BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Strategi Bersaing Persaingan
antar
lembaga
pendidikan
merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri lagi, karena hal ini berlangsung dengan sangat sulit dan ketat. Persaingan yang bersangkutan dengan efesiensi berlangsungnya penyelenggaraan pendidikan. Strategi bersaing inti dari analisis pesaing yang melakukan persaingan dalam bidang manajemen. Persaingan yang terjadi di perusahaan kini mulai menjalar kedalam bidang pendidikan, dan
semua
ini
berjuang
untuk
mengatasi
persaingan yang semakin meningkat. Selain itu strategi
bersaing
juga
sebagai
motivasi
dan
membantu membawa kemajuan untuk berprestasi. Porter
(1992:1)
mengatakan
bahwa
strategi
bersaing merupakan upaya mencari posisi bersaing yang menguntungkan dalam suatu industri, arena fundamental
dimana
persaingan
berlangsung.
Strategi bersaing bertujuan membina posisi yang menguntungkan
dan
kuat
dalam
melawan
kekuatan yang menentukan persaingan dalam industri.
9
Dalam menanggulangi persaingan yang terjadi sekarang ini dalam Michael E Porter (2009:71) ada tiga pendekatan strategis generik yang secara potensial akan berhasil mengungguli perusahaan lain dalam suatu industri. Dalam hal ini strategi Generik adalah pendekatan untuk mengungguli pesaing dalam industri; dalam memperoleh hasil laba yang tinggi, sedangkan di industri yang lain keberhasilan dengan salah satu strategi generik mungkin diperlukan hanya untuk mendapatkan hasil laba yang layak dalam artian mutlak. Berikut adalah tiga strategi generik: 2.1.1 Keunggulan Biaya M enyeluruh Michael
E Porter (2009:71) menyatakan
keunggulan biaya memerlukan kontruksi agresif dari fasilitas skala yang efisien, usaha yang terusmenerus dalam mencapai penurunan biaya, dan overhead (biaya lain-lain) yang ketat pengindaran pelanggan marginal, serta minimal biaya dalam bidang-bidang
litbang,
pelayanan,
armada,
penjualan, periklanan, dan lain-lain. Posisi biaya memberikan ketahanan terhadap rivalitas dari para pesaing, karena biaya yang lebih rendah memungkinkan dapat menghasilkan laba setelah para pesaing mengorbankan laba mereka demi persaingan. 10
Pencapaian posisi biaya keseluruhan yang rendah sering kali menuntut bagian pasar relatif tinggi atau lebih dari yang lain. Menerapakan strategi
biaya
rendah
mungkin
memerlukan
investasi modal yang besar terlebih dahulu untuk peralatan baru dan fasilitas yang modern guna mempertahankan keunggulan biaya. 2.1.2
Diferensiasi
Diferensiasi merupakan strategi yang tepat untuk menghasilkan laba diatas rata-rata dalam suatu industri karena strategi ini menciptakan posisi
yang
aman
untuk
mengatasi
kelima
kekuatan persaingan meskipun dari cara yang berbeda dari keunggulan biaya. Karena strategi diferensiasi
tidak
memungkinkan
perusahaan
untuk mengabaikan biaya namun biaya bukan strategi utama (Porter 2009:74). Diferensiasi menghasilkan margin yang lebih tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi kekuatan
pelanggan, karena pelanggan
tidak
mempunyai alternatif yang dapat dibandingkan. Pada akhirnya, lembaga/perusahaan yang telah melakukan strategi diferensiasi ini memperoleh kesetiaan pelanggan akan berada pada posisi yang lebih baik terhadap produk pengganti daripada para pesaingnya. 11
2.1.3
Fokus
Porter (2009:75) menyatakan bahwa strategi fokus
dikembangkan
untuk
melayani
target
tertentu secara baik. Memusatkan pada kelompok pembeli, segmen lini produk atau pasar wilayah geografis tertentu, seperti halnya diferensiasi. Strategi berdasarkan pada pemikiran bahwa suatu lembaga dengan demikian akan mampu melayani target dalam hal ini yaitu sekolah yang melayani siswanya dengan strategi yang lebih efektif dan efisien
dibandingkan
dengan
sekolah-sekolah
lainnya, sebagai pesaing yang bersaing secara lebih luas. Hal ini berimbas pada sekolah yang akan mencapai diferensiasi karena telah mampu memenuhi kebutuhan target tertentu dengan lebih baik. Strategi fokus juga dapat digunakan untuk memilih target yang paling tidak rentan terhadap produk pengganti atau dimana pesaing adalah paling lemah.
