BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Suatu Informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dan informasi akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak intern maupun ekstern perusahaan. Informasi yang dihasilkan tersebut digunakan sebagai informasi yang pada umumnya berupa informasi akuntansi yang lebih banyak di perlukan oleh pihak ekstern perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan tersebut maka diperlukan suatu sistem informasi yang benar-benar akurat , sehingga sistem informasi tersebut dapat dipercaya kebenarannya, oleh karena itu suatu sistem seharusnya dimiliki oleh setiap perusahaaan demi kelangsungan dari perusahaan itu sendiri. Sistem yang disusun untuk suatu perusahaan dapat diproses secara manual maupun dengan komputerisasi. Sedangkan menurut Azhar Susanto dalam buku yang berjudul "Sistem Informasi Konsep
dan
Pengembangan
Berbasis
Komputer "
mendefinisikan Prosedur sebagai berikut : Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama, (2004 : 264) Maka dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa "prosedur itu adalah urutan melibatkan
beberapa
orang
dalam
kegiatan
atau
aktifitas
yang
satu departemen atau lebih yang
dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Sedangkan
6
Menurut
Mulyadi dalam
buku
menyatakan bahwa : Prosedur
yang
adalah
berjudul
suatu
"Sistem
urutan
Akuntansi"
kegiatan
krelikal,
biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departeman atau lebih, yang dibuat
untuk
menjamin
penanganan
secara
seragam
transaksi
perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Berdasarkan kegiatan di atas, dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan bagian dari sistem yang menyangkut urutan-urutan kegiatan perusahaan yang harus dilalui yang bersifat klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perubahan secara berulangulang agar aman dan lancar. Prosedur kegiatan
dan
yang
merupakan
biasanya melibatkan
suatu
beberapa
rangkaian
orang
untuk
mendapatkan keseragaman dalam melakukan transaksi yang terjadi. Melalui prosedur data tersebut, dikumpulkan, dan disampaikan kepada yang memerlukan. Dengan demikian, prosedur akuntansi akan terlihat bekerja sebagai aliran hukum berikut distribusi dan pelaksana pekerjaan oleh masing-masing bagian yang terlibat. 1) Karakteristik Prosedur Berikut ini akan diuraikan beberapa karakteristik prosedur, diantaranya adalah : a) Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi b) Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin c) menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana
7
d) Prosedur menunjukan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab e) Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan atau hambatan f) Adanya suatu pedoman kerja yang harus diikuti oleh anggota-anggota organisasi. g) Mencegah terjadinya penyimpangan. h) Membantu efesiensi, efektivitas dan produktivitas kerja dari suatu unit organisasi. 2) Manfaat Prosedur Suatu prosedur dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya : a) Lebih memudahkan dalam langkah-langkah kegiatan yang akan datang. b) Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas, sehingga
menyederhanakan
pelaksanaan
dan
untuk
selanjutnya mengerjakan yang perlunya saja. c) Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelasdan harus dipatuhi oleh seluruh pelaksana. d) Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan efisien. e) Mencegah pengawasan,
terjadinya bila
penyimpangan
terjadi
dan
penyimpangan
memudahkan
dalam
akan
segera
dapat
diadakan perbaikan-perbaikan sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-masing.
8
2.1.2 Pengertian Penerimaan Kas atau Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Sistem penerimaan
kas
adalah
suatu
catatan
yang
dibuat
untuk melakukan kegiatan penerimaan kas yang diterima perusahaan baik yang berupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang mempunyai sifat dapat segara digunakan, yang berasal dari transaksi perusahaan maupun penjualan tunai , pelunasan piutang, atau transaksi lainnya yang dapat menambah kas perusahaan.
“Sumber
pnerimaan
kas
terbesar
suatau perusahaan dagang berasal dari transaksi penjualan tunai” (Mulyadi, 2008:455). Berdasarkan
pengertian
sistem akuntansi penerimaan mengumpulkan, mencatat untuk
kas
transaksi
tersebut
dapat
adalah
suatu
yang
dapat
disimpulkan bahwa kesatuan
membantu
menangani penerimaan perusahaan. Penerimaan
berasal
dari
dua
sumber
utama
kas
untuk pimpinan
perusahaan
yaitu penerimaan kas dari penjualan
tunai dan penerimaan kas dari piutang.
