8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.
Hasil belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan individu untuk memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar ( Sagala, 2010: 12 ). Menurut Hamalik, (2005: 27) belajar adalah memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latian melainkanpengubahan kelakuan. Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa setiap orang dapat meningkatkan ilmu, prilaku, dan ketrampilan yang dimiliki dapat diperolehnya yang dapat berguna untuk dirinya sebagai
pengetahuan
dan
bekal
didalam
kehidupannya.
Keberhasilan suatu proses belajar dapat ditentukan oleh peserta didik itu sendiri. b. Pengertian Hasil Belajar Menurut Sudjana (2009: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Suprijono (2012:
Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015
9
5) hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilanketerampilan. Menurut Benyamin Bloom dalam Sudjana (2009: 22) hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. 1.
Ranah kognitif Ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom dalam Sudjana (2009: 23) berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni : a) Knowledge / Pengetahuan adalah tingkat belajar pengetahuan yang paling rendah tetapi sebagai prasyarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Hafal menjadi prasarat bagi pemahaman. b) Comprehension / Pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap suatu makna dalam suatu konsep. c) Application / Aplikasi adalah penggunaan abstraksi (ide, teori, atau petujuk teksnis) pada situasi kongkret atau situasi khusus.
Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015
10
d) Analysys / Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. e) Synthesis / Sintesis adalah pernyataan unsure-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh. f) Evaluation / Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan, metode, materil, dll sehingga diperlukan suatu kriteria atau standar tertentu. Dalam penelitian ini akan ditekankan pada aspek pengetahuan, pemahaman, dan penerapan. 2.
Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Menurut Sudjana (2009: 29) sikap seseorang dapat diramalkan perubahanya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Penilaian ranah afektif tidak mendapat perhatian dari guru tetapi hasil belajar ranah afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif berdasarkan taksonomi Kratwohl dalam Winkel (1996 : 247) terdiri dari lima aspek yakni :
Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015
11
a) Reciving / penerimaan Mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru. b) Responding / Partisipasi Mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan. Kesediaan itu dinyatakan dalam memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan. c) Valuing / Penilaian Mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri dengan penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap: menerima, menolak, atau mengabaikan; sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap batin. d) Organization / Organisasi Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu system nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada
Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015
12
suatu skala nilai: yang pokok dan selalu harus diperjuangkan, yang tidak begitu penting. e) Characterization by evalue or calue complex / Internalisasi nilai Mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa sehingga menjadi pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri. 3.
Ranah Psikomotor Ranah psikomotor menurut klasifikasi Simpson dalam Winkel (1996: 249) tingkatan keterampilan yaitu sebagai berikut: a) Perception / Persepsi Mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang
tepat
antara
dua
perangsang
atau
lebih,
berdasarkan pembedaan anatara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. b) Set / Kesiapan Mencakup kemempuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental. Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015
13
c) Guided response / Gerakan terbimbing Mencakup
kemampuan
untuk
melakaukan
suatu
rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi). Kemampuan ini dinyatakan dalam gerakan
anggota
tubuh
menurut
contoh
yang
diperlihatkan atau diperdengarkan. d) Mechanical response / Gerakan yang terbiasa Mencakup
kemampuan
untuk
melakukan
suatu
rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan. e) Complex response / Gerakan kompleks Mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat, dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan beruntun
dan
menggabungkan
beberapa
sub
keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerak yang teratur. f)
Adjustment / Penyesuaian pola gerakan Mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi
Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015
14
setempat
atau
dengan
menunjukkan
suatu
taraf
keterampilan yang telah mencapai kemahiran. g) Creativity / Kreativitas Mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. 2. Metode index card match a. Pengertian metode index card match Metode index card match atau pencocokkan kartu indeks adalah cara aktif dan menyenangkan menuntut meninjau ulang materi pelajaran. Cara ini memungkinkan peserta didik untuk berpasangan dan memberi pertanyaan kuis pada temanya (Silberman, 2006: 250). Sedangkan menurut (Hamruni, 2011: 162) metode index card match adalah cara menyenangkan lagi aktif untk meninjau ulang materi pembelajaran. Strategi ini memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada kawan sekelas. Menurut (Zaini, 2008: 67) metode index card match adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas
Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015
15
mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan, Dari pendapat beberapa ahli di atas tentang metode index card match dapat disimpulkan bahwa metode index card match adalah metode yang mengajarkan peserta didik untuk berperan aktif dalam sebuah grup atau pasangannya untuk melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Dalam metode ini dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, efisien, dan menyenangkan bagi peserta didik yang melakukan pembelajaran melalui metode index card match b. Langkah langkah metode index card match Terdapat langkah langkah metode index card match menurut (zaini, 2008: 67) yaitu: 1) Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada dalam kelas. 2) Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama. 3) Tulis
pertanyaan
tentang
materi
yang
telah
diberikan sebelumnya pada tengah bagian kertas yang telah disisipkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015
16
4) Pada separo kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang tadi dibuat. 5) Kocok semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban. 6) Beri setiap peserta didik satu kertas. Jelaskan ini adalah aktifitas yang dilakukan berpasangan. Separo peserta didik akan mendapatkan soal dan separo yang lain akan mendapatkan jawaban. 7) Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain. 8) Setelah peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasanganpasangan yang lain 9) Akhir proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan
Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015
17
3. Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) a. Pengertian Pendekatan Saintifik Pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang
memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam
mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informansi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru (Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu, 2013:205). Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan
untuk mendorong peserta didik
dalam mencari tau dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu. Dari penjelasan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa Pendekatan ini berbeda dari pendekatan pembelajaran pada kurikulum ktsp. Pada setiap langkah inti proses pembelajaran, guru akan melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah ini mempunyai kriteria sesuai dengan Permendikbud Nomor 81a yaitu proses pembelajaran menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect.
Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015
18
b. Karakteristik pendekatan saintifik 1) Berpusat pada siswa 2) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruk konsep, hukum dan prinsip 3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan
potensial
intelek
khususnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa 4) Dapat mengembangkan karakter siswa Berdasarkan karakteristik pendekatan saintifik tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa pendekatan
saintifik tepat
diterapkan pada kurikulum 2013 pada pembelajaran yang menggunakan
tema.
Dalam
pembelajaran
menggunakan
pendekatan saintifik peserta didik dijadikan sebagai pusat pembelajaran sehingga pengetahuan, keterampilan dan karakternya dapat berkembang dengan baik serta mutu pendidikan dapat ditingkatkan. c. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik Menurut Kemendikbud (2013:208), Proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pendekatan berbasis pendekatan ilmiah, ketiga ranah tersebut harus menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik dalam ranah sikap tahu ‘mengapa, ranah pengetahuan tahu Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015
19
‘apa’, dan dalam ranah keterampilan agar peserta didik tahu ‘bagaimana’. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills). Proses pembelajaran dalam Permendikbud 81a, terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: 1) Mengamati 2) Menanya 3) Mengumpulkan informasi 4) Mengasosiasi 5) Mengkomunikasikan Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut: Tabel 2.1 : Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya (Permendikbud 81a, 2013 : 5).
Langkah Pembelajaran Mengamati
Kegiatan Belajar
Kompetensi yang dikembangkan
Membaca, mendengar,
Melatih
menyimak, melihat
kesungguhan,
Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015
20
(tanpa atau dengan
ketelitian,
alat)
mencari informasi
Menanya
Mengajukan
Mengembangkan
pertanyaan tentang
kreativitas, rasa
informasi yang tidak
ingin tahu,
dipahami dari apa yang
kemampuan
diamati atau pertanyaan merumuskan
Mengumpulkan informasi/ eksperimen
untuk mendapatkan
pertanyaan untuk
informasi tambahan
membentuk
tentang apa yang
pikiran kritis
diamati (dimulai dari
yang perlu untuk
pertanyaan faktual
hidup cerdas dan
sampai ke pertanyaan
belajar sepanjang
yang bersifat hipotetik)
hayat
- Melakukan
Mengembangkan
eksperimen
sikap teliti,
- Membaca sumber
jujur,sopan,
lain selain buku
menghargai
teks
pendapat orang
- Mengamati objek/ kejadian/ - Aktivitas
lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015
21
- Wawancara dengan nara sumber
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/
- Mengolah informasi
Mengembangkan
mengolah
yang sudah
sikap jujur, teliti,
informasi
dikumpulkan baik
disiplin, taat
terbatas dari hasil
aturan, kerja
kegiatan
keras,
mengumpulkan /
kemampuan
eksperimen maupun
menerapkan
hasil dari kegiatan
prosedur dan
mengamati dan
kemampuan
kegiatan
berpikir induktif
mengumpulkan
serta deduktif
informasi.
dalam
- Pengolahan
menyimpulkan .
informasi yang
Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015
22
dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
Mengkomunikasi
Menyampaikan hasil
Mengembangkan
kan
pengamatan,
sikap jujur, teliti,
kesimpulan
toleransi,
berdasarkan hasil
kemampuan
analisis secara lisan,
berpikir
tertulis, atau media
sistematis,
lainnya
mengungkapkan pendapat dengan
Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015
23
singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
B. Penelitian Yang Relevan Penelitian tentang metode pembelajaran index card match telah banyak dilakukan oleh peneliti diantaranya Si Ngurah Putu Suta Prawira, Siti Zulaikha, I Gst Agung Oka Negara (2014) Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Sd. Penelitian
ini
bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar
IPS antara
siswa
yang
belajar
dengan
strategi
pembelajaran aktif tipe Index Card Match dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus III Mengwi, Badung Tahun Penelitian
ini
adalah
penelitian
Pelajaran eksperimen
2013/2014. semu
yang
menggunakan rancangan Nonequivalent Control Group Design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V semester 1 SD Gugus III Mengwi Tahun Pelajaran 2013/2014. Dengan sampel penelitian yang ditentukan secara
random sampling.
