BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Olahraga a. Ruang Lingkup Olahraga Olahraga mempunyai daya tarik tersendiri bagi segala aktivitas setiap manusia, yang berpartisipasi dalam tingkat permainan yang bertujuan untuk rekreasi sampai tingkat professional dari usia muda sampai usia lanjut. Alasan mereka melakukan berbagai aktivitas olahraga tersebut diantaranya untuk kebugaran, pembentukan karakter, bersosialisasi, dan tentunya untuk kesehatan. Menurut Santoso Giriwijoyo dan Didik Jafar Sidik (2013:233) berpendapat bahwa “olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara hidup, meningkatkan kualitas hidup, dan mencapai tingkat kemampuan jasmani yang sesuai dengan tujuan”. Dari berbagai macam alasan tersebut dapat dilihat berbagai manfaat yang tidak disadari berupa kepuasan diri, serta mengalami kematangan kepribadian melalui pengalaman olahraga dari poin sosialisasi dan pembentukan karakter. Karena pada hakikatnya dalam aktifitas olahraga mempunyai aspek kerjasama, komunikasi, perjuangan, persaingan, mental jasmani maupun rohani, kebersamaan, ekspresi diri, kejujuran, serta sportifitas. Penjelasan tentang konsep olahraga hingga tuntas tidak akan berhasil diperoleh karena definisi tentang olahraga ini terus mengalami perubahan seiring dengan adanya perubahan social dan pengaruh IPTEK. Olahraga iru sendiri pada hakikatnya bersifat netral, namun masyarakatlah yang kemudian membentuk kegiatannya dan memberi arti bagi kegiatan tersebut. Karena itu, Indonesia sesuai dengan fungsi dan tujuankita mengenal beberapa bentuk kegiatan olahraga, seperti olahraga pendidikan yang bertujuan untuk mendidik, olahraga rekreasi yang bersifat rekreasi atau kesenangan, olahraga kesehatan yang bersifat rehabilitas, dan olahraga prestasi yang tujuannya untuk mencapai sebuah kemenangan. Jadi olahraga dilakukan karena berbagai 8
9 alasan penting dari sisi pelakunya. Nilai-nilai dan manfaat yang diperoleh pelaku didapatkan dari partisipasi aktif dari berbagai kegiatan yang dilakukannya. Berdasarkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab II Pasal 4 menyebutkan
“Keolahragaan
nasional
meningkatkan
kesehatan
kebugaran,
dan
bertujuan prestasi,
memelihara kualitas
dan
manusia,
menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperlakukan ketahanan nasiaonal serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa”. Maka dapat dilihat, nilai yang terkandung dalam olahraga ini begitu positif bagi pembentukan karakter suatu bangsa yang sesungguhnya menggambarkan bahwa pembangunan olahraga tidak hanya cukup dengan pencapaian prestasi yang diidentikkan dengan perolehan medali saja, tetapi dapat juga tersalurkan dari olahraga rekreasi seperti halnya melalui pariwisata. Dengan potensi alam maupun budaya yang dimiliki oleh Indonesia tentunya membuka peluang besar untuk dikenal lebih luas oleh negara-negara lain. Menurut Emil Salim (1993:6) mengutarakan bahwa “sejalan dengan pengelolaan sumber daya alam secara lestari adalah penting untuk bisa mengembangkan gaya hidup yang serasi dengan kemampuan daya dukung alam. Dalam hubungannya ini maka pengembangan teknologi yang serasi dengan keperluan menyerap tenaga kerja dan peningkatan daya dukung alam menjadi penting”. Maka olahraga sudah pasti harus diprioritaskan karena dengan nilai-nilai tersebut diperlukan oleh suatu bangsa yang ingin maju. Dengan keragaman sosial, budaya, serta kondisi geografis yang spesifik juga menyebabkan keanekaragaman olahraga. Dengan olahraga yang semakin berkembang, sehingga semakin lama semakin kompleks baik dari jenis kegiatan sesuai tujuan yang ingin dicapai maupun konteks lingkungan sosial budaya, serta perkembangan IPTEK yang semakin maju.
10 Tetapi dengan adanya perkembangan IPTEK yang semakin canggih, tentunya memberi dampak positif maupun dampak negatif tersendiri bagi kehidupan manusia. Dari aspek keluarga dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi dan memiliki kondisi sosiokultural yang berbeda. Dari dampak positif yang diberikan oleh perkembanagn IPTEK ini misal, informasi yang didapat akan lebih mudah, cepat dan banyak dari sumber yang tersedia. Dari segi negatif misalnya, keluarga yang berada didaerah perkotaan cenderung lebih membatasi anaknya untuk sekedar mengeksplorasi lingkungannya yang tanpa disadari menghambat tumbuh kembang seorang anak tersebut. Dan struktur kota yang minim dengan ruang terbuka menambah batasan-batasan seorang anak melakukan interaksi yang berhubungan dengan gerak tubuh. Berbeda dengan daerah pedesaan yang terdapat banyak ruang terbuka yang memberikan mereka pengalaman gerak tubuh seperti memanjat, berlari, mengembala, dan lain sebagainya. Dari pernyataan diatas menyebutkan bahwa olahraga sangat banyak berperan dalam berbagai ranah kehidupan yang membentuk kepribadian seseorang. Seperti yang dikemukakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab VI Pasal 17 menyebutkan “Ruang lingkup olahraga meliputi kegiatan: a) Olahraga pendidikan, b) Olahraga rekreasi., dan c) Olahraga prestasi”. Dibidang pendidikan tampak bahwa konsep gender juga dominan, karena sejak kanak-kanak pastilah orang tua memberlakukan pendidikan yang berbeda-beda berdasarkan konsep gender misalnya laki-laki memperoleh mainan mobil-mobilan, dan bagi anak perempuan diberi mainan boneka. Tetapi dalam konsep olahraga setiap gender memiliki kebebasan memilih cabang olahraga apa saja yang sesuai minat dan bakat mereka. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I pasal I ayat 11 mengatakan “Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang
11 dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani”. Menurut, pernyataan tersebut menerangkan bahwa ketika seseorang atau sekelompok orang melakukan olahraga dengan tujuan untuk pendidikan maka semua aktivitas gerak diarahkan untuk memenuhi tuntunan tujuan-tujuan pendidikan, biasanya kita temukan disekolah-sekolah dengan implikasinya, diharapkan dalam jangka yang pendek, paling tidak diarahkan para siswa memiliki kebugaran jasmani, kesenangan melakukan aktifitas fisik dan olahraga dan terbentuklah manusia yang sehat secara jasmani. Olahraga rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Kegiatan yang umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan hobi. Kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada akhir pekan. Secara umum rekreasi dapat dibedakan dalam dua golongan besar, yaitu rekreasi pada tempat tertutup dan rekreasi di alam terbuka. Rekreasi dapat dinikmati, menyenangkan, dan bisa pula tanpa membutuhkan biaya. Rekreasi bermanfaat untuk memulihkan kondisi tubuh dan pikiran, serta mengembalikan kesegaran. Rekreasi adalah “kegiatan atau pengalaman sukarela yang dilakukan seseorang di waktu luangnya, yang memberikan kepuasan dan kenikmatan pribadi. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I pasal I ayat 12 menyegatakan “Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakuakan oleh masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk keehatan, kebugaran, dan kegembiraan”. Olahraga rekreasi merupakan kegiatan fisik yang dilakukan pada waktu luang sebagai sarana peningkatan kesehatan serta memberi kesenangan. Dan olahraga prestasi pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I pasal 1 ayat 13 mengatakan “Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan
12 mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan”. Dengan olahraga dapat membina serta mengembangkan olahragawan untuk mencapai prestasi melalui tujuan yang dilakukan melalui sebuah pendekatan keilmuan yang menyeluruh dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Faktor-faktor dasar yang mempengeruhi suatu kegiatan olahraga, yaitu suatu tindakan organik dari tubuh manusia adalah sistim-sistim sosial budaya. Sistim-sistim sosial budaya itu merupakan suatu rangkaian model-model kognitif atau pengetahuan yang terdapat pada berbagai tingkat kesadaran manusia. Manusia menggunakan model-model ini secara selektif bagi kepentingan mereka berdasarkan atas tujuan-tujuan dan juga karena menarik perhatian mereka. Model-model yang dipilih oleh manusia dalam suatu keadaan tertentu digunakan untuk menuntun tindakan-tindakan mereka didalam menghadapi lingkungan yang nyata yang juga menyangkut sejumlah orang. Hal ini merangsang untuk dan merupakan sandaran bagi interprestasi yang dapat digunakan didalam menghadapi situasi, barang atau benda, dan serangkaian kemungkinan tingkah laku manusia yang lainnya didalam suatu lingkungan tertentu. Tidak cenderung untuk berlaku secara konsisten, maupun bersifat homogen pada suatu kelompok manusia tertentu.
b. Hubungan Olahraga dengan Masyarakat dan Kebudayaan Menurut
Prabang
Setyono
(2015:10)
mengemukakan
bahwa
“kehidupan sebetulnya adalah proses pertukaran energi antara organisme dan lingkungan”. Dalam pergerakan lingkungan hidup, masyarakat melalui berbagai kelompok yang amat beragam, terlibat secara nyata. Manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki kecenderungan untuk saling berkelompok dalam rangka mencapai tujuannya masing-masing yang memanfaatkan alam, dimana telah terjadi suatu gejala saling membantu dan tak terlepas tentunya terdapat pertikaian. Adanya perbedaan ini bersumber dari nilai dan norma masing-masing individu maupun kelompok tersebut. Akibat adanya pola
13 sosial tersebut menciptakan suatu kelompok sosial yang tak dipungkiri lagi bahwa setiap manusia dari waktu ke waktu dalam kehidupannya akan mengalami pola-pola kehidupan sosial yang berpengaruh pada perilaku dan karakternya. Hubungan sosial antar manusia ini tidak lepas dari ilmu sosiologi. Struktur sosial dipahami sebagai suatu bangunan yang terdiri dari berbagai unsur pembentukkan yang saling berhubungan satu dengan yang lain secara fungsional. Menurut Elly M. Setiadi & Usman Kolip (2011:37) bahwa “masyarakat adalah sekelompok manusia yang bertempat tinggal didaerah tertentu dalam waktu yang relatif lama, memiliki norma-norma yang mengatur kehidupannya menuju tujuan yang dicita-citakan bersama, dan ditempat tersebut
anggota-anggotanya
melakukan
regenerasi
(beranak
pinak)”.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka manusia memiliki keinginan untuk menyatu dengan alam lingkungan demi kelangsungan hidupnya, dan keinginan untuk menyatu dengan manusia lain dalam rangka memudahkan proses hidupnya. Hal tersebut tentunya dapat terjadi melalui kegiatan olahraga. Sebagai suatu bagian yang integral dari sistim-sistim sosial budaya dari suatu masyarakat tertentu, kegiatan-kegiatan olahraga yang ada didalam suatu masyarakat itu berbeda-beda. Suatu kegiatan olahraga hanyalah merupakan bagian dari suatu rangkaian tindakan dan tingkah laku manusia yang untuk bisa dipahami ekspresinya, haruslah dilihat dan dijelaskan dengan memperhitungkan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kegiatan-kegiatan
olahraga atau tingkah laku manusia tersebut. Keberagaman budaya itu merupakan tantangan, karena apabila tidak dikelola dan ditangani dengan baik maka keberagaman budaya akan dapat mendorong timbulnya persaingan dan pertentangan sosial. Serta merupakan sebagai peluang, karena keragaman budaya itu bila dibina dan diarahkan secara tepat, maka akan menjadi suatu kekuatan atau potensi dalam melaksanakan pembangunan. Pengaruh lingkungan budaya yang dalam ekspresi keberagamaan lebih banyak ditemukan dalam hal-hal praktis dan
14 konkrit. Macamnya tingkah laku manusia yang ekspresinya bisa dilihat itu, sebagian dipengeruhi oleh macam kebudayaan dari yang bersangkutan dan yang sebagian lagi oleh suatu keadaan sekelilingnya di mana yang bersangkutan terlibat dalam suatu interaksi sosial. Berdasarkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab IV Pasal 6 menyebutkan “Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk: a) melakukan kegiatan olahraga, b) memperoleh pelayanan dalam kegiatan olahraga, c) memilih dan mengikuti jenis atau cabang oalahraga yang sesuai dengan bakat dan minatnya, d) memperoleh
pengarahan,
dukungan,
bimbingan,
pembinaan,
dan
pengembangan dalam keolahragaan, e) menjadi pelaku olahraga, dan e) mengembangkan industri olahraga. Sehubungan dengan hal ini, suatu kegiatan olahraga adalah suatu ekspresi dari tingkah laku sosial manusia yang muncul didalam suatu daerah tertentu yang ekspresinya juga dipengeruhi oleh macam kebudayaan dari yang bersangkutan dan keadaan sekeliling dimana kegiatan olahraga itu dilangsungkan.Pengertian kebudayaan tidak hanya mencakup tingkah laku manusia saja, tetapi juga keseluruhan dari pola-pola dan hasil tingkah laku manusia. Kebudayaan itu terlahir dan terdiri dari serangkaian elemen-elemen, yang tumbuh dari suatu rangkian pengalaman-pengalaman ilmiah, maupun yang berasal dari pengetahuan sehari-hari. Suatu kebudayaan terdiri dari serangkaian unsur-unsur kebudayaan, yaitu nilai-nilai, norma-norma, dan serangkaian simbol-simbol, baik yang verbal maupun non verbal. Partisipasi tinggi dalam olahraga disebabkan karena dapat memberikan bahkan menyalurkan tenaga yang baik dalam persahabatan dan mencapai tujuan untuk sehat, gembira, menuju kehidupan serasi, selaras, dan seimbang. Manusia bergerak tidak hanya disebabkan oleh adanya dorongan secara biologis, melainkan juga oleh faktor kejiwaan yang berpengaruh pada fisik dan psikis.
15 Dengan nilai budaya yang dimiliki, merupakan konsep dasar yang bersifat umum sebagai acuan tingkah laku sebagian besar masyarakat yang bersangkutan yang tidak dapat dirubah dengan nilai budaya lain. Seperti misalnya olahraga tradisional yang merupakan hasil dari kebudayaan disuatu daerah tertentu. Didukung oleh sumber daya alam, pekerjaan, infrastruktur, nilai luhur yang didapat secara turun temurun, serta masuknya budaya asing pada jaman terdahulu. Pendekatan pada analisis tersebut akan membentuk sistem sebagai sebuah otonomi yang tidak dapat dihilangkan dari tindakantindakan yang terbentuk, dianggap sebagai motivasi untuk secara progresif, degenerative, atau siklis. Dengan olahraga diharapkan masyarakat mencapai tujuan yang diharapkan dengan menjadi individu yang lebih baik karena dalam olahraga memiliki nilai moral, norma, disiplin, toleransi, menghargai, saling percaya, rasa persatuan, sportifitas, dan serta adanya hubungan timbal balik. Dengan nilai dan norma yang dimiliki setiap individu tersebut berbeda, tetapi tetap saja memiliki hubungan yang saling terkait dianggap sebagai hal yang patut dan layak diwujudkan dalam kaidah suatu tindakan, sehingga manusia memilik peradaban yang tinggi. c. Kebijakan Pemerintah tentang Olahraga Kebijakan pemerintah selalu dihadapkan pada berbagai macam masalah mulai dari yang sederhana sampai permasalahan yang rumit. Maka dibutuhkanlah sebuah kebijakan untuk mengatasi setiap masalah yang ada. Untuk pemecahan masalah yang rumit tersebut mempunyai syarat yang berbeda daripada pemecahan masalah yang sederhana. Masalah yang sederhana
memungkinkan
analisis
menggunakan
metode-metode
konvensional, sementara masalah yang rumit menuntut analisis untuk mengambil bagian aktif dalam mendefinikan hakekat dari masalah itu sendiri. Gambaran tentang pemecahan masalah bertolak dari pandangan bahwa kerja kebijakan bermula dari masalah-masalah yang sudah terartikulasi dan ada dengan sendirinya.
16 Kebijakan bermula ketika masalah-masalah yang telah diketahui kemudian membuat hipotesis tentang serangkaian tindakan yang mungkin untuk dilakukan melalui kajian yang cermat agar dapat merumuskan kebijakan apa yang harus ditetapkan dan mengimplikasikannya dalam sebuah tindakan nyata. Hal ini dipelajari dalam ilmu kebijakan yaitu ilmu yang berorientasi kepada masalah kontekstual, multidisiplin, dan bersifat normative, serta dirancang untuk menyoroti masalah fundamental yang sering diabaikan, yang muncul ketika warga Negara dan penentu kebijakan menyesuaikan keputusannya dengan perubahan-perubahan sosial dan transformasi politik guna pemenuhan tujuan-tujuan demokrasi. Seorang pemimpin dalam hal ini ialah Pemerintah haruslah mampu membuat sebuah kebijakan yang pada prinsipnya merupakan perwujudan dari rakyat, yang mempunyai kebijakan atas dasar kehendak dan kebutuhan rakyat dalam sebuah Negara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kebijakan yaitu “kepandaian dan kemahiran, sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (Pemerintah/Organisasi), pernyataan citacita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk managemen dalam usaha mencapai sasaran atau garis haluan”. Pada dasarnya kebijakan Pemerintah tidak hanya berupa sebuah tindakan yang diambil dalam sebuah kasus namun bisa bermakna lebih luas lagi, bisa berupa ucapan dari seorang pemimpin, dukungan, perhatian, dan lain sebagainya yang pada intinya setiap respon bahkan tindakan yang dilakukan seorang pemimpin bisa diartikan sebagai kebijakan. Kebijakan Pemerintah yang telah disahkan, tidak akan bermanfaat apabila tidak diimplementasikan, karena Pemerintah berusaha untuk mewujudkan kebijakan yang masih bersifat abstarak ke dalam bentuk realita. Suatu kebijakan pemerintah akan berhasil apabila dilaksanakan dan menghasilkan dapak positif bagi masyarakat banyak.
