 Aspek Penataan Ruang Pengaturan ruang perpustakaan yang baik dapat menimbulkan rasa nyaman pengguna perpustakaan untuk berada di perpustakaan dan dapat juga untuk meningkatkan kerja para pegawai atau pustakawan perpustakaan itu
18
sendiri. Menurut Darmono (2004: 201) agar menghasilkan penataan ruangan yang optimal serta dapat menunjang kelancaran tugas perpustakaan sebagai lembaga pemberi jasa, sebaiknya pustakawan perlu memperhatikan hal-hal berikut ini. a. Aspek fungsional Artinya bahwa penataan ruangan harus mampu mendukung kinerja perpustakaan secara keseluruhan baik bagi petugas perpustakan maupun bagi pengguna perpustakaan. Penataan yang fungsional dapat tercipta jika antar ruangan mempunyai hubungan yang fungsional dan arus barang (bahan pustaka) dan peralatan lainnya serta arus dan pergerakan pengguna perpustakaan dapat mengalir dengan lancar. Antar ruang saling mendukung sehingga betul-betul tercipta fungsi penataan ruangan secara optimal. Kesan antar ruang yang saling mendukung tidak akan tercipta jika alur antar ruangan tersebut putus yang disebabkan oleh penempatan bagian titik layanan dan titik kegiatan tidak sinkron dengan pergerakan arus buku (bahan pustaka) atau pun arus pengguna, sebagai konsekuensi dari kegiatan perpustakaan. b. Aspek psikologis pengguna Psikologis pengguna perlu diperhatikan. Penataan ruangan, bisa mempengaruhi aspek psikologi pengguna perpustakaan. Dilihat dari aspek ini tujuan penataan ruangan adalah agar pengguna perpustakaan bisa nyaman, leluasa bergerak di perpustakaan, merasa tenang.
19
Kondisi ini dapat diciptakan melalui penataan ruangan yang harmonis dan serasi, termasuk dalam hal penataan perabot perpustakaan. Pilihan warna dinding juga dapat mempengaruhi rasa tenang. Karena perpustakaan memerlukan suasana yang tenang, maka pilihan warna dasar ruangan hendaknya jangan terlalu tajam dan mencolok. Warna yang netral dan tenang sangat menunjang suasana tenang di perpustakaan. c. Aspek estetika Aspek estetika perlu mendapat perhatian. Keindahan penataan ruangan salah satunya bisa melalui penataan ruang dan perabot yang digunakan. Penataan ruangan yang serasi, bersih dan tenang bisa mempengaruhi kenyamanan pengguna perpustakaan untuk berlamalama berada di perpustakaan. d. Aspek keamanan bahan pustaka Dalam kaitan dengan penataan ruangan, keamanan bahan pustaka bisa dikelompokkan dalam 2 bagian. Pertama faktor keamanan bahan pustaka dari akibat kerusakan secara alamiah, dan kedua adalah faktor kerusakan/kehilangan bahan pustaka karena faktor manusia. Penataan ruang perpustakaan harus memperhatikan kedua faktor tersebut. Hindari masuknya sinar matahari secara langsung dengan intensitas cahaya yang tinggi, apalagi sampai mengenai koleksi perpustakaan. Penataan ruangan yang fungsional mampu menciptakan pengawasan terhadap keamanan koleksi perpustakaan secara tidak langsung dari
20
kerusakan faktor manusia. Bukan berarti disini perpustakaan menciptakan situasi dimana pengguna harus diawasi terus menerus, akan tetapi pengawasan secara tidak langsung melalui penataan ruangan yang fungsional harus tetap memberi kesan bahwa perpustakaan merupakan tempat ramah bagi siapa saja yang mengunjunginya. Penjelasan tentang aspek penataan ruang tersebut dimaksudkan agar penataan ruang-ruang pada perpustakaan sesuai dengan fungsi perpustakaan, psikologis pengguna, nilai estetika, serta keamanan bahan pustaka yang ada di perpustakaan.
