BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bahan Ajar 2.1.1 Pengertian Bahan Ajar Menurut National Center For Competency based Training (dalam Prastowo, 2011:16), bahan ajar adalah segala bentuk bahan ajar yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Bahan ajar yang dimaksud biasa berupa tertulis maupun tidak tertulis. Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajar (Prastowo, 2011:17). Bahan ajar merujuk pada segala sesuatu yang digunakan guru atau siswa untuk memudahkan belajar, untuk meningkatkan pengetahuan dan/atau pengalaman. Bahan ajar dimaksud adalah bahan ajar yang telah disusun sedemikian rupa berdasarkan urutan materi yang sistematis, berorientasi pada tingkat kemampuan peserta didik, dilengkapi dengan contoh-contoh dan soal-soal latihan. Sehingga mudah bagi peserta didik untuk memahami bahan ajar tersebut, karena sistematis dan lengkap. Bahan ajar menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara
7
8
akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu (Anonim, 2008:6). 2.1.2 Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar 1) Tujuan penyusunan bahan ajar Bahan ajar disusun dengan tujuan (Amri, 2010:159) sebagai berikut: a) Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa. b) Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar. c) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. 2) Fungsi penyusunan bahan ajar Fungsi bahan ajar (Anonim, 2008:6) yaitu sebagai berikut: a) Bahan ajar merupakan pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktifitasnya
dalam
proses
pembelajaran,
sekaligus
merupakan
substansi
kompetensi yang seharusnya diajarkan atau dilatihkan kepada siswanya. b) Bahan ajar merupakan pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktifitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi yang seharusnya dipelajari atau dikuasai. c) Bahan ajar merupakan alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran. 3) Manfaat penyusunan bahan ajar Manfaat bahan ajar (Anonim, 2008:9) yaitu sebagai berikut: a) Memperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.
9
b) Tidak bergantung pada buku teks yang terkadang sulit didapat. c) Memperkaya wawasan karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi. d) Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menyusun bahan ajar. e) Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dan siswa, karena siswa akan merasa lebih percaya kepada gurunya maupun kepada dirinya. 2.1.3 Prinsip Pengembangan Bahan Ajar Pengembangan
bahan
ajar
hendaklah
memperhatikan
prinsip- prinsip
pembelajaran. Diantara prinsip-prinsip pembelajaran tersebut (Amri, 2010:60) adalah: 1) Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang konkret untuk memahami yang abstrak. 2) Pengulangan akan memperkuat pemahaman. 3) Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa. 4) Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar. 5) Mencapai tujuan setahap demi setahap hingga akhirnya mencapat ketinggian tertentu. 6) Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai tujuan. 2.1.4 Jenis Bahan Ajar Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan yang
10
memungkinkan siswa belajar dengan baik. Dengan demikian, bentuk bahan ajar paling tidak dapat dikelompokan menjadi empat yaitu: 1) Bahan Ajar Cetak Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi (Kemp dan Dayton dalam Prastowo, 2011:40). Bahan ajar cetak terdiri dari Handout, Buku, Modul, Lembaran kegiatan siswa, Brosur, Leaflet, Wallchart, Foto atau gambar dan Model atau maket. 2) Bahan Ajar Dengar (Audio) Bahan ajar dengar adalah semua sistem yang menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang atau kelompok orang. Bahan ajar dengar seperti kaset/ piringan hitam/ compact disk , dan radio. 3) Bahan Ajar Pandang Dengar (Audio Visual) Bahan ajar pandang dengar adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekunsial. Bahan ajar pandang dengar seperti video/ film dan orang/ nara sumber. 3) Bahan Ajar Interaktif Bahan ajar interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari suatu presentasi. Contohnya compact disk (CD)
11
