BAB II KAJIAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN 1. Pengendalian A. Pengertian Pengendalian Pengertian pengendalian menurut Anthony
dan Govindarajan
(2012:3) adalah Perangkat-perangkat untuk memastikan bahwa tujuan strategis organisasi tercapai.
Dan Susanto (2011:98) mendefinisikan
pengendalian meliputi semua metode, kebijakan dan prosedur organisasi yang menjamin keamanan kekayaan harta perusahaan, akurasi dan kelayakan data manajemen serta standar operasi manajemen lainnya. Menurut Hansen dan Mowen (2011) pengendalian adalah proses penetapan
standar,
dengan menerima umpan balik
berupa kinerja
sesungguhnya dan mengambil tindakan yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya
berbeda
secara
signifikan
dengan
apa
yang
telah
direncanakan sebelumnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dirancang manajemen untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. B. Fungsi Pengendalian James D.Wilson dan John B. Campbell yang diterjemahkan oleh Tjendera (2012:12) mendefinisikan fungsi pengendalian manajemen sebagai Pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan sehingga tujuan
dan
rencana
perusahaan
dapat
tercapai.
Pengendalian 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Manajemen mencoba agar pelaksanaan sesuai dan cocok dengan rencana atau standar. Dalam
pendekatan
fungsi pengendalian,
masalah-masalah
yang
berkaitan
dengan
suatu pandangan yang luas biasanya akan
membantu. Hasil akhir dari fungsi pengendalian tidak hanya berupa suatu
laporan
mencakup
atas
prestasi-prestasi kerja.
pertimbangan-pertimbangan
Melainkan ia harus
berikut
ini,
seperti
yang
disebutkan oleh James D.Wilson dan John B. Campbell yang diterjemahkan oleh Tjendera (2012: 14) : 1) Bantuan dalam menetapkan norma-norma pengendalian. 2) Evaluasi
terhadap
norma
standard,
termasuk
analisa
yang
3) Pelaporan tentang prestasi pelaksanaan jangka pendek
yang
berhubungan dengan itu.
sesungguhnya dibandingkan dengan prestasi kerja yang telah distandardkan. 4) Pengembangan trend dan hubungan-hubungan untuk membantu para pemimpin operasional. 5) Memastikan
bahwa
melalui
tinjauan
yang
berkesinambungan,
sistem dan prosedur dapat menyediakan data yang diperlukan dan yang paling berguna, atau basis yang paling praktis dan ekonomis. Seorang manajer tidak dapat mengendalikan apa yang sudah berlalu. Dia dapat mempelajari tindakan di masa yang lalu untuk menetapkan tempat dan sebab terjadinya penyimpangan. Tempat sama
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
halnya dengan perencanaan, di sini jenis pengendalian yang terbaik adalah melihat masa depan, dengan memberikan pemikiran terus menerus
terhadap
sebelum
dimulai
langkah-langkah tindakan
yang
operasi
mungkin
untuk
perlu diambil
menjamin
adanya
pelaksanaan yang sesuai dengan norma atau yang diinginkan. Hal ini dinamakan sebagai Pengendalian Preventif (preventif control).
2. Pengendalian Intern A. Pengertian Pengendalian Intern Arens,
J.Elder,
dan Beasley (2014: 396)
mendefinisikan
pengendalian intern adalah Kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen jaminan yang wajar bahwa perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya. Committee of sponsoring Organizations (COSO) mendefinisikan pengendalian intern sebagai berikut, sebagaimana terdapat dalam buku Sistem
Informasi
Akuntansi
karangan
Susanto
(2011:103)
Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen, dan karyawan yang dirancang untuk memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa tujuan organisasi dapat tercapai melalui hal-hal berikut: 1. Keandalan pelaporan keuangan 2. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku. 3. Efektifitas dan efisiensi operasi.
3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Konsep dasar yang terkandung dalam definisi ini adalah : 1. Pengendalian intern adalah suatu proses. Pengendalian Intern merupakan cara untuk mencapai tujuan, dan bukan tujuan itu sendiri. 2.
Pengendalian Intern dipengaruhi oleh manusia. Pengendalian Intern bukan hanya terdiri dari buku pedoman Kebijakan dan formulirformulir, tetapi juga orang-orang di berbagai jenjang dalam suatu organisasi, termasuk dewan komisaris, manajemen serta personel lainnya.
3.
Pengendalian Intern diharapkan memberi keyakinan penuh. Yaitu bagi manajemen dan dewan komisaris satuan usaha karena adanya kelemahan-kelemahan bawaan yang melekat pada seluruh sistem pengendalian intern dan perlunya mempertimbangkan biaya dan manfaat.
4.
Pengendalian Intern adalah alat untuk mencapai tujuan yaitu pelaporan keuangan, kesesuaian, dan operasi. Mulyadi (2012: 142) menyebutkan bahwa pengendalian intern
meliputi
struktur
dikordinasikan
organisasi,
untuk
metode
menjaga
dan
kekayaan
ukuran-ukuran organisasi,
yang
mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen. Sehingga
dapat
disimpulkan
rencana,
metode,
prosedur
bahwa dan
pengendalian
kebijakan
yang
internal adalah didesain
oleh
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
manajemen untuk memberi jaminan atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operational, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan terhadap asset, ketaatan terhadap peraturan dan kebijakan yang ada. B. Tujuan Pengendalian Intern Pengendalian Intern dirancang dengan memperhatikan kepentingan manajemen perusahaan dalam menyelenggarakan operasi usahanya, dan juga harus memperhatikan aspek biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang diharapkan. Menurut COSO terdapat dalam Buku Sistem Informasi
Akuntansi
Karangan
Susanto
(2011:125),
Dalam rangka
merancang suatu pengendalian intern yang baik, perlu melihat tujuan pengendalian sebagai berikut: a. Reliability of financial reporting b. Compliance with applicable laws dan regulations c. Effectiveness dan effieciency of operations Penjelasan mengenai tujuan pengendalian Intern dapat dilihat secara lengkap di bawah ini : 1) Keandalan Laporan Keuangan Pengendalian yang berkaitan dengan masalah kewajaran laporan keuangan yang disajikan untuk pihak-pihak luar. Penyajian laporan keuangan tersebut harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, di mana manajemen bertanggung jawab atas laporan keuangan yang disajikan wajar.
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2) Ketaatan pada Hukum dan Peraturan yang berlaku. Pengendalian intern yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa segala peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan itu ditaati oleh para karyawan perusahaan tersebut. 3) Efektivitas dan Efisiensi Operasi Pengendalian intern dimaksudkan untuk menghindari tanggung jawab rangkap sehingga perlu adanya pemisahan tugas antara berbagai fungsi operasi, penyimpanan, dan pencatatan. Pemisahan tugas ini tidak berarti bahwa koordinasi ditiadakan. Jadi, pengendalian dalam suatu perusahaan adalah alat untuk mencegah pemborosan kegiatan yang tidak diperlukan dalam seluruh aspek, serta mencegah penggunaan sumber daya secara tidak efisien. Bagian terpenting dari efektivitas dan efisiensi adalah pengamanan aktiva dan catatan. C. Komponen-komponen Pengendalian Intern Menurut Mulyadi (2012:164) komponen-komponen pengendalian internal dalam perusahaan adalah : 1. Struktur
organisasi
yang
memisahkan
tanggung
jawab
fungsional secara tegas. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang
cukup
terhadap
kekayaan,
utang,
pendapatan dan biaya.