Sampel penelitian yaitu SD N 2 Sempidi sebagai kelompok
Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015
24
eksperimen berjumlah 34 orang dan SD N 4 Sading sebagai kelompok kontrol berjumlah siswa 35 orang. Data hasil belajar IPS dikumpulkan dengan teknik tes berupa tes objektif bentuk pilihan ganda biasa. Selanjutnya data dianalisis dengan uji-t. Hasil uji
hipotesis dengan uji-t menunjukkan
t hitung = 2.708,
sedangkan t table dengan dk = 67 dan taraf signifikan 5% didapat angka batas penolakan hipotesis 2.00. Berdasarkan kriteria pengujian,
t hitung > t table (2.708 >
diterima dan H 0
2.00),
sehingga
Ha
ditolak. Ini berarti terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang belajar melalui strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V Gugus III Mengwi, Badung Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian lain terkait dengan index card match pernah dilakukan juga oleh Sumarni, Nanang Heryana, dan Ahmad Yani (2013) Penerapan Strategi Index Card Match Untuk meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV SDN 15 Nanga Pinoh Kabupaten Melawi terkait
Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015
25
dengan
penerapan
strategi
index
card match.
Bentuk
penelitiannya berupa Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dan tiap siklusnya terdiri
atas
empat
tahapan,
yaitu perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa diambil dari data hasil belajar siklus I dan II. Sedangkan data pada proses pembelajaran guru dan aktivitas siswa diambil dari APKG 1 dan II serta lembar observasi aktivitas siswa. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila siswa memperoleh ratarata hasil belajar mencapai
≥ 70. Rata-rata
hasil belajar pada siklus I sebesar 68.80, sedangkan pada siklus II sebesar 86.40. Simpulan dalam penelitian ini bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang siknifikan setelah diterapkannya kenampakan Melawi
strategi alam di
index SDN
card match 15 Nanga
pada
materi
Pinoh Kabupaten
yakni sebesar 37.80 poin dengan rata-rata nilai
peningkatan hasil belajar sebesar 68.00 Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IV sudah menggunakan kurikulum 2013. Pada kurikulum
ini
pembelajaranya
menggunakan
tema
dengan
menggabungkan beberapa mata pelajaran menjadi satu tema. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan saintifik
Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015
26
C.
Kerangka Pikir Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai macam hal baik yang berhubungan dengan siswa maupun dari luar siswa. Pembenahan harus dilakukan agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Masalah ini terjadi pada siswa kelas IVB SD N 1 Karanglewas Lor. Masih rendahnya hasil belajar aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa di SD N 1 Karanglewas Lor. Untuk aspek kognitifnya terjadi masalah pada pengetahuan siswa, siswa menganggap ada beberapa mata pelajaran yang sulit sehingga siswa sudah terlebih dahulu merasa takut sebelum pelajaran, ini berdampak pada nilai pengetahuan siswa. Untuk aspek afektifnya terjadi masalah ternyata pada saat siswa membaca dan menghitung pada saat pembelajaran juga masih ada yang merasa kesulitan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi dimana siswa tidak bisa mengerjakan soal matematika yang diberikan oleh guru dan saat siswa disuruh membacan keras oleh guru masih banyak siswa yang belum lancar dalam mengucakan kata, siswa yang aktif dalam kelas hanya sedikit, masih suka mencontek pekerjaan teman. Kemudian untuk aspek psikomotornya terdapat masalah dengan percaya diri, tanggung jawab dan disiplin siswa yang rendah saat berjalanya pembelajaran. Rendahnya hasil belajar aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa, sehingga membutuhkan suatu tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran. Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015
27
Penerapan metode index card match, merupakan salah satu penerapan yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SD N 1 Karanglewas Lor. Penerapan Metode index card match adalah suatu proses pembelajaran yang berlangsung dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dlam pembelajaran. Hal ini sangat efektif dimana guru dapat menggali kekampuan peserta didik agar dapat maksimal berperan aktif, mandiri dan dapat mengeluarkan ide-ide atau pendapatnya. Penggunaan metode index card match ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik ranah afektif, kognitif, dan psikomotor. Gambaran dari penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
Kondisi Awal Hasil belajar kelas IV SD Negri 1 Karanglewas masih rendah
Tindakan Pembelajaran mengunakan Penerapan metode index card match
Kondisi Akhir Meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Negri 1 Karanglewas Lor
Hasil belajar Naik
Gambar 2.1 Sekema Kerangka Berpikir Penelitian
Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015
28
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu: 1. melalui metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah kognitif pada Sub tema Indahnya Peninggalan Sejarah di SD Negeri 1 Karanglewas Lor. 2. melalui metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah afektif pada Sub tema Indahnya Peninggalan Sejarah di SD Negeri 1 Karanglewas Lor. 3. melalui metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah pisikomotor pada Sub tema Indahnya Peninggalan Sejarah di SD Negeri 1 Karanglewas Lor.
Meningkatkan Hasil Belajar ..., Ardian Dwi Prasetyo, FKIP UMP, 2015