BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Aktivitas Belajar Aktivitas merupakan prinsip yang penting, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Oleh karena itu aktivitas dalam belajar selalu berkaitan antara aktivitas fisik dan aktivitas mental. Seperti yang kegiatan yang dilakukan manusia karena memiliki jiwa sebagai sesuatu yang dinamis,
Menurut Nasution (1991:24) menyatakan bahwa aktivitas adalah segala tindakan atau usaha manusia, atau apa saja yang dikerjakan, diamati oleh seseorang mencakup kerja pikiran dan badan. Kegiatan atau aktivitas dalam pembelajaran bermanfaat bagi siswa yaitu, siswa memperoleh pengalaman langsung, mengembangkan pribadi, memupuk kerjasama, disiplin belajar, mengembangkan minat, kemampuan berpikir, kritis, dan terakhir suasana proses belajar mengajar di kelas menjadi hidup atau dinamis. Aktivitas menggambarkan suatu kegiatan yang sesungguhnya dikerjakan. Aktivitas menggambarkan waktu yang akan dibutuhkan untuk merencanakan dan melaksanakan pekerjaan yang sebenarnya, sedangakan kejadian merupakan tanda saat dimulainya atau berakhirnya aktivitas. Bertolak dari hal di atas, maka yang dimaksud aktivitas belajar adalah segala usaha yang mengarah pada perubahan prilaku penguasaan materi yang terarah dan bertujuan untuk mencapai penguasaan materi yang diharapkan. Pengertian aktivitas menurut Hakim (2000 : 26) adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Dalam belajar tingkat ketekunan siswa sangat ditentukan oleh adanya motif kuat atau lemahnya motivasi belajar yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut. Berdasarkan keterangan di atas guru harus dapat mengupayakan suatu kegiatan. pembelajaran yang tepat dan berorientasi pada aktivitas belajar siswa. Kegiatan-kegiatan yang tidak relevan (Off Task) lebih mudah diamati dalam aktivitas pembelajaran, aktivitas tersebut dimodifikasi dari Hopkins (1993:43), antara lain (a) Berbicara yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran, (b) Melamun (memikirkan hal-hal yang tidak relevan dengan pembelajaran), (c) Mengganggu siswa lain, (d) Mencoba menarik perhatian, dan (e) Lain-lain (mengerjakan tugas lain, ke kamar mandi). Seorang dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya memberi tanggapan terhadap suatu peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya.
ktivitas diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu kegiatan atau dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, sehingga yang pada akhirnya memperoleh kepuasaan. B.
Hasil Belajar Hasil belajar adalah suatu pencapaian usaha belajar yang
dilakukan siswa dalam
aktivitas belajar yang menentukan tingkat keberhasilan pemahaman siswa. Menurut
Marsell (1995:27), hasil belajar merupakan pemahaman, pengertian, atau wawasan. Hasil belajar merupakan kemampuan pengusaan materi yang dicapai siswa dan dapat dinyatakan dalam bentuk nilai. Sementara itu menurut Hakim (1992:43) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan kepribadian tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung dari aktivitas belajar siswa itu sendiri. Aktivitas yang tinggi dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap pelajaran yang diterimanya. Keberhasilan proses belajar mengajar diukur dari hasil yang diperoleh siswa dalam pembelajaran. Hasi belajar siswa dapat diketahui kriterianya dengan kriteria nilai lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. 1. Tabel 2.1. Kriteria Nilai Siswa Nilai Siswa
Kualifikasi Nilai
80 100
Baik Sekali
66 79
Baik
56 65
Cukup
40 55
Kurang
30 39
Gagal
(Arikunto, 1992 : 249) Catatan : Nilai dalam angka bulat.
