BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosialisasi Menurut Vander Zanden, sosialisasi adalah proses interaksi sosial melalui mana kita mengenal cara-cara berpikir, berperasaan dan berperilaku, sehingga dapat berperan serta secara efektif dalam masyarakat (Ihromi, 1999; 75). Seorang bayi lahir kedunia ini sebagai suatu organisme kecil yang egois yang penuh dengan segala macam kebutuhan fisik, kemudian ia menjadi seorang manusia dengan seperangkat sikap dan nilai, kesukaan, dan ketidaksukaan, tujuan serta maksud, pola reaksi dan konsep yang mendalam serta konsisten tentang dirinya (Paul B.Horton dan Chester L.Hunt, 1993;99-100). Setelah berinteraksi dengan individu lain yang berada disekitarnya atau bersosialisasi dengan lingkungannya barulah individu tadi dapat berkembang. Dalam keadaan yang normal, maka lingkungan pertama yang berhubungan dengan anaknya adalah orang tuanya. Melalui lingkungan itulah anak mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari; melalui lingkungan itulah anak mengalami proses sosialisasi awal. Tanpa mengalami proses sosialisasi yang memadai tidak mungkin seorang warga masyarakat akan dapat hidup normal tanpa menjumpai kesulitan dalam masyarakat. jelas, bahwa hanya dengan menjalani proses sosialisasi yang cukup banyak sajalah seorang individu warga masyarakat akan dapat meyesuaikan segala tingkah pekertinya dengan segala keharusan norma-norma sosial. Hanya lewat proses-proses sosialisasi ini sajalah generasi-genarasi muda akan dapat belajar
Universitas Sumatera Utara
bagaimana seharusnya bertingkah laku di dalam kondisi-kondisi tertentu. Bagaimanapun juga proses sosialisasi adalah suatu porses yang dilakukan secara aktif oleh dua pihak: pihak pertama adalah pihak yang mensosialisasi atau disebut dengan aktivitas melaksanakan sosialisasi dan pihak yang kedua adalah aktivitas pihak yang disosialisasi atau aktivitas internalisasi. Disamping itu menurut Mead, manusia yang baru lahir belum mempunyai diri. Pada dasarnya diri adalah kemampuan untuk menerima diri sendiri sebagai sebuah objek. Diri mensyaratkan proses sosial; komunikasi antar manusia. Diri muncul dan berkembang melalui aktivitas dan antara hubungan sosial. Menurut Mead adalah mustahil membayangkan diri yang muncul dalam ketiadaan pengalaman sosial. Diri manusia ini berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain. Adapun tahap perkembangan diri manusia ini menurut Mead dalam Kamanto Sunarto (1993;28) adalah : 1. Play stage Dalam tahap ini anak mengembangkan kemampuannya untuk melihat dirinya sendiri. Kegiatan tidak konsisten, tidak terorganisir peranan berganti-ganti karena belum ada konsepsi yang terpadu mengenai dirinya. 2. Game stage Berbeda dengan play stage disini ada himpunan yang terorganisir. Anak harus sudah mengetahui posisinya dalam konteks yang lebih luas, dan memberikan
Universitas Sumatera Utara
tanggapan terhadap harapan-harapan orang lain; individu sudah mampu menghubungkan dirinya dengan komunitas dimana ia menjadi anggotanya. Mead mengungkapkan gagasan bahwa SELF (diri) mempunyai dua komponen yaitu: 1. I, adalah faktor-faktor yang khas yang memasuki komunitas kita dengan orang lain. 2. Me, segi yang memberikan tanggapan pada konvensi-konvensi sosial. Jadi orang tua mengekspresikan dirinya kemudian diidentifikasikan dan diinternalisasikan menjadi peran dan sikap oleh anak, akhirnya terbentuklah Self anak. 3. Generalize other Kemapuan anak untuk mengabstraksikan peran-peran dan sikap-sikap dari significant
othersnya
(semua
orang
lain
yang
berarti)
serta
menggeneralisasikannya untuk semua orang, termasuk dirinya. Menurut Vebrianto dalam Khairuddin (1997: 63) menyimpulkan bahwa sosialisasi: 1) Proses sosialisasi adalah proses belajar, yaitu proses akomodasi dengan mana individu menahan, mengubah impul-impuls dalam dirinya dan mengambil cara hidup atau kebudayaan masyarakat 2) Dalam proses sosialisasi itu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola, nilai dan tingkah laku, dan standar tingkah laku dalam masyarakat dimana ia hidup
Universitas Sumatera Utara
3) Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan dikembangkan sebagai suatu kesatuan sistem dalam diri pribadinya Dalam proses sosialisasi, kegiatan-kegiatan yang di cakup adalah: a) Belajar (learning) b) Penyesuaian diri dengan lingkungan c) Pengalaman mental Proses sosialisasi dalam keluarga dapat dilakukan baik secara formal maupun informal. Proses sosialisasi formal dikerjakan melalui proses pendidikan dan pengajaran, sedangkan proses sosialisasi informal dikerjakan lewat proses interaksi yang dilakukan secara tidak sengaja. Corak hubungan orang tua-anak akan menetukan proses sosialisasi serta perkembangan kepribadiannya berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fels Research Institusi yang dikemukakan oleh Vebrianto dalam J.Dwi Narwoko dan Bagong Suyatno ( 2004;73) terdapat tiga pola yaitu: 1. Pola menerima–menolak. Pola ini didasarkan atas taraf kemesraan orang tua terhadap anak 2. Pola memiliki–melepaskan. Pola ini bergerak dari sikap protektif orang tua terhadap anak 3. Pola demokrasi–otokrasi. Pola ini didasarkan atas taraf partisipasi dalam menentukan kegiatan-kegiatan dalam keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Berger dan Luckman dalam Ihromi (1999;32) sosialisasi dibedakan atas dua tahap yakni: 1. Sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, melalui mana ia menjadi anggota masyarakat, dalam tahap ini proses sosialisasi primer membentuk kepribadian anak kedalam dunia umum dan keluargalah yang berperan sebagai agen sosialisasi 2. Sosialisasi
sekunder,
didefinisikan
sebagai
proses
berikutnya
yang
memperkenalkan individu yang telah disosialisasikan ke dalam sektor baru dunia objektif masayarkat; dalam tahap ini proses sosialisasi mengarah pada terwujudnya sikap profesionalisme; dan dalam hal ini menjadi agen sosialisasi adalah lembaga pendidikan, peer group, lembaga pekerjaan, lingkungan yang lebih luas dari keluarga Mead dalam George ritzer (2007;274) mengidentifikasi empat basis dan tahap tindakan yang saling berhubungan. Keempat tahap itu mencerminkan satu kesatuan organik. Tahapan-tahapan itu adalah; impuls tahap pertama adalah dorongan hati / impuls yang meliputi “stimulus / rangsangan spontan yang berhubungan dengan alat indera dan reaksi aktor terhadap rangsangan, kebutuhan untuk melakukan sesuatu terhadap rangsangan misal lapar. Persepsi tahap kedua yaitu aktor menyelidiki dan bereaksi terhadap rangsangan yang berhubungan dengan impuls, dalam hal ini rasa lapar dan juga berbagai alat tersedia untuk memuaskannya. Manipulasi yaitu segera setelah impuls menyatakan dirinya sendiri dan objek telah dipahami, langkah
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya adalah memanipulasi objek atau mengambil tindakan berkenaan dengan objek. Konsumsi yaitu mengambil tindakan yang memuaskan dorongan hati yang sebenarnya. Suatu keluarga sebagai kelompok juga melaksanakan berbagai kegiatan dalam berbagai bidang, dan karena itu pula mengerjakan kegiatan-kegiatan, seperti ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi, dan politik. Sarjana Oran Young dalam Kartini Kartono (1996;9) membagi pengertian politik dalam lima kategori sebagai berikut: 1. Secara institusional dan hukum kenegaraan 2. Menekankan kegiatan memerintah suatu teritorium 3. Pengertian kekuasaan 4. Penekanan pada individu 5. Bersifat teoritis Para anggota keluarga yang sudah berhak memilih ikut serta dalam proses pemilihan umum, umpamanya aktif dalam kampanye, memberikan iuran, atau dana bagi partai politik lalu ikut memilih. Empat faktor yang mempengaruhi perilaku politik seseorang aktor politik menurut Sudijono Sastroatmodjo (1995;14) : 1. Lingkungan sosial politik tak langsung, seperti sistem politik, sistem ekonomi, sistem budaya dan media massa 2. Lingkungan sosial politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian aktor, seperti keluarga, agama, sekolah, dan kelompok pergaulan. Dari lingkungan sosial politik langsung seorang aktor mengalami sosialisasi dan
