BAB II KAJIAN PUSTAKA
Teori yang akan diuraikan di bawah ini mencakup info tentang TOEIC dan teoriteori linguistik yang memiliki relevansi yang tinggi untuk melihat tes TOEIC khususnya pada part II Question-Response.
2.1 Standardized Test (Tes Standar) Evaluasi dalam dunia pendidikan merupakan hal yang penting.Dengan evaluasi, pengajarakan mengetahui perkembangan hasil belajar, bakat khusus, minat, hubungan, sikap dan kepribadian peserta didik serta secara umum dapat mengetahui berhasil dan tidaknya program pembelajaran. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan memberikan tes. Dari berbagai tes, ada tes yang sudah distandarisasi.Jenis tes tersebut adalah Standardized Test (tes berstandar). Menurut Payne (2003), tes berstandar adalah “A standardized test is one that is administered and scored under uniform and controlled conditions.” Menurut McMillan (2000) “Standardized tests, when used appropriately, help teachers identify student strengths and weaknesses.” Sedangkan menurut Sax, tes standar itu 1) Tujuan tes berlaku umum untuk siswa lintas kelas atau sekolah 2) Butir-butir soal tetap dan tidak dapat dimodifikasi, dan hanya mencakup suatu muatan tertentu dari kurikulum 3) Aturan bergantung kepada pihak yang membuat tes (publisher), mereka menyajikan aturan dan petunjuk dalam
sebuah manual 4) Norma dikembangkan oleh pembuat tes (publisher) untuk seluruh guru untuk membandingkan kinerja suatu kelas berdasarkan usia dan tingkatan siswa 5) Data yang berupa kualitas dari suatu hasil tes dikeluarkan oleh pembuat tes (publisher). Tes standar dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: 1. Intelligence Test (Tes Intelegensi) Secara operasional, intelegensi adalah kemampuan yang tidak dapat diukur secara langsung dengan tes. Ketika tes memuat butir-butir pertanyaan, seorang individu dapat diketahui kadar intelegensinya. 2. Aptitude Test (Tes Bakat) Tes bakat adalah pengukuran kognitif yang dirancang untuk memprediksikan sejauh mana individu akan mencapai kesuksesan sebelum mereke dilatih, dipilih dan di ditempatkan. Tes bakat yang digunakan untuk memprediksi kesuksesan dalam suatu program khusus disebut tes bakat khusus.Tes bakat sering juga disebut tes bakat skolastik atas tes kecerdasan bakat. 3. Achievement Test (Tes prestasi akademik) Tes prestasi akademik berbeda dengan tes bakat dari segi isi dan metode validasinya.Tujuan tes bakat adalah untuk memprediksi kesuksesan, sementara tes prestasi akademik mengukur kemampuan saat itu. Dari tiga jenis tes standar yang telah disebutkan di atas, tes TOEIC termasuk dalam jenis Achievement test. TOEIC dapat digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris pesertanya dalam ruang lingkup dunia kerja.
2.2 Test of English for International Communication (TOEIC) 2.2.1 TOEIC Overview Lougheed (2005:xi) "TOEIC is a multiple-choice test of English for adult, nonnative speakers of the language."TOEIC adalah tes bahasa Inggris untuk orangorang yang bahasa ibunya bukan bahasa inggris dengan format pilihan ganda.Tes TOEIC terdiri dari 200 soal dengan waktu 120 menit (Listening dan Reading Comprehension).Tes TOEIC telah dikembangkan dari tahun 1979 oleh ETS (Educational Testing Service).Hingga saat ini, sudah lebih 10.000 perusahaan menggunakan tes TOEIC dan lebih dari 6 juta orang terdaftar telah mengikuti tes TOEIC. Selain menguji kemampuan Listening dan Reading kita, tes TOEIC pun menguji kemampuan kita dalam berbicara dan menulis bahasa Inggris (Speaking dan Writing Test).Tes speaking dan writing dilakukan terpisah dari tes listening dan reading.Tes ini pertama kali diperkenalkan Desember 2006 di Jepang dan Korea.Kemudian tes yang sama baru diperkenalkan di Amerika Serikat dan Kanada Januari 2008.Waktu yang disediakan untuk tes speaking dan writing masing-masing ialah 20 menit dan 60 menit.
2.2.2 Test-Format Tes TOEIC adalah tes pilihan ganda sebanyak 200 soal dengan waktu 2 jam (120 menit). Tes TOEICdibagi menjadi dua bagian, yaitu listening comprehension
dan reading.Masing-masing bagian tersebut kemudian dibagi kembali menjadi beberapa bagian lagi, listening comprehensionterbagi menjadiempat (4) bagian dan reading terdiri atastiga (3) bagian.Untuk lebih jelasnya berikut ini tabel mengenai format tes TOEIC. Tabel 2.1 Tabel Test Format Listening
Part I Picture
20 soal
comprehension Part II Question-Response
30 soal
Part III Short Conversation
30 soal
Part IV Short Talks
20 soal Total
Reading
45 menit
100 soal
Part V Incomplete Sentence
40 soal
Part VI Error Recognition
20 soal
Part VII Reading Comprehension
40 soal
Total
100 soal
75 menit
Dari tabel di atas, waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal-soal tes sangat terbatas jadi peserta tes harus berpikir cepat dalam memahami soal dan menentukan jawaban. 2.2.2.1 Listening Comprehension Bagian ini terdiri dari 100 soal, peserta tes akan diuji kemampuannya dalam memahami bahasa Inggris lisan. Listening Comprehensiondibagi menjadi empat bagian, yaitu Picture, Question & Response, Short Conversation, dan Short
Talks.Sesuai dengan judul penelitian ini maka penulis lebih banyak membahas tentang Question - Response. Berikut ini penjelasan masing-masing bagian pada Listening Comprehension; 2.2.2.1.1 Picture Pada bagian ini peserta akan melihat gambar dan mendengar empat pernyataan. Peserta harus memilih pernyataan yang paling tepat menggambarkan keadaan gambar tersebut.Empat pernyataan tersebut hanya akan diperdengarkan satu kali. Peserta pun harus memilih pernyataan yang paling tepat menggambarkan keadaan gambar tersebut.Gambar yang muncul dapat menggambarkan orang-orang, benda, kegiatan, atau lokasi. 2.2.2.1.2 Question-Response Bagian ini terdiri dari 30 soal dan pilihan yang disediakan berbeda dengan bagian-bagian yang lain, yaitu hanya tersedia tiga pilihan (A), (B), dan (C). Peserta akan mendengar pertanyaan dan tiga pilihan jawaban dari kaset karena peserta tidak akan menemukan teks soal dan pilihan jawaban dalam naskah pertanyaan. Peserta harus memilih jawaban yang paling tepat dan masuk akal. Hal yang ditanyakan pun bermacam-macam seperti orang, kejadian, lokasi, waktu, alasan atau pendapat. a.Question Types Pada bagian Question - Response, ada beberapa jenis pertanyaan yang akan muncul, yaitu:
1) 5-W dan 1-H Jenis pertanyaan yang pertama adalah 5-W (Who, What, When, Where, dan Why) serta 1-H (How). a) Who Pertanyaan yang diawali dengan who biasanya menanyakan tentang orang. Contoh: Who will be replacing Mr. Martin as president? (A) The president‟s office is down the hall. (B) Mr. Karmenian will be promoted. (C) It set a new precedent. Pilihan jawaban (B) ialah jawaban yang tepat.Pilihan jawaban (A) terdapat pengulangan kata president, sedangkan pilihan jawaban (C) terdapat similar sound antara kata precedent dengan president. b) When Untuk menjawab pertanyaan yang diawali dengan when, perhatikan frasa dengan keterangan waktu (during, ago, 12:30, on thurday). Contoh: When did you go to high school? (A) My class reunion was last year (B) My school used to be on top of that hill (C) I graduated a decade ago Pilihan jawaban (C) ialah jawaban yang tepat.Pilihan jawaban (A) tidak tepat karena pertanyaan tidak menanyakan tentang reuni, sedangkan pilihan jawaban (B) seharusnya menjawab pertanyaan “where”.