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Praktik sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, antara lain penggunaan formulir bernomor urut tercetak, pemeriksaan mendadak, setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan
dari awal hingga
akhir
oleh satu orang,
perputaran jabatan, pencocokan fisik kekayaan dengan catatan secara
periodik,
bertugas
dan pembentukan unit organisasi yang
mengecek
efektivitas
unsur
–unsur
system
pengendalian internal yang lain. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya, berdasarkan
seleksi
calon
karyawan
dan
pendidikan
karyawan. Sedangkan
Komponen-komponen
pengendalian
intern
Organizations
menurut
(COSO)
yang
terdapat
Committee
sebagaimana
of
dikutip
di
dalam
sponsoring oleh
Sunarto
(2011:142) adalah sebagai berikut: 1) Control Environment (Lingkungan Pengendalian) 2) Risk Assesment (Penafsiran resiko) 3) Control Activities (Aktivitas Pengendalian) 4) Information dan Communication (Informasi dan komunikasi) 5) Monitoring (Pemantauan) Komponen-komponen merupakan
proses
yang
pengendalian
intern
diperlukan
untuk
tersebut mencapai
di atas, tujuan
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengendalian intern. Kelima komponen pengendalian intern tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1) Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian adalah tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencermikan keseluruhan sikap manajemen puncak, direktur, komisaris, dan pemilik suatu badan usaha terhadap pengendalian dan pentingnya terhadap perusahaan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan pengendalian adalah sebagai berikut : a) Integitas dan nilai-nilai etika (Integrity dan ethical Values) Intergitas atau kejujuran dan nilai-nilai etika merupakan dasar pengendalian mengurangi
yang dan
dilaksanakan meredam
oleh
tindakan
manajemen
dalam
penyelewengan
yang
dilakukan oleh individu dalam perusahaan. b) Komitmen terhadap kompetensi (Commitment to Competence) Komitmen
terhadap
kompetensi
adalah
pengetahuan
dan
keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tiap individu dan merupakan pertimbangan manajemen tentang tingkat kompeten untuk perkerjaan tertentu dan bagaimana tingkat tersebut diubah menjadi keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan. c) Partisipasi dewan komisaris atau komite audit (Board of directors or audit committee participation).
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Suatu kesatuan pengendalian dipengaruhi oleh dewan direksi atau komite audit. Komite audit yang independen dibebani tanggung jawab untuk mengawasi proses pelaporan keuangan yang mencakup pengendalian intern dan ketaatan terhadap undang-undang dan peraturan yang ditetapkan. d) Falsafah manajemen dan gaya operasi (Manajemen’s filosophy and operatin style). Manajemen melalui aktivitasnya memberikan pengarahan yang jelas kepada karyawannya mengenai pentingnya pengendalian. Falsafah karakteristik
manajemen yang
dan
luas.
gaya
operasi
Karakteristik
menjangkau
tersebut
meliputi:
Pendekatan pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan dan memantau resiko usaha, sikap dan tindakan pimpinan perusahaan untuk mencapai anggaran laba dan sasaran operasi lainnya serta pelaporan keuangan. e) Struktur organisasi (Organization Structure) Struktur organisasi mencerminkan garis tanggung jawab dan wewenang
dalam perusahaan.
Pemahaman
akan
struktur
organisasi memungkinkan auditor memahami manajemen dan unsur-unsur fungsi dalam perusahaan. f) Penetapan Wewenang dan Tanggung Jawab (Assignment of authority dan responsibility)
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Penetapan wewenang dan tanggung jawab adalah penetapan metode-metode
seperti
memorandum
manajemen
puncak
tentang pentingnya pengendalian dan hal-hal yang berkaitan dengan
pengendalian,
rencana
organisasi,
operasi formal,
uraian tugas karyawan dan kebijakan yang berhubungan dengannya, karyawan
dokumen
kebijakan
seperti pertentangan
dan
mencakup
keputusan
perilaku
petunjuk
resmi
mengenai perilaku. g) Kebijakan Sumber daya manusia dan prakteknya (Human Resource Policies and Practices). Pegawai yang kompeten dan dapat dipercaya penting artinya bagi pengendalian intern. Dengan adanya pegawai yang dapat dipercaya, pengendalian yang lain dapat dikurangi. Kebijakan sumber
daya
manusia
pengevaluasian,
pelatihan,
berkaitan promosi,
dengan
pengangkatan,
kompensasi
pegawai
merupakan bagian penting dalam pengendalian. 2) Penafsiran Resiko Bertujuan untuk
mengidentifikasi,
menganalisis,
dan mengelola
resiko yang berhubungan dengan persiapan laporan keuangan yang disajikan berdasarkan prinsip akuntasi yang berlaku umum. Resiko-resiko
dapat
timbul dalam keadaan-keadaan
sebagai
berikut:
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
a) Perubahan dalam lingkungan operasi perusahaan (changes in operating environment). Perubahan
peraturan
mengakibatkan
atau
perubahan
lingkungan
operasi
dapat
dalam tekanan persaingan dan
resiko yang berbeda secara signifikan. b) Karyawan Baru (New Personal) Karyawan baru mungkin memiliki pandangan atau pengertian yang lain atas pengendalian intern yang sedang diterapkan dalam perusahaan. c) Sistem informasi Baru (New or Revamped information System) Perubahan dalam sistem informasi dapat merubah resiko yang berhubungan dengan pengendalian intern. d) Teknologi Baru (New Technology) Teknologi yang diterapkan pada proses produksi atau sistem informasi
dapat
merubah
resiko
yang
sebelumnya
telah
diperkirakan oleh pengendalian intern. e) Pertumbuhan yang pesat Pertumbuhan
yang
pesat
operasi
perusahaan
dapat
meningkatkan resiko sebagai akibat dari pengendalian sudah tidak berfungsi lagi secara memadai. f) Lingkungan, Produk, atau kegiatan baru (new lines, product, or activities)
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bidang usaha atau transaksi yang dikenal secara samar oleh perusahaan akan menimbulkan usaha baru yang sebelumnya telah diperkirakan oleh pengendalian intern. g) Restrukturisasi Perusahaan (corporate restructurings) Penyusunan kembali dalam tubuh perusahaan dapat disertai dengan pengurangan staff dan perubahan dalam pemisahan tugas yang bisa merubah resiko yang berkaitan dengan pengendalian intern. h) Operasi perusahaan secara international (Foreign Operation) Perluasan daerah usaha menimbulkan resiko
yang dapat
menimbulkan dampak terhadap pengendalian intern. i) Keputusan Akuntansi (Accounting Pronouncement) Penerapan atau perubahan prinsip-prinsip akuntansi yang dapat menimbulkan resiko dalam mempersiapkan laporan keuangan. 3) Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diperlukan
untuk
meredam resiko
dalam pencapaian
tujuan
perusahaan. Pada umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin berhubungan dengan audit dapat dikategorikan sebagai kebijakan dan prosedur yang menyangkut: a) Tinjauan pelaksanaan Kerja (Performance Reviews) Aktivitas
pengendalian
intern
dilaksanakan
dengan
mengadakan tinjauan pelaksanaan kerja, yaitu dengan cara 12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
membandingkan antara pelaksanaan kerja sebenarnya dengan anggaran, pelamaran dan periode tinjauan kerja sebelumnya, serta analis yang telah dilaksanakan dan tindakan koreksi yang telah dilaksanakan. b) Pengolahan Informasi (information Processing) Berbagai
tindakan
pengendalian
dilaksanakan
dengan
memeriksa keakuratan, kelengkapan, dan otorisasi transaksi. Aktivitas pengendalian sistem informasi terdiri atas: -
Pengendalian Umum
Pada umumnya merupakan pengendalian terhadap operasi pusat data
akusisi
dan
pemeliharaan
sistem
software,
akses
keamanan, serta pengembangan dan pemeliharaan. -
Pengendalian aplikasi
Dilakukan terhadap pengolahan aplikasi individu. Pengendalian ini menjamin bahwa transaksi yang dilaksanakan telah sah, telah diotorisasi dengan benar, dan telah diolah secara akurat dan lengkap. -
Pengendalian Fisik (Physical control).
Aktivitas pengendalian ini dilaksanakan terhadap fisik atas aktiva, untuk menjaga aktiva dari perbedaan perhitungan antara catatan
dengan
perhitungan
fisik,
menghindari
pencurian
aktiva. Aktivitas ini mendukung persiapan pelaporan keuangan, pelaksanaan audit.