2.2 Desain Handout 2.2.1 Pengertian desain handout Desain berasal dari kata bahasa Inggris design, dalam bahasa Indonesia sering digunakan padanan katanya, yaitu rancangan, pola atau cipta. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id/desain) desain adalah kerangka bentuk atau rancangan. Desain merupakan suatu proses pengorganisasian unsur garis, bentuk ukuran, warna, tekstur, bunyi,cahaya, aroma dan unsur-unsur desain lainnya, sehingga tercipta suatu hasil karya tertentu (Nurhayati, 2004: 78). Desain merupakan suatu proses dalam rangka pengambilan keputusan sebelum pekerjaan tiba waktunya untuk dilaksanakan (Umar, 2010:6) Handout berasal dari bahasa Inggris yang berarti informasi, berita atau surat lembaran. Menurut Nurmaningsih (2003) dalam (Rintyastin: 2012) handout adalah selebaran tertulis tentang materi pelajaran yang diedarkan kepada siswa sebagai bahan penjelasan yang dapat berupa skema, diagram, rangkuman terbatas, maupun contoh-contoh perhitungan yang dapat memudahkan pemahaman siswa tentang konsep yang diberikan sehingga siswa dapat belajar lebih efisien. Sedangkan Mohammad (Prastowo, 2011:78) memaknai handout sebagai selembar kertas (atau beberapa lembar) kertas yang berisi tugas atau tes yang diberikan pendidik kepada peserta didik. Selanjutnya menurut Prastowo (2011:79), handout merupakan bahan ajar yang bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik. Bahan ajar ini diberikan kepada peserta didik guna memudahkan mereka saat mengikuti proses pembelajaran. Dengan
12
demikian bahan ajar ini tentunya bukanlah sesuatu bahan ajar yang mahal, melainkan ekonomis dan praktis. Handout dapat berisi penjelasan suatu materi, menjelaskan kaitan antar topik, memberi pertanyaan dan kegiatan kepada pembacanya, dan juga dapat memberikan umpan balik dan langkah tindak lanjut. (Belawati, dkk, 2007: 3.16) Dari pendapat para pakar di atas dapat disimpulkan bahwa arti desain handout adalah rancangan dalam menyusun bahan ajar cetak yang praktis dan ekonomis bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diberikan oleh guru kepada siswa yang berguna untuk mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 2.2.2 Langkah-langkah Mendesain Handout Dalam menyusun handout, maka handout tersebut paling tidak harus mengandung beberapa komponen, seperti menuntun pembicaraan secara teratur dan jelas, berpusat pada pengetahuan hasil dan pernyataan padat, serta grafik dan tabel yang sulit digambar oleh pendengar dapatdengan mudah didapat. Menurut Prastowo (2011:86) adapun langkah-langkah penyusunan handout adalah sebagai berikut: 1) Laukan anlisis kurikulum 2) Tentukan judul handout dan sesuaikan dengan kompetensi dasar serta materi pokok yang akan dicapai. 3) Kumpulkan refrensi sebagai bahan penulisan usahakan refrensi yang digunakn terkini dan relevan dengan materi pokoknya. 4) Dalam menulis, usahakan agar kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang. 5) Evaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang.
13
6) Perbaiki handout sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang ditemukan. 7) Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi handout, misal buku, majalah, internet, atau jurnal hasil penelitian. Berdasrkan pendapat diatas dapat kita ketahui bahwa dalam pembuatan handout perlu mengikuti beberapa langkah-langkah penyusunannya, hal ini dimaksudkan agar handout yang dibuat dapat lebih menarik dan relevan dengan kebutuhan yang siswa dalam pembelajaran. 2.2.3 Fungsi dan Tujuan Pembuatan Handout 1) Fungsi dan tujuan pembuatan handout menurut Andi Prastowo ( 2011: 80 - 81 ) antara lain: a) Membantu peserta didika agar tidak perlu mencatat b) Sebagai pendaping penjelasan pendidik c) Sebagai bahan rujukan peserta didik d) Memotivasi peserta didik agar lebiah giat belajar e) Pengingat pokok – pokok materi yang diajarkan f) Memberi umpan balik. g) Menilai hasil belajar. 2) Tujuan pembuatan handout adalah sebagai berikut. a) Untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai pegang bagi peserta didik b) Untuk memprkaya pengetahuan peserta didik c) Untuk mendukung bahan ajar lainya atau penjelasan dari pendidikan.