2.3.2 Prinsip-Prinsip Arsitektur Membangun sebuah bagunan atau gedung tidaklah sembarangan, ada perhitungan serta aturan yang digunakan agar bagunan atau gedung tersebut nantinya layak digunakan oleh pemiliknya, sedangkan untuk gedung perpustakaan menurut Lasa (2005: 148) gedung/ruang perpustakaan perlu ditata sesuai kebutuhan dengan tetap mengindahkan prinsip-prinsip arsitektur. Penataan ini dimaksudkan untuk: 1) Memperoleh efektivitas kegiatan dan efisiensi waktu, tenaga, dan anggaran; 2) Menciptakan lingkungan yang nyaman suara, nyaman cahaya, nyaman udara, dan nyaman warna; 3) Meningkatkan kualitas pelayanan; 4) Meningkatkan kinerja petugas perpustakaan. 21
Dengan penataan yang sedemikian rupa maka akan tercipta suasana yang nyaman dalam memperoleh efektivitas kerja dan efisien dalam penggunaan waktu, tenaga, serta anggaran.
2.3.3 Asas-Asas Tata Ruang Menata
sebuah
ruangan
terdapat
asas-asas
tata
ruang
dalam
pengaturannya agar ruangan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Menurut Lasa (2005: 149) perlu diperhatikan asas-asas tata ruang, yakni asas jarak, asas rangkaian kerja, dan asas pemanfaatan. 1. Asas jarak, yaitu suatu susunan tata ruang yang memungkinkan proses penyelesaian pekerjaan dengan menempuh jarak yang paling pendek. 2. Asas rangkaian kerja, yakni suatu tata ruang yang menempatkan tenaga dan alat-alat dalam suatu rangkaian yang sejalan dengan urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan. 3. Asas pemanfaatan, yakni tata susunan ruang yang mempergunakan sepenuhnya ruang yang ada. Menerapkan asas-asas tata ruang tersebut dengan baik pada perpustakaan, maka akan dapat membantu perpustakaan dalam mengoptimalkan segala bentuk kegiatan serta pengelolaan pada perpustakaan.
2.3.4 Tata Letak Tata letak pada perpustakan erat kaitannya dengan layout atau dapat dikatakan tata letak itu sendiri merupakan bentuk dari layout. Lasa (2005: 150)
22
mengatakan untuk memperlancar kegiatan pelayanan dan penyelesaian pekerjaan, dalam penataan ruangan perlu diperhatikan prinsip-prinsip tata ruang berikut ini. 1. Pelaksanaan
tugas
yang
memerlukan
konsentrasi
hendaknya
ditempatkan di ruang terpisah atau di tempat yang aman dari gangguan. 2. Bagian yang bersifat pelayanan umum hendaknya ditempatkan di lokasi yang strategis agar mudah dicapai. 3. Penempatan perabot, seperti meja, kursi, dan rak hendaknya disusun dalam bentuk garis lurus. 4. Jarak satu mebeler dengan lainnya dibuat agak lebar agar orang yang lewat lebih leluasa. 5. Bagian-bagian yang mempunyai tugas sama, hampir sama, atau merupakan kelanjutan, hendaknya ditempatkan di lokasi yang berdekatan. 6. Bagian yang menangani pekerjaan yang bersifat berantakan, seperti pengolahan, pengetikan, dan penjilidan hendaknya ditempatkan di tempat yang tidak tampak oleh khalayak umum. 7. Apabila memungkinkan, semua petugas dalam suatu unit/ruangan duduk menghadap ke arah yang sama dan pimpinan duduk di belakang. 8. Alur pekerjaan hendaknya bergerak maju dari satu meja ke meja lain dalam satu garis lurus.
23
9. Ukuran tinggi, rendah, panjang, lebar, luas, dan bentuk perabot hendaknya dapat diatur lebih leluasa. 10. Perlu ada lorong yang cukup lebar untuk jalan apabila sewaktu-waktu terjadi kebakaran. 11. Bagian yang menimbulkan berisik/suara hendaknya ditempatkan di ruang terpisah. Dari penjelasan prinsip-prinsip tata ruang pada tersebut menjelaskan bahwa pemanfaatan ruangan yang baik akan berdampak baik pula terhadap pengguna ruangan tersebut dan penempatan ruangan yang baik akan meningkatkan efektifitas pekerja yang berada di ruangan tersebut.
