12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 KajianPustaka 2.1.1 Internet Internet adalah jaringan komputer yang sangat luas yang menghubungkan jutaan orang di seluruh dunia.(haag et al., 2005, p.106) Internet adalah sistem jaringan global komputer sebuah jaringan untuk berbagi jaringan, fasilitas publik yang kooperatif dan dapat berjalan sendiri, yang dapat diakses oleh ratusan dari jutaan orang diseluruh dunia.(Turban, et al., 2006, p.69) Internet merupakan sebuah jaringan komunikasi publik dan global yang menyediakan hubungan langsung kepada seseorang melalui Local Area Network (LAN) atau Internet Service provider (ISP).(Turban, et al., 2006, p.478) (Cai, J., 2005, p.85 ) menyatakan bahwa pekembangan teknologi internet telah menyediakan infrastruktur yang dapat di kerjakan secara kelompok atau tim, dalam berkomunikasi dan memproses informasi. Sekaran menyatakan bahwa internet merupakan jaringan komputer global yang menghubungkan orang dan informasi, telah memungkinkan yang sangat besar bagi kemajuan peneliti dan memperluas peluang bisnis diseluruh dunia. Karena internet menghubungkan kita dengan seluruh dunia, keperluan data penelitian apapun dari setiap negara melalui internet. (Sekaran, 2007, p.55) 12
13
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari internet menurut Wahana Komputer (2003,p24) adalah : 1. informasi yang didapatkan lebih cepat dan murah dengan menggunakan aplikasi fasilitas internet seperti e-mail, www, dan newsgroup. 2. Mengurangi biaya kertas dan biaya distribusi dengan adanya koran, majalah, brosur, dalam internet, dan lain sebagainya. 3. Media promosi, misal pengenalan, pemesanan produk perusahaan 4. Sebagai lata penelitian dan pengembangan 5. Sebagai alat pertukaran data Jadi, kesimpulan dari seluruh pengertian di atas internet adalah jaringan komputer yang luas, sebuah sistem yang saling berhubungan lebih dari beratus perangkat. Salah satu yang paling menarik ialah keanggotan internet tidak mengenal batas negara, ras, kelas, ekonomi, ideologi, atau faktor-faktor yang biasanya dapat menghambat pertukaran pikiran. 2.1.2 WWW ( World Wide Web) World Wide Web adalah aplikasi yang menggunakan berbagai fungsi transport internet, memiliki standar yang diterima secara universal untuk menyimpan, menarik, menformat, dan menampilkan informasi melalui arsitektur klien/server.(Turban, et al., 2006, p.69)
14
Menurut Wildstrom dalam Sekaran. World Wide Web adalah alat yang ampuh untuk berkomunikasi bisnis dengan cara yang hebat untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau rekan kerja. (Sekaran, 2007, p.58)
2.1.3 Website Menurut para ahli website diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau bergerak, data animasi, suara, video, atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan halaman-halaman (hyperlink). Website merupakan salah satu wadah yang menawarkan informasi dan hiburann,
serta
transaksi
e-commerce
antara
bisnis
dan
pemasok
pelanggan.(O'Brien & James A., 2006, p.262) Organisasi membuat situs web untuk mempromosikan citra mereka, berkomunikasi dengan pelanggan, membangun hubungan, membagi informasi, memberi penawaran menarik kepada calon konsumen, dan memastikan bahwa mereka tetap memperoleh laba. (Sekaran, 2007, p.58) Website merupakan sekumpulan dokumen yang dipublikasikan melalui jaringan internet ataupun intranet sehingga dapat diakses oleh user melalui web browser.(Irawan & Sardi, 2004, p.4)
15
Untuk menyediakan keberadaan sebuah website, maka harus tersedia unsur-unsur penunjungnya, seperti: 1. Nama domain (URL) Nama domain atau bisa disebut juga dengan domain name atau URL ( Unifrom Resource Locator) adalah nama unik di internet yang digunakan untuk mengindentifikasi sebuah web. Nama domain adalah alamat yang digunakan untuk menemukan sebuat website di internet. Nama domain memiliki spesifikasi kepentingan ataupun kode negara. Nama domain yang berinteraksi internasional contohnya berakhiran com, net, org, dan biz. Nama domain yang berinteraksi lokasi negara indonesia contohnya berakhiran co.id , web.id , go.id, dan or.id. 2. Web Hosting Web hosting merupakan salah satu bentuk layanan jasa penyewa tempat internet yang memungkinkan perorangan ataupun organisasi menampilkan layanan jasa atau product nya di situs web internet . web hosting juga dapat diartikan sebagai tempat penyimpanan data berupa megabytes hingga terabytes yang memiliki koneksi ke internet sehingga data tersebut dapat diakses oleh user dari semua tempat secara simultan. 3. Scripts Program Bahasa pemograman sering disebut juga bahasa komputer, merupakan teknik komando atau instruksi standart untuk memerintah komputer. Bahasa pemograman merupakan himpunan atau kumpulan dari aturan sintaks dan
16
sematik yang dipakai mendefinisikan program komputer. Macam – macam bahasa
pemograman
adalah
HTML,ASP,XML,WML,PERL,CFM,java
script, CSS. 4. Desain Web Unsur website yang terpenting adalah desain web. Desain website menentukan kualitas dan keindahan sebuah website. Desain sangat berpengaruh kepada penilaian seseorang apakah web tersebut bagus atau tidak. Dalam pembuatan web desain dapat dilakukan dilakukan dengan menyewa jasa web designer . 5. Publikasi Website Untuk mengenalkan situs kepada masyarakat memerlukan sebuah publikasi ataupun promosi. Banyak cara yang dapat di lakukan, seperti memnyebarkan selebaran, pamlet atau dengan spanduk-spanduk. Di era teknologi yang canggih ini, cara tersebut sudah dapat di gantikan dengan menggunakan internet melalui search engine, ini merupakan mesin pencari yang di sediakan oleh google, yahoo, dll. 6. Pemeliharaan Web Sebuah website yang menarik dan tidak terkesan membosankan serta monoton merupakan website yang selain tampilannya menaruk, informasi yang disampaikan juga harus diperbaharui dengan cara pemeliharan website tersebut.