14
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Handout Kelebihan media handout dalam kegiatan belajar mengajar diantaranya adalah dapat merangsang rasa ingin tahu dalam mengikuti pelajaran, meningkatkan kreativitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar serta memelihara kekonsistenan penyampaian materi pelajaran dikelas oleh guru sesuai dengan perancangan pengajaran. Beberapa kelebihan handout sebagai salah satu media cetak (Arsyad, 2011: 38) yaitu: 1) Siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing – masing 2) Disamping dapat mengulang materi, siswa dapat mengikuti urutan pikiran secara logis. 3) Perpaduan teks dan gambar dapat menambah daya tarik serta memperlancar pemahaman informasi yang disampaikan. 4) Lebih ekonomis dan mudah terdistribusi. Sedangkan kelemahan handout sebagai media cetak (Arsyad, 2011:39) adalah: 1) Sulit menampilkan gerak dan suara dalam halaman media cetak. 2) Proses pencetakan memakan waktu lama. 3) Bagian-bagian pelajaran harus dirancang sedemikian rupa 4) Cepat rusak atau hilang. 5) Umumnya kebehasilannya hanya ditingkat kognitif.
15
2.3 Saintifik 2.3.1 Pengertian Saintifik Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘apa’.Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (saintifik appoach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifatsifat nonilmiah.
16
2.3.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Saintifik Pembelajaran saintifik terdiri atas lima langkah, yaitu: 1) Observing (mengamati) Mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Mengamati memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran. Mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah–langkah seperti berikut ini: a) Menentukan objek apa yang akan diobservasi. b) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi. c.) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder. d) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi. e) Menentukan
secara
jelas
bagaimana
observasi
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancer.
akan
dilakukan
untuk
17
f) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya. 2) Questioning (menanya) Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. 3) Associating (menalar) Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori.
18
4) Experimenting (mencoba) Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran IPA, misalnya,peserta didik harus memahami konsepkonsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Aplikasi
metode
eksperimen
atau
mencoba
dimaksudkan
untuk
mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut 5) Networking (membentuk Jejaring/ mengkomunikasikan). Jejaring Pembelajaran disebut juga Pembelajaran Kolaboratif. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kolaboratif? Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja rupa untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi, maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau
19
berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tntutan belajar secara bersama-sama.
2.4 Strategi Pembelajaran 2.4.1 Pengertian strategi pembelajaran
Menurut Sanjaya Wina ( 2007) istilah strategi, sebagai mana banyak istilah lainnya, dipakai dalam konteks dengan maknayang tiadak selau sama. Di dalam konteks belajar mengajar, strategi berarti pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.Sifat umum pola tersebut berarti bahwa macam dan urutan perbuatan yang dimaksud tampak dipergunakan atai dipercayakan guru dan peserta didik didalam bermacam – macam peristiwa belajar. Dengan demikian maka konsep strategi dalam hal ini menunjukan pada karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru dan peserta didik dalam peristiwa belajar mengajar. Sedangkan Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dari pendapat tersebut, Dick and Carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
20
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metide dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi
adalah
pencapaian
tujuan,
sehingga
penyusunan
langkah-langkah
pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya. 2.4.2 Komponen strategi pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu sistemintruksiional yang mengacu pada seperangkat komponen yang salin bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu system, pembelajaran meliputi suatu komponen antara lain, tujuan, bahan pelajaran, peserta didik, Guru, metode, situasi dan situasi
2.5 Strategi Inkuiri 2.5.1 Pengertian strategi inkuiri Pembelajaran inkuiri adalah suatu strategi yang menumbuhkan siswa menemukan sesuatu dan menegetahuai bagai mana cara memecahkan masalahdalam sustu penelitian ilmiah. Tujuan utamanya adalalah mengembangkan sikap dan ketrampilan siwa yang memungkinkan mereka menjadi pemeca h masalah yang mandiri.
