BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, serta lembaga yang membantu pemerintah dalam melaksanakan kebijakan moneter. Sesuai dengan Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, tentang pengertian bank adalah: “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Menurut Kasmir (2013:5), yang dimaksud dengan bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan menurut Dendawijaya (2009), “ Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana pada waktu yang ditentukan”.
7
2.1.2 Jenis-Jenis Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan menyatakan bahwa bank dikategorikan menjadi dua jenis yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat. 1) Bank Umum Pengertian bank umum menurut Undang-Undang RI No. 10 tentang perbankan adalah: “ Bank Umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan bersifat umum, dalam pengertian dapat memberikan semua jasa perbankan dan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum juga dapat disebut bank komersial (commercial bank)”. 2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Pengertian Bank menurut Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan. BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2.1.3 Fungsi Bank Secara umum fungsi utama bank dalam menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai
8
tujuan atau sebagai financial internediary. Secara spesifik fungsi bank seperti yang dikemukakan oleh Budisantoso dan Triandaru (2006:9), sebagai berikut: 1) Agent Of Trust (Jasa dengan kepercayaan) Dasar utama perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik oleh bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat dengan dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjaman, debitur akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan juga bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo. 2) Agent of Development (Jasa untuk pembangunan) Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil. Kedua sektor tersebut tidak dapat dipisahkan, karena keduanya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak akan berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang
9
dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi distribusi dan konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangungan perekonomian suatu masyarakat. 3) Agent of Service (Jasa Pelayanan) Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.
2.1.4 Pengertian Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral
Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan. Di Indonesia, fungsi bank sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga atau nilai suatu mata uang yang berlaku di negara tersebut, yang dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi atau naiknya hargaharga yang dalam arti lain turunnya suatu nilai uang. Bank Sentral menjaga
10
agar tingkat inflasi terkendali dan selalu berada pada nilai yang serendah mungkin atau pada posisi yang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang dimilikinya.
2.1.5 Peran dan Fungsi Bank Indonesia Lembaga negara yang berperan sebagai bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia. Kaitannya dengan statusnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas keuangan negara kita. Peran bank sentral tersebut adalah menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka, berperan vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat terutama dalam dunia perbankan, berwenang untuk mengatur serta menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengakses informasi-informasi penting yang dinilai mengancam stabilitas keuangan, dan berperan sebagai jaring pengaman sistem keuangan melalui fungsinya sebagai lender of the last resort (LoLR).
Selain tugas dan peranannya, fungsi dari bank sentral juga sangat penting. Fungsi bank sentral yang utama adalah mengawasi seluruh aktivitas moneter negara Indonesia. Secara lebih spesifik, fungsi dari bank sentral ada beberapa, yaitu:
1) Memperlancar Lalu Lintas Pembayaran
11
Kaitannya
dengan
fungsinya
untuk
memperlancar
lalu
lintas
pembayaran, bank sentral berfungsi sebagai lembaga yang mencetak uang kartal, serta menyelenggarakan kliring antara bank umum.
2) Bank Sentral sebagai Bankir Sebagai bankir, bank sentral mempunyai tugas untuk memelihara rekening milik pemerintah, memberikan pinjaman sementara maupun pinjaman khusus, menerima pembayaran pajak, melakukan jual beli valuta asing, membantu pembayaran pemerintah pusat ke pemerintah daerah, mengedarkan surat berharga milik pemerintah, dan berbagai transaksi ekonomis lainnya. 3) Bank Sentral sebagai Agen dan Penasehat Pemerintah Fungsi dari bank sentral sebagai agen serta penasehat pemerintah meliputi melakukan pengadministrasian dan pengelolaan hutang nasional, memberikan informasi serta saran tentang keadaan pasar baik pasar uang maupun pasar modal, serta melakukan pembayaran bunga atas hutang Negara.