Universitas Sumatera Utara
internalisasi nilai-nilai dan norma masyarakat, termasuk nilai dan norma kehidupan bernegara, dan pengalaman-pengalaman hidup pada umumnya. 3. Struktur pribadi yang tercermin dalam sikap individu, untuk memahami struktur kepribadian perlu diperhatikan tiga basis fungsional sikap, yaitu kepentingan, penyesuaian diri, eksternalisasi, dan pertahanan diri, 4. Faktor lingkungan sosial pollitik langsung berupa situasi, yaitu keadaan yang mempengaruhi aktor secara langsung ketika hendak melakukan suatu kegiatan, seperti cuaca, keadaan keluarga, keadaan ruang, kehadiran orang lain, suasana kelompok, dan ancaman dengan segala bentuk. Menurut Damsar (2010; 154-155) pola sosialisasi politik dapat berlangsung dalam dua bentuk yakni sosialisasi represif yaitu sosialisasi yang menekankan pada kepatuhan anak dan penghukuman terhadap perilaku keliru. Kedua sosialisasi partisipatif yaitu sosialisasi yang menekankan pada otonomi anak dan memberikan imbalan terhadap perilaku anak yang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat:
Sosialisasi Represif
Sosialisasi Partisipatif -
Memberi imbalan bagi perilaku
-
Menghukum perilaku yang keliru
-
Hukuman dan imbalan material
-
Kepatuhan anak
-
Hukuman dan imbalan simbolis
-
Komunikasi sebagai Perintah
-
Otonomi anak
yang baik
Universitas Sumatera Utara
-
Komunikasi non verbal
-
Komunikasi sebagai interaksi
-
Sosialisasi yang berpusat pada
-
Komunikasi verbal
orang tua
-
Sosialisasi yang berpusat pada
-
anak
Anak memperhatikan keinginan -
orang tua -
Orang tua memperhatikan keperluan anak
Keluarga merupakan significant -
other
Keluarga merupakan generalized other
Sumber; Sunarto,1985 dalam damsar (2010;155) Pihak-pihak yang selalu melakukan kegiatan politik ialah pemerintah (lembaga dan peranannya) dan partai politik karena fungsi mereka dalam bidang politik. Oleh karena itu, perilaku politik dibagi dua, yakni perilaku politik lembagalembaga dan para pejabat pemerintah dan perilaku politik warga negara biasa (baik individu
maupun
kelompok)
yang
pertama
bertanggung
jawab
membuat,
melaksanakan dan menegakkan keputusan politik, sedangkan yang kedua tidak berwenang seperti yang pertama, tetapi berhak mempengaruhi pihak yang pertama dalam menjalankan fungsinya karena apa yang dilakukan pihak pertama menyangkut kehidupan pihak kedua. Menurut Rafael raga maran (1999;140) terdapat tiga mekanisme pengalihan elemen-elemen sosialisasi politik. 1. Imitasi
Universitas Sumatera Utara
Imitasi adalah peniruan terhadap tingkah laku individu-individu lain, dan merupakan hal yang amat penting dalam sosialisasi pada masa kanak-kanak 2. Instruksi Instruksi mengacu pada proses pemecahan diri, termasuk didalamnya proses belajar informal. 3. Motivasi Motivasi lebih banyak diidentifikasikan dengan pengalaman pada umumnya. Easton dan Dennis dalam Syahrial Syarbaini (2004;72) mengutarakan empat tahap dalam sosialisasi politik dari anak, yaitu sebagai berikut; 1. pengenalan otoritas melalui individu tertentu, seperti orang tua anak, presiden, dan polisi 2. perkembangan pembedaan antara otoritas internal dan eksternal, yaitu antara pejabat swasta dan pejabat pemerintah 3. pengenalan mengenai institusi-institusi politik yang impersonal, seperti kongres ( perlemen), mahkamah agung, dan pemungutan suara. 4. perkembangan antara institusi-intitusi politik dan mereka yang terlibat dalam aktivitas yang diasosiasikan dengan institusi-institusi ini.