12
2. 2. Daya Saing Sekolah Menurut Joewono dalam Wijaya (2012:64) Daya saing (competitiveness) adalah unjuk kerja dari kemampuan bersaing jangka pendek dan jangka panjang untuk memberikan nilai bagi pihak-pihak yang berkaitan secara berkelanjutan. Daya saing dari sebuah organisasi dapat diukur dengan
menyeimbangkan
kinerja
yang
bersaing
telah
di
antara
dicapai
masa
dan
posisi
atau
kemampuan
mendatang.
Ukuran
keberhasilannya menurut Joewono dalam Wijaya (2012:64) adalah 1) Penjualan, 2) Pangsa pasar, 3) Kesadaran
pelanggan,
4)
Citra pelanggan, 5)
Kepuasan pelanggan, 6) Loyalitas pelanggan, 7) Nilai
bagi
pemangku
kepentingan,
8)
Serta
pertumbuhan. Pertama adalah Penjualan yang menjadi salah satu dari tujuan sekolah adalah penjualan jasa pendidikan karena omzet penjualan jasa pendidikan merupakan “aliran darah” likuiditas sekolahnya.
Pendapatan sekolah diperoleh dari
melakukan kegiatan promosi dan pengelolaan merek pendidikan yang menjadikan pelanggan jasa pendidikan
agar
dapat
menarik
minat
beli
pelanggan jasa pendidikan.
13
Kedua yaitu Pangsa Pasar, dalam hal ini dunia pendidikan adalah perbandingan antara pendapatan penjualan jasa pendidikan dan ukuran pasar jasa pendidikan pada sektor jasa pendidikan nasional.
Pangsa
pasar
jasa
pendidikan
mencerminkan penguasaan pasar sekolah atas sekolah kompetitornya. Semakin tinggi pangsa pasar jasa pendidikan berarti semakin tinggi penguasaan sekolah. Kesadaran
pelanggan
menjadi
ukuran
keberhasilan apabila pasar jasa pendidikan tidak mengenal sekolah, kemungkinan pembeli jasa pendidikan akan rendah. Karena banyak sekolah yang berlomba-lomba untuk mengenalkan produk dari sekolah tersebut dengan promosi dengan semaksimal mungki agar pelanggan memperoleh kesadaran yang tinggi. Ukuran keberhasilan yang keempat adalah citra pelanggan. Citra sekolah yang baik adalah citra sekolah sesuai harapan pemimpin sekolah atau pengelola merek pendidikan, yang biasanya dikenal
dengan
istilah
penentuan
posisi.
Penentuan posisi dapat berupa harapan persepsi terhadap sekolah, merek pendidikan, atau produk jasa pendidikan.
14
Kelima adalah kepuasan pelanggan jasa pelanggan harus disadari oleh pelanggan jasa pendidikan. Kepuasan pelanggan jasa pendidikan adalah proses yang dimulai dari perencanaan produk
jasa
pendidikan,
layanan
prajual
pendidikan, layanan selama proses penjualan jasa pendidikan, sampai dengan layanan purnajual jasa pendidikan. Keenam adalah Loyalitas pelanggan dengan penjelasan bahwa biaya untuk merebut pelanggan jasa pendidikan semakin mahal. Oleh karena itu, upaya untuk mempertahankan pelanggan jasa pendidikan yang sudah ada merupakan tugas pemasar jasa pendidikan yang utama. Pelanggan jasa pendidikan yang loyal sering kali tidak terlalu peka terhadap jasa pendidikan yang utama.. Ketujuh Nilai bagi pemangku kepentingan yaitu kinerja kompetisi pendidikan dapat di ukur dari
keberhasilan
sekolah
memberikan
nilai
kepada para pemangku kepentingan. Merupakan selisih dari manfaat jasa pendidikan dengan total biaya
yang
menjadi
beban
para
pemangku
kepentingan sekolah.
