perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR (Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister pada Program Teknologi Pendidikan
Diajukan oleh:
SUMARTANA NIM. S810809226
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR (Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)
Diajukan oleh: SUMARTANA NIM. S810809226
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Dewan Pembimbing Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. NIP. 19430712 197301 1 001
Prof. Dr. SRI JUTMINI, M.Pd. NIP. – Mengetahui
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. NIP. 19430712 197301 1 001 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN TESIS PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DENGAN PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR (Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)
Disusun oleh: SUMARTANA NIM. S810809226 Telah disetujui oleh Tim Penguji Pada tanggal: 26 April 2011 Nama /NIP
Jabatan
Prof. Dr.SAMSI HARYANTO, M.Pd.
Ketua
Dr. NUNUK SURYANI, M.Pd.
Tanda tangan
Sekretaris
Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd.
Anggota Penguji I
Prof. Dr. SRI JUTMINI, M.Pd.
Anggota Penguji II Surakarta, 26 April 2011 Ketua Program Studi TP
Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. NIP. 19430712 197301 1 001 Mengetahui Direktur PPs
Prof. Drs. SURANTO, M.Sc., Ph.D.to user commit NIP. 19570820 198503 1 004 iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1. Kelebihan orang yang berilmu ke atas 'abid seperti kelebihan bulan malam purnama dari bintang-bintang yang lain. Riwayat Abu Daud, At-Turmizi dll. 2. Saya belajar . . . . . . . . Tidak ada yang instant atau serba cepat didunia ini Semua membutuhkan proses dan pertumbuhan Kecuali bila saya ingin sakit hati . . . . 3. Saya saya jadi tahu . . . . . . . . Bahwa orang yang saya kira adalah jahat Justru adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya kembali Serta orang yang begitu perhatian sama saya
Tesis ini kupersembahkan kepada: Spesial istriku tercinta Dyah St. S.Pd. beserta Anandyto Augusta Wicaksana dan Aghitsna Aurrelia Winadya, (terima kasiiiiiiiiih ............... commit to user …………… atas semuanya). iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN Nama : SUMARTANA NIM
: S810809226
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis saya yang berjudul: PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA
PERMESINAN
MATA
PELAJARAN
DITINJAU
DARI
PRAKTIK
PEKERJAAN
PENGUASAAN
DALAM
MENGGUNAKAN ALAT UKUR (Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen) adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, 26 April 2011 Yang membuat pernyataan,
Sumartana commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Ucapan rasa terima kasih kepada: 1. Prof.
Dr. dr. M. SYAMSUL HADI, Sp.KJ(K) - Rektor Universitas Sebelas
Maret Surakarta. 2. Prof. Drs. SURANTO, M.Sc.,Ph.D. - Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. - Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus Pembimbing I. 4. Tim Penguji Tesis Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Prof. Dr. SRI JUTMINI, M.Pd. - Pembimbing II 6. Drs. SUBONO - Kepala SMK Negeri 2 Sragen 7. Drs. H. WAKHID HARYANTO, M.Pd. - Kepala SMK Muhammadiyah 2 Sragen 8. Rekan guru SMK Kab. Sragen, dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Penyusunan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik atau saran dari pihak-pihak yang berkompeten. Semoga tesis ini memberikan manfaat bagi pembaca. Amin. Surakarta, 26 April 2011 commit to user vi
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ………………………………………………………...
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................
ii
PENGESAHAN TESIS ..................................................................................
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................
iv
PERNYATAAN .............................................................................................
v
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vi
DAFTAR ISI …………………………………………………………….......
vii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….......
xi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………..
xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xiii
ABSTRAKSI ……………………………………………………………......
xiv
ABSTRACT …………………………………………………………………
xv
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………........
1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………
1
B. Identifikasi Masalah …………………………………………...
5
C. Pembatasan Masalah ………………………………………......
6
D. Perumusan Masalah …………………………………………...
6
E. Tujuan Penelitian ……………………………………………...
7
F. Manfaat Penelitian …………………………………………….
8
BAB II. LANDASAN TEORI ……………………………………………...
9
A. Kajian Teori …………………………………………………... commit to user
9
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Pembelajaran Produktif Teknik Pemesinan …………….....
9
2. Pendekatan Pembelajaran Produktif …………………….....
11
a. Pendekatan Berbasis Kompetensi ………………………
12
b. Pendekatan Berbasis Produksi ………………………….
18
3. Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur ………………
20
4. Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan …………………………………………………
21
5. Penelitian yang Relevan ……………………………………
25
B. Kerangka Pikir ………………………………………………...
26
1. Perbedaan Pengaruh antara Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) dan Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan…………………………….................................
26
2. Perbedaan Pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang Tinggi dan yang Rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ………………………………………
28
3. Pengaruh Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran Praktik dan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ……………………………............................
29
C. Pengajuan Hipotesis …………………………………………... commit to user
30
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN …………………………………..
31
A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………
31
1. Tempat Penelitian …………………………………………..
31
2. Waktu Penelitian ……………………………………………
31
B. Metode Penelitian ……………………………………………..
32
1. Desain Penelitian …………………………………………..
33
2. Definisi Operasional ……………………………………….
35
3. Prosedur Penelitian …………………………………………
37
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ……………………
42
1. Populasi …………………………………………………….
42
2. Teknik Pengambilan Sampel …………………………….....
42
D. Teknik Pengambilan Data ………………………….................
43
1. Instrumen Penelitian ……………………………………….
43
2. Uji Coba Instrumen Penelitian …………………………….
46
E. Teknik Analisis Data ………………………………………….
52
1. Uji Prasyarat Analisis ………………………………………
52
2. Uji Hipotesis ……………………………………………….
55
BAB IV. HASIL PENELITIAN ……………………………………………
58
A. Deskripsi Data ………………………………………………..
58
1. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan dengan Pendekatan Berbasis Produk (kelas eksperimen) ……………………………….. 2. Deskripsi Prestasi belajar Siswa pada Mata Pelajaran Prakcommit to user ix
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tik Pekerjaan Permesinan dengan Pendekatan Berbasis Kompetensi (kelas kontrol) ……………………………….. B. Uji Persyaratan Hipotesis ……………………………………...
60 63
1. Uji Normalitas ……………………………………………..
63
2. Uji Homogenitas …………………………………………..
66
C. Pengujian Hipotesis …………………………………………..
67
1. Pengujian Hipotesis Pertama ………………………………
68
2. Pengujian Hipotesis Kedua ………………………………..
69
3. Pengujian Hipotesis Ketiga ………………………………..
69
4. Uji Lanjut Pasca Anava ……………………………………
70
D. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………
73
E. Keterbatasan Penelitian ………………………………………
78
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ……………………
80
A. Kesimpulan …………………………………………………..
80
B. Implikasi ……………………………………………………..
81
C. Saran …………………………………………………………
83
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..
85
LAMPIRAN .................................................................................................
88
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Rencana Tahapan Penelitian ……………………………………
32
Tabel 2. Rancangan Analisis Uji Hipotesis ………………………………
33
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas eksperimen pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur Tinggi ..........................................................................
58
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas eksperimen pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah .........................................................................
60
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas kontrol pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur Tinggi...........................................................................
61
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas kontrol pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah ……………………………………………….
62
Tabel 7. Rangkuman Data Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan permesinan …………………………………...
63
Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan (Nilai Tes Praktik) ........................................................................
64
Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Nilai Tes pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan .......................................
67
Tabel 10. Ringkasan Hasil Analisis Data ………………………………....
68
Tabel 11. Ringkasan Rataan Masing-masing Sel ………………………....
70
Tabel 12. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Schefee’ ……………………. commit to user
73
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Kerangka Pikir penelitian ………………………………………
30
Gambar 2. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas eksperimen pada kelompok Penguasaan Alat Ukur tinggi….....
59
Gambar 3. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas eksperimen pada kelompok Penguasaan Alat Ukur rendah …..
60
Gambar 4. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas kontrol pada kelompok Penguasaan Alat Ukur tinggi ………..
61
Gambar 5. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas kontrol pada kelompok Penguasaan Alat Ukur rendah ……….
commit to user xii
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Pendekatan Berbasis Kompetensi …………………………………... 88 Lampiran 2. Job Sheet Praktik dengan Pendekatan berbasis Kompetensi …………………………………………………... 101 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Pende katan Berbasis Produk ………………………………………. 122 Lampiran 4. Job Sheet Praktik dengan Pendekatan berbasis Produk ……… 132 Lampiran 5. Hasil Tryout, Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Analisis Butir Soal, dan Daya Beda Instrumen Menggunakan Alat Ukur ….. 137 Lampiran 6. Kisi-kisi dan Instrumen Menggunakan Alat Ukur Hasil Uji Coba ………............................................................................ 145 Lampiran 7. Soal Tes Praktik ……………………………………………… 154 Lampiran 8. Nilai Kelas Kontrol, Eksperimen, dan Uji t …………………. 162 Lampiran 9. Hasil Tes Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur dan Penentuan Kelompok ……………………………………. 165 Lampiran 10. Hasil Tes Praktik/Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ...............................................
169
Lampiran 11. Perolehan Nilai Praktik berdasarkan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur ……………………………… 171 Lampiran 12. Uji Normalitas Data Hasil Penelitian ………………………... 174 Lampiran 13. Uji F (Homogenitas Data) …………………………………… 186 Lampiran 14. Analisis Varians 2 Jalur ……………………………………… 187 Lampiran 15. Uji Lanjut Pasca Anava ……………………………………… 190 Lampiran 16. Tabel Nilai Kritis …………………………………………….. 191 Lampiran 17. Perijinan ……………………………………………………… 197
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI
Sumartana, S.810809226. Pengaruh Pendekatan Product Based Training dan Pendekatan Competency Based Training terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ditinjau dari Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur (Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen), Tesis: Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. April 2011 Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, (2) perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, (3), interaksi perbedaan Pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Metode penelitian adalah eksperimen, dengan populasi siswa Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK se-Kabupaten Sragen. Sampel berjumlah 145 siswa kelas XII yang diambil secara cluster sampling, dengan 78 siswa dari SMK Muhammadiyah 2 Sragen sebagai kelompok eksperimen yang menggunakan Pendekatan Berbasis Produk, dan 67 siswa dari SMK Negeri 2 Sragen sebagai kelompok kontrol yang menggunakan Pendekatan Berbasis Kompetensi. Teknik pengumpulan data melalui tes tertulis dan tes praktik. Tes tertulis untuk mengukur Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur, dan tes praktik untuk mengukur Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Teknik analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan, dilanjutkan uji scheffe’ dengan uji prasyarat analisis berupa uji normalitas dengan Lilliefors test dan homogenitas dengan uji F pada taraf signifikansi α = 0,05. Kesimpulan hasil analisis data hasil penelitian: (1) terdapat perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, karena Fo > Ft (34,58 > 3,84), (2) terdapat perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan,karena Fo > Ft (20,30 > 3,84). (3) ada interaksi perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ditinjau dari Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur, karena Fo > Ft (6,24 > 3,84).
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Sumartana, S.810809226. The Effect of Product Based Training Approach and Competency Based Training Approach on the Students’ Achievement in Machinery Subject Viewed by Mastering Measurement Instruments. Post Graduate Program, Educational Technology Studies Program, Sebelas Maret University of Surakarta. April 2011 The objectives of this research are: (1). to find out the differences of the students’ achievement in implicating Product Based Training Approach and those who imply Competency Based Training on Machinery Subject; (2). to know the differences of the effect of the high competency and the low one in mastering measurement instrument on Machinery subject and; (3), to find out the differences interaction between Product Based Approach and Competency Based Product in mastering measurement instrument to the students’ achievement in Machinery subject. This research method is experimental method with the students of Machinery Program of all Vocational High School in Sragen as the population. The sample of the research were 145 students of the third year who are selected by cluster sampling, consist of 78 students of the third year of SMK Muhammadiyah 2 Sragen as an experiment group that apply the Product Based Training Approach, and 67 students of the third year of SMK Negeri 2 Sragen as a control group that apply the Competency Based Training Approach. The data were taken from written test and task job test. The written test is to measure the competency in mastering measurement task, and the task job test to measure the students’ achievement in Machinery subject. The data were analyzed by employing two-parts ANAVA, continued by scheffe’ analysis test and using prerequisite tests which form as normality test with Lilliefors test and homogeneity test with F-test on significant level α = 0,05. The conclusions of the research show that: (1) there is a significant achievement difference in Machinery subject by applying Product Based Training Approach and those who applying Competency Based Training Approach, because Fcount > Ftable (34,58 > 3,84), (2) there is a significant achievement difference in Machinery subject between the students who have the high competency students with the low ones in mastering measurement instrument, because Fcount > Ftable (20,30 > 3,84) and (3) there is significant influence of the students who applying Competency Based Training Approach and those who applying Competency Based Training Approach with the students competency in mastering measurement instrument on their achievement in Machinery subject viewed by mastering the measurement instrument,because Fcount > Ftable (6,24 > 3,84).
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
G.
Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga pendidikan yang didirikan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja, sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 tahun 2003 pasal 15. Pendidikan dan pelatihan kejuruan Indonesia dirancang oleh pemerintah pusat dengan pendekatan kurikulum atau silabus yang kurang sesuai dengan kebutuhan industri. Industri kurang dilibatkan di dalam mengidentifikasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan sehingga hasilnya tidak sesuai/konsisten dengan kebutuhan industri. Terdapat pendapat yang kuat di antara industri permesinan bahwa lulusan institusi pendidikan tidak siap pakai atau belum siap untuk memulai pekerjaan di industri. Tenaga kerja lulusan SMK hanya siap dilatih untuk bekerja. Untuk itu pemerintah mengenalkan pelatihan berdasarkan Competency Based Training (CBT), melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 240 tahun 2004 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, dengan menggunakan sumber pengajaran dan pembelajaran berdasarkan
kompetensi
sebagai pengantar dasar standar kompetensi industri . Penerapan CBT di dunia pendidikan khususnya SMK Teknologi dan Industri dalam kenyataan belum dapat menjawab permasalahan yang ada. Sampai saat ini masih banyak SMK yang menerapkan proses pembelajaran praktik dengan commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menerapkan model Pembelajaran Berbasis Kompetensi atau CBT (Competency Based Training), dirasa kurang kompetitif untuk menghadapi persaingan di era global yang serba instan. Terkait dengan dunia usaha atau dunia industri sebagai pengguna tamatan,
hasil pembelajaran praktik dengan penerapan model
Pembelajaran Berbasis Kompetensi membuat siswa serasa kurang pengalaman, khususnya jika menghadapi pekerjaan dibawah tekanan (under pressure). Hal ini merupakan tantangan sekaligus menjadi bahan masukan bagi pengelola pendidikan, guru, stakeholder dan masyarakat pemerhati masalah pendidikan pada umumnya. Untuk menghadapi permasalahan tersebut di atas, diperlukan upaya-upaya untuk
peningkatan keahlian siswa, peningkatan
profesionalitas guru atau instruktur, penggunaan metode pembelajaran yang lebih aplikatif, dan lain-lain, di samping peningkatan atau pengelolaan bengkel praktik yang lebih representative. Soetarno Joyoatmojo dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2003, menekankan perlunya pembentukan tenaga professional mandiri dan beretos tinggi dalam pengembangan sumber daya insani. Pendidikan dan pelatihan perlu dikembangkan kea rah penguasaan proses produksi, peningkatan produktivitas, kemampuan tenaga kerja dan pendayagunaan teknologi (Agustinus Pentapagiyono, 2010 : 2). Dari
beberapa
upaya
untuk
peningkatan
keahlian
siswa
seperti
dikemukakan di atas, salah satunya adalah dengan penerapan model pembelajaran praktik yang dapat lebih memudahkan siswa dalam menyerap materi pelajaran. commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Model pembelajaran praktik tersebut diharapkan lebih mendekati keadaan di dunia usaha dan dunia industri, sehingga lulusan nantinya sudah tidak canggung lagi menghadapi pekerjaan di industri. Model Pembelajaran Praktik Berbasis Produk atau PBT (Product Based Training) merupakan suatu model pembelajaran praktik
yang didesain untuk
pembelajaran praktik, dimana siswa langsung menghadapi atau mengerjakan benda produk yang dibutuhkan oleh dunia usaha atau dunia industri. Dengan penerapan Pendekatan Berbasis Produk akan membuat siswa lebih tertantang dalam praktik, sehingga memungkinkan tumbuhnya inovasi-inovasi baru dalam melaksanakan praktik. Dengan demikian diharapkan kemampuan siswa dalam praktik akan meningkat. Berdasarkan Kurikulum SMK, program pendidikan dan latihan (Diklat) dibagi menjadi program normatif, adaptif, dan produktif. Program normatif dijabarkan menjadi mata diklat yang memuat kompetensi tentang norma, sikap dan perilaku yang harus diajarkan dan dilatihkan pada peserta didik. Program adaptif berfungsi membentuk kemampuan untuk berkembang dan beradaptasi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, dan dasar-dasar kejuruan yang berkaitan dengan program keahlian yang dipelajarinya. Sedangkan program produktif berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi standar atau kemampuan produktif pada suatu pekerjaan atau keahlian tertentu yang relevan dengan tuntutan dan permintaan dunia industri. Pada program produktif telah dijabarkan letak kedudukan setiap kompetensi keahlian (standar kompetensi) dengan peta kedudukan, yang disusun secara commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hierarkis. Penguasaan kompetensi dasar pada mata diklat yang diperoleh sebelumnya memungkinkan akan mempengaruhi kompetensi selanjutnya, atau tandar kompetensi yang satu menjadi dasar dari standar kompetensi yang lain. Atau dengan kata lain, suatu standar kompetensi menjadi prasyarat bagi standar kompetensi berikutnya. Hal ini berarti bahwa jika siswa tidak atau belum menguasai standar kompetensi prasyarat, maka siswa tersebut tidak dapat melanjutkan ke standar kompetensi berikutnya yang bersyarat. Dari asumsi tersebut juga dapat diprediksi bahwa siswa yang penguasaan standar kompetensi prasyarat rendah, akan rendah pula penguasaan standar kompetensi yang dipelajarinya. Pada pembelajaran praktik untuk Program Keahlian Teknik Pemesinan, terdapat standar kompetensi: a) melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda, b) menggunakan mesin bubut (kompleks), dan c) menggunakan mesin frais (kompleks). Standar kompetensi tersebut dapat ditempuh siswa setelah memenuhi kompetensi prasyarat. Di antara standar kompetensi prasyarat adalah: mengukur dengan alat ukur mekanik presisi.
H.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan deskripsi di atas, permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1.
Pendekatan kurikulum atau silabus yang dirancang oleh pemerintah kurang sesuai dengan kebutuhan industri.
commit to user xix
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Terdapat pendapat yang kuat di antara industri permesinan bahwa lulusan institusi pendidikan tidak siap pakai atau belum siap untuk memulai pekerjaan di industri.
3.
Penerapan CBT di dunia pendidikan khususnya SMK Teknologi dan Industri dalam kenyataan belum dapat menjawab permasalahan yang ada.
4.
Diperlukan upaya penerapan metode pembelajaran yang lain untuk memudahkan siswa dalam menyerap materi pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan Pemesinan.
5.
Salah satu upaya untuk peningkatan kualitas lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan guru.
6.
Pendekatan Berbasis Produk atau PBT (Product Based Training) merupakan model pembelajaran praktik yang lebih merangsang siswa untuk menunjukkan kreativitas berfikir dan berinovasi pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
7.
Tinggi rendahnya hasil pembelajaran praktik pada mata pelajaran atau kompetensi prasyarat akan menentukan tinggi rendahnya hasil pembelajaran praktik pada mata pelajaran atau kompetensi berikutnya yang lebih sulit. Dalam hal ini tinggi rendahnya penguasaan dalam menggunakan alat ukur akan menentukan pula tinggi rendahnya nilai pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
commit to user xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
I.
Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu dan dana untuk penelitian ini, maka masalah yang akan dibahas peneliti adalah: 1.
Penerapan Model Pendekatan Berbasis Produk atau PBT (Product Based Training) sebagai upaya meningkatkan kemampuan/keahlian siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
2.
Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur akan mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
J.
Perumusan Masalah
Rumusan masalah berkaitan dengan pembatasan masalah seperti yang telah disampaikan di atas adalah: 1.
Apakah ada perbedaan Pengaruh antara Pendekatan berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan?
2.
Apakah ada perbedaan Pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan?
3.
Apakah ada interaksi pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan? commit to user xxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
K.
Tujuan Penelitian
Untuk memberi arah dan sebagai pemandu dalam penelitian ini, maka secara spesifik dapat peneliti kemukakan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1. Perbedaan pengaruh antara pendekatan berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. 2. Perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. 3. Ada tidaknya interaksi pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
L.
1.
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis, sebagai: a. Bahan kajian lanjut bagi peneliti khususnya di pembelajaran prooduktif. b. Bahan kajian lebih lanjut bagi Dinas Pendidikan mengenai pengembangan kurikulum dan pembelajaran produktif. c. Bahan masukan bagi SMK untuk pengembangan pembelajaran praktik ke arah produktif dengan jaringan dunia usaha dan industri. commit to user xxii
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Manfaat praktis: a. Pengelola SMK khususnya Program Keahlian Teknik Pemesinan, dapat menerapkan model pembelajaran praktik yang mengarah pada siswa lebih produktif, sehingga pelaksanaan praktik lebih efektif dan efisien. b. Guru dan instruktur lebih inovatif dan lebih bergairah dalam melaksanakan pembelajaran praktik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. c. Guru dan instruktur dapat memilih metode pembelajaran praktik dengan pendekatan yang variatif
untuk mengembangkan pembelajaran praktik,
yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder. d. Siswa dapat lebih mengembangkan penalaran dan ketrampilannya dalam menghadapi pekerjaan yang lebih menantang dengan menejemen real job. e. Siswa lebih meningkat rasa percaya dirinya karena terbiasa melaksanakan pekerjaan yang bersifat order job.
commit to user xxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. 1.
Kajian Teori
Pembelajaran Produktif Teknik Pemesinan
Dimyati dan Mujiyono (2002 : 299), mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran dapat berlangsung apabila ada interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai hasil yang diharapkan. Pembelajaran produktif merupakan suatu pola yang di dalamnya tersusun suatu prosedur yang meliputi pengaturan, penentuan materi dan sumber belajar agar terjadi proses belajar pada diri siswa sehingga dapat mencapai hasil yang efektif pada mata pelajaran produktif/kejuruan. Tujuan pembelajaran produktif adalah memberi bekal kepada siswa agar memiliki kemampuan yang tinggi (kognitif, afektif, dan psikomotor), professional produktif, beretos kerja tinggi, terbentuknya sikap wirausaha. Pembelajaran produktif sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2009 dikemas berdasarkan Standar Kompetensi (SK) yang ditentukan oleh ketersediaan lapangan kerja atau industri. Standar kompetensi tersebut dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD) dan selanjutnya diperlukan commit to user xxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
analisis penentuan indikator untuk mengukur ketercapainya kompetensi. Dengan berlakunya KTSP tersebut memungkinkan kurikulum satu sekolah akan berbeda dengan kurikulum di sekolah yang lain pada jenjang sekolah yang sama. Penyusunan Standar Kompetensi menurut Atwi Suparman (2001 : 99) dengan pola: struktur hierarkikal, struktur prosedural, struktur pengelompokan, dan struktur kombinasi. Standar kompetensi yang disusun menurut struktur hierarkikal adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu perilaku hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain (2001 : 100). Sedangkan isi/materi pembelajaran harus ditata dengan memperhatikan enam ketentuan, dua diantaranya adalah dari umum ke khusus dan urutan keterampilan (Mager and Beach, 1967 : 60). Dengan merujuk pada struktur dan isi untuk pembelajaran produktif, maka siswa dapat menempuh standar kompetensi berikutnya (yang khusus) setelah dapat menguasai kompetensi umum (dasar). Kompetensi yang termasuk dalam mata pelajaran produktif dasar pada Program Keahlian Teknik Pemesinan berdasarkan Standar Kompetensi meliputi: a) melaksanakan penanganan material secara manual, b) menggunakan peralatan pembanding dan/atau alat ukur dasar, c) mengukur dengan alat ukur mekanik presisi,
d)
menggunakan
perkakas
tangan,
e)
menggunakan
perkakas
bertenaga/operasi digenggam, f) menginterpretasikan sketsa, dan g) menggunakan mesin untuk operasi dasar (Kurikulum SMK Negeri 2 Sragen, 2010 : 75-76). Mata pelajaran produktif dasar adalah mata pelajaran yang memberikan kompetensi dasar bagi siswa dan sebagai prasyarat untuk mencapai kompetensi commit to user xxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
akhir sesuai dengan tujuan SMK. Salah satu mata pelajaran produktif yang harus ditempuh setelah siswa memenuhi kompetensi-kompetensi selanjutnya adalah menempuh standar kompetensi yang lebih sulit atau kompleks yang diantaranya tertuang pada mata pelajaran Praktek Pekerjaan Permesinan. Praktik Pekerjaan Permesinan menurut peta keterkaitan dalam Kurikulum SMK Negeri 2 Sragen mempunyai standar kompetensi yang terletak di akhir yang meliputi: menggerinda alat, membubut kompleks dan mengefrais kompleks (2010 : 77). 2.
Pendekatan Pembelajaran Produktif
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/). Pembelajaran produktif dirancang untuk memberi bekal kepada siswa agar memiliki kemampuan yang tinggi, professional, produktif, beretos kerja tinggi, dan terbentuknya sikap wirausaha (Made Wena, 1996 : 49). Jika dikelompokkan, ada dua model pendekatan pembelajaran produktif yang biasa diterapkan yaitu:
a.
Pendekatan Berbasis Kompetensi atau Competency Based Training (CBT)
1)
Pengertian Kompetensi commit to user xxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kompetensi (competency) menurut Suhaenah Suparno (2001 : 27) merupakan kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau sebagai memiliki keterampilan dan kecakapan yang disyaratkan. Mengutip dari pendapat Johnson, selanjutnya Suhaenah Suparno menjelaskan tentang pembelajaran berbasis kompetensi, yang merupakan suatu system dimana siswa baru dianggap telah melaksanakan tugas yang dipelajari untuk melakukannya. Kompetensi dapat dikatakan pula sebagai perbuatan (performance) yang rasional yang secara memuaskan memenuhi tujuan dalam kondisi yang diinginkan. Agar dapat mencapai suatu kompetensi, seseorang memerlukan pengetahuan khusus, keterampilan proses, dan sikap. Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional (Sisdiknas) penjelasan pasal 35 (1): “Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati”. Sedangkan sesuai Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 1 (10), “Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan”.