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
c) Pemisahan tugas (Segregation of duties) Tujuan utama pemisahan tugas adalah untuk timbulnya
kesalahan
pengotorisasian
yang
transaksi,
disengaja
atau
pencatatan
menghindari tidak
dalam
transaksi,
dan
pemeliharaan aset. 4) Informasi dan Komunikasi Tujuan dari sistem informasi akuntansi perusahaan adalah untuk mengidentifikasi, melaporkan
mengumpulkan,
transaksi-transaksi,
mengklasifikasi,
mencatat
dan
menjaga kebenaran aset yang
bersangkutan. Sistem informasi akuntansi setiap perusahaan terdiri dari banyak sub komponen, umumnya berupa transaksi seperti pembelian dan penjualan. Untuk kelompok transaksi tersebut, sistem akuntansi harus memenuhi enam tujuan audit
yang
berhubungan dengan transaksi yaitu: existence, completeness, accuracy, classification, timing, posting, and summarization. 5) Pemantauan Pemantauan merupakan tindak lanjut yang digunakan sebagai tambahan terhadap keempat unsur lainnya yang dibuat untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu telah tercapai. Pemantauan berkenaan dengan penilaian keefektifan yang terus menerus pada desain dan operasi pengendalian intern sehingga dapat disesuaikan dengan perubahan lingkungan.
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
D. Keterbatasan Pengendalian Intern Bagaimanapun
baiknya
pengendalian
Intern
dalam
suatu
perusahaan, tidaklah menjamin sepenuhnya apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat dicapai. Hal ini disebabkan karena pengendalian intern memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat melemahkan pengendalian intern tersebut. Oleh karena itu bukan suatu hal yang mungkin, intern
apabila dalam perusahaan yang memiliki pengendalian yang
memadai
masih
juga
terjadi
kesalahan
atau
penyelewengan. Keterbatasan pengendalian intern seperti yang dikemukakan oleh Sunarto (2011: 139) adalah sebagai berikut : 1) Kesalahan dalam perhitungan 2) Gangguan 3) Kolusi 4) Pengabaian oleh Manajemen 5) Biaya lawan manfaat Penjelasan dari setiap keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap struktur pengendalian intern di atas sebagai berikut : 1) Kesalahan dalam pertimbangan Seringkali
manajer
dan
personel
lain
dapat
salah
dalam
mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi keterbatasan waktu atau tekanan lain.
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2) Gangguan Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena personel secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, tidak adanya perhatian dan kelelahan. 3) Kolusi Tindakan beberapa individu untuk tujuan kejahatan disebut dengan kolusi. 4) Pengabaian oleh manajemen Manajemen dapat mengabaikan kebijakan prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer,
penyajian
kondisi
keuangan
yang
berlebihan
atau
kepatuhan semu. 5) Biaya lawan Manfaat Biaya
yang
diperlukan
untuk
mengoperasikan
struktur
pengendalian intern tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern. Berdasarkan
uraian
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
pengendalian intern memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat menyebabkan tujuan perusahaan tidak tercapai. Dengan untuk
meminimalkan
kemungkinan
ditujukan
penyelewengan dan kesalahan
dalam mencapai tujuan perusahaan, sehingga dapat dideteksi dan diatasi dengan cepat.
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Penjualan Kredit A. Pengertian Penjualan Kredit Menurut Moekijat (2011:488) penjualan adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli, mempengaruhi dan memberikan petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan produk yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai harga yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Penjualan adalah proses sosial manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan, menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain ( Philip Kotler 2011:8). Penjualan adalah sejumlah uang yang dibebankan kepada pembeli atas barang dan jasa yang dijual ( Kusnadi 2014:19). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah kegiatan pertukaran antara individu atau kelompok yang menguntungkan kedua belah pihak. Menurut Mulyadi (2012 :206) penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu, perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Penjualan kredit adalah transaksi antara perusahaan dengan pembeli untuk menyerahkan barang dan jasa yang berakibat timbulnya piutang,kas aktiva ( Soemarso 2013:160). Sedangkan menurut Hadori Yunus dan Harnanto (2012:109) Penjualan kredit adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian dimana pembayaran dapat
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dilaksanakan
secara
bertahap,
barang
diserahkan
saat
menerima
pembayaran pertama dan sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran. Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
penjualan
kredit
adalah
transaksi penyerahan barang dan jasa yang pelunasannya dikemudian hari sehingga menimbulkan piutang usaha. Menurut Mulyadi (2012 : 209) Dalam prosedur penjualan, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Prosedur penjualan adalah urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli, pengiriman barang, pembuatan faktur atau penagihan, dan pencatatan penjualan. Prosedur penjualan melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud agar penjualan yang terjadi dapat diawasi dengan baik. Bagian – bagian yang terkait dalam prosedur penjualan adalah bagian pesanan penjualan, bagian kredit, bagian gudang, bagian pengiriman, dan bagian billing. Fungsi tiap-tiap bagian tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Bagian Pesanan Penjualan a. Dalam perusahan kecil, fungsi pesanan penjualan dapat dipegang oleh seseorang karyawan dalam bagian penjualan. b. Tetapi
dalam
perusahaan
besar
bagian
pesanan
penjualan
merupakan suatu bagian yang berdiri sendiri dibawah bagian penjualan.
Untuk
kedua
keadaan
tersebut,
bagian
pesanan
penjualan mempunyai fungsi sebagai berikut : -
Mengawasi semua pesanan yang diterima.
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
Memeriksa semua pesanan yang diterima dari langganan atau salesman dan melengkapi informasi yang kurang yang berhubungan
dengan
spesifikasi
produk
dan
tanggal
pengiriman. -
Meminta persetujuan penjualan kredit dari bagian kredit.
-
Menentukan tanggal pengiriman.
-
Membuat surat perintah pengiriman (shipping order) dan back orders beserta tembusan-tembusannya.
-
Membuat catatan mengenai pesanan-pesanan yang diterima dan
mengikuti pengirimannya sehingga dapat diketahui
pesanan-pesanan mana yang belum dipenuhi. -
Mengadakan hubungan dengan pembeli mengenai barangbarang yang dikembalikan oleh pembeli, membuat catatan dan bukti memorial (journal voucher) untuk bagian piutang.
-
Mengawasi
pengiriman
barang-barang
untuk
sampel
(contoh). 2.
Bagian Kredit Menurut Mulyadi (2012 : 204) Dalam transaksi penjualan kredit fungsi ini bertanggung jawab atas pemberian kredit kepada pelanggan terpilih.
Agar
dapat
memberikan
persetujuan,
bagian
kredit
menggunakan catatan yang dibuat oleh bagian piutang untuk tiap-tiap
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
langganan
mengenai
sejarah
kreditnya,
jumlah
maksimum,
dan
ketepatan waktu pembayarannya. 3.
Bagian Gudang Menurut Mulyadi (2012 : 204) Fungsi gudang adalah menyiapkan barang yang diperlukan pelanggan sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur penjualan. Barang-barang ini diserahkan ke bagian pengiriman untuk dibungkus dan dikirimkan ke pembeli.
4.
Bagian Pengiriman Menurut Mulyadi (2012 : 204) Fungsi pengiriman bertanggung jawab untuk
menyerahkan barang yang kuantitas,mutu,dan spesifikasinya
sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur penjualan. Bagian pengiriman boleh mengirimkan barang-barang ke pembeli apabila surat perintah pengiriman sah. Selain itu bagian pengiriman juga bertugas mengirimakan kembali barang-barang kepada penjual yang keadaanya tidak sesuai dengan yang dipesan, pengembalian barang ini dilakukan apabila ada debit memo untuk retur pembelian. 5.