17 Kebijakan dalam bidang keolahragaan diposisikan pada upaya-upaya memotivasi dan memfasilitasi masyarakat dari berbagai lapisan usia, agar melakukan olahraga dan menjadikan olahraga sebagai gaya hidup. Yang terutama untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran, pergaulan sosial, menciptakan kesenangan, serta kesejahteraan individu maupun kelompok yang dirancang secara terencana dan sistematik. Dalam hal ini melalui olahraga rekreasi yang memanfaatkan potensi alamnya dari sektor kepariwisataan yang sebagai daya tarik, sekiranya mempunyai potensi sebagai medan berbagai macam pengembangan olahraga rekreasi. Dapat dilihat dari kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah dalam rangka meningkatkan budaya olahraga sebagai bagian dalam suatu proses pembangunan nasional, keberadaan dan peran olahraga dalam kehidupan olahraga dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara haruslah mendapat kedudukan yang sejajar dengan sektor pembangunan lainnya. Hal ini memungkinkan ketersediaan sarana dan prasarana yang di berikan olah Pemerintah Daerah khususnya. Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab XI Pasal 67 Ayat 1, menyatakan bahwa “Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas perencanaan, pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengawasan prasarana olahraga”. Dengan demikian, pengelolaan sarana dan prasarana olahraga yang disediakan dengan menggunakan APBN perlu dikelola dengan baik, karena merupakan aset yang dapat mendorong perkembangan olahraga sebagai cerminan seberapa besar perhatian pemerintah daerah terhadap olahraga di daerahnya. Dan hal ini diperkuat dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab XI Pasal 67 Ayat 3, menyatakan bahwa “Jumlah dan jenis prasarana olahraga yang dibangun harus memperhatikan potensi keolahragaan yang berkembang di daerah setempat”. Dengan potensi alam yang ada dan dikemas dalam produk kepariwisataan akankah terjadi perubahan yang berlangsung berpengaruh, serta kemungkinan perubahan dari kecenderungan yang ada itu terlihat spesifik, dengan kata lain adanya
18 perkembangan olahraga rekreasi di Kepulauan Karimunjawa Jepara Provinsi Jawa Tengah akibat pengaruh dari perhatian Pemerintah Daerah serta dukungan dari masyarakat sehingga tujuan yang diinginkan tercapai menimbulkan dampak positif tanpa melupakan dampak negatifnya.
2. Olahraga Rekreasi a. Karakteristik Olahraga Rekreasi Olahraga mempunyai arti segala gerak raga yang yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup, sedangkan rekreasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencari hiburan, atau sekedar untuk melepas kelelahan setelah dihadapkan pada berbagai kesibukan dan pekerjaan. Sehingga olahraga rekreasi yaitu suatu kegiatan yang menyenangkan mengandung unsur gerak positif dilakukan aktivitas indoor maupun outdoor yang didominasi unsurunsur olahraga sehingga dapat menyenangkan. Menurut Nurlan Kusmaedi (2002:2) “rekreasi adalah suatu kegiatan pengisi waktu luang yang melibatkan fisik, mental/emosi dan sosial yang mengandung sifat pemulihan kembali kondisi seseorang dari segala beban yang timbul akibat kegiatan sehari-hari dan dilaksanakan dengan kesadaran sendiri”. Sedangkan menurut Haryono (1998:10) “olahraga rekreasi adalah kegiatan fisik yang dilakukan pada waktu senggang berdasarkan keinginan atau kehendak yang timbul karena memberi kepuasan atau kesenangan”. Dan menurut Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 Bab VI Pasal 19 Ayat 1 menyebutkan bahwa “olahraga rekreasi dilakukan sebagai bagian proses pemulihan kembali kesehatan dan kebugaran”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan rekreasi merupakan salah satu kegiatan fisik yang dibutuhkan oleh setiap manusia sebagai pelepas lelah akibat aktivitas keseharian yang berfungsi pemberi kesenangan serta pemulihan kesehatan dan kebugaran. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa olahraga rekreasi mempunyai tujuan sebagai berikut: 1) Pengisi waktu luang
19 2) Pelepas lelah, kebosanan, dan kepenatan 3) Sebagai keseimbangan subsisten activity (kegiatan pengganti/pelengkap) 4) Sebagai pemenuhan fungsi sosial 5) Untuk kesegaran jasmani dengan olahraga yang menyenangkan 6) Memperoleh kesenangan dengan berolahraga 7) Memperkenalkan bahwa olahraga menyenangkan Sasaran rekreasi olahraga yaitu semua kalangan masyarakat yang disesuaikan dengan usia. Menurut Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 Bab VI Pasal 19 Ayat 2 menyebutkan bahwa “Olahraga rekreasi dapat dilaksanakan oleh setiap orang, satuan pendidikan, lembaga, perkumpulan, atau organisasi olahraga”. Kegiatan yang dilakukan dalam olahraga rekreasi tersebut dapat diawali dengan mengadakan perjalanan ke suatu tempat serta dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat dan tentunya olahraga tersebut sesuai dengan usia baik itu atlet maupun non atlet dalam waktu senggang, sebagai pengisi aktifitas sehari-hari sebagai variasi serta pembentukan mental. Seperti yang dikemukakan oleh Djanu (1994:156) bahwa “olahraga rekreasi dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat dan semua kelompok umur baik itu atlet maupun non atlet, didalam waktu yang luang atau senggang diantara kesibukan-kesibukan, sebagai pengisi aktifitas sehari-hari untuk variasi kehidupan dan untuk pembinaan fisik dan mental dalam usaha memperoleh kesegaran jasmani dengan bentuk aktivitas fisik yang menyenangkan. Aktivitas fisik yang menyenangkan tentunya dilakukan dalam waktu luang yang mempunyai arti waktu yang bebas dari segala bentuk-bentuk ikatan baik terhadap sesame manusia maupun terhadap pekerjaan bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Secara psikologi banyak orang di lapangan yang merasa jenuh dengan adanya beberapa kesibukan dan masalah, sehingga mereka membutuhkan istirahat dari bekerja, tidur dengan nyaman, bersantai sehabis latihan, keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan, mempunyai teman bekerja
20 yang baik, kebutuhan untuk hidup bebas, dan merasa aman dari resiko buruk. Melihat beberapa kegiatan yang telah terjadi, maka rekreasi dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan sebagai pengisi waktu luang untuk satu atau beberapa tujuan, diantaranya untuk kesenangan, kepuasan, penyegaran sikap dan mental yang dapat memulihkan kekuatan baik fisik maupun mental. Olahraga Rekreasi diarahkan untuk memasalkan olahraga sebagai upaya mengembangkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, kebugaran, kegembiraan dan hubungan sosial. Banyak nilai yang dapat diperoleh dari rekreasi dengan menggunakan dasar persekutuan. Ketegangan dapat dilepaskan dan energi yang ada dapat digunakan dengan cara-cara yang berguna. Kreativitas dapat ditingkatkan serta dibangun, dengan cara-cara baru untuk melakukannya dapat diperkenalkan. Salah satu manfaat penting dari rekreasi adalah dalam pembentukan karakter/sifat. Tantangan pada pengajaran yang efektif dengan menggunakan latar alami amat tidak terbatas bagi para pemimpin dan para guru. Olahraga rekreasi sudah menjadi kebutuhan setiap masyarakat di Indonesia, yang dalam pelaksanaannya mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Aktivitas dilakukan pada waktu senggang 2) Aktivitas bersifat fisik, mental, dan social 3) Mempunyai motivasi dan tujuan 4) Dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja 5) Dilaksanakan secara sungguh-sunggung dan fleksibel 6) Kegiatan yang dilakukan bermanfaat bagi pelaku dan orang lain Olahraga rekreasi untuk sekarang ini bentuknya bermacam-macam misalnya jelajah kampung, camping, little farmers, arung jeram, fun offroad, hiking, dan masih banyak lagi tentunya. Selain olahraga dalam bentuk modern, olahraga dalam bentuk tradisional dari suatu daerah dapat pula dijadikan sebagai olahraga rekreasi.
21
Prinsip-prinsip yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menyusun program dalam rekreasi oleh beberapa ahli rekreasi sebagai berikut: 1) Rekreasi menjadi kebutuhan dasar manusia Rekreasi yang sehat menjadi kebutuhan dasar dan merupakan esensi kesejahteraan hidup semua umat manusia (semua lapisan, golongan, ras, usia, dan jenis kelamin). Rekreasi dengan isi kegiatannya yang bersifat rekreatif, bermuara pada pencapaian kesejahteraan hidup manusia. Prinsip ini menggaris bawahi semacam keharusan bahwa kegiatan rekreasi dan pelaksanaannya, harus selaras dengan upaya yang menyehatkan. Ini berarti, kegiatan bersenang-senang yang dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental, sungguh harus dihindari. Berkaitan dengan karakteristiknya, maka pelaksanaan rekreasi yang sehat, harus dapat menjamin keselamatan individu. (Meyer, 1994:39) Dari pendapat diatas mencerminkan bahwa kegiatan yang dilakukan untuk bersenang-senang tanpa mengabaikan keselamatan dengan tujuan utama yaitu pencapaian kesejahteraan hidup. 2) Individu mempunyai hak yang sama untuk memperoleh kepuasan Setiap
individu
mempunyai
kesamaan
yang
sama
untuk
memperoleh kepuasan serta memperkaya penggunaan waktu luang. Prinsip
ini
menggaris
bawahi
keharusan,
yakni
rekreasi
dan
pelaksanaanya, tidak membedakan seseorang dengan lainnya. Karena itu, seperti halnya kesempatan berolahraga, atau mengikuti pendidikan jasmani,
setiap
orang
berhak
untuk
memperoleh
layanan
dan
mendapatkan kesempatan yang sama. Tentu saja asas individualitas yang berkaitan dengan kebutuhan atau kompetensi, dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan, sebagai pelakunya dapat mencapai hasil yang memuaskan. (Meyer, 1994:39-40)
22 Dengan penggunaan waktu luang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan yang tidak membedakan seseorang dalam rekreasi dan pelaksanaannya menjadi sebuah keharusan dalam pencapaian hasil yang memuaskan. 3) Rekreasi yang sehat dapat berkembang di masyarakat Rekreasi yang sehat dapat tumbuh dan berkembang dalam masyarakat
yang
demokratis
(bebas
memilih,
melakukan,
mengemukakan pendapat, dan lain sebagainya). Asas demokrasi juga merupakan landasan pelaksanaan rekreasi. Maksudnya setiap individu, selain memiliki hak dan kesempatan yang sama, juga memiliki keleluasaan untuk memilih apa saja yang dikehendakinya untuk dilaksanakan sebagai isi kegiatan rekreasinya. Tentu saja prinsip ini tidak melupakan faktor tanggung jawab seseorang dalam hidup bermasyarakat. Dalam kebebasan memilih itu, terkandung keterkaitan antara norma dan sistem nilai dalam lingkungan masyarakat yang bersangkutan. (Meyer, 1994:40) Dalam pelaksanaan rekreasi dalam masyarakat haruslah berasas demokratis yang memiliki arti adanya hak dan kesempatan yang sama bagi setiap individu dengan berpegang teguh pada tanggung jawab yang berkaitan dengan norma dan sistem yang berlaku.
4) Rekreasi untuk tumbuh kembang seseorang Rekreasi
yang
sifatnya
hiburan
hendaknya
memberikan
kesempatan kepada setiap orang yang tumbuh dan berkembang pada aspek-aspek yang kognitif, efektif psikomotorik, dan fisik. Pelaksanaan rekreasi yang terkait dengan isi kegiatan dengan sifat-sifatnya yang membangkitkan suasana yang menyenangkan. Selalu patuh pada asas manfaat bagi pengembangan, bukan saja aspek fisik yang menyangkut keterampilan atau efisien fungsi organ tubuh seperti tercermin dalam kebugaran jasmani yang meningkat. Namun juga untuk membina sifat-
23 sifat psikologis yang terangkum dalam domain afektif, misal sikap positif terhadap gaya hidup aktif, toleransi terhadap orang lain, kesetiakawanan, semangat juan, dan lain-lain. Selain itu, faktor peningkatan pengetahuan dan penalaran juga menjadi kepedulian dalam kaitannya dengan tujuan untuk mencerdaskan seseorang dalam arti yang lebih luas. (Weiskopf, 1995:56) Terkait dengan pelaksanaan rekreasi yang bersifat menyenangkan diharapkan
juga
membangkitkan
aspek-aspek
kognitif,
efektif
psikomotorik, dan fisik dengan pembinaan psikologis dengan domain afektif. 5) Rekreasi menjadi tanggung jawab semua orang Rekreasi yang sehat pada hakikatnya, bukan hanya tanggung jawab perorangan, akan tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama antar keluarga, masyarakat, badan lembaga-lembaga (formal dan non formal), serta pemerintah pada semua tingkat. Prinsip ini menekankan pentingnya tanggung jawab bersama dalam upaya menjamin kelangengan dan kesinambungan pelaksanaan rekreasi. Maksutnya, rekreasi itu tidak tidak akan subur kemajuannya, bila didukung oleh lingkungan masyarakat dan bahkan pemerintah. Hal ini akan tercermin dalam upaya penyediaan infrastruktur dan kelengkapan pendukung bagi kepentingan umum, misalnya penyediaan taman-taman rekreasi, fasilitas transportasi, dan dukungan bagi keselamatan dan keamanan. Kesemuanya itu tidak mungkin dipikul oleh orang-orang, tetapi hanya dapat diwujudkan melalui dukungan pemerintah atau mungkin juga sokongan pihak swasta. (Meyer, 1994:42) Tanggung jawab atas rekreasi yang sehat merupakan tanggung jawab bersama yang dimaksud disini yaitu masyarakat dan pemerintah dengan adanya prinsip dalam penekanan pentingnya tanggung jawab dalam upaya adanya kelancaran serta kesinambungan atas pelaksanaan
24 rekreasi yang terlihat dari penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. 6) Rekreasi dapat berkembang dengan banyak dermawan Rekreasi yang sehat dapat berkembang dengan baik dalam masyaraat dengan bantuan para dermawan. Rekreasi memerlukan fasilitas dan bahkan biaya yang bersifat langsung dikeluarkan akan pelaksanaannya. Di Negara maju, para dermawan begitu ringan tangan untuk memberikan bantuan, seperti menyediakan lahan yang selanjutnya digunakan untuk kepentingan rekreasi. Penyediaan fasilitas yang terjangkau, sangat mungkin teratasi oleh para dermawan. Karena itu, prinsip keenam ini menekankan betapa pentingnya penggalian potensi dilingkungan sekitar, berupa dukungan pihak-pihak yang mampu dan berkelibahan kekayaan. (Butler, 1996:87) Penyediaan
fasilitas
dan
biaya
yang
bersifat
langsung
mengandalkan potensi lingkungan yang tersedia dengan adanya dukungan dari para investor atau para dermawan dengan kekanyaan yang berlimpah. 7) Rekreasi dapat dilaksanakan disepanjang hayat Kesempatan untuk melakukan kegiatan rekreasi hendaknya dapat diperoleh sepanjang tahun (baik program yang dikelola oleh swasta maupun pemerintah). Asas manfaat yang diperoleh disepanjang hayat merupakan landasan penting yang perlu diperhatikan.
Maksutnya,
kegiatan rekreasi sebaiknya dapat dilaksanakan disepanjang hayat seseorang. (Weiskopf, 1995:58) Untuk Negara Indonesia yang tidak mengenal pergantian musim, maka pelaksanaan rekreasi disepanjang tahun sungguh memungkinkan untuk dilakukan.
