BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1
Kajian Teori
2.1.1
Pengertian IPA Patta Bundu (2006: 9) menjelaskan secara tegas bahwa yang dimaksud kata
sains dalam kurikulum pendidikan di Indonesia adalah IPA itu sendiri.Ruang lingkup sains tersebut adalah sains (tingkat SD), sains Biologi, Sains Kimia, Sains Bumi dan Antariksa (tingkat sekolah menengah). Menurut Nash dalam Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1992: 3) IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Cara atau metode tersebut harus bersifat analitis, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara fenomena dengan fenomena yang lain. Metode tersebut dapat membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya itu.Metode tersebut adalah metode berpikir ilmiah. Vessel dalam Patta Bundu (2006: 9) mengartikan IPA sebagai suatu hal atau apa yang dikerjakan para ahli sains (Scientis). Vessel dalam Patta Bundu (2006: 9) mengemukakan “science is an intellectual search involving inquiry, rational through, and generalization”. Hal yang dikerjakan oleh saintis disebut sebagai proses sains, sedangkan hasilnya yang berupa fakta-fakta dan prinsip-prinsip disebut dengan produk sains. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengertian sains menurut uraian di atas adalah (1) sains adalah ruang lingkup sains, (2) sains adalah pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan tertentu, (3) sains dicirikan oleh nilai-nilai dan sikap para ilmuwan menggunakan proses ilmiah dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, sains adalah proses kegiatan yang dilakukan para saintis dalam memperoleh pengetahuan dan sikapterhadap proses kegiatan tersebut (sikap ilmiah).
9
10
2.1.2 Tujuan Pembelajaran IPA Menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006, ada tujuh tujuan mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), yaitu: 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan
masyarakat 4. Mengembangkan
keterampilan
proses
untuk
menyelidiki
alam
sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
2.1.3 Ruang Lingkup IPA Menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006 ruang lingkup mata pelajaran IPA meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan 2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas 3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana 4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
11
Ruang lingkup Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dipelajari dalam IPA dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran itu dapat dicapai melalui standar kompetensi dan kompetensi dasar. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah melakukan penyusunan Standar Isi (SI), yang kemudian dituangkan kedalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006, yang mencakup komponen: a. Standar
Kompetensi
(SK),
merupakan
ukuran
kemampuan
minimal
yangmencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan. b. Kompetensi Dasar (KD), merupakan penjabaran SK peserta didik yang cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan SK peserta didik. Pencapaian SK dan KD Kelas IV Semester II didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV pada Semester II
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa Energi dan Perubahannya gaya (dorongan dan tarikan) dapat 7. Memahami gaya dapat mengubah gerak suatu benda mengubah gerak dan/atau 7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa bentuk suatu benda gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda 8.Memahami berbagai bentuk 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan energi dan cara penggunaannya bunyi yang terdapat di lingkungan dalam kehidupan sehari-hari sekitar serta sifat-sifatnya 8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya 8.3 Membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi gerak
12
akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut 8.4 Menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik 9.1 Mendeskripsikan perubahan Bumi dan Alam Semesta kenampakan bumi 9. Memahami perubahan 9.2 Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan permukaan kenampakan bumi dari hari ke hari bumi dan langit 10.1 Mendeskripsikan berbagai penyebab 10. Memahami perubahan perubahan lingkungan fisik (angin, lingkungan fisik dan hujan, cahaya matahari, dan pengaruhnya terhadap daratan gelombang air laut) darn 10.2 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) 10.3 Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) 11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber 11. Memahami hubungan antara daya alam dengan lingkungan sumber daya alam dengan 11.2 Menjelaskan hubungan antara sumber lingkungan, teknologi, dan daya alam dengan teknologi yang masyarakat digunakan 11.3 Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan
SK dan KD yang peneliti ambil pada kelas IV mata pelajaran IPA yaitu:
Kompetensi Dasar Standar Kompetensi 11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, Siklus I 11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber teknologi, dan masyarakat daya alam dengan lingkungan Siklus II 11.2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan
13
2.1.4 Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial (Agus Suprijono, 2009:46). Menurut Andreas (dalam Agus Suprijono, 2009:46), model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajar, tahap-tahap pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Merujuk pemikiran Joyce, fungsi model pembelajaran yaitu guru dapat membantu siswa mendapat informasi, ide keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide (Agus Suprijono, 2009:46). Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran atau merancang aktivitas belajar mengajar secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar. 2.1.5
Cooperative Learning
2.1.5.1 Pengertian Cooperative Learning Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahanbahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru (Agus Suprijono, 2009:54). Vygotsky (Agus Suprijono, 2009:56) berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif adalah arti penting belajar kelompok. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dilakukan secara kelompok atau dikerjakan secara bersama-bersama.