Bagian Billing ( Pembuatan Faktur atau Penagihan ) Menurut Mulyadi (2012 : 205) Fungsi penagihan ini bertanggung jawab untuk membuat surat tagihan secara periodik kepada bagian kredit. Adapun tugas bagian penagihan sebagai berikut: a. Menghitung biaya kirim dan Pajak Pertambahan Nilai b. Memeriksa
kebenaran
penulisan
dan
perhitungan-perhitungan
dalam faktur.
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari uraian diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa dengan adanya prosedur penjualan tersebut akan dicapai sasaran pengendalian intern penjualan sebagai berikut: a.
Semua pesanan diterima dan dipatuhi dengan segera.
b.
Kredit selalu melalui persetujuan sebelum barang dikirim atau jasa diserahkan.
c.
Para pelanggan ditagih dengan cermat atas semua barang yang dikeluarkan oleh bagian pengiriman dan atas semua jasa yang diserahkan.
d.
Hasil pendapatan dicatat dengan cepat dan benar.
B. Prosedur Penjualan Kredit Menurut Moekijat (2011 : 115) Sistem akuntansi penjualan kredit yaitu penjualan yang pembayaranya dilakukan setelah penyerahan barang dengan jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahaan jasa, untuk jangka
waktu
pelanggannya.
tertentu
perusahaan
memiliki
piutang
kepada
kegiatan penjualan kredit memungkinkan perusahaan
menambah volume penjualan dengan memberi kesempatan kepada para pembeli membelanjakan penghasilan yang akan diterima mereka pada masa yang akan datang.
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dalam prosedur penjualan kredit terdapat beberapa fungsi yang terkait dan memiliki tanggung jawab serta wewenang. Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit adalah: a.
Fungsi Penjualan Fungsi ini bertangung jawab
menerima order dari pembeli,
melayani kebutuhan barang pelanggan. Fungsi penjualan mengisi faktur penjualan kredit untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi
pengiriman
melaksanakan
penyerahan
barang
kepada
pelanggan. b.
Fungsi Kredit Fungsi
ini
bertanggung
jawab
untuk
meneliti status
kredit
pelanggan dan pemberian kartu kepada pelanggan yang terpilih. Fungsi
kredit
melakukan
pengumpulan
informasi
tentang
kemampuan keuangan calon anggota dengan meminta fotocopy rekening koran bank, keterangan gaji atau pendapatan calon anggota dari perusahaan tempat ia bekerja. c.
Fungsi Gudang Fungsi ini menyediakan barang yang diperlukan oleh pelanggan sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur penjualan kredit
yang
diterima
dari
fungsi
penjualan
kepada
fungsi
pengiriman.
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
d.
Fungsi Pengiriman Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang yang kuantitas, mutu, dan spesifikasinya sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur penjualan kredit yang diterima dari fungsi gudang. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk memperoleh tanda tangan dari pelanggan di atas faktur penjualan kredit sebagai bukti telah diterimanya barang yang dibeli oleh pelanggan.
e.
Fungsi Akuntansi Fungsi
ini
bertanggung
jawab
untuk
mencatat
transakasi
bertambahnya piutang kepada pelanggan ke dalam kartu piutang berdasarkan faktur penjualan kredit yang diterima dari fungsi pengiriman. f.
Fungsi Penagihan Fungsi ini bertangung jawab untuk mengirimkan faktur penjualan kredit kepada pelanggan dan membuat kelengkapan surat tagihan secara periodik kepada pelanggan.
C. Informasi, Dokumen dan Catatan Akuntansi dalam penjualan kredit Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari transaksi penjualan dengan kredit adalah: 1.
Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok selama jangka waktu tertentu.
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.
Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit.
3.
Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
4.
Nama dan alamat pembeli.
5.
Kuantitas produk yang dijual.
6.
Nama waraniaga yang melakukan penjualan.
7.
Otorisasi pejabat yang berwenang.
Dokumen yang digunakan untuk melaksanakan sistem penjualan kredit adalah: 1.
Surat Order Surat
Order
merupakan
dokumen pokok
untuk
memproses
penjualan kredit kepada pelanggan. 2.
Faktur penjualan kredit Dokumen ini digunakan untuk merekam transaksi penjualan kredit.
3.
Bukti Memorial Dokumen ini meruapakan sumber pencatatan kedalam jurnal umum. Untuk mencatat harga pokok yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.
Dalam setiap penjualan kredit diperlukan pencatatan agar terjamin tingkat ketelitian yang harus akurat. Catatan Akuntansi penjualan kredit yang digunakan adalah:
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Jurnal Penjualan Catatan
akuntansi
ini
digunakan
untuk
mencatat
transaksi
penjualan, baik secara tunai maupun kredit. 2. Kartu Piutang Catatan akuntansi merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya. 3. Kartu Gudang Catatan ini sebenarnya bukan termasuk dalam penggolongan catatan akuntansi. Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang dan hanya berisi data kuantitas barang yang disimpan di gudang beserta mutasinya. 4. Kartu Persedian Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis pada persedian.
4. Piutang Usaha A. Pengertian Piutang Piutang merupakan harta perusahaan atau koperasi yang timbul karena terjadinya transaksi penjualan secara kredit atas barang dan jasa
yang
dihasilkan
oleh
perusahaan.
Menurut
Hadri
Mulya
(2011:198) pengertian piutang adalah berupa hak klaim atau tagihan berupa uang atau bentuk lainnya kepada seseorang atau suatu perusahaan. 25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Selanjutnya
Menurut Warren,
Reeve,
dan Fess (2013:404)
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya. Senada pengertian
dengan piutang
pendapat adalah
diatas
Slamet
Sugiri,
(2012:43)
Piutang usaha timbul akibat adanya
penjualan kredit. Sebagian besar perusahan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk atau jasa. Istilah piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya. Sedangkan menurut Herry (2012:266) piutang adalah semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa di masa yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa yang lalu. Dari beberapa definisi yang telah diungkapkan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah semua tuntutan atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang atau barang yang timbul dari adanya penjualan secara kredit. B. Klasifikasi Piutang Banyak perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual banyak produk atau jasa. Warren, M. Reeve dan E. Fess (2013: 392)
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani dan Taufik Hendrawan mengklasifikasi piutang menjadi 3 kelompok: 1) Piutang Usaha Transaksi
paling
umum
yang
menciptakan
piutang
adalah
penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Piutang akan dicatat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang usaha semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam waktu yang relatif pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. 2) Wesel Tagih Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat perusahaan telah menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam setahun, maka biasanya diklasifikasikan
dalam
neraca
sebagai
aktiva
lancar.
Wesel
biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari. 3) Piutang lain-lain Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang ini diharapkan akan tertagih dalam waktu satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu tahun, maka piutang diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan di bawah judul investasi. Piutang lain-lain ini meliputi piutang bunga, Piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan. 27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
C. Prosedur Piutang Menurut Martono dan Harjito (2007 : 102) Prosedur dalam pengelolahan piutang antara lain adalah : a. Pengisian data pelanggan, pengisian data base customer yang berisi nama, alamat, no telepon, dan lain-lain. b. Pembuatan
invoice,
pembuatan
invoice/fakur
penjualan
dibuat setelah menerima order/SPK dari customer. c. Verifikasi
data/
dokumen
penagihan,
faktur
penjualan
beserta dokumen-dokumen tagihan lainnya diperiksa oleh bagian terkait agar tidak menimbulkan koreksi dikemudian hari. d. Penyampaian
tagihan
kepada
pelanggan,
setelah data
tagihan disusun dengan lengkap dan benar maka data dikirimkan ke pelanggan dengan mengunakan tanda terima dokumen. e. Pembuatan nota kredit dari retur jual, dibuat nota retur penjualan dengan nomor urut yang sesuai apabila adanya pengembalian barang yang tidak sesuai dengan pesanan/ rusak.
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
f.
Pembuatan nota debit/nota kredit dari transaksi koreksi , dibuat nota debit apabila kekurangan dalam nominal penagihan dikuitansi, dan sebaliknya nota kredit apabila tagihan lebih besar dari yang sesungguhnya.
g. Collection
piutang
dan
monitoring,
piutang
dikontrol
secara berlapis oleh bagian terkait antara lain bagian keuangan, opersional, penjualan dan sampai dengan level tinggi di perusahaan. h. Perencanaan
peneriman
piutang,
Didalam
penyusunan
rencana cash inflow baik jangka pendek maupun jangka panjang, dari rencana penjualan terutama penjualan secara kredit, dapat diprediksi rencana cash inflow, lebih fokus lagi dalam manajemen keuangan maka atas penjualan kredit yang telah dilakukan, maka akan secara pasti dapat diprediksi
rencana
mingguan
dan
penerimaan bulanan
dalam
setelah
cash
terlebih
inflow dahulu
mempertimbangkan piutang-piutang yang bermasalah atau bad debt. i. Penerimaan piutang, Penerimaan piutang dagang karena adanya
penjulan
kredit/penjualan
dengan
pembayaran
tenggang waktu, hasil sewa gedung atau container dan hasil penjualan barang atau jasa lainnya yang dibayar 29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
secara kredit. Pada saat jatuh tempo maka colector akan meminta
agar
pelanggan,
piutang
yang
tersebut
dapat
sebelumnya
dilunasi
telah
oleh
direncanakan
penerimaannya dalam rencana cash inflow. j.
Penanganan piutang macet/bad debt,
piutang macet akan
ditangani oleh team collection dengan data-data yang bersangkutan, dan untuk kepentingan pembukuan maka dapat diadakan pencadangan piutang macet dan dengan persetujuan
manajemen
dapat
dilakukan
penghapusan
Piutang tersebut. k. Pelaporan piutang, Kegiatan operasional dari mulai sales order ke penjualan, muncul piutang dagang dan dapat diterima manjadi cash inflow, rangkaian tersebut akan dituangkan manajemen.
dalam
bentuk
Betapapun
laporan
lancarnya
untuk
kepentingan
jalannya
operasional
tetapi tidak didukung oleh administrasi yang baik, maka atasan tidak bisa membaca, menganalisa, dan mengambil langkah-langkah
untuk
keputusan
yang
tepat,
itulah
pentingnya dibuat laporan secara tertulis, terperinci, tepat waktu dan akurat.
D. Sistem Pengendalian Piutang 30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Piutang merupakan aktiva yang penting dalam perusahaan dan dapat menjadi bagian yang besar dari likuiditas perusahaan. Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah seperti yang dikemukakan oleh Riyanto (2012:85-87) sebagai berikut : a) Volume Penjualan Kredit Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya
volume
penjualan
kredit
setiap
tahunnya
bahwa
perusahaan itu harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Makin besarnya jumlah piutang berarti makin besarnya resiko, tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar profitability. b) Syarat Pembayaran Penjualan Kredit Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti bahwa perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada pertimbangan profitabilitas. Syarat yang ketat misalnya dalam bentuk batas waktu pembayaran yang pendek, pembebanan bunga yang berat pada pembayaran piutang yang terlambat. c) Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit 31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dalam penjualan secara kredit, perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal bagi kredit
yang
diberikan
kepada
para
pelanggan. Makin tinggi batas waktu yang diberikan kepada pelanggan, makin besar pula dana yang diinvestasikan kedalam piutang. d) Kebijakan dalam Penagihan Piutang Kebijakan dalam menagih piutang, secara aktif ataupun pasif, dapat dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan
aktif
dalam
menagih
piutang
akan
mempunyai
pengeluaran dana yang lebih besar untuk membiayai aktivitas ini, namun dapat memperkecil resiko tidak tertagihnya piutang. Perusahaan juga berharap agar pelanggan menyetor pembayaran hutang tepat waktu. Kebijakan ini ditempuh dengan cara : (1) Memungut secara langsung (2) Memberi
peringatan
dengan
mengirim
surat
kepada
pelanggan. e) Kebiasaan Pembayaran Pelanggan Sebagian pelanggan mempunyai kebiasaan membayar dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount, sedang sebagian lagi tidak demikian. Setelah mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi
perusahaan
piutang
memperhatikan
usaha,
alangkah
faktor-faktor
lebih
tesebut
baik dengan
mengelola piutang usaha secara efektif dan efisien. 32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Oleh karena controller kadang-kadang yang bertanggung jawab untuk memberikan persetujuan kredit, dan karena hubungan antara departemen akuntasi dan departemen kredit selalu erat, maka harus ditetapkan dengan pasti fungsi departemen kredit. Dalam pengertian yang luas,
manajer kredit harus menstimulasi usaha penjualan
dengan cara pemberian kredit secara tepat dan menekan kerugian piutang sangsi sehingga sekecil mungkin. Dalam pengertian lain, manajer kredit akan memberikan kredit setelah pemeriksaan matang menunjukkan bahwa hal tersebut dapat dibenarkan, dan kemudian menagih piutang. James D. Willson & John B. Campbell yang diterjemahkan oleh Tjendera (2012: 419) memberikan suatu daftar yang lebih terperinci mengenai tugas dari manajer kredit adalah sebagai berikut: 1) Penetapan Kebijakan Kredit Ini melibatkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: (a) Derajat resiko bagaimanakah yang akan diterima? (b) Bagaimana ketatnya syarat kredit harus diberlakukan? (c) Kebijakan-kebijakan penyesuaian apakah yang akan diikuti?
2) Penyelidikan Kredit
33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ini memerlukan prosedur yang kontinu untuk memperoleh
dan
menganalisa informasi mengenai tanggung jawab para pelanggan sekarang dan prospektif. 3) Persetujuan Kredit Ini memerlukan prosedur melalui department kredit mana yang menyetujui
kredit
atas
pelanggan
baru
dan
meneruskan
pemberian kredit dagang kepada para pelanggan lama. 4) Penetapan Batas Kredit Biasanya persetujuan dibatasi sampai suatu jumlah tertentu dari harus dirancang rencana untuk mengecek pemberian kredit pada titik ini atau setidak-tidaknya untuk memberitahu kepada yang berwenang bilamana batas tersebut telah dicapai. 5) Pelaksanaan Syarat Diskon Diskon yang ditawarkan untuk pembayaran segera sering diambil oleh para pelanggan setelah masa diskon yang diperkenankan. Harus ditetapkan suatu kebijaksanaan dan prosedur untuk memberlakukan syarat diskon. 6) Metode penagihan Harus
diatur
piutang-piutang
langkah-langkah yang
lambat
penagihan dan
yang
tertunggak.
pasti untuk Ini
meliputi
penjadwalan pengiriman surat penagihan prosedur tindak lanjut, dan lain-lain. 7) Penyesuaian Kredit
34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ini meliputi penyelesaian
piutang,
partisipasi dalam komisi
kredit, dan mewakili perusahaan dalam urusan pengawasan curator dan kepailitan. 8) Persetujuan penghapusan piutang Tanggung jawab untuk menghapuskan piutang harus diprakarsai oleh departemen kredit, meskipun persetujuan yang terakhir perlu melalui kepala bagian keuangan atau controller, ditinjau dari segi kepentingan pengendalian intern akuntansi yang baik. 9) Catatan Kredit Dalam pelaksanaan tugas tersebut di atas, perlu diselenggarakan berbagai catatan kredit di samping catatan pembukuan finansial. Setiap penggunaan
manajer dana
kredit
obyektif
menghargai
dalam
mengukur
adanya
kebutuhan
dan
efisiensi departmennya
sendiri. Salah satu fungsi staff controller adalah untuk memberikan bantuan seperti ini. Jelas bahwa tolak ukur tersebut mempunyai pengaruh langsung atas pengendalian piutang, karena dapat menyediakan kepada manajer kredit sarana untuk memperbaiki pelaksanaanya (Tjintjin F. Tjendera, 2012: 420). Salah satu alat tersebut adalah standar untuk mengukur biaya setiap fungsi, di samping itu indeks-indeks atau standar-standar lain yang lazim dipergunakan adalah sebagai berikut, sebagaimana diuraikan oleh James D. Willson dan John B. Campbell yang diterjemahkan oleh Tjendera (2012: 420):
35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
a.