25
8) Rekreasi untuk masyarakat Menurut Weiskopf (1995:59) bahwa kesempatan rekreasi memang disediakan
untuk
masyarakat,
program
rekreasi
harus
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: a) Kebutuhan minat serta kompetensi para pesertanya b) Jenis masyarakatnya, lokasi, kondisi ekonominya, dan lain-lain c) Kerjasama antar badan-badan atau organisasi atau lembaga didalam masyarakat (pemerintah dan swasta) d) Penggunaan sumber-smber yang ada e) Kualitas pimpinan rekreasi, khususnya dalam hal menyusun program sesuai dengan jumlah peserta, lokasi, fungsi alat-alat, serta ruangan yang ada f) Perencanaan hendaknya berkelanjutan g) Rencana pengembangan program rekreasi hendaknya mengutamakan masalah alat, ruangan atau tempat serta kegiatan rekreasi dalam masyarakat. 9) Rekreasi dapat dilakukan dimana saja Kesempatan
berekreasi
yang
memadai
hendaknya
dapat
diciptakan dalam keluarga, sekolah, atau tempat-tempat ibadah. Masyarakat hendaknya ikut membantu mendidik menggunakan waktu luang secara sehat. (Mayer, 1994:44) Rekreasi pada hakikatnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, dengan mengedukasi masyarakat tentang pemanfaatan waktu yang benar-benar baik untuk pelaksanaannya. 10) Rekreasi untuk belajar tanggung jawab bagi pemimpin Mutu bagi seorang pemimpin rekreasi, lebih-lebih yang sifatnya sukarela, harus berkualitas tinggi terutama dalam hal intelektualnya, penampilannya, tanggung jawab, dan sebagainya. Selain perlu untuk menjamin tercapainya tujuan, kepemimpinan yang baik, juga menjamin
26 keterlaksanaan kegiatan yang dapat dipertanggung jawabkan. (Butler, 1996:85) Dengan adanya kegiatan rekreasi memperlihatkan suatu nilai kepemimpinan yang dimiliki seseorang atas pencapaian yang telah didapatkan atas perencanaan yang telah disusun sebelumnya dengan. 11) Rekreasi butuh perhatian dari pemerintah Uluran tangan dari pemerintah, baik dalam bentuk material maupun moral, sangat diperlukan dalam usaha mengembangkan program rekreasi dalam masyarakat yang sesuai dengan perkembangan minat dan kebutuhan masyarakat. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan otonomi daerah, betapa penting peranan pemerintah daerah untuk menyediakan fasilitas bagi masyarakat agar dapat menikmati kegiatan yang bersifat rekreatif. Dalih rekreasi merupakan hak semua orang, hak individu, dan bagian kebebasan untuk memilih, maka seolah-olah seseorang memiliki otonomi yang mutlak dalam menentukan pilihannya, apa jenis kegiatan yang akan dilakukannya untuk dinyatakan sebagai kegiata rekreasi. Rekreasi haruslah merupakan kegiatan yang sehat dan didalamnya terkandung tanggung jawab social dan bahkan moral. Prinsip ini merupakan fondasi utama, sebab kegiatan bersenang-senag dapat terjerumus dalam tindakan yang tidak direstui oleh masyarakat, atau bahkan bertentangan dengan nilai moral. (Weiskopf, 1995:60) Dalam penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam upaya mengembangkan sebuah program rekreasi tergantung dalam pelaksanaan otonomi daerah yang mengedepankan hak dari setiap individu dalam sebuah kegiatan yang sehat serta dapat dipertangung jawabkan secara sosial maupun moral. Dengan adanya pendapat diatas menggambarkan bahwa potensi lingkungan yang beragam tentunya akan memberikan keuntungan berlebih dalam berbagai macam wahana sebagai area untuk melakukan suatu kegiatan
27 olahraga rekreasi. Rekreasi pada masa kini sudah menjadi kebutuhan dasar bagi manusia, yang tentunya memili hak yang sama untuk perolehan kepuasan melalui rekreasi ini. Perkembangan rekreasi dalam masyarakat akan membantu tumbuh kembang dalam setiap aspek yaitu kognitif, afektif psikomotorik, maupun fisik yang semua itu menjadi tanggung jawab bersama yaitu masyarakat, Pemerintah, maupun para investor. Karena pada hakikatnya rekreasi dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, dan siapa saja tanpa terkecuali. Yang memberikan pengalaman, serta perhatian khusus untuk penyediaan sarana dan prasarana yang memadai.
Misal di area laut, sungai, dan danau mempunyai berbagai macam olahraga rekreasi akuatik yang merupakan olahraga yang dilakukan didalam air, dibawah air, dan diatas air. Yaitu berupa renang, polo air, snorkeling, diving, rafting, fishing, kano, kayak, dan lain sebagainya. Dengan segala kegiatan yang dilakukan di dalam air dapat melatih seseorang memperoleh kemajuan potensi perkembangan gerak, kognisi, afeksi, dan sosial. Di area daratan bisa melakukan olahraga rekreasi seperti voli pantai, tracking dan lain sebagainya. Di area hutan, perbukitan, dan pegunungan bisa melakukan hiking dan tracking. Dapat dilihat dengan masing-masing karakteristik daerah akan memberikan manfaat dan tujuan berbeda pula yang membentuk karakteristik olahraga tersebut.
b. Pengaruh Olahraga Rekreasi terhadap Masyarakat Setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih apa yang dikehendakinya sebagai kegiatan olahraga rekreasinya. Tentu saja hal tersebut merupakan hak yang terkait akan norma dan system nilai dalam lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Olahraga rekreasi merupakan kegiatan olahraga yang ditujukan untuk rekreasi atau wisata, seperti halnya olahraga pendidikan yaitu olahraga untuk tujuan pendidikan, atau olahraga kesehatan yaitu olahraga untuk tujuan kesehatan serta olahraga prestasi yaitu olahraga untuk tujuan prestasi. Olahraga wisata adalah olahraga yang dilakukan sambil
28 melakukan perjalanan atau merupakan kunjungan. Pelaku olahraga rekreasi wisata dapat menjadi pelaku aktif, dapat pula menjadi pelaku pasif. Dengan banyaknya aspek yang terkandung dalam olahraga rekreasi memberikan berbagai nilai positif yaitu mengembangkan rasa menghargai dan mencintai lingkungan serta melestarikannya, mengembangkan pengertian dan kemampuan serta pemahaman akan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan dan menggunakannya secara bijaksana, menggugah kesadaran manusia akan pentingnya membina hubungan timbal balik antara manusia dan secara tidak sadar masyarakat telah membantu mengembangkan secara positif tingkah laku serta hubungan sosial kepada individu, olahraga rekreasi juga membantu mengembangkan ilmu pengetahuan tentang praktek lingkungan yang sehat, serta membuka peluang membangun kerjasama antar masyarakat, memperkuat rasa percaya diri dan harga diri yang merupakan pondasi yang kuat, mempererat persaudaraan dan tumbuhnya saling mendukung diantara anggota kelompok. Ditinjau dari orang yang melakukan perjalanan wisata, Nurlan Kusmaedi (2002:5) dibedakan menjadi beberapa kategori, yaitu: 1) Turis bisnis, yaitu mereka yang melakukan perjalanan atau kunjungan dengan alasan untuk berbisnis, termasuk didalamnya mengunjungi konferensi,
dan
mengunjungi pameran. 2) Turis spesifik, yaitu mereka yang melakukan perjalanan hanya untuk keperluan khusus. 3) Turis waktu luang, yaitu mereka yang mengunjungi suatu tempat untuk kesenangan atau ingin luput dari perhatian umum atau menghabiskan waktu libur. Dalam suatu hubungan antara kelompok masyarakat dan individu diharapkan dapat menambah atau meningkatkan keterampilan dan koordinasi, mendidik seseorang untuk dapat mengisi waktu luangnya dengan kegiatan positif dalam arti, tidak merugikan dirinya sendiri, orang lain, atau lingkungan/alam dan sebaliknya mencegah munculnya kegiatan negatif, seperti penggunaan narkoba, vandalisme kegiatan destruktif, dan kegiatan
29 negatif lain yang sejenis. Mengembangkan budaya hidup sehat, baik untuk pribadi maupun untuk orang lain dan atau lingkungan alamnya. Dengan adanya olahraga prestasi tentunya akan membuka berbagai peluang bagi masyarakat yang berkenaan tentang peningkatan taraf hidup. Dengan membuka lahan baru untuk kegiatan olahraga rekreasi mengandalkan lingkungan yang ada, kerjasama antara Pemerintah, masyarakat maupun investor harus dilakukan untuk terjalin kerjasama yang berkesinambungan. Pemberian fasilitas berupa akomodasi serta sarana dan prasarana yang memadai, pembukaan penginapan, toko souvenir, pelayanan jasa dan lain sebagainya, memberikan efek domino yang menuntut para golongan ini untuk berfikir kreatif dalam pemberian jasa yang mereka tawarkan agar tercapai tujuan yang diinginkan. Kepuasan dalam kegiatan olahraga rekreasi bagi pelaksana kegiatan merupakan kunci kesuksesan dari perencanaan yang telah dibuat. Seperti dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab VI Pasal 19 Ayat 4 menyebutkan bahwa “Pemerintah, Pemerintah daerah, dan masyarakat berkewajiban menggali, mengembangkan, dan memajukan olahraga rekreasi”.
3. Pengembangan Olahraga Rekreasi a. Faktor Pengembangan Olahraga Rekreasi Dunia kini semakin terbuka. Keterbukaan ini kian hari kian cepat karena ditunjang oleh infrastruktur transportasi yang memungkinkan terjadinya mobilitas manusia sekaligus perpindahan dan pertukaran informasi. Disamping itu infrastruktur, teknologi, komunikasi juga sangat berpengaruh pada proses pengembangan tersebut. Pengembangan adalah salah satu bagian manjemen yang menitik beratkan pada implementasi potensi budaya yang harus dilaksanakan dengan rentang waktu, berapa langka sistematis yang dapat mengarah pada pencapaian
hasil,dan hasil yangdicapai diharapkan pada
perencanaan manajeman dengan kegiatan yang sangat spesetif untuk mencapai visi, tujuan, dan sasaran dari rencana tersebut. Dengan melakukan pendekatan
30 yang menenkankan kepentingan pada manfaat-manfaat sosial yang kultural bagi masyarakat lokal bersama-sama termasuk di dalam pertimbangan ekonomi dan lingkungan. Potensi pengembangan pariwisata sangat terkait dengan lingkungan hidup dan sumberdaya, yang dapat dikemas melalui olahraga
rekreasi.
Pendekatan
yang
dilakukan
adalah
menenkankan
kepentingan pada manfaat-manfaat sosial yang kultural bagi masyarakat lokal bersama-sama termasuk di dalam pertimbangan ekonomi dan lingkungan. Pengembangkan dalam olahraga rekreasi dapat terjadi melalui pariwisata yang merupakan usaha untuk meningkatkan pendapatan asli daerah melalui pajak hotel dan restoran, dan sekaligus meningkatkan aktivitas ekonomi. Menurut John Finolly yang dikutip oleh Nurlan Kusmaedi (2002: 5) mengatakan bahwa arti “rekreasi sangat luas dan tidak hanya bermain saja”. Sedangkan menurut Jay B. Nash dalam Budhy Satyawan (2010: 35) mengemukakan bahwa rekreasi merupakan pelengkap dari kerja, dan karenannya merupakan kebutuhan setiap orang”. Rekreasi biasanya dilakukan saat seseorang memiliki waktu luang, ketika bebas dari pekerjaan atau tugas, setelah kebutuhan sehari-hari telah terpenuhi. Dengan demikian maka setiap aktivitas orang dapat saja dijadikan aktivitas rekreasi asal memenuhi syaratsyarat yang khas dari rekreasi. Telah diketahui bahwa setiap usaha dari setiap orang mempunyai unsur postif dan negatif, karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Demikian pula aktivitas-aktivitas rekreasi ada yang bersifat positif dan ada juga yang bersifat negatif. Menurut PP RI No. 16 Tahun 2007 Pasal 93 Ayat 3 tentang Penyelenggaraan Olahraga, ada standar minimal pelayanan olahraga untuk olahraga
rekreasi
antara
lain:
a)
Penyuluh
atau
instruktur,
b)
Sanggar/perkumpulan, c) Pelatihan, d) Penataran, e) Invitasi atau festival, f) Perlombaan, f) Prasarana dan sarana; dan g) Pendanaan. Pengembangan pariwisata apapun jenis dan namanya memerlukan fungsi pengelolaan yang kreatif dan inovatif berdasarkan atas perencanaan yang matang, konsisten, dan evaluasi yang terukur serta konstruktif. Pembangunan wisata adalah
31 pembangunan yang terintegrasi dan holistik yang akan mewujudkan kepuasan semua pihak. Untuk dapat menjadikannya sebagai produk wisata, diperlukan integrasi aspek-aspek terkait yang terdiri dari aspek daya tarik daerah tersebut, aspek
transportasi,
aspek
fasilitas
utama
dan
pendukung,
dan
aspek kelembagaan berupa atribut sumber daya manusia, sistem, dan kelembagaan terkait lainnya. Daerah yang dikembangkan sebagai pusat bisnis merupakan pusat dari segala aktivitas para wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara yang memerlukan pengelolaan dan penataan. Penataan yang mendesak untuk dilakukan adalah penataan sentra bisnis masyarakat lokal, penataan penginapan, hotel, dan sejenisnya. Berdasarkan potensi dan peluang yang ada, maka pengembangan pariwisata perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan pemberdayaan ekonomi rakyat. Dalam kerangka itu pariwisata perlu mengembangkan paketpaket wisata baru seperti agrowisata atau ekowisata. Jenis wisata semacam ini selain tidak membutuhkan modal yang besar juga dapat berpengaruh langsung bagi masyarakat sekitar. Masyarakat dapat diikutsertakan dan keuntungan yang diperolehpun dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Pariwisata olahraga itu ditujukan kepada suatu perjalanan orang-orang yang bertujuan untuk melihat atau menyaksikan suatu pesta olahraga di suatu tempat atau negara tertentu atau ikut berpartisipasi dalam kegiatan olahraga itu sendiri. Pariwisata ini bertujuan untuk memenuhi kepuasan untuk melakukan kegiatan olahraga yang disenangi seperti memancing, berburu, menyelam dalam laut, mendaki, bermain sky, naik perahu, dan lain-lain. Hampir di seluruh bagian dunia, pariwisata olahraga kini semakin maju sehingga banyak bidang olahraga yang kini dijadikan objek maupun daya tarik bagi wisatawan, terutama olahraga yang memanfaatkan fasilitas yang bersifat alamiah seperti pegunungan, danau, sungai, laut maupun yang hanya menawarkan pesona keindahan alam.
32 Pariwisata olahraga ini juga sering disebut dengan julukan sport tourism yang merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata) yang saat ini berkembang pesat dan banyak diminati kalangan wisatawan muda. Wisatawan muda yang datang ke Indonesia antara lain menginginkan petualangan dan tantangan alam dalam. Potensi Indonesia untuk sport tourism sangat besar baik olahraga dirgantara (udara), marine (laut) dan darat seperti mendaki gunung dan menyelurusi sungai atau arung jeram. Kemungkinan besar untuk Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (DEPBUDPAR) akan menempatkan program wisata olahraga (sport tourism) sebagai salah satu produk wisata yang terus dikembangkan secara serius, bersinergi dengan berbagai instansi terkait seperti MENPORA, KONI, dan federasi olahraga di seluruh tanah air. Olahraga air (water sports) akhir-akhir ini sangat di gemari masyarakat kita, terbukti banyaknya kunjungan ke tempat-tempat penyedia jasa wisata bahari setiap liburan sekolah, libur panjang, atau liburan akhir tahun di berbagai tempat. Water and Adventure Sport saat ini telah berkembang dibeberapa objek wisata yang sudah mulai dikenal di dalam maupun di luar negeri seperti: Motor Boat, Jet Sky, Sepeda Air, Sky Boat, Berenang, Bola Air, Dayung/Kayak, Arum Jeram permaianan/Perahu arus. Perkembangan Water and Adventure Sport Area sangat mendapat respon yang baik dan mendapat dukungan penuh dengan maraknya olah raga ini sebagai wadah untuk olah raga hiburan atau pertandingan yang diselengarakan untuk memberikan hiburan atau tontonan kepada masyarakat. Water and Adventure Sport Area, merupakan objek wisata alam yang dipadukan dengan wisata buatan (rekreasi) dengan pengelolaan yang profesional. Secara lebih spesifik peranan rekreasi dalam kehidupan sosial dapat diklasifikasikan sebagai pengembangan rasa menghargai dan mencintai lingkungan serta melestarikannya, pengembangan pengertian dan kemampuan serta pemahaman akan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan dan menggunakannya secara bijaksana, menggugah kesadaran manusia akan
33 pentingnya
membina
hubungan
timbal
balik
antara
manusia
dan
lingkungannya serta agar semakin mengenal sifat ataupun karakternya, membantu mengembangkan secara positif tingkah laku serta hubungan sosial kepada individu, membantu mengembangkan ilmu pengetahuan tentang praktek lingkungan yang sehat, membantu membuat pelajaran di kelas agar menjadi lebih berarti melalui pengalaman langsung di lapangan, membuka peluang membangun kerjasama antar masyarakat sekolah dengan organisasi pelayanan rekreasi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, menumbuhkan dan atau memperkuat rasa percaya diri dan harga diri yang merupakan pondasi yang kuat untuk menumbuhkan self concept, mempererat persaudaraan dan tumbuhnya saling mendukung diantara anggota kelompok, menambah atau meningkatkan keterampilan dan koordinasi, menambah kesenangan pribadi serta rasa kebersamaan antara anggota kelompok, mendidik seseorang untuk dapat mengisi waktu luangnya dengan kegiatan positif dalam arti, tidak merugikan dirinya sendiri, orang lain, atau lingkungan/alam dan sebaliknya mencegah munculnya kegiatan negatif, seperti penggunaan narkoba, vandalisme kegiatan destruktif, dan kegiatan negatif lain yang sejenis, mengembangkan budaya hidup sehat, baik untuk pribadi maupun untuk orang lain dan atau lingkungan alamnya. Secara langsung pengembangan pariwisata olahraga dapat memberikan keuntungan yang besar pada pemerintah dalam hal meningkatkan ekonomi di sekitar pariwisata olahraga berlangsung, meningkatkan area wisata yang potensial, berbagi informasi dengan orang-orang untuk menstimulir partisipasi aktif mereka, meningkatkan kerjasama antara pemerintah pusat dengan daerah dalam mengontrol atraksi wisata dan objek wisata, mengembangkan dan menemukan objek wisata baru untuk meningkatkan objek wisata yang sudah ada, meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan produk-produk dan pemasaran lokal dalam segala aspek pariwisata, memperkenalkan berbagai jenis budaya daerah, memperkaya wasasan pemerintah dan pencinta olahraga yang dipertandingkan ataupun dijadikan atraksi wisata. Penyelenggaraan
34 pariwisata olahraga di suatu tempat secara langsung dapat pula memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar karena dapat membuka kesempatan berusaha seperti penyediaan makanan, minuman, usaha transportasi baik tradisional maupun konvensional. Dengan terbukanya kesempatan usaha terjadi interaksi positif antara masyarakat dan objek wisata sehinggga dapat menimbulkan rasa memiliki dan mau berpartisipasi secara aktif dalam pengamanan kawasan, ketertiban, kebersihan, penyediaan sarana dan prasarana, akomodasi, cenderamata, jasa pemandu, potografi dan lain-lain.