2.1.3 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai Menurut Muliyadi (2008: 456) sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga prosedur yaitu : 1) Penerimaan kas dari over-the-counter sale, yaitu pembeli datang sendiri ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli. Dan perusahaan menerima uang tunai,
cek
pribadi
atau
pembayaran langsung dari pembeli dengan credit card, sebelum barang diserahkan kepada pembeli. Peneriman kas dari
9
2) cash-on delivery sale (COD sales), yaitu
transaksi
penjualan
yang
melibatkan kantor pos , perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. 3) Penerimaan dari credit card sale, yaitu salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan bagi penjual, yang memberikan kemudahan baik bagi pembeli maupun bagi penjual . Fungsi
yang terkait
dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari
penjualan tunai yaitu: 1) Fungsi penjualan Bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menterahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas. 2) Fungsi kas Bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli. 3) Fungsi Gudang Bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman. 4) Fungsi Pengiriman Bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli. 5) Fungsi Akuntansi Bertanggung
jawab
sebagai
pencatat
transaksi
penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.
10
penjualan
dan
2.1.4 Dokumen dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Menurut Muliyadi (2008 : 456) dokumen yang digunakan dalam penjualan tunai pada sistem akuntansi penerimaan kas yaitu: 1) Faktur penjualan tunai Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. Faktur penjualan tunai diisi oleh fungsi penjualan. 2) Pita register kas Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan. 3) Credit card sales slip Bagi perusahaan yang menjual barang dan jasa , dokumen ini diisi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan kartu kredit, untuk transaksi penjualan yang telah dilakukan kepada pemegang kartu kredit. 4) Bill of lading dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum 5) Faktur penjualan COD Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD 6) Bukti setor bank dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Dokumen ini dibuat 3 rangkap. 7) Rekap harga pokok penjualan Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode.
11
Adapun catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas kecil dari penjualan tunai menurut (Mulyadi,2008:468) adalah: 1) Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan. Dr. Kas
xx
Cr.
Penjualan Tunai
xx
2) Jurnal penerimaan kas untuk mencatat penerimaan kas dari berbagi sumber, diantaranya dari penjualan tunai. Dr. Kas
xx
Cr.
Penjualan
xx
3) Jurnal umum Untuk mencatat harga pokok produk yang dijual. 4) Kartu persediaan untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Selain itu kartu ini juga digunakan untuk mengawasi mutasidan persediaan barang yang disimpan di gudang. 5) Kartu gudang Untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual.
2.1.5 Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Sistem
penerimaan
kas
dari
piutang
yaitu
penerimaan kas
yang bersumber dari pelunasan piutang dari debitur. Dalam
laporan
tugasakhir ini yang akan penulis bahas adalah hanya penerimaan kas yang berasal dari piutang. Menurut sistem pengendalian intern yang baik, semua penerimaan kas dari debitur harus dalam bentuk cek atas nama atau giro bilyet.
12
Menurut penerimaan Muliyadi (2008 : 493) kas dari piutang dapat dilakukan melalui : 1. Penerimaan kas dari piutang melalui penagih perusahaan dilaksanakan dengan prosedur, bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada penagih kemudian bagian mengirimkan
penagih
yang
penagihan
merupakan karyawan perusahaan untuk
melakukan penagihan ke debitur setelah itu bagian menerima
cek
atas
penagihan
nama dan surat pemberitahuan dari debitur bagian
penagihan menyerahkan cek ke bagian kasa, bagian menyerahkan
surat
penagihan
pemberitahuan kepada bagian piutang untutk
kepentingan posting ke dalam kartu piutang selanjutnya bagian
kasa
mengirim kwitansi sebagai tanda penerimaan kas kepada debitur, bagian
kasa
menyetorkan
cek
ke
bank,
setelah
cek tersebut
dilakukan endorsment oleh pejabat yang berwenang danbank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank debitur. 2. Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Pos dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut, bagian
pengiriman
mengirim
faktur
penjualan kredit kepada debitur pada saat transaksi penjualan kredit terjadi.
Debitur mengirim cek atas nama yang dilampiri surat
pemberitahuan melalui pos kemudian bagian
sekretariat menerima cek
atas nama dan surat pemberitahuan dari debitur.
Bagian sekretariat
menyerahkan cek kepada bagian kasa setelah itu, bagian sekretariat menyerahkan surat
pemberitahuan
kepada
bagian piutang untuk
kepentingan posting ke dalam kartu piutang. Bagian
13
kasa
mengirim
kuitansi kepada debitur sebagai tanda terima pembayaran dari debitur dan bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas nama tersebut dilakukan endorsemen oleh pejabat yang berwenang.