Hubungan penjualan kredit dengan penjualan total Selama suatu periode tertentu, informasi seperti ini dapat memberikan beberapa indikasi mengenai pengaruh kebijaksanaan kredit pada volume penjualan. Data tersebut dapat lebih berguna apabila dapat diperoleh
informasi
yang
setara
untuk
jenis
industri
yang
bersangkutan atau untuk perusahaan lain yang sejenis. Data demikian dapat dirinci untuk menyediakan informasi menurut daerah, saluran distribusi, atau jenis penjualan kredit. b.
Hubungan kerugian piutang dengan penjualan Kredit Kerugian yang tinggi dapat menunjukkan kebijakan kredit yang terlalu longgar. Menurut S.Munawir, semakin besar days receivable suatu perusahaan semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Dan bila perusahaan tidak membuat cadangan terhadap kemungkinan kerugian yang timbul karena tidak tertagihnya piutang ( allowance for bad debt ) berarti perusahaan telah memperhitungkan labanya terlalu besar/overstated.
c.
Presentase penagihan Ini menunjukkan hubungan antara jumlah piutang yang ditagih selama suatu periode dengan saldo piutang pada awal periode. Kelancaran penerimaan piutang dan pengukuran baik tidaknya investasi dalam piutang dapat diketahui dari tingkat perputarannya. Perputaran piutang adalah
masa-masa penerimaan piutang selama periode tertentu.
Menurut S. Munawir (2011:75) bahwa posisi piutang taksiran waktu
36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang, dengan membagi total penjualan kredit netto dengan piutang rata-rata. d.
Umur rata-rata piutang Dapat memonitor leadtime piutang dapat terselesaikan. Analisa umur piutang guna mengetahui posisi piutang dengan mengelompokan piutang
pada periode tertentu,
manajemen
dapat
mengetahui
dengan pengelompokan tersebut posisi
piutang
sehingga
dapat
mengambil kebijakan keuangan yang tepat. Laporan analisa umur piutang terdapat 2 format yaitu umur piutang telah jatuh tempo dan umur piutang akan jatuh tempo,
yang sangat diperlukan oleh
perusahaan yang konsen terhadap pengalokasian penggunaan dana secara ketat dimana piutang harus dapat ditagih tepat waktu sehingga resiko beban bunga dapat diminimalisir (Zulida, 2008). e.
Presentase penunggakan Ini mengukur banyaknya debitur dan jumlah piutang yang telah jatuh tempo. Dengan mengelompokkan piutang berdasarkan umur piutang maka manajemen dapat melihat banyaknya debitur dan jumlah piutang yang telah jatuh tempo.
f.
Presentase penolakan
37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Menurut Ismail (2010) Pemberian/analisis kredit merupakan suatu proses analisis yang dilakukan oleh instansi/bank untuk menilai suatu permohonan kredit yang telah diajukan oleh calon debitur, layak mendapatkan kredit/ tidaknya. Data seperti ini biasanya disiapkan oleh staf departemen kredit sendiri yang menunjukkan proporsi permintaan kredit yang ditolak.
Pengendalian piutang jelas merupakan salah satu siklus dalam pengendalian
modal
kerja
yang
layak.
Dan
meskipun
analisa
komparatif mengenai masa kredit akan berguna yaitu mengenai sejarah perusahaan, data komparatif untuk industri yang bersangkutan, rasiorasio yang dikembangkan, tetapi mungkin suatu penelaahan terperinci mengenai langkah prosedural, mulai dari penerimaan order pelanggan, menyusul penyerahan barang, sampai penagihan kas akan bermanfaat untuk menunjukkan tiap bidang yang perlu diperbaiki. Menurut James D. Willson dan John B. Campbell
yang
diterjemahkan oleh Tjintjin F. Tjendera (2012: 421) terdapat beberapa hal yang
seperti di bawah
ini
yang perlu dianalisa
untuk
mempersingkat siklus piutang: 1) Pengolahan order pelanggan mulai dari departemen penerimaan order (pesanan) sampai departemen penjualan. 2) Langkah
pengolahan
order
dalam
departemen
penjualan
pemisahan order barang persediaan dari order barang pesanan dan sebagainya. 38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3) Langkah-langkah dalam persetujuan kredit-pemisahan order yang akan diselesaikan, pemisahan order untuk berbagai pelanggan yang pantas diberi kredit. 4) Prosedur dalam memproses order dari departemen kredit ke departemen pengiriman. 5) Prosedur departemen pengiriman/penyerahan. 6) Arus dokumen dari departemen
pengiriman ke departemen
pembuatan faktur. 7) Penyiapan dan pengiriman faktur. 8) Cara untuk memperlancar pembayaran faktur. Banyaknya
penyerahan
barang
pada
umumnya
menimbulkan
suatu bahaya yang selalu dihadapi, yaitu bahwa barang tersebut tidak dibebankan sebagaimana mestinya pada perkiraan debitur. Selain itu meskipun telah disiapkan suatu faktur, tetapi bisa saja pelanggan di faktur dengan suatu jumlah yang tidak benar karena perbedaan kuantitas penyerahan, harga, dan hasil perkalian. Kejadian itu dapat terjadi karena kesalahan pembukuan atau karena kecurangan. Sayang kebanyakan pelanggan, tidak pernah melapor bila dia terlalu rendah dibebani. Oleh karena itu controller harus meyakinkan bahwa telah ditetapkan prosedur yang layak dan wajar untuk mengurangi resiko tersebut menjadi sekecil mungkin. Berbagai praktek ternyata berguna dalam menghadapi keadaan seperti yang telah dikemukakan di atas. Beberapa praktek yang lazim
39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
adalah sebagai berikut, sebagaimana diuraikan oleh James D. Willson dan John B. Campbell yang diterjemahkan oleh Tjintjin F. Tjendera (2012; 426): 1. Faktur
pada
pelanggan
dibandingkan
dengan
memo
pengiriman/penyerahan oleh seorang pegawai yang independen. Perbandingan ini meliputi baik kuantitas maupun uraian mengenai barang-barang yang diserahkan. 2. Semua barang yang dikeluarkan dari perusahaan harus mempunyai memo penyerahan/pengiriman. Lebih baik memo tersebut diberi nomor lebih dahulu dan seorang pegawai yang independen harus ditugaskan
untuk
memastikan
bahwa
semua
nomor
dapat
dipertanggungjawabkan sebagaimana mestinya. 3. Harga pada faktur dicek secara independen terhadap daftar harga, begitu pula harus dicek semua perkalian dan penjumlahan pada faktur. 4. Secara periodik perincian piutang dicek terhadap perikiraan buku besar dan direkomendasikan, lebih baik oleh seorang pemeriksa intern atau oleh pegawai lain yang independen. 5. Pengiriman laporan bulanan dan permintaan konfirmasi kepada pelanggan harus dilakukan secara mendadak kepada pihak ketiga yang independen. 6. Semua
tugas
pengurusan
kas
harus
dipisahkan
dari tugas
penyelenggaraan catatan/pembukuan piutang.
40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7. Semua penyesuaian khusus untuk diskon, retur, atau potonganpotongan lain harus mempunyai persetujuan khusus. 8. Harus diselenggarakan suatu catatan khusus mengenai semua piutang sangsi yang dihapuskan dan harus dilakukan tindak lanjut yang tetap atas piutang seperti ini untuk dapat memperkecil bahaya adanya penerimaan, tetapi tidak dibukukan. 9. Secara sampling, lembaran penerimaan dapat dibandingkan dengan perkiraan piutang dan laporan pengiriman/penyerahan. 10. Faktur dapat dikirimkan kepada pelanggan melalui unit tersendiri.