14
2.1.5.2 Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif Menurut Stahl dalam Ismail (2002) bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah : 1) belajar dengan teman,2) tatap muka antar teman,3) mendengarkan diantara anggota, 4) belajar dari teman sendiri dalam kelompok, 5) belajar dalam kelompok kecil,6) produktif berbicara atau mengemukakan pendapat,7) siswa membuat keputusan,8) siswa aktif Sedangkan menurut Johnson dalam Ismail (2002: 12) belajar dengan koopertif mempunyai
ciri:
1)
saling
ketergantungan
yang
positif,
2)
dapat
dipertanggungjawabkan secara individu,3) heterogen, 4) berbagi kepemimpinan, 5) berbagi tanggung jawab, 6) ditekankan pada tugas dan kebersamaan,7) mempunyai ketrampilan dalam berhubungan sosial,8) guru mengamati, 9) efektifitas tergantung kepada kelompok. Berdasarkan hal tersebut pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Siswa belajar dalam kelompok, mendengarkan, mengemukakan pendapat dan membuat keputusan secara bersama. 2. Kelompok siswa yang dibentuk merupakan percampuran yang dilihat dari latar belakang sosial, jenis kelamin. 2.1.5.3 Elemen-Elemen Dasar Pembelajaran Kooperatif Ada beberapa elemen dasar yang membuat pembelajaran kooperatif lebih produktif dibandingkan dengan pembelajaran kompetitif dan individual. Elemenelemen tersebut adalah : a. Interpedansi positif (positive interpedance) b. Interaksi promotif (promotive interaction) c. Akuntabilitas individu (individual accountability) d. Ketrampilam interpersonal dan kelompok kecil (interpersonal and small-group skill) e. Pemprosesan kelompok (group processing)
15
Unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif menurut Lungdren (Isjoni 2010:13) sebagai berikut: a. Para
siswa
harus
memiliki
persepsi
bahwa
mereka
“tenggelam
atau
berenangbersama”. b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau siswa lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab, terhadap diri sendiri dalammempelajari materi yang dihadapi. c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yangsama. d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab diantara para anggotakelompok. e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikutberpengaruh terhadap evaluasi kelompok. f. Para
siswa
berbagi
kepemimpinan
sementara
mereka
memperoleh
ketrampilanbekerja sama selama belajar. g. Setiap
siswa
akan
diminta
mempertanggungjawabkan
secara
individual
materiyang ditangani dalam kelompok kooperatif. 2.1.5.4 Manfaat Pembelajaran Kooperatif Sadker dalam Huda (2011) menjabarkan beberapa manfaat pembelajaran kooperatif : 1. Siswa yang diajari dalam struktur-struktur kooperatif akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi khususnya berlaku bagi siwa-siswa SD untuk mata pelajaran matematika. 2. Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki sikap harga diri yang lebih tinggi dan motivasi yang besar untuk belajar. 3. Siswa menjadi lebih peduli pada teman-temannya, dan diantara mereka akan terbangun rasa ketergantungan yang positif. 4. Meningkatkan penerimaan siswa terhadap teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang berbeda
16
2.1.5.5 Tujuan Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif
mempunyai tiga tujuan yang hendak dicapai : 1. Hasil belajar akademik Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.Banyak ahli yang berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit. 2. Pengakuan adanya keragaman Model pembelajaran kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima temantemannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik dan tingkat sosial. 3. Pengembangan keterampilan sosial Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif adalah berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja sama dalam kelompok.