17
2.1.4 7C Framework 7C framework adalah sebuah kerangka kerja yang banyak digunakan sebagai panduan untuk merancang customer interface dalam web pemasaran online (emarketing). Interface adalah representasi virtual dari nilai-nilai yang dipilih oleh perusahaan (Rayport & Jaworski, 2005). Kesuksesan bisnis tidak hanya bergantung kepada seberapa baik perusahaan dapat mengimplementasikan setiap elemen 7C framework, tetapi juga kepada seberapa baik semua elemen tersebut bekerja bersama-sama untuk mendukung nilai dari proporsisi dan model bisnis perusahaan. Dua konsep yang dapat membantu pemahaman pengembang sistem mengenai bagaimana mensinergikan semua elemn 7C framework adalah fit dan reinforcement. Fit adalah seberapa baik setiap elemen 7C secara individual mendukung model bisnis. Reinforcement mengacu kepada tingkat konsistensi antar setiap elemen 7C (Rayport & Jaworski, 2005). Berikut ini adalah tujuh elemen yang ada didalam 7C framework (Rayport & Jaworski, 2005), antara lain : 1. Context, Context atau look and feel dari sebuah tampilan antar muka dengan pengguna dapat dikategorikan ke dalam beberapa kriteria, antara lain : a) Aesthetic (estetika) Situs yang berorientasi kepada estetika akan menggabungkan teks, grafik dan foto dengan visual yang tinggi
18
b) Functional (fungsional) Situs yang berorientasi secara fungsional berfokus kepada penawaran utama, baik berupa produk, jasa atau informasi.
Berdasarkan kategori tersebut, elemen context dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, antara lain : a. Aesthetically-dominant (Dominan estetika) b. Functional-dominant c.
(Dominan fungsional), dan
d. Terintegrasi (integrated) 2. Content Content menekankan kepada informasi digital yang terkandung dalam situs, termasuk audio, video, gambar dan teks. Empat jenis content, antara lain : a) Offering mix, Offering mix mengacu kepada bobot yang diberikan terhadap setiap konten, yaitu dapat berupa produk, jasa atau informasi. b) Appeal mix, Appeal mix mengacu kepada pesan promosi perusahaan c) Multimedia mix, Multimedia mix mengacu kepada bagaimana pilihan desainer dalam mengkombinasikan teks, audio, gambar, video dan grafik. d) Timeliness mix, Timeliness mix adalah seberapa up-to-date informasi yang ditampilkan.
19
Content dapat diklasifikasikan kedalam tiga jenis, yaitu : a. Product dominant, b. Information dominant, c. Service dominant. 3. Community Elemen community membentuk rasa keanggotaan melalui keterlibatan atau daya tarik yang sama. Community dapat dipahami sebagai interaksi antara pengguna, baik dengan interaksi one-to-one atau one-to-many. Tiga klasifikasi dalam elemen community antara lain : a) Nonexistent, Klasifikasi nonexistent adalah situs yang tidak memiliki komunitas sehingga tidak ada cara pengguna untuk saling berkomunikasi dengan pengguna lainnya, baik secara one-to-one maupun one-to many. b) Limited, Klasifikasi limited adalah situs yang menawarkan fitur misalnya membaca dan mem-posting informasi, cerita, atau opini bagi komunitas terbatas situs tersebut. Fitur yang ditawarkan umumnya non-interactive. c) Strong, Sebuah situs dapat dklasifikasikan dalam strong jika menawarkan fungsi komunitas yang interaktif, misalnya chat room dan message boards.
20
4. Customization, Customization adalah kemampuan situs dalam menampilkan konten yang sesuai untuk setiap pengguna. Apabila kostumisasi dilakukan oleh pengguna disebut dengan personalisasi, sedangkan apabila kostumisasi dilakukan oleh situs tersebut disebut tailoring. Klasifikasi dari elemen customization antara lain : a) Generic, Generic mengacu kepada situs yang menampilkan informasi yang sama untuk semua pengguna. b) Moderately customized, Moderately customized mengacu kepada kostumisasi informasi pengguna dengan
memanfaatkan
penyimpanan
informasi
misalnya
dengan
menggunakan cookie. c) Highly customized, Highly customized mengacu kepada kemampuan kostumisasi tinggi yang dapat dilakukan oleh pengguna, misalnya menentukan sendiri tampilan dari konten yang diinginkan masing-masing. 5. Communication, Communication mengacu kepada dialog antara organisasi(perusahaan) dengan pengguna. Tiga jenis komunikasi antara lain : a) Broadcast, Broadcast adalah bentuk komunikasi yang tepat mengacu kepada informasi satu arah yang dikirimkan oleh organisasi kepada pengguna, dengan tidak ada mekanisme untuk respon dari pengguna.
21
b) Interactive, Interactive adalah bentuk komunikasi dua arah antara organisasi dan pengguna. c) Hybrid, Hybrid adalah situs yang mendukung bentuk komunikasi broadcast dan interactive. Empat klasifikasi dari elemen communication antara lain : a. One to many, nonresponding user, b. One-to-many, responding user, c. One-to-one, nonresponding user, d. One-to-one, responding user,
6. Connection, Connection adalah tingkat dimana situs dapat terhubung dengan situs lainnya, biasanya ditampilkan kepada pengguna berupa teks yang digaris bawah atau dihighlight, gambar atau grafik. Pada saat pengguna meng-klik link tersebut maka secara langsung akan memunculkan file teks, grafik atau suara, atau halaman web yang merupakan kombinasi dari semua file tersebut. Empat jenis connection antara lain. a. Outside links, Adalah link yang memindahkan pengguna dari situs asli ke situs lainnya.
22
b. Framed links, Satu tipe dengan outside links, tetapi framed links akan menampilkan halaman situs baru dalam frame dari situs asli. c. Pop-up windows, Link ini akan menampilkan halaman situs baru dalam browser windows lain, sementara halaman situs awal tetap berada dibelakang. d. Outsources content, Jenis ini mengacu kepada konten yang berasal dari situs pemasok luar. Konten ditampilkan dengan sangat jelas dan biasanya dengan link untuk menuju web asal konten tersebut, tatapi pengguna tidak perlu meninggalkan situs asli untuk melihat konten situs pemasok.