2.3.5 Tata Ruang Penyusunan tata ruang di perpustakaan diperlukan untuk memudahkan pengguna
maupun
pustakawan
dalam
menggunakan
ruang-ruang
di
perpustakaan. Yusuf dan Suhendar (2013: 98) pernah menyebutkan pengertian dari tata ruang perpustakaan (khususnya perpustakaan sekolah), mereka menyatakan yang dimaksudkan dengan tata ruang perpustakaan sekolah adalah pengaturan ruangan dan bagian-bagian yang berada di dalamnya seperti perabotan dan peralatan perpustakaan lainnya. Meski yang dijelaskan Yusuf dan Suhendar merupakan pengertian tata ruang perpustakaan sekolah, tetapi mengandung makna yang luas dan dapat difungsikan untuk jenis-jenis perpustakaan lainnya.
24
Sehubungan dengan tata ruang, Lasa (2005: 157) juga menjelaskan bahwa perencanaan ruangan perlu dipertimbangkan bahwa keserasian dalam penataan ruang akan memengaruhi produktivitas, efisiensi, efektivitas, dan kenyamanan pemakai. Untuk itu dalam penataan ruang baca, ruang koleksi, dan ruang sirkulasi dapat dipilih dari sistem tata sekat, tata parak, dan tata baur. a. Sistem Tata Sekat Cara pengaturan ruangan perpustakaan yang menempatkan koleksi terpisah dari ruang baca pengunjung. Dalam sistem ini pengunjung tidak diperkenankan masuk ke ruangan koleksi dan petugaslah yang akan mengambilkan dan mengembalikan koleksi yang dipinjam atau dibaca di tempat itu. Namun demikian sistem ini bisa juga diterapkan pada sistem terbuka, yakni pemakai mengambil sendiri lalu dicatatkan/dilaporkan kepada petugas, selanjutnya petugaslah yang mengembalikan ke rak semula. b. Sistem Tata Parak Suatu sistem pengaturan ruangan yang menempatkan koleksi terpisah dari ruang baca. Hanya saja dalam sistem ini, pembaca dimungkinkan untuk mengambil koleksi sendiri, lalu dicatat dan/atau dibaca di ruang lain yang tersedia. Cara ini lebih cocok untuk perpustakaan yang menganut sistem pinjam terbuka. c. Sistem Tata Baur Suatu cara penempatan koleksi yang dicampur dengan ruang baca agar pembaca lebih mudah mengambil dan mengembalikan sendiri.
25
Sistem ini lebih cocok untuk perpustakaan yang menggunakan sistem pinjam terbuka. Penjelasan di atas memiliki makna bahwa ada beberapa sistem tata ruang yaitu sistem sekat, tata parak, dan tata baur, sedangkan perpustakaan sistem peminjaman koleksi ada dua macam yaitu sistem peminjaman terbuka dan sistem peminjaman tertutup.
2.3.6 Kenyamanan Ruangan Kenyaman dalam ruang perpustakaan perlu diperhitungkan karena faktor kenyaman ini dapat mempengaruhi kinerja orang-orang yang berada di dalamnya. Menurut Lasa (2005: 161) bahwa lingkungan kerja akan memengaruhi hasil kerja seseorang, hasil kerja seseorang akan baik apabila ditunjang dengan kondisi lingkungan yang baik. Kondisi lingkungan dikatakan baik apabila dalam kondisi itu seseorang mampu melakukan kegiatannya secara optimal dengan sehat, aman, senang, dan selamat. Kondisi lingkungan tidak bisa tercipta begitu saja, tetapi dapat dicapai secara bertahap. Dalam pencapaian kondisi lingkungan kerja itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti temperatur, sirkulasi udara, warna, pencahayaan, suara, dan tata letak.
2.4 Minat Baca Perpustakaan merupakan tempat yang menyajikan berbagai infomasi. Salah satu cara mendapatkan informasi adalah dengan membaca. Darmono pun menyebutkan bahwa tujuan membaca adalah untuk mendapatkan informasi baru.
26
Jika seseorang memiliki keinginan yang besar untuk membaca, artinya ia memiliki minat dalam baca atau minat baca. Minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca (Darmono, 2004 : 182). Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pada Bab XIII Pasal 48 ayat (4) pun menyatakan bahwa “Pembudayaan kegemaran membaca pada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui penyediaan sarana perpustakaan di tempat-tempat umum yang mudah dijangkau, murah, dan bermutu”. Kedua pernyataan tersebut menyebutkan minat baca memiliki pengaruh yang dapat mendorong adanya kebiasaan membaca dalam diri seseorang. Tempat penyedia
informasi
seperti
perpustakaan
akan
mendukung
kegiatan
pengembangan minat baca dengan cara menyediakan sarana dan prasarana yang mudah dijangkau, murah dan bermutu bagi masyarakat. Jika masyarakat rata-rata memiliki kegemaran membaca atau minat baca yang cukup tinggi maka akan dapat memajukan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Dengan begitu kualitas pendidikkan di Indonesia pun ikut meningkat.
2.4.1 Tujuan Membaca Kegiatan membaca yang dilakukan oleh seseorang pasti setidaknya memiliki tujuan tertentu. Menurut Darmono (2004: 183) tujuan umum orang membaca adalah untuk mendapatkan informasi baru. Dalam kenyataannya terdapat tujuan yang lebih khusus dari kegiatan membaca, yaitu :
27
a. membaca untuk tujuan kesenangan. Termasuk dalam kategori ini adalah membaca novel, surat kabar, majalah, dan komik. Menurut David Eskey tujuan membaca semacam ini adalah reading for pleasure. Bacaan yang dijadikan obyek kesenangan menurut David adalah sebagai "bacaan ringan" b. membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada membaca buku-buku pelajaran buku ilmu pengetahuan. Kegiatan membaca untuk meningkatkan pengetahuan disebut juga dengan reading for intelectual profit c. membaca untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya para mekanik perlu membaca buku petunjuk, ibu-ibu membaca booklet tentang resep masakan, membaca prosedur dari pekerjaan tertentu. Kegiatan membaca semacam ini dinamakan dengan reading for work. Uraian di atas menjelaskan bahwa tujuan membaca tidak hanya untuk mendapatkan informasi tetapi juga untuk tujuan kesenangan, untuk meningkatkan pengetahuan, serta untuk melakukan pekerjaan, maka membaca merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan kepuasan tersendiri dengan cara memenuhi keinginan untuk memperoleh informasi.
28
2.4.2 Manfaat Membaca Kegiatan membaca memiliki manfaat yang berbeda bagi setiap orang, tergantung dari bahan bacaan atau bahan pustaka yang dibaca serta tujuan dari kegiatan membaca. Menurut Rohman manfaat dari kegiatan membaca adalah sebagai berikut. a. Menumbuhkan rasa percaya diri; b. Menjadi mampu menyelesaikan tugas, dan dapat menambah kemampuan dalam c. mengemban sebuah tanggung jawab; d. Merupakan
sarana
untuk
memperluas
dan
mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan; e. Mengetahui hal-hal actual yang terjadi di lingkungannya; f. Memuaskan keinginan pribadi yang bersangkutan; g. Mengetahui tuntutan praktis dalam kehidupan sehari-hari; h. Meningkatkan minat terhadap sesuatu yang disenangi; i.
Mengembangkan kemampuan pribadi;
j.
Memuaskan tuntutan intelektual;
k. Memuaskan tuntutan spiritual dan lain-lain. Hal-hal yang telah disebutkan di atas merupakan manfaat yang akan didapat setelah melakukan kegiatan membaca. Kegiatan membaca tersebut dapat memberikan manfaat yang positif sehingga dapat mengembangkan pola pikir seseorang, tetapi tergantung dari masing-masing orang karena setiap individu memiliki pemikiran yang berbeda.
29