5. Manajemen Piutang A. Pengertian Manajemen Mary Parker F mendefinisikan pengertian manajemen sebagai suatu seni, tiap tiap pekerjaan bisa diselesaikan dengan orang lain. George Terry memberikan pendapat, Definisi Manajemen merupakan ilmu sekaligus seni,
manajemen adalah wadah didalam ilmu pengetahuan, sehingga
manajemen
bisa
dibuktikan
secara
umum
kebenarannya.
Menurut
Lawrence A Appley, pengertian manajemen adalah sebuah seni dalam mencapai tujuan yang diinginkan yang dilaksanakan dengan usaha orang yang lain. Dari berbagai pengertian manajemen yang telah didefinisikan beberapa ahli diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa pengertian manajemen adalah ilmu serta seni dalam menjalankan aktivitas suatu organisasi, aktivitas
41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
aktivitas tersebut bisa berupa pengorganisaisan yang meliputi tindakan perencanaan, penyusunan, dan aktivitas mengusahakan serta pengawasan yang mempergunakan semua sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang bertujuan tidak lain untuk mencapai goal keinginan yang sudah ditetapkan sebelumnya. A. Manajemen Piutang Banyak perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual
lebih
banyak produk atau jasa. Piutang yang timbul dari penjualan semacam itu biasanya diklasifikasikan sebagai piutang usaha atau wesel tagih. Istilah piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya. Piutang biasanya memiliki bagian yang signifikan dari total aktiva lancar perusahaan (Warren, 2013 : 86). Sebuah perusahaan mengelola piutangnya tergantung pada apa yang dijual perusahaan secara kredit. Semakin banyak yang dijual kredit, semakin penagihan
tinggi porsi aktiva yang terkait dengan piutang. yang
efisien
menentukan
profitabilitas
dan
Adapun liquiditas
perusahaan (Keown, 2011 : 121). Para manajer maupun pemakai eksternal laporan keuangan perlu mengukur seberapa efisien sebuah perusahaan menggunakan aktiva usaha atau aktiva operasi, terutama elemen-elemen modal kerja tertentu seperti piutang, persediaan, dan utang usaha. Hubungan paling umum yang biasa
42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
digunakan untuk mengawasi piutang adalah periode penagihan rata-rata (Stice, 2011 : 124). Pentingnya pengelolaan piutang yang baik memberikan dampak pada laporan keuangan perusahaan dan kemudian dapat menunjukkan suatu kinerja perusahaan. Menurut Warren (2013 : 101), berkaitan dengan proses
pengendalian
piutang,
perusahaan
berupaya
membatasi nilai
piutang tak tertagih dengan menerapkan beragam perangkat pengendalian. Pengendalian yang paling penting berhubungan dengan fungsi pengesahan kredit.
Pengendalian
pelanggan.
ini
melibatkan
penyelidikan
atas
kredibilitas
Pengendalian ini melibatkan penyelidikan atas kredibilitas
pelanggan. B. Faktor faktor yang mempengaruhi Jumlah piutang Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan usaha atau bisnis dari mulai kegiatan produk operasi hingga kegiatan
penjualan produk yang dihasilkan. Perusahaan manufaktur
yang melakukan kegiatan penjualan secara kredit, akan memperoleh penambahan pada aktiva lancar yakni ditandai oleh timbulnya piutang. Kemudian piutang yang telah sampai pada waktu jatuh tempo, barulah terjadi aliran kas atau cashflow. Menurut Keown ( 2011 : 110 ), faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang adalah : 1) Persentase Penjualan Kredit
43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Semakin besar penjualan secara kredit makan semakin besar pula piutang
yang
akan
diperoleh.
Ketika
perusahaan mengalami
pertumbuhan maka tingkat investasi dalam piutang juga akan ikut naik. 2) Ketentuan penjualan Ketentuan
penjualan
mengidentifikasikan
kemungkinan
diskon
untuk pembayaran yang lebih awal, periode diskon dan periode kredit total. 3) Tipe Pelanggan Penentuan tipe pelanggan merupakan variabel yang menentukan dalam melihat kualifikasi pelanggan dalam memberikan kredit. Ketika perusahaan menerima pelanggan yang kurang layak kredit akan mengakibatkan biaya gagal bayar. 4) Usaha Penagihan Kunci mempertahankan kontrol atas penagihan piutang adalah fakta bahwa probabilitas gagal bayar meningkat seiring dengan umur tagihan. Kontrol atas piutang terfokus pada kontrol dan eliminasi piutang yang sudah lewat jatuh tempo. Kekuatan dan ketepatan waktu jatuh tempo tetapi masih lalai membayar.
C. Variabel-variabel yang mempengaruhi piutang Menurut Martono dan Harjito (2007 : 124) variabel internal yang mempengaruhi piutang adalah variabel-variabel (faktor-faktor) yang
44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
berada dalam kendali perusahaan. Sedangkan variabel eksternal yang mempengaruhi piutang
adalah variabel-variabel (faktor-faktor) yang
berada diluar perusahaan dan perusahaan tidak memiliki kemampuan sama sekali untuk mengendalikan faktor-faktor ini. Variabel internal adalah kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan piutang terdiri dari: 1) Penjualan Semakin besar penjualan dalam kredit maka profitabilitas semakin besar pula. Tetapi jika penjualan secara kredit dibatasi maka perusahaan lebih mementingkan keselamatan kredit. 2) Beban Usaha Beban usaha dalam hal ini adalah biaya atas piutang
diantaranya
biaya pelayanan, biaya tempat, dan peralatan. 3) Piutang ragu-ragu Jika semakin besar jumlah piutang maka semakin besar pula kemungkinan piutang tak tertagih. Meskipun variabel eksternal tidak dapat dikendalikan, variabel ini dapat mempengaruhi kondisi perusahaan. Yang termasuk variabel eksternal diantaranya : a) Kondisi Ekonomi b) Fluktuasi Kurs. D. Penagihan Piutang
45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ada beberapan teknik yang dapat digunakan untuk penagihan terhadap piutang yang jatuh tempo. Penagihan yang paling murah yaitu melalui telepon dan surat (Martono dan Harjito 2007 : 133). Teknik-teknik penagihan diantaranya : 1) Dikirimi Surat 2) Ditelepon 3) Didatangi 4) Mengunakan agen/orang lain (debt collector) 5) Tindakan secara hukum atau tuntutan secara perdata.