15
Kemudian
yang
terakhir
adalah
Pertumbuhan. Sekolah perlu bertumbuh, oleh karena itu semua kinerja keberhasilan kompetisi pendidikan harus terus ditingkatkan di setiap waktu. 2. 3. Strategi Pemasaran Sekolah Strategi
pemasaran
dalam
Chandra
(2002:93) merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas
atau
program
pemasaran
terhadap
permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Sedangkan strategi pemasaran dalam
Craven
(2000:25)
menjelaskan
bahwa
proses strategi pemasaran meliputi: (a) Analisis Situasi yang meliputi visi, struktur, dan analisis pasar, segmentasi pasar, serta pengetahuan pasar untuk memadu perancangan suatu strategi baru atau perubahan strategi yang sudah ada. (b) Perancangan tahap
Strategi
analisis
situasi
pemasaran, dalam
merupakan
proses
strategi
pemasaran dalam mengidentifikasi peluang pasar, menggambarkan
segmen
pasar,
mengevaluasi
persaingan, dan menilai kelemahan dan kekuatan perusahaan.
(c)
Pengembangan
Program
Pemasaran dalam tahap pengembangan program pemasaran ini meliputi portofolio produk dan 16
manajemen strategi merk, rantai nilai, strategi promosi dan harga. (d) Penerapan dan Manajemen Strategi Pemasaran, merupakan tahap penerapan dan
manajemen
perancangan
strategi
yang
pemasaran
efektif,
serta
meliputi strategi
implementasi dan kontrol. Sebagaimana
telah
kita
ketahui
bahwa
setiap sekolah yang didirikan bertujuan untuk menghasilkan
siswa yang berkompeten dalam
studi dan dunia kerja yang dibutuhkan. Untuk dapat memperoleh siswa yang sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah bahwa sekolah
harus mendapat siswa sesuai
dengan rombel, kapasitas kelas dan guru yang ada di sekolah tersebut. Oleh karena itu sekolah juga harus saling mengenal/ mengetahui lingkungan untuk memperoleh siswa yang akan bersekolah dengan berada dalam persaingan dengan sekolahsekolah lainnya yang mungkin lebih unggul. Untuk itu
sekolah
harus
melakukan
kegiatan
memasarkan sekolah untuk meningkatkan daya saing sekolah agar sekolah dapat memperoleh siswa dengan jumlah yang sesuai dengan kapasitas guru pengajar dan kelas.
17
Untuk dapat bersaing didalam maraknya pembangunan sekolah-sekolah negeri (SMK/SMA) yang sangat kompetitif, pihak sekolah swasta hanya baruslah menentukan apa yang harus dijual dan strategi apa yang hendak dipakai untuk menarik orangtua siswa/calon siswa yang akan bersekolah di sekolah tersebut. Karena pemasaran itu sangat penting sekali tidak bagi perusahaan melainkan bagi sekolah juga dibutuhkan karena ini sangat berpengaruh dalam menghadapi persaingan dengan sekolah-sekolah lainnya. Maka dari itu melalui pemasaran, sekolah dapat memperkenalkan produk apa yang akan dijual oleh sekolah tersebut sehingga calon siswa tertarik bersekolah di sekolah tersebut, berikut adalah strategi pemasaran yang menurut Buchari Alma (2009:2005) yang dapat dilaksanakan oleh sekolah demi meningkatkan daya saing sekolah yang
sedang
menurun
dengan
melakukan
Marketing Mix yaitu strategi mencampur kegiatankegiatan
marketing
agar
kombinasi
maksimal
sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan. Ada 4 komponen yang tercakup dalam kegiatan marketing mix ini yang terkenal dengan sebutan 4 P sebagai berikut:
18
2.3.1 Product
Dalam
Pilip
Kolter
(2008:266)
produk
adalah semua hal yang dapat ditawarkan kepada pasar
untuk
penggunaan,
menarik atau
perhatian
konsumsi
yang
akuisisi, dapat
memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Dalam bidang pendidikan seperti halnya mutu sekolah, sarana prasarana sekolah serta jurusan kalau itu sekolah kejuruan. Produk itu tidak hanya berwujud barang atau objek-objek yang secara fisik dapat dilihat wujudnya, namun produk juga dapat berupa jasa yang menurut Pilip Kolter (2008:266) adalah semua kegiatan atau manfaat yang dapat ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Jika tidak ada produk atau jasa tidak mungkin ada yang dijadikan unggulan di suatu sekolah untuk proses persaingan dengan sekolah lainnya.
