5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Hakikat Belajar Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap (Winkel, 1991). Sedangkan Oemar Hamalik dalam Darmawati (2012) memberikan defenisi belajar sebagai berikut: “ Belajar adalah suatu perbuatan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam bertingkah laku berkat pengalaman latihan” Kemudian Slameto (2003) menyatakan bahwa: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dengan
sendiri
dalam
interaksi
lingkungannya.” Selanjutnya Rahadi (2003) mengemukakan hal yang
senada bahwa “ Belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah prilakunya.” Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang dalam proses perubahan tingkah laku yang merupakan hasil pengalaman sendiri, latihan dan kemampuan berinteraksi
dengan
lingkungan
sendiri. 2.1.2
Hasil belajar Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan lat
pengukur yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan , maupun tes perbuatan (Sudjana, 2005). Hasil belajar merupakan suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar (Nasution dalam Iskandar, 2010).
5
6
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang yang belajar. Orang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, ketrampilan motorik atau penguasaan nilai-nilai sikap (Udin Winaputra, 1998). Hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah hasil dari pembelajaran melalui evaluasi baik tes maupun non tes pada materi pokok menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah mengurangkan dan menjumlahkan. 2.1.3 Pembelajaran IPS SD Nama IPS dalam dunia Pendidikan Dasar dan Menengah di negara kita muncul bersamaan dengan diberlakukannya kurikulum SD, SMP, dan SMU tahun 1975. Dilihat dari sisi keberlakuannya, IPS disebut sebagai bidang studi “baru” karena cara pandangnya bersifat terpadu. Hal tersebut mangandung arti bahwa IPS bagi pendidikan Dasar dan Menengah merupakan hasil perpaduan dari sejumlah mata pelajaran geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi dan sosiologi. Perpaduan ini disebabkan mata pelajaran tersaebut memiliki obyek material kajian yang sama manusia. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam IPS adalah: 1. Ilmu Sosial (Social Science) Ilmu Sosial merupakan disiplin ilmu pengetahuan intelektual yang mempelajari manusia sebagai makhluk sosial secara alamiah serta memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau serta masyarakat yang ia bentuk. 2. Studi Sosial (Social Studies) Merupakan satu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial. Dalam kerangka kerja pengkajiaanya, studi sosial menggunakan bidang-bidang keilmuan termasuk ilmu sosial. 3. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Sebenarnya IPS berinduk pada ilmu-ilmu sosial, dengan pengertian bahwa teori, konsep, dan prinsip yang ada dan berlaku pada ilmu-ilmu sosial. Ilmu Sosial dengan bidang keilmuannya dipergunakan untuk melakukan pendekatan, analisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah yang dilaksanakan pada pengajaran IPS.
7
Pembelajaran IPS menjadi sangat penting bagi jenjang pendidikan dasar dan menengah karena siswa dating ke sekolah berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. Pembelajaran IPS pada masa sekarang dan ke depan, haruslah berbeda dengan pembelajaran IPS pada masa lalu. 2.1.3.1 Fungsi Pembelajaran IPS di SD Fungsi pembelajaran IPS di SD dalam pengajaran pengetahuan sosial berfungsi untuk mengembangakan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat yang dinamis, sedangkan pengajaran sejarah berfungsi untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga terhadap sejarah perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau sampai sekarang. Perkembangan yang pesat di berbagai bidang kehidupan, seperti ledakan penduduk, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menimbulkan berbagai masalah, sehingga diperlukan mata pelajaran IPS sebagai: 1. Pengalaman hidup masa lampau dengan situasi sosialnya yang labil memerlukan masa depan yang mantap dan utuh sebagai suatu bangsa yang bulat. 2. Laju perkembangan kehidupan, teknologi dan budaya Indonesia memerlukan kebijakan pendidikan yang seirama dengan laju itu. 3. Agar output persekolahan benar-benar lebih cocok dan sesuai serta bermanfaat. 4. Setiap orang akan dan terus terjun ke dalam kancah kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu perlu disiapkan ilmu khusus, yaitu IPS. Ilmu-ilmu sosial dikembangkan bidang-bidang ilmu tertentu sesuai dengan aspek kehidupan sosial masing-masing. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai bidang pendidikan, tidak hanya membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial, malainkan lebih jauh dari pada itu berupaya membina dan mengembangkan peserta didik menjadi sumber daya manusia yang berketrampilan sosial dan inteklektual sebagai warga masyarakat dan negara yang memiliki perhatian serta kepedulian sosial yang bertanggung jawab. Kehidupan masayarakat dan masyarakat yang terus berkembang, menjadi landasan bagi pengembangn IPS sebagai bidang pendidikan yang disesuiakan dengan perubahan dan tututan kemajuan kehidupan