Elemen connection dapat dibagi kedalam tiga klasifikasi berdasarkan tipe koneksi yang ditampilkan dan apakah koneksi tesebut akan membawa pengguna keluar dari situs asal atau tetap disitus asal. Tiga klasifikasi tersebut antara lain : a. Destination site, Dalam klasifikasi ini, situs akan menampilkan konten yang dibuat dan disediakan oleh situs tersebut sendiri, dan dengan sangat sedikit link yang menuju situs lain. Mereka juga biasanya memberikan lisensi konten kepada situs lain dengan biaya lisensi.
23
b. Hub site, Situs dengan klasifikasi ini menampilkan kombinasi antara konten milik sendiri dan link yang selektif dengan situs lainnya yang berkaitan. Biasanya situs ini bertindak sebagai gerbang kepada informasi untuk industri atau topik yang spesifik. c. Portal site, Situs ini memiliki banyak informasi dari situs pihak luar dan link yang menuju kepada situs tersebut, tetapi memiliki sedikit atau tidak ada sama sekali konten asli dari pemilik situs tersebut.
7. Commerce, Fitur commerce dari sebuah kegiatan antar muka (interface) konsumen mendukung situs untuk melakukan transaksi dinansial. Fitur ini adalah yang paling penting dalam situs yang lebih dominan terhadap penjualan produk, tetapi tidak jarang juga terdapat dalam situs yang didominasi oleh informasi atau layanan. Alat-alat fungsional yang mendukung e-commerce contohnya antara lain adalah regristrasi, shopping cart, keamanan dengan teknologi enkripsi dan otentika, persetujuan kartu kredit, pesanan melalui afiliasi, teknologi konfigurasi, pelacakan pesanan, dan opsi pengiriman. Terdapat tiga klasifikasi umum elemen commerce antara lain : a. Low Situs dengan klasifikasi ini sedikit atau bahkan tidak memiliki fitur fungsional e-commerce yang telah disebutkan sebelumnya. Biasanya
24
dimiliki oleh bisnis kecil atau kegiatan melalui website berperan kecil dalam persentase penjualan mereka. b. Medium, Situs dengan klasifikasi ini memiliki beberapa fungsi e-commerce, tetapi digunakan sebagai pendukung. Situs dengan tujuan utama menjual produk dapat dimasukkan ke dalam klasifikasi ini. c. High, situs ini memiliki semua atau hampir semua fitur e-commerce, biasanya dimiliki perusahaan online besar dengan folume penjualan yang tinggi.
Menurut Mohhamed (2003,p161) kerangka 7 C terdiri dari : 1. Context Context dari suatu website mencakup estetika dan fungsional penglihatan dan perasaan. Beberapa situs telah memilih untuk menitik beratkan pada grafik yang menarik, warna, dan fitur desain, sementara yang lain menekankan tujuan bukan pada hiasannya seperti kenyamanan dalam pemakaian. 2. Content Content atau isi didefinisikan sebagai subjek digitalyang penting dalam sebiah website. Ini mencangkup bentuk dari subjek digital seperti teks, grafik, audio, dan video. Sementara konteks berpusat pada bagaimana suatu site didesain, content berpusat pada apa saja yang dipreentasikan.
25
3. Community Didefinisikan sebagai interaksi yang muncul antar pengguna site. Komunitas mengikut sertakan sebuah ikatan emosional dalam group membership bersamaan dengan sense yang kuat dalam keterlibatan dan berbagai minat yang sama dalam grup tersebut. Pengguna komunitas dapat mendorong konsumen untuk kembali lagi ke website karena : a. Komunitas dapat menciptakan content yang baik dan menarik. Content ini, baik diciptakan oleh anggota maupun administrator dapat memberikan ketertarikan pada individu untuk ke website. b. Melalui komunitas, anggota dapat melakukan aktivitas yang dapat memuaskan kebutuhan bersosialisasi yang didapatkan secara individual. 4. Customization Didefinisikan sebagai kemampuan suatu site untuk mendesain dirinya sendiri atau didesain oleh user. Ketika customization dilakukan dan manajemen oleh user maka hal ini disebut personalisasi, sedangkan customization yang dilakukan oleh perusahaan disebut tailoring. 5. Communication Komunikasi menujuk kepada dialog antara perusahaan dengan konsumen. Dimensi komunikasi dibagi menjadi 3 :
26
a. Broadcast Merupakan pertukaran informasi satu arah dari prganisai ke user. Secara umum, broadcast adalah hubungan one-to-many antara website dengan user. b. Interactif Komunikasi interaktif adalah komunikasi 2 arah antara organisasi dari user. c. Hybrid Hybrid communication adalah kombinasi komunikasi broadcast dan interaktif. 6. Connection Koneksi didefinisikan sebagai jaringan penghubung antaa suatu website dengan website yang lain. 7. Commerce Didefinisikan sebagai fitur dari customer interface yang dapat membawa ke arah terjadinya transaksi. Ada beberapa dimensi commerce seperti: registrasi, shopping cart, keamanan, credit card approval, on-clickshopping, orders through affiliates, configuration technology, order tracking, dan delivery option.