19
2.3.2 Price
Harga dalam hal ini juga menentukan daya serap
calon siswa untuk bersekolah karena
orangtua
akan
mempertimbangkan
keuangan
dalam
sekolah
mahal
sistem
atau
tidak
tergantung dari fasilitas dan kebutuhan yang di sesuaikan oleh sekolah tersebut. Maka kebijakan harga dapat dilakukan oleh sekolah, dengan melakukan Penetration Price dalam Buchari Alma (2009:209) yang bertujuan meneroboskan produk ke pasar karena banyak barang sejenis yang sudah ada dipasar. Oleh karena itu produsen mencoba merebut pasar dengan harga rendah. Hal ini dapat di aplikasikan dalam sekolah, terutama memberikan kesan murah agar dapar menarik calon siswa yang bersekolah di sekolah tersebut dengan biaya SPP dan uang gedung yang relatif terjangkau, selain itu pemberian beasiswa yang menggratiskan siswa untuk bersekolah di sekolah tersebut adalah langkah yang sangat baik
dalam
menyikapi
persaingan
dengan
sekolah-sekolah negeri.
20
2.3.3 Place
Lokasi atau tempat dimana sekolah itu berada dapat menjadikan pertimbangan bagi orangtua
dan
calon
siswa
yang
akan
bersekolah, karena ini dapat mengurangi pengeluaran calon siswa. Selain itu lokasi dimana sekolah itu berada, dapat menjadikan sekolah
ini
dapat dikenal/diketahui
oleh
masyarakat luas atau tidak, dekat dengan keramai atau tidak karena ini berpengaruh juga
terhadap
sistem
pembelajaran
yang
dilaksanakan disekolah tersebut. 2.3.4 Promotion
Buchari Alma (2009:209) menyatakan bahwa
promosi
periklanan,
adalah
personal
kegiatan-kegiatan selling,
promosi
penjualan, publicity, yang kesemuanya oleh perusahaan
dipergunakan
untuk
meningkatkan penjualan. Kegiatan promosi dipengaruhi
oleh
macam-macam
kegiatan
yang dilakukan dengan melalui media tertulis yaitu
koran,
iklan
poster,
pameran
dll.
Promosi ini harus dipertimbangkan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan karena ini akan memperkenal reputasi dari sekolah yang dipromosikan. 21
2. 4. M anajeman kesiswaan Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai mereka lulus sekolah. Knezevich (1961) dalam
Solehhamdani
(2013:10)
mengartikan
manajeman peserta didik atau pupil personel administration
sebagai
memusatkan
perhatian
suatu
layanan
pada
yang
pengaturan,
pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan diluar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual
seperti
pengembangan
keseluruhan
kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di
sekolah.
Manajeman
kesiswaan
atau
manajeman peserta didik merupakan salah satu bidang operasional MBS. Manajemen kesiswaan adalah
penataan
dan
pengaturan
terhadap
kegiatan berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut di suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencataan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
22
Slameto
(2009:17)
mengemukakan
manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran disekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib, dan teratur serta mencapai tujuan
pendidikan
sekolah.