b. Upaya Pengembangan Olahraga Rekreasi Olahraga mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya. Olahraga merupakan proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan atau pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila. Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya makan. Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya periodic, artinya olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial. Olahraga dan pariwisata merupakan dua disiplin ilmu yang dapat dipadukan sehingga memiliki kekuatan dan efek ganda bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada umumnya. Menurut Carlos Krauel & Global Marketing Turistico (2003:3) mengungkapkan bahwa “Tourism and sport are key cultural components of our time and play a significant role in the behaviour of present-day society. (...) Tourism and sport
35 are two forces that are helping to accelerate the pace at which countries are coming closer together and the different social groups are getting to know each other and thus also drawing closer”. Yang mempunyai arti "pariwisata dan olahraga merupakan komponen kunci dari budaya waktu kita dan memainkan peran penting dalam perilaku masyarakat masa kini. (...) Pariwisata dan olahraga adalah dua kekuatan yang membantu untuk mempercepat kecepatan di mana negara-negara yang datang lebih dekat bersama-sama dan berbeda sosial kelompok yang saling mengenal satu sama lain dan dengan demikian juga mendekat." Oleh sebab itu olahraga pariwisata saat ini mendapat perhatian besar baik dari pihak pemerintah, swasta, industri olahraga, industri pariwisata, akademisi maupun masyarakat luas. Sport Tourism atau Pariwisata untuk olahraga merupakan paradigma baru dalam pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Pariwisata olahraga mampu menunjukkan potensinya sebagai sesuatu yang menarik, sehingga dapat menciptakan sebuah atraksi wisata yang dapat menjadikan multicultural tourism. Atraksi wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di suatu daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang semakin memiliki minat yang lebih besar untuk berkunjung ke suatu destinasi tempat wisata. Dengan mempunyai beberapa syarat yang harus dimiliki yaitu adanya sesuatu yang dapat di lihat, adanya suatu aktifitas yang akan di lakukan, adanya sesuatu yang dapat di beli. Hal ini menjadi
sangat
penting
karena
pengembangan
olahraga
pariwisata
memerlukan sumber daya manusia yang unggul dan handal dalam mendesain berbagai macam kegiatan olahraga sehingga menjadi atraksi wisata yang layak jual karena memiliki nilai-nilai ekonomi (economic values) dan mendatangkan keuntungan suatu negara atau daerah. Pengembangan olahraga pariwisata di Indonesia
saat
ini
merupakan
suatu
demand
sehingga
harus
mempertimbangkan supply yang harus tersediadi saat demand atau permintaan meningkat.
36 Adanya kecenderungan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Peluang ini selain kurang membutuhkan modal yang besar, wisata ilmiah juga dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi Indonesia. Kecenderungan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), transportasi, komunikasi dan informasi yang terus meningkat dapat membuka peluang bagi pengembangan pariwisata. Walaupun mungkin kondisi Iptek, transportasi, dan lain-lain tersebut, saat ini belum memadai tetapi kecenderungan kemajuan telah memberikan kemungkinan bahwa di waktu yang akan datang, akan lebih baik. Dengan kemajuan komunikasi, transportasi dan informasi serta semakin maraknya pembangunan lembaga-lembaga pendidikan pariwisata di seluruh Inodensia, diharapkan dapat mempersiapkan SDM yang lebih baik serta membuka peluang yang luas untuk bekerjasama dengan berbagai pihak di dalam dan di luar negeri. Walaupun telah terbuka peluang-peluang sebagaimana dikemukakan di atas, pengembangan pariwisata pada saat ini maupun yang akan datang akan dihadapkan pada tantangan-tantangan, dengan adanya berita-berita tantang kerusuhan, kebakaran hutan, dan kondisi lain yang kurang baik di Indonesia cukup menjadi komoditas yang laku dijual oleh negara-negara yang kurang senang dengan Indonesia. Hal ini merupakan tantangan bagi Indonesia untuk segera menciptakan keamanan. Keamanan merupakan hal yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Karena itu diharapkan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah dengan seluruh komponen bangsa dalam menciptakan keamanan. Sistem informasi yang kurang memadahi juga tantangan yang perlu mendapat perhatian serius dalam pengelolaan pariwisata. Hal ini menjadi penting agar pengalaman masa lalu tidak terulang. Akibat sistem informasi yang kurang memadahi pandangan dunia terhadap Indonesia menjadi miring, celakanya lagi ketika Jakarta atau daerah-daerah tertentu rusuh, dunia menganggap bahwa seluruh Indonesia rusuh sehingga mengeluarkan larangan berkunjung ke Indonesia. Untuk itu maka diperlukan suatu sistem informasi yang profesional, mantap visinya serta
37 terampil dan cekatan dalam gerak langkahnya. Sistem informasi ini antara lain bertugas untuk memberikan klarifikasi, sekaligus secara proaktif menyiapkan dan memberikan informasi tentang obyek wisata, kesiapan sarana, prasarana dan lain-lain. Selain itu, juga dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan pariwisata di Indonesia ke negara-negara lain. Dalam segi sumber daya manusia merupakan tantangan yang cukup berat bagi pengembangan pariwisata, karena sangat menentukan segala sesuatu
yang
perhubungan
dengan
pariwisata.
Pariwisata
sangat
mementingkan profesionalisme baik dalam pengelolaan investasi maupun dalam bidang perhotelan, transportasi, komunikasi dan informasi. Selain itu, walaupun pariwisata telah membuka peluang pasar bagi sektor-sektor lain, akibat dari rendahnya sumber daya manusia peluang tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Sumber daya manusia yang rendah dapat menyebabkan mutu barang-barang kerajinan menurun, teknik pemasaran kurang tepat, kurang tepat membaca trend pasar, dan lain-lain. Akibat rendahnya sumber daya manusia dan kurangnya modal dalam negeri akan membuka kemungkinan bahwa pariwisata akan dikuasai oleh pihak asing yang memiliki sumber daya manusia yang lebih baik dan lebih siap dari segi modal. Untuk itu dibutuhkan upaya-upaya khusus untuk menghindari hal tersebut. Belum meratanya arus penerimaan wisatawan. Peristiwa ini mengindikasikan bahwa selain kurang menarik, dapat terjadi karena belum diketahui oleh wisatawan. Tantangan ini perlu dihadapi antara lain dengan meningkatkan promosi dan melakukan upaya-upaya tertentu agar lebih menarik wisatawan. Kemungkinan pariwisata dapat merusak budaya, seperti pergeseran nilai upacara adat yang dapat mengarah kepada komersialisasi, timbulnya industri seks, dan sebagainya. Hal ini harus diwaspadai dengan agar keutuhan dan nilai-nilai budaya tetap diperhatikan. c. Tujuan Pengembangan Olahraga Rekreasi Tujuan rekreasi olahraga adalah sebagai pengisi waktu luang, pelepas lelah, kebosanan dan kepenatan, sebagai imbangan subsisten activity (kegiatan
38 pengganti/pelengkap), contoh pendidikan dan pekerjaan/bekerja, sebagai pemenuh fungsi sosial (fungsi sosial ini dilakukan untuk kegiatan berkelompok serta rekreasi aktif), untuk memperoleh kesegaran jasmani dengan olahraga yang menyenangkan, memperoleh kesenangan dengan cara berolahraga, memperkenalkan olahraga bahwa olahraga itu menyenangkan. Nurlan Kusmaedi (2002: 3) menjelaskan sebagai berikut: “Rekreasi adalah suatu kegiatan pengisi waktu luang yang melibatkan fisik, mental / emosi dan sosial yang mengandung sifat pemulihan kembali kondisi seseorang dari segala beban
yang timbul akibat kegiatan-kegiatan sehari-hari dan
dilaksanakan dengan kesadaran sendiri.” Dalam melakukan kegiatan olahraga tersebut pelaku mengutamakan nilai-nilai kesenangan atau kepuasan, positif, sehat, tanpa paksaan, dan dilakukan dalam konteks waktu senggang atau luang. Mengenai pengertian olahraga rekreasi Husdarta (2010: 148-149) mengatakan bahwa “Olahraga rekreasi adalah suatu kegiatan olahraga yang dilakukan pada waktu senggang sehingga pelaku memperoleh kepuasan secara emosional seperti kesenangan, kegembiraan, kebahagiaan, serta memperoleh kepuasan secara fisik-fisiologis seperti terpeliharanya kesehatan dan kebugaran tubuh, sehingga tercapainya kesehatan secara menyeluruh”. Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa olahraga rekreasi adalah suatu kegiatan fisik yang dilakukan pada waktu luang / senggang berdasarkan keinginan pribadi tanpa ada paksaan dari orang atau kelompok lain dan bertujuan untuk memperoleh kepuasan secara emosional, seperti kesenangan, kegembiraan, kebahagiaan, serta untuk memperoleh kepuasan secara fisik dan fisiologis sehinnga tercapainya kesehatan secara menyeluruh. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 3 pasal 1 ayat 12 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional juga disebutkan bahwa “olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran dan kesenangan”. Dalam hal ini olahraga dan pariwisata mempunyai tujuan yang
39 sama. Kalau olahraga bertujuan untuk memberikan kesenangan maka pariwisata adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan kesenangan. Dalam pengembangannya pariwisata olahraga juga akan membawa manfaat akan menambah pendapatan negara dan memperkuat neraca pembayaran, bertambahnya pendapatan dari sektor pajak, merangsang pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lain, seperti pertanian, peternakan, industri ringan, dekorasi, kerajinan dan kreasi seni yang semuanya saling menunjang dan saling terkait. Media pariwisata dimana terjalinnya hubungan antara para wisatawan dengan masyarakat, baik dalam hubungan pariwisata dalam negeri maupun pariwisata internasional akan membawa pandangan hidup baru dan memupuk nila-nilai pribadi sendiri. Dengan demikian akan tumbuh rasa persahabatan, toleransi, saling menghargai, persatuan dan kesatuan sehingga kea rah pergaulan nasional yang penuh kedamaian dan ketertiban. Pada umumnya para wisatawan yang akan datang mengunjungi daerah atau wilayah dengan maksud untuk menikmati, mengagumi suatu kreasi budaya yang asli, maka pariwisata mendorong pengembangan kreasi, penggalian, pemeliharaan atau pagelaran seni yang baik. Disamping hal ini ada kaitannya dengan bertambahnya pencaharian rakyat setempat, namun kemudian timbulnya usaha-usaha untuk meningkatkan mutu dari hasil budaya tersebut. Menurut UU RI No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Rekreasi adalah: a. Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan dan diarahkan untuk memassalkan olahraga sebagai upaya mengembangkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, kebugaran, kegembiraan, dan hubungan sosial. b. Pembinaan dan pengembangan sebagaimana dimaksud diatas dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dengan membangun dan memanfaatkan potensi sumber daya, prasarana dan sarana olahraga rekreasi. c. Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi yang bersifat tradisional dilakukan dengan menggali, mengembangkan, melestarikan dan memanfaatkan olahraga tradisional yang ada dalam masyarakat.
40 d.
e.
Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan berbasis mayarakat dengan memperhatikan prinsip mudah, murah, menarik, manfaat dan massal. Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan sebagai upaya menumbuh kembangkan sanggar-sanggar dan mengaktifkan perkumpulan olahraga dalam masyarakat, serta menyelenggarakan festival olahraga rekreasi yang berjenjang dan berkelanjutan pada tingkat daerah, Nasional, dan Internasional.
Dengan adanya pembinaaan dan pengembangan olahraga rekreasi yang yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk masyarakat sebagai upaya memasalkan olahraga yang menumbuh kembangkan olahraga dalam perkumpulan sehingga diarapkan dapat menyelenggaraan festival dalam tingkat nasional sampai Internasional. Secara psikologi banyak orang di lapangan yang merasa jenuh dengan adanya beberapa kesibukan dan masalah, sehingga mereka membutuhkan istirahat dari bekerja, tidur dengan nyaman, bersantai sehabis latihan, keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan, mempunyai teman bekerja yang baik, kebutuhan untuk hidup bebas, dan merasa aman dari resiko buruk. Melihat beberapa pernyataan di atas, maka rekreasi dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan sebagai pengisi waktu luang untuk satu atau beberapa tujuan, diantaranya untuk kesenangan, kepuasan, penyegaran sikap dan mental yang dapat memulihkan kekuatan baik fisik maupun mental. Banyak nilai yang dapat diperoleh dari rekreasi dengan menggunakan dasar persekutuan. Ketegangan dapat dilepaskan dan energi yang ada dapat digunakan dengan cara-cara yang berguna. Anak-anak dapat diajari bagaimana berolah raga dalam berbagai kegiatan sehingga kemampuan individu dapat dibangun dan ditingkatkan melalui rekreasi. Anak-anak perlu belajar berelasi dengan orang lain di arena bermain sebagaimana di dalam kelas atau rumah. Kreativitas dapat ditingkatkan dan dibangun, dan cara-cara baru untuk melakukannya dapat diperkenalkan. Hal ini akan berpengaruh dalam pembentukan karakter/sifat. Melalui suatu program rekreasi yang telah disusun dan direncanakan dengan baik, anak-anak dapat belajar untuk menikmati penggunaan waktu sebaik-
41 baiknya. Tantangan pada pengajaran yang efektif dengan menggunakan latar alami amat tidak terbatas bagi para pemimpin dan para guru. Pariwisata berbasis olahraga rekreasi dalam negeri akan menumbuhkan persatuan dan kesatuan nasional karena tumbuhnya rasa cinta pada tanah air dan bangsa sendiri. Dan pengenalan terhadap budaya bangsa akan menumbuhkan rasa kebanggaan pribadi terhadap bangsa sendiri. Wisatawan senantiasa ingin mengunjungi tempat-tempat yang mereka anggap nyaman, sejuk, pemandangan yang indah dan asli. Hal ini mendorong pemeliharaan lingkungan alam yang sekitarnya dapat memenuhi selera para wisatawan itu. Selain itu, pada akhirnya kita harus berusaha membangun kembali lingkungan alam yang selama ini terlantar dan kemudian dimanfaatkan sebagai tourist object. Konsekuensi logis dari pengembangn pariwisata ialah berkembangnya kebutuhan sarana pariwisata dan industri pariwisata. Industri pariwisata ini berintikan
pada
pemberian
pelayanan
sebaik
mungkin.