c) Where Jawaban untuk pertanyaan yang diawali dengan where biasanya menunjukan tempat. Contoh: Where are the daily breakfast meetings held? (A) In the Sherwood Hotel (B) At 7:00 each morning (C) There is a meeting today Pilihan jawaban (A) ialah jawaban yang tepat karena memberikan informasi tempat yang ditanyakan.Pilihan jawaban (B) seharusnya menjawab pertanyaan “when”, dan pilihan jawaban (C) terdapat pengulangan kata meeting. d) Why Jawaban untuk pertanyaan yang diawali dengan why biasanya menunjukkan penyebab atau alasan. Contoh: Why hasn‟t she reported the Hong Kong Volume yet? (A) She‟s been there (B) She‟s been ill (C) She‟s been reported Pilihan jawaban (B) ialah jawaban yang tepat. Pilihan jawaban (A) bukan jawaban tepat karena diluar konteks pertanyaan, sedangkan pilihan jawaban (C) terdapat pengulangan kata reported.
e) What Pertanyaan yang diawali dengan what memiliki ruang lingkup yang luas, hal ini berkenaan dengan informasi yang ditanyakan. Contoh: What are these shipping charges for? (A) We used a credit card (B) They sailed to Australia (C) JoAnn bought a camera Pilihan jawaban (C ) ialah jawaban yang tepat. Pilihan jawaban (A) seharusnya menjawab pertanyaa “How”, sedangkan pada pilihan jawaban (B) kata sailed diasosiasikan dengan kata shipping pada pertanyaan. f) How Pertanyaan yang diawali dengan how menanyakan tentang kuantitas kondisi atau keadaan. Contoh: How long will you be gone on vacation? (A) I‟ve been gone since last week (B) I‟ll leave in two weeks (C) I‟ll be away for a week Pilihan jawaban (C) ialah jawaban yang tepat karena informasi yang diminta adalah waktu dan keterangan waktu tersebut adalah waktu yang akan datang.Pilihan jawaban (A) terdapat pengulangan kata gone, sedangkan pilihan jawaban (B) seharusnya menjawab pertanyaan “When”.
Jawaban yang tepat harus yang relevan dengan pertanyaan, misalnya memilih pilihan jawaban yang memberikan informasi waktu jika pertanyaan yang diberikan diawali dengan where. 2) Yes/No Question Pertanyaan ini biasanya dijawab dengan yes/no yang eksplisit (jelas terdapat kata yes/no) ataupun implisit (tersirat atau tidak diawali yes/no namun maksud dari jawaban tersebut adalah yes/no). Contoh: Mr. Santiago isn‟t from Mexico, is he? (A) He met his wife in Monterrey. (B) No, I think he‟s from Cuba. (C) Yes, he does travel to Mexico often. Pilihan jawaban (B) ialah jawaban yang tepat.Pilihan jawaban (A) tidak tepat karena pada pertanyaan tidak menyinggung tentang istri Mr. Santiago, sedangkan pilihan jawaban (C) terdapat pengulangan kata Mexico. Would you like to sit in on the research meeting this afternoon? (A) We could develop a new line of chairs. (B) Thanks you, I‟d like that. (C) No, I don‟t mind standing. Pilihan jawaban (B) ialah jawaban yang tepat. Pilihan jawaban (A) membuat peserta tes akan mengasosiasikan kata sit in dengan chairs, sedangkan pilihan jawaban (C) membuat peserta tes akan mengasosiasikan kata sit in dengan standing.
Jawaban harus sesuai dengan pertanyaan, walaupun pilihan jawaban diawali dengan yes/no tetapi tidak menjadikan itu menjadi jawaban yang benar. 3) Choice Question Pertanyaan ini menyediakan dua alternatif yang saling berhubungan.Jawaban yang benar, menguraikan salah satu dari alternatif tersebut dan mengabaikan yang lainnya. Contoh: Have you finished your speech yet, or are you still gathering information? (A) It is going to be so informative. (B) I spoke to her yesterday. (C) It should be done today. Pilihan jawaban (C ) ialah jawaban yang tepat.Pilihan jawaban (A) membuat peserta tes akan mengasosiasikan informative dengan information, sedangkan pilihan jawaban (B) membuat peserta tes akan mengasosiasikan spoke dengan speech. Strukturnya yes/no question tapi karena ada „or‟ maka tidak bisa dijawab dengan yes/no.Walaupun jawaban terlihat menjelaskan salah satu dari alternatif yang muncul pada pertanyaan tetapi tidak memastikan menjadikan jawaban yang sesuai.
b. Question Purpose Dalam soal yang diujikan peserta akan menemukan kata yang dapat membantu kita mengidentifikasi apa tujuan dari pertanyaan yang diujikan pada bagian Question dan Response. Berikut ini adalah tujuan pertanyaan tersebut: 1) Identifying time (when, how long, what time), 2) Identifying people (who, whose, who‟s), 3) Identifying an opinion (what, how, dan think) 4) Identifying a choice (which, what, dan or) 5) Identifying a suggestion (why, let‟s, dan what about) 6) Identifying a reason (why, excuse, dan reason), dan 7) Identifying a location (what, where, dan how far).
c. Distractors Pada setiap soal di tes TOEIC, menurut Lougheed dan Rymniak (2005) peserta akan menemukan hal yang membingungkan (distract) dalam menjawab pertanyaan tes yang kemudian disebut distractor. Distractor tersebut antara lain: (Dibawah ini jawaban yang ditulis tebal adalah jawaban benar, sedangkan jawaban yang digarisbawahi adalah yang menjadi distractor) 1. Similar sound. Kata pada pilihan jawaban terdengar sama dengan kata yang ada pada pertanyaan. Contoh: Who will be replacing Mr. Martin as president?