Untuk
mencapai
tujuan tersebut, bidang manajemen kesiswaan setidaknya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan, kegiatan
yaitu
kemajuan
penerimaan belajar,
siswa
serta
baru,
bimbingan
konseling dan pembinaan disiplin. Berdasarkan tiga tugas utama tersebut tanggungjawab kepala sekolah
dalam
mengelola
bidang
kesiswaan
berkaitan dengan hal-hal berikut: Kehadiran murid di
sekolah,
dan
masalah-masalah
yang
berhubungan dengan itu; Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan penunjukan murid ke kelas dan program studi; Evaluasi dan kemajuan belajar; Program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan,
seperti
pengajaran,
perbaikan,
dan
pengajran luar biasa; Pengendalian disiplin murid; Program
bimbingan
dan
konseling;
Program
kesehatan dan kemanan; Penyesuaian pribadi, sosial dan emosional
23
Jadi menajemen kesiswaan dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan lulus sekolah. Yang diatur secara langsung adalah segi-segi yang berkenaan dengan peserta didik secara langsung dalam menciptakan pendidikan perdamaian di sekolah, dan segi-segi lain yang berkaitan dengan peserta didik secara tidak langsung. Pengaturan terhadap segi-segi lain selain
peserta
memberikan
didik
layanan
dimaksudkan yang
sebaik
untuk mungkin
terhadap peserta didik. 2.4.1
Penerimaan Peserta Didik Baru
Dilingkungan
sekolah,
peserta
didik
merupakan inti dari kegiatan pendidikan. Karena itu, jika tidak ada peserta didik, tentunya tidak ada
kegiatan
pendidikan. Lebih-lebih
di
era
persaingan antar lembaga pendidikan yang begitu ketat seperti sekarang ini. Sekolah harus mampu berjuang
secara
sungguh-sungguh
untuk
mendapatkan peserta didik. Tidak sedikit lembaga pendidikan yang mati karena tidak mendapatkan peserta
didik,
pendidikan
yang
bahkan
ada
mengatakan
ketua
yayasan
bahwa mencari
peserta didik jauh lebih sulit ketimbang me ncari guru baru. 24
Untuk mendapatkan siswa baru belum tentu dengan spanduk
mengedarkan siswa
menggambarkan
brosur
akan
dan
memasang
datang.
bahwa
Hal
dalam
ini
kegiatan
pendidikan di era persaingan ini, peserta didik merupakan unsur utama yang harus dihargai martabatnya
tak
jauh
berbeda
dengan
pembeli/konsumen dalam dunia usaha. Mulyono
(2010:178)
mengatakan
bahwa
peserta didik adalah anggota masyrakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Maka dari itu perlunya tindakan penerimaan siswa baru untuk melaksanakan kegiatan pendidikan. Penerimaan siswa baru harus dikelola sedemikian rupa mulai dari perencanaan penetuan daya tampung sekolah atau jumlah siswa baru yang akan diterima, yaitu dengan mengurangi daya tampung dengan jumlah anak yang akan tinggal kelas atau mengulang. Kegiatan penerimaan siswa baru biasanya dikelola oleh panitia Penerimaan Siswa Baru (PSB) atau Penerimaan Murid Baru (PMB).
25
Demikian
juga
yang
dinyatakan
dalam
Slameto (2009:132) bahwa kegiatan ini kepala sekolah
membentuk
panitia
atau
menunjuk
beberapa orang guru untuk bertanggungjawab dalam tugas tersebut. Setelah para siswa diterima lalu
dilakukan
pengelompokan
dan
orientasi
sehingga secara fisik, mental, dan emosional siap untuk mengikuti pendidikan sekolah. Tujuan
pendidikan
tidak
hanya
untuk
mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga sikap kepribadian, serta aspek sosial emosional, disamping sekolah
keterampilan-keterampilan
tidak
berbagai
ilmu
bertanggungjawab pengetahuan,
lain.
memberikan
tetapi
memberi
bimbingan dan bantuan terhadap anak-anak yang bermasalah, maupun
baik
dalam
belajar,
emosional,
sosial, sehingga dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing.
Untuk
kepentingan
tersebut,
diperlukan data yang lengkap tentang peserta didik. Untuk itu, dalam penerimaan siswa baru perlu
diadakan
Pengelolan
seleksi
siswa
baru
calon ini
siswa
harus
baru.
dilakukan
sedemikian rupa, sehingga kegiatan belajar – mengajar sudah dapat dimulai pada hari pertama setiap tahun ajaran. 26
Menurut Suryosubroto langkah
Drs.
Ismed
(2004:74)
penerimaan
Syarief
memberikan
siswa
baru
dalam langkah-
pada
garis
besarnya adalah sebagai berikut: membentuk panitia penerimaan murid, menentukan syarat pendaftaran
calon,
Menyediakan
formulir
pendaftaran, Pengunguman pendaftaran calon, Menyediakan
buku
pendaftaran,
Waktu
pendaftaran, Penentuan calon yang diterima. 2.4.2
Pengelolaan sekolah
Menjadikan mewujudkan
sekolah
sekolah
mandiri yang
yaitu
mempunyai
kemampuan yang matang sumber daya manusia dan sumber daya lainnya (seperti: uang, peralatan, perlengkapan, manajemen,
bahan, organisasi,
dan
perbekalan),
kepemimpinan,
dan
administrasi. Keberadaan otonomi sekolah yang dipercayakan kepada sekolah perlu disambut baik oleh segenap komponen dalam sekolah seperti kepala sekolah, guru, dan para siswa. dengan diterimanya otonomi sekolah dapat berinovasi dan berkreasi untuk kemajuan sekolah, meningkatkan prestasi warga sekolah secara berkesinambungan.
27
Menurut Barlian Ikbal (2014:22) menyatakan bahwa sekolah yang mandiri adalah sekolah yang memiliki
otonomi
tanggungjawab)
(kewenangan
dan
yang signifikan untuk mengatur
dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam menyelenggarakan prestasi-prestasi
sekolah
seluruh
untuk
warga
mencapai
yang
ada
di
sekolah. Kemandirian sekolah yang dimaksud dalam konteks ini haruslah tetap dalam lingkup visi dan misi sekolah. 2. 5. Analisis SW OT Salah
satu
alat yang digunakan dalam
perencanaan strategi peningkatan mutu adalah analisis SWOT. Salis (2006:36) mengemukakan analisis SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities and Treats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Anca kelemahaman). Yang
bertujuan
memaksimalkan
kekuatan,
meminimalkan kelemahan, mereduksi ancaman da membangun peluang.
28
Gambar 2.1 Diagram Analisis SWOT PELUANG (O)
2. Mengubah Strategi (-,+)
KUADRAN III
1. Strategi Agresif (+,+)
KUADRAN I
KELEMAHAN (W)
KEKUATAN (S) KUADRAN IV
3. Strategi bertahan (-,-)
KUADRAN II
4. Strategi Diversifikasi (+,-)
ANCAMAN (T) ……………… ……………… …..
Dari diagram analisis SWOT diatas yang menurut Rangkuti (2009:89) dimaksud dengan strategi agresif (SO) adalah sebuah strategi yang digunakan dengan memanfaatkan
seluruh
kekuatan
sekolah
untuk
merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Dalam kuadran I merupakan situasi yang sangat menguntungkan bagi sekolah, karena sekolah memiliki peluang dan kekuatan yang baik. Sehingga dapat dimanfaatkan oleh sekolah dengan maksimal.
29
Strategi
Turn-around (WO) dilakukan dengan
meminimalkan kelemahan yang ada disekolah untuk menangkap ancaman
peluang. dari
Kuadran
luar
II
sekolah,
meskipun sekolah
ada dapat
menggunakan kekuatan internal yang dimilikinya. Strategi defensif (TW) dilakukan dengan meminimalkan kelemahan yang ada di sekolah untuk menghindari ancaman. Dalam kuadran III sekolah menghadapi peluang yang besar, namun sekolah dapat menghadapi kelemahannya dengan merebut peluang yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Strategi diversifikasi (ST) dilakukan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang memiliki sekolah untuk mengatasi masalah. Situasi yang sangat tidak diinginkan oleh sekolah karena sangat merugikan oleh karena banyaknya ancaman dan kelemahan yang ada di Internal sekolah, ini terletak dalam kuadran IV. Apabila analisis ini digunakan dengan baik oleh sekolah, sekolah akan mengetahui kelemahan,
kekuatan peluang
dan
yang
dimiliki
ancaman
atau
sekolah, keadaan
keseluruhan yang dihadapi sekolah. Untuk membantu mengembangkan visi sekolah serta membantu sekolah dalam mengembangkan program pengembangan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh sekolah dan masyarakat disekitar, faktor internal dan eksternal adalah faktor yang mendukung itu semua. 30
Oleh karena itu, proses analisis SWOT ini merupakan informasi
alat
untuk
memahami
seluruh
pada suatu permasalahan, sehingga
perlu perhatian dalam menganalisis keadaan yang terjadi, supaya dapat merumuskan jalan keluar untuk dapat memecahkan masalah yang terjadi di sekolah. 2. 6. Langkah-langkah
Pengembangan
Rencana
Strategis Menurut Sugiyono (2012:409) ada sepuluh langkah yang digunakan untuk mengembangkan rencana strategis bersaing, yaitu: potensi dan masalah,
mengumpulkan
informasi,
desain
produk, validasi desain, perbaikan desain, uji coba produk, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk, pembuatan produk masal. Berdasarkan
langkah-langkah
diatas
dijadikan peneliti sebagai dasar untuk melakukan penelitian pengembangan. Dalam menentukan rencana
strategis
daya
saing
sekolah
dalam
meningkatkan peserta didik baru di SMK Bhineka Karya 4 Ampel.