27
2.1.5 E-tourism Menurut Murtadho dan Shibab (2011, p2), e-tourism merupakan sesuatu hal yang sangat potensial untuk dikembangkan.Dari tahun ke tahun jumlah internet di Indonesia
selalu
bertambah.Berdasarkan
data
yang
di
peroleh
dari
www.internetworldstats.com tercatat pada tahun 2010 meningkat sebesar 12.3%. Selain itu E-tourism merupakan penggunaan teknologi untuk meningkatkan hubungan pariwisata, membantu perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata untuk meningkatkan proses bisnis. E-tourism memanfaatkan beberapa fitur dari teknologi informasi, seperti basis data informasi pariwisata, basis data pengguna, pembayaran elektronik, menggunakan jaringan komputer sebagai sarana pengiriman dan transaksi jasa. Pariwisata merupakan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan seni.(Spillane, JJ., 2004, p.21) Industri pariwisata merupakan rangkuman dari berbagai macam bidang usaha yang secara bersama-sama menghasilkan produk – produk maupun jasa / pelayanan atau service yang nantinya baik langsung maupun tidak langsung akan dibutuhkan wisatawan nantinya.(Damardjati, Rs., 2002, p.8) Menurut UU RI No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, industri
pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
28
2.1.6 Perilaku Konsumen Menurut Peter dan Alson (2010, p5), perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara affect dan cognition, behavior, dan envirotment dimana manusia melakukan pertukaran atau transaksi didalam hidup mereka. Menurut Hawkins, Mothersbaugh, dan Best (2007, p6), perilaku konsumen adalah pembelajaran dari individu, grup, atau organisasi dan proses yang mereka gukanan untuk memilih, menetapkan, dan membuang produk, jasa, pengalaman, atau ide-ide untu memenuhi kepuasan konsumen dan masyarakat. Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam saladin (2003,p13) terdapat 3 faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu: 1. Pengaruh lingkungan terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam memngambil keputusan berkomunikasi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan kompleks, di mana perilaku mereka di pengaruihi oleh keempat faktor tersebut diatas. 2. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, penegtahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu
merupakan
faktor
internal
yang
menggerakan
serta
mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
29
3. Proses psikologis terdiridari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dama pengambilan keputusan pembelian. Beberapa pengertian tentang perilaku konsumen menurut Simamora (Simamora, 2002, p.2): 1. Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga. 2. Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian
serta
tindakan
dalam
memperoleh,
memakai,
mengkonsumsi, dan menghabiskan produk. 3. Mengetahui perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat diamati seperti jumlah yang dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa, dan bagaimana barang yang sudah dibeli dikonsumsi. Juga variabelvariabel yang tidak dapat diamati seperti nilai - nilai yang dimiliki konsumen,
kebutuhan
pribadi,
persepsi,
bagaimana
mereka
mengevaluasi alternatif dan apa yang mereka rasakan tentang kepemilikan dan penggunaan produk yang bermacam-macam.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004), sikap adalah predisposisi yang dipelajari dalam merespons secara konsisten sesuatu objek dalam bentuk suka atau tidak suka. Konsep-konsep sikap sebagai berikut:
30
1) Objek Objek disini mempunyai arti yang sangat luas seperti: issues (masalah, pokok
persoalan),
tindakan,
perilaku,
cara
kerja,
orang
atau
peristiwa.Objek dapat diartikan sebagai kategori produk, brand (merek), service (jasa), iklan, harga, penyalur, dan sebagainya. 2) Sikap
adalah
Suatu
Predisposisi
yang
Dipelajari
(Learned
Predisposition) Predisposisi disebut juga kecenderungan umum.Dalam sikap, ada kecenderungan umum yang dipelajari atau dibentuk dan karena itu sikap memiliki kualitas motivasional yang dapat mendorong konsumen kepada suatu perilaku tertentu. Dalam terapan pemasaran, sikap yang relevan terhadap
perilaku
beli
terbentuk
dari
pengalaman
langsung
menggunakan produk, dari informasi yang diperoleh dari orang lain atau dari media massa. 3) Sikap itu Konsisten Secara
relatif,
sikap
selalu
konsisten
dengan
perilaku
yang
diperlihatkannya.Sikap itu juga resisten terhadap perubahan, dimana sekali sikap itu terbentuk maka tak mudah untuk mengubahnya.Namun walaupun resisten terhadap perubahan, sikap bisa berubah namun sulit. 4) Sikap Terjadi dalam Suatu Situasi Situasi adalah peristiwa atau keadaan pada saat pengamatan.Situasi mempengaruhi hubungan antara sikap dan perilaku. 5) Sikap itu Terarah, dan Mempunyai Intensitas Tertentu
31
Dikatakan terarah karena sikap menyebabkan orang mempunyai pandangan negatif atau positif terhadap objek sikap.Seberapa besar keetidaksukaannya atau kesukaannya terhadap objek sikap dinyatakan oleh intensitas sikap itu. Eksperimen yang menggunakan pendekatan simulasi perlu memastikan bahwa kondisi simulasi tersebut dirasakan atau dipersepsi oleh subjek sebagai kondisi alamiah keseharian mereka. Pengecekan manipulasi diperlukan untuk memastikan hal ini.Penggunaan mahasiswa sebagai penyulih eksekutif bisnis memang menimbulkan keraguan di kalangan peneliti. Mahasiswa bisa menjadi subjek penelitian jika penelitian tersebut memang menyoroti tentang dunia kemahasiswaan atau ketika penelitian masih berada pada taraf studi awal (plot study). Penelitian Copeland, Francia, dan Strawser (1973) menyimpulkan bahwa “mahasiswa adalah penyulih yang kurang pas bagi kelompok individu lain jika penelitian berfokus pada sikap, bukan perilaku. Jadi, kapan mahasiswa dapat menjadi subjek pengganti pebisnis? Mahasiswa mestinya tidak diikutsertakan dalam sebuah eksperimen dimana pengalaman atau kepakaran atas suatu bidang dibutuhkan. Menurut Enis, Cox, dan Stafford (1980) Dalam penelitian tentang perilaku pelanggan, subjek mahasiswa berperilaku sama dengan ibu rumah tangga yang merupakan pelanggan sesungguhnya.Hal ini mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa penelitian dalam dunia psikologi lebih ditekankan pada aspek bagaimana manusia memproses informasi dan mengambil keputusan secara umum, hampir tidak ada masalah mahasiswa menggantikan individu dunia nyata didalam
32
eksperimen-eksperimen psikologis. Setidaknya tiga perbedaan antara subjek mahasiswa dengan praktisi, yaitu keterampilan, kepribadian, dan pengalaman. 2.1.7 Preferensi Preferensi adalah suatu sikap yang lebih menyukai sesuatu benda daripada benda lainnya. Penilaian preferensi adalah teknik penelitian dengan menyajikan dua atau lebih perangsang yang harus dipilih subjek yang dapat diukur lewat tes verbal atau lisan.(Chaplin, 2002) Preferensi konsumen berkaitan erat pada penilaian konsumen akan kepuasan atau ketidakpuasan terhadap produk atau jasa bahkan juga pada perusahaan tertentu.(Tjiptono, 2008) Preferensi konsumen berkaitan erat pada penilaian konsumen akan kepuasan atau ketidakpuasan terhadap produk atau jasa bahkan juga pada perusahaan tertentu, dalam mengevaluasi tingkat kepuasan terhadap produk ada beberapa indikator yang sering digunakan antara lain(Tjiptono, 2008): a. Kinerja (Performance). Karakteristik operasi pokok dari produk inti yang dibeli, misalnya produk yang dikonsumsi praktis untuk dibawa. b. Ciri –ciri atau keistimewaan tambahan (Features). Karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya tekstur yang halus, desain kemasan dan bentuk produk yang menarik serta harga yang murah.
33
c. Keandalan (Reliability). Kemungkinan kecil produk yang dipakai akan mengalami kerusakan, seperti produk yang dikonsumsi tidak sering rusak atau tidak dapat dikonsumsi lagi. d. Kesesuaian dengan spesifikasi (Confomance to specification). Seperti apa ciri desain dan bentuk produk yang memenuhi standar, dan sesuai dengan ketentuan yang adam misalnya produk makanan harus memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan atau memiliki sertifikat halal. e. Daya tahan (Durability). Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan, seperti kadaluarsa produk. f. Pelayanan (Service ability). Meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, dan kemudahan. g. Estetika (Aistethic). Faktor – faktor yang menjadi daya tarik produk terhadap panca indra seperti bentuk fisik, warna, dan model. h. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived quality) Merupakan citra dan reputasi produk, misalnya merek.
2.1.8 Analisis Multivariat Analisis multivariate merujuk pada teknik statistik yang digunakan untuk menganalis data yang melibatkan lebih dari dua variable. (Surjandari, 2010)
34
Saat ini analisis multivariat mulai banyak digunakan dalam banyak bidang ilmu, melengkapi analisis statistik univariat dan statistik bivariat yang dahulu menjadi satu – satunya alternatif dalam analisis data. Bahkan dimasa mendatang, analisis multivariat dipastikan akan menggantikan peran pengolahan dan analisis data dari analisis univariat dan bivariat, walaupun tidak dapat menggantikannya secara total. (Santoso, 2010, p.1) Analisis multivariate adalah analisis multi variable dala satu atau lebih hubungan.Analisis ini berhubungan dengan semua teknik statistic yang secara simultan menganalisis sejumlah pengukuran pada individual atau objek.(Santoso, 2010, p.7) Jenis – jenis data dalam analisis multivariate menurut Santoso adalah (Santoso, 2010, p.8): 1. Data nominal dan data ordinal Ciri
utama
data
kualitatif
adalah
data
didapat
dengan
caramenghitung, sehingga tidak akan mempunyai nilai desimal. Contoh data seperti data gender, data golongan darah, dan data tempat tinggal. Data kualitatif lainnya adalah data ordinal, berbeda dengan data nominal, dan data ini mempunyai urutan, seperti data sikap consumer. 2. Data internal atau data rasio Selain data kualitatif, ada pula data angka yang digolongkan sebagai data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang didapat dengan cara mengukur dan mempunyai bilangan desimal, contoh usia, tinggi badan, dan berat badan. Data metric dibagi lagi menjadi data interval dan data
35
rasio.Keduanya mirip, perbedaan hanya terdapat pada ciri data absolut yang terdapat pada rasio. Menurut Hair et al, secara praktis membagi berbagai teknik multivariat dimulai dengan melihat hubungan antar variabel.(Hair et al, 2006) Seperti yang telah dijelaskan, variabel yang ada dalam sebuah data multivariat pasti banyak (minimal dua). Variabel – variabel tersebut tentu berhubungan satu dengan yang lain, karena untuk itulah analisis multivariat dilakukan, yakni ingin mengetahui bagaimana hubungan di antara variabel – variabel yang ada. Namun hubungan tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu (Santoso, 2010, p.13) : 1) Variabel – variabel tersebut tidak saling bergantung satu dengan yang lain, yang disebut dengan interdependensi. Ciri penting interdependensi adalah tidak adanya variabel dependen dan variabel independen. Semua variabel bersifat independen. 2) Antar variabel ada saling ketergantungan, yang disebut dengan dependensi. Ciri penting dependensi adalah adanya dua jenis variabel, yakni variabel dependen dan variabel independen. Berikut ringkasan dari pembahasan diatas : 1) Tipe hubungan variabel : INTERDEPENDENSI a. Yang diproses : variabel analisis faktor b. Yang diproses : kasus / obyek analisis cluster, MDS, CA. 2) Tipe hubungan variabel : DEPENDENSI a. Jumlah variabel dependen : SATU
36
i. Tipe data variabel dependen adalah interval atau rasio analisis regresi berganda atau conjoint analysis. ii. Tipe data variabel dependen adalah nominal atau ordinal analisis diskriminan. b. Jumlah variabel dependen : DUA ATAU LEBIH i. Tipe data variabel dependen adalah : •
Interval atau rasio analisis korelasi kanonikal.
•
Nominal atau ordinal analisis MANOVA. ii. Hubungan bersifat kompleks, dengan variabel dependen dapat menjadi independen untuk hubungan lainnya SEM.
2.1.9 Analisis Konjoin (Conjoint Analysis) Majunya teknologi informasi, analisis konjoin yang mulai dikembangkan pada tahun 1970-an mulai banyak digunakan pada bidang ilmu yang terkait dengan presepsi seseorang seperti pemasaran, sosial politik, dan psikologi. Pada dasarnya analisis konjoin bertujuan untuk mengetahui bagaimana presepsi seseorang terhadap suatu objek yang terdiri atas satu atau banyak bagian.Hasil utama analisis konjoin adalah suatu bentuk (desain) produk barang atau jasa, atau objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden.(Santoso, 2010, p.279) Menurut Murti (2002, p3), Analisis konjoin merupakan metode survey pengumpulan data dan analisis multivariate
yang khusus digunakan untuk
memahami preferensi konsumen tentang multiatribut suatu produk atau pelayanan.