Kompetensi menurut definisi dari Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), adalah pernyataan tentang bagaimana seseorang dapat mendemontrasikan: keterampilan, pengetahuan dan sikapnya di tempat kerja sesuai dengan standar Industri atau sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh commit to user xxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tempat kerja (industri). Jika diperinci, kompetensi dapat dibagi dalam lima dimensi: (a) mampu melakukan tugas per tugas (task skills), (b) mampu mengelola beberapa tugas yang berbeda dalam pekerjaan (task management skills), (c) tanggap terhadap adanya kelainan dan kerusakan pada rutinitas kerja (contingency management skills), (d) mampu menghadapi tanggung jawab dan harapan dari lingkungan kerja/ beradaptasi dengan lingkungan (environment skills/job role), dan (e) mampu mentransfer kompetensi yang dimiliki dalam setiap situasi/tempat yang berbeda (transfer skills) (http://dahlanforum.wordpress.com/2008/04/17/). Pemahaman dari definisi kompetensi selama ini adalah mencakup penguasaan terhadap 3 jenis kemampuan, yaitu: pengetahuan (knowledge, science), keterampilan teknis (skill, teknologi) dan sikap perilaku (attitude). Jika kompetensi dilihat dari aspek kecerdasan manusia yang harus dikembangkan secara utuh dan seimbang, maka terdapat tiga kecerdasan yaitu: kecerdasan intelek/kecerdasan rasional atau disebut IQ (Intellectual Quotient), kecerdasan emosional atau disebut EQ (Emotional Quotient) dan kecerdasan spiritual atau SQ (Spiritual Quotient) dengan SQ yang menjadi pondasinya. Bila dikaitkan dengan definisi kompetensi selama ini maka kecerdasan IQ dapat dikaitkan dengan upaya penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) atau “knowledge” dan “skill”, kecerdasan EQ dan SQ bisa dikaitkan dengan “attitude”. 2) Standar Kompetensi Standar Kompetensi mmenurut SKKNI adalah pernyataan-pernyataan mengenai pelaksanaan tugas di tempat kerja yang digambarkan dalam bentuk hasil commit to user xxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
output: (a) apa yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh siswa, (b) tingkat kesempurnaan pelaksanaan kerja yang diharapkan dari siswa, dan (c) bagaimana menilai bahwa kemampuan siswa telah berada pada tingkat yang diharapkan. Kegunaan Standar Kompetensi bagi SMK diantaranya adalah: (a) lebih efesien dalam biaya, dan membuat pendidikan dan pelatihan keterampilan lebih relevan, (b) pembentukan keterampilan yang lebih baik untuk dapat bersaing ditingkat internasional, (c) penilaian yang lebih konsisten, (d) adanya hubungan yang lebih baik antara pelatihan, penilaian dan pemberian sertifikat, dan (e) kemungkinan diakuinya pelajaran-pelajaran yang telah diterima sebelumnya (sstphttp://www.stpbali.ac.id/index.php?p9=102) . Untuk tingkat industri dan perusahaan, kegunaan standar kompetensi adalah: (a) pengidentifikasian yang lebih baik mengenai keterampilan yang dibutuhkan, (b) pemahaman yang lebih baik mengenai hasil pelatihan, (c) berkurangnya pengulangan dalam usaha pengadaan pelatihan, (d) peningkatan dalam perekrutan tenaga baru, (e) penilaian hasil pelatihan yang lebih konsisten dan dapat diandalkan, dan (f) pengidentifikasian kompetensi di tempat kerja yang lebih akurat. Suatu unit Standar Kompetensi mencakup pesan kunci di tempat kerja dan terdiri dari empat komponen, yaitu: (a) elemen yang menggambarkan garis besar aktifitas-aktifitas terpenting yang termasuk dalam peran, (b) kriteria pelaksanaan tugas yang merinci hal-hal yang harus dilakukan untuk menunjukkan kemampuan seseorang, (c) beberapa variabel yang dapat menggambarkan relevan konteks dan commit to user xxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kondisi pada suatu unit, dan (d) penentuan bukti yang memberikan gambaran bagaimana kompetensi akan diakui. 3) Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Kompetensi Tujuan pembelajaran berbasis kompetensi dimaksudkan agar segala upaya yang
dilakukan dalam proses pembelajaran benar-benar mengacu dan
mengarahkan peserta untuk mencapai kompetensi yang telah diprogramkan bersama antara SMK dengan institusi pasangannya. Pelatihan atau pembelajaran didasarkan atas hal-hal yang diharapkan dapat dilakukan oleh seseorang ditempat kerja. Hal ini merupakan salah satu cara untuk membuat pelatihan lebih relevan terhadap dunia kerja. Manfaat pembelajaran berbasis kompetensi bagi peserta (trainees), adalah dapat : (a) memberikan kesempatan bagi peserta untuk belajar mengembangkan keterampilan dengan tingkat kecepatan yang berbeda dan dengan cara yang berbeda, (b) memungkinkan peserta untuk lebih bertanggung jawab terhadap kemajuannya, (c) memotivasi peserta, dan (d) membuat peserta aktif dan dapat memusatkan perhatian pada tugas-tugasnya. Adapun manfaat bagi guru/instruktur atau pelatih (trainers), yaitu dapat: (a) emungkinkan adanya kesesuaian antara pelatihan dan persyaratan kemampuan kerja, (b) memungkinkan adanya kebebasan dalam penentuan waktu mulai, selesai dan kecepatan program pelatihan, dan (c) penyederhanaan prosedur penilaian. 4) Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi commit to user xxx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pembelajaran berbasis kompetensi menekankan pada “proses”, dengan asumsi bahwa jika suatu pekerjaan dikerjakan dengan proses yang baik atau standar akan dicapai hasil yang standar pula. Sebaliknya jika proses tidak benar, maka kemungkinan besar hasil pekerjaan tersebut tidak akan sesuai standar. Penekanan yang kedua adalah terciptanya kompetensi pada peserta, apa yang dapat dilakukan oleh seseorang sebagai hasil dari pelatihan (output). Namun batasan waktu untuk mencapai kompetensi kurang mengabaikan faktor waktu. Hal ini akan mengurangi motivasi peserta untuk berkompetisi, sehingga peserta merasa pekerjaannya kurang menantang. Hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran berbasis kompetensi adalah: (a) fokus kegiatan pembelajaran adalah penguasaan kompetensi oleh peserta, (b) kondisi proses belajar peserta untuk menguasai kompetensi harus memiliki kesepadanan dengan kondisi kompetensi tersebut akan digunakan (industri), (c) aktifitas belajar peserta bersifat perseorangan dan antara satu peserta dengan peserta lainnya tidak ada ketergantungan, dan (d) harus tersedia program pengayaan (enrichment) bagi peserta yang lebih cepat, dan program perbaikan (remedial) bagi peserta yang lebih lamban sehingga perbedaan
irama
perkembangan belajar setiap peserta dapat dilayani (Suhaenah, 2001 : 27). 5) Penilaian Kompetensi Penilaian Berdasarkan Kompetensi adalah suatu penilaian di mana bukti dari pekerjaan yang dilaksanakan dibandingkan dengan kriteria pelaksanaan tugas relevan di tempat kerja. Penilaian kemudian memutuskan apakah kriteria commit to user xxxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pelaksanaan tugas telah dipenuhi atau tidak. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari penilaian: (a) peserta yang pandai yang dapat memperlihatkan bahwa dirinya kompeten dalam keterampilan tertentu dapat maju lebih cepat, (b) identifikasi kebutuhan pelatihan, (c) motivasi siswa dapat ditingkatkan melalui pengakuan atas kompetensi yang telah dicapai, dan (d) keterlibatan tempat kerja dan industri. Penilaian berdasarkan kompetensi dapat melibatkan berbagai metode yaitu: (a) observasi atas pelaksanaan tugas oleh peserta, (b) memeriksa proses yang digunakan dan produk yang dihasilkan, (c) ujian tertulis dan esai untuk mengukur tingkat pengetahuan, (d) ujian lisan dalam hubungannya dengan demonstrasi praktis, (e) proyek perseorangan atau kelompok, biasanya tanpa pengawasan, (f) simulasi dan bermain pesan, (g) kumpulan contoh dan sampel yang dipakai untuk menilai presentasi dalam keterampilan seseorang sebelumnya, (h) latihan tanya jawab interaktif menggunakan computer, dan (i) penilaian ini dapat dilaksanakan oleh pelatih pengawas di tempat kerja atau penilai yang diakui oleh industri.
b. Pendekatan Berbasis Produk atau Product Based Training (PBT) 1) Pengertian Pembelajaran Berbasis Produk Pembelajaran berbasis produk adalah pembelajaran atau keterampilan yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang commit to user xxxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sesungguhnya (real job), untuk menghasilkan barang atau jasa sesuai tuntutan pasar atau konsumen. Menurut Neni Rohaeni dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa Pembelajaran berbasis produk adalah “kegiatan pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses produksi atau menggunakan proses produksi sebagai media pembelajaran”. 2) Tujuan Pembelajaran Berbasis Produk Tujuan pembelajaran berbasis produk adalah membekali peserta dengan kompetensi yang sepadan dengan tuntutan dunia kerja sekaligus menghasilkan produk atau jasa yang laku jual, dan menanamkan pengalaman produktif serta mengembangkan sikap wirausaha melalui pengalaman langsung memproduksi barang atau jasa yang berorientasi pasar. 3) Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Produk Pelaksanaan pembelajaran berbasis produk akan lebih mudah jika bekerja sama dengan institusi pasangan (industri yang relevan) atau UP (Unit Produksi) di sekolah. Setiap peserta atau kelompok dapat diberi tugas sesuai dengan jenis pekerjaan dan tingkat kompetensi masing-masing. Namun demikian tetap dalam prosedur dan standar kerja yang menjamin ketepatan waktu dan mutu hasil pekerjaan yang dituntut oleh konsumen. Keberhasilan pembelajaran berbasis produk, menurut Depdikbud (1999 : 22), harus didukung oleh: a) Fasilitas yang siap pakai dengan kepresisian standar. commit to user xxxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Guru atau instruktur yang memiliki profesionalisme tinggi. c) Kesiapan kerja yang tidak semata-mata tergantung pada jam kerja sekolah. d) Sikap menghargai kepuasan konsumen. e) Sikap komitmen pada kualitas. 4) Penilaian Pembelajaran Berbasis Produk Pada pembelajaran praktek berbasis produksi, penilaian tidak sebatas siswa sudah kompeten atau belum kompeten. Penilaian lebih menekankan pada hasil produk secara fungsi berkaitan dengan ukuran dan performen benda kerja. Faktor yang juga penting dalam penilaian produk adalah seberapa cepat siswa mampu menyelesaikan produk tersebut sesuai dengan standar waktu yang telah ditetapkan. Hasil produk adalah untuk kebutuhan konsumen, oleh karena itu penting sekali membuat produk yang berkualitas sekaligus dalam waktu yang cepat. Konsep Pembelajaran berbasis Produk ini yang mempengaruhi sejauh mana kemampuan siswa dapat diuji dalam persaingan dunia industri yang kompetitif. Format penilaian dalam Pembelajaran Berbasis Produk pada dasarnya adalah pengembangan dari format penilaian Pembelajaran Berbasis Kompetensi, dengan memasukkan indikator waktu secara ketat sesuai standar industri.
3.
Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur
commit to user xxxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penguasaan atau kemampuan dalam Menggunakan Alat Ukur adalah kompetensi dalam menggunakan alat ukur. Sesuai dengan Standar Kompetensi Nasional (SKN) di Bidang Logam dan Mesin, kompetensi Menggunakan Alat Ukur tertuang dalam unit M12.1A, yaitu Penggunaan Peralatan Pembanding dan/atau Alat Ukur Dasar (Depdiknas, 2002) yang elemen-elemennya meliputi: a. Memilih dan menggunakan peralatan pembanding dan/atau alat ukur dasar 1) Mengidentifikasi dan memilih alat ukur yang sesuai untuk melakukan pembandingan atau pengukuran dengan menggunakan prosedur operasi standar 2) Melakukan pengukuran atau penyortiran barang-barang dengan menggunakan pembandingan dan/atau peralatan pengukuran dasar. b. Memelihara peralatan pembanding dan/atau pengukuran dasar 1) Memastikan perawatan dan penyimpanan dasar sesuai dengan standar pabrik atau prosedur operasi standar Menurut SKN, pelaksanaan pengukuran-pengukuran pembanding dilakukan di dalam lingkungan produksi atau di ruang kerja. Adapun dimensi pengukuran meliputi panjang dan sudut. Peralatan-peralatan pembanding yang dapat digunakan adalah: go-no-go (mal), thread angle (alat ukur ulir), taper-gauge (alat pengukur tirus), alat ukur panjang (peralatan digital, vernier caliper dan micrometers, termasuk penggaris, pita ukur dan meteran rol). Semua pengukuran pembanding dilakukan sesuai dengan prosedur operasi standar.
commit to user xxxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Materi Menggunakan Alat Ukur adalah merupakan kompetensi dasar sebagai prasyarat yang harus dikuasai untuk dapat mengikuti materi kompetensi lanjut. Hal ini mutlak dikuasai siswa karena untuk dapat melaksanakan praktik Pekerjaan Permesinan, siswa harus mampu menggunakan alat ukur. 4.
Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan
a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil seseorang dalam melakukan kegiatan melalui proses belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997 : 787), kata prestasi mempunyai
pengertian
”Hasil
yang
dicapai
(dilakukan/dikerjakan
dan
sebagainya)”. Sedangkan Zainal Arifin (1990 : 3) mengemukakan bahwa: ”Prestasi adalah
hasil
dan
kemampuan
ketrampilan
dan
sikap
seseorang dalam
menyelesaikan suatu hal”. Dengan demikian prestasi adalah bukti atau hasil usaha yang dicapai setelah melaksanakan usaha sebaik-baiknya sesuai batas kemampuan dari usaha tersebut. Belajar merupakan bagian dari kehidupan dan kebutuhan manusia. Dari proses belajar, seseorang dapat memahami, menguasai dan mengerti suatu pengetahuan yang akhirnya kemampuan seseorang dapat ditingkatkan. Hampir semua pengetahuan dan keterampilan (skill) dapat dipelajari, dikembangkan dan ditingkatkan melalui kegiatan belajar. Kegiatan belajar dalam kehidupan manusia memberikan peran yang besar. Banyak ahli menaruh perhatian tentang belajar, sehingga terdapat berbagai definisi tentang belajar. Menurut Abu Ahmadi dan to Widodo commit user Supriyono (1991 : 121), belajar xxxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk mengetahui suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dan interaksi dengan lingkungan. Sementara Winkel (1996 : 53) menjelaskan, bahwa belajar merupakan aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pamahaman, keterampilan dan sikap. Belajar menurut Winkel tersebut meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Sementara A. Suhaenah (2001 : 2) lebih menekankan terjadinya perubahan karena ada upaya. Belajar merupakan aktifitas yang menimbulkan perubahan yang realatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Terjadinya perubahan pada tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya (Moh. Uzer Usman, 2002 : 5). Proses perubahan di sini terjadi pada seseorang setelah terjadi interaksi baik dengan individu lain maupun dengan tempat dan sarana belajar. Sedangkan pendapat Heinich, Molenda dan Smaldino (2008 : 10) adalah:“Learning is the development of new knowledge, skills, or attitudes as an individual interacts with information and the environment”. Belajar adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang baru sebagai hasil interaksi individu dengan informasi dan lingkungan. Unsur-unsur pokok dalam belajar menurut Nana Sudjana (2008 : 22) adalah tujuan, proses, dan hasil belajar. Secara singkat Yusuf Hadimiaarso - salah seorang pakar pendidikan dari commit to user Sebelas Maret) Surakarta tanggal UNJ - dalam materi seminar di UNS (Universitas xxxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 Desember 2009, mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan positif karena pengetahuan, pengalaman dan praktek. Dalam belajar mengandung makna suatu perubahan dari belum atau tidak mampu menjadi mampu. Perubahan yang diharapkan berupa tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah dari pengalaman. Perubahan tersebut sebagai kemampuan baru . Berkembangnya kemampuan, sikap dan ketrampilan bias digunakan sebagai indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, kecakapan, kebiasaan serta aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang baru dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan
dalam
pengetahuan-pengetahun
dalam
pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Prestasi belajar menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984 : 43) adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimt yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Sedangkan prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997 : 787), adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka lain yang diberikan guru. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru, sehingga terdapat proses perubahan dalam pemikiran tingkah laku. commit to user xxxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kurikulum SMK Negeri 2 Sragen Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan (2010 : 76), memuat kompetensi lanjut untuk kelas XII, salah satunya yaitu: 1) Menggunakan Mesin Bubut (Kompleks), dan 2) Memfrais (Kompleks), yang pelaksanaannya dijadikan satu menjadi mata pelajaran yaitu Praktik Pekerjaan Permesinan. Dengan demikian prestasi belajar pada Mata Pelajaran Praktik Permesinan adalah hasil belajar yang dicapai dalam proses belajar mengajar pada Mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan yang ditunjukkan dengan nilai tes prestasi praktik. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Secara garis besar, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Muhibbin Syah (2000 : 173) terdiri atas dua macam: 1) Faktor intern siswa, yang meliputi gangguan atau kekurangan kemampuan psiko-fisik siswa, diantaranya adalah: a) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), seperti rendahnya kapasitas kecerdasan intelektual atau kecerdasan emosional siswa. b) Yang bersifat afektif (ranah rasa), seperti labilnya sikap. c) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), seperti terganggunya alat indera penglihatan (mata) atau pendengaran (telinga). 2) Faktor ekstern siswa, meliputi situasi dan kondisi lingkungan yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi tiga macam : commit to user xxxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Lingkungan keluarga (ketidakharmonisan hubungan orang tua, rendahnya status ekonomi keluarga), b) Lingkugan perkampungan/masyarakat (wilayah perkampungan kumuh dan teman sepermainan yang nakal), dan c) Lingkungan sekolah (kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah).