2.1.5.6 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Jarolelimek & Parker (Isjoni, 2010:24) mengungkapkan tentang kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif. Kelebihan dari pembelajaran kooperatif antara lain:a) saling ketergantungan positif, b) adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu, c) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas,d) suasana kelas yang rileks dan menyenangkan, e) terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan gurunya, dan f) memiliki banyak kesempatan untuk
mengekspresikan
pengalaman
emosi
yang
menyenangkan.Kelemahan
pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam yaitu sebagai berikut: 1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang,disamping itu memerlukan lebih banyak
17
tenaga, pemikiran dan waktu. 2) agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas,alat dan biaya yang cukup memadai. 3) selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan 4)saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif. Menurut Agus Suprijono (2009:65) menjelaskan bahwa sintaks pembelajaran kooperatif terdiri dari enam komponen utama yaitu: Fase-fase Perilaku Guru Fase 1 1) Menyampaikan semua tujuan yang ingin Menyampaikan tujuan dicapai selama pembelajaran dan memotivasi dan memotivasi siswa siswa belajar Fase 2 2) Menyajikan informasi kepada siswa dengan Menyajikan informasi jalan demonstrasi. Fase 3 3) Menjelaskan kepada siswa bagaimana cara Mengorganisasikan membentuk kelompok belajar dan membantu siswa kedalam setiap kelompok agar melakukan transisi secara kelompok-kelompok efisien. belajar Fase 4 4) Membimbing kelompok belajar pada saat Membimbing mereka mengerjakan tugas mereka kelompok bekerja dan belajar Fase 5 Evaluasi
5) Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau meminta kelompok presentasi hasil kerja
Fase 6 Memberikan penghargaan
6) Menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
18
2.1.6 Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take And Give di Pembelajaran IPA di kelas IV SD Pembelajaran dengan model kooperatif tipe Take and Give diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru bisa menulis topik yang akan dipelajari pada papan tulis. Guru menyajikan dan menjelaskan garis besar materi yang akan dipelajari. Guru menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan ini dimaksud untuk mengaktifkan skemata atau struktur kognitif peserta didik agar lebih siap menghadapi kegiatan pelajaran baru. Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Take and Give kepada siswa. Kemudian guru membagikan kartu materi sesuai jumlah siswa. Siswa diberi kartu materi untuk dipelajari dan dihafal. Kemudian siswa diminta berdiri dan mencari pasangan untuk memberi informasi, tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu yang dipegangnya. Demikian seterusnya hingga setiap siswa dapat saling memberi dan menerima informasi masing-masing (take and give). Setelah siswa selesai bermain bertukar kartu, siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Kegiatan ini merupakan refleksi terhadap pengetahuan yang mereka dapatkan dari hasil diskusi saling memberi dan menerima informasi dari materi yang disampaikan. Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran. Guru melakukan evaluasi pembelajaran untuk mengukur tingkat pemahaman materi yang sudah dipelajari. Setiap siswa mengerjakan soal evaluasi yang dikerjakan secara individu. Istilah Take and Give sering diartikan „saling memberi dan menerima‟. Take and Give adalah strategi pembelajaran yang didukung oleh penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu kepada siswa. Hal ini penting diterapkan agar
19
informasi yang diterima tidak hanya disimpan dalam memori jangka pendek, yang mudah dilupakan, akan tetapi dapat disimpan dalam memori jangka panjang sehingga akan dihayati dan diterapkan dalam tugas pekerjaan (Miftahul Huda, 2013:241). Istilah Take and Give sering dikonotasikan orang dengan”saling memberi dan saling menerima”. Maka saling menerima dan memberi itu jugalah yang menjadi intisari dari model pembelajaran Take And Give ini. Jadi model pengertian pembelajaran Take And Giveini adalah rangkaian penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu kepada siswa yang di dalam kartu itu sendiri ada catatan yang harus dikuasai atau dihafal oleh masing-masing siswa. Kemudian siswa mencari pasangan masing-masing untuk bertukar pengetahuan yang ada padanya sesuai dengan yang didapatnya dikartu, lalu kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengevaluasi siswa dengan menanyakan pengetahuan yang ada padanya dan yang dia terima dari pasangannya (Istarani.2011:58). Arti dari kata Take dan Give yaitu saling tolong menolong, saling memberi dan menerima, bantu membantu, atau gotong royong http://www.bubblews.com/ news/205659-take-amp-give, diakses tanggal 10 Februari 2014. Jadi, pengertian pembelajaran Take And Give adalah strategi pembelajaran yang didukung oleh penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu kepada siswa yang di dalam kartu itu sendiri ada catatan yang harus dikuasai atau dihafal oleh masing-masing siswa. Siswa kemudian mencari pasangannya masing-masing untuk bertukar pengetahuan yang ada padanya sesuai dengan yang didapatnya di kartu, lalu kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengevaluasi siswa dengan menanyakan pengetahuan yang ada padanya dan yang dia terima dari pasangannya.