31
2. 7. Penelitian yang relevan Penelitian yang dilakukan oleh Uswatun Qoyyimah (2011) yang berjudul
Meningkatkan
Daya Saing Sekolah Swasta Berbasis Pesantren Di Daerah
dengan
menggunakan
Management, dengan menerapkan
sistem
hasil
yang
Knowledge positif yang
sekolah yang mempunyai
pesantren untuk para siswanya sehingga dapat mempertahankan persaingan sekolah tetap dalam keadaan
baik,
dilakukan
begitu
oleh
promosi
SMP
meningkatkan
juga
penelitian
yang
Hidayatullah
(2010)
PGRI
Jakarta
dalam
yang
dalam
jumlah
12 siswa
Strategi
menghadapi daya saing sekolah dengan sekolah lainnya dengan melakukan strategi promosi yang dapat mempengaruhi daya saing sekolah menjadi meningkat. Seperti juga dalam penelitian Abdul Hakim Salim (2012) yang berjudul Menuju Penyusunan Strategi Peningkatan Daya Saing Pendidikan Tinggi Teknik
Industri,
penelitian
peningkatan
kesejahteraan
perkembangan
keilmuan
datang,
terutama
di
dikaitkan
ini
berupaya
bangsa
dan
masa yang akan dengan
jumlah
penyelenggara pendidikan tinggi Teknik Industri yang sangat banyak. 32
Penelitian Junghoon Leem & Byungro lim (2007)
The
current status of
e-Learning
and
strategies to enhance educational competitivenes in Korea Higher Education serta Robert T. Palmer (2010)
A
nation
participation American
at
and
pembinaan
increasing
persistence
males
Peningkatan
risk:
to
daya program
among
stimulate saing
African
U.S
global.
sekolah
kesiswaan
college
melalui
yaitu
dengan
menganalisis Penerimaan Peserta Didik Baru di SMK Bhineka Karya 4 Ampel dan menggunakan analisis
SWOT
untuk
mengetahui
kekuatan-
kelemahan yang dimiliki oleh sekolah tersebut, sehingga lebih efektif dalam memberi tanggapan dalam meningkatkan daya saing sekolah. 2. 8. Kerangka berfikir Gambar 2.2 Kerangka Berfikir Strategi daya saing sekolah dalam meningkatkan peserta didik baru di SMK Bhineka Karya 4 Ampel Pembangunan SMA/SMK N & penyerapan tenaga kerja
Dampak terhadap sekolah
Pengembangan sebagai strategi daya saing sekolah dalam meningkatkan jumlah peserta didik baru.
Berkurangnya siswa
Panduan program promosi
33
Strategi daya saing merupakan perencanaan kegiatan
sebagai
tindakan
dalam
memastikan
standarisasi jumlah siswa yang bersekolah di SMK Bhineka Karya 4 Ampel ini. Untuk mendapatkan strategi
sekolah
perlu
mengindentifikasi
bidang
kesiswaan yang berkaitan dengan penerimaan siswa baru, yang mana hal ini juga dapat menentukan kemajuan sekolah. Strategi yang dapat meningkatkan kualitas sekolah melalui faktor internal dan eksternal yang menjadikan sekolah dapat menggunakan faktor tersebut sebagai acuan untuk meningkatkan peserta didik baru yang bersekolah di SMK Bhineka Karya 4 Ampel ini. yang
Analisis tersebut memberikan informasi
dapat
rancangan
dijadikan strategi
dasar
daya
dalam
saing
menentukan
sekolah
dalam
meningkatkan jumlah peserta didik baru. Setelah melaksanakan
strategi
dan
mengevaluasinya
kemungkinan strategi itu belum dapat dijalankan dengan baik. Maka dapat dilanjutkan dengan revisi dan peninjauan kembali.
34