siswa, lebih
Belajar aktif merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa, baik secara fisik maupun mental, pikiran dan perasaan, sosial serta sesuai dengan perkembangan anak sekolah 1994:67) Hasil belajar tidak hanya terbatas pada hasil belajar yang berupa pengetahuan (aspek kognitif), tetapi juga meliputi sikap (aspek afektif), dan keterampilan (aspek psikomotorik). Proses penilaian hasil belajar yang berhubungan dengan aspek kognitif biasanya diukur dengan menggunakan tes, sedangkan penilaian yang berhubungan dengan aspek afektif dan keterampilan diukur dengan menggunakan alat ukur yang dikategorikan non tes. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami interaksi proses pembelajaran. B. Media Konkret Kata media dalam kaitannya dengan proses komunikasi pembelajaran, media diartikan sebagai wahana penyalur pesan pembelajaran (Asep : 2007) Kata pembelajaran diartikan sebagai suatu
Dengan demikian, media pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar. Dengan kata lain, pada saat kegiatan belajar berlangsung bahan belajar (learning matterial) yang diterima siswa diperoleh melalui media. Hal ini sesuai dengan pendapat Lesle J. Briggs 1979 (dalam Asna, dkk. 2007 ; 4) yang menyatakan bahwa media the physical means of conveying instructional content. book, films, videotapes, etc perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar. Sedangkan mengenai efektifitas media, Brown 1970 dalam Asra, dkk. 2007 menggaris bawahi bahwa media yang
digunakan guru atau siswa dengan baik dapat mempengaruhi efektivitas proses belajar dan mengajar. Menurut Oemar Hamalik (1994: 25) yang dimaksud dengan media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Dari di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menjadi perantara untuk menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa agar siswa lebih mudah memahami suatu konsep atau materi pembelajaran. Media pembelajaran dapat berupa alat, metode dan tehnik pembelajaran. Media konkret berarti yang nyata dalam pembelajaran. Menurut Arief S Sadiman (1996 ; 6) kata media berasal dari bahasa latin dan bentuk jamak dari kata medium yang artinya pengantar atau perantara. Secara umum media adalah sebagai penyalur pesan, memperlancar interaksi guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien dan hasilnya lebih baik. Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan
media
konkret
seperti
model
jajargenjang
dan
segitiga
dapat
membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan dapat mempengaruhi psikologis siswa. Penggunaan media konkret juga dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa, menyajikan materi/data dengan menarik, memudahkan menafsirkan data dan memadatkan informasi. Media konkret yang digunakan adalah model jajargenjang dan segitiga. 1. Kegunaan media konkret (a)Memperjelas pesan agar tidak bersifat verbalitis Membuat pembelajaran lebih menarik, karena menyajikan berbagai stimulasi dalam pembelajaran. (b) Mengatasi ruang dan waktu dan daya indra. Mengatifkan siswa dalam belajar. Belajar lebih gairah, terjadi interaksi antar siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan serta memungkinkan siswa belajar mandiri.
(c) Menyeragamkan pemahaman/persepsi siswa terhadap materi yang dipelajari menggunakan media. 2. Keuntungan media konkret (a) Mengatasi verbalisme siswa, (b) Merangsang siswa dalam belajar dan pembelajaran, (c) Siswa merasa senang dan tidak bosan dalam belajar, (d) Memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran sains 3. Kelemahan media konkret (a) Memerlukan waktu yang banyak, (b) Guru belum tentu mau menggunakan media konkrit dalam pembelajaran, (c) Belum tentu ada di lingkungan sekolah atau siswa yang sesuai dengan materi pelajaran. 4.
Langkah-langkah pembelajaran dengan media konkret a. Kegiatan persiapan: 1) Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, 2) Menentukan media konkret yang akan digunakan, 3) Menentukan sumber-sumber yang akan digunakan dalam pembelajaran, 4) Menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik, 5) Memanfaatkan yang ada dilingkungan sekitar. b. Kegiatan pelaksanaan: 1) Kegiatan awal: mengadakan apersepsi dengan pertanyaan tentang materi sebelumnya, menunjukan model/gambar bangun datar jajargenjang dan segitiga, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 2) Kegiatan inti: menunjukan model bangun datar jajargenjang dan segitiga, membahas menemukan rumus dan menghitung luas dan keliling bangun jajargenjang dan segitiga, menyimpulkan dari hasil kerja kelompok. 3) Kegiatan akhir: meminta siswa menyebutkan dan menulis rumus luas dan keliling bangun datar jajargenjang dan segitiga, melaksanakan tindak lanjut.
D. Hipotesis Tindakan lajaran menggunakan media konkret dengan tahapan yang tepat maka akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa materi pokok bangun datar pada siswa SDN 3 Merak Batin Natar tahun pelajaran