Bank
perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank debitur. Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas menurut Muliyadi ( 2008 : 488) ialah : 1) Surat Pemberitahuan. memberitahu
Dokumen
ini
maksud pembayaran
dibuat
oleh
debitur
untuk
yang dilakukan. Biasanya berupa
tembusan bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur. Oleh perusahaan dokumen
ini dijadikan
dokumen
sumber
dalam
pencatatan
berkurangnya piutang. 2) Daftar Surat Pemberitahuan. Merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat fungsi sekretariat atau fugsi penagihan. 3) Bukti Setor Bank.
Dokumen ini dibuat fungsi kas sebagai bukti
penyetoran ke bank. Dokumen ini dibuat rangkap 3 dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran kas dari piutang ke bank. 4) Kuitansi.
Merupakan
bukti
penerimaan
kas
yang
dibuat
oleh
perusahaan bagi para debitur yang telah melakukan pambayaran utang mereka.
14
2.1.6 Unsur Sistem Pengendalian Intern Menurut
Muliyadi
(2010
:
166)
untuk
menciptakan
sistem
pengendalian intern yang baik dalam perusahaan maka terdapat empat unsur pokok yang harus dipenuhi, antara lain : 1) Organisasi 2) Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan 3) Praktek yang sehat 4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Prosedur penerimaan kas terdapat empat unsur pokok dalam perusahaan. Hal ini perlu agar pengendalian intern dapat dilaksanakan dengan baik.
2.1.7 Pengertian Kargo Cargo adalah semua barang (goods) yang dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal), atau darat (truk container) yang biasanya untuk diperdagangkan, baik antarwilayah/kota di dalam negeri maupun antarnegara (internasional) yang dikenal dengan istilah ekspor-impor. Apa pun jenisnya, semua barang kiriman, kecuali benda-benda pos dan bagasi penumpang, baik yang diperdagangkan (ekspor-impor) maupun untuk keperluan
lainnya
(nonkomersial)
dan
dilengkapi
dengan
dokumen
pengangkutan (SMU atau Air Way Bill) dikategorikan sebagai kargo. Ada pihak utama yang terkait dengan pengiriman kargo, yaitu pihak pengirim (shipper), dan atau penerima (consignee), pihak pengangkut, dan pihak ground handling dan atau warehouse operator. Shipper bisa berupa
15
perorangan, badan usaha, dilakukan secara langsung tanpa perantara, atau melalui jasa ekspedisi pengiriman barang yang dikenal dengan istilah freight forwarder atau ekspedisi muatan kapal laut atau ekspedisi muatan pesawat udara. Beberapa contoh perusahaan kelas dunia yang sudah mengklaim diri menerapkan konsep total logistic service antara lain Fedex, TNT, DHL, UPS, dan lain-lain. Untuk domestic ada Fin Logistic, MSA kargo, dan Republix Express (Repex Airlines). Sedangkan carrier bisa berupa cargo sales agent, cargo sales airline, airline/air charter yang juga berfungsi sebagai pengangkut kargo. Berdasarkan cara penanganannya, kargo dibagi ke dalam dua golongan besar,yaitu general cargo dan special cargo. Sementara itu, menurut ketentuan dari IATA HAM 810 April 1998 Annex A, 20th edition, January 2002 bahwa kargo dibedakan menjadi 3 jenis yaitu general cargo, special shipment (missal AVI, PER, HUM, VAL, DG, LHO, VUN, dll) dan specialized cargo products (misalnya express cargo, dan courier shipment). 1) General cargo adalah barang-barang kiriman biasa sehingga tidak memerlukan penanganan secara khusus, namun tetap harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan aspek safety. Contoh barang yang dikategorikan general cargo antara lain : barang-barang keperluan rumah tangga, peralatan kantor, peralatan olahraga, pakaian (garment, tekstil), dan lain-lain. 2) Special cargo adalah barang-barang kiriman yang memerlukan penanganan secara khusus (special handling). Jenis barang ini pada dasarnya dapat diangkut lewat angkutan udara dan harus memenuhi
16
persyaratan dan penanganan secara khusus sesuai dengan regulasi IATA dan atau pengangkut. Contohnya yaitu live animals, human remain, perishable goods, valuable goods, dan dangerous goods. Benda – benda atau bahan – bahan yang termasuk dalam kategori ini adalah: AVI (live animal), HUM (human), PER (perishable goods), dan lainnya.