(A) The president‟s office is down the hall. (B) Mr. Karmenian will be promoted. (C) It set a new precedent. Jawaban untuk contoh soal diatas adalah (B) Mr. Karmenian will be promoted. Karena pada pertanyaan, menanyakan orang yang akan menggantikan Mr. Martin jawaban yang tepat adalah (B) Mr. Karmenian. Namun peserta akan terkecoh dengan jawaban (C) It set a new precedent karena karena adanya kata precedent yang pengucapannya terdengar sama dengan president. 2. Repeat words. Kata pada pertanyaan mengalami pengulangan pada salah satu dari pilihan jawaban. Contoh: Who will be replacing Mr. Martin as president? (A) The president‟s office is down the hall. (B) Mr. Karmenian will be promoted. (C) It set a new precedent. Jawaban untuk contoh soal diatas adalah (B) Mr. Karmenian will be promoted. Karena pada pertanyaan, menanyakan orang yang akan menggantikan Mr. Martin jawaban yang tepat adalah (B) Mr. Karmenian. Namun peserta akan terkecoh dengan jawaban (A) The president‟s office is down the hall karena terdapat pengulangan kata president.Selain itu, jawaban (A) bukan jawaban yang tepat karena memberikan informasi lokasi, sedangkan jawaban yang dibutuhkan ialah informasi orang.
3. Words used out of context / Illogical Response. Pilihan jawaban yang yang dipilih diluar konteks pertanyaan.Distractor ini juga disebut Illogical response. Contoh: Mr. Santiago isn‟t from Mexico, is he? (A) He met his wife in Monterrey. (B) No, I think he’s from Cuba. (C) Yes, he does travel to Mexico often. Jawaban untuk contoh soal diatas adalah (B) No, I think he‟s from Cuba karena pada pertanyaan, menanyakan darimana Mr. Santiago berasal. Pilihan jawaban (A) He met his wife in Monterreybukanlah jawaban yang tepat karena pada soal tidak menanyakan dimana Mr. Santiago bertemu dengan istrinya. 4. Wrong word association. Peserta harus berhati-hati karena ada kata pada pilihan jawaban yang berkaitan atau berhubungan dengan kata yang ada dipertanyaan.Kata yang berkaitan tersebut belum tentu menjadi jawaban yang tepat untuk pertanyaan tersebut. Contoh: How long have you been married? (A) Almost ten years. (B) About five feet. (C) The bride is my cousin. Jawaban untuk contoh soal diatas adalah (A) Almost ten years.Pada pertanyaan, menanyakan tentang waktu. Namun peserta tes akan terkecoh dengan jawaban (C) The bride is my cousin karena terdapat kata bride yang berkaitan dengan
married. Kedua kata tersebut memang berkaitan, namun bukanlah pilihan jawaban yang tepat. 5. Inappropriate response Dalam hal ini, inappropriate response hampir sama dengan words used out of context. Namun, pilihan jawaban yang termasuk kedalam distractor ini hampir tepat untuk menjawab pertanyaan. Bila peserta tidak benar-benar teliti, mereka akan terkecoh dengan pilihan jawaban tersebut. Contoh: Would you mind if I asked you your age? (A) That‟s nice of you (B) Not at all (C) Certainly Jawaban untuk pertanyaan diatas adalah (B) Not at all.Jawaban tersebut merupakan jawaban yang tepat dan sopan. Pilihan jawaban (C ) sebenarnya dapt dijadikan jawaban pertanyaan tersebut, namun kurang tepat dan terkesan tidak sopan. 2.2.2.1.1.3 Short Conversation Peserta akan mendengar percakapan pendek. Kemudian peserta akan membaca pertanyaan dan empat pilihan jawaban. Peserta harus memilih jawaban yang tepat.Dalam bagian ini terdapat 30 soal.
2.2.2.1.1.4 Short Talks Peserta akan mendengar pembicaraan singkat. Peserta akan membaca beberapa pertanyaan tentang pembicaraan tersebut. Peserta harus memilih respon yang tepat dari empat pilihan respon yang ada.Dalam bagian ini terdapat 20 soal. Dari penjelasan di atas, peserta harus benar-benar konsentrasi karena pendengaran dan penglihatan yang baik sangat dibutuhkan agar mendapatkan hasil tes TOEIC yang memuaskan. 2.2.2.2 Reading Bagian ini terdiri dari 100 soal, peserta akan diuji pengetahuannya tentang grammar dan kosakata bahasa Inggris. Selain itu, peserta juga diuji untuk menjawab pertanyaan tentang rincian dan mengidentifikasi gagasan utama dari suatu paragraf.Reading dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Incomplete Sentence, pada bagian ini perlu pemahaman grammar dan penguasaan vocabulary. 2. Error Recognition, pada bagian ini peserta harus mencari kesalahan diantara kata atau frasa yang telah digarisbawahi dalam suatu kalimat. 3. Reading Comprehension, pada bagian ini terdapat contoh artikel, surat, dan iklan. Dari satu artikel, surat, dan iklan dapat menjawab beberapa pertanyaan. Pemahaman grammar dan pembendaharaan kosakata yang banyak sangat dibutuhkan dalam mengerjakan tes reading agar tidak mengalami kesulitan menjawab soal-soal yang diberikan.
Tes speaking dan writing juga terdapat dalam TOEIC.Akan tetapi kedua tes tersebut diberikan secara terpisah.Tes speaking terdiri dari 11 soal dan waktu yang disediakan ialah 20 menit. Hal-hal yang akan diujikan dalam speaking antara lain; read a text, describe a picture, respond to question with info, propose a solution, dan express an opinion.Sedangkan writing peserta diberikan 8 soal dan waktu yang disediakan 60 menit. Dalam tes writing peserta akan diminta untuk menulis essay mengungkapkan pendapat terhadap suatu topik yang diberikan dan menulis kalimat berdasarkan sebuah gambar yang diberikan. 2.2.3 TOEIC Score Skor TOEIC mulai dari 10 sampai 990.Skor diperoleh dari jumlah jawaban benar pada setiap bagiannya di listening comprehension dan reading.Semua jawaban benar pada setiap bagian di listening comprehension dan reading akan dikonversikan. Final score diperoleh dari total konversi tersebut. Tabel 2.2 Tabel TOEIC Score Section
Score
Listening Comprehension
5 to 495
Reading
5 to 495 Total 10 to 990
Peserta pun akan diberikan score report dan sertifikat. Sertifikat TOEIC berisikan rincian peserta, skor peserta, dan tanggal tes, sertifikat tersebut berlaku
selama dua tahun.Sertifikat TOEIC sendiri ada dalam empat warna berdasarkan tingkat skor yang didapat. Tabel 2.3 Tabel TOEIC Level Colour
Score
Level
Brown
220–465
Intermediate
Green
470–725
Basic working proficiency
Blue
730–855
Advanced working proficiency
Gold
860–990
Professional proficiency/Advanced
Tes TOEIC tidak dipergunakan untuk menentukkan apakah ada peserta itu gagal atau lulus tes. Akan tetapi, tes TOEIC dikembangkan untuk menilai kemampuan berbahasa Inggris orang-orang yang akan menggunakan bahasa Inggris dalam kebutuhan professional. 2.2.4. The Content of TOEIC Test Tes TOEIC dirancang untuk memenuhi kebutuhan kerja.Pertanyaanpertanyaan yang diujikan pun tidak jauh dari dunia kerja.Pertanyaan-pertanyaan tersebut berisikan suasana dan situasi yang bervariasi, namun tentunya dalam dunia kerja. a) General business - kontrak, negosiasi, pemasaran, penjualan, perencanaan bisnis, konferensi. b) Manufacturing– perakitan, manajemen pakrik, pengendalian mutu..
c) Finance and budgeting - perbankan, penanaman modal, perpajakan, akunting, penagihan. d) Corporate development - penelitian, pengembangan produk. e) Offices– rapat dewan, telepon, faks, e-mail, peralatankantor, prosedur kantor. f) Personnel –perekrutan dan penerimaan karyawan baru, pensiun, gaji, promosi, lamaran kerja, periklanan. g) Purchasing - pembelanjaan, pemesanan, pengiriman, faktur. h) Technical areas - elektronik, teknologi, spesifikasi, pembeliaan dan penyewaan, layanan listrik dan gas. i) Travel - kereta api, pesawat terbang, taksi, bus, kapal, feri, tiket, jadwal, pengumuman stasiun dan lapangan terbang, penyewaan mobil, hotel, reservasi, keterlambatan dan penundaan. j) Dining out –perjamuan bisnis dan makan siang yang informal, resepsi, perjamuan makan dan pemesanan restoran. k) Entertainment- bioskop, musik, seni, media l) Health- asuransi kesehatan, konsultasi dengan dokter, dokter gigi, klinik, rumah sakit. Berdasarkan penjelasan di atas, isi yang diteskan dalam TOEIC nampak jelas bahwa content dari TOEIC ada dalam dunia kerja.
2.2.5 Strategies Untuk menghindari salah menjawab pertanyaan dalam tes TOEIC Listening Comprehension karena distractors diatas ada beberapa saran atau strategi: -
Dengar pertanyaan baik-baik dan pastikan jawaban adalah pilihan jawaban yang tepat.
-
Baca semua pilihan jawaban dengan teliti.
-
Identifikasi kata kunci yang berhubungan dengan konteks pertanyaan.
-
Pertimbangkan kata-kata yang dapat diasosiasikan dengan kata kunci tersebut.
-
Pertimbangkan kata-kata diulang dan yang terdengar sama.
-
Buat pertanyaan pada apa yang didengar: Apa yang sedang terjadi? Dimana tempat terjadinya? Siapa yang terlibat?
-
Perhatikan keterangan waktu, pilihan jawaban dengan keterangan waktu lampau bukanlah jawaban yang tepat dalam bagian picture karena kita tidak tahu kapan pastinya itu terjadi.
-
Jangan membuang waktu untuk melihat setiap detail dari suatu gambar, perhatikan apa yang sedang dilakukan pada gambar untuk menentukkan jawaban.
2.2.6 Textual Clues Textual clues (petunjuk tekstual) dapat disebut juga dengan key word (kata kunci). Menurut Gotoh & Renals (2001), “some textual clues may be used for identifying punctuation marks in transcripts…” Petunjuk tekstual dapat digunakan untuk mengidentifikasi tanda baca dalam transkrip.Kata kunci dalam soal-soal, digunakan untuk membantu menjawab pertanyaan. Contoh: When does your flight leave? (A) From the airport. (B) At 12:30. (C) From Gate 23. Jawaban yang tepat untuk pertanyaan di atas adalah (B) At 12:30. Informasi yang ditanyakan adalah waktu bukan tempat.Pilihan jawaban (A) dan (C) memberikan informasi tempat. Peserta yang menjawab (A) atau (B) tidak memperhatikan kata when pada pertanyaan dan petunjuk tekstual yang digunakan ialah filght leave. Sehingga jawaban yang peserta pilih pun yang memberikan informasi tempat.
2.3 Perception (Persepsi) Persepsi merupakan proses penilaian seseorang terhadap obyek tertentu. Persepsi berasal dari bahasa latin yaitu perception. Percipio artinya ialah proses mencapai kesadaran atau pemahaman lingkungan dengan mengorganisir dan
menafsirkan informasi sensorik. Menurut Rookes (2000:1) “Perception is a process which involves the recognition and interpretation of stimuli which register on our senses.” Sedangkan persepsi menurut Robbins (2009:119) “perception is a process by which individuals organise and interpret their sensory impressions in order to give meaning to their environment.” Persepsi adalah suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka untuk memberikan makna terhadap lingkungannya. Ada beberapa jenis persepsi, yaitu: 1. Persepsi visual adalah Persepsi yang visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari. 2. Persepsi auditori adalah Persepsi yang auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. 3. Persepsi perabaan adalah Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit. 4. Persepsi penciuman adalah Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung. 5. Persepsi pengecapan adalah Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
Persepsi peserta tes prediksi TOEIC dalam hal ini termasuk dalam persepsi visual dan auditori. Persepsi visual diperoleh saat peserta membaca soal-soal TOEIC dan persepsi auditori diperoleh saat peserta mendengar soal listening. Menurut Robbins (2009:119), ada tiga faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu: 1. Perceiver (Penerima) Perceiver ciri orang yang bersangkutan. Jikaseseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya, ia dipengaruhi oleh karakteristik individu yang turut berpengaruh, seperti sikap, motif, kepentingan, minat, pengalaman, dan harapannya. 2. Target Persepsi seseorang akan tergantung pada sasaran yang dilihat oleh orang tersebut. Target dapat berupa orang, benda, atau peristiwa.Sifat-sifat sasaran tersebut biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihat. 3. Situation (Situasi) Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana persepsi itu timbul perlu pula memperoleh perhatian.Situasi merupakan faktor yang turut berperan serta dalam pertumbuhan persepsi seseorang.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi dapat berpengaruh langsung terhadap partisipasi.