Karena
itu
berkembangnya industri pariwisata akan menyerap banyak tenaga kerja dalam semua tingkatan untuk mengisi kesempatan-kesempatan kerja yang tersedia dalam industri itu. Kegiatan pariwisata akan melepaskan ketegangan bagi jasmani dan rohani. Dengan demikian akan menumbuhkan kesehatan yang baik bagi seseorang. Pelepasan ketegangan ini akan memberikan pengaruh dalam bentuk menghimpun kembali tenaga dan sekaligus turut meningkatkan prestasi kerja dan kehidupan yang baik dalam masyarakat.
d. Macam-Macam Pengembangan Olahraga Rekreasi Adapun beberapa hal yang dapat menjadi peluang bagi pengembangan olahraga melalui pariwisata saat ini, antara lain adalah: pertama, turunnya nilai mata uang rupiah terhadap dollar, dapat memicu meningkatnya jumlah wisatawan. karena dengan turunnya nilai mata uang rupiah memungkinkan biaya-biaya yang dikeluarkan wisatawan asing jauh lebih rendah dibanding sebelumnya. Dengan demikian hal ini merupakan peluang yang akan
42 dimanfaatkan oleh wisatawan asing maupun penyelenggara pariwisata untuk mengembangkan olahraga dengan lebih mudah. Dalam perkembangannya dewasa ini muncul sebutan nama yang popular dikalangan masyarakat jenis olahraga rekreasi yang dikatakan oleh Nurlan Kusmaedi (2002:5) yaitu: 1) Olahraga rekreasi / wisata bahari (selam, dayung , layar, Sky air, selancar air) 2) Wisata alam (jalan kaki di alam terbuka, mendaki gunung, panjat tebing, out bound) 3) Olahraga wisata pertandingan (sepak bola, bola voli, bola basket, tinju, tennis) 4) Olahraga wisata playground (menembak, balap mobil, gokart, sepeda mini) 5) Olahraga wisata dirgantara (terjun payung, paralayang, gantole, kapal radio control) 6) Olahraga wisata hotel (fitnees, kolam renang, tennis, golf, bilyard) 7) Olahraga wisata permainan tradisional (egrang, patol lele, bebentengan, gobak sodor) 8) Olahraga wisata spontanitas atau improvisasi (pukul air didalam plastic, mengambil uang logam yang disimpan dalam papaya). Dengan adanya berbagai macam olahraga rekreasi yang disebutkan diatas, tentunya memberi manfaat tersendiri yang tanpa kita sadari telah melakukannya dalam aktivitas sehari-hari. Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa olahraga rekreasi adalah suatu kegiatan fisik yang dilakukan pada waktu luang/senggang berdasarkan keinginan pribadi tanpa ada paksaan dari orang atau kelompok lain dan bertujuan untuk memperoleh kepuasan secara emosional, seperti kesenangan, kegembiraan, kebahagiaan, serta untuk memperoleh kepuasan secara fisik dan fisiologis sehinnga tercapainya kesehatan secara menyeluruh. Kusmaedi (2002:5) mengelompokan olahraga rekreasi kedalam beberapa kelompok menurut tempat melakukannya dapat dibedakan menjadi empat golongan besar, yaitu: 1) Olahraga rekreasi yang dilakukan didarat 2) Olahraga rekreasi yang dilakukan diair 3) Olahraga rekreasi yang dilakukan di udara
43 4) Olahraga rekreasi yang dilakukan gabungan dari ke dua atau ketiga tempat tersebut. Adanya pengelompokan olahraga rekreasi akan mempermudah cara membedakannya. Dilihat dari wilayah yang digunakan sebagai sarana olahraga tersebut, akan membentuk karakteristik olahraga apa saja yang akan tercipta. Hal tersebut merupakan bukti pengembangan yang telah dilakukan. Kemudian Kusmaedi (2002:5) menambahkan bahwa pada garis besarnya cabang-cabang olahraga yang dilakukan didarat ini dapat dikelompokan lagi atau merupakan modifikasi dari: 1) Atletik seperti lari, jalan, lompat, lempar, dan nomor-nomor khusus. 2) Senam seperti umum, artisik, dan ritmik. 3) Permainan seperti menggunakan bola dan tanpa menggunakan bola atau permainan tradisional dan modern. 4) Bela diri import dan asli. 5) Olahraga rekreasi / olahraga wisata yang diciptakan spontanitas baik dialam terbuka maupun tertutup. Setelah olahraga yang paten telah digunakan, mulailah muncul ide-ide yang kreatif dan inovatif yang bertujuan untuk mencari kesenangan tanpa melupakan aspek kesehatannya. Menurut Kusmaedi (2002:5), cabang-cabang olahraga rekreasi yang dapat dilakukan di air yaitu dilaut, didanau atau waduk, di sungai, dikolam renang dapat berupa: 1) Renang Renang adalah salah satu cabang olahraga yang mampu meningkatkan kesehatan seseorang yang merupakan olahraga tanpa gaya gravitasi bumi, olahraga yang dilakukan didalam kolam air, sungai, atau laut. Gaya-gaya renang yang diperlombakan dalam cabang renang meliputi: gaya bebas, gaya dada, gaya kupu-kupu, dan gaya punggung. Jarak renang yang dilombakan meliputi: 50 meter, 100meter, 200 meter, 400 meter, 800meter, dan 1500 meter baik putra maupun putri. Renang merupakan salah satu olahraga yang terbaik untuk pertumbuhan. Mengingat dengan melakukan kegiatan renang, faktor tubuh tidak terlalu berpengaruh terhadap kecepatan pada saat berenang. Berbeda dengan olahraga lari, berat badan akan menekan panggul maka akan memperlambat laju gerakan lari.
44 Dalam olahraga renang, kita akan berhubungan dengan suatu media yaitu air, hal ini sangat berbeda apabila dibanding dengan cabang-cabang olahraga lain, dimana medianya adalah tanah (lapangan) atau udara di sekitarnya. Seorang atlet dalam perlombaan atletik nomor lari 100 m, dapat berlari dengan cepat karena tahanan (hambatan) yang dilawannya dalam berlari adalah udara (angin). Tahanan dalam berlari ini kecil sekali, sangat berbeda apabila atlet tersebut berlari di kolam renang yang ke dalamannya ± 1 m, maka ia akan sukar sekali berlari, larinya lambat dan terasa berat sekali karena tahanan yang dihadapinya dalam berlari adalah air. Pada benda yang bergerak di dalam air akan dipengaruhi oleh tahanan depan, yaitu air yang menahan di depan benda tersebut, makin besar tahanan di depannya, makin berat benda tersebut bergerak maju, sebaliknya makin kecil tahanan yang dihadapinya, makin cepat benda tersebut bergerak maju. 2) Snorkeling Snorkeling (selam permukaan) atau selam dangkal (Skyn diving) adalah kegiatan berenang atau menyelam dengan mengenakan peralatan berupa masker selam dansnorkel. Selain itu, penyelam sering mengenakan alat bantu gerak berupa kaki katak (fin) untuk menambah daya dorong pada kaki. Snorkel adalah peralatan selam berupa selang berbentuk huruf J dengan pelindung mulut di bagian ujung sebelah bawah. Alat ini berfungsi sebagai jalan masuk udara ketika bernapas dengan mulut tanpa harus mengangkat muka dari permukaan air. Pemandangan bawah air bisa dilihat sambil berenang dengan wajah menghadap ke permukaan air dan bernapas melalui snorkel. Penyelam bisa mengambil napas dalam-dalam sebelum menyelam ke bawah air. Penyelam scuba menggunakan snorkel untuk menghemat udara di dalam tabung sewaktu berenang di permukaan air. Kegiatan snorkeling bisa dilakukan semua orang. Penyelam yang tidak bisa berenang atau tidak bisa mengapung bisa mengenakan baju pelampung. Ketika menyelam di air bersuhu rendah, penyelam memakai baju selam untuk menjaga tubuh dari kedinginan. Selain menguasai cara bernapas dengan mulut melalui snorkel, kegiatan snorkeling tidak memerlukan pendidikan khusus. Pemula yang belum pernah melakukan snorkeling bisa mempelajarinya dalam waktu singkat dari pemandu selam. Cara mengenakan masker, snorkel, dan kaki katak bisa dipelajari dari pemandu selam, toko selam, atau tempat penyewaan alat selam di pinggir pantai. Walaupun demikian, seperti halnya selam scuba, kegiatan snorkeling tidak
45 untuk dilakukan seorang diri, melainkan bersama teman atau secara berkelompok. 3) Diving Diving (selam), yaitu terjun ke dalam laut dengan menggunakan peralatan selam untuk menjelajahi kehidupan bawah laut/air. Selam adalah kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan air, untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jenis kegiatan menyelam dapat dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung anatra lain kepada kedalaman, tujuan dan jenis peralatan yang digunakan. Kedalaman di bedakan menjadi tiga ukuran yaitu, 1) penyelam dangkal dengan kedalaman maksimum 10 m, 2) penyelam sedang 28dengan kedalaman < 10 m sampai 30 m, 3) penyelam dalam dengan kedalaman > 30 m. 4) Polo Air Polo air adalah olahraga air beregu, yang dapat dianggap sebagai kombinasi renang, sepak bola dan bola basket. Tujuan permainan menyerupai sepak bola, yaitu untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya, satu gol dihitung satu poin. Setiap regu polo air terdiri dari 13 atlet yang terdiri dari 2 penjaga gawang dan 11 pemain. Setiap regu yang akan bertanding diwajibkan memakai uniform (training/kaos), celana renang seragam, topi polo air yang bernomor (1 s/d 13) yang dibedakan berwarna putih atau biru dan penjaga gawang nomor 1 dan 13 dibedakan dengan topi warna merah. (Jika regu yang bertanding memiliki topi dengan warna tersendiri harus membawa 2 set (1 set diberikan kepada sekretariat pertandingan, diperlukan jika salah satu pemain dari regu tersebut kehilangan topinya pada saat bertanding). Setiap regu polo air menurunkan 6 pemain dengan 1 penjaga gawang, total 7 orang pemain di setiap pertandingan dan 6 orang cadangan yang harus duduk dibangku cadangan di dalam lapangan pertandingan, dengan 1 orang manager, 1 orang kepala pelatih dan 1 orang asisten pelatih. Hanya kepala pelatih yang dapat berdiri dan berjalan sampai batas 5 meter dari bangku cadangan untuk memberikan instruksi kepada regunya pada saat posisi regu tesebut melakukan penyerangan. Jika regu tersebut dalam posisi bertahan kepala pelatih hanya boleh memberikan instruksi dalam posisi duduk. 5) Kano Kano adalah sebuah perahu kecil dan sempit, yang biasanya digerakkan dengan tenaga manusia, tapi juga lazim diberi layar. Kano biasanya lancip pada kedua ujungnya dan
46 terbuka di bagian atasnya. namun bagian ini dapat diberi tutup. Kano yang menggunakan tenaga manusia digerakkan dengan kayuh. Jumlah pengayuhnya tergantung pada ukuran kanonya sendiri (yang paling umum dua). Para pengayuh duduk menghadap ke arah tujuan perjalanan. Perlombaan pada olahraga kano ini dilakukan di daerah periran seperti danau, sungai dengan aliran sungai yang deras maupun tidak. Mereka duduk di pada pendukung yang ada di badan perahu, atau berlutut langsung di badan perahu tersebut. Hal ini membedakan cara mengayuh kano dengan olahraga dayung; dalam dayung para pengayuh duduk membelakangi tujuan perahunya. Kayuh kano dapat bersisi tunggal atau bersisi dua. 6) Dayung Olahraga dayung yang dikenal dan berkembang di Indonesia, sebenarnya merupakan gabungan dari tiga cabang olahraga, yaitu canoeing, rowing, dan tradisional boat race. Mendayung merupakan sebuah olahraga yang menggunakan dayung dan berlangsung di atas sungai, danau, dan laut. Dalam teknik mendayung dengan hanya dikenal dua macam kayuhan yaitu dayung maju dan dayung mundur. Jika menginginkan perahu bergerak kedepan maka digunakan dayung maju sedangkan dayung mundur untuk menghentikan perahu yang sedang bergerak maju atau memang menginginkan perahu bergerak mundur. Jika ingin membelokkan perahu ke kanan maka tangan kiri mendayung maju dan tangan kanan mendayung mundur,dan sebaliknya jika ingin membelok kekiri. 7) Kayak Kayak, yaitu jenis kano yang terbuat dari fiberglass, diperlombakan dengan 2, 3, atau 4 awak. Kayak adalah sebuah perahu kecil bertenaga manusia, biasanya dengan bagian depan dan belakang tertutup, sehingga hanya menyisakan lubang seukuran awak. Kayak dilengkapi dengan dayung berkepala tunggal atau ganda. Kayak awalnya hanya terbuat dari kayu dan digunakan oleh suku Ainu, Aleut dan ESkymo untuk berburu. Sekarang kayak dibuat dari berbagai material disesuaikan dengan kegunaannya yang semakin bervariasi. Di beberapa daerah kayak juga dikenal sebagai kano. 8) Arung jeram Arung jeram atau rafting adalah sebuah aktifitas yang memadukan unsur petualangan adventure, edukasi, olahraga, dan rekreasi dengan mengarungi alur sungai yang ber ‘jeram’ menggunakan media boat karet, dayung, kayak, dan kano. Selain menguji nyali, aktifitas rafting juga beresiko namun asal
47 setia mengikuti aba-aba yang diberikan pemandu. Namun selain mental, kondisi fisik yang prima juga sangat disarankan untuk dijaga agar bisa melewati tiap rintangan yang ada. 9) Jetsky Jetsky merupakan olahraga yang menggunakan alat yang biasa disebut dengan motor jet. Motor jet merupakan alat transportasi untuk dikendarai diatas air atau diatas ombak yang digunakan untuk berolahraga jetsky. Olahraga ini merupakan salah satu olahraga yang menarik dan dapat dilakukan oleh siapa saja, tetapi lebih baik jika mempunyai kemampua khusus, karena merupakan suatu olahraga yang beradrenalin tinggi saat melakukaknya diombak laut. Saat ini mesin jet bukan hanya sekedar alat untuk berolahraga jetsky saja, tetapi juga untuk membantu sarana olahraga air lainnya yang membutuhkan tenaga beasar untuk melakukannya, seperti bananaboat, parasiling, flying fish, dan olahraga lainnya. Keterampilan utama yang dibutuhkan adalah keseimbangan. Organ yang akan berpengaruh saat melakukan olahraga ini antara lain jantung dan otot tungkai, otot lengan, otot lutut, otot perut, dan otot punggung. Cukup untuk membuat tubuh kita bergerak menahan keseimbangan. Manfaat bermain jetsky bukan hanya dari segi fisik, namun juga mental. Secara mental, berolahraga jetsky dapat menyenangkan hati sehingga menurunkan tingkat stress, menekan depresi dan menumbuhkan rasa percaya diri serta sportivitas. Menurut Kusmaedi (2002:8) selain cabang-cabang olahraga air yang sudah baku dapat diciptakan bentuk-bentuk permainan olahraga air sebagai kegiatan yang bersifat rekreatif, seperti: 1) Bananaboat Bananaboat adalah jenis permainan air menggunakan perahu karet tunggal yang ditarik oleh speed boat berkeliling pantai. Dinamakan bananaboat karena bentuk perahu karet yang digunakan seperti pisang raksasa yang dapat menampung 4 sampai 5 orang, ditambah 1 orang instruktur sebagai pendamping. Olahraga ini akan menyenangkan sekaligus melatih keseimbangan serta kerjasama antar penumpang agar tidak mudah terbalik saat perahu karet ditarik oleh mesin jet, dan juga malakukan renang saat terjatuh ke air. 2) Tracking Tracking adalah salah satu kegiatan outdoor dimana pelakunya melakukan aktivitas berjalan kaki sebagai kegiatan rekreatif dan olahraga. Biasanya tempat yang di tuju adalah lokasi yang memiliki panorama indah, dengan jalur yang sudah
48 di buat.Dalam segi lokasi tracking biasanya sudah memiliki jalur yang sudah di buat sebelumnya, jarak tempuh hiking singkat,bahkan di beberapa spot sudah di bangun papan penunjuk sehingga memudahkan pelakunya. Berdasarkan waktu yang di butuhkan untuk melakukan tracking tidak terlalu lama bisa tercapai dalam sehari. 3) Hiking Hiking adalah perjalanan panjang dilakukan dengan berjalan kaki di daerah yang biasanya tidak ada sarana transportasi tersedia disana, pada jalur yang belum dipetakan, serta di lingkungan yang menantang, mungkin berbukit atau pegunungan. Dari segi lokasi, hikingdi lakukan di daerah yang sarana transportasi masih belum ada. Contohnya di daerah pegunungan yang memiliki hutan belantara sehingga pandangan kita menjadi terbatas. Hiking membutuhkan waktu yang relatif lama, berhari-hari bahkan bisa berminggu-minggu saat melakukan perjalanan. Lamanya waktu dalam hiking di karenakan jalurnya yang panjang maupun pemecahan dalam menghadapi bentuk topografi medannya. Dan jarak tempuh hiking sangat panjang. 4) Voli Pantai Voli pantai adalah variasi dari bola voli, yang dimainkan di atas pasir. Dua tim yang dipisahkan oleh jaring memukul bola voli menggunakan lengan atau tangan. Para pemain berusaha untuk memukul bola melawati atas jaring agar memasuki lantai di daerah lawan, serta harus mencegah bola jatuh di daerah mereka sendiri.Voli pantai populer sebagai aktivitas rekreasi di tempat-tempat yang memiliki pantai berpasir yang luas, namun sering juga dimainkan dilapangan pasir yang bukan di pantai. Dan Kusmaedi juga mengatakan bahwa (2002:10) cabang-cabang olahraga rekreasi yang dapat dilakukan di udara yaitu berupa: 1) Terjun Payung Terjun payung adalah aktivitas yang melibatkan terjun dari sebuah pesawat terbang menggunakan parasut yang dibentangkan. 2) Gantole Layang Gantung atau Gantolle adalah salah satu olah raga angin. Dia merupakan olah raga rekreasi atau kompetitif yang berhubungan dekat dengan gliding, tetapi menggunakan pesawat yang lebih sederhana yang kadangkala hanya terdiri dari sayap kain yang berangka-metal, dengan pilot berada di
49 sebuah harness yang menggantung dari kerangka sayap dan melakukan kontrol dengan menggerakan badan terhadap rangka yang berbentuk segitiga yang juga menempel di kerangka utama. 3) Paralayang Paralayang merupakan olahraga terbang bebas dengan menggunakan sayap kain (parasut) yang lepas landas dengan kaki untuk tujuan rekreasi atau kompetisi. Olahraga paralayang lepas landas dari sebuah lereng bukit atau gunung dengan memanfaatkan angin. Angin yang dipergunakan sebagai sumber daya angkat yang menyebabkan parasut ini melayang tinggi di angkasa terdiri dari dua macam yaitu, angin naik yang menabrak lereng (dynamic lift) dan angin naik yang disebabkan karena thermal (thermal lift). Dengan memanfaatkan kedua sumber itu maka penerbang dapat terbang sangat tinggi dan mencapai jarak yang jauh. Yang menarik adalah bahwa semua yang dilakukan itu tanpa menggunakan mesin, hanya semata-mata memanfaatkan angin. Dengan adanya berbagai macam olahraga rekreasi yang ada dari olahraga air, darat, sampai udara dan macam olahraga yang sudah baku sampai telah dimodifikasi merupakan ide-ide kreatif para ilmuan olahraga yang bertujuan agar masyarakat lebih mengenal serta melakukan olahraga dengan mengupayakan pengembangan olahraga rekreasi tersebut.
4. Potensi Alam a. Karakteristik Potensi Alam Pengertian potensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kekuatan,
kesanggupan,
daya,
atau
kemampuan
yang
mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan. Pengertian alam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang termasuk di satu lingkungan dan dianggap sebagai satu keutuhan. Alam yang terhampar dimuka bumi begitu luas dan penuh potensi sumber daya untuk kepentingan umat manusia, hewan, serta tumbuhan. Sehingga potensi alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita. Sumber
50 daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya. Menurut Rudi Hartono (2009: 24) “Sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi, dan jenisnya yaitu: 1) Berdasarkan sifat Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi menjadi 3, yaitu: a) Sumber daya alam yang terbarukan atau renewable, misalnya hewan, tumbuhan, mikroba, air, dan lain-lain. Disebut terbarukan karena dapat memproduksi dan memiliki daya regenerasi. b) Sumber daya alam yang tidak dapat terbarukan atau nonrenewable misalnya minyak, gas, dan bahan tambang lainya. c) Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya, udara, matahari, energi laut. 2) Berdasarkan potensi Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dapat dibagi menjadi beberapa macam antara lain sebagai berkut. a) Sumber daya alam materi, merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya batu, besi, kayu, dan lain-lain b) Sumber daya alam energi merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan energinya. Seperti batu bara, minyak bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari dan lain-lain. c) Sumber daya alam ruang merupakan sumber daya alam yang berupa ruang atau tempat hidup, misalnya daratan.
3) Berdasarkan jenis Berdasarkan jenisnya sumber daya alam dibagi menjadi dua yaitu a) Abiotik disebut sebagai sumber daya alam fisik seperti benda-benda mati misalnya. Bahan tambang, air, tanah dan lain-lain. b) Biotik merupakan sumber daya yang berupa makhluk hidup. Misalnya hewan, tumbuhan, mikroba dan manusia. Dengan adanya sumber daya alam, potensi penggunaan, serta berbagai macam jenisnya tentunya memberi nilai tersendiri dari suatu wilayah. Indonesia merupakan salah satu Negara bahari terbesar di dunia, karakteristik geografis Indonesia serta struktur dan tipologi ekosistemnya yang di dominasi
51 oleh lautan. Sumber daya kelautan merupakan kekayaan alam yang memiliki peluang amat potensial dimanfaatkan sebagai sumber daya yang efektif dalam pembangunan bangsa Indonesia. Kelautan merupakan energy-konvensional dan termasuk sumberdaya kelautan non-hayati yang dapat diperbarui memiliki potensi untuk dikembangkan di kawasan pesisir dan laut Indonesia. Pemanfaatan sumberdaya kelautan secara berkelanjutan juga dapat dilakukan terhadap jasa-jasa lingkungan, terutama untuk pengembangan pariwisata. Kekhasannya ini tidak hanya berlaku pada karakteristik sumber dayanya saja, melainkan juga berdampak terhadap karakteristik sumberdaya manusianya serta kelembagaan sosial yang ada. Dengan sumber daya manusia yang ada tentunya membentuk suatu karakteristik alam yang ada karena suatu kegiatan yang mereka lakukan dengan alam sebagai sumber penghidupan mereka. Yang akan memberikan modal yang dapat digunakan sebagai medan pengembangan olahraga rekreasi yang berbasis akuatik maupun darat. Berhasil atau tidaknya sebuah upaya pengembangan tersebut tergantung pada kreatifitas serta inovasi yang dilakukan oleh masyarakat, para usahawan, maupun pemerintah yang memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia. Tanpa merusaknya, bahkan seharusnya melestarikannya agar sumberdaya alam tersebut dapat digunakan secara berkelanjutan sebagai obyek wisata. Macam-macam potensi sumber daya alam yang dapat dikelola sebagai obyek wisata alam dan budaya menurut Happy Marpaung (2002:82-85) sebagai berikut: 1) Pantai Pantai merupakan salah satu obyek dan daya tarik wisata banyak diminati wisatawan. Banyak kawasan wisata yang terkenal terletak di pantai. Jenis obyek dan daya tarik ini erat kaitannya dengan aktivitas seperti berjemur matahari, berselancar, dan berjalan-jalan di pantai. Dalam perkembangannya secara umum diperlukan aksesbilitas menuju lokasi dan tempat parkir yang memadai. Di pantai tidak boleh terdapat bangunan, kecuali fasilitas-fasilitas non permanen seperti parasol dan lain-lain. Pantai umum harus memiliki fasilitas-fasilitas penjaga pantai, P3k, pos keamanan, kios-kios, retauran dan dimungkinkan adanya fasilitas olahraga dan
52 bermain lainnya seperti bola voli, bulu tangkis dan lain lain. Penataan alam, penentuan batas bangunan dari garis partai serta pelaksanaan prinsip-prinsip konservasi merupakan hal yang mutlak untuk dipertimbangkan. 2) Wisata Tirta / Bahari Dalam wisata tirta atau bahari termasuk wisata laut, danau dan sungai. Pengembangan lingkungan wisata tirta atau bahari memerlukan adanya pertimbangan-pertimbangan khusus dalam perencanaannya. Fasilitas-fasilitas utama harus di letakkan di daerah pantai, dibelakang batas garis vegetasi. Pengelompokan fasilitas merupakan kesatuan yang komplek. Zonasi dalam hal ini diperlukan tidak hanya untuk daerah pantai dan belakang pantai, tetapi area perairan. Hal ini untuk mengidari timbulnya konflik penggunaan area untuk aktivitasaktivitas yang berbeda-beda, misalnya antara berenang dengan perahu, menyelam atau snorkeling dengan memancing. Pengawasan yang ketat terhadap konservasi harus dilakukan khususnya terhadap penggunaan lingkungan bawah laut, seperti pelarangan pengambilan ikan-ikan hias, terumbu karang, pengawasan terhadap jangkarjangkar dari perahi-perahu aru motor boat, serta pengawasan limbah. Secara umum dalam pengembangannya diperlukan aksesbilitas, fasilitas pelayanan, pusat informasi wisata, fasilitas pelengkap, ataupun fasilitas khusus oceanarium. 3) Pegunungan Jenis obyek dan daya tarik wisata pegunungan khususnya dengankegi atan menikmati pemandangan, mendaki, berkemah, dan berfoto. Jenis obyek dan daya tarik wisata ini termasuk gunung berapi dan bukit-bukit dengan keunikan tertentu. Fasilitanya yang perlu disediakan antara lain adalah aksesbilitasnya dengan jalur pemandangan yang indah berikut view point, jalan setapak, lahan perkemahan, look out post, tempat sampah, tempah berteduh, fasilitas pelayanan, akomodasi, dan lain lain. 4) Daerah Liar dan Terpencil Daerah dan terpencil merupakan satu obyek dan daya tarik wisata yang mulai diminati. Daerah seperti ini kadangkadang disebut sebagai Primitive areas, dimana pengunjung mencari ketenangan, lingkungan alami dengan pembangunan yang terbatas serta masyarakat tradisional. Fasilitas yang perlu disediakan antara lain parkir, jalur jalan setapak, pusat informasi, tempat berteduh, petunjuk arah. Penyediaan lahan berkemah dan fasilitasnya ditetapkan pada zona tertentu,
53 termasuk untuk api unggun. Akomodasi jenis lain, rumah makan, toko-toko, kios dan lain-lain diletakkan diluar kawasan untuk akrivitas pada zona yang telah ditentukan. Obyek dan daya tarik wisata termasuk daerah pertanian, peternakan, bukit dan pegunungan, danau, sungai dan lain-lain yang berhubungan dengan aktivitas menikmati pemandangan, berfoto, berkemah, mempelajari pedesaan, hiking, cross country, berperahu, memancing, berburu dan lainlain. 5) Taman dan Daerah Konservasi Flora dan fauna yang unik dan menarik dapat menjadi suatu obyek dan daya tarik wisata yang penting, yang harus dilindungi sebagai daerah konservasi seperti taman nasional, taman regional, suaka alam, suaka marga satwa ataupun sebagai daerah liar yang diawasi. Konsep yang dianggap penting saat ini dalam pengembangan obyek dan daya tarik wisata ini adalah tujuan pendidikan bagi pengunjung tentang apa yang mereka liat, khususnya penekanan terhadap masalah ekologi dan konservasi pendekatan ini sangat sesuai kecenderungan keinginan dan kebutuhan pengunjung akan informasi yang memadai tentang lingkungan yang mereka kunjungi. Berbagai potensi sumber daya alam yang dimiliki tentunya memberikan peluang yang besar bagi olahraga terutama olahraga rekreasi. Hal ini membuka berbagai macam jenis olahraga apa saja yang akan tercipta disetiap potensi alam yang ada yang tentunya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Menurut Emil Salim (1993:54) pandangan probabilisme, berbagai
faktor
alam
menjadi
peluang
bagi
penduduk
untuk
memanfaatkannya dalam pengembangan kebudayaan mesyarakat. Dipihak alam sendiri yang telah mengalami perubahannya, bisa menjadi ancaman bagi umat manusia. Oleh karena itu, peluang dan ancaman alam menyediakan tantangan bagi manusia itu sendiri. Manusia selama hidupnya dialam semesta tidak bisa lepas dari lingkungan alam, berinteraksi timbal balik dengan lingkungan alam yang selalu berubah-ubah. Ketika manusia semakin padat, tidak cukup melangsingkan hidupnya dengan semata menggantungkan diri pada alam semesta. Karena semakin tidak seimbang
54 antara jumlah penduduk dengan sumber daya alam, apabila tidak dibudidayakan secara arif.
b. Faktor Potensi Alam Menurut Wikipedia, kata alam berasal dari bahasa Inggris yaitu nature, yang berasal dari kata Latin natura, atau kualitas esensial, disposisi bawaan, dan pada zaman dahulu, secara harfiah berarti kelahiran. Natura adalah terjemahan Latin dari kata Yunani physis, yang awalnya terkait dengan karakteristik bawaan yang dimiliki tanaman, hewan, dan berbagai fitur lain di dunia. Dalam berbagai penggunaan kata tersebut pada saat ini, alam sering mengacu kepada geologi dan kehidupan liar. Kata alam mungkin mengacu secara umum ke berbagai jenis tanaman hidup dan hewan, dan dalam beberapa kasus ke proses yang berhubungan dengan benda mati yang mengenai keberadaan jenis-jenis tertentu suatu benda dan bagaimana mereka berubah dengan sendirinya, seperti cuaca dan geologi di Bumi, dan materi serta energi dari mana semua hal-hal tersebut tersusun darinya. Kata ini sering diartikan sebagai lingkungan alam atau hewan liar, batu, hutan, pantai, sungai dan secara umum hal-hal yang belum diubah secara substansial oleh campur tangan manusia. Faktor yang mempengaruhi potensi alam suatu daerah tergantung pada penggunaan sumber daya alam yang dikelola untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, tetapi pengelolaannya harus diusahakan agar produktifitasnya tetap berkelanjutan. Eksploitasi yang dilakukan harus di bawah batas daya regenerasi atau asimilasi sumberdaya alam. Serta penggunaan teknologi harus sesuai tidak sampai merusak kemampuan sumberdaya untuk pembaruannya, untuk menjamin pertumbuhan sumber daya alam hayati agar pemanfaatanny dapat lestari dan berkelanjutan yang menanamkan pengertian sikap serasi dengan lingkungannya, maka diperlukan kebijaksanaan yang digunakan sebagai pelindung. Tentunya suatu kegiatan yang dilakukan akan memberi dampak positif maupun negatif bagi kelangsungan sumberdaya, agar dampak
55 negatif tidak banyak berpengaruh maka pengelolaannya harus ikut dikelola, misalnya dengan daur ulang, pengelolaannya harus secara serentak disertai proses pembaruannya dan lain sebagainya. Kemampuan akal, keterampilan, dan bahasa merupakan kemampuan paling mendasar untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Yang dikembangkan sebagai penyejahtera untuk umat manusia, dan tidak lepas dari dampak positif maupun negatifnya. Pertambahan jumlah penduduk yang semakin cepat dan diiringi dengan IPTEK yang semakin canggih, tetapi alam memliki daya dukung yang terbatas oleh karena itu terjadi banyak konflik sosial yang bersumber pada penguasaan sumber daya alam tersebut, yang mempunyai fungsi memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan hidupnya. Yang dipihak lain, eksploitasi sumber daya alam semakin terkuras yang dapat menumbuhkan kerusakan dan pencemaran lingkungan. Kasus penangkapan ikan laut dengan bahan nuklir di Indonesia difasilitasi bahan dan sarana oleh pengusaha. Jadi, pengrusakan lingkungan bukan sekedar untuk hidup, tetapi untuk memperkaya diri. Oleh sebab itu, penanaman nilai lingkungan melalui pendidikan lingkungan hidup penting sekali bagi setiap orang. Untunglah terdapat para budiman yang berusaha melestarikan alam. Etika lingkungan menjadi kunci keputusan tindakan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam.
c. Potensi Alam sebagai Medan Pengembangan Olahraga Rekreasi Dengan tersedianya potensi alam yang sangat indah, luas, dan bermacam ini memacu pemikiran para masyarakat setempat bahkan pendatang untuk lebih kreatif dalam pengelolaan potensi alam yang tersedia ini. Melakukan perjalanan wisata saat ini bukan menjadi suatu hal yang tabu lagi. Agar mencapai kepuasan dan tujuan wisatawan, diperlukan suatu pengemasan yang baik dalam melakukan perjalanan wisata. Hal tersebut harus dikemas sedemikian rupa yang merupakan komponen-komponen yang diperlukan
56 untuk memenuhinya untuk obyek wisata sebagai daya darik wisatawan berkunjung. Obyek dan daya tarik wisata alam adalah obyek yang tarifnya bersumber pada keindahan alam dan tata lingkungannya, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada budidaya oleh manusia. Atau sumber daya alam yang berpotensi dan mempunyai daya tarik yang menarik wisatawan dan upaya pembinaan cinta alam, baik dalam keadaan alarm maupun setelah ada budi daya oleh manusia. Wisata alam adalah bentuk kegiatan yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan tata lingkungannya. Kegiatan wisata alam yang dimaksud adalah kegiatan rekreasi dan pariwisata, penelitian, kebudayaan dan cinta alam yang dilakukan. Menurut Musanef, (1995:199-201) obyek dan daya tarik alam pada dasarnya dapat digolongkan menjadi berikut: 1) Obyek dan daya tarik wisata alam Yang terdapat di kawasan konservasi, obyek wisata yang terdapat di dalam kawasan konservasi adalah kawasan hutan atau kawasan pelestarian alam yang pengelolaan dan pengawasannya berada dalam wewenang Departemen Kehutanan Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam, meliputi: a) Taman Nasional Merupakan kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan system zonasi, terdiri dari zone ini dan zone-zone lainnya yang di manfaatkan untuk ilmu pengetahuan, pariwisata, rekreasi dan pendidikan. Zone yang dikhususkan bagi pemanfaatan baik untuk sarana pengelolaan taman nasional itu sendiri maupun untuk kegiatan rekreasi (lazim disebut zone pemanfaatan intensi). b) Taman Wisata Merupakan hutan wisata yang memiliki keindahan alam, baik keindahan untuk tumbuhan maupun satwa, ataupun keindahan alamnya sendiri mempunyai corak khas untuk dimanfaatkan bagi kepentingan rekreasi dan kebudayaan. Dalam hal ini misalnya saja hutan Bunder yang ada di Kecamatan Playen, Wonosari. Selain memiliki keindahan alam hutan ini terkenal dengan tempat penangkaran rusa dan penyulingan minyak kayu putih.