8
3.1.3.2 Tujuan Pembelajaran IPS di SD Tujuan utama pengajaran Social Studies (IPS) adalah untuk memperkaya dan mengembangkan kehidupan anak didik dengan mngembangkan kemampuan dalam lingkungannya dan melatih anak didik untuk menempatkan dirinya dalam masyarakat yang demokratis, serta menjadikan negaranya sebagai tempat hidup yang lebih baik. Pendidikan IPS sangat penting diberikan pada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, sebab siswa sebagai anggota masyarakat sangat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal masayarakat siswa dapat belajar melalui media cetak, elektronik maupun langsung melalui pengalaman hidupnya di tengah-tengah masyarakat. 3.1.3.3 Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di SD Ruang lingkup pembelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1. Pengetahuan Sosial, meliputi : a. Keluarga b. Masyarakat setempat c. Pajak d. Ekonomi e. Wilayah provinsi f.
Wilayah kepualauan
g. Pemerintah RI h. Pengenalan kawasan dunia 2. Sejarah, meliputi : a. Sejarah lokal b. Kerajaan di Indonesia c. Tokoh dan peristiwa d. Bangunan bersejarah e. Indonesia pada jaman penjajah f.
Beberapa peristiwa penting di Indonesia Dalam penelitian ini pembelajaran IPS di pusatkan pada materi pelajaran sejarah
pada pokok bahasan perkembangan teknologi transportasi.
9
2.1.4
Metode Complete Sentence
2.1.4.1 Pengertian Model pembelajaran complete sentence adalah model pembelajaran mudah dan sederhana di mana siswa belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia (Sukarto, 2012). Prinsip pembelajaran IPS dengan metode complete sentence adalah; (1) metode pembelajaran mudah dan sederhana di mana siswa belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia; (2) Soal yang disampaikan berupa kalimat yang belum lengkap, sehingga makna/ arti kalimat tersebut belum dapat dimengerti; (3) Kalimat yang banyak dan saling berkaitan dalam sebuah paragraf, dan belum sempurna serta belum dimengerti maknanya;(4) kalimat dapat dilengkapi dengan pilihan kata yang disediakan; dan (5) harus diisi dengan kata-kata tertentu, misal istilah keilmuan/ kata asing; (6) jawaban dari kalimat yang belum lengkap itu sudah disediakan. 2.1.4.2 Sintaks Pembelajaran 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Guru menyampaikan materi dan siswa membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya. 3. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen. 4. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap. Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia. 5. Siswa berdiskusi secara berkelompok. 6. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta membaca sampai mengerti atau hafal. 7. Guru bersama siswa membuat kesimpulan. ( Menurut Sukarto, 2012 ) 2.1.4.3 Kelebihan dan Kekurangan 2.1.4.3.1 Kelebihan 1. Mudah dibuat guru, hanya dengan menghilangan satu kata dalam kalimat 2. Siswa tidak perlu menjelaskan jawabannya, hanya perlu memadukan rumpang/tidak jawabannya.
10
3. Siswa diajarkan untuk mengerti dan hafal mengenai materi 2.1.4.3.2 Kekurangan 1. Guru kurang kreatif dan inovasi dalam membuat soal 2. Siswa kurang terpacu mencari jawaban karena hanya cukup menebak kata, karena biasanya hanya kata hubung. 3. Kurang cocok untuk dipergunakan dalam setiap bidang studi.
2.1.5
Media Gambar Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti
‘perantara’atau ‘pengantar’. Pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut media pembelajaran (Arsyad, 2011). Menurut Boove (dalam Ena, 2007), media adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Bentuk-bentuk stimulus yang bisa dipergunakan sebagai media diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia, realita, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang direkam (Ena, 2007). Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2011), ciri-ciri media ada tiga, yaitu. 1. Ciri Fiksatif (Fixative Property) Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, danmerekonstruksi suatu peristiwa atau objek. 2. Ciri Manipulatif (Manipulatif Property) Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording
11
3. Ciri Distributif (Distributive Property) Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang ikut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Sedangkan manfaat penggunaan media (Arsyad, 2011), antara lain: a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung. Berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu. 1. Teknologi cetak Adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku danmateri visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Teknologi ini menghasikan materi dalam bentuk salinan tercetak. Dua komponen pokok teknologi ini adalah materi teks verbal dan materi visual yang dikembangkan berdasar teori yang berkaitan dengan persepsi visual, membaca, memproses informasi dan teori belajar.
12
2. Teknologi audio-visual Adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Pengajaran melalui audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. 3. Teknologi berbasis komputer Merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor. 4. Teknologi gabungan Merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Media adalah suatu alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media pembelajaran merupakan sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran setidaknya proses pembelajaran lebih mudah dilaksanakan, dapat meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar dan membantu konsentrasi belajar dalam proses pembelajaran. 1. Manfaat Media Pembelajaran Beberapa manfaat media dalam pembelajaran adalah menyampaikan materi pelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, pembelajaran lebih interaktif, efisien dalam waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja, dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar, dan mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif.
13
2. Jenis-jenis Media Pembelajaran Dilihat dari aspek panca indera, ragam media pembelajaran ada 3 macam yaitu 1) media audio (dengar), 2) media visual (melihat), 3) media audio visual (dengan dan melihat). Peneliti disini akan membahas tentnag media visual yang lazim digunakan di sekolah khususnya media grafis. Media grafis banyak sekali jenisnya, beberapa diantaranya adalah gambar/foto, sketsa, diagram, bagan atau chart, grafik (graphs), kartun, poster, peta dan globe. Dari media grafis yang banyak tersebut peneliti akan membahas satu yaitu gambar yang menurut peneliti sangat tepat digunakan untuk mempelajari koperasi dalam perekonomian Indonesia. Media gambar sebagai salah satu media pembelajaran. Dalam pengajaran bahasa inggris sebagai bahasa asing media mempunyai peran penting karena beberapa alasan. Media pembelajaran membantu guru dalam mengatur proses pengajarannya serta penggunaan waktu di kelas dengan bijak. Media pembelajaran yang biasa digunakan meliputi permainan, video, CD, VCD, tape, dan sebagainya. Ketersediaan media di suatu kelas akan mempengaruhi pembelajaran siswa dimana penempatan media yang sesuai akan mendukung proses pencapaian pembelajaran itu sendiri. 1. Pengertian Media Gambar Diantara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai derngan persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Alat peraga dapat memberi gagasan dan dorongan kepada guru dalam mengajar anak-anak sekolah dasar.Sehingga tidak tergantung pada gambar dalam buku teks ,tetapi dapat lebih kreatif dalam mengembangkan alat peraga agar para murid menjadi senang belajar. Jadi kelebihan alat peraga visual khususnya sebagai salah satu dari media pembelajaran yang efektif Dibawah ini beberapa pengertian media gambar, diantaranya : a. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque proyektor .
14
b. Media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja. c. Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif terhadap lingkungan
2. Fungsi Media Gambar Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media pembelajaran adlah sebagai alat bantu mengajar yang dipergunakan guru. Secara garis besar fungsi utama penggunaan media gambar adalah : a. Fungsi edukatif; artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan. b. Fungsi sosial; artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang. c. Fungsi ekonomis; artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal. d. Fungsi politis; berpengaruh pada politik pembangunan. e. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern Fungsi-fungsi tersebut diatas terkesan masih bersifat konseptual. Fungsi praktis yang dijalankan oleh media pengajaran adalah sebagai berikut : a. Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi pesrta didik, misalnya kaset video rekaman kehidupan di luar sangat diperlukan oleh anak yang tinggal didaerah pegunungan. b. Mengatasi batas ruang dan kelas, misalnya gambar tokoh pahlawan yang dipasang diruang kelas. c. Mengatasi keterbatasan kemampuan indera d. Mengatasi peristiwa alam, misalnya rekaman peristiwa letusan gunung berapi untuk menerangkan gejala alam.
15
e. Menyederhanakan kompleksitas meteri. f. Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat atau alam sekitar.
3. Karakteristik Media Menurut Rahadi ( 2003 : 27-28) ada beberapa karakteristik media gambar : a. Harus autentik, artinya dapat menggambarkan obyek atau peristiwa seperti jika siswa melihat langsung b. Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam gambar tersebut c. Ukuran gambar proporsionsl, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran yang sesungguhnya benda atau objek yang digambar. d. Memadukan antara keindahan dengan kesesuiannya untuk mencapai tujuan pembelajaran. e. Gambar harus message. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 4. Kelebihan Media Gambar : a. Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika dibandingkan dengan bahasa verbal. b. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu c. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita d. Memperjelas masalah bidang apa saja e. Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan Adapun kelemahan Media Gambar : a. Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat dilihat oleh sekelompok siswa. b. Gambar diinterpretasikan secara personal dan subyektif.
16
c. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang efektif dalam pembelajaran (Rahadi, 2003 :27). Menurut Sudjana (2005) tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar-gambar adalah sebagai berikut : a. Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak yang dapat ditafsirkan berdasarkan pengalaman dimasa lalu, melalui penafsiran kata-kata. b. Ilustrasi gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik minat belajar siswa secara efektif. c. Ilustrasi gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama dalam penafsiran dan mengingat-ingat materi teks yang menyertainya. d. Ilustrasi gambar isinya harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar minat para siswa menjadi efektif. e. Ilustrasi gambar isinya hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga tidak bertentangan dengan gerakan mata pengamat dan bagian-bagian yang paling penting dari ilustrasi itu harus dipusatkan pada bagian sebelah kiri atas medan gambar. Dengan demikian media gambar merupakan salah satu teknik media pembelajaran yang efektif kerena dapat mempermudah siswa untuk memahami cara membaca peta dan kenampakan alam. 2.1.6
Penerapan Metode Complete Sentences Berbantuan Media Gambar
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Guru menyampaikan materi dengan bantuan media gambar dan siswa memperbanyak informasi dari membaca buku atau modul. 3. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen. 4. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap. Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia. 5. Siswa berdiskusi secara berkelompok. 6. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta membaca sampai mengerti atau hafal. 7. Guru bersama siswa membuat kesimpulan.
17
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan Nama Peneliti Anwar (2011)
Sumiyarsih (2011)
Judul
Hasil Penelitian
Penerapan Model Pembelajaran Complete Sentences untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri 02 Kendal
1. meningkatkan hasil belajar matematika dari semula hanya 35,74 % siswa yang mencapai KKM menjadi 77,43 %. 2. Meningkatkan nilai rerata dari 57,23 menjadi 72,12.
Penggunaan Metode Complete Sentences Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas IV SDN Wiradesa Pekalongan
1. meningkatkan hasil belajar dari semula hanya 48,06 % siswa yang mencapai KKM menjadi 84,26 %. 2. Meningkatkan nilai rerata dari 60,52 menjadi 78,45.
2.3. Kerangka Berpikir Berdasarkan landasan teori di atas, maka peneliti menyusun kerangka berpikir sebagai berikut: Pembelajaran IPS siswa kelas 4 semester 1 pada tahap prasiklus, peneliti belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat, sehingga hasil belajar siswa dan kualitas pembelajaran relatif rendah. Pada tahap siklus I pada pembelajaran IPS materi membaca peta, peneliti sudah menggunakan metode complete sentence sehingga hasil belajar dan kualitas pembelajaran meningkat ( dua indikator keberhasilan tercapai). Peneliti melanjutkan tindakan pada tahap siklus II dengan materi kenampakan alam. Pada tahap ini diperoleh peningkatan hasil belajar dan kualitas pembelajaran yang optimal. Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, diduga pembelajaran IPS
kelas 4
semester 1 menggunakan metode complete sentence dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
18
Kondisi Awal
TINDAKAN
Kondisi Akhir
Pembelajaran belum menggunakan metode complete sentences berbantuan media gambar
Pembelajaran sudah menggunakan metode complete sentences berbantuan media gambar
hasil belajar siswa rendah 1. Minat belajar rendah 2. Siswa pasif
SIKLUS I/II 1. Minat belajar meningkat 2. Siswa aktif dan senang
Diduga pembelajaran IPA menggunakan metode complete sentences berbantuan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar
2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir, disusun hipotesis tindakan sebagai berikut: Penggunaan metode complete sentence dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 SDN Manggis semester 1 tahun pelajaran 2013/2014.Kabupaten Batang semester 1 tahun pelajaran 2013/2014.