37
Analisis konjoin merupakan analisis multivariate yang yang unik, karena peneliti mula-mula merancang produk hipotesis dengan cara memadukan semua atribut dan masing-masing tingkat atribut tersebut. Menurut Santoso “Conjoint termasuk dalam Multivariate Dependance Method”, dengan model :(Santoso, 2010, p.281) Y1
=
X1 + X2 + ... + Xn
Metrik / Non Metrik
Non Metrik
Dimana : •
Variabel independen (X1 dan seterusnya) adalah Faktor, yang berupa data nonmetrik (Type mobil, Desain mobil, dan sebagainya). Termasuk disini adalah bagian dari Faktor (Level)
•
Variabel Dependen (Y1) adalah pendapat keseluruhan (overall preference) dari seorang responden terhadap sekian faktor dan level dari sebuah produk. Variabel dependen ini juga mencakup tingkat kepentingan faktor dari seorang responden terhadap atribut – atribut produk. Tahapan umum dari desain dan pelaksanaan dari analisis konjoin dapat dilihat pada gambar berikut :
38
Sumber : Multivariate Data Analysis (Hair et al., 2006) Gambar 2.1 Tahapan analisis conjoint
39
•
Tahap I : Penentuan Tujuan Tahap pertama dalam conjoint analysis merupakan tahap penentuan tujuan penelitian, secara umum adalah untuk menentukan kontribusi dari setiap variabel predictor (atribut) dan level-levelnya dalam proses penentuan preferensi konsumen .(Surjandari, 2010)
•
Tahap 2 Perancangan Analisis Conjoint Didalam tahap ini, periset menentukan metode conjoint yang digunakan dalam penelitian. Menurut Hair et al. (2006) ada beberapa ketentuan dalam memilih metode yang digunakandalamanalisis konjoin, yaitu : 1) Jumlah atribut ≤ 6 menggunakan metode Choice-BasedConjoint(CBC). 2)
Jumlah atribut < 10 menggunakan metode Tradisional Konjoin.
3)
Jumlah atribut ≥ 10 menggunakan metode Adaptive Conjoint Analysis (ACA).
40
Tabel 2.1 Perbandingan Alternatif Metode Conjoint Metode Conjoint Karakteristik
Traditional
Adaptive / Hybrid
Choice-Based
Conjoint
Conjoint
Conjoint
9
30
6
Maksimum Atribut Aggreagte atau Level analisis
Individual
Individual individual Aditif dan
Bentuk model
Aditif
Aditif interaksi
Mengevaluasi
Memberikan rating
Aktifitas
stimuli full-
terhadap stimuli yang
pemilihan
profile dalam
mencakup sekelompok
Memilih sekelompok stimuli satu waktu
atribut
Format Umumnya berbasis pengumpulan
Tidak dibatasi
Tidak dibatasi komputer
data Sumber: Hairet.al., 2006, hal. 479
Setelah menentukan metode conjoint analysis yang akan digunakan, langkah selanjutnya adalah merancang stimuli, Stimuli ialah kombinasi dari atribut barang/jasa/ide yang akan dibentuk, disebut pula sebagai profil produk. Untuk
41
memperoleh stimuli yang efektif dan hasil akhir (kesimpulan) yang akurat, dibutuhkan kehati-hatian dalam memilih dan mendefinisikan atribut dan taraf. Dalam mendesain stimuli, terbagi menjadi dua tahap, yaitu: (1) pemilihan & penentuan atribut dan level dari atribut (2) membentuk model dasar. (Surjandari, 2010)merangkum hal-hal yang dijelaskan oleh (Hair et al, 2006), mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan faktor dan level. Ada dua hal yang harus dipertimbangkan,yaitu aturan komposisi dan penentuan hubungan part-worth. (Hair et al, 2006, pp.485-92) Aturan komposisi menggambarkan bagaimana responden menggabungkan partworth dari faktor untuk mendapatkan nilai secara keseluruhan. Terdapat dua macam, yaitu: 1) Model aditif, merupakan aturan komposisi yang paling umum dan mendasar. Responden secara sederhana menjumlahkan nilai tiap atribut untuk mendapatkan nilai total dari kombinasi atribut. Model ini merupakan model dasar untuk analisis conjoint tradisional maupun adaptive. 2) Model interaktif, biasa digunakan untuk atribut-atribut yang kurang tangible, terutama bila reaksi estetis atau emosional berperan besar. Model ini memungkinkan kombinasi level tertentu menjadi lebih banyak atau lebih sedikit daripada jumlahnya. Meningkatnya kepentingan interaksi berasal dari ketidakmampuan untuk menentukan perbedaan aktual antara atribut tertentu, dengan porsi tidak terjelaskan diasosiasikan dengan level-level tertentu pada atribut.
42
•
Tahap 3 : Asumsi Pada Analisis Conjoint Berbeda dengan analisis multivariat lainnya, proses Conjoint tidak membutuhkan
uji
asumsi
seperti
normalitas,
homoskedastisitas,
dan
lainnya.(Santoso, 2010, p.281)
•
Tahap 4 : Pemilihan Teknis Estimasi Secara umum model dasar analisis conjoint adalah mengestimasi model dengan menggunakan persamaan :
Keterangan: U(X) = Utility total ij = Part worth atau nilai kegunaan dari atribut ke-i taraf ke-j. kj= Taraf ke-j dari atribut ke-i m = Jumlah atribut xij = Dummy variable atribut ke-i taraf ke-j. Untuk menentukan tingkat kepentingan atribut ke-i (Ai) ditentukan melalui formula berikut :
dimana: Ii = (max(ij) – min(ij)), untuk setiap i.
43
Tujuan mengevaluasi goodness-of-fit adalah untuk memastikan seberapa konsisten model memprediksi set evaluasi preferensi yang diberikan tiap responden. Untuk data rank-order, korelasi berdasarkan rank aktual dan terprediksi (misalnya: Spearman’s rho atau Kendall’s tau) digunakan. Jika penilaian metrik digunakan, korelasi Pearson sesuai untuk digunakan, seperti dalam regresi.
•
Tahap 5 : Interpretasi Hasil Conjoint analysis dapat mengukur tingkat kepentingan relatif dari tiap faktor. Karena estimasi part-worth biasanya dikonversikan ke dalam skala umum, kontribusi terbesar terhadap utilitas keseluruhan, dan faktor penting terpenting, adalah faktor dengan range terbesar (rendah ke tinggi) dari part-worth .(Hair et al, 2006, pp.508-11) Hasil dari analisis konjoin dapat digunakan untuk mengukur nilai kegunaan (utility) dan
nilai dari tiap atribut / kombinasi atribut . Nilai kegunaan
ini
menunjukkan preferensi konsumen terhadap taraf suatu atribut apakah disukai atau tidak disukai. •
Tahap 6 Validasi Hasil Conjoint Validasi eksternal secara umum melibatkan kemampuan conjoint analysis dalam memprediksi pilihan aktual, dan secara spesifik, masalah representative tidaknya sampel. Meskipun tidak ada evaluasi sampling error dalam model tingkat individual, periset harus selalu memastikan bahwa sampel mempresentasikan
44
populasi yang diteliti. Hal ini menjadi semakin penting jika hasil conjoint digunakan untuk segmentasi atau choice simulation.(Hair et al, 2006, p.512)
•
Tahap 7 : Penggunaan Manajerial dari Analisis Conjoint Conjoint analysis mengasumsikan bahwa tiap objek, misalnya merek dan perusahaan, atau konsep, misalnya positioning, positioning, benefits, images, dievaluasi sebagai kumpulan atribut. Setelah kontribusi tiap faktor terhadap evaluasi keseluruhan ditentukan, periset dapat : (Hair et al, 2006, p.513) 1)
Mendefinisikan objek atau konsep dengan fitur yang optimal.