2.1.8 Dokumen Pendukung Pengiriman Kargo 1) Acceptance : CBA (cargo booking advice), PTI (pemberitahuan tentang isi), BTB (bukti timbang barang), SMU (surat muatan udara), CN 38 (pos), Shipper Declaration for Dangerous Goods, Checklist for Dangerous Goods, DB (delivery bill), DRSC (untuk kasir)/ Bordrel, dan Pertelaan (untuk kasir). 2) Out Going : CBA (cargo booking advice), CLP (cargo load plan), SMU (surat muatan udara), CN 38 (pos), Checklist Buildup, Manifest Cargo Outbond, NOTOC (Notification to Captain), DO (delivery order) penarikan kargo. 3) Incoming : Manifest Cargo Inbound, SMU (surat muatan udara), NOA (notice on arrival), DO (delivery order), DB (delivery bill), Surat Jalan, DRSC (untuk kasir), dan Pertelaan.
17
2.1.9 Pihak – pihak Terkait dalam Pengiriman Cargo Ada tiga pihak utama yang terkait dengan pengiriman kargo, yaitu : 1) Pihak pengirim (shipper) bisa berupa perorangan, badan usaha, dilakukan secara langsung tanpa perantara, atau melalui jasa ekspedisi muatan kapal laut atau ekspedisi muatan pesawat udara. 2) Pihak pengangkut (carrier) bisa berupa cargo sales airline, cargo sales agent, airline atau air charter yang juga berfungsi sebagai pengangkut kargo. 3) Pihak penerima (consignee) bisa berupa perorangan, badan usaha maupun dalam bentuk cargo agent.
2.1.10 Pengertian Ekspor Dari berbagai sumber, ekspor memiliki pengertian yang bermacammacam, yaitu diantaranya : Menurut Amir MS (2004 : 1) ekspor adalah upaya melakukan penjualan kooditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing, dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan memakai bahasa asing. Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku menurut (Roselyne Hutabarat, 1996 : 306) Dalam wikipedia Indonesia, ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain. Kemudian kegiatan ini dibagi menjadi dua, yaitu :
18
1) Ekspor Langsung adalah cara menjual barang atau jasa melalui perantara atau eksportir yang bertempat di negara lain atau negara tujuan ekspor. Penjualan dilakukan melalui distributor dan perwakilan penjualan perusahaan. 2) Ekspor Tidak Langsung adalah teknik dimana barang dijual melalui perantara atau eksportif negara asal kemudian dijual oleh perantara tersebut. Melalui perusahaan manajemen ekspor (export management companies) dan perusahaan pengekspor (export trading companies) Pengertian ekspor menurut undang-undang kepabaenan adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean, dimana barang yang dimaksud terdiri dari barang dalam negeri (daerah pabean), barang dari luar negeri (luar daerah pabean), barang bekas atau baru. Berdasarkan dari beberapa pengertian ekspor di atas, penulis, menyimpulkan
bahwa
ekspor
adalah
suatu
kegiatan
perdagangan
Internasional yakni menjual barang atau komoditi dari satu negara ke negara lain dengan cara mengeluarkan barang dari wilayah pabean dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.