B. Penelitian yang Relevan Menurut pengamatan peneliti, kegiatan praktis di lingkungan institusi SMK telah
berkembang
seiring
dengan
tuntutan
ekonomi.
Penelitian
tentang
Pembelajaran Berbasis Produk (Product Based Training) pada pembelajaran praktik telah berkembang di Indonesia, terlebih di luar negeri. Penelitian yang relevan, diantaranya adalah: 1. “Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Model PBET (Production Based Education and Training) di ATMI Surakarta Dalam Mengantisipasi Tuntutan Pasar Kerja”, tesis yang dilakukan oleh R. Joko Priyono (2008). Dalam penelitian tersebut disimpulkan: Akademi Teknik Mesin Indonesia (ATMI) Surakarta telah berperan besar dalam mendorong keberhasilan pengelolaan pembelajaran Model PBET. Pemikiran pentingnya efisiensi anggaran untuk bahan praktik dan pentingnya produktivitas untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran.
commit to user xl
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. “Product-Based Learning in Software Engineering Education”, oleh Eric D. Regan, Stephen Frezza, dan Jeremy Cannell (2009). Disimpulkan bahwa, dengan Pendekatan Produk ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk berprestasi dalam pengembangan sebuah produk. Metode ini dapat diterapkan di lembaga pelatihan untuk alat-alat mesin atau bidang teknik.
C.
Kerangka Pikir
1. Perbedaan Pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) merupakan salah satu pendekatan yang saat ini memberikan prospek lebih baik dibanding Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based training).
Penerapan
Pendekatan Berbasis Produk lebih memungkinkan siswa belajar secara efektif karena konsep Pendekatan Berbasis Produk tidak sekedar siswa mencapai standar kompetensi sesuai yang telah ditentukan, namun lebih dari itu adalah siswa dituntut untuk mencapai standar kompetensi dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Siswa yang telah terbiasa untuk menghasilkan produk dengan mempertimbangkan waktu akan bekerja lebih efisien, dengan demikian terbiasa pula untuk bekerja secara lebih produktif. commit to user xli
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk mencapai standar produk dengan alokasi waktu yang terbatas, siswa harus melakukan perencanaan kerja secara cermat, baik gambar, langkah kerja, peralatan yang harus disediakan, bahan sampai detail perhitungan pada saat proses kerja berlangsung. satu kesalahan kecil yang berakibat pada kerusakan, baik alat/mesin, benda kerja, bahkan manusia, siswa akan mendapatkan sanksi berupa denda dengan point tertentu. Dari analisis guru/instruktur tentang point kesalahan itu, siswa harus mengganti dengan jam praktik yang disebut dengan istilah kompensasi. Dengan demikian dalam Pendekatan berbasis Produk, menuntut siswa akan bekerja atau melaksanakan praktik secara sungguh-sungguh untuk menghasilkan produk berkualitas dengan waktu cepat sesuai tuntutan konsumen atau dunia industri. Pada Pendekatan Berbasis kompetensi, hal yang demikian itu kurang mendapatkan perhatian karena lebih menitik beratkan pada proses mencapai kompetensi tertentu, sehingga waktu pencapaian menjadi lebih longgar. Salah satu nilai positif dari Pendekatan berbasis produk adalah, siswa terbiasa bekerja dalam kondisi di bawah tekanan (under pressure) yang akan memberikan tingkat kepercayaan diri yang kuat saat memasuki dunia kerja. Dari konsep di atas menggambarkan bahwa Pendekatan berbasis Produk akan menghasilkan kualitas siswa yang lebih baik disbanding dengan Pendekatan Berbasis Kompetensi. Dengan demikian terdapat perbedaan pengaruh antara Pendekatan
Berbasis
Kompetensi
(Competency
Based
Training)
dengan
Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktek Pekerjaan Permesinan. commit to user xlii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Perbedaan Pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang Tinggi dan yang Rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Standar Kompetensi untuk Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan jika dilihat dari peta keterkaitan, berada pada tingkat yang paling sulit dan kompleks. Untuk dapat mengikuti mata pelajaran Praktik pekerjaan Permesinan harus menguasai kompetensi di level sebelumnya, yang diantaranya adalah Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Presisi. Dalam pelaksanaan pembelajaran kompetensi dasar tersebut, siswa dibentuk untuk secara pengetahuan atau wawasan mempunyai konsep tentang peralatan ukur sederhana sampai yang presisi. Aspek afektif menekankan pembentukan sikap kerja yang mendukung tercapainya kompetensi standar. Penekanan aspek psikomotorik pada penguasaan kompetensi dasar untuk dikembangkan pada penguasaan kompetensi yang lebih rumit. Penguasaan siswa akan ketiga aspek secara menyeluruh akan menghasilkan satu kompetensi dasar yang utuh untuk menguasai kompetensi selanjutnya. Dari uraian dapat ditarik hubungan positif antara penguasaan dalam menggunakan alat ukur dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Siswa yang mempunyai penguasaan dalam menggunakan alat ukur yang tinggi akan mempunyai prestasi yang tinggi pula pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Sebaliknya, siswa yang rendah akan penguasaan dalam menggunakan alat ukur akan kesulitan dalam penguasaan materi pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. commit to user xliii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Pengaruh Interaksi Perbedaan antara Pendekatan Pembelajaran Praktik dan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Pendekatan Berbasis Kompetensi pada mata pelajaran praktik akan memberikan bekal kemampuan siswa untuk mencapai kompetensi standar, meskipun kompetensi dasar yang dikuasai siswa mendapatkan nilai rendah atau nilai minimal untuk dinyatakan kompeten. Pada Pendekatan Berbasis Produk, siswa akan mendapatkan bekal kemampuan yang lebih sempurna, meskipun kompetensi dasar yang dikuasai siswa juga mendapatkan nilai rendah atau nilai minimal untuk dinyatakan kompeten. Dari konsep tersebut, maka Pendekatan
Berbasis Produksi akan
memberikan bekal kemampuan yang lebih sempurna pada prestasi siswa dalam mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur mempunyai interaksi terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Berdasarkan konsep berpikir yang telah dikemukakan di atas, dapat digambarkan paradigma kerangka pikir penelitian sebagai berikut:
commit to user xliv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pendekatan berbasis Produk (PBT)
Pendekatan Berbasis Kompetensi (CBT)
Prestasi belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktek Pekerjaan
Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi
Permesinan
Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
D. Pengajuan Hipotesis 1. Terdapat perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. 2. Terdapat perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. 3. Terdapat interaksi pengaruh antara Pendekatan Pembelajaran Praktik dan Penguasaan dalam Mengunakan Alat Ukur terhadap Pestasi Belajar Siswa pada commit to user Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. xlv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di SMK Negeri 2 Sragen dan SMK Muhammadiyah 2 Sragen, Kabupaten Sragen. SMK Negeri 2 Sragen adalah tempat mengabdi peneliti sebagai staf pengajar, sehingga penelitian nantinya diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan sekolah. Sedangkan SMK Muhammadiyah 2 Sragen menjadi tempat penelitian sebagai pembanding kualitas pembelajaran khususnya di bidang kompetensi keahlian Teknik Pemesinan. Pertimbangannya dilihat dari kompetensi siswa yang relatif setara, guru kedua SMK tersebut memiliki kualitas yang baik, dan kedua SMK tersebut mempunyai fasilitas yang hampir sama.
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian direncanakan pada semester gasal sampai awal semester genap tahun pelajaran 2010/2011. Hal itu mengingat bahwa untuk pengambilan data, peneliti harus melakukan eksperimen atau perlakuan (treatment) selama 1 (satu) semester. Secara umum tahapan penelitian terdiri dari beberapa tahap, seperti disajikan pada tabel berikut ini: commit to user xlvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 1. Rencana Tahapan Penelitian No
Tahapan Kegiatan
Waktu
1
Penyusunan Proposal
Maret 2010
2
Seminar Proposal
April 2010
3
Pembimbingan dan Penyempurnaan Proposal
4
Pembuatan Instrumen dan Ijin Penelitian
Oktober 2010
5
Tryout/uji coba instrument dan analisis
Desember 2010
6
Pengumpulan dan pengolahan data
Januari 2011
7
Penyusunan Laporan Hasil Penelitian
Februari 2011
B.
Mei- Agustus 2010
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, menurut Suharsimi Arikunto (1990 : 272) “Metode eksperimen adalah prosedur penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat antara kelompok yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan“. Tujuan eksperimen untuk menemukan fakta-fakta akibat tentang pembelajaran praktik berbasis produksi dan pembelajaran praktik berbasis kompetensi terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Oleh karena itu, kegiatan eksperimen dilakukan dengan tanpa mengubah kelompok yang telah ada.
commit to user xlvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.
Desain Penelitian
Untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan desain faktorial 2 x 2 dengan teknik Analisis Varians (ANAVA) 2 jalur. Desain ini merupakan suatu rancangan penelitian yang digunakan untuk meneliti pengaruh yang dihasilkan dari perlakuan yang berbeda. Dari masing-masing kelas diadakan pembelajaran praktik dengan pendekatan yang berbeda, kemudian peneliti mengadakan perbandingan prestasi belajar siswa. Adapun pendekatan yang dipilih dalam pembelajaran praktik dibedakan yaitu Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training). Prestasi belajar siswa dari ke dua pendekatan tersebut dibandingkan untuk pengambilan kesimpulan mana yang lebih efektif dalam pembelajaran praktik Pekerjaan Permesinan, dihubungkan dengan tinggi rendahnya penguasaan dalam menggunakan alat ukur. Rancangan uji hipotesis disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Rancangan Analisis Uji Hipotesis Pendekatan Pembelajaran Praktik Penguasaan dalam
(A)
Menggunakan Alat Ukur Product Based
Competency Based
Training (A1)
Training (A2)
Tinggi (B1)
A1, B1
A2, B1
Rendah (B2)
A1, B2
A2 , B2
(B)
commit to user xlviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan: A
: Pendekatan Pembelajaran Praktik
A1
: Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Produk atau PBT (Product Based Training)
A2
: Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi atau CBT (Competency Based Training)
B
: Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur
B1
: Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi
B2
: Penguasaan dalam menggunakan Alat Ukur yang rendah
A1,B1: Kelompok siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Produk (Product Based Training) dan memiliki Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi A2,B1:
Kelompok siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi (Competency
Based Training) dan memiliki Penguasaan
dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi A1,B2:
Kelompok siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Produk (Product Based Training) dan memiliki Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang rendah
A2,B2:
Kelompok siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) dan memiliki Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang rendah commit to user xlix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.
Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini adalah (a) Variabel bebas (X1) yaitu pendekatan pembelajaran praktik yang terdiri dari Competency Based Training dan Product Based Training, (b) Variabel moderator atau variabel atribut (X2) yaitu Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang dibedakan dengan skor tinggi dan rendah, dan (c) Variabel terikat (Y) yaitu Prestasi Belajar Siswa pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Definisi operasional setiap variabel tersebut adalah: a.
Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi Pembelajaran praktik berbasis kompetensi adalah suatu pembelajaran
praktik yang dalam pelaksanaan dan penilaiannya menggunakan pendekatan kemampuan kerja (kompetensi) untuk setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar nasional yang telah ditetapkan. Penilaian berdasarkan kompetensi dengan menerapkan kriteria atau standar kompetensi, yang salah satu diantaranya dilakukan melalui: 1)
Ujian tertulis untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta,
2)
Ujian lisan atau wawancara dalam hubungannya dengan demonstrasi praktis,
3)
Observasi atau memeriksa proses yang dilakukan peserta, dan
4)
Penilaian produk yang dihasilkan peserta. Penilaian ini dilaksanakan oleh penguji atau assesor baik guru (internal) maupun assesor luar (eksternal) yang diakui oleh industri.
b.
commit to user Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Produk l
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pendekatan berbasis produk adalah pembelajaran praktik yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya (real job) di industri, untuk menghasilkan barang atau jasa yang menjamin ketepatan waktu dan mutu hasil pekerjaan sesuai tuntutan pasar atau konsumen. Penilaian berdasarkan produk dengan menerapkan kriteria penilaian atas produk dan standar waktu pengerjaan, yang meliputi aspek: 1) Penilaian produk, dan 2) Penilaian waktu yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan produk. c.
Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran praktik Pekerjaan Permesinan
adalah tingkat pencapaian atau keberhasilan siswa untuk Standar Kompetensi Menggunakan Mesin Bubut (Kompleks) dan Mengefrais (Kompleks). Prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk skor dari hasil tes praktik terhadap siswa yang menerapkan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi atau CBT (Competensi Based Training) dan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Produk atau PBT (Product Based Training). d.
Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur. Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur adalah tingkat pencapaian atau
keberhasilan siswa pada kompetensi Menggunakan Alat Ukur, yaitu salah satu standar kompetensi yang menjadi dasar atau prasyarat untuk dapat mengikuti mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Penilaian menggunakan tes tulis. 3.
Prosedur dan Langkah Penelitian commit to user li
perpustakaan.uns.ac.id
a.
digilib.uns.ac.id
Prosedur Penelitian Pada penelitian eksperimen untuk meneliti pengaruh pendekatan dalam
pembelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ini, yaitu pendekatan berbasis produk dan pendekatan berbasis kompetensi, ada tiga tahap yang diperlukan: 1) Tahap persiapan eksperimen, yang meliputi: a) penyusunan proposal, b) pengumpulan data kemampuan awal siswa, c) pengambilan sampel, d) pengurusan ijin penelitian, dan e) uji coba instrumen penelitian. 2) Tahap pelaksanaan eksperimen, meliputi: a) penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, b) pelaksanaan pembelajaran praktik di bengkel dengan pendekatan yang berbeda untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan c) pelaksanaan test akhir. 3) Tahap pasca eksperimen a) pelaksanaan test akhir (post test) untuk masing-masing kelompok, b) analisis data, dan c) penulisan laporan penelitian b.
