BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.
KAJIAN TEORI
2.1.1. Pengertian Hasil Belajar Siswa Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu : (a). Keterampilan dan kebiasaan; (b). Pengetahuan dan pengertian; (c). Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah,(Sudjana, 2004:22) Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa, (Sudjana, 1989:111) Menurut Bred-Gredler dalam Winataputra (2008) Belajar adalah proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka ragan competencies, skills, attitudes. Kemampuan (competencies), ketrampilan (skills), dan sikap (attitudes) tersebut diperoleh secara bertahap berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai akhir hayat. Rangkaian proses belajar itu dilakukan dalam bentuk keterlibatannya dalam pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Sedangkan hasil belajar adalah tingkat pemahaman atau ketrampilan yang diperoleh siswa dari proses belajar. Tingkat pemahaman maupun ketrampilan siswa dapat diukur dari hasil belajar siswa. Dengan demikian hasil belajar siswa adalah tingkat pemahaman siswa atau tingkat ketrampilan siswa yang diukur dengan pemberian angka atau skor. Sebagai bukti dari tingkat pemahaman siswa dapat diukur dari hasil belajar siswa. Hasil belajar yang menunjukan nilai sesuai dengan kriteria ketuntasan berarti tingkat 5
6
pemahaman anak sudah memenuhi syarat. Dalam hal ini penulis mengukur tingkat pemahaman siswa dari hasil belajar dengan persentase di atas rata-rata. Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat dikatakan meningkat apabila ada perubahan sikap, kecerdasan dan pemahaman sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. 2.1.2. Metode Pembelajaran Think Pair And Share 1. Pengertian Metode Pembelajaran Kadang kita masih rancu dalam memberikan pengertian pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik dan model pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dikenal istilah-istilah yang mempunyai pengertian berbeda. Kita tidak boleh salah dalam menafsirkan dari masingmasing istilah tersebut. Dalam hal ini penulis ingin menitikberatkan pada pengertia dari metode pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan bagian dari model pembelajaran. Model pembelajaran adalah bentuk dari keseluruhan proses yang terintegrasi dalam satu kesatuan yang utuh. Untuk memperjelas posisi hirarki dari masing-masing istilah tersebut dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut : Model Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran (Student or Teacher Centered ) Strategi Pembelajaran (Exposition-Discovery learning or group individual learning )
Metode Pembelajaran (Ceramah, Diskusi, Simulasi, Demontrasi, dll ) Teknik dan Taktik Pembelajaran (Spesifik, Individual, Unik )
7
Dengan demikian metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata yang praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Sudrajat, 2008:2 ). 2. Pengertian metode think pair and share. Seperti namanya “thinking” pembelajaran diawali dengan guru memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan materi pe;lajaran. Selanjutnya “pairing”, pada tahap ini guru meminta peserta didik untuk berpasang-pasangan. Beri kesempatan dari masing-masing pasangan untuk berdiskusi. Hasil diskusi dari masing-masing subjek tiap-tiap pasangan dibicarakan bersama satu kelas atau disebut “sharing”. Dalam hal ini diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pengostruksian pengetahuan secara integratif. (Supriyono, 2008 ) Metode pembelajaran think pair and share termasuk metode pembelajaran kooperatif dengan sintaks: Guru menyajikan materi secara klasikal, guru memberikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok secara berpasangan sebangku-sebangku ( think-pairs), kemudian dilanjutkan dengan presentasi kelompok, berikan kuis secara individual, buat skor perkembangan setiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward. Untuk lebih memperjelas langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran dengan metode think pair and share adalah sebagai berikut: 1).
Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
2).
Peserta didik diminta untuk berfikir tentang materi/ permasalahan yang disampaikan oleh guru.
3).
Peserta didik diminta untuk berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
4).
Guru memimpin pleno kecil, tiap-tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
5).
Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan peserta didik.
6).
Guru memberikan kesimpulan.
7).
Penutup. (Supriyono, 2008)
8
3. Keuntungan penggunaan metode think pair and share. Setiap metode pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran tentunya ada kelebihan dan kekurangannya. Keuntungan yang dapat diperoleh dari penerapan metode tersebut antara lain adalah sebagai berikut : 1).
Siswa akan lebih bersemangat dalam belajar.
2).
Konsentrasi siswa akan terfokus pada diskusi.
3).
Siswa tidak akan punya waktu untuk mengganggu temannya karena telah disibukkan oleh kegiatan berdiskusi dengan teman pasangannya.
4).