21
2.5.2 Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Inkuiri Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri {self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.
22
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. 2.5.3 Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri 1) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. a) Prinsip Interaksi Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. b) Prinsip Bertanya Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Karena itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. c) Prinsip Belajar untuk Berpikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh
23
otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. 2.5.4 Langkah-Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri menurut Ngalimun (2013: 36-38) mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1) Penerimaan dan pendefinisian masalah Langkah awal ini adalah langkah terpenting. Inkiuri memungkinkan guru untuk memperoleh keuntungan dari rasa keingintahuan alami siswa dan keinginanya untuk mencari penjelasan atas situasi yang membingungkan. Proses ini dimulai ketika siswa menerima dan mengidentifikasi sebuah masalah yang membutuhkan penjelasan. Semakin menerik situasi masalahnya, semakin merangsang siswa untuk menemukan penjelasannya (Naylor dan Diem 1987). 2) Pengembangan hipotesis Setelah situasi membingungka disajikan, siswa mulai mengembangkan hipotesis. Sekali siswa telah mengembangkan minat yang dalam tentang susty masalah, mereka harus mendatangkan “ tamu terdidik” untuk solusinya (Dewey dalam Maxim, 1983). Sebuah brainstorming dalam kelompok besar adalah pendekatan yang paling umum dipakai. Hipotesis yang potensial ditulis dipapan tulis, kemudian dianalisisa dan didiskusikan, penilaian juga dibuat tehadap hipotesis mana yang tampak perlu dipertimbangkan. Pengembangan hipotesis ini juga dapat terjadi dalam kelompok sekala kecil yang memberikan kesempatan lebih besar bagi siswa untuk terlibat (Naylor dan Diem, 1987: 257-258).
24
3) Pengumpulan data Setelah hipotesis ditetapkan, siwa mengumpulkan data untuk menguji hipotesis tersebut. Di sini guru membuat keputusan yang penting sejauh mana siswa-siswa tersebut diharapkan menemukan data untuk dirinya. Beberapa pendidik berpendapat bahwa para siswa harus diberikan pertanggung jawaban yang mutlak untuk memperoleh sebuah data yang relevan bagi dirinya sendiri. Mereka mengatakan bawa peningkatan ketrampilan-ketrampilan pengumpulan data sebagai satu diantara sekian banyak manfaat dari pendekatan dari pendekatan inkuri. Dalam mengumpulkan data ini, siswa perlu mempertimbangakan penggunaan bermacam-macam buku dan berbagai materi lainnya yang mereka temukan dalam majalah, artikel, ytang ada di koran, diperpustakaan sekolah ataupun perpustakaan umum, melalui wawancara pribadi dan dari sumber lainnya. Beberapa pendidik yang lain berpendapat bahwa guru harus bertanggung jawabatas pemberian semua informasi yang dibutuhkan siswa dalam kelas. 4) Pengujian hipotesis Setalah data dikumpulkan dan dicermati, tahap selanjutnya adalah membedakan antara penjelasan-penjelasan yang menyesatkan dengan penjelasan yang memadai. Berdasarkan bukti-bukti yang meraka peroleh, siswa perlu mengidentifikasi penjelasan atau kesimpulan dapat dipertahankan. Disini siswa harus menggunakan ketrampilan berfikir untuk menganalisis, mensentesa dan mengevaluasi ketrampilan berfikir untuk menganalisis, mensentesa, meolak hipotesis atau menerima hipotesis yang tampak didukung oleh bukti-bukti kuat yang mereka cermati.
