BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Peran dan Fungsi Orang Tua Dalam Upaya Pemenuhan Gizi Seimbang Anak 2.1.1
Pengertian Peran Peran adalah perilaku atau lembaga yang punya arti penting bagi struktur sosial.
Dalam hal ini maka, kata peranan lebih banyak mengacu pada penyesuaian diri pada suatu proses. Menurut Agustin (2010: 405) peran adalah sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama (dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa). Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil, Muda (2006: 356) Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa peran adalah tugas yang menjadi tanggung jawan seseorang melaksanakan sesuatu. Peran yang dimaksud adalah peran guru dalam upaya pemenuhan gizi seimbang anak. 2.1.2 Peran Orang Tua Sejak dalam kandungan peran orangtua sangatlah penting, orangtua harus mencukupi gizi anak dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, lemak dan karbohidrat. Balita menderita gizi buruk, baru akan diketahui saat anak berusia satu sampai lima tahun, anak harus menerima asupan makanan seimbang. Jika berat badan anak kurang, maka asupan gizi harus diperbanyak sesuai kebutuhan. Dalam hal ini, Istiqomah (2004:89) menyatakan bahwa anak anak usia 0-5 tahun diperlukan kekreatifan orangtua memberikan asupan 8 makanan. Anak harus diberikan air susu ibu (ASI) ekslusif selama enam bulan, setelah enam bulan sampai anak berumur satu tahun dikenalkan dengan makanan kasar. 8
Gizi buruk biasa terjadi dikalangan masyarakat ekonomi rendah namun bukan mustahil, masyarakat ekonomi atas juga mengalami gizi buruk. Orangtua harus menyiasati menu makanan anak yaitu dengan makanan yang berfariasi misalnya setiap hari menunya berbeda. Masyarakat kurang mampu yang tidak bisa membeli daging, telur atau ikan, bisa menggantinya dengan tahu, tempe, toge atau jenis makanan lainnya yang mengandung protein, lemak dan karbohidrat yang sama. Rata-rata, anak kecil tidak suka makan sayuran. Orangtua bisa menyuguhkan makanan yang anak suka dengan disisipkan makanan protein misalnya bayam bisa dibungkus dengan telur. 2.1.3 Peran Orang Tua Dalam Upaya Pemenuhan Gizi Seimbang Anak Peranan orang tua yaitu seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dalam keluarga, kelompok dan masyarakat. Peran keluarga sangatlah penting bagi anak usia sekolah, terutama terhadap status gizi mereka.Adapun perannya adalah sebagai pendidik dan penyedia. Anak-anak sekolah pada umumnya berperilaku makan yang tidak sehat dan mereka makan supaya tidak lapar. Tetapi pilihan makanan mereka masih berubah-ubah. Tetapi pada kenyataannya masih banyak orang tua kurang memperhatikan status gizi anak, khususnya pada orang tua yang sibuk bekerja di luar mereka hanya memberikan uang saku tanpa membekali makanan yang bergizi dari rumah (Ahmad: 2010: 2). Mereka terpengaruh iklan makanan dan makanan ringan yangkelihatan menarik tetapimiskin gizi. Mereka makin sering makan di luar, karena itu orang tua harus lebih memperhatikan gizi anak dan memberikan gizi yang seimbang dan tidak membiasakan anak jajanan di luar. (Ahmad: 2010: 3).