Dalam tes prediksi TOEIC ketiga faktor di atas, yaitu perceiver, target, dan situation,mempengaruhi persepsi peserta tes.Peserta memiliki motivasi dan harapan untuk mendapatkan hasil score TOEIC yang bagus, target yang menjadi sasarannya ialah TOEIC itu sendiri dan situasi saat pelaksanaan tes prediksi TOEIC mempengaruhi persepsi peserta. 2.4 Difficulty Index(Taraf Kesukaran) Menurut Arikunto (2005), analisis soal bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan diadakannya analisis soal, dapat diperoleh informasi tentang baik-buruknya sebuah soal dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan. Arikunto menganalisis soal-soal tersebut dengan tiga cara, yaitu taraf kesukaran (difficulty index), daya pembeda, dan pola jawaban soal.Dalam penelitian ini, penulis hanya membahas tentang taraf kesukaran karena penulis hanya menggunakan cara tersebut untuk membantu menganalisis data hasil tes prediksi TOEIC. Menurut Arikunto (2005), bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index).Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.Arikunto membagi tiga kategori taraf kesukaran sebuah soal, yaitu sukar, sedang, dan mudah.Jika soal dengan indeks kesukaran 0,00 maka soal tersebut termasuk soal yang sukar. Sedangkan soal dengan indeks kesukaran 1,00 maka soal tersebut termasuk soal yang mudah. Berikut ini adalah rumus untuk mengetahui indeks kesukaran:
Dimana: P (Proposi) = indeks kesukaran B (Benar) = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS (Jumlah Seluruh Peserta) = Jumlah seluruh siswa peserta tes Jika: Soal dengan P 0,00 sampai dengan 0,30 maka disebut soal sukar Soal dengan P 0,31 sampai dengan 0,70 maka disebut soal sedang Soal dengan P 0,71 sampai dengan 1,00 maka disebut soal mudah
2.5 Discourse Analysis(Analisis Wacana) Paltridge (2006:2) mengemukakan bahwa “discourse analysis focuses on knowledge about language beyond the word, clause, phrase and sentence that is needed for successful communication.”Patridge berpendapat bahwa analisis wacana fokus pada pengetahuan tentang bahasa diluar kata, frasa, klausa, dan kalimatyang dibutuhkan untuk terwujudnya komunikasi. Dalam discourse analysis, lebih lanjut penulis akan membahas tentang repetition (pengulangan). Hal ini dikarenakan, di dalam TOEIC terdapat unsur repetition.
2.5.1 Cohesion(Kohesi) Dalam
discourse
analysis
kita
akan
mengenal
cohesion(kohesi).
Hubunganketatabahasaan antara bagian-bagian kalimat yang sangat esensial dalam interpretasi kalimat tersebut.Kohesi sendiri kemudian dibagi menjadi beberapa bagian,
yaitu
Reference,
Substitution,
Ellipsis,
Conjunction
dan
Lexical
Cohesion.Namun menurut Paltridge (2000) kohesi terbagi menjadi dua, yaitu Grammaticaldan Lexical Cohesion. Grammatical cohesion kemudian dibagi menjadi Reference, Substitution,dan Ellipsis.Dan Lexical Cohesion dibagi menjadi Repetition, Synonyms, Superordinates, dan General Words. 2.5.1.1 Grammatical Cohesion(Kohesi Gramatikal) Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya kohesi gramatikal merupakan salah satu bagian dari kohesi.Cutting (2002:9) berpendapat bahwa “When a referring expression links with another referring expression within the co-text, we say that it is cohesive the previous mention of the referent in the text. This is part of what is known as grammatical cohesion.” Gramatikal kohesi yaitu ketika suatu ekspresi mengacu pada ekspresi laindalam suatu teks. Cutting kemudian membagi gramatikal kohesi menjadi tiga, yaitu reference, substitution, dan ellipsis. Reference (acuan),Cutting (2002:7) mengemukakan bahwa “the act of using language to refer to entities in the context is known as reference.”Menghubungkan sesuatu
dalam
bahasa
dengan
reference(pengacuan).Kemudian
wujudnya
dibagi
menjadi
pada dua,
sebuah yaitu
teks
disebut
exophora
dan
endophora.Perbedaan exophora (eksoforis) dengan endophora (endoforis) adalah
pada acuannya. Eksoforis acuan berada diluar teks, sedangkan endoforis acuan berada didalam teks. Substitution (penyulihan), penyulihan merupakan salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa penggantian suatu unsur dalam wacana dengan unsur lain. Ellipsis (pelesapan), pelesapan merupakan salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa mengilangkan suatu unsur tertentu dalam wacana.Substitution (penyulihan) dan Ellipsis (pelesapan) dalam sebuah wacana memiliki persamaan yaitu untuk menghindari terjadinya repetition (pengulangan). Namun kedua jenis kohesi gramarikal tersebut digunakan jika tidak akanmenimbulkan kesan ambiguitas. Kohesi gramatikal dalam suatu teks dapat menjadikan teks tersebut terlihat harmonis tidak berlebihan. Misalnya, adanya kata yang mendapat pengulangan dapat membuat pembaca tidak paham akan teks tersebut, dengan adanya substitution atau ellipsis dapat menghindari hal tersebut. 2.5.1.2 Lexical Cohesion (Kohesi Leksikal) Selain kohesi gramatikal, ada pula kohesi leksikal dalam discourse analysis.Paltridge (2000:131) mengemukakan bahwa “lexical cohesion, that is, where lexical items are semantically related to items which have preceded them such as when words are repeated or synonyms are used (such as „start‟ and „begin‟)” Kohesi leksikal terbagi menjadi empat jenis, yaitu repetition, synonyms, superordinates, dan general words.Berikut adalah pembahasaan jenis-jenis kohesi leksikal tersebut.
1. Repetition (Pengulangan) Cutting (2002:13) berpendapat bahwa “of all the lexical cohesion devices, the most form is repetition, which is simply repeated word or word-phrases, treading through the text.Dari semua bagian lexical cohesion, yang paling banyak muncul adalah repetition (pengulangan), baik itu pengulangan kata atau frasa. Paltridge (2000:134) mengemukakan bahwa “Repetition refers to words that are repeated in the text, as well as words that have changed to reflect tense or number such as „feel‟ and „felt‟ (reflecting a change in tense), and „feeling‟ and „feelings‟ (reflecting a change in number).” Pengulangan kata mengacu pada kata yang diulang dalam suatu teks, tidak hanya mengulangi kata tetapi pengulangan kata-kata yang mengalami perubahan tense dan jumlah seperti „feel‟dan „felt‟ (perubahan tense) serta „feeling‟ dan „feelings‟ (perubahan jumlah). Dalam bukunya yang berjudul Pragmatics and Discourse (2002), Cutting memberikan contoh, dalam contoh dibawah ini, dapat dilihat adanya pengulangan „chrysanthemums‟ sebanyak empat kali. The child put the pale chrysanthemums to her lips, murmuring: „Don‟t they smell beautiful!‟ Her mother gave a short laugh. „No,‟ she said, „not to me. It was chrysanthemums when I married him, and chrysanthemums when you were born, ant the first time they ever brought him home drunk, he‟d got brown chrysanthemums in his button-hole.‟
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, repetition dapat ditemukan dalam TOEIC.
Pengulangan
tersebut
dapat
ditemukan
pada
distractor
repeat
words.Berikut contoh soal TOEIC dengan unsur repeat word. Contoh: How many people are coming to the conference? (A) There were 70 people there. (B) I don‟t think she is coming. (C) At least 150 people. Pilihan jawaban yang digarisbawahi (C) ialah jawaban yang tepat, memberikan banyaknya jumlah orang yang datang ke konferensi.Pilihan jawaban (B) bukanlah tepat meskipun terdapat kata coming, selain itu pilihan jawaban ini hanya fokus pada satu orang.Pengulangan kata coming membuat peserta terkecoh sehingga salah memilih jawaban. Pengulangan tidak hanya ada dalam teks biasa, namun ada pula dalam soal.Hal itu dimaksudkan untuk menjadi pengecoh. 2. Synonyms(Sinonim) Jenis yang kedua dari kohesi leksikal ialah synonyms.Cutting (2002:14) mengemukakan “…, a speaker or writer can use another word that means the same or almost the same. This is a synonym.” Menggunakan kata lain yang memiliki arti yang sama atau hampir sama disebut sinonim. Sinonim merupakan salah satu aspek leksikal untuk mendukung kepaduan wacana.
Contoh: a. She called out to the young lad. b. She called out to the young boy. Pada contoh diatas terdapat kata lad dan boy yang sama-sama memiliki arti “anak laki-laki”. 3. Superordinates Superordinates menurut Cutting (2002:14) “this is another way of avoiding repetition and still referring to the referent with a noun.” Suatu cara untuk menghindari terjadinya pengulangan dalam wacana dan masih mengacu pada suatu kata benda. Kata yang menjadi acuan tersebut ialah kata yang lebih umum dari kata yang mengacu.Superordinates dapat disebut juga dengan Hiponim. Contoh: The candle-light glittered on the luster-glasses, on the two vases that held some of the pink chrysanthemums, and on the dark mahogany. There was a cold, deathly smell of chrysanthemums in the room. Elizabeth stood looking at the flowers. Dari contoh diatas, chrysanthemums adalah hiponim dari flowers.Chrysanthemum (bunga serunai) adalah bagian dari kelompok flowers (bunga). 4. General Words Jenis terakhir dari kohesi leksikal adalah general words.Cutting (2002:15) mengemukakan bahwa “the general word is a higher level superordinate.” Seperti halnya payung, yang mencakupi semuanya, superordinates pun mencakupi semuanya.Lebih lanjut Cutting (2002) mengatakan general word bisa berupa general nouns seperti „thing‟, „stuff‟, „place‟, „person‟, „woman‟, dan „man‟. Dalam
bukunya yang berjudul Pragmatics and Discourse, Cutting memberikan contoh sebagai berikut: And so he went off to Wolverhampton Poly which he selected for, you know, all the usual reasons, reasonable place, reasonable course, a reasonable this a reasonable that term to do computer science which of course all the kids want to do now erm twentieth century – no it isn‟t it‟s a sort of nineteen eighties version of wanting to be an engine driver. Cutting menyebutkan dalam contoh tersebut menggunakan general noun „place‟,place (tempat) dalam contoh tersebut mengacu pada „Wolverhampton Poly‟ yang merupakan sebuah kota. 2.5.2 Coherence Menurut Schiffrin (2003:114), “coherence is a property of an object external to the human mind and is defined in terms of structural relations between sub units of that object.” Koherensi adalah hubungan teks dengan objek faktor di liar teks berdasarkan pengetahuan seseorang.
2.6 Semantics (Semantik) Saeed (1997:3) berpendapat bahwa “Semantics is the study of meaning communicated through language.” Saeed berpendapat bahwa semantik mempelajari arti komunikasi melalui bahasa. Sementara itu, Trask (1999:268) mengemukakan bahwa “Semantics: the branch of linguistics which studies meaning.” Dengan kata
lain, semantik adalah ilmu tentang makna kata lain dan makna kalimat, diringkas dari konteks kegunaan adalah sebuah subjek yang deskriptif. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa semantik adalah ilmu bahasa yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa.Dengan mempelajari semantik, bahasa dan ujaran dapat lebih menyentuh kenyataan yang sebenarnya dan agar para pemakai bahasa dapat menggunakan bahasa dengan cermat. Dalam semantik kita akan mengenal lexical semantics (semantik leksikal) dan grammatical semantics (semantik gramatikal). Pada penelitian ini, penulis hanya akan membahas semantik leksikal yang lebih khususnya lexical relations. 2.6.1 Word Meaning Word meaning atau disebut juga Lexical Semantics.Menurut Saeed (1997:53), “the meaning of word is defined in part by its relations with other words in the language.” Arti kata didefinisikan hubungan dengan kata lain dalam bahasa. Saeed (1997) dalam bukunya yang berjudul “Semantics” mengatakan ada dua tujuan dari semantic leksikal, yaitu: (a) menentukan makna dari setiap kata dalam suatu bahasa; dan (b) menunjukkan bagaimana makna-makna dari kata-kata suatu bahasa saling terkait. 2.6.2 Lexical Relations Saeed (1997:53) mengatakan bahwa “the traditional descriptive aims of loxical semantics have been: (a) to represent the meaning of each word in
language; and (b) to show how the meanings of words in language are interrelated.” Saeed menjelaskan bahwa tujuan dari semantik leksikal adalah: (a) menentukan makna dari setiap kata dalam suatu bahasa; dan (b) menunjukkan bagaimana makna-makna dari kata-kata dalam suatu bahasa saling terkait. Seperti yang dikatakan Saeed pada poin (b), relasi leksikal membahas makna setiap kata yang saling berhubungan.Relasi leksikal terbagi menjadi 8 jenis.Dari 8 jenis tersebut, 2 diantaranya dapat ditemukan dalam TOEIC.Kedua jenis tersebut ialah homonim dan member-collection. Berikut adalah pembahasan jenis-jenis relasi leksikal: 2.6.2.1 Homonymy (Homonim) Saeed (1997:63) dalam bukunya yang berjudul “Semantics” berpendapat bahwa “homonyms are unrelated senses of the same phonological word.” Homonim merupakan relasi kata fonologis yang sama namun maknanya tidak berhubungan. Saeed tidak membedakan homonim menjadi homograf dan homofon, naman saeed membedakan homonim berdasarkan kategori sintaksis dan pengucapannya. (i) Kata yang memiliki kategori sintaksi dan pengucapan yang sama. Contoh: „lap‟ (putaran dalam sirkuit balap) dan „lap‟ (pangkuan). (ii) Kata yang memiliki kategori yang sama tetapi beda pengucapan. Contoh: ring(membunyikan,bel) dan wring(memeras,baju);keduanya termasuk dalam kategori kata kerja. (iii) Kata yang berbeda kategori tetapi sama dalam pengucapan. Contoh: „keep‟ sebagai kata kerja dan „keep‟ sebagai kata benda.
(iv) Kata yang berbeda kategori dan pengucapannya. Contoh: not dan knot. Penulis menggunakan teori homonin menurut Saeed ini karena ada unsur di dalam distractor similar sound.Berikut ini contoh soal TOEIC yang terdapat unsur homonim. Contoh: Where can I buy a magazine? (A) A cab just went by. (B) The store takes cash. (C) The newsstand had some. Jawaban yang digarisbawahi (C ) ialah jawaban yang tepat karena memberikan informasi tempat membeli majalah. Sedangkan pilihan jawaban (A) bukanlah jawaban yang tepat dan ini merupakan distractor.Kata yang dicetak tebal termasuk homonim, buy dan by berbeda kategori dan pengucapan. Homonim yang terdapat dalam soal dimaksudkan untuk menjadi pengecoh peserta dalam memilih jawaban. 2.6.2.2 Polysemy (Polisemi) Jenis kedua dari relasi leksikal menurut Saeed ialah Polysemy.Menurut Saeed (1997:64) “polysemy is invoked if the senses are judged to be related.” Polisemi merupakan relasi makna yang erat antara kata yang bentuknya dan ucapannya sama.