57
c) Taman Laut Merupakan wilayah yang mempunyai ciri khas berupa keindahan atau keunikan yang diperuntukkan secara khusus sebagai kawasan konservasi laut, untuk dibina dan dipelihara untuk perlindungan nuftah, rekreasi, pariwisata, pendidikan dan kebudayaan. 2) Obyek dan daya tarik wisata alam Diluar kawasan konservasi Merupakan obyek dan daya tarik wisata alam yang pengelolaannya berada di luar wewenang Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. Seperti yang dikelola oleh Pemerintah Daerah, Perum Perhutani, Taman Safari, dan lain-lain Dengan adanya potensi alam yang menjadi daya tarik tersedia maka penduduk dapat menarik hubungan korelasi antara kehadiran sumber daya alam ini dan pariwisata sebagai sumber penghidupan tambahan. Salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standart hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. Sebagai sektor yang kompleks, pariwisata juga meliputi industri-industri klasik seperti kerajinan tangan dan cindera mata, penginapan, transportasi secara ekonomi juga dipandang sebagai industri. Dengan mengelola sumber daya alam ini diharapkan dapat mencegah timbulnya pengaruh negative terhadap lingkungan dan mengusahakan kelestarian sumber alam agar bisa digunakan terus menerus untuk generasi yang akan datang. Kebijakan pengembangan lingkungan ini harus tertuju pada membina keselarasan antara manusia dengan lingkungan, melestarikan sumber daya alam agar dapat dimanfaatkan terusmenerus oleh generasi mendatang, mencegah kemrosotan mutu dan meningkatkan mutu lingkungan sehingga meningkatkan kualitas hidup, serta membimbing manusia dari posisi perusak lingkungan menjadi pembina lingkungan. Dengan konsep kreatif dalam perjalanan wisata melalui olahraga rekreasi melihat potensi alam berupa pantai, laut, hingga perbukitan,
58 diharapkan para wisatawan akan puas dengan apa yang ingin mereka lihat tanpa disadari telah melakukan aktifitas fisik melalui kreatifitas para wirausaha perjalanan wisata misal seperti renang dibeberapa spot pantai yang bersih, snorkeling dibeberapa spot taman terumbu karang, berbagai spot diperbukitan yang hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki, dan masih banyak lainnya yang tentu masih banyak usaha pemerintah maupun masyarakat untuk membangun serta mengembangkan berbagai potensi yang ada sebagai sarana daya tarik wisatawan. Menurut M. Kesrul (2003:13) bahwa “divinisi tour bertugas dan bertanggung jawab dalam memberikan informasi tour, menyediakan, merencanakan, menyusun, dan menyelenggarakan semua kegiatan tour, baik tour domestic, inbound, maupun outbond serta sarana wisata pendukung lainnya”.
5. Kepariwisataan a. Definisi Kepariwisataan Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena dengan mengembangkan sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan akan pariwisata semakin bertambah seiring dengan tingkat kebutuhan manusia yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Menurut R.S Damardjati (2007:77), bahwa “kepariwisataan adalah hakekat dari pada perlawatan serta masa tinggal dari pengunjung-pengunjung asing ke suatu daerah Negara atau tempat, sepanjang tinggalnya itu tidak mengakibatkan
suatu
keadaan
tinggal
menetap
dan
tidak
pulang
mengakibatkan suatu hubungan yang bersifat employemet”. Kepariwisataan merupakan kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan lingkungan hidup yang khas, seperti : hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam yang indah dan iklim yang nyaman. Di dalam Bab I Ketentuan Umum Undang-Undang No.10/2009 ditetapkan berbagai ketentuan yang terkait dengan kepariwisataan, di antaranya sebagai berikut:
59 1) Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu tertentu. 2) Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata 3) Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. 4) Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha. Definisi yang ditentukan dalam UU No.10/2009 tersebut merupakan salah satu definisi di antara sekian banyak definisi yang kita kenal selama ini. Definisi ini dimaksudkan sebagai acuan dalam upaya pengembangan kepariwisataan Indonesia. Didaerah perkotaan sekarang mempunyai potensi alam kurang yang baik karena terlalu padatnya penduduk disana dan banyaknya kendaraan membuat potensi alam menurun, maka dari diperlukan suatu kawasan yang bebas dari polusi untuk dijadikan tempat wisata. Tetapi budaya yang sangat kaya dan beragam merupakan salah satu faktor penarik para wisatawan, dengan daya dukung faktor-faktor tersebut maka tentunya daerah ini sangat berpeluang untuk dikembangkan terutama dibidang pariwisata. Pengembangan pariwisata memiliki nilai yang sangat strategi karena menggunakan kebudayaan dan menjaga potensi alamnya, dan potensi kepariwisataan yang ada menjadi kegiatan ekonomi dalam menciptakan lapangan kerja dan kemudian berimbas pada kesejahteraan masyarakat. Host and Guest (1989) dalam Kusumanegara (2009:3) mengklasifikasikan jenis pariwisata sebagai berikut: 1) Pariwisata Etnik (Etnhic Tourism), yaitu perjalanan untuk mengamati perwujudan kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang menarik.
60 2) Pariwisata Budaya (Culture Tourism), yaitu perjalanan untuk meresapi atau untuk mengalami gaya hidup yang telah hilang dari ingatan manusia. 3) Pariwisata Rekreasi (Recreation Tourism), yaitu kegiatan pariwisata yang berkisar pada olahraga, menghilangkan ketegangan dan melakukan kontak social dengan suasana santai. 4) Pariwisata Alam (Eco Tourism), yaitu perjalanan kesuatu tempat yang relative masih asli atau belum tercemar, dengan tujuan untuk mepelajari, mengagumi, menikmati pemandangan, tumbuhan, dan binatang liar serta perwujudan budaya yang ada atau pernah ada di tempat tersebut. 5) Pariwisata Kota (City Tourism), yaitu perjalanan dalam suatu kota untuk menikmati pemandangan, tumbuhan dan binatang liar serta perwujudan budaya yang ada atau pernah ada di tempat tersebut. 6) Rersort City, yaitu kota atau perkampungan yang mempunyai tumpuan kehidupan pada persediaan sarana atau prasarana wisata yaitu penginapan, restoran, olahraga, hiburan dan persediaan tamasya lainnya. 7) Pariwisata Agro (Agro Tourism yang terdiri dari Rural Tourism atau Farm Tourism) yaitu merupakan perjalanan untuk meresapi dan mempelajari kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan. Jenis wisata ini bertujuan mengajak wisatawan memikirikan alam dan kelestariannya. 8) Pariwisata Olahraga (Sport Tourism) yaitu olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran dan kesenangan. Hal ini diutarakan pula oleh Nyoman S Pandit (2002:38-43) jenis-jenis pariwisata antara lain dibedakan menjadi: 1) Wisata Budaya yaitu perjalanan yang di lakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan mengadakan kunjungan ke tempat lain untuk mempelajari keadaan rakyat adat istiadat cara hidup mereka. 2) Wisata Olahraga yaitu perjalanan dengan tujuan berolahraga atau mengambil aktif dalam pesta olah raga di suatu tempat negara. 3) Wisata Kesehatan yaitu perjalanan seseorang dengan tujuan menentukan keadaan dan lingkungan tempat sehari–hari dimana ia tinggal dari kepentingan beristirahat dan tempat tersebut mempunyai fasilitas–fasilitas kesehatan. 4) Wisata Industri yaitu perjalanan di komplek atau daerah perindustrian dengan tujuan penelitian dan peninjauan.
61 5) Wisata Politik yaitu perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian penting dengan aktif peristiwa kegiatan politik. 6) Wisata Komersial yaitu perjalanan untuk mengunjungi pameran – pameran yang bersifat komersial. 7) Wisata Sosial yaitu pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan masyarakat lemah untuk mengadakan perjalanan wisata. 8) Wisata Pertanian yaitu perjalanan yang dilakukan di proyek– proyek pertanian, perhotelan dan sebagainya, dimana wisatawan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan study atau sekedar berekreasi. 9) Wisata Batu yaitu kegiatan wisata yang banyak dilakukan di daerah–daerah yang mempunyai banyak hutan untuk berburu yang telah dilegalkan 10) Wisata Bahari yaitu kegiatan wisata yang banyak terkait dengan kegiatan olahraga air dan permainan air baik di danau, sungai, maupun laut. 11) Wisata Cagar Alam yaitu kegiatan wisata yang diselenggarakan oleh biro perjalanan wisata yang mengkhususkan usaha – usaha dengan mengatur wisata setempat atau di daerah cagar alam, taman lindung hutan, dan sebagainya. 12) Wisata Bulan Madu yaitu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan–pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas–fasilitas khususnya demi kelancaran perjalanan. 13) Pikgrim, jenis wisata ini sedikit banyak kaitannya dengan agama kelompok masyarakat. Wisata yang banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah atau kekayaan yang melimpah, missal orang katholik melakukan wisata pilgrim ini ke Istana Vatikan di Roma, orang Budha ke tempat suci agama Budha seperti India, Nepal Tibet. Perkembangan kawasan pariwisata tentunya tidak tumbuh begitu saja tanpa ada suatu usaha yang dilakukan, oleh karena itu maka ketersedian sarana dan prasarana sangat dibutuhkan untuk pengembangan sektor ini dan agar dapat menjadi salah satu sektor andalan. Namun, kualitas lingkungan merupakan bagian integral dari industri wisata. Bagi pengembang dan penyelenggara kagiatan wisata, kualitas lingkungan harus mendapat perhatian utama. Membuka industri yang terkait dengan tujuan wisata dengan karakter-
62 karakter
keindahan,
keseimbangan,
natural,
kesehatan,
dan
kualitas
lingkungan yang terjamin. Saat ini, kata lingkungan sering muncul sebagai salah satu kunci sukses penyelenggara wisata. Dalam pandangan yang terbatas, terminologi lingkungan banyak mengacu kepada hal-hal fisik alamiah. Misalnya, bentang alam dan komponen fisik buatan manusia, seperti pos-pos pengamatan, kolam renang buatan, atau bangunan-bangunan penunjang aktifitas wisata lainnya. Dalam skala yang lebih luas, faktor sosial dan budaya juga dipertimbangkan sebagai lingkungan integral industri wisata. Kualitas lingkungan meliputi kualitas bentang atau pemandangan alamiah itu sendiri, yang kualitasnya dapat menurun karena aktifitas manusia. Menurut M Kesrul (2003: 2) “sebenarnya peluang bisnis ini cukup potensial bagi Negara kepulauan dengan kekayaan bumi dan hayati yang luar biasa dan ditambah dengan faktor sejarah bangsa yang panjang serta peninggalannya, suku dan budaya yang melekat erat, adat istiadat, yang kukuh dan kental, pesona alam dan yang bersahabat dan lain-lain. Ini semua merupakan modal yang bisa dikembangkan dan dijual kepada masarakat international”. Keindahan dan kenyamanan daerah tujuan wisata, seperti keindahan pemandangan alam, sturuktur hidrologi almiah seperti air terjun dan sungai, air bersih, udara segar, dan keanekaragaman spesies, kuailitasnya bisa memburuk karena aktifitas manusia, tidak terkecuali aktifitas wisata itu sendiri. Dengan demikian, pemeliharaan terhadap kualitas lingkungan menjadi syarat mutlak bagi daya tahan terhadap kompetisi pemilihan tujuan wisata oleh wisatawan. Jika kualitas suatu daerah tujuan wisata menurun, maka tempat tersebut
cenderung
diabaikan.Adapun
faktor
yang
mempengaruhi
kepariwisataan sebagai daya tarik wisata untuk berkunjung ke suatu daerah pariwisata yaitu berupa Akomodasi, Jasa Boga dan Restoran, Transportasi dan Jasa Angkutan, Atraksi Wisata, Cinderamata (Souvenir), Biro Perjalanan. Apabila sudah lengkap fasilitas yang disediakan, maka para wisatawan tidak enggan untuk berkunjung, faktor-faktor tersebut tidak terlepas dari campur tangan pembangunan pariwisata.
63 b. Pembangunan Pariwisata sebagai Medan Pengembangan Olahraga Rekreasi Hakekat pembangunan adalah suatu proses yang berjalan terus menerus untuk mencapai hasil maksimal, maka sumber pembangunan yang tersedia perlu digunakan secara berencana dengan memperhatikan skala prioritas pada kurun waktu tertentu. Sedangkan pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2000 tentang program pembangunan nasional mengamanatkan bahwa tujuan pembangunan pariwisata adalah: 1) mengembangkan dan memperluas diversifikasi produk dan kualitas pariwisata nasional, 2) berbasis pemberdayaan masyarakat, kesenian, dan sumber daya (pesona) alam local dengan memperhatikan kelestarian seni dan budaya tradisional
serta
kelestarian
lingkungan
hidup
setempat,
dan
3)
mengembangkan serta memperluas pasar pariwisata terutama pasar luar negeri (Depbudpar,2000). Pembangunan ini mencangkup kemajuan lahiriah seperti pangan, sandang, perumahan, dan lain sebagainya, selain itu kemajuan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, rasa keadilan dan rasa sehat, serta kemajuan yang meliputi seluruh rakyat sebagaimana tercermin dalam perbaikan hidup berkeadilan sosial. Dalam sebuah proses pembangunan berencana diusahakan agar setiap tahap memiliki kemampuan menopang pembangunan dalam tahap berikutnya. Disamping itu mengusahakan untuk tujuan meningkatkan kemajuan serta memantapkan kemajuan yang telah dicapai dalam kurun waktu yang telah ditetapkan. Tentunya dalam setiap langkah yang telah diambil memiliki berbagai macam tantangan, hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk. Menurut Emil Salim (1992:4) bahwa “tantangan permasalahan pembangunan yang timbul dipengaruhi oleh empat faktor pokok: 1) perkembangan penduduk dan masyarakat, 2) perkembangan sumber alam dan lingkungan, 3) perkembangan teknologi dan ruang lingkup kebudayaan, 4) perkembangan ruang lingkup internasional.
64 Dengan menunjukkan bagaimana menumbuhkan kesadaran lingkungan manusia supaya pengolahan sumber alam bagi pembangunan dapat dilakukan sejalan dengan pengembangan lingkungan. Dengan adanya pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa tantangan pembangunan berupa, pertambahan penduduk yang semakin meningkat, dan tidak tersebar secara merata diseluruh pulau di Indonesia, meningkatnya penduduk yang masuk kedunia kerja dalam usia muda, serta terjadinya urbanisasi penduduk desa menuju ke perkotaan. Semua yang terjadi akan menambah pengangguran yang bervariasi karena pertambahan tenaga kerja diwilayah perkotaan akan semakin meningkat, sedangkan lapangan kerja yang tersedia tidak naik secepat permintaan pekerjaan tersebut. Tanpa disadari didesa atau tempat terpencil yang seharusnya bisa lebih dikembangkan sumber daya alamnya akan lebih terpuruk karena ditinggalkan penduduk yang berusia muda. Sumber daya alam pada umumnya terbagi atas sumber daya alam yang dapat diperbarui (seperti hutan, perikanan, dan lain-lain) dan sumber alam yang tidak dapat diperbarui (seperti minyak bumi, batubara, dan lain-lain). Permintaan akan sumber daya alam ini akan terus meningkat dengan adanya pertambahan jumlah penduduk. Tetapi yang terpenting perlunya perhitungan dalam pengelolaan keperluan yang tepat dan efektif dengan langkah kebijakan keserasian pembangunan dan pengembangan lingkungan yang perlu dikembangkan sesuai kemampuan. Sejalan pengelolaan sumber daya alam secara lestari sangat penting untuk dapat mengembangkan gaya dan pola hidup yang serasi dengan kemampuan daya dukung alam, hubungannya sejalan pula terhadap keperluan penyerapan tenaga kerja dan daya dukung alam melalui perkembangan teknologi yang berperan aktif dalam persaingan di dunia. Indonesia sebagai Negara Kepulauan ditengah lalu lintas perhubungan internasional berpengaruh cukup besar bagi perekonomian Indonesia yang berimbas pada sector pembangunan, perkembangan yang tidak menentu menjadi salah satu permasalahannya.