Materi akan cepat tersampaikan, karena melalui diskusi anak yang telah paham akan menularkan pemahamannya kepada teman pasangannya.
5).
Proses pembelajaran akan lebih efektif. 4. Kelemahan penerapan metode think pair and share Selain mempunyai kelebihan penerapan metode ini juga ada kelemahannya.
Kelemahan dari penerapan metode tersebut adalah sebagai berikut: 1).
Tergantung pada pemahaman konsep dari masing-masing pasangan.
2).
Guru harus meluruskan pemahaman konsep yang salah dari materi yang sedang diajarkan.
3).
Guru harus benar-benar dapat mengatur waktu, karena apabila waktu tidak terbagi dengan baik pembelajaran tidak akan efektif.
4).
Pada akhir pembelajaran guru harus meluruskan apabila ada pengertian konsep yang salah dari siswa. 5. Solusi dari kelemahan dalam penerapan metode think pair and share Apabila kita mempunyai kendala dalam menerapkan metode tersebut, maka solusinya
adalah sebagai berikut : 1).
Guru harus mematangkan pemahaman konsep pecahan dari sebagian siswa agar bisa menularkan kemampuan tersebut kepada teman pasangannya.
9
2).
Guru harus membagi waktu dengan baik dalam scenario pembelajaran agar pelaksanaan diskusi berjalan dengan lancar.
2.1.3. Pembelajaran Matematika Di SD Terkait pembelajaran matematika, banyak kecenderungan baru yang tumbuh dan berkembang di banyak Negara, sebagai inovasi dan reformasi model pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan tantangan zaman sekarang dan mendatang. Model-model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut : (1) Cooperative learning, (2) Realistic Mathematic Education (RME), (3) Contextual Learning, (4) Problem solving, (5) Mathematical Investigation, (6) Guided discovery, (7) Open-ended (multiple solution, multiple method of solution), (8) Manipulative material, (9) Concept map, (10) Quantum teaching/learning, dan (11) Writing in mathematic. Dengan adanya pilihan model pembelajaran tersebut guru dapat memilih model mana yang cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Sebagai upaya untuk mereformasi pembelajaran di Indonesia, guru banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran. Dalam hal ini dituntut kreatifitas guru untuk mencoba dan mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan suasana pembelajaran. Penerapan pembelajaran yang sesuai diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa. 2.1.3.1 Konsep pecahan Bilangan bulat belum memenuhi kebutuhan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman ada bermacam kebutuhan manusia yang tidak terpenuhi dengan hanya adanya bilangan bulat. Hal-hal yang belum dapat terpenuhi oleh keberadaan bilangan bulat antara lain adalah menyatakan beberapa bagian yang sama dari keseluruhan, menyatakan banyaknya beberapa benda dari sejumlah benda, menyatakan hasil pengukuran (panjang, berat, waktu, luas, isi), menghitung pajak atau upeti barang hasil produksi pertanian dan industri, menghitung nilai yang pembayaran pajak penghasilan usaha, membagi hasil kerja bersama
10
dengan aturan ( perbandingan ) tertentu, dan melaksanakan tukar barang atau transaksi pembayaran dengan kegiatan jual beli serta perdagangan. Keperluan bilangan selain bilangan bulat sudah diketahui pada awal sejarah peradaban manusia, dan keperluan ini dirasakan mendesak setelah interaksi, komunikasi, dan kehidupan sosial-budaya menjadi lebih intensif dan lebih rumit. Secara nyata masyarakat memerlukan bilangan-bilangan antara 0 dan 1, antara 1 dan 2, antara 2 dan 3 dan seterusnya. Setelah berlangsung berabad-abad, para ahli matematika menyadari perlunya merumuskan atau menyatakan keperluan bilangan khusus ini sesuai dengan kasus-kasus sederhana: 1.
Ada pengganti bilangan cacah x sehingga kalimat-kalimat di bawah ini bernilai benar. 36 : 9 = x, 42 : 7 = x, 27 : 3 = x.
2.
Tidak ada penggganti bilangan cacah x sehingga kalimat-kalimat di bawah ini bernilai benar. 3 : 2 = x, 7 : 3 = x, 35 : 8 = x. Untuk menjawab kebutuhan butir 2 diatas, para ahli matematika kemudian
memperluas bilangan cacah dengan mendefinisikan bilangan-bilangan baru yang dapat digunakan untuk mengganti bilangan x sehingga kalimat-kalimat pada butir 2 bernilai benar. Bilangan baru tersebut adalah bilangan pecahan.Bilangan pecahan adalah bilangan yang mempunyai bentuk p : q = x, dengan p dan q adalah bilangan-bilngan cacah dan q ≠ 0 dan di tulis dalam bentuk , p sebagai pembilang (numerator) dan q sebagai penyebut (denumerator). (Muhsetyo, 2008). Pecahan dibagi menjadi : (1) Pecahan biasa, misalnya: 1/2 ,1/3 , (2) Pecahan desimal misalnya 0,5 , 0,25, (3) Pecahan campuran, misalnya 1 1/2 , 5 1/4, (4) Pecahan persen misalnya : 1%, atau 5%. Menurut (kennedy, 1995) dalam (Sukayati, 2003) disebutkan bahwa makna pecahan dapat muncul dari situasi sebagai berikut: 1.
Pecahan merupakan bagian yang berukuran sama dari yang utuh atau keseluruhan.
2.
Pecahan sebagai bagian dari bagian kelompok-kelompok yang sama yang beranggotakan sama banyak atau menyatakan pembagian.
3.
Pecahan sebagai perbandingan (rasio).
11
Bilangan pecahan (real numbers) memilikia arti bilangan yang memiliki angka di sebelah tanda koma (atau titik, dalam format internasional) ada 2 jenis bilangan pecahan: 1.
Bilangan Rasional. Yaitu bilangan yang angka di sebelah kanan tanda koma (atau titik, dalam format
internasional) memiliki batas. Contohnya: 2.
= 0,5 ;
= 0,015625
Bilangan Irasional. Yaitu bilangan yang angka di sebelah kanan tanda koma (atau titik, dalam format
internasional) tidak terbatas. Contohnya:
= 0,33333……..;
= 3,14285711428……..
( www.mathwords.com, 2008) 2.2.
Kajian Penelitian Yang Relevan Beberapa penelitian yang telah dilakukan dan berhubungan dengan penelitian ini
diantaranya Handayani (2009) menemukan bahwa metode think pair and share dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII MTsN Bekonang Surakarta. Hariroh (2010), menyebutkan bahwa dengan metode think pair and share yang diterapkan di SDN Gulangpongge 01, kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati terhadap pelajaran Matematika ternyata dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, siswa yang pandai mentransfer ilmunya kepada siswa yang kurang pandai. Selain itu terdapat pula peningkatan hasil belajar siswa pada tiap-tiap siklus. Begitu pula dengan hasil penelitian Fithriyani (2012) menyatakan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif think pair and share dapat
12
meningkatkan aktivitas belajar siswa yang juga berakibat pada peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII E SMPN Pemalang Tahun Ajaran 2011/2012.
2.3.
Kerangka Pikir Langkah-langkah yang harus dilalui dalam metode think pair and share adalah
sebagai berikut: 1.
Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
2.
Peserta didik diminta untuk mengerjakan lembar kerja setelah menerima dengan jelas tentang materi/permasalahan yang disampaikan oleh guru.
3.
Peserta didik diminta untuk berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
4.
Guru memimpin pleno kecil, tiap-tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
5.
Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan peserta didik.
6.
Guru memberikan kesimpulan.
7.
Penutup. (Mujianto Paulus, 2008). Dengan diterapkannya metode ini konsentrasi siswa terfokus pada pelajaran dan
materi yang sedang dibahas. Siswa yang biasa mengganggu temannya dalam belajar tidak mempunyai kesempatan lagi karena telah disibukkan dengan diskusi. Malalui sharing siswa yang mampu/sudah menyerap materi dapat membantu temannya dalam memahami materi pecahan. Dalam kegiatan perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan antara lain sebagai berikut: 1.
Setelah kegiatan pembelajaran pra siklus penulis mengidentifikasi permasalahan yang timbul pada proses tersebut.
2.
Penulis merumuskan masalah-maslah yang timbul dengan bantuan teman sejawat.
3.
Merencanakan perbaikan pembelajaran dengan membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi denga indikator perbaikan pembelajaran,
13
Tujuan perbaikan pembelajaran dan lembar observasi yang dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. 4.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Pada kegiatan ini penulis melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang pelaksanaanya dibantu oleh teman sejawat sebagai observer. Pelaksanaan pembelajaran siklus I penulis mendapatkan catatan dari observer berupa lembar observasi yang harus dipelajari. Dari hasil observasi itulah penulis dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang akan diperbaiki pada siklus II.
2.4.
Hipotesis Tindakan Penerapan metode think pair and share dalam proses pembelajaran, diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN. Slungkep 03. pada mata pelajaran Matematika khususnya tentang konsep pecahan.