25
5) Penarikan kesimpulan sementara Proses inkuiri tidaklah dianggap lengkap jika siswa bem menginterprestasikan dan mengevaluasi informasi. Proses ini melibatkan siswa untuk menarik suatu kesimpulantentang proyek inkuirinya (Marsh, 1994). 2.5.5 Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya: 1)
Startegi
ini
merupakan
strategi
pembelajaran
yang
menekankan
kepadapengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna. 2). Startegi ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. 3) Strategi ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. 4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Di samping memiliki keunggulan, strategi ini juga mempunyai kelemahan, di antaranya: 1) Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
26
2) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar. 3) Kadang- kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. 4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka startegi ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
2.6 Desain Handout Matematika Berbasis Saintifik dan Strategi Inkuiri Desain handout merupakan kegiatan nyata yang dilakukan oleh pendesain. Handout haruslah menarik dan dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi, sehingga perlu dilakukan pemilihan dan penentuan handout agar sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan Kompetensi Dasar. Jenis dan bentuk handout ditetapkan atas dasar analisis kurikulum dan analisis materi sebelumnya. Pada penelitian ini, bahan ajar yang dipilih adalah handout. Berbeda dengan handout biasanya, handout lebih menarik dengan memberikan variasi warna dan gambar, penggunaan bahasanya yang mudah dipahami sehingga membuat siswa antusias dalam membaca dan mempelajarinya, sistematis dengan menyajikan materi sesuai dengan kemampuan pemahaman konsep siswa. Pada tahap ini peneliti mendesain produk yang berupa Handout Matematika Berbasis Saintifik dan Strategi Inkuiri . Tahap development (pengembangan), pada tahap ini peneliti mulai membuat handout matematika menggunakan basis pendekatan saintifik dan strategi inkuiri yang sesuai dengan struktur yang telah dirancang pada tahap perancangan, kemudian peneliti menemui tim ahli untuk
27
meminta izin validasi agar handout yang telah dibuat divalidasi oleh tim ahli dan setelah divalidasi peneliti melakukan revisi handout tersebut, berdasarkan komentar ataupun saran dari tim ahli. Berikut akan dipaparkan struktur Handout Berbasis Pendkatan Saintifik dan Strategi inkuiri: a. Judul Judul handout yang akan dibuat lebih spesifik.Judul handout dalam penelitian ini hanya terfokus pada satu materi pokok yaitu pada materi peluang. b. Kompetensi yang akan dicapai Pada handout kompetensi yang akan di capai (KI, KD, Indikator dan tujuan pembelajaran) dijelaskan di bagian awal sebelum siswa masuk pada materi. Sebagai pendidik, kita harus menjelaskan dan mencantumkan dalam handout yang kita susun tersebut dengan kompetensi inti, kompetensi dasar, maupun indikator pencapaian hasil belajar yang harus dikuasai peserta didik. Dengan demikian, jelaslah tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik. c. Langkah kerja Dalam langkah kerja materi handout sangat tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapai. Materi pada handout tidak dijabarkan secara rinci. Hanya diberikan permasalahan konstektual yang kemudian siswa sendiri yang menemukan atau mengkonstruksi pengetahuan dengan berdiskusi. Langkah-langkah kerja pada handout sesuai dengan pembelajaran pendekatan saintifik dan stategi inkuiri yaitu; 1) Mengamati, penerimaan dan pendefinisian masalah Pada kegiatan awal dalam mendesain handout matematika berbasis saintifik dan strategi inkuiri ini guru memberikan stimulan berbentuk gambar. Dengan stimulan
28
tersebut siswa diajak untuk mengamati gambar yang terdapat pada materi peluang dengan tujuan siswa lebih memahami materi peluang dengan mengamati gambar persis yang ada disekeliling/dilingkungan sekitar kita, pengamatan tersebut disebut juga dengan pendekaatan saintifik. Dengan pengamatan gambar tersebut peserta didik mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui mengamati situasi atau melihat gambar terdapat dalam handout. 2) Menanya dan pengembangan hipotesis Setelah dilakukan stimulation guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
masalah yang relevan dengan bahan pelajaran
mengidentifikasi masalah kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). 3) Menalar dan pengumpulan data Tahapan ini akan melatih peserta didik untuk befikir mengunakan nalarnya dan mengumpulkan
data/informasi
yang dapat
digunakan
untuk
menyelesaikan
permasalahan matematika pada materi yang diberikan. 4) Mencoba dan pengujian hipotesis Kegiatan ini melatih peserta didik untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, dan tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan. Hasil tugas yang telah dikerjakan bersama-sama secara kolaboratif dapat disajikan atau dikomunikasikan dalam bentuk laporan tertulis di depan kelas dan dapat dijadikan sebagai salah satu
29
bahan untuk portofolio kelompok atau individu, yang sebelumnya di konsultasikan terlebih dulu kepada guru. 5) Mengkomunikasikan dan penarikan kesimpulan sementara Siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok, kemudian perwakilan masing-masing kelompok mendemonstrasikan hasilnya. d.