65 Pembangunan pariwisata saat ini difokuskan dalam memenuhi kebutuhan wisatawan, sambil melindungi dan mendorong kesempatan untuk waktu yang akan datang. Mengarah pada pengelolaan seluruh sumber daya sedemikian rupa sehingga kebutuhan ekonomi, sosial dan estetika dapat terpenuhi sambil memelihara integritas kultural, proses ekologi esensial, keanakeragaman hayati dan sistem pendukung kehidupan. Yang merupakan salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi. Wilayah daratan dan lautan yang luas dengan berbagai keragaman dan keunikannya merupakan potensi yang dapat diandalkan bagi kemajuan pariwisata. Adapun kendala-kendala yang akan dihadapi dalam pengembangan pariwisata, antara lain adalah: pertama, sering timbulnya konflik dan kerusuhan sosial serta situasi dan konsisi politik yang masih memanas, berakibat pada kurang terjaminnya keamanan bagi para wisatawan, rendahnya mutu pelayanan dari para penyelenggara pariwisata, persaingan yang tidak sehat di antara para penyelenggara pariwisata serta kurangnya pemahaman terhadap pentingnya pelindungan konsumen, rendanya kesadaran
masyarakat
tentang
pentingnya
pengembangan
pariwisata
merupakan kendala. Sebab banyak rencana pengembangan yang gagal karena kurang mendapat dukungan dari masyarakat akibat rendahnya kesadaran tersebut, kurangnya modal dan rendahya sumberdaya manusia, terutama tenaga yang terampil dan profesional dalam hal manajerial di bidang pariwisata merupakan kendala yang seringkali muncul terutama pada negaranegara berkembang, sistem transportasi yang belum memadai seringkali menjadi kendala dalam pariwisata yang perlu ditinjau kembali, untuk meningkatkan pelayannya dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Peran serta masyarakat dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah mejadi semakin penting seiring dengan kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi, dan transportasi. Dengan jarak yang cukup jauh, rakyat dengan mudah mengikuti proses perumusan dan pelaksaan suatu kebijakan tertentu. Secara umum kebijakan menjadi pedoman, operasional, serta kreativitas sehingga memberi petunjuk pelaksanaan pembangunan baik bersifat positif
66 maupun negative yang meliputi seluruh wilayah yang bersangkutan. Menurut Said Zainal A (2012:13) bahwa “strata kebijakan dapat dibedakan dalam tiga tingkatan, yaitu kebijakan umum, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis”. Kebijakan pembangunan membawa perubahan yang lebih cepat dimanfaatkan oleh yang mampu, berkeahlian khusus. Penduduk merupakan sumber penawaran tenaga kerja yang dapat mempengaruhi terlihat dari kelahiran atau fertilitas menyebabkan pertambahan jumlah penduduk. Usia kerja sering disebut sebagai usia dimana tenaga kerja secara potensial dapat melakukan kegiatan ekonomi-produktif, yaitu memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. Barang atau jasa yang dihasil tidak hanya dipergunakan oleh mereka yang terlibat dalam kegiatan produktif tersebut, tetapi dipergunakan atau dikonsumsi oleh seluruh penduduk setempat maupun para wisatawan. Perhatian para ahli kependudukan dan ekonomi pada kelompok penduduk yang berada pada usia produktif-ekonomis merupakan salah satu penyebab perkembangannya studi ekonomi-kependudukan. Yang notabenya setelah seseorang tersebut mencapai usia dewasa, mereka merasa harus mempunyai penghasilan sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Penduduk disuatu daerah mengkonsumsi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi hanya sebagian dari mereka yang secara langsung terlibat atau berusaha terlibat dalam suatu kegiatan produktif tersebut. Semisal usaha jasa pariwisata (biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, impresariat, konsultan pariwisata, informasi pariwisata), usaha sarana pariwisata yang terdiri dari: akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata dan sebagainya, usaha-usaha jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata. Ketenagakerjaan mencangkup semua kegiatan penduduk sebelum, sedang, dan setelah masa kerja. Bekerja dibatasi semua kegiatan seseorang yang menghasilkan barang atau jasa yang diukur dengan nilai uang yang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Motivasi bekerja paling mendasar dorongan pemenuhan kebutan biologis dan dikembangkan dengan motif kebudayaan, sosial, dan mungkin religi. Tenaga
67 kerja menjadi salah satu faktor produksi dalam meningkatkan kemakmuran. Kewirausahaan menjadi usaha bisnis yang mandiri, dijadikan salah satu alternative pencegahan masalah pengangguran. Pengembangan
dalam
sektor
kepariwisataan
merupakan
suatu
rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber
daya
pariwisata
mengintegrasikan
segala
bentuk
aspek
di
luar pariwisata yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung akan kelangsungan
pengembangan
pariwisata.
Perencanaan
pembangunan
pariwisata sebaiknya dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan wisatawan saat ini, sambil melindungi dan mendorong kesempatan untuk waktu yang akan datang. Mengarah pada pengelolaan seluruh sumber daya sedemikian rupa sehingga kebutuhan ekonomi, sosial dan estetika dapat terpenuhi sambil memelihara integritas kultural, proses ekologi esensial, keanakeragaman hayati dan sistem pendukung kehidupan. Produk pariwisata berkelanjutan dioperasikan secara harmonis dengan lingkungan lokal, masyarakat dan budaya, sehingga mereka menjadi penerima keuntungan yang permanen dan bukan menjadi korban. Dalam hal ini kebijakan pembangunan pariwisata berkelanjutan terarah pada penggunaan sumber daya alam dan penggunaan sumber daya manusia untuk jangka waktu panjang. Yang dimaksud dengan pernyataan diatas bahwa diperlukannya suatu strategi pengambangan untuk melakukan upaya-upaya dengan tujuan memajukan, memperbaiki, dan meningkatkan kondisi kepariwisataan suatu obyek dan daya tarik wisata sehingga mampu menjadi mapan dan ramai untuk dikunjungi oleh wisatawan serta mampu memberikan suatu manfaat baik bagi masyarakat di sekitar obyek dan daya tarik dan lebih lanjut. Karena secara sadar akan memberikan sumbangsih cukup besar dibidang ekonomi dan sosial dalam biro perjalanan wisata, pelayanan wisma atau penginapan, resto seafood dan berbagai usaha yang muncul dari berbagai pemikiran kreatif untuk memenuhi kebutuhan wisatawan tentunya. Dengan
68 adanya para wirausaha yang telah didukung oleh pemerintah, akan memberikan kemandirian serta peningkatan kualitas hidup dibidang ekonomi. Dengan adanya pernyataan tersebut memberi peluang para wirausaha untuk menyediakan
paket
wisata
yang
memberikan
informasi,
pelayanan
penginapan, dan konsumsi serta transportasi yang tentunya memberi kemudahan pada para wisatawan memberikan ruang untuk tidak satu pun objek wisata terlewati saat pemberangkatan, kelancaran perjalanan, hingga selesainya perjalanan wisata tersebut. Menurut Wardhani, dkk. (2008:423) “Paket wisata diartikan sebagai suatu perjalanan wisata dengan satu atau lebih tujuan kunjungan yang disusun dari berbagai fasilitas perjalanan tertentu dalam suatu acara perjalanan yang tetap, serta dijual dengan harga tunggal yang menyangkut seluruh komponen dari perjalanan wisata”. Undang-Undang RI No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan agar sumber daya alam dan modal kepariwisataan dimanfaatkan secara optimal melalui penyelenggaraan
kepariwisataan
yang
ditujukan
untuk
meningkatkan
pendapatan nasional, memperluas, dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan daya tarik wisata dan destinasi. Ruang lingkup pengembangan lingkungan sangatlah luas dan beraneka ragam sektor, karena menyentuh berbagai segi kehidupan manusia. Berbagai sumber alam dikembangkan melalui berbagai jalur sektoral dan regional untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat. Fungsi kriteria dan indikator adalah sebagai dasar dalam pengembangan daya tarik wisata melalui penetapan unsur kriteria, penetapan bobot, penghitungan masing-masing sub unsur dan penjumlahan semua nilai unsur kriteria. Tujuan membuat kriteria ini adalah untuk menentukan skala prioritas pengembangan dan mengintensifikasikan pemanfaatan dan pembinaannya. Komponen-komponen wisata tersebut dapat berupa kegiatan-kegiatan wisata yang berhubungan dengan lingkungan alam, kebudayaan, keunikan suatu daerah dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan wisata yang menarik wisatawan untuk
69 mengunjungi sebuah obyek wisata, akomodasi yang tersedia seperti berbagai macam hotel dan berbagai jenis fasilitas lain yang berhubungan dengan pelayanan untuk para wisatawan yang berniat untuk bermalam selama perjalanan wisata yang mereka lakukan, fasilitas dan pelayanan wisata perencanaan kawasan wisata tersebut termasuk tour and traveloperations misalnya restoran dan berbagai jenis tempat makan lainnya, toko-toko untuk menjual hasil kerajinan tangan, cinderamata, toko-toko khusus, toko kelontong, bank, tempat penukaran uang dan fasilitas pelayanan keuangan lainnya, kantor informasi wisata, pelayanan pribadi, fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas keamanan umum, dan fasilitas perjalanan untuk masuk dan keluar, Infrastruktur penyediaan air bersih, listrik, drainase, saluran airkotor, telekomunikasi, elemen kelembagaan diperlukan untuk membangun dan mengelola kegiatan wisata, termasuk perencanaan tenaga kerja dan program pendidikan dan pelatihan penyusunan strategi marketing dan program promosi, menstrukturisasi organisasi, peraturan dan perundangan yang berhubungan dengan wisata. Komponen - komponen wisata tersebut dalam suatu hubungan keseluruhan dari lingkungan alami dan sosial ekonomi antara pasar internasional dan wisatawan domestik yang akan dilayani dan kawasan tempat tinggal yang digunakan sebagai tempat atraksi, penyediaan fasilitas, pelayanan, dan infrastruktur. c. Potensi Kepariwisataan sebagai Medan Pengembangan Olahraga Rekreasi Dalam usahan
pengembangan kepariwisataan
yang baik
dan
terkoordinir, diharapkan dapat tercapainya usaha penyelamatan lingkungan, pengendalian pencemaran sektoral terhadap lingkungan, pemgembangan lingkungan pemukiman yang lebih baik, serta pengembangan kesadaran lingkungan dikalangan masyarakat. Fungsi kepariwisataan bisa membantu peningkatan pendapatan penduduk, asalkan aktivitas yang berkaitan dengan manfaat pariwisata diselenggarakan oleh penduduk setempat. Hal ini dapat terlaksana dengan adanya pariwisata olahraga.
70 Pariwisata untuk olahraga (sport tourism) menurut Spillane (dalam Angelin Alow, 2006:10) dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu: 1) Big sport event yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti Olimpic games, kejuaraan sky dunia, kejuaraan tinju dunia dan olahraga laiinya yang menarik perhatian tidak hanya pada olahragawan sendiri tetapi juga ribuan peonyon atau penggemarnya. 2) Sporting tourism of the practicioners yaitu merupakan pariwisata olahraha bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri seperti pendakian gunung, olahraga naik kuda, berburu, memancing, dan lain sebagainya. Hal ini memperlihatkan bahwa olahraga pariwisata pada saat ini menjadi suatu hal yang berkembang karena mendatangkan pengaruh positif terhadap sector lain.Kepariwisataan membuka kemungkinan perubahan keadaan lingkungan, maka penting dalam pemeliharaan keselarasan antara manusia dengan ekosistem. Semisal pemukiman warga terkena proyek pembangunan beralih fungsi menjadi homestay, hotel, losmen, bungalau, maupun sebagainya memberikan tambahan pemasukan tersendiri. Penduduk yang mata pencahariannya nelayan, pembuat garam, pembuat ikan asin, dan lain sebagainya beralih profesi untuk sementara waktu sebagai tour leader. Yang tanpa disadari mengangkat martabat keluarga mereka menjadi lebih hargai dan dibutuhkan. Tanpa terkecuali para nelayan yang mendapatkan penghasilan besar karena mereka dapat menjual hasil tangkapan mereka untuk wisata kuliner. Sehingga terjadi hubungan simbiosis mutualisme antar profesi yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Karimunjawa, yang tanpa mengabaikan kepentingan bersama. Hal ini perlu dimonitoring secara rutin, dengan adanya lembaga pedukung sebagai wadah komunitas suatu profesi tertentu.hal tersebut dilakukan untuk menggali dan meneliti bagaimana suatu system kebudayaan menyatukan banyak orang dari profesi yang berbeda–beda. Dengan adanya pernyataan sebelumnya menyatakan bahwa pembangunan pariwisata yang berkesinambungan ini, diharapkan lebih tersedianya fasilitas
71 yang berkenaan dengan olahraga pariwisata tersebut. Sehingga para wisatawan merasa nyaman dan lebih mudah menuju ke tempat–tempat yang dituju untuk melakukan wisata bahari sampai daerah perbukitan. B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang berkaitan dengan pengembangan olahraga rekreasi mulai banyak dilakukan. Pertama penelitian yang dilakukan Andy Umardiyono (2011) yang meneliti tentang “Pegembangan Obyek Wisata Taman Nasional Laut Kepulauan
Karimun
Jawa”
menhasilkan
kesimpulan
bahwa
melihat
keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna, dan benang alam yang ada maka
Kepulauan
Karimun
Jawa
tidak
hanya
berpotensi
besar
untuk
mengembangkan industri kepariwisataannya khususnya memanfaatkan kondisi alamnya. Sementara paket-paket wisata yang menyajikan atraksi-atraksi wisata khususnya kekayaan dan keindahan alam masih sangat terbatas, maka segmentasi pasar yang dijadikan target pencapaian juga terbatas. Pemberdayaan masyarakat dalam upaya pengambilan keputusan terkait dengan program-program dan upanya pengembangan masih pada tingkat partisipasi fungsional. Kedua penelitian yang dilakukan oleh Intan Indrayana (2014) yang meneliti tentang “Survei Perkembangan Kegiatan Rekreasi Snorkeling Di Kepulauan Karimunjawa Dalam Rangka Olahraga Rekreasi” menghasilkan kesimpulan bahwa kegiatan rekreasi snorkeling di Kepulauan Karimunjawa pada tahun 2011-2013 mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Itu artinya kegiatan rekreasi snorkeling di Kepulauan Karimunjawa mengalami perkembangan. Faktor alam yang mendukung seperti keindahan terumbu karang, biota laut, dan kondisi pantai yang bersih. Pendukung berkembangnya pariwisata ini diantaranya adalah sarana transportasi dan penginapan beserta fasilitasnya. Peralatan yang digunakan meliputi masker, fin, snorkel, dan life jacket, dari semua peralatan tersebut pemerintah pada tahun 2013 hanya menyediakan life jacket dan yang lainnya disediakan oleh penyedia jasa tour. Peran wisatawan yaitu mau ikut melestarikan biota laut, dan peran serta masyarakatnya berupa peningkatan pelanyanan.
72 C. Kerangka Berfikir Karimunjawa Jepara Jawa Tengah Potensi Kepariwisataan Kepulauan Karimunjawa
Potensi Alam Kepulauan Karimunjawa
Pengembangan Olahraga Rekreasi
Olahraga Rekreasi Gambar 1. 2. Alur Kerangka Berfikir
Dari kerangka berfikir tersebut dapat dijelaskan bahwa melalui aspek potensi
alam
pengembangan
dan
kepariwisataan
olahraga
rekreasi
yang di
dimanfaatkan
Kepulauan
sebagai
Karimunjawa.
sarana Dengan
pengembangan olahraga rekreasi melalui sarana dan prasarana pemanfaatan sumber daya alam yang telah ada memanfaatkan masyarakat setempat sebagai pelaku dari pengembangan itu sendiri melalui olahraga rekreasi yang dikemas dalam paket tour, maka terjadilah pula peningkatan taraf hidup. Dengan konsep kreatif dalam perjalanan wisata melalui olahraga rekreasi melihat potensi alam berupa pantai, laut, hingga perbukitan, diharapkan para wisatawan akan puas dengan apa yang ingin mereka lihat tanpa disadari telah melakukan aktifitas fisik melalui kreatifitas para wirausaha perjalanan wisata misal seperti renang dibeberapa spot pantai yang bersih, snorkeling dibeberapa spot taman terumbu karang, berbagai spot diperbukitan yang hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki, dan masih banyak lainnya yang tentu masih banyak usaha pemerintah maupun masyarakat untuk membangun serta mengembangkan berbagai potensi yang ada sebagai sarana daya tarik wisatawan.
73 Pada masa yang akan datang, kebutuhan untuk berwisata akan terus meningkat
seiring dengan
pertambahan
jumlah
penduduk
dunia,
serta
perkembangan penduduk dunia yang semakin membutuhkan hiburan akibat dari semakin tingginya kesibukan kerja yaitu keinginan untuk melepaskan diri dari tekanan hidup. Adanya kecenderungan peningkatan pariwisata secara konsisten, besarnya potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia bagi pengembangan olahraga rekreasi.Sektor pariwisata selain dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, juga diharapkan tidak merusak lingkungan bahkan sebaliknya merangsang pelestarian lingkungan hidup. Dengan olahraga yang tidak hanya bertujuan menjadikan badan sehat dan jauh dari berbagai penyakit, tetapi olahraga juga dapat membantu proses pembentukan karakteristik, membina karakteristik menjadi lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup, tetapi olahraga juga bertujuan untuk sarana rekreasi untuk menyegarkan dan menenangkan fikiran, ini disebut sebagai olahraga rekreasi. Pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata mengintegrasikan segala bentuk aspek di luar pariwisata yang berkaitan secara langsung maupun tidak akan mepengaruhi kelangsungan pengembangan pariwisata
yang
bersifat
berkelanjutan.
Pembangunan
pariwisata
yang
berkesinambungan ini, diharapkan lebih tersedianya fasilitas yang berkenaan dengan olahraga pariwisata tersebut. Sehingga para wisatawan merasa nyaman dan lebih mudah menuju ke tempat–tempat yang dituju untuk melakukan wisata bahari sampai daerah perbukitan.