Selain ketiga point di atas, masih ada fungsi lainnya dari bank sentral yang tidak kalah pentingnya yaitu memelihara cadangan devisa Negara, memelihara cadangan bank umum, mengawasi berbagai kredit yang ada, mengawasi bank-bank, dan merupakan bankers bank serta lender of last resort.
12
2.1.6 Pengertian Uang Pengertian uang secara luas adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran utang atau sebagai alat untuk melakukan pembelian barang dan jasa (Kasmir, 2013:13). Secara umum uang tidak hanya berfungsi sebagai alat tukar, akan tetapi juga memiliki fungsi-fungsi lainnya seperti sebagai alat satuan hitung, penimbun kekayaan atau sebagai standar pencicilan utang. Kemudian uang biasanya hanya dapat dipergunakan dalam satu wilayah tertentu, misalnya negara, karena bisa saja satu mata uang tertentu tidak berlaku di negara lain dan sebaliknya, namun bisa saja satu mata uang negara tertentu berlaku di semua negara seperti mata uang US Dollar.
2.1.7 Jenis-Jenis Uang Uang yang dijadikan sebagai alat untuk melakukan berbagai kegiatan sehari-hari terbagi dalam beberapa jenis. Pembagian ini didasarkan kepada berbagai maksud dan tujuan penggunaannya sesuai dengan keperluan berbagai pihak yang membutuhkan. Jenis uang yang diterbitkan berdasarkan lembaga terdiri dari: 1) Uang Kartal, merupakan uang yang diterbitkan oleh Bank Sentral baik uang logam maupun uang kertas. 2) Uang Giral, merupakan uang yang diterbitkan oleh bank umum seperti cek, bilyet giro, traveller cheque, dan credit card. Perbedaan nyata dari kedua jenis uang ini adalah sebagai berikut:
13
a.
Uang kartal berlaku dan digunakan di seluruh lapisan masyarakat, sedangkan uang giral hanya digunakan dan berlaku di kalangan masyarakat tertentu saja.
b.
Nominal dalam uang kartal sudah tertera dan terbatas, sedangkan dalam uang giral harus ditulis lebih dulu sesuai dengan kebutuhan dan nominalmya tidak terbatas.
c.
Uang kartal dijamin oleh pemerintah tertentu, sedangkan uang giral hanya dijamin oleh bank yang mengeluarkan saja .
d.
Uang kartal ada kepastian pembayaran seperti yang tertera dalam nominal uang, sedangkan uang giral belum ada kepastian pembayaran, hal ini tergantung dari beberapa hal termasuk lembaga yang mengeluarkannya.
2.1.8 Fungsi Uang Pada awalnya fungsi uang hanyalah sebagai alat guna memperlancar pertukaran. Namun, seiring dengan perkembangan zaman fungsi uang pun sudah beralih dari alat tukar ke fungsi yang lebih luas. Uang sekarang ini telah memiliki berbagai fungsi sehingga benar-benar dapat memberikan banyak manfaat bagi pengguna uang. Beragamnya fungsi uang berakibat penggunaan uang yang semakin penting dan semakin dibutuhkan dalam berbagai kegiatan masyarakat luas. Fungsi-fungsi dari uang secara umum yang ada dewasa ini adalah sebagai berikut: 1) Alat tukar-menukar
14
Dalam hal ini uang digunakan sebagai alat untuk membeli atau menjual suatu barang maupun jasa. Dengan kata lain, uang dapat dilakukan untuk membayar terhadap barang yang akan dibeli atau diterima sebagai akibat dari penjualan barang dan jasa. Maksudnya penggunaan uang sebagai alat tukar dapat dilakukan terhadap segala jenis barang dan jasa yang ditawarkan. 2) Satuan hitung Fungsi uang sebagai satuan hitung menunjukkan nilai dari barang dan jasa yang dijual atau dibeli. Besar kecilnya nilai yang dijadikan sebagai satuan hitung dalam menentukan harga barang dan jasa secara mudah. Dengan adanya uang akan mempermudah keseragaman dalam satuan hitung. 3) Penimbun kekayaan Dengan menyimpan uang berarti kita menyimpan atau menimbun kekayaan sejumlah uang yang disimpan, karena nilai uang tersebut tidak akan berubah. Uang yang disimpan menjadi kekayaan dapat berupa uang tunai atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk rekening. Menyimpan atau memegang uang tunai di samping sebagai penimbun kekayaan juga memberikan manfaat lainnya. Memegang uang tunai biasanya memiliki beberapa tujuan seperti untuk memudahkan melakukan transaksi, berjaga-jaga atau melakukan spekulasi. Kemudian dengan menyimpan uang di bank justru akan menambah kekayaan karena akan memperoleh uang jasa berupa bunga. 4) Standar pencicilan utang