Pemberian gizi yang paling tepat bagi anak-anak adalah tetap berpedoman pada slogan “Empat sehat lima sempurna”. Menurut para pakar, pemenuhan nutrisi pada anak dipengaruhi beberapa faktor seperti pengetahuan seperti pengetahuan gizi keluarga (terutama ibu), daya beli keluarga, kondisi fisik anak, dan lain-lain. Selain peran status gizi dipengaruhi oleh keluarga dan daya beli keluarga. Pengembangan anak sangat dipengaruhi oleh ibu baik secara positif maupun negatif. Interaksi ibu berpengaruh secara langsung terhadap anak. Peran ibu sebagai pemberi makan kepada anak cukup menentukan kesukaan atau kebiasaan makan anak Madrie (dalam Ahmad: 2010: 4).. Sedangkan Sanjur (dalam Ahmad: 2010) mengemukakan bahwa sikap orang tua yang paling berpengaruh adalah sikapibunya. Makanan yang tidak disukai ibu umumnya juga tidak disukai anaknya.keputusan konsumsi keluarga melibatkan lima peranan yang dipegang oleh ibu yaitu: Peran ibu sebagai penjaga pintu yang artinya abu sebagai pemberi inisiatif dalam membeli suatu produk dan mencari informasi tentang produk tersebut untuk mengambil suatu keputusan. Ibu berperan dalam mempengaruhi pembelian suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan Ibu berperan dalam menentukan produk apa yang akan dibeli Umumnya ibu memberikan pendidikan kepada anak anaknya sejak anak tersebut dilahirkan (Purwanto, 1989). Ibu merupakan guru pertama dan terpenting bagi anak. Istiqomah (2004:90) menyatakan bahwa ada beberapa peran orang tua dalam upaya pemenuhan gizi anak yaitu sebagai berikut: 1. Anak Usia 0-1 Tahun Anak yang baru lahir dianjurkan mulutnya diolesi madu untuk merangsang gerakan lidah anak agar dapat menjilat-jilat dan merangsang gerakan-gerakan di sekitar mulut, selanjutnya anak siap untuk diberi susu.
Di hari pertama, biasanya anak tidak langsung disusui ibunya melainkan dengan susu formula yang dimasukkan ke dalam botol. Pemberian di hari pertama setelah kelahiran biasanya disebabkan kondisi ibu masih lembah dan ASI belum keluar. Pemberian air susu Ibu sejak dini sangat penting karena kadungan gizi Asi sangat tinggi, mengnadung zat untuk kekebalan tubuh, dan dapat mendekatkan kasih saying ibu dan anak. Untuk anak umur 0-4 bulan biasanya hanya diberi air susu ibu, atau susu formula. Karena pada usia ini lambung anak belum mampu mencerna makanan dengan baik. Untuk anak usia 4 sampai 6 bulan, anak diberi ASI atau susu formula, ditambah makanan lembut (sereal, bubur anak) dan buah-buahan yang dilembutkan (pisang). Untuk anak umur 7 sampai 12 bulan, anak diberi ASI atau susu formula ditambah dengan makanan lembut dan buah-buahan lembut. 2. Anak usia 2-3 tahun Anak usia 2-3 tahun tetap diberi minum susu minimal 3 kali sehari dengan air rebusan kacang hijau. Makanan untuk anak usia 2-3 tahun suda mulai seperti orang dewasa, yaitu bubur kacang hijau, biscuit, nasi, sayur-sayuran yang tidak pedas, daging yang lunak, danbuah-buahan yang tidak asam. 3. Anak usia 4-5 tahun Makanan untuk anak usia 4-5 tahun harus cukup mengandung gizi seimbang, maksudnya memenuhi empat sehat lima sempurna (nasi, lauk-pauk, sayur, buah-buahan dan susu) secara seimbang. Di usia 4-5 tahun sebaiknya makanan anakk harus tetap dijaga dan diawasi atau diarahkan jika suka jajan. Kebanyakan anak setingkat TK menyukai jajan. Anak perlu dijaga jangan suka jajan makanan yang banyak
mengandung pengawetnya maupun banyak vetsin, karena dapat mengganggu kesehatan anak. 4. Mengatasi Kesukaran Makan Menurut Istiqomah (2004:91) mengatasi kesukaran anak pada usia 4-5 tahun antara lain adalah: 1. Makan bersama dengan teman sebaya di sekolah. Makannnya di TK, pada harihari tertentu, ada acara makan bersama. Hal ini untuk melatih anak terampil makan sendiri dan menumbuhkan gairah makan. 2. Makan bersama dengan teman sebaya di rumah. Ketika anak-anak sedang bermain bersama, diajak makan bersama. Apabila di sekitar rumah tidak ada anak-anak, maka anak dapat diajak makan bersama anggota keluarga, misalnya berlomba makan dengan tantenya, kakaknya, ayahnya, atau ibunya. 3. Makan sambil menonton VCD yang mendukung anak untuk mau makan. 4. Makan sambil mendengarkan dongeng. Sebelumnya, anak dirangsang dengan dongeng yang menarik. Cerita dihentikan sebelum cerita berakhir. Maka anak akan merengek untuk mendengarkan kelanjutannya. Pada saat tersebut, anak dapat dibujuk, misalnya: Ibu mau melanjutkan ceritannya asal adik mau makan. 5. Makanan dan lauk pauk harus bervariasi agar anak tidak bosan, misalnya bubur kacang hijau, bubur ayam, sayur sop, ayam bakar, tengkleng, sate ayam, gudang-gudangan, gado-gadi, capcay, sayur bayam, dan lain-lain.
2.1.3 Fungsi Orang Tua dalam Memenuhi Gizi Seimbang Keluarga Orang tua mempunyai fungsi yang penting dalam keluarga. Diantara fungsifungsi tersebut antara lain (dalam Soelaeman, 1987: 23): Pertama, fungsi religius. Artinya orang tua mempunyai kewajiban memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota lainnya kepada kehidupan beragama. Soelaeman (1987: 35) memberikan penjelasan bahwa untuk melaksanakan Fungsi dan peran ini, orang tua sebagai tokoh inti dalam keluarga itu harus terlebih dahulu menciptakan iklim yang religius dalam keluarga itu, yang dapat dihayati oleh seluruh anggotanya. Fungsi yang kedua adalah fungsi edukatif. Pelaksanaan fungsi edukatif keluarga merupakan salah satu tanggung jawab yang dipikul oleh orang tua. Sebagai salah satu unsur pendidikan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak. Orang tua harus mengetahui tentang pentingnya pertumbuhan, perkembangan dan masa depan seorang anak secara keseluruhan. Ditangan orang tuanyalah masalah-masalah yang menyangkut anak, apakah dia akan tumbuh menjadi orang yang suka merusak dan menyeleweng atau ia akan tumbuh menjadi orang baik. Selanjutnya fungsi yang ketiga yakni fungsi protektif. Soelaeman (1987: 27) memberikan gambaran pelaksanaan fungsi lingkungan, yaitu dengan cara melarang atau menghindarkan anak dari perbuatan-perbuatan yang tidak diharapkan, mengawasi atau membatasi perbuatan anak dalam hal-hal tertentu menganjurkan atau menyuruh mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang diharapkan mengajak bekerja sama dan saling membantu, memberikan contoh dan tauladan dalam hal-hal yang diharapkan. Fungsi keempat yaitu fungsi sosialisasi. Fungsi dan peran orang tua dalam mendidik anaknya tidak saja mencakup pengembangan pribadi, agar menjadi pribadi yang mantap tetapi meliputi pula mempersiapkannya menjadi anggota masyarakat yang
baik. Sehubungan dengan itu perlu dilaksanakan fungsi sosialisasi anak. Melaksanakan fungsi sosialisasi itu berarti orang tua memiliki kedudukan sebagai penghubung anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial, dan membutuhkan fasilitas yang memadai. Terakhir adalah fungsi ekonomis. Meliputi; pencarian nafkah, perencanaan serta pembelajarannya. Keadaan ekonomi sekeluarga mempengaruhi pula harapan orang tua akan masa depan anaknya serta harapan anak itu sendiri. Orang tua harus dapat mendidik anaknya agar dapat memberikan penghargaan yang tepat terhadap uang dan pencariannya, disertai pula pengertian kedudukan ekonomi keluarga secara nyata, bila tahap perkembangan anak telah memungkinkan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Fungsi dan peran orangtua pada anaknya sangatlah penting antara lain orangtua harus memiliki pengetahuan dalam memberikan makanan yang bergizi, intinya semua bisa mengalami masalah gizi tidak tergantung kaya atau miskin semua tergantung orang tua yang mengasuh, menanamkan kehidupan beragama, memberikan pendidikan dalam masa perkembangan anak, menjadi penghubung dalam kehidupan sosial anak, dan memberikan nafkah secara ekonomi demi keberlangsungan anak. 2.2 Hakikat Gizi Seimbang 2.2.1 Pengertian Gizi Menurut Nugrohowati, dkk (2012:2) bahwa gizi terjemahan dari bahasa Inggris "Nutrition" dan “nutrition science”. Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya di bawah standar rata-rata. Status gizi buruk menurut Nugrohowati, dkk (2012:3) dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yakni :
1. Gizi buruk karena kekurangan protein atau kekurangan zat pembangun biasanya pada umur 1–3 tahun. Tanda-tandanya garis pertumbuhan tidak naik, penyusutan otot, bengkak pada muka, tungkai dan kaki, balita nampak tidak gembira, tidak tertarik dengan lingkungan, napsu makan hilang (disebut kwashiorkor), 2. Gizi buruk karena kekurangan karbohidrat atau kalori, anak tidak mendapat cukup makanan dan menjadi kelaparan. Biasanya karena kegagalan pemberian ASI dengan tanda-tanda berat badan balita dibawah garis dasar grafik berat badan, penipisan otot dan lemak nyata, wajah seperti orang tua, diare, anemia (kurang darah), kurang Vitamin (disebut marasmus), dan 3. Gizi buruk karena kekurangan kedua-duanya. Gizi buruk ini biasanya terjadi pada anak balita (bawah lima tahun) dan ditampakkan oleh membusungnya perut (busung lapar). Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan kekurangan zat gizi, atau dengan ungkapan lain status gizinya berada di bawah standar rata-rata. Zat gizi yang dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan kalori. Gizi buruk (severe malnutrition) adalah suatu istilah teknis yang umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun (Nency, 2005). Anak balita (bawah lima tahun) sehat atau kurang gizi dapat diketahui dari pertambahan berat badannya tiap bulan sampai usia minimal 2 tahun (baduta). Apabila pertambahan berat badan sesuai dengan pertambahan umur menurut suatu standar organisasi kesehatan dunia, dia bergizi baik. Kalau sedikit dibawah standar disebut bergizi kurang yang bersifat kronis. Apabila jauh dibawah standar dikatakan bergizi buruk. Jadi istilah gizi buruk adalah salah satu bentuk kekurangan gizi tingkat berat atau akut (Pardede, J, 2006).
Menurut Nugrohowati, dkk (2012:2) gizi atau nutrisi adalah zat makanan yang diperlukan manusia untuk hidupnya. Gizi dapat mempertahankan proses penting dalam tubuh, seperti bernapas, mempertahankan suhu tubuh, menghasilkan energy untuk berbagai proses dalam tubuh, dan mengeluarkan berbagai zat sisa/racun dalam tubuh. Bagi para orangtua, memberikan gizi yang terbaik dan seimbang untuk anaknya adalah suatu keharusan yang wajib dilakukannya. Apabila orangtua kurang memperhatikan terhadap gizi anaknya bisa berdampak negatif untuk masa depan sang buah hati. Namun, ketika orangtua memberikan asupan makanan dan minuman yang menurutnya baik, ia akan beramsumsi anaknya tersebut memiliki gizi yang baik. Dan tak sedikit orangtua yang beranggapan, kalau anaknya berbadan gemuk menandakan anaknya sehat. Padahal, belum tentu demikian. Untuk itu, maka kita selaku orangtua harus mengetahui tanda-tanda kalau anak kesayangan Anda memiliki gizi yang baik. Ada 10 tanda umum anak anda bergizi baik yaitu 1) Bertambah umur, bertambah berat, bertambah tinggi. 2) Postur tubuh tegap dan otot padat. 3) Rambut anak berkilau dan kuat 4) Kulit dan kuku bersih dan tidak pucat 5) Wajah ceria, mata bening, dan bibir segar 6) Gigi bersih dan gusi anak berwarna merah muda 7) Nafsu makan baik dan buang air besar teratur 8) Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umur 9) Penuh perhatian dan bereaksi aktif 10) Tidur anak nyenyak, Nugrohowati, dkk (2012:1) Ilmu Gizi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari "Proses Makanan sejak masuk mulut sampai dicerna oleh organ-organ pencernakan, dan diolah dalam suatu sistem metabolisme menjadi zat-zat kehidupan (zat gizi dan zat non gizi) dalam darah dan dalam sel-sel tubuh membentuk jaringan tubuh dan organ-organ tubuh dengan fungsinya masing-masing dalam suatu sistem, sehingga menghasilkan
pertumbuhan (fisik) dan perkembangan (mental), kecerdasan, dan produktivitas sebagai syarat dicapainya tingkat kehidupan sehat, bugar dan sejahtera", Nugrohowati, dkk (2012:1) Ilmu gizi publik adalah ilmu gizi yang diaplikasikan untuk kesejahteraan publik (masyarakat luas) dengan tidak sengaja mengkaitkannya dengan masalah kesehatan masyarakat, tetapi juga dengan masalah-masalah ekonomi, kemiskinan, pertanian, lingkungan hidup, pendidikan, kesetaraan gender, dan masalah-maslah pembangunan manusia lainnyam, Nugrohowati, dkk (2012:2) Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ilmu gizi sering diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan makanan dengan kesehatan. Sementara itu pada saat yang bersamaan fakultas kedokteran hewan IPB menterjemahkan Animal Nutrition sebagai nutrisi makanan ternak. Dengan demikian nutrisi lebih banyak di pakai untuk makanan ternak sedangkan gizi resmi di pakai di fakultas kedokteran dan semua lembaga gizi. 2.2.2 Makanan Bergizi Seimbang Menurut Nugrohowati, dkk (2012:17) makanan bergizi yaitu makanan yang beraneka ragam, makin beragam makin tinggi gizinya. Makanan yang mengandung karbohidrat misalnya (bahan makanan pokok), makanan yang mengandung protein (lauk nabati & hewani), makanan yang mengandung vitamin dan mineral (buah dan sayur), susu, air mineral, dan serat. Kebutuhan makanan seimbang setiap individu berbeda-beda. Makanan Bergizi sangat diperlukan balita (anak) untuk pertumbuhan dan perkembangan bertambah
agar bertambah umur, bertambah berat, bertambah tinggi, makin
besar
dan
bertambah
kepandaian/keterampilan.
Cara
mengetahui
pertumbuhan balita dengan menimbang anak setiap bulan di posyandu /puskesmas.
Anak sehat tambah umur, tambah berat. Lihat pertumbuhan dan perkembangan anak di KMS. Menurut Nugrohowati, dkk (2012:18) makanan bergizi seimbang adalah makanan yang mengandung semua zat yang diperlukan oleh tubuh dan jumlahnya mencukupi yaitu tidak kurang dan tidak berlebihan. Menurut Surtinetra (2012:36) menu makanan bergizi seimbang terdapat dalam empat macam makanan, yaitu makanan pokok (beras, jagung, kentang, gandum), lauk pauk (daging, telur, ikan, tahu, tempe, susu), sayur-sayuran (kacang panjang, buncis, bayam, kangkung) dan buah-buahan (tomat, jeruk, pisang, mangga). Susunan menu makanan bergizi seimbang akan lebih lengkap jika ditambah dengan susu. Menurut Murniasih (2010:12) untuk mengetahui jumlah makanan yang seimbang, tidak cukup hanya mengerti makanan apa, tetapi juga seberapa banyak keperluan energy seseorang untuk berbagai macam kegiatan. Hal ini ditentukan dari besar berat badan, umur dan kegiatan yang dilakukan. Untuk mengukur berapa banyak suatu bahan makan dapat menghasilkan energi, perlu ditentukan dengan satuan energy yang biasa disebut dengan kalori. Satu kalori dapat menaikan suhu 1 kg air 10C. 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. 1 gram karbohidrat atau protein menghasilkan 4 kalori. 2.2.3 Makanan yang harus Disiapkan oleh Orang Tua untuk Anak 0 5 Tahun Makanan yang harus disiapkan oleh orang tua untuk anak 0 5 tahun adalah sebagai berikut: 1) Makanan yang beraneka ragam, makin beragam makin tinggi gizinya. 2) Mengandung karbohidrat misalnya (bahan makanan pokok) • Mengandung protein (lauk nabati & hewani) 3) Mengandung vitamin dan mineral (buah dan sayur) 4) Susu 5) Air mineral 6) Serat, Surtinetra (2012:37)
2.2.4 Cara Mengolah Makanan Bergizi Seimbang Adapun cara mengolah makanan bergizi seimbang adalah 1) mencuci beras jangan sampai airnya bening 2) Sayuran dicuci dahulu baru di potong 3) Masak sayuran jangan terlalu lama. 3) Sayuran sumber vitamin A sebaiknya dimasak tumis atau dengan santan 3) Mengolah makanan atau memasak makanan gunakan garam beryodium 4) Hindari minyak jelantah dan MSG, Surtinetra (2012:37) 2.3 Hakikat Perkembangan Anak Pada umumnya ciri-ciri perkembangan anak dan anak kecil sifatnya individual dan kontekstual. Anak dapat mengalami dan menghayati secara langsung keadaan di sekitarnya melalui indera mereka seperti melihat, mendengar, mengecap, mencium, dan merasakan. Anak yang berkembang secara normal akan secara aktif memfungsikan inderanya untuk menangkap, merasakan, dan menghayati hal-hal yang ada di luar dirinya secara langsung. Namun aktivitas anak secara biologis, psikologis, dan sosiologis berbeda dengan anak kecil, remaja atau orang dewasa. Seekor anak itik baru tetas dari telur bias langsung berenang, tetapi anak tidak mungkin langsung berjalan. Ia masih belum berdaya meskipun memiliki potensi untuk berkembang. Karena itu ia memerlukan bantuan dari orang dewasa agar ia bisa tumbuh mengenal dan memahami lingkunganya, Gunarsah (2012:: 23) Dengan demikian orang dewasa sangat memegang peranan penting dalam membantu anak dalam ketidakberdayaannya melalui sosialisasi nilai-nilai, kebiasaan, dan norma-norma kehidupan sosial. Hubungan yang hangat dan positif antara orang dewasa dengan anak dan anak-anak akan membantu anak dan anak kecil untuk dapat mengembangkan rasa percaya diri terhadap lingkungan. Selain itu, orang dewasa perlu mengajarkan nilai-nilai dasar bagi pengembangan disipiln, kemandirian, dan tanggung
jawab anak. Misalnya anak mulai dilatih, dibiasakan,dan dididik untuk dapat mengatur diri sendiri seperti makan, berpakaian, mandi serta buang air. Dalam hal ini orang tua, para pengasuh, dan tenaga professional perlu memahami dan mengembangkan berbagai metode dan teknik pendidikan, bimbingan dan pengembangan anak usia dini. Selanjutnya agar pendidik dapat menanamkan dan mengajarkan disiplin pada anak maka tentunya harus mengetahui dengan jelas taraf perkembangan menurut usia anak dan beberapa prinsip dasar sehingga dapat menbimbing anak tersebut. Ciri-ciri perkembangan anak adalah sebagai berikut, Gunarsah (2012:: 24) 1. Masa Anak (0-2 tahun) Masa anak adalah fase pertumbuhan dan perkembangan yang penting dalam sejarah kehidupan manusia. Periode ini juga dianggap periode vital karena masa ini merupakan masa pembentukan awal anak baik jasmani maupun mentalnya. Pada saat anak lahir, kemampuan otak telah terbentuk selama dalam kandungan sekitar 50% dan kemampuan itu terus bertambah sampai dengan umur lima tahun. Pertumbuhan jasmani otak sangat bergantung kepada kodisi kesehatan. Pada usia 1-3 bulan, aktivitas anak dalam sehari semalam 75%, sedangkan 25% sisanya terdiri atas gerak spontan, makan, minum,reaksi negatif seperti menangis, dan keadaan samar-samar. Pada usia 4-6 bulan 50% aktivitas anak dalam sehari semalam adalah tidur, sedangkan 50% lainnya diisi dengan aktivitas gerak spontan, makan-minum, reaksi negatif, bangun yang tenang, antara bangun dan tidur, dan bereksperimen. Pada usia 7-10 bulan 50% aktivitas anak dalam sehari semalam tidur, 50% lainnya digunakan untuk aktivitas makan, minum, bangun yang tenang, reaksi negatif, antara bangun dan tidur, gerakan impulsif dan reaksi-reaksi lainnya. Beberapa
perubahan aktivitas anak pada bulan ke 10, anak sudah jarang menangis, menampilkan ekspresi muka yang lucu, dari merangkak mencoba belajar berdiri, berupaya menjangkau dan memegang benda sekitarnya dan memasukannya ke mulut, mulai belajar mengucapkan kata-kata untuk menyatakan pikiran dan perasaannya. 2. Anak kecil (2-3 tahun) Ciri perkembangan penting pada masa anak kecil, ialah anak oleh karena telah mencapai
kematangan
dalam
perkembangan
motorik,
seperti
berjalan,
belari,menggulingkan badannya, menangkap, melempar, memukul, menendang; dan juga mencapai kematangan dalam berbicara, maka anak mulai memasuki fase “membebaskan diri” dari dekapan ibu dan lingkungan perlakuan sebagai anak. Dengan kematangan yang dicapai anak kecil mulai bereksplorasi dengan lingkungan fisik dan sosial. Apa saja yang ada disekitarnya ingin di pegang, dicari tahu apa, mengapa, bagaimana. Rasa ingin tahu (sense of curiosity) anak mulai tumbuh. Anak mulai mengembangkan hubungan sosial. Ia mulai ingin terlibat dalam aktivitas bermain dengan teman sebaya, walaupun belum intensif, cenderung bermain dengan aktivitas sendiri. Ia hanya senang berada di antara teman-temannya sambil mengamat-amati caracara dan aturan permainan. Dalam hal menggambar, tampak anak sekedar mencoretcoret saja sebagai awal dari masa menggambar sebenarnya. Masa anak kecil adalah momentum awal bagi upaya melakukan pembimbingan secara intensif, sistematis, dan profesional bagi anak sebab pada masa inilah anak mulai mengembangkan kemampuan dalam simbol-simbol mental, berimaginasi, berbicara untuk berkomunikasi, menggambar, dan bermain.
3. Anak Pra Sekolah & Taman Kanak-kanak (4-5 tahun) Ciri perkembangan penting pada usia 4-5 tahun dari segi kemampuan motorik ialah anak telah mencapai kematangan dalam berbagai fungsi motorik: kaki, tangan, kepala, dan badan. Perkembangan kemampuan motorik ini diikuti
dengan
perkembangan intelektual dan sosio-emosional anak. Kematangan dalam perkembangan berbagai aspek motorik, intelektual, emosional, sosial dan moral rata-rata anak usia 4-5 tahun, maka dikembangkan satu sistem pendidikan yang dikenal di TK. Prinsip pendidikan TK adalah mengembangkan kemampuan-kemampuan intelektual, emosional, moral, spiritual,dan sosial, memalui aktivitas bermain. Jadi aktivitas bermain merupakan kurikulum lokomotif bagi anak dalm proses belajar mengembangkan berbagai aspek kemampuan diri yang dimilikinya. Oleh karena itu pendidikan di TK sebenarnya berorientasi kepada pemantapan kemampuan motorik, pengembangan kemampuan intelektual, emosional dan kreativitas, serta peletakan dasar nilai-nilai moral dan disiplin pada anak melalui aktivitas bermain, sebagai persiapan memasuki pendidikan formal di Sekolah Dasar. Dengan demikian, bagi para guru dan pembimbing anak TK perlu memahami mengenai orientasi dan strategi utama dalam pembelajaran. Imajinasi intelektual dan keinginan anak untuk mencari tahu dan bereksplorasi terhadap lingkungan adalah ciri utama aktivitas anak pada usia 4-5 tahun.