Langkah Penelitian
commit to user lii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk pelaksanaan eksperimen ini, terlebih dahulu ditentukan kelompok yang akan dilakukan eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk kelompok eksperimen dengan menerapkan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Produk (Product Based Training), dan kelompok control dengan menerapkan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi (Competency Based Training). Langkah-langkah yang dilakukan untuk pelaksanaan penelitian eksperimen adalah sebagai berikut: 1) Persiapan Pembelajaran, meliputi: a) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja (job sheet) pada pembelajaran praktik. Job sheet sebagai pedoman siswa praktik atau melakukan pekerjaan dan sebagai pedoman penilaian guru atau instruktor. Seperti halnya dengan RPP, untuk Penyusunan Lembar Kerja dengan pedoman pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). b) Penyiapan Mesin dan Kelengkapannya dengan kondisi standar bengkel/lab. c) Penyiapan Alat Potong (tool) dan Alat Ukur (measure) yang sesuai dengan jenis pekerjaan, d) Penyiapan Bahan (material row) sesuai ketentuan pada job sheet, e) Penyiapan Lembar Penilaian.
2) Pelaksanaan Pembelajaran commit to user liii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Oleh karena ada dua kelompok pendekatan dalam pembelajaran praktik untuk penelitian ini, maka langkah pelaksanaan pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pelaksanaan Pembelajaran untuk kelompok eksperimen dengan Pendekatan Berbasis Produk (PBT) Pendekatan
ini
menerapkan
konsep
“product”,
sehingga
materi
pembelajaran bersifat “real job”. Oleh karena itu tidak ada alokasi khusus untuk pembelajaran teori, sehingga pembelajaran teori bersifat teori praktis. Siswa dituntut persiapan yang matang, bekerja dengan hati-hati dan bekerja cepat. Kemampuan berfikir siswa dalam menyelesaikan pekerjaan dapat diperoleh dari pengalaman praktik yang telah dilakukan. Adapun langkah pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut: o Instruktur memberikan lembar kerja (job sheet) dan lembar persiapan kerja (work plain) untuk dipelajari siswa secara mandiri, o Siswa mengisi lembar persiapan kerja, o Instruktur memeriksa lembar persiapan kerja yang telah dibuat siswa, dan apabila perlu memberikan masukan, o Siswa melaksanakan pekerjaan/praktik secara mandiri sesuai lembar persiapan yang telah dibuat, dan apabila mengalami kesulitan dapat meminta bimbingan kepada instruktur, o Instruktur
melakukan
penilaian
hasil
kerja
siswa
dengan
commit to user menggunakan format penilaian yang sudah dirancang. Siswa yang liv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
belum mencapai nilai standar berarti produk hasil kerjanya tidak dapat digunakan, maka siswa harus menggantinya sebagai kompensasi dengan melaksanakan praktik di luar jam. o Kerusakan alat maupun bahan akibat kesalahan siswa, yang bersangkutan dikenai kompensasi dengan menambah jam praktik seharga barang yang dirusakkan. b) Pelaksanaan Pembelajaran untuk kelompok kontrol dengan Pendekatan Berbasis Kompetensi (CBT) Sesuai dengan standar kompetensi nasional, pembelajaran terbagi atas teori dan praktek. Dengan demikian alokasi yang diperoleh siswa dalam praktek tidak optimal. Siswa disebut kompeten jika telah mampu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar kompetensi, sedangkan waktu relative lebih longgar. Langkah-langkah pembelajaran untuk praktik adalah: o Instruktur memberikan lembar kerja (job sheet) kepada siswa dan memberikan penjelasan tentang gambar kerja, o Instruktur memberikan lembar persiapan kerja (work preparation) kepada
siswa
dan
melakukan
pembimbingan
cara
pembuatan/pengisian langkah kerja sesuai prosedur, o Siswa melaksanakan pekerjaan/praktik sesuai lembar persiapan yang telah dibuat, dan instruktur melakukan pembimbingan baik secara individual maupun klasikal, commit to user lv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
o Instruktur melakukan penilaian hasil praktik siswa dengan menggunakan format penilaian yang sudah dirancang. Siswa yang belum mencapai nilai standar harus mengulang praktik (remidiasi), karena belum tuntas (kompeten). Pelaksanaan remidiasi dilakukan di luar jam praktik. o Kerusakan alat akibat kesalahan siswa tidak sepenuhnya sebagai kesalahan siswa. Instruktur memikul tanggung jawab terhadap kerusakan dan kehilangan alat. 3) Penilaian Akhir Pada langkah ini, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol diberikan penilaian produk berupa tes unjuk kerja. Tujuan tes adalah untuk membandingkan pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akibat dari penguasaan materi yang dipelajari.untuk mengetahui perbedaan hasil eksperimen. Penilaian akhir dilakukan oleh intruktur yang mempunyai kemampuan standar assesor bidang Pemesinan. Sertifikasi untuk menjadi assesor dikeluarkan oleh ATMI Surakarta (Akademi Teknik Mesin Indonesia), suatu Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Materi tes dan waktu penyelesaian dibuat dengan mengacu pada standar Uji Kompetensi Produktif (UKP). C.
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi commit to user lvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa SMK pada Program Keahlian Teknik Pemesinan, Kabupaten Sragen. Ada tujuh SMK di Kabupaten Sragen yang memiliki program keahlian Teknik Pemesinan, yaitu: SMK Negeri 2 Sragen, SMK Sukowati Sragen, SMK Muhammadiyah 2 Sragen, SMK Binawiyata Karangmalang Sragen, SMK Sakti Gemolong, SMK Slamet Riyadi Gemolong, dan SMK Dian Kirana 1 Sragen.
2.
Teknik Pengambilan Sampel
Oleh karena penelitian ini bersifat eksperimental pada kelompok atau kelas tertentu secara khusus, maka pengambilan sampel menggunakan teknik penarikan sampel berkelompok (cluster sampling). Menurut Arief Furchan (1982:196), penarikan sampel berkelompok digunakan karena satuan yang dipilih bukanlah individu-individu, melainkan sekelompok individu yang secara alami berada bersama-sama di satu tempat. Berdasarkan ciri-ciri tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian, sampel secara random diperoleh SMK Negeri 2 Sragen yang mewakili sekolah negeri dan SMK Muhammadiyah 2 Sragen yang mewakili sekolah swasta. Sampel tersebut mewakili derajad keseragaman (degree of homogeneity) di mana kedua SMK memiliki sarana dan fasilitas pembelajaran yang standar, lokasi berada di kota, latar belakang siswa hampir sama, pengalaman dan kualitas instruktor yang berimbang. Kedua SMK tersebut juga memiliki jumlah commit to user kelas paralel untuk kelas XII Program Keahlian Teknik Pemesinan yaang sama lvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yaitu sebanyak 4 (empat) kelas. Dengan dasar-dasar pertimbangan pemilihan tersebut, menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2008 : 188) masing-masing pasangan kelompok dinilai sama atau setara sehingga memenuhi syarat sebagai berpasangan (matching) Adapun sebagai kelompok kontrol dari 4 (empat) kelas XII Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Sragen, secara random sampling diperoleh sampel 2 (dua) kelas yaitu kelas XII TP2 dan XII TP3. Kelompok eksperimen dari kelas XII Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah 2 Sragen, sebanyak 4 (empat) kelas diperoleh sampel 2 (dua) kelas yaitu XII TP1 dan XII TP2 . D.
Teknik Pengambilan Data 1.
a.
Instrumen Penelitian
Penilaian Produk (Tes Unjuk Kerja) Pengumpulaan data melalui penilaian produk (tes unjuk kerja) digunakan
untuk mengukur Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tes unjuk kerja berbentuk gambar kerja (job sheet) dan lembar penilaian, sesuai dengan standar kompetensi menurut KTSP 2009 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Penyusunan test unjuk kerja dan pemberian skor pada lembar penilaian mengacu pada standar baku yang diterapkan oleh ATMI (Akademi Teknik Mesin Indonesia) Surakarta.
commit to user lviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk penilaian produk pada lembar kerja, terbagi atas penilaian obyektif, subyektif dan estimasi waktu. Penilaian obyektif adalah penilaian ukuran produk dengan berpedoman pada alat ukur standar. Alat ukur standar yang digunakan berupa mistar ingsut atau jangka sorong (vernier caliper) ketelitian 0,02 mm, dan micrometer luar (out side micrometer) ketelitian 0,01 mm. Penilaian obyektif meliputi ukuran dengan toleransi umum tingkat menengah (middle), toleransi khusus, dan toleransi suaian atau dikenal dengan toleransi ISO (International Standard Organization). Skor untuk toleransi umum adalah 10 jika ukuran masuk daerah toleransi, skor 4 jika ukuran berada di luar toleransi satu tingkat, dan skor 1 jika ukuran menyimpang lebih dari satu tingkat toleransi. Untuk skor toleransi khusus adalah 10 jika ukuran masuk daerah toleransi, dan 1 jika ukuran di luar toleransi. Sedangkan skor untuk toleransi suaian adalah 10 jika ukuran masuk daerah toleransi, dan skor 0 (nol) jika ukuran di luar toleransi. Penilaian subyektif adalah penilaian yang hasilnya menurut perasaan (feeling) individu atau assessor penilai terhadap obyek yang dinilai. Penilaian subyektif diterapkan terhadap kekasaran permukaan
dan performen produk.
Kekasaran permukaan produk disimbolkan dengan huruf dan angka yaitu N1 (paling halus) sampai dengan N12 (paling kasar). Untuk meminimalkan subyektivitas penilaian, digunakan alat pengukur pembanding berupa: alat ukur pembanding kekasaran (rought) atau disebut rugo test. Skor penilaian adalah 10 jika kekasaran permukaan produk sesuai standar. commit user Skor 5 jika permukaan produk lebih kasar to satu tingkat dari standar, dan skor 1 jika lix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kekasaran permukaan produk lebih dari satu tingkat dari standar. Untuk performen adalah penampilan produk dibandingkan dengan gambar yang meliputi kesesuaian penampilan dan tingkat kesempurnaan/tanpa cacat. Skor 10 jika penampilan produk sempurna, skor 5 jika penampilan produk ada cacat sedikit, dan skor 1 untuk produk yang banyak cacat dan tidak sesuai gambar kerja. Oleh karena tingkat kesulitan dalam pengerjaan produk tidak sama untuk setiap toleransi dan performen yang ditentukan, maka skor penilaian obyektif dangan skor penilaian subyektif menggunakan perbandingan 75% : 25%. Hasil akhir untuk skor produk maksimal adalah 10. Penilaian waktu adalah skor yang diberikan atau yang dikurangkan kepada siswa berkaitan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk. Estimasi waktu yang diberikan, menuntut siswa bekerja penuh konsentrasi, penuh perhitungan, dan harus membuat persiapan yang matang. Dengan dasar di atas, setiap penambahan waktu 15 menit yang digunakan, maka siswa akan mendapatkan pengurangan nilai 1. Begitu pula setiap pengurangan waktu pengerjaan produk 15 menit, siswa akan mendapatkan nilai 1, dengan catatan nilai akhir sebelum ditambah adalah ≥7 (Lihat Lampiran 7. Format Penilaian pada halaman 161).
b.
Tes Tertulis Data tentang Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur diambil dari tes
tertulis. Tes dimaksudkan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, commit to user lx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kemampuan atau bakat yang dimiliki siswa dalam menggunakan alat ukur. Jumlah butir tes ada 40 soal atau item berbentuk tes obyektif dengan 5 pilihan jawaban (Lihat Lampiran 6 halaman 145 - 153). c.
Dokumentasi Dokumentasi nilai diperlukan sebagai syarat untuk melakukan uji
kesetaraan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data awal untuk uji kesetaraan dengan mengambil nilai dari rapor kelas XI, pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Kompetensi dari mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan yang diambil adalah: 1). Melakukan pekerjaan dengan mesin bubut, dan 2). Melakukan pekerjaan dengan mesin frais.
2.
Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji coba dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen yang telah dibuat dan dilaksanakan pada kelas lain yang tidak mengalami perlakuan. Ada 2 (dua) macam instrumen dalam penelitian ini, yaitu: ü Tes unjuk kerja, untuk mengukur prestasi belajar siswa pada mata pelajaran praktik Pekerjaan Permesinan. Tes unjuk kerja adalah tes yang telah dibakukan oleh LSP dan berbentuk gambar kerja dengan disertai format penilaian untuk penilaian produk, sehingga tidak diadakan uji coba instrumen lagi. ü Tes tertulis, untuk mengukur penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur. Instrumen ini dibuat sendiri sehingga perlu diadakan uji coba (tryout). Uji coba commit to user lxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dilaksanakan di sekolah lain yang tidak digunakan untuk penelitian, yaitu dari kelas XII MP4 SMK Binawiyata Karangmalang Sragen. a.
Uji Validitas Instrumen Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity) dan validitas bertalian dengan criteria (criterium validity). Validitas isi untuk mengetahui sejauh mana instrumen mencerminkan isi dan format dari instrumen yang dikehendaki (Nana Syaodih Sukmadinata, 2008 : 229). Untuk memenuhi validitas isi tidak dianalisis secara statistik, tetapi penyusunan instrumen berpedoman pada kisi-kisi soal secara logis atau rasional sesuai dengan indikator atau Tujuan Pembelajaran dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan diujikan. Validitas bertalian butir soal dilakukan dengan
menggunakan rumus
Korelasi Product Moment dari Pearson seperti yang dikutip Suharsimi Arikunto (2002 : 252), dengan rumus sebagai berikut:
rr xy = xy =
N NS SXY XY –– (S SXX)(S SYY) 2 2 2 2 √ √{N NS SXX2 –– (S SXX) 2}{N NS SYY2--(S SYY) 2}
Keterangan: r xy
: Koofisien korelasi commit antara to uservariabel X dan Y lxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
X
: Skor butir soal
Y
: Skor total
N
: Jumlah sampel
XY
: Jumlah butir dikalikan skor total (X)(Y)
Hasil validitas butir (rxy) selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel kritis r, pada taraf signifikansi 5%. Jika rhitung > rtabel maka disimpulkan instrumen tersebut valid. Tabel harga kritis r pada taraf sigifikansi 5% untuk instrumen tes sebanyak 40 item diperoleh hasil 0,304 (Lampiran 5 halaman 138-139). Dari perhitungan menggunakan rumus dari Pearson dibantu program Microsoft Excel, ada 4 item yang tidak valid. Item yang tidak valid yaitu: 11, 13, 19 dan 24, dibuang sehingga soal yang digunakan untuk penelitian menjadi 36 butir. Untuk mempermudah penilaian dijadikan 35 item dengan membuang nomor 22 yang mempunyai daya beda jelek. Berdasarkan indikator kisi-kisi soal yang telah dibuat, soal-soal tersebut dapat dibuang dan tidak akan berpengaruh pada validitas isi. b. Uji Reliabilitas Instrumen Realiabilitas disebut juga stabilitas dan konsistensi, yaitu kejegan atau konsistensi skor yang diperoleh dari suatu pengukuran terhadap subyek yang sama pada waktu berbeda dan cara lain yang sepadan (Samsi Haryanto, 2008:20). Reliabilitas menunjukkan suatu hasil pengukuran yang ajeg atau stabil apabila alat ukur digunakan berkali-kali. Pengujian realibilitas data menggunakan pendekatan konsistensi internal dengan cara kovarians butir. commit to user lxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus dari Kuder-Richardson yaitu KR-20 (Wiji Suwarno, 2009:138). Rumus ini dipilih dengan asumsi penyusunan instrument mempunyai tingkat kesukaran yang sama. Adapun rumus KR-20 adalah:
rKR 20 =
n n–1
Σpq S2
(1-
)
Keterangan : rKR 20 = Koefisien Reliabilitas Instrumen: n
= Jumlah burit/item
S2
= Varians total
p
= Proporsi subyek yang menjawab betul suatu butir soal
q
= Proporsi subyek yang menjawab salah suatu butir soal
Sedangkan untuk menentukan varians total (S2) dipakai rumus sebagai berikut:
2 ∑X2 -(ΣX)
S2 =
N
N
Keterangan: S2
= Varians total
X
= Jumla skor
commit to user lxiv
perpustakaan.uns.ac.id
N
digilib.uns.ac.id
= Jumlah siswa/peserta tes
Hasil perhitungan dikonsultasikan pada kriteria reliabilitas. Reliabilitas instrumen dikatakan kurang baik apabila harga rhitung < 0,60. Harga rhitung 0,6 – 0,79 termasuk cukup atau dapat diterima, sedangkan rhitung > 0,8 termasuk baik. Dari perhitungan hasil uji coba instrumen menggunakan rumus KR-20 yang dilakukan dengan program Microsoft Excel, diperoleh harga sebesar 0,85. Menurut kriteria harga reliabilitas tersebut, instrumen Menggunakan Alat Ukur dapat dikategorikan “baik/reliabel” (Lampiran 5 halaman 140). c.
Analisis Butir Soal Analisis butir soal dapat disebut analisis soal secara kuantitatif (Wiji
Suwarno, 2009: 131). Analisis butir soal meliputi Tingkat Kesukaran (TK) dan Daya Beda (DB). 1) Tingkat Kesukaran Soal (TK) Tingkat kesukaran soal dalah proporsi peserta tes yang menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Semakin besar indeks yang diperoleh berarti soal tersebut semakin mudah. Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran (2009: 132) adalah:
B P = JS
Keterangan: commit to user lxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
P
= Indeks kesukaran
B
= Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS
= Banyaknya seluruh siswa
Dengan program Microsoft Excel pada butir soal yang akan digunakan, diperoleh hasil indeks kesukaran rata-rata 0,81 yang berarti kategori soal Menggunakan Alat Ukur adalah “mudah” (Lampiran 5 halaman 141). 2) Daya Beda Soal (DB) Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan yang kurang pandai dalam mengerjakan suatu soal. Semakin tinggi indeks daya beda berarti soal tersebut semakin mampu membedakan antara siswa pandai dengan siswa yang kurang pandai. Rumus untuk menghitung daya beda (2009: 134) adalah: BA D =
BB -
=PA – PB
Keterangan: BA
= Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB
= Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
JA
= Banyaknya siswa kelompok atas
JB
commit tobawah user = Banyanya siswa kelompok lxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PA
= Proporsi siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
PB
= Proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar.
Berdasarkan rumus tersebut setelah dihitung dengan program Microsoft Excel dapat disimpulkan bahwa instrument tes Menggunakan Alat Ukur mempunyai daya beda yang cukup (Lampiran 5 halaman 142 - 143).
F. Teknik Analisis Data 1. Uji Persyaratan Analisis a. Uji Kesetaraan Pengujian kesetaraan dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan dari sampel yang independen, yaitu dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum mendapat perlakuan. Data nilai untuk uji kesetaraan diambil dari dokumentasi nilai praktik pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan kelas XI sebagai data awal. Jika data awal yang telah diuji menunjukkan kesetaraan, maka penelitian untuk kedua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilakukan. Uji kesetaraan atau keseimbangan sampel dilakukan dengan menggunakan uji beda atau Uji – T (t-test) dengan rumus menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 275) adalah: X1 –X2 t – test =
S12
S22
n
n
commit to user lxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan: X1
= Rata-rata nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas XI TP2 tahun pelajaran 2009/2010 dari kelompok kontrol.
X2
= Rata-rata nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas XI TP1 tahun pelajaran 2009/2010 dari kelompok eksperimen.
S12
= Varians kelompok kontrol
S22
= Varians kelompok eksperimen.
n1
= Jumlah siswa kelompok kontrol
n2
= Jumlah siswa kelompok eksperimen.
Hasil perhitungan t dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikansi 5%. Jika t
hitung
>t
tabel,
maka sampel dikatakan berbeda. Berdasarkan data awal
antara kelompok kontrol dengan sampel 31 siswa dan kelompok eksperimen dengan sampel 41 siswa yang telah dihitung, diperoleh t hitung sebesar 1,23. Hasil tersebut dibandingkan dengan table t dengan sampel diambil antara 30 – 40 diperoleh harga kritis 1,645 pada taraf signifikansi 5%. Oleh karena thitung < ttabel, maka kesimpulannya sampel tidak berbeda. Hal tersebut berarti bahwa antara kelompok control dan kelompok eksperimen mempunyai kemampuan awal yang seimbang atau setara (Lampiran 8 halaman 162). b. Uji Normalitas commit to user lxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Uji normalitas adalah untuk menguji apakah sampel yang diambil dari populasi berdistribusi normal atau tidak, sehingga diperoleh residu berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data dari penelitian ini, menggunakan Metode Lilliefors. Metode Lilliefors digunakan jika data tidak dalam distribusi frekuensi data bergolong (Budiyono, 2004 : 170). Setiap data Xi diubah menjadi bilangan baku zi dengan transformasi: Xi – X zi =
Statistik uji untuk metode ini yaitu: L = Maks F(z1) – S(z1)
dimana : F(z1) = P(Z ≤ zi) Z ~ N(0,1) S(zi)
= proporsi cacah z ≤ zi terhadap seluruh zi
Hasil perhitungan L yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel nilai Lα;n pada taraf signifikansi 5%. Jika Lhitung < Ltabel, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. c. Uji homogenitas
commit to user lxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Metode yang digunakan untuk menguji kesamaan varian dari sampel penelitian adalah dengan teknik analisis variansi homogenitas satu jalur (uji F) yaitu: Fo =
Variansi terbesar Variansi terkecil
Hasil perhitungan F dikonsultasikan dengan tabel F pada taraf signifikansi 5%. Jika F hitung < F tabel maka sampel dikatakan homogen.
2. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Pada penelitian ini uji hipotesis menggunakan Anava dua jalur (two- way anova), dengan bantuan computer menggunakan software MINITAB. Hasil Uji F dikonsultasikan dengan tabel F pada taraf signifikansi 5%. Uji F dirumuskan: MSp MSe
F=
Keterangan : F
= nilai statistik uji F
MSp
= rerata kuadrat perlakuan
MSe
= rerata kuadrat error
Hipotesis statistik yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Hipotesis 1: commit to user lxx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Ho : µA1 = µA2 H1 : µA1 ≠ µA2 b.
Hipotesis 2: Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Ho : µB1 = µB2 H1 : µB1 ≠ µB2
c.
Hipotesis 3: Terdapat interaksi pengaruh antara pembelajaran praktik dengan Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Ho : A x B = 0 H1 : A x B ≠ 0 commit to user lxxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari hasil pengujian hipotesis menggunakan ANAVA 2 jalur, dilakukan Uji Lanjut Pasca Anava dengan menggunakan rumus Scheffe’ (Budiyono, 2004 : 201) sebagai berikut:
(X – X ) i
j
2
Fi-j = ------------------------1 1 RKG ----- + ------
Keterangan: Fi-j
: nilai F obs pada pembandingan ke-i dank e-j
Xi
: rataan pada sampel ke-i
Xj
: rataan pada sampel ke-j
RKG
: rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan anava
ni
: ukuran sampel ke-i
nj
: ukuran sampel ke-j
commit to user lxxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data
1.
Deskripsi Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan dengan Pendekatan Berbasis Produk (kelas eksperimen)
Jumlah siswa kelas eksperimen secara keseluruhan adalah 78 siswa. Prestasi tertinggi adalah 98, terendah 60, rata-rata 78, dan standar deviasi 10,70. a.
Deskripsi Prestasi Belajar Siswa menurut kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi Jumlah siswa kelas eksperimen pada kelompok penguasaan Alat Ukur
tinggi adalah 39 siswa. Prestasi tertinggi adalah 98, terendah 61, rata-rata 82,82 median 86,25 dan standar deviasi 9,32. Sebaran nilai dapat ditunjukkan pada Tabel 3 dan digambarkan dengan histogram seperti pada Gambar 2.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas eksperimen pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi Nilai
Titik Tengah (X)
59 – 65 66 – 72 73 – 79 80 – 86 87 – 93 94 – 100
62 69 76 83 90 97
f
2 3 9 10 10 5 commit to user ∑f = 39 lxxiii
fX 124 207 684 830 900 485 ∑f X = 3230
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 9 8
FREKUENSI
7 6 5 4 3 2 1 0 59-65
66-72
73-79
80-86
87-93
94-100
NILAI TES Gambar 2. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas eksperimen pada kelompok Penguasaan Alat Ukur tinggi.
b.
Deskripsi Nilai Prestasi Belajar Siswa menurut kelompok penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah Jumlah siswa kelas eksperimen pada kelompok penguasaan Alat Ukur
rendah adalah 39 siswa. Prestasi tertinggi adalah 89, terendah 60, rata-rata 72,38 median 74,64 dan standar deviasi 8,04. Sebaran nilai Prestasi Belajar Siswa pada kelas eksperimen menurut penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah dapat ditunjukkan pada Tabel 4 dan digambarkan dengan histogram seperti pada Gambar 3.
commit to user lxxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
FREKUENSI
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas eksperimen pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah Nilai
Titik Tengah (X)
f
fX
60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 – 79 80 – 84 85 – 89
62 67 72 77 82 87
9 6 9 7 4 4
558 402 648 539 328 348
∑f = 39
∑f X = 2823
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 60-64
65-69
70-74
75-79
80-84
85-89
NILAI TES
Gambar 3. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas eksperimen pada kelompok Penguasaan Alat Ukur rendah.
2.
Deskripsi Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan dengan Pendekatan Berbasis Kompetensi (kelas kontrol) Jumlah siswa kelas kontrol secara keseluruhan adalah 67 siswa. Prestasi
tertinggi adalah 85, terendah 58, rata-rata 72, dan standar deviasi 7,26. commit to user lxxv
perpustakaan.uns.ac.id
a.
digilib.uns.ac.id
Deskripsi Prestasi Belajar Siswa menurut kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi Jumlah siswa kelas kontrol pada kelompok penguasaan Alat Ukur tinggi
adalah 38 siswa. Prestasi tertinggi adalah 85, terendah 58, rata-rata 74,05, median 73,61 dan standar deviasi 7,45. Sebaran nilai dapat ditunjukkan pada Tabel 5 dan digambarkan dengan histogram seperti pada Gambar 4. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas kontrol pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi Nilai
Titik Tengah (X)
f
fX
53 – 58 59 – 64 65 – 70 71 – 76 77 – 82 83 - 88
55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 85,5
1 3 7 11 11 5
55,5 184,5 472,5 808,5 874,5 427,5
FREKUENSI
∑f = 38
∑f X = 2.823,0
11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 53-58
59-64 65-70 NILAI TES
71-76
77-82
83-88
Gambar 4. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas kontrol to userAlat Ukur tinggi. pada kelompokcommit Penguasaan lxxvi
perpustakaan.uns.ac.id
b.
digilib.uns.ac.id
Deskripsi Prestasi Belajar Siswa menurut kelompok penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah Jumlah siswa adalah 29 siswa. Prestasi tertinggi adalah 80, terendah 55,
rata-rata 67,72, median 71,64 dan standar deviasi 7,31. Sebaran nilai ditunjukkan pada Tabel 6 dan digambarkan dengan histogram seperti pada Gambar 5.
FREKUENSI
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas kontrol pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah Nilai
Titik Tengah (X)
f
fX
54 – 58 59 – 63 64 – 68 69 – 73 74 – 78 79 – 83
56 61 66 71 76 81
5 4 5 7 7 1
280 244 330 497 532 81
∑f = 29
∑f X = 1964
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 54-58
59-63 64-68 NILAI TES
69-73
74-78
79-83
Gambar 5. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas kontrol to userAlat Ukur rendah. pada kelompokcommit Penguasaan lxxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 7. Rangkuman Data Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur
Pendekatan Pembelajaran Sumber Statistik N SX SX2
Tinggi SD C SS N SX SX2
Rendah SD C SS N SX SX2
Jumlah SD C SS
Berbasis Produk
Berbasis Kompetensi
39 3.249 274.281 83,31 9,75 270.666,69 3.614,31
38 2.825 212.021 74,34 7,36 204.631,41 7.389,59
39 2.830 208.300 72,56 8,80 205.356,41 2.943,59 78 6.079 482.581 77,94 10,70 473.772,32 8.808,68