2.2 Interaksi Sosial Seperti telah diungkapkan dalam latar belakang masalah diatas diatas bahwa politik di kenalkan atau disosialisasikan oleh lembaga keluarga, dan
Universitas Sumatera Utara
keluarga memiliki peran yang penting dalam mensosialisasi politik kepada anaknya hingga mereka mampu bermasyarakat. Sosialisasi politik ialah pembentukan sikap dan orientasi politik pada angggota masyarakat. melalui proses sosialisasi politik inilah para anggota masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat. Proses ini berlangsung seumur hidup melalui pendidikan formal dan informal atau tidak sengaja melalui kontak dan interaksi dan pengalaman sehari-hari baik dalam kehidupan keluarga atau tetangga maupun dalam pergaulan masyarkat.(Syahrial Syarbaini,2004;71) Dalam penyampaian atau sosialisasinya seorang melalui berbagai tahap perkembangan hingga dewasa. Salah satu cara untuk melakukan sosialisasi politik adalah melalui interaksi yang terjalin antara anak dan orang tua. Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan social yang dinamis yang berkaitan dengan hubungan antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, antara kelompok dengan kelompok social yang lain. interaksi social terjadi ketika dua orang individu bertemu denan saling menyapa, berjabat tangan, bercandaria, atau mungkin berkelahi. Interaksi social juga terjadi manakala dua partai politik bertarung untuk memperoleh suara dalam pemilihan umum. Dari hal diatas dapat kita ketahui bahwa interaksi dapat terjadi dalam berbagai kehidupan manusia baik ekonomi, politik, social dan budaya. Menurut gilin dan gilin dalam sosiologi dan politik (2006;23) mengadakan penggolongan yang luas tentang bentuk-bentuk interaksi social. Menurut mereka ada dua macam proses yang timbul sebagai akibat adanya interaksi social, yaitu;
Universitas Sumatera Utara
1. Proses asosiatif yang terbagi dalam bentuk khusus: kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi 2. Proses disasosiatif yang terbagi lagi dalam bentuk : persaingan, kontraversi, dan pertikaian. Interaksi sosial adalah sebagai atau merupakan dasar dari proses-proses social sebab tanpa adanya interaksi ( hubungan antara orang dengan orang atau kelompok dengan kelompok atau orang dengan kelompok) tidak mungkin kehidupan bersama akan terjadi. Menurut tiga tokoh dalam Soerjono Soekonto (1982;65) bentuk interaksi adalah 1. Gilin dan gilin Bentuk interaksi adalah: a. Proses yang asosiatif (akomodasi,asimilasi, dan akulturasi) b. Proses yang disosiatif ( persaingan,pertentangan) 2. Kimball Young Bentuk interaksi adalah: a. Oposisi ( Persaingan dan pertentangan) b. Kerja sama yang menghasilkan akomodasi c. Differensiasi ( tiap individu mempunyai hak dan kewajiban atas dasar perbedaan usia, seks, dan pekerjaan) 3. Tomatsu Shibutani Bentuk interaksi adalah: a. Akomodasi dalam situasi rutin b. Ekspresi pertemuan dan anjuran
Universitas Sumatera Utara
c. Interaksi strategis dalam pertentangan d. Pengembangan prilaku massa Menurut Sri Wiyarti (2008;96) syarat-syarat terjadi interaksi 1. Adanya kontak social Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih melaui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat. Kontak sosial dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung antara satu pihak dengan pihak lainnya. Kontak sosial tidak langsung adalah kontak sosial yang menggunakan alat sebagai perantara seperti telepon, radio, surat dan lain-lain. Sedangkan kontak sosial langsung adalah kontak sosial melalui suatu pertemuan dengan bertatap
muka dan berdialog
diantara kedua belah pihak. 2. Adanya komunikasi Dalam komunikasi yang terpenting adalah seseorang memberikan tafsiran-tafsiran pada perilaku pada orang lain( dapat berwujud: pembicara,gerak-gerak badaniah tau sikap) perasaan –perasaan apa yang ingin disampaikan kepada orang lain dan selanjutnya orang lain tersebut memberikan reaksi atas perasaan yang ingin disampaikan kepadanya. interaksi social dapat menimbulkan bermacam-macam bentuk: ada yang berupa: kerjasama persaingan, dan pertentangan
Universitas Sumatera Utara