2.1.11 Dokumen dalam Kegiatan Ekspor Secara teori dokumen yang diperlukan freight forwarding dalam aktivitas ekspor adalah : 1) Shipping Instruction (SI) merupakan dokumen yang dibuat oleh eksportir mengenai pemesanan ruang kapal berikut container yang dapat pula menjadi dasar pembuatan bill of lading. Shipping Instruction antara
19
lain, memuat tentang shipper, consignee, notify party, final destination, volume, delivery term, L/C No date of stuffing, closing time dan vesel. 2) Bill of Lading merupakan dokumen pengapalan yang paling penting karena mempunyai sifat jaminan. Fungsi bill of lading adalah sebagai tanda terima (kuitansi) barang-barang, sebagai bukti kepemilikan barang serta sebagai bukti adanya perjanjian pengangkutan barang. 3) Packing List dokumen ini adalah dokumen ekspor yang memuat informasi mengenai barang yang akan di ekspor. Informasi tersebut berupa tulisan packing list beserta nomor packing list, tanggal dibuatnya packing list, data lengkap nama eksportir dan alamatnya, data lengkap nama importir dan alamatnya, data lain jika di isyaratkan dalam L/C misalnya nomor purchase order, nomor L/C, description of goods (deskripsi barang), quantity (jumlah barang), gross weightand nett weight (berat kotor dan berat bersih), dan measurement (ukuran dimensi dalam volume meter atau cubic meters) 4) Invoice merupakan dokumen ekspor yang memuat data dan informasi barang yang akan diekspor serta nilai barangnya dalam mata uang asing. Invoice berisi tentang tulisan invoice beserta nomor invoice, tanggal dibuatnya invoice, data lengkap nama eksportir dan alamatnya, data lengkap nama importir dan alamatnya, data lain jika diisyaratkan dalam L/C, misalnya description of goods (deskripsi barang), quantity, unit price dan total amount. 5) Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) ialah dokumen yang dibuat eksportir dan harus mendapat persetujuan petugas bea cukai sebelum
20
dilakukan pemuatan ke atas pesawat. PEB menyebutkan jenis barang ekspor (umum, terkena pajak ekspor, mendapat fasilitas pembebasan dan pengembalian bea masuk dan barang ekspor lainnya), nama importir, NPWP, izin khusus, berat barang, negara tujuan, provinsi asal barang, cara penyerahan barang, merk kemasan dan lain sebagainya. 6) Certificate Origi (COO) atau Surat Keterangan Asal (SKA) merupakan COO dikeluarkan oleh Disperindag yang mewakili pemerintah yang menyatakan bahwa barang yang diekspor benar-benar diproduksi di Indonesia. Surat ini menjelaskan tentang keterangan barang pada transaksi dimana barang-barang tersebut dikaitkan keterangan asal barang dan bahwa barang-barang tersebut benar hasil atau produksi dari negara eksportir 7) Dokumen Asuransi merupakan dokumen yang berfungsi melindungi pengiriman barang ke luar negeri. Dalam transaksi ekspor dan impor, dokumen asuransi juga tidak kalah penting karena membuktikan bahwa barang-barang yang disebut di dalamnya telah diasuransikan. Apabila terdapat kerusakan atau kehilangan dalam perjalanan pihak asuransi akan mengganti kerugian tersebut sesuai syarat yang telah diperjanjikan. 8) Dokumen Fumigasi ialah dokumen yang menunjukkan bahwa barang yang di dalam container aman, bebas dari hama dan jamur karena telah di fumigasi. 9) Equipment Interchange Receipt (EIR) adalah surat bukti telah mengambil container kosong di tempat penumpukan atau depo.
21
10) Warkat Dana merupakan perincian perhitungan pembayaran jaminan jasa untuk biaya penumpukan container. 11) Berita Acara Penyegelan (BAP) adalah surat bukti bahwa container telah diperiksa dan disegel oleh petugas bea cukai.
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya tentang prosedur penjualan tunai dan kredit dilakukan oleh Restiti (2013) dengan judul “Prosedur Penjualan Tunai dan Kredit pada CV. IT SHOP Cabang Laptop Shop”, teknik analisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif naratif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui prosedur penjualan tunai dan kredit pada CV. IT SHOP cabang Laptop Shop. Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa penjualan laptop secara tunai dan kredit sudah efektif. Arta Purbawa (2009), dengan judul “Prosedur Penjualan Tunai pada PT. Astra Internasional Tbk (Toyota Auto 2000) Cabang Denpasar”, dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur penjualan tunai pada PT. Astra Internasional Tbk (Toyota Auto 2000) Cabang Denpasar sudah memadai. Krisnanda Ari (2014), dengan judul “Prosedur Penjualan Tunai pada PT. Astra Internasional Tbk Daihatsu Denpasar Branch”, menggunakan teknik analisis komparatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prosedur penjualan tunai pada PT. Astra Internasional Tbk Daihatsu Denpasar Branch sudah memadai dan efektif.
22
Dari beberapa hasil penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada teknik analisis yang digunakan yaitu teknik analisis komparatif, akan tetapi ada perbedaan dari penelitian sebelumnya dengan penelitian ini. Pada penelitian ini penulis meneliti tentang prosedur penerimaan kas sedangkan pada penelitian sebelumnya meneliti tentang penjualan tunai.
23