Contoh: a. Hook „kait‟ dan Hook „pengait‟. b. Bright „bersinar‟ dan Bright „pandai‟. Dari contoh di atas, satu kata dalam bahasa Inggris dapat memiliki lebih dari satu arti.Arti kata tersebut walaupun berbeda namun masih berhubungan.
2.6.2.3 Synonymy (sinonim) Saeed (1997:65) berpendapat bahwa “synonyms are different phonological words which have the same or very similar meanings.” Sinonim adalah adalah katakata fonologis yang berbeda yang memiliki makna yang sama atau sangat mirip. Contoh: a. Start – Begin : mulai b. Lawyer – Attorney : Pengacara c. Toilet – Lavatory : Kamar Kecil / WC Dari contoh di atas, ternyata dua kata dapat memiliki satu arti yang sama. Salah satunya yang sudah sering dipakai dalam sehari-hari.
2.6.2.4 Antonymy (Antonim) Saeed (1997:66) berpendapat bahwa “antonymys are words which are opposite in meaning.” Antonim adalah kata-kata yang maknanya berlawanan.Saeed menyebutkan ada lima jenis antonim, yaitu:
(i)
Antonim Sederhana: hubungan antara pasangan kata-kata yang jika salah satunya positif, maka yang lainnya negatif. Pasangan ini sering juga disebut pasangan komplementer atau pasangan binari. Contoh: Dead (mati) dengan Alive (hidup).
(ii)
Antonim Bertingkat: hubungan antara sesuatu yang berlawanan yang jika salah satunya positif, yang lainnya tidak harus negatif. Contoh: Hot (panas) dengan Cold (dingin).
(iii)
Kebalikan (reverses): relasi yang menunjukkan gerakan arah yang berlawanan. Contoh: Come (datang) dengan Go(pergi).
(iv)
Konversi (converses): Hubungan antara dua wujud dari sudut pandang yang berganti. Contoh: employee(pekerja) dengan employer(pemberi kerja).
(v)
Taksonomi (taxonomic sisters): hubungan antara kata-kata dalam sistem klasifikasi. Contoh: red(merah) dan blue(biru).
Dari penjelasan di atas, antonim tidak hanya sebatas kata yang berlawanan positifnegatif ternyata dalam antonim ada taksonomi yang dilihat sekilas terlihat tidak berlawanan namun menurut Saeed hal itu berlawanan.
2.6.2.5 Hyponymy (Hiponim) Saeed (1997:68) mengemukakan bahwa “hyponymy is a relation of inclusion.”Hiponim adalah hubungan inklusi. Menurut Saeed, hiponim merupakan hubungan vertikal dalam taksonomi.
Contoh:
tool
Hammer Hacksaw
Saw
Chisel
Jigsaw
etc. etc.
Berdasarkan diagram diatas, hacksaw „gergaji besi‟ misalnya adalah hiponim dari saw „gergaji‟. Sedangkan saw „gergaji‟ adalah hiponim dari tool „perkakas‟.
2.6.2.6 Meronymy (Meronim) Saeed (1997:70) berpendapat bahwa “meronymy is a term used to describe a part-whole relationship between lexical items.” Meronimi ialah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan hubungan bagian-keseluruhan antar unsur leksikal. Contoh:
Car
Wheel
Engine
Door
Piston
Valve
etc.
Window
etc.
Berdasarkan diagram diatas, Piston misalnya adalah meronimi dari engine. Sedangkanengine adalah meronimi dari car.
2.6.2.7 Member-collection Saeed (1997:70) mengatakan bahwa “this is a relationship between the word for a unit and the usual word for collection of the units.” Member-collection yaitu hubungan antara suatu kata dengan kata lain yang masih dalam kumpulan kesatuan itu. Contoh:
Ship
Fleet
Tree
Forest
Fish
Shoal
Book
Library
Penulis menggunakan teori member-collection menurut Saeed ini karena ada unsur di dalam distractor wrong word association.Berikut ini contoh soal TOEIC yang terdapat unsur member-collection. Contoh: Where can I buy a magazine? (A) A cab just went by. (B) The store takes cash. (C) The newsstand had some. Jawaban yang digarisbawahi ialah jawaban yang benar.Sedangkan pilihan jawaban (B) bukanlah jawaban yang tepat karena terdapat distractor yang dicetak tebal.Store merupakan tempat yang tepat untuk menjual magazine, namun pilihan jawaban tersebut diluar konteks pertanyaan.
Unsur member-collection yang ada dalam soal menjadi pengecoh bagi peserta.Peserta yang tidak konsentrasi dan waktu terbatas membuat peserta cepat mengambil keputusan memilih jawaban yang terdengar berhubungan dengan pertanyaan padahal hal tersebut belum pasti menunjukkan jawaban yang benar.
2.6.2.8 Portion-mass Portion-mass merupakan jenis relaksi leksikal yang terakhir.Saeed (1997:71) menjelaskan bahwa “this is the relation between a mass noun and the usual unit of measurement or division.” Jadi, portion-mass hubungan kata yang biasa menunjukan massa benda. Contoh:
drop
of
liquid
grain of
salt/sand/wheat
sheet of
paper
Dari ketiga contoh di atas menunjukkan bahwa suatu benda sudah memiliki pasangan kata yang dapat digunakan untuk menunjukkan massa benda tersebut. Pasangan kata tersebut tidak dapat digunakan oleh benda yang lain.
2.7 Pragmatics (Pragmatik) Richards et.al (1992) berpendapat bahwa “pragmatics is especially interested in the relationship between language and context.” Richards berpendapat bahwa pragmatik terutama tertarik pada hubungan antara bahasa dan konteks.Sementara
itu, Yule (1996:4) mengemukakan bahwa “pragmatics is the study of relationship between linguistic forms and the users of those forms.”Yule mengemukakan bahwa pragmatics adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara bentuk bentuk linguistik dan penggunanya. Dalam percakapan seorang penutur mempunyai maksud tertentu ketika mengujarkan sesuatu. Sebagai penutur dalam percakapan tersebut, penutur harus berusaha agar apa yang dikatakannya relevan dengan situasi dalam percapakan itu, jelas dan mudah dipahami oleh mitra tutur. Oleh karena itu, dalam percakapan terdapat kaidah-kaidah yang harus ditaati, kaidah itu disebut The Coorperative Princple (Prinsip Kerjasama). Dalam Question & Response pada TOEIC terdapat unsur percakapan. Oleh karena itu, penulis akan membahas lebih lanjut tentang kaidah-kaidah yang harus ditaati dalam percakapan. 2.7.1 The Cooperative Principle (Prinsip Kerjasama) Grice (1975) mengemukakan “make your conversational contribution such as is required, at the stage at which it occurs, by the accepted purpose or direction of the talk exchange in which you are engaged.”Menurut Grice, dalam interaksi terdapat aturan-aturan agar tercapainya tujuan interaksi tersebut. Grice berpendapat ada empat prinsip percakapan atau maksimdalam percakapan, yaitu:
a. Maxim of quality (maksim kualitas). Maksim kualitas, dengan maksim ini sebagai penutur harus memberikan informasi yang benar dengan fakta-fakta yang menyertai. Apabila penutur kurang yakin dengan informasi yang akan diberikan sebaiknya menambahkan kata „As far as I know‟ atau „I guess‟ untuk menghindari penerima informasi dari kita tidak salah menyimpulkan. Oleh karena itu, dalam suatu percakapan berusahalah menyatakan sesuatu yang benar. b. Maxim of quantity(maksim kuantitas).Maksim kuantitas, dengan maksim ini sebagai penutur harus memberikan informasi sebanyak mungkin yang dibutuhkan
untuk tercapainya tujuan percakapan. Penutur sebaiknya tidak
memberikan informasi melebihi dari yang dibutuhkan. Untuk membatasinya, penutur dapat menambahkan „to cut a long story short..‟atau „As you probably already know..‟ Maka dari itu, dalam suatu percakapan berilah keterangan secukupnya dan jangan mengatakan sesuatu yang tidak diperlukan. c. Maxim of relation (maksim hubungan).Maksim hubungan, dengan maksim ini sebagai penutur harus memberikan informasi yang ada relevansinya. Penutur sebaiknya tidak memberikan informasi yang samar dan informasi yang diberikan harus teratur. Ketika topik pembicaraan ganti, sebaiknya tambahkan kata „anyway‟ atau „by the way‟. Oleh karena itu, dalam suatu percakapan katakanlah hanya apa yang berguna atau relevan. d. Maxim of manner(maksim pelaksanaan). Maksim pelaksanaan, dengan maksim ini sebagai penutur harus memberikan informasi yang jelas, jangan memberikan informasi yang ambigu, berbicara dengan singkat, dan teratur. Seseorang yang
bertutur tidak mengikuti hal-hal diatas dapat dikatakan melanggar Prinsip Kerja Percakapan Grice karena tidak mematuhi maksim pelaksanaan. Dari empat maksim yang ada, hanya maxim of relation (maksim hubungan) yang berhubungan dengan peneltian ini. 2.7.2 Violating the Maxims (Pelanggaran Maksim) Pelanggaran maksim dalam percakapan akan menimbulkan kesan janggal pada percakapan tersebut, misalnya informasi yang diberikan terlalu berlebihan, tidak sesuai, tidak relevan, dan berbelit-belit. 2.7.2.1 Violating The Maxim of Quantity (Pelanggaran Maksim Kuantitas) Cutting (2002:40) mengatakan “if a speaker violates the maxim of quantity, they do not give the hearer enough information to know what is being talked about, because do not want the hearer to know the full picture.” Pelanggaran maksim kuantitas terjadi saat penutur tidak memberikan mitra tutur informasi yang cukup untuk mengetahui apa yang sedang dibicarakan atau penutur memberikan informasi yang berlebih. Contoh: A:Where is the post office? B: Not far. Pada contoh tersebut (B) melanggar maksim kuantitas karena jawaban yang diberikan tidak memberikan informasi yang cukup bagi (A). Mitra tutur tidak memberikan informasi pasti dimana letak kantor pos yang ditanyakan.
Pelanggran maksim kuantitas dapat terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan terhadap informasi yang ditanyakan atau mitra tutur sedang dalam keadaan tidak ingin menjawab.
2.7.2.2 Violating The Maxim of Quality (Pelanggaran Maksim Kualitas) Pelanggaran maksim kualitas terjadi saat penutur memberikan informasi yang diberikan tidak benar atau tidak sesuai. Namun, Cutting (2002:40) mengatakan “needless to say, not all violations of the maxim of quality are blameworthy. In many cultures it is perfectly acceptable to say to a child of five..”Menurut Cutting, melanggaran maksim kualitas dapat dimaklumi jika penutur harus memberikan informasi kepada anak-anak, dimana informasi tersebut kurang baik bagi anak-anak tersebut. Contoh: “Mommy‟s gone on a little holiday because she needs a rest.”Kalimat tersebut lebih baik dikatakan kepada anak-anak daripada mengatakan “Mommy‟s gone away to decide whether she wants a divorce or not.”
2.7.2.3 Violating The Maxim of Relation (Pelanggaran Maksim Hubungan) Pelanggaran maksim hubungan terjadi saat jawaban dari mitra tutur tidak relevan dengan pertanyaan dari penutur.Terkadang pelanggaran tersebut terjadi dengan maksud untuk mencairkan suasana agar lebih akrab atau mengalihkan topik pembicaraan.
Contoh: A: How much did that new dress cost, darling? B: Less than the last one. Dalam percakapan diatas (B) sebagai istri tidak memberikan jawaban yang diminta oleh (A) sebagai suami.Sang istri (B) dalam hal ini mengalihkan topik pembicaraan karena tidak ingin suaminya (A) mengetahui harga dari baju barunya tersebut. Unsur pelanggaran maxim of relation ini ada dalam TOEIC, Question & Response.Dalam hal ini peserta selaku mitra tutur dan pertanyaan dari rekaman selaku penutur.Peserta yang menjawab diluar konteks pertanyaan termasuk melakukan pelanggaran maxim of relation.Berikut ini contoh soal TOEIC yang terdapat unsur pelanggaran maxim of relation. Contoh: Who should we send to Buenos Aires? (A) I‟d recommend next week. (B) Let‟s send out for lunch. (C) Jaime should go. Pilihan jawaban yang digarisbawahi (C ) ialah jawaban yang tepat. Sedangkan pilihan jawaban (A) bukanlah jawaban yang tepat karena tidak memberikan informasi siapa orang yang akan dikirim Buenos Airesnamun memberikan informasi waktu.
Pada setiap soal pasti ada pilihan jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan.Namun pilihan jawaban tersebut ada yang sekilas terlihat relevan jika tidak dibaca dengan teliti.Hal ini yang menjadikan peserta terkecoh. 2.7.2.4 Violating The Maxim of Manner (Pelanggaran Maksim Cara) Pelanggaran maksim cara terjadi saat penutur memberikan informasi yang berbelit-belit, tidak singkat serta sehingga mitra tutur tidak mendapatkan informasi yang diharapkan. Contoh: A: What would the other people say? B: Ah well I don‟t know. I wouldn‟t like to repeat it because I don‟t really believe half of what they are saying. They just get a fixed thing to their mind. Situasi percapakan diatas adalah dalam sebuah wawancara. (B) yang sedang diwawancara sebagai mitra tutur tidak memberikan jawaban yang jelas dan berbelit-belit. Hal ini menunjukkan bahwa (B) sebagai mitra tutur telah melanggar maksim cara.