20
2.1.6.1 Media Model Pembelajaran Take and Give Media dalam model pembelajaran Take and Give adalah berupa kartu seukuran dengan kartu remi atau 10cm x 15cm untuk sejumlah siswa. Setiap kartu berisi nama siswa, bahan belajar (sub materi) dan nama yang diberi informasi, kompetensi dan sajian materi ( Bidan Diah, 2012:1 ). Berikut ini contoh kartu dalam model pembelajaran Take and Give: Kartu siswa Nama siswa: Sub materi :
Nama yang diberi: 1. ... 2. ... 3. ... 4. ... 5. dst
2.1.6.2 Langkah-Langkah Strategi Take and Give Menurut Miftahul Huda (2013:242), langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penerapan model kooperatif tipe Take And Give adalah sebagai berikut: 1. Guru mempersiapkan kartu yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. 2. Guru mendesain kelas sebagaimana mestinya. 3. Guru menjelaskan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. 4. Untuk memantapkan penguasaan siswa, mereka diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari atau dihafal. 5. Semua siswa diminta berdiri dan mencari pasangan untuk memberi informasi. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu yang dipegannya. 6. Demikian seterusnya hingga setiap siswa dapat saling memberi dan menerima masing-masing (take and give).
21
7. Untuk mengevaluasi keberhasilan siswa, guru dianjurkan memberi pertanyaan yang tidak sesuai dengan karrtu. 8. Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai dengan kartu. 9. Guru menutup pembelajaran. Dari beberapa langkah yang telah disebutkan, bahwa langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give diawali dengan penjelasan materi oleh guru selama kurang lebih 45 menit yang sebelumnya guru telah menyiapkan kartu (seukuran dengan kartu remi) sebagai media pembelajaran. Setelah guru menjelaskan materi sesuai dengan kompetensi, guru memntapkan pemahaman siswa guru memberikan kartu yang telah disiapkan yang berisikan materi untuk dipelajari kurang lebih 5 menit. Kartu yang dibuat dengan ukuran ±10x15cm dan dibuat sebanyak siswa dikelas. Tiap kartu tersebut berisikan sub materi (yang berbeda dengan kartu yang lainnya, materi sesuai dengan kompetensi). Kemudian guru meminta semua siswa berdiri dan mencari teman pasangan untuk saling menginformasikan materi yang telah diterimanya. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu yang sudah diberikan. Demikian seterusnya sampai tiap siswa dapat saling member dan menerima materi masing-masing (Take and Give). Akan tetapi, strategi ini dapat dimodifikasi sesuai dengan keadaan. Setelah itu untuk mengevaluasi keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give, guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang tidak sesuai dengan kartu miliknya atau kartu orang lain. Kemudian guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman dan memberikan penguatan untuk kemudian kesimpulan bersama siswa. 2.1.6.2 Kelebihan Dan Kelemahan Strategi Take and Give Miftahul Huda (2013:243), mengungkapkan tentang kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif. Kelebihan dari pembelajaran kooperatif antara lain:
22
a. Kelebihan Strategi Take and Give 1. Dapat dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan keinginan dan situasi pembelajaran. 2. Melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai kemampuan orang lain. 3. Melatih siswa untuk berinteraksi secara baik dengan teman sekelas. 4. Memperdalam dan mempertajam pengetahuan siswa melalui kartu yang dibagikan. 5. Meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab masing-masing siswa dibebani pertanggungjawaban atas kartunya masing-masing. b. Kelemahan Strategi Take and Give 1. Kesulitan untuk mendisiplininkan siswa dalam kelompok-kelompok. 2. Ketidaksesuaian skill antara siswa yang memiliki kemampuan akademik yang baik dan siswa kurang memiliki kemampuan akademik. 3. Kecenderungan terjadinya free riders dalam setiap kelompok, utamanya siswasiswa yang akrab satu sama lain.
2.1.7
Aktivitas Siwa Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran,
perhatian dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menjujung keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas siswa yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, mengingkatnya jumlah siswa yang bertanya, yang bertanya jawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran. Model belajarmengajar yang bersifat partisipasion yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang kondusif, karena siswa berperan dan lebih terbuka dalam kegiatan belajar-mengajar. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas (Sardiman, 2003:95).
23
Menurut Sriyono, aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Dalam pelaksanaanya kegiatan pembelajaran yang mengaktifkan siswa bukan berarti guru tidak begitu banyak melakukan aktivitas, tetapi guru selalu memberi petunjuk tentang apa yang harus dilakukan siswa, mengarahkan, menguasai, dan mengadakan evaluasi (Ibrahim &Nana, 2003:27). Dengan demikian dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam suatu proses pembelajaran siswa yang harus aktif, fungsi guru hanya sebatas membantu, sehingga proses kemandirian belajar dapat tercapai. Aktivitas siswa berdasarkan pembelajaraan kooperatif tipe Take and Give sebagai berikut: Tabel 2.2 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa dengan Model Pembelajaran Take and Give No
Aspek yang dinilai
1.
Kegiatan Awal
2.
Kegiatan Inti
3.