2)
Menunjukkan kontribusi relatif dari tiap atribut dan level terhadap evaluasi keseluruhan dari objek.
3)
Menggunakan estimasi dari penilaian pembeli atau konsumen untukmemprediksi preferensi diantara objek-objek yang dimiliki kumpulan fitur berbeda (dengan asumsi faktor lain konstan).
4)
Mengisolasi grup konsumen potensial yang memberi tingkat kepentinganberbeda pada fitur untuk mendefinisikan segmen potensial menengah ke atasmaupun menengah ke bawah.
5)
Mengidentifikasi
kesempatan
pemasaran
dengan
cara
mengeksplorasi potensipasar untuk kombinasi fitur yang belum ada.
Dengan mengetahui struktur preferensi dari tiap individu, seorang periset memiliki fleksibilitas yang hampir tak terbatas dalam menganalisis reaksi individu maupun agregat terhadap suatu rangkaian produk atau jasa.
45
2.2 Penelitian yang Relevan Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai landasan berpikir metode – metode analisis yang akan digunakan yang memungkinkan dapat diterapkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah: 1) Hasil penelitian Amiluhur Soeroso (2008) dengan menggunakan analisis konjoin, yang berjudul “Pengembangan pariwisata Hijau Di wilayah Kaliurang-Kaliadem, Sleman, DIY Sebuah Penerapan Analisis Conjoint” ini dengan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menelaah preferensi wisatawan
terhadap potensi pariwisata hijau di kawasan kaliadem dan
engetahui nilai manfaat ekonomi pengembangan sumberdaya pariwisata baru yang efisien dan menyusun strategi pengembangannya. Dengan metode analisis konjoin, maka dapat diketahui karakteristik wisatawan kaliadem berdasarkan preferensi wisatawan serta nilai manfaat ekonomi dan strategi pengembangan bagi daerah wisata tersebut.. 2) Lalu dalam hasil penelitian Yuri Surhayadi (2009) dengan menggunakan analisis konjoint, kluster ,gap,, biplot, dan cochran, yang berjudul “Analisis Persepsi dan Preferensi Konsumen Terhadap Kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu dengan metode analisis kluster, analisis cochran, conjoint analysis, dan analisis gap dan biplot” , menghasilkan : (1) mengidentifikasi karakteristik demografi dan psikografi responden kawasan TNKpS (2) menganalisis atribut apa saja yang dipertimbangkan oleh responden ketika akan melakukan kunjungan wisata ke kawasan TNKpS (3) menganalisis persepsi responden TNKpS (4) menganalisis
46
preferensi responden terhadap TNKpS dan posisi TNKpS dimata responden dibandingkan kawasan sejenis (5) merumuskan implikasi manajerial yang tepat untuk pengembangan TNKpS ditinjau dari segi strategi pemasaran. Dalam penelitian tersebut adapun variabel penelitian yang digunakan adalah (1) tangible (2) reliability (3) responsiveness (4) assurance
(5) empahaty.
Diketahui karakteristik demografi dan
psikografi responden serta persepsi dan preferensi dari responden terhadap TNKpS sehingga dapat dihasilkan strategi pemasaran yang tepat. 3) Berikutnya penelitian yang dilakukan oleh Sérgio Dominique Ferreira Lopes (2009) dengan menggunakan analisis conjoint dan cluster, yang berjudul “Post Hoc Tourist Segmentation with Conjoint and Cluster Analysis” ,menghasilkan : Dimana tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui preferensi wisatawan (kategori usia muda) (2) mengetahui segmentasi berdasarkan preferensi wisatawan tersebut. Dengan variabel penelitian
diantaranya : (1) Weather (2) Cultural offer (3) Kind of
Destination (4) Leisure Offer & Night Fun (5). Dimana berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis conjoint, diketahui kombinasi atribut yang paling disukai responden adalah cuaca cerah, penawaran atraksi budaya yang tinggi, jenis destinasi pantai dengan penawaran kegiatan di malam hari yang tinggi , harga dengan kisaran 30Є dan lama berkunjung sekitar 2 minggu. 4) Penelitian
yang dilakukan Mehmet Mehmetoglu (2006) dengan
menggunakan
analisis konjoin, yang berjudul “Typologising nature-
47
based tourists by activity- Theoritical and practical implications ”, ini dengan Tujuan dari jurnal ini adalah , (1) untuk mengetahui segmentasi turis berbasis alam atas dasar kegiatan perjalanan, (2) untuk mengetahui apakah segmen tersebut memiliki perbedaan motivasi untuk perjalananan saat ini, serta untuk. Penelitian ini menggunakan metode cluster dan conjoint,dimana dengan menggunakan cluster terdapat 3 segmentasi berdasarkan kegiatan perjalanan diantaranya segmen I : orientasi terhadap budaya dan kesenangan aktivitas,segmen II : orientasi terhadap aktivitas alam (nature), dan segmen III : orientasi terhadap kegiatan alam, Namun demikian, perbedaan utama antara mereka yaitu wisatawan dengan berbagai kegiatan tinggi (aktif) dan mereka yang menilai kegiatan yang berbeda rendah (pasif). Metode conjoint digunakan untuk mencari pereferensi
konsumen
berdasarkan
wisatawan
yang
sudah
dikelompokkan, kegiatan-kegiatan wisata yang termasuk kedalam cluster wisatawan aktif adalah kegiatan yang beriorientasi terhadap budaya dan aktivitas alam, sedangkan kegiatan wisata yang hanya berorientasi terhadap kesenangan merupakan cluster yang menggolongkan wisatawan pasif. 5) Penelitian yang dilakukan oleh Sabouri, M. (2009) yang berjudul “Evaluating Web 2.0 Services Based on 7C Framework” ,menghasilkan : Pengakuan dan pemanfaatan web 2.0 karakteristik membuhtukan model referensi untuk mengevaluasi adaptasi berbasis web dengan fitur web 2.0. dalam penelitian ini kerangka 7c yang dikembangkan untuk menganalisis
48
e-commerce interface dan memeriksa pelanggan dalam menggunjungi sebuah website
No.