Jumlah
77 6.074 486.302 78,88 9,71 475.298,10 11.003,90
29 1.972 135.594 68,00 7,31 134.096,00 1.498,00
68 4.802 343.894,00 70,62 8,45 339.452,41 4.441,59
67 4.897 347.615 71,60 7,94 343.450,88 4.164,12
145 10.880 830.080 75,03 9,76 817.223,20 12.856,80
B. Uji Persyaratan Hipotesis 1.
Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk memperoleh informasi apakah sampel
yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh karena belum dapat diprediksi apakah sampel berdistribusi normal atau tidak normal, maka uji normalitas dipilih menggunakan Uji Lilliefors. Data nilai hasil tes Prestasi Belajar to user Siswa pada Mata Pelajaran Praktikcommit Pekerjaan Permesinan, dipisahkan berdasarkan lxxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kelompok tinggi dan rendah menurut hasil tes penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Berdasarkan data dari masing-masing kelas dan kelompok, selanjutnya dibuat tabel kerja untuk menghitung rataan ( ) dan simpangan baku (s). Langkah selanjutnya adalah membuat table kerja untuk menghitung Lmaks. Sampel berdistribusi normal jika Lmaks < Ltabel. Hasil Uji normalitas nilai tes praktik Pekerjaan Permesinan pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan untuk kelas kontrol
dan eksperimen
menurut kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi dan rendah, secara ringkas disajikan pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Pemesinan (Nilai Tes Praktik) Kelas Nilai
Eksperimen Penguasaan Penguasaan Tinggi Rendah
Kontrol Penguasaan Penguasaan Tinggi Rendah
Lilliefors
0,0882
0,0840
0,1028
0,1057
Dk
39
39
38
29
L tabel (0,05)
0,1419
0,1419
0,1437
0,1610
Kesimpulan
0,0882 < 0,1419
0,0840 < 0,1419
0,1028 < 0,1437
0,1057 < 0,1610
Hasil perhitungan nilai tes praktik (Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan) untuk kelas eksperimen dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi adalah 0,0882. Harga L tabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan 39 adalah 0,1419. Karena Lhitung < commit to user lxxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ltabel (0,0882 < 0,1419), maka nilai tes praktik untuk kelas eksperimen pada Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur kelompok tinggi berdistribusi normal. Hasil perhitungan nilai Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan untuk kelas eksperimen dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah adalah 0,0840. Harga Ltabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan 39 adalah 0,1419. Karena Lhitung < Ltabel (0,0840 < 0,1419), maka nilai tes praktik untuk kelas eksperimen pada Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur kelompok rendah berdistribusi normal. Hasil perhitungan nilai Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan
Permesinan
untuk
kelas
kontrol
dengan
Penguasaan
dalam
Menggunakan Alat Ukur tinggi adalah 0,1028. Harga Ltabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan 38 adalah 0,1437. Karena Lhitung < Ltabel (0,1028 < 0,1437), maka nilai tes praktik untuk kelas kontrol pada Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur kelompok tinggi berdistribusi normal. Hasil perhitungan nilai Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan
Permesinan
untuk
kelas
kontrol
dengan
Penguasaan
dalam
Menggunakan Alat Ukur rendah adalah 0,1057. Harga Ltabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan 29 adalah 0,1610. Karena Lhitung < Ltabel (0,1057 < 0,1610), maka nilai tes praktik untuk kelas kontrol pada Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur kelompok rendah berdistribusi normal. Data hasil perhitungan Uji Normalitas dengan Uji Lilliefors dan bantuan SPSS Statistic 17.0 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman 174 – 185.
commit to user lxxx
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Uji Homogenitas Untuk menguji apakah sampel bersifat homogen atau heterogen sebagai
syarat pengujian hipotesis, digunakan Uji F. Data nilai hasil tes Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan yang telah dipisahkan berdasarkan kelas eksperimen dan kelas control baik kelompok tinggi maupun rendah, selanjutnya diuji homogenitasnya. Berdasarkan perhitungan varian dari data nilai prestasi siswa pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, diperoleh varian terbesar adalah 95,06 yaitu nilai kelas eksperimen kelompok tinggi. Sedangkan varian terkecil adalah 53,44 yaitu nilai kelas control kelompok rendah. Untuk menentukan homogenitas sampel adalah varian terbesar dibagi varian terkecil, yang setelah dihitung diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,779. Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 39 dan derajad kebebasan penyebut 29 adalah 1,815. Jika dibandingkan antara Fhitung dengan Ftabel, maka Fhitung < Ftabel (0,1779 < 0,1815). Oleh karena itu, maka Nilai Tes pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan bersifat homogen. Ringkasan hasil Uji Homogenitas disajikan pada Tabel 9, dan data hasil perhitungan Uji Homogenitas dengan Microsoft Excel selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman 186.
commit to user lxxxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Nilai Tes pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Sumber Variansi Tinggi (39)
Rendah (39)
Tinggi (38)
Rendah (29)
Tinggi (39)
X
-
-
-
Rendah (39)
1,228
X
-
-
F tabel
1,815
Tinggi (38)
1,755
0,700
X
-
Rendah (29)
1,779
1,449
1,014
X
C. Pengujian Hipotesis Rumusan hipotesis penelitian meliputi: 1) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, 2) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, dan 3) Terdapat interaksi pengaruh antara pembelajaran praktik dengan Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktikcommit Pekerjaan Permesinan. to user lxxxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk pengujian Hipotesis penelitian tersebut, menggunakan teknik ANAVA 2 jalur dengan desain faktorial 2 x 2. Berdasarkan hasil tes yang telah dianalisis dengan bantuan program SPSS Statistics 17.0 dan program Ms Excel, dapat diperoleh ringkasan seperti pada Tabel 10 di bawah ini. Tabel 10. Ringkasan Hasil Analisis Data
SUMBER VARIASI
JK
db
RK
F obs
F tabel
(A) Pendekatan PBT & CBT
2.466,99
1
2.466,99
34,58
3,84
(B) Nilai alat ukur
1.448,19
1
1.448,19
20,30
3,84
445,36
1
445,36
6,24
3,84
(AB) Interaksi (G) Galat
10.060,45 141
TOTAL
14.420,99 144
71,35
1. Pengujian Hipotesis Pertama Berdasarkan ringkasan hasil analisis varians terhadap pendekatan praktik (A) dari Tabel 10, yaitu Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training), diperoleh Fobservasi sebesar 11,65. Harga Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan derajad kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Diperoleh Fhitung > Ftabel (34,58 > 3,84), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi, berdasarkan analisis terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi commit to user lxxxiii
perpustakaan.uns.ac.id
(Competency Based Training)
digilib.uns.ac.id
terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. 2. Pengujian Hipotesis Kedua Berdasarkan ringkasan hasil analisis varians terhadap penguasaan alat ukur (B) dari Tabel 10, untuk Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan rendah diperoleh Fobservasi sebesar 20,30. Harga F
tabel
pada taraf signifikansi
5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan derajad kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Diperoleh Fhitung > Ftabel (20,30 > 3,84), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. 3. Pengujian Hipotesis Ketiga Berdasarkan ringkasan hasil analisis varians terhadap pendekatan praktik dan penguasaan alat ukur (AB) dari Tabel 10, diperoleh Fobservasi sebesar 6,24. Harga Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan derajad kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Diperoleh Fhitung > Ftabel (6,24 > 3,84), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat interaksi perbedaan pengaruh antara pembelajaran praktik dengan Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan (Lampiran 14 halaman 188-189). commit to user lxxxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Uji Lanjut Pasca Anava Uji Lanjut PASCA ANAVA dilakukan jika hasil pengujian hipotesis menolak H0 dan H1 diterima. Dari ketiga macam hipotesis H1 yang ditterima tersebut, hipotesis pertama dan kedua memperoleh Fhitung yang sangaat signifikan, sedangkan tingkat penerimaan H1 hipotesis ketiga kurang meyakinkan. Dengan melihat hasil perhitungan ANAVA, hipotesis pertama dan kedua sebenarnya tidak perlu Uji Lanjut PASCA ANAVA. Namun untuk menguatkan hasil pengujian hipotesis, dipaparkan hasil uji lanjut secara keseluruhan. Untuk melakukan Uji Lanjut PASCA ANAVA, menggunakan Uji Scheffe’ dengan menghitung perbedaan rataan data dari masing-masing sel yang ditunjukkan pada Tabel 11. Tabel 11. Ringkasan rataan masing-masing sel
Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur
Pendekatan Pembelajaran Praktik
Rataan marginal
Basis Produk
Basis Kompetensi
Tinggi
83,31
74,34
78,88
Rendah
72,56
68,00
70,62
Rataan marginal
77,94
71,60
Dengan RKG = 71,35 (Tabel 10 halaman 68), jumlah siswa pada kelompok penguasaan tinggi dan rendah untuk kelas eksperimen (Basis Produk) masingmasing = 39, dan jumlah siswa pada kelompok penguasaan tinggi dan rendah untuk kelas kontrol (Basis Kompetensi) adalah 38 dan 29, maka untuk Uji Scheffe’dapat commit to user dilakukan dengan rumus sebagai berikut: lxxxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(Xi – Xj)2
Fi-j = RKG (1 + 1) ni nj DK = [F I F > (3) F 0,05; 3, 141] = [F I F > (3) 2,64] = [F I F > 7,92] a. Uji Schefee’ rataan antar baris (Penguasaan Tinggi dan Rendah) F13-24
= ((78,88-70,62)2)/(71,35(1/77+1/68)) = 34,530
Berdasarkan perbandingan rataan antar baris (rataan marginal), diperoleh Fobs sebesar 34,530. Karena Fobs > Ftabel yaitu 34,530 > 7,92, maka terdapat perbedaan rataan prestasi belajar antara kelompok tinggi dengan kelompok rendah atau ada perbedaan yang signifikan mean prestasi belajar antara kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi dengan yang rendah. Dengan demikian hipotesis kedua (Ho) ditolak, yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara Penguasaan dalam menggunakan alat ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran praktik pekerjaan permesinan. b. Uji Schefee’ rataan antar kolom (Pendekatan Produk dan Kompetensi) F12-34
= ((77,94-71,60)2)/(71,35(1/78+1/67)) = 20,304
Berdasarkan perbandingan rataan antar kolom (rataan marginal), diperoleh Fobs sebesar 20,304. Karena Fobs > Ftabel yaitu 20,304 > 7,92, maka terdapat perbedaan rataan prestasi belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, atau ada perbedaan yang signifikan antara Pendekatan Berbasis Produk dengan Pendekatan Berbasis Kompetensi. Dengan demikian hipotesis pertama (Ho) ditolak, yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara Pendekatan Berbasis commit to user lxxxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Produk dengan Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. c. Uji Schefee’ rataan antar sel (kolom dan baris) F1-2 = ((83,31 – 72,56)2)/ (71,35 (1/39 + 1/39)) = 31,583 F3-4 = ((74,34 – 68,00)2)/ (71,35 (1/38 + 1/29)) = 9,266 F2-3 = ((74,34 – 72,56)2)/ (71,35 (1/38 + 1/39)) = 10,843 Perbandingan rataan kelas eksperimen pada penguasaan tinggi dengan rendah adalah 31,583, maka Fobs > Ftabel yaitu 31,583 > 7,92. Perbandingan rataan antara kelas kontrol pada penguasaan tinggi dengan rendah adalah 9,266, maka Fobs > Ftabel yaitu 9,266 > 7,92 dan perbandingan rataan antara kelas kontrol pada penguasaan tinggi dengan kelas eksperimen pada penguasaan rendah adalah 10,843 atau Fobs > Ftabel (10,843 > 7,92) F1-3 = ((83,31 – 74,34)2)/ (71,35 (1/39 + 1/38)) = 21,704 F1-4 = ((83,31 – 68,00)2)/ (71,35 (1/38 + 1/29)) = 54,640 F2-4 = ((72,56 – 68,00)2)/ (71,35 (1/39 + 1/29)) = 4,847 Pada perbandingan rataan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada penguasaan tinggi adalah 21,704 maka Fobs > Ftabel (21,704 > 7,92), sehingga ada interaksi perbedaan yang signifikan mean prestasi belajar antara Pendekatan Berbasis Produk dengan Pendekatan Berbasis Kompetensi pada kelompok penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi. Hasil perbandingan rataan antara kelas kontrol tinggi dan kelas eksperimen kelompok rendah adalah 54,640 atau Fobs > Ftabel (54,640 < 7,92), maka juga terdapat interaksi. commit to user lxxxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil perbandingan rataan antara kelas eksperimen dan kontrol kelompok penguasaan rendah adalah 4,847 atau Fobs < Ftabel ( 4,847 < 7,92), berarti tidak ada interaksi perbedaan yang signifikan mean prestasi belajar antara Pendekatan Berbasis Produk dengan Pendekatan Berbasis Kompetensi pada kelompok penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah. Hipotesis ketiga (Ho) diterima, tidak ada interaksi antara Pendekatan Berbasis Produk dengan Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Ringkasan hasil perhitungan uji Schefee’ ditunjukkan pada Tabel 12, dan perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 15 halaman 190). Tabel 12. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Schefee’
Pendekatan Praktik dan Penguasaan Alat Ukur Produk Kompetensi
Produk
Kompetensi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
x
x
x
x
Rendah
31,583
x
x
x
Tinggi
21,704
10,843
x
x
Rendah
54,640
4,847
9,266
x
D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dipaparkan hasil penelitian: 1.
Hasil Pengujian Hipotesis pertama diperoleh Fhitung sebesar 34,58. Harga
Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan derajad kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Dengan demikian Fhitung > Ftabel (34,58 > 3,84), sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan pengaruh yang commit to user lxxxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
signifikan antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Pendekatan berbasis produk lebih memberikan tantangan bagi siswa dibanding dengan pendekatan berbasis kompetensi. Hal ini karena siswa dituntut praktik secara mandiri, dengan kualitas dan waktu yang standar sesuai dengan produk (job real). Sementara pada pendekatan berbasis kompetensi, untuk mencapai kompetensi tertentu, pengalokasian waktu lebih longgar sesuai dengan kemampuan individu tiap siswa, serta diperlukan pembimbingan yang intensip untuk mencapai kompetensi standar. Keberhasilan pembelajaran berbasis produk, karena didukung oleh beberapa hal diantaranya adalah: fasilitas yang siap pakai dengan kepresisian standar, guru atau instrukror yang memiliki profesionalisme tinggi, kesiapan kerja siswa, dan sikap kerja yang menghargai konsumen dengan komitmen pada kualitas (Depdikbud, 1999 : 22). Dari penilaian hasil produk, pendekatan pembelajaran berbasis produk lebih ketat dalam menentukan sejauh mana siswa mencapai kompetensi dengan melihat kriteria atau norma yang diberlakukan. Ketepatan ukuran sesuai dengan toleransi dan ketepatan waktu penyelesaian sesuai dengan estimasi merupakan hal yang sangat penting dalam pembuatan produk. Siswa dapat dikatakan mencapai ketuntasan jika memperoleh nilaai minimal standar kompetensi, di mana produk dapat digunakan jika dapat berfungsi. Hal ini karena hasil pembelajaran siswa commit to user lxxxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merupakan produk yang harus mampu digunakan, jika tidak standar dapat diartikan bahwa siswa belum mencapai ketuntasan minimal. Berdasarkan rataan marginal pada Pendekatan Berbasis Produk sebesar 77,94 dan pada Pendekatan Berbasis Kompetensi sebesar 71,60, maka dengan uji lanjut diperoleh Fhitung sebesar 20,304. Jika Fhitung dibandingkan dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 3 dan penyebut 141 sebesar 7,92 maka Fhitung > Ftabel (20,304 > 7,92). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran praktik dengan pendekatan berbasis produk lebih baik daripada pendekatan berbasis kompetensi. 2.
Hasil Pengujian Hipotesis kedua diperoleh Fhitung sebesar 20,30. Harga
Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan derajad kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Dengan demikian Fhitung > Ftabel (20,30 > 3,84), sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Berdasarkan rataan marginal pada Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi sebesar 78,88 dan pada Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang rendah sebesar 70,62, maka dengan uji lanjut diperoleh Fhitung sebesar 34,530 yang jika dibandingkan dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 3 dan penyebut 141 sebesar 7,92 maka Fhitung > Ftabel (34,530 > 7,92). Ini berarti bahwa prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran commit to user xc
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Praktik Pekerjaan Permesinan kelompok penguasaan tinggi lebih baik daripada kelompok penguasaan rendah. Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa untuk dapat menguasai kompetensi pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Menurut Winkel (1996 : 134), kemampuan aktual pada mata pelajaran tertentu dapat dilihat dari kompetensi prasyarat pada jenjang kelas sebelumnya. Siswa yang mempunyai penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi lebih siap mengikuti praktik sehingga akan lebih cepat mengambil keputusan terkait penggunaan alat ukur. Kecepatan dan ketepatan dalam memilih alat ukur yang tepat, mengkalibrasi, menggunakan, melakukan pengukuran, dan membaca alat ukur merupakan salah satu faktor
yang akan
menentukan kecepatan dalam
menyelesaikan benda kerja pada mesin dan ketepatan terhadap ukuran atau dimensi benda kerja. Dengan demikian siswa yang menguasai penggunaan alat ukur dengan baik akan mempunyai prestasi pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan lebih baik pula. 3.
Hasil Pengujian Hipotesis ketiga diperoleh Fhitung sebesar 6,24. Harga Ftabel
pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan derajad kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Karena Fhitung > Ftabel (6,24 > 3,84), maka terdapat interaksi perbedaan antara pembelajaran praktik dengan Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
commit to user xci
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nilai rataan prestasi belajar siswa dengan pendekatan berbasis produk untuk kelompok penguasaan tinggi adalah 83,31 dan untuk kelompok penguasaan rendah adalah 72,56. Nilai rataan prestasi belajar siswa dengan pendekatan berbasis kompetensi untuk kelompok penguasaan tinggi adalah 74,34 dan untuk kelompok penguasaan rendah adalah 68,00. Berdasarkan uji lanjut Schefee’ dengan membandingkan rataan antar sel pada kolom yang sama (penguasaan tinggi dan rendah) diperoleh nilai F untuk pendekatan berbasis produk sebesar 31,583 dan untuk pendekatan berbasis kompetensi sebesar 9,266. Ftabel
pada
taraf signifikansi 5% dengan derajad
kebebasan pembilang 3 dan penyebut 141 sebesar 7,92. Pada perbandingan antar sel pada baris yang sama diperoleh nilai F untuk penguasaan tinggi sebesar 21,704 dan untuk penguasaan rendah sebesar 4,847. Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 3 dan penyebut 141 sebesar 7,92. Hasil perhitungan rataan siswa, untuk penguasaan alat ukur yang rendah selalu lebih rendah dari pada rataan untuk penguasaan alat ukur yang tinggi, baik dengan pendekatan produk maupun kompetensi. Apabila digambarkan secara grafik profil, maka akan terlihat tidak adanya garis perpotongan antara variabel bebas pertama dan kedua. Namun demikian, untuk pengambilan kesimpulan ada tidaknya interaksi perbedaan tetap saja harus dilihat dari signifikansi interaksi pada analisis variansinya (Budiyono, 2004 : 221). Dengan dasar hasil analisis variansi hipotesis ketiga diperoleh Fhitung > Ftabel (6,24 > 3,84), maka hipotesis ketiga (Ho) ditolak yang berarti ada interaksi perbedaan antara Pendekatan Berbasis Produk dan commit to user xcii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ditinjau dari Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur. Pendekatan berbasis produk memberikan tantangan siswa pandai dalam penguasaan alat ukur untuk mandiri, kreatif dan inovatif dengan waktu yang cepat dan kualitas standar. Pembelajaran lebih merangsang dari aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya, karena siswa dituntut kesiapan materi, mental dan skill dalam penyelesaian masalah/produk. Adanya penerapan reward and punishment, pengalaman baru hasil inovasi siswa dengan didukung produk terapan (real job) membuat siswa lebih percaya diri, sehingga lebih siap menghadapi dunia kerja. Kelemahan pendekatan berbasis produk adalah pada materi, dengan produk sesuai pemesan (customer), dimungkinkan ada kompetensi yang tidak dapat dipraktikkan siswa karena produk yang dikerjakan tidak terkait kompetensi tertentu. Materi kompetensi yang tidak tersusun rapi membuat siswa yang kurang cerdas akan kesulitan untuk penguasaan materi secara keseluruhan, akhirnya hanya kompetensi tertentu yang dapat dikuasai, sehingga prestasi belajar tidak maksimal. Siswa tidak leluasa menentukan penyelesaian produk sesuai kemampuan, karena sudah baku/standar produk. Ini berakibat lebih besar tingkat kegagalan dalam penyelesaian produk, dan meningkatnya stress, sehingga prestasi siswa tidak akan lebih baik. E. Keterbatasan Penelitian Penelitian telah kami upayakan seoptimal mungkin, namun tidak dapat peneliti hindari adanya berbagai keterbatasan yang membuat penelitian ini tidak commit to user xciii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sesuai harapan. Beberapa kendala yang membatasi kesempurnaan penelitian ini diantaranya adalah: 1. Waktu penelitian Penelitian yang terkait psikomotorik seperti praktik sulit diukur secara nyata dengan dalam waktu yang singkat, karena tidak semua kompetensi dapat dikuasai dengan sempurna, hal ini berdampak kurangnya kompetensi dan motivasi siswa dalam praktik, sehingga tidak dapat berprestasi sesuai harapan.. 2. Unit Produksi yang belum optimal Unit Produksi yang relevan sangat mendukung pembelajaran. Variasi dan jumlah produk yang dibuat akan membantu tercapainya kompetensi siswa. Optimalisasi pembelajaran 3. Pelaksanaan pembelajaran di bengkel praktik masih terkendala diantaranya adalah peralatan dan sumber daya siswa. Kendala yang ada adalah, peralatan masih kurang lengkap baik secara kualitatif maupun kuantitatif, mayoritas siswa belum mampu untuk melaksanakan tugas secara mandiri, dan kurang motivasi untuk berprestasi. 4. Adanya bias penelitian yang tidak dapat dielakkan. Pada kenyataan sehari-hari, dimungkinkan kelas yang digunakan untuk membandingkan perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi, menggunakan kedua pendekatan tersebut.
commit to user xciv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, yang berdasarkan Fhitung = 34,58 dibandingkan Ftabel = 3,84. Kelas yang mendapat perlakuan praktik dengan pendekatan berbasis produk mempunyai nilai prestasi lebih tinggi dibanding dengan kelas yang menggunakan pendekatan berbasis kompetensi.
2.
Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, yang berdasarkan Fhitung = 20,30 dibandingkan Ftabel = 3,84. Kelompok yang mempunyai penguasaan dalam menggunakan alat ukur tinggi mendapatkan nilai prestasi lebih tinggi dibanding
dengan
kelompok
yang
mempunyai
penguasaan
dalam
menggunakan alat ukur rendah. 3.
Ada interaksi pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) commit to user dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan xcv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Permesinan ditinjau dari Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur, yang berdasarkan Fhitung = 6,24 dibandingkan Ftabel = 3,84.
B. Implikasi Dari kesimpulan di atas memberikan gambaran, bahwa prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan dapat ditingkatkan dengan menerapkan Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training), terutama pada siswa yang memiliki penguasaan dalam menggunakan alat ukur tinggi. Pendekatan pembelajaran sebagai sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang sifatnya masih sangat umum, yang di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Jika ditinjau dari sudut pandang pembelajaran secara umum, pendekatan pembelajaran praktik dengan pendekatan berbasis produk berorientasi pada siswa (student centered approach) sedangkan pembelajaran praktik dengan pendekatan berbasis kompetensi berorientasi pada guru/instruktur (teacher centered approach). Dengan demikian, pembelajaran praktik khususnya pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan dengan pendekatan berbasis produk (product based training) menuntut siswa lebih aktif dan kreatif dalam mencari solusi agar pekerjaan (product) dapat diselesaikan dengan cepat, ukuran tepat, tanpa cacat, dan tidak kalah penting adalah selamat bagi pekerja, mesin/alat, dan orang lain di lingkungan kerjanya.
commit to user xcvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada pembelajaran praktik berbasis produk, hasil pekerjaan siswa dituntut mampu memuaskan pelanggan. Siswa dengan penguasaan alat ukur yang tinggi sebagai dasar untuk melakukan praktik khususnya pada mata pelajaran Pekerjaan Permesinan, lebih mudah memahami gambar kerja. Analisis pekerjaan mampu dilakukan dengan kemampuan daya pikirnya, sehingga pekerjaan menjadi lebih cepat dapat diselesaikan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi pula. Kebanyakan dari mereka mempunyai tujuan atau cita-cita yang jelas, sehingga akan melakukan pekerjaan dengan senang hati dan sikap optimis akan mampu berprestasi. Merujuk pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa siswa dengan penguasaan rendah pada penggunaan alat ukur, akan sulit berprestasi. Siswa dengan penguasaan dasar yang rendah tidak dapat memenuhi tuntutan produk, karena daya pikir (aspek kognitif) yang kurang cerdas, sehingga akan kesulitan merencanakan
pekerjaan (work planning). Oleh karena kesulitan dalam
menganalisis pekerjaan, maka siswa dengan penguasaan rendah cenderung kurang dalam motivasi berprestasi (achievement motivation), sehingga pasif menunggu instruksi guru. Siswa dengan penguasaan alat ukur yang rendah akan bekerja tanpa konsep karena kurang pemahaman pada job, tool, maupun procedure. Pada akhirnya pekerjaan dilakukan asal jadi, sehingga hasilnya jauh dari standar gambar kerja. Siswa dengan penguasaan alat ukur yang rendah, jika tidak mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari guru/instruktur akan kesulitan untuk berprestasi. Di sinilah peran instruktor yang tidak cukup hanya memberi instruksi, tetapi juga commit to user xcvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
harus mampu menjadi guru untuk mengantarkan generasi penerus yang berkualitas dalam mengisi pembangunan.
C. Saran Untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran praktik khususnya pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, ada beberapa saran yang kami kemukakan: 1. Guru
praktik
(instructor) sebaiknya menguasai
berbagai
pendekatan
(approach), dan mampu menerapkan sesuai dengan kebutuhan. Ketepatan dalam memilih pendekatan akan membantu siswa untuk mencapai kompetensi standar sesuai kurikulum yang berlaku. Siswa berprestasi dihasilkan oleh pendidik yang professional. Oleh karena itu, pembelajaran akan lebih berkualitas jika guru mau belajar atau mereviu materi yang akan diberikan siswa. Salah satu Kompetensi Praktik Pekerjaan Permesinan adalah mampu menggunakan mesin untuk membuat produk tertentu, maka seorang guru sebaiknya mampu menunjukkan kompetensinya, sehingga dapat memotivasi siswa. Kepedulian guru/instruktur dalam menghadapi berbagai karakter siswa yang belum mengarah ke belajar berprestasi sangat dibutuhkan. Sebaiknya guru selalu mengingat bahwa fokus utama pembelajaran adalah mendidik siswa, bukan semata-mata menghasilkan produk (job). 2. Untuk mengoptimalkan pembelajaran dengan pendekatan berbasis produk, yang lebih berorientasi pada student centered approach, diperlukan dukungan sarana penunjang pembelajaran seperti commit to modul user atau bahan ajar yang lengkap, xcviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
alat-alat ukur yang cukup jumlahnya dan lengkap dengan tingkat kepresisian standar, dan sarana bengkel yang memadai untuk lebih mengembangkan kemandirian siswa dalam berlatih. 3. Pada pembelajaran praktik dengan pendekatan berbasis produk, peran Unit Produksi (teaching industry) diharapkan lebih aktif misalnya mengadakan kerja sama dengan perusahaan yang relevan guna mendapatkan job order, atau melakukan inovasi perancangan dan pembuatan jenis produk yang layak jual. Pelibatan siswa dalam pengerjaan produk harus dapat menyelaraskan sesuai kondisi real di bengkel.
commit to user xcix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Agustinus Pentapagiyono. 2010. Pencapaian Kompetensi Siswa Teknik Pemesinan SMK Kristen 1 Klaten melalui Penerapan Belajar Mandiri – PTK. Surakarta: Arief Furchan. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Atwi Suparman. 2001. Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka. Budiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Pendidikan Menengah dan Kejuruan. Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Standar Kompetensi Nasional Bidang Industri Logam dan Mesin. Buku 3. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Pendidikan Menengah dan Kejuruan. Dimyati dan Mujiyono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hari Wijaya dan Triton P.B. 2007. Teknik Penulisan Skripsi & Tesis. Yogyakarta: Oryza. Heinich, Robert., Molenda, Michael., Russel, J.D., & Smaldino. 2008. Instructional Media and Technologies for Learning. Englewood Cliffts, New Jersey: Prentice Hall. Inc. Joko Priyono. 2008. Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Model PBET di ATMI Surakarta dalam Mengantisipasi Tuntutan Pasar Kerja-Tesis. Surakarta: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Negeri 2 Sragen tahun 2010. Made Wena. 1996. Pendidikan Sistem Ganda. Bandung: Tarsito. Mager, Robert F. & Beach. Kenneth M. 1967. Developing Vocational Instruction. Belmont, California: Davidcommit S. LaketoPublisher. user c
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Moh. Uzer Usman. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muhibbin Syah. 2000. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata. 2008. Metode Peneliian Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Offset. Nana Sudjana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nani Rohaeni. 2007. Penerapan Pendekatan Production Based Training pada Mata Diklat Pengolahan Kue dan Roti untuk Peningkatan Kemampuan Kerja Siswa di SMK BPP Bandung. Bandung: LPPM Universitas Pendidikan Indonesia Oemar Hamalik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Regan, Eric D., Frezza, Stephen & Cannell, Jeremy. 2009. Product-Based learning Education. Penelitian Samsi Haryanto. 2008. Evaluasi Belajar dan Pembelajaran. Bahan Ajar. Surakarta: UNS Surakarta Suhaenah Suparno. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Suharsimi Arikunto. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta. ------------------------. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. ------------------------. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta. Sutratinah Tirtonegoro. 2001. Anak supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Undang Undang No. 13. Tahun 2003 tentang Ketenagaan Undang Undang No. 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika. Wiji Suwarno. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media commit to user Winkel, WS. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia. ci
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional, Prinsip-teknik, Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12 http://dahlanforum.wordpress.com/2008/04/17
commit to user cii