Kegiatan Penutup
Siswa memperhatikan apersepsi yang disampaikan oleh guru Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru Siswa mendengarkan penjelasan pelaksanaan pembelajaran metode Take and Give Siswa tertib ketika diberi kartu materi dari guru. Siswa tertib menerima kartu yang diberikan guru kepada tiap siswa. Siswa memperhatikan demonsrtasi yang diberikan oleh guru Siswa aktif berdiskusi untuk mencari teman pasangan untuk saling memberi informasi mengenai materi yang sudah diterima. Siswa tertib ketika mencatat nama pasangannya pada kartu yang dipegangnya. Siswa memperhatiakn konfirmasi yang disampaikan oleh guru. Siswa berani menyimpulkan dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung. Jumlah Nilai
Pertemuan I dan II
1
2
3
4
24
Kriteria Skor : 1 = Kurang 2 = Cukup Kriteri Penilaian : Skor minimal Skor maksimal
3 = Baik 4 = Baik sekali
= 1 x 10 = 10 = 4 x 10 = 40 Rentang skor
2.1.8
No
Skor
Kategori
1
10-20
Cukup
2
20-30
Baik
3
30-40
Sangat Baik
Hasil Belajar Menurut Hamalik (2006), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan
terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Darmansyah (2006) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Sedangkan hasil belajar menurut Sudjana (2003) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajaranya. Hasil belajar ini diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa atau kemampuan siswa dalam suatu pokok bahasan guru biasanya mengadakan tes hasil belajar. Hasil belajar dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh siwa setelah mengikuti suatu tes hasil belajar yang diadakan setelah selesai program pengajaran. Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa mengalami aktivitas belajar.
25
2.2 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan Sesuai dengan hasil penelitian yang sudah lakukan sebelumnya menyatakan bahwa model pembelajaran Take and Give dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di Sekolah Dasar. Hasil penelitian tersebut jelas diuraikan Septiana (2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe take and give untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa siswa kelas IV SD Negeri 1 Way Tenong. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Penelitian ini meliputi empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Cara pengumpulan data yang diambil adalah tes, observasi, dan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe take and give, aktivitas belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan yaitu 52,92% menjadi 73,53%. Sedangkan hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu 55,88% menjadi 82,35%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunaan model pembelajaran kooperatif tipe take and give dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Rindy Novitry (2009) yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give Terhadap Hasil Belajar Siswa. Hasil penelitian tersebut menunjukan dari data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give meningkatkan hasil belajar siswa dengan rata-rata berkriteria sedang (0,5). Hal itu didukung dengan peningkatan aktivitas belajar siswa mengemukakan ide berkriteria sedang (74,5%), bertukar informasi berkriteria tinggi (84,3%), mengomunikasikan hasil diskusi berkriteria sangat tinggi (90,2%), dan bertanya berkriteria sedang (74,5%).
26
2.3 Kerangka Pikir Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam hasil belajar adalah dari faktor model pembelajaran, karena model pembelajaran sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Berdasarkan kenyataan pembelajaran IPA dengan materi saja masih kurang maksimal, maka perlu upaya perbaikan. Peneliti merancangkan perbaikan model dengan sumber belajar tertentu yang diupayakan untuk menarik perhatian siswa dan mengacu aktivitas siswa. Model yang peneliti rancangkan model pembelajaran koopertif tipe take and give.
27
Kerangka berpikir diatas dapat digambarkan melaui diaglam berikut:
Kondisi awal
Pra siklus: Guru belum menggunakan model pembelajaran konvensinal
1. Aktivitas belajar rendah 2. Hasil belajar belum mencapai KKM
Siklus I 1. Aktivitas belajar meningkat, belum mencapai indikator 2. Hasil belajar meningkat, KKM belum tercapai
Siklus I dan siklus II: Menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give
Tindakan
Siklus II 1. Aktivitas belajar meningkat, sudah mencapai indikator 2. Hasil belajar meningkat, KKM sudah tercapai
Kondisi akhir
Tahap pelaksanaan penelitian: 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan tindakan 3. Pengamatan/observasi 4. Refleksi
Langkah-langkah model pembelajaran tipe Take and Give: 1. Mempersiapkan kartu 2. Mendesain kelas 3. Menjelaskan materi 4. Pembagian kartu 5. Bertukar kartu 6. Evaluasi 7. Menutup pelajaran
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir
28
2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dirumuskan suatu hipotesis. Sudjana (Buchori, 2009) mengemukakan hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekan. Hipotesis akan diuji di dalam penelitian dengan pengertian bahwa uji statistik selanjutnya yang akan membenarkan atau menolaknya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu : 1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Take and Give mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Kalicacing 02 TH.2013/2014. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Take and Give mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga TH.2013/2014.