E. Analisis Rasio Sebagai Indikator Penilaian Kebijakan piutang Kekuatan dan ketepatan waktu penagihan akan mempengaruhi periode tagihan yang sudah jatuh tempo tetapi masih lalai membayar dan akan mempengaruhi pada jumlah piutang (Keown, 2011 : 133). Perusahaan
memiliki
pembiayaan
secara
kemungkinan mudah
dan
untuk cepat
memperoleh 80%
dari
nilai
sumber faktur
penjualannnya secara kredit yakni melalui anak piutang (Indriyo Dan Basri, 2011 : 203). 1) Perputaran piutang (turn over) Piutang
yang
dimiliki oleh
suatu perusahaan mempunyai
hubungan yang erat dengan volume
penjualan kredit, karena
timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan barang-barang secara
46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kredit dan hasil dari penjualan secara kredit netto dibagi dengan piutang rata-rata merupakan perputaran piutang. Nilai
dari
perputaran
piutang
tergantung
dari
syarat
pembayaran piutang tersebut. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaran yang ditetapkan berarti makin lama modal terikat dalam piutang. Pendapat Munawir (2011 : 110) mengenai Perputaran Piutang Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang turn over receivable yaitu dengan membagi total penjualan kredit netto dengan piutang rata-rata. Menurut Warren Reeve (2013 : 98) Perputaran Piutang adalah usaha (Account Receivable turn over) untuk mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun. Dari dua pendapat di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa perputaran piutang itu ditentukan dua faktor utama yaitu penjualan kredit dan rata-rata piutang. Rata-rata piutang dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan piutang awal periode dengan piutang akhir periode dibagi dua. Adakalanya angka penjualan kredit untuk suatu periode tidak dapat diperoleh sehingga yang digunakan sebagai penjualan kredit adalah angka total penjualan. Perputaran piutang dapat dirumuskan : Rata-rata piutang
= Piutang Awal + Piutang Akhir 2 47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Perputaran Piutang
= Penjualan kredit Bersih x 100% Piutang Dagang
Dari definisi dapat diketahui bahwa rasio perputaran yang tinggi mencerminkan kualitas piutang yang semakin baik. Tinggi rendahnya perputaran piutang tergantung pada besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin cepat perputaran piutang berarti semakin cepat modal kembali. Tingkat perputaran piutang suatu perusahaan dapat menggambarkan tingkat efisiensi modal perusahaan yang ditanamkan dalam piutang, sehingga makin tinggi perputaran piutang berarti makin efisiensi modal yang digunakan. Selain perputaran piutang yang digunakan sebagai indikator terhadap efisiensi atau tidaknya piutang, ada indikator lain yang cukup
penting yaitu jika waktu rata-rata pengumpulan piutang
(Average Collection Periode). Menurut Munawir (2011:76) Jangka waktu
pengumpulan piutang adalah angka yang menunjukkan
waktu rata-rata yang diperlukan untuk menagih piutang. Perumusan dari uraian di atas adalah sebagai berikut : Periode rata-rata pengumpulan piutang 360 Perputaran piutang
Periode rata-rata penagihan piutang Piutang Dagang Penjualan Kredit
x 365
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jumlah hari penjualan dalam piutang memberi tolak ukur mengenai lamanya waktu piutang dagang yang beredar. Semakin besar ratio umur piutang, semakin besar kemungkinan rasio tidak tertagihnya piutang. Perubahan ratio antara penjualan kredit dan rata-rata piutang disebabkan banyak hal. Munawir (2011:75) mengemukakan bahwa faktor-faktor penyebabnya adalah sebagai berikut : a) Turunnya penjualan dan naiknya penjualan. b) Turunnya piutang dan diikuti turunnya penjualan dalam jumlah yang lebih besar . c) Naiknya penjualan diikuti naikknya piutang dalam jumlah yang lebih besar . d) Turunnya penjualan dengan piutang tetap. e) Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah. 6. Penelitian Terdahulu & Kerangka Pemikiran Teoritis A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No
Peneliti
Judul
1
Gerald Evaluasi sistem Lumempouw, 2015. pengendalian intern terhadap penjualan Jurnal Berkala kredit pada PT Sinar Ilmiah Efisiensi Pure Foods Volume 15 No 4, International. 2015
Hasil Unsur –unsur Sistem pengendalian intern PT Sinar Pure Foods International cukup memadai dan berjalan cukup baik.
49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
H Moermahadi Soerja Djanegara, 2006. Jurnal Ilmiah Rangga Gading Volume 6 No 1, 2006
3
Herlina Vanessa V, 2013. Jurnal Ilmiah Rangga Gading Volume 12 No 4, 2013
4
Ipah Setya Nur Handayani, 2013. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Volume 2 No 4, 2013
5
Adistya Maharani, 2010. Jurnal Ilmiah Rangga Gading Volume 9 No 1,
Evaluasi pengendalian intern penjualan kredit dalam meningkatkan kolektibilitas piutang pada PT Austindo Nusantara Jaya Finance.
Pengendalian intern yang diterapkan PT Austindo Nusantara Jaya Finance sudah dilaksanakan dengan baik.
Analisis sistem pengendalian intern penjualan kredit pada KPRI Universitas Brawijaya Malang.
Penerapan sistem pengendalian intern penjualan kredit di KPRI-UB sudah cukup baik, namun ada celah dalam hal terlalu mudahnya dalam pemberian otorisasi atas penjualan kredit.
Evaluasi struktur pengendalian intern terhadap sistem penjualan PT Mitra Wira Pratama Surabaya.
Secara keseluruhan struktur pengendalian intern sistem penjualan pada PT Mitra Wira Pratama Surabaya sudah dilaksanakan dengan baik, namun ada celah pada tidak adanya pemisahan wewenang yang tegas antara sales marketing dan bagian penagihan.
Evaluasi sistem pengendalian intern penjualan jasa perawatan AC dan piutang pada CV Mavista Technic.
Unsur –unsur Sistem pengendalian intern penjualan perawatan AC cukup memadai dan pengendalian intern piutang usaha 50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2010
berjalan cukup efektif, namun ada celah dalam hal aktivitas pengendalian intern piutang yaitu tidak adanya otorisai tanda tangan fungsi kredit saat pengiriman barang,dan pemegang kartu piutang merangkap sebagai penerima kas.
B. Kerangka Pemikiran Teoritis Pengendalian Internal adalah Rencana dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen ( Krismiaji, 2002:218 ).
Sedangkan Penjualan Kredit
dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut (Mulyadi,2012:210). Dan setiap perusahaan memerlukan pengawasan internal yang baik yang bertujuan untuk mencegah atau menghindari kecurangan dan pemborosan serta
penyalahgunaan
wewenang
dan
tanggung jawab
sehingga dapat
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan perusahaan ( Sukrisno Agoes, 2008:79 ),
51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa tingkat kolektibilitas suatu perusahaan dipengaruhi oleh pengendalian intern penjualan kredit, apabila pengendalian intern penjualan kredit yang baik maka dalam pengelolahan piutangnya akan mudah karena tidak menghasilkan dampak buruk dari customer yang menghasilkan piutang tak tertagih dan dapat dikatakan tingkat kolektibilitas perusahaan akan tinggi ( Ivonie, 2006 ). Hal ini dibuktikan
dengan
penelitian
yang dilakukan oleh Gerald
Lumempouw, 2015 dengan hasil penelitiannya bahwa Unsur –unsur Sistem pengendalian intern PT Sinar Pure Foods International cukup memadai dan berjalan cukup baik. Selanjutnya H Moermahadi Soerja Djanegara, 2006 menunjukan hasil penelitiannya bahwa pengendalian intern yang diterapkan PT Austindo Nusantara Jaya Finance sudah dilaksanakan dengan baik. Namun hal sedikit berbeda diungkapkan oleh Herlina Vanessa V, 2013 dengan
hasil
penelitian
adalah
penerapan
sistem
pengendalian
intern
penjualan kredit di KPRI-UB sudah cukup baik, namun ada celah dalam hal terlalu mudahnya dalam pemberian otorisasi atas penjualan kredit. Hal senada juga dikatakan oleh Ipah Setya Nur Handayani, 2013 bahwa hasil penelitian adalah Secara keseluruhan struktur pengendalian intern sistem penjualan pada PT Mitra Wira Pratama sudah dilaksanakan dengan baik, namun ada celah pada tidak adanya pemisahan wewenang yang tegas antara sales marketing dan
bagian
penagihan.
Dan
selanjutnya
Adistya
Maharani,
2010
mengungkapkan hasil penelitian adalah unsur –unsur sistem pengendalian intern penjualan perawatan AC cukup memadai dan pengendalian intern
52
http://digilib.mercubuana.ac.id/
piutang usaha pada CV Mavista Technic berjalan cukup efektif, namun ada celah dalam hal aktivitas pengendalian intern piutang yaitu tidak adanya otorisai tanda tangan fungsi kredit saat pengiriman barang,dan pemegang kartu piutang merangkap sebagai penerima kas. Dari beberapa
penelitian
diatas
dapat
dikatakan bahwa
penjualan
merupakan fungsi yang memegang peranan penting karena merupakan sumber pendapatan perusahaan oleh karena itu pengendalian intern atas penjualan sangat dibutuhkan. Penjualan kredit dapat berpotensi terjadinya kredit macet/ tidak tertagihnya piutang usaha apabila internal control terhadap sistem penjualan kredit tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu penulis akan membuktikan kembali keterkaitan dari pengendalian internal terhadap penjualan kredit.
53
http://digilib.mercubuana.ac.id/