1.
2.
Tabel 2.2 Matrik Hasil Penelitian yang Relevan Nama Tahun Judul Hasil Penelitian Penelitian Peneliti dan Tahun Amiluhur 2008 Pengembangan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Soeroso pariwisata menelaah preferensi wisatawan Hijau Di terhadap potensi pariwisata hijau di wilayah kawasan kaliadem dan engetahui nilai Kaliurangmanfaat ekonomi pengembangan Kaliadem, sumberdaya pariwisata baru yang Sleman, DIY efisien dan menyusun strategi Sebuah pengembangannya. Dengan metode Penerapan analisis konjoin, maka dapat diketahui Analisis karakteristik wisatawan kaliadem Conjoint berdasarkan preferensi wisatawan serta nilai manfaat ekonomi dan strategi pengembangan bagi daerah wisata tersebut. Yuri 2009 Analisis (1) mengidentifikasi karakteristik Surhayadi Persepsi dan demografi dan psikografi responden Preferensi kawasan TNKpS (2) menganalisis Konsumen atribut apa saja yang dipertimbangkan Terhadap oleh responden ketika akan Kawasan melakukan kunjungan wisata ke Taman kawasan TNKpS (3) menganalisis Nasional persepsi responden TNKpS (4) Kepulauan menganalisis preferensi responden Seribu dengan terhadap TNKpS dan posisi TNKpS metode dimata responden dibandingkan analisis kawasan sejenis (5) merumuskan kluster, implikasi manajerial yang tepat untuk analisis pengembangan TNKpS ditinjau dari cochran, segi strategi pemasaran. Dalam conjoint penelitian tersebut adapun variabel analysis, dan penelitian yang digunakan adalah (1) analisis gap tangible (2) reliability (3) dan biplot responsiveness (4) assurance (5) empahaty. Diketahui karakteristik demografi dan psikografi responden serta persepsi dan preferensi dari
49
3.
Sérgio Dominique Ferreira Lopes
2009
4.
Mehmet Mehmetoglu
2006
responden terhadap TNKpS sehingga dapat dihasilkan strategi pemasaran yang tepat. Post Hoc Dimana tujuan dari penelitian ini Tourist adalah (1) mengetahui preferensi Segmentation wisatawan (kategori usia muda) (2) with Conjoint mengetahui segmentasi berdasarkan and Cluster preferensi wisatawan tersebut. Dengan Analysis variabel penelitian diantaranya : (1) Weather (2) Cultural offer (3) Kind of Destination (4) Leisure Offer & Night Fun (5). Dimana berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis conjoint, diketahui kombinasi atribut yang paling disukai responden adalah cuaca cerah, penawaran atraksi budaya yang tinggi, jenis destinasi pantai dengan penawaran kegiatan di malam hari yang tinggi , harga dengan kisaran 30Є dan lama berkunjung sekitar 2 minggu. Typologising Tujuan dari jurnal ini adalah , (1) nature-based untuk mengetahui segmentasi turis tourists by berbasis alam atas dasar kegiatan activityperjalanan, (2) untuk mengetahui Theoritical and apakah segmen tersebut memiliki practical perbedaan motivasi untuk implications perjalananan saat ini, serta untuk. Penelitian ini menggunakan metode cluster dan conjoint,dimana dengan menggunakan cluster terdapat 3 segmentasi berdasarkan kegiatan perjalanan diantaranya segmen I : orientasi terhadap budaya dan kesenangan aktivitas,segmen II : orientasi terhadap aktivitas alam (nature), dan segmen III : orientasi terhadap kegiatan alam, Namun demikian, perbedaan utama antara mereka yaitu wisatawan dengan berbagai kegiatan tinggi (aktif) dan mereka yang menilai kegiatan yang berbeda rendah (pasif). Metode conjoint digunakan untuk mencari
50
5.
Sabouri, M. (2009)
2009
pereferensi konsumen berdasarkan wisatawan yang sudah dikelompokkan, kegiatan-kegiatan wisata yang termasuk kedalam cluster wisatawan aktif adalah kegiatan yang beriorientasi terhadap budaya dan aktivitas alam, sedangkan kegiatan wisata yang hanya berorientasi terhadap kesenangan merupakan cluster yang menggolongkan wisatawan pasif. Evaluating Pengakuan dan pemanfaatan web 2.0 Web 2.0 karakteristik membuhtukan model Services Based referensi untuk mengevaluasi adaptasi berbasis web dengan fitur web 2.0. on 7C dalam penelitian ini kerangka 7c yang Framework dikembangkan untuk menganalisis ecommerce interface dan memeriksa pelanggan dalam menggunjungi sebuah website
51
2.3 Kerangka Pemikiran
Mulai
Penentuan penelitian
Rumusan masalah Penentuan Tujuan Penelitian StudiLiteratur
Metodeanalisis yang digunakan
Atribut Website 7C Framework
PerancanganKombin asi kuesioner Penyebarankuesioner
PengelolahadanAnalisis Data dengan analsis konjoin
Penentuan Metode Analisis Konjoin :
Penyusunan Kesimpulan & Rekomendasi
Selesai
-
PenentuanPengukuran Preferensi Konsumen Pengukuran estimate preference & actual preference
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
52
2.4 Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis deskriptif.Adapun hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha1 : Diduga terdapat perbedaan terhadap jumlah stimulan dari masing- masing atribut website.
Ha2 :Diduga terdapat perbedaan tingkat kepentingan dari masing – masing website Taman Nasional Gunung Gede Pangrango pada tiap responden.
Ha3 :Diduga ada hubungan positif antara estimates preference dan pendapat responden yang sebenarnya (actual preference) mengenai preferensi setiap atribut website Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.