Penilaian Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja siswa. Sebab dalam
komponen evaluasi terdapat sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada peserta didik untuk mengukur seberapa jauh penguasaan kompetensi yang berhasil mereka kuasai setelah mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, kita dapat mengetahui efektivitas handout yang kita buat ataupun proses pembelajaran yang kita selenggarakan pada umumnya. Jika kemudian dipandang masih banyak peserta didik yang belum menguasai, maka diperlukan perbaikan dan penyempurnaan kegiatan pembelajaran. Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa Handout Matematika Berbasis Saintifik dan Strategi Inkuiri adalah handout yang disusun secara sistematis, menarik dan dapat digunakan oleh peserta didik secara mandiri yang berisikan materi pembelajaran maupun soal-soal yang melatar belakangi pada kemampuan peserta didik dalam menemukan konsep melalui perintah-perintah yang ada dalam handout tersebut serta mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam memahami materi yang terdapat dalam handout. Setelah pembuatan handout selesai, maka proses percetakan handout dilakukan. Hasil dari percetakan handout ini berupa print out handout yang nantinya
30
akan dijadikan sebagai draft media pembelajaran yang akan divalidasi dan diujicobakan. Untuk print out handout matematika secara lengkap Untuk mengukur tercapai apa tidaknya dalam pengembangan handout berdasarkan langkah-langkah pembelajaran dengan berbasis pendekatan saintifik dan strategi inkuiri. Desain handout berbasis saintifik merupakan salah satu alternatif pembelajaran menjadi berpusat pada siswa dan
kemampuan yang dimiliki siswa benar-benar
diberdayakan. Peran guru sebagai Fasilitator dan memberikan konfirmasi-konfirmasi yang diperlukan untuk memantapkan perolehan sikap, pengetahuan atau keterampilan matematika dari proses belajar. Dalam rangka menjadi fasilitator yang baik bagi siswa, guru perlu memfasilitasi siswa dengan kegiatan-kegiatan yang terarah namun tetap menjadikan siswa sebagai subyek belajar, bukan sebagai obyek belajar. Untuk itu dalam tahap persiapan perlu mendesain kegiatan dan menyiapkan handout dengan sebaik-baiknya yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah. Dalam tahap pelaksanaan, dituntut untuk sabar dan telaten dalam menghadapi siswa berproses. Bila saat berproses siswa mengalami kendala, maka perlu menahan diri untuk tidak menggurui siswa. Dalam hal ini dituntut agar memiliki keterampilan bertanya yang baik dalam rangka mengatasi kendala tersebut, juga perlu benar-benar sabar dalam mencari data kemajuan belajar para siswa agar dapat menghindarkan diri siswa dari kemandekan atau kemunduran hasil belajar. Untuk itu perlu terampil dalam mengelola penilaian yang autentik. Dengan didesainnya handout yang berbasis saintifik dan sesuai langkahlangkah sistematis strategi inkuiri tersebut diharapkan akan dapat dihasilkan handout
31
yang dapat membantu kemudahan belajar siswa dalam mempelajari matematika dan terampil dalam menerapkannya dalam kegiatan dan pemecahan masalah sehari-hari. 2.7 Materi Peluang 2.7.1 Ruang Sampel dan Titik Sampel a) Ruang sampel kejadian tunggal. b) Ruang sampel kejadian majemuk. 2.7.2 Perumusan peluang 2.7.3 Kisaran dan nilai peluang a) Kepastian dan kemustahilan. b) Kompelemen suatu kejadian.