15
Dengan adanya uang akan mempermudah menentukan standar pencicilan utang piutang secara tepat dan cepat, baik secara tunai maupun secara angsuran. Begitu pula dengan adanya uang, secara mudah dapat ditentukan berapa besar nilai utang piutang yang harus diterima atau dibayar sekarang atau di masa yang akan datang.
2.1.9 Pengertian Prosedur Dalam melaksanakan suatu pekerjaan perlu adanya prosedur yang tepat agar setiap pekerjaan dapat diselesaikan secara efisien dan efektif serta sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Untuk lebih jelasnya akan di kemukakan mengenai pengertian prosedur diantaranya adalah: Menurut Zaki Baridwan (2009:3), prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan tang sering terjadi. Prosedur merupakan suatu kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu department atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang (Mulyadi, 2008:5). Menurut Muhammad Ali (2000:325), “ Prosedur adalah tata cara kerja atau cara menjalankan suatu pekerjaan”. Menurut Amin Widjaja (1995:83), “Prosedur adalah sekumpulan bagian yang saling berkaitan misalnya: orang jaringan gudang yang harus dilayani dengan cara yang tertentu oleh sejumlah pabrik dan pada gilirannya akan mengirimkan pelanggan menurut proses
16
tertentu”. Menurut Kammarudin (1992:836-837), “Prosedur pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya
dan
prosedur-prosedur
yang
berkaitan
melaksanakan
dan
memudahkan kegiatan utama dari suatu organisasi”. Berdasarkan beberapa pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan secara ringkas bahwa yang dimaksud dengan prosedur adalah suatu cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan.
2.1.10 Tujuan Prosedur Tujuan dari adanya sebuah prosedur adalah : 1) Agar pegawai atau staff menjaga konsistensi dan tingkat kinerja pegawai atau staff atau tim dalam organisasi atau unit kerja. 2) Untuk mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi. 3) Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pegawai atau staff yang terkait. 4) Untuk melindungi organisasi atau unit kerja dan pegawai atau staff dari penyelewengan atau kesalahan administrasi lainnya. 5) Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi. 6) Serta sebagai alat pengendalian intern dalam menjalankan tugas wewenang dalam sebuah perusahaan atau organisasi.
17
2.1.11 Pengertian Sistem BI-RTGS Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara individual. Pada sistem BI-RTGS hanya memperbolehkan peserta untuk mengkredit rekening peserta lainnya. Dengan sistem BI-RTGS, peserta pengirim melalui terminal RTGS di tempatnya mentransmisikan transaksi pembayaran ke pusat pengolahan sistem RTGS (RTGS central computer / RCC) di Bank Indonesia untuk proses settlement. Jika proses settlement berhasil, transaksi pembayaran akan diteruskan secara otomatis dan elektronis kepada peserta penerima. Keberhasilan proses settlement tergantung dari kecukupan saldo peserta pengirim karena dalam sistem BI-RTGS peserta hanya diperbolehkan untuk mengkredit peserta lain. Dengan kata lain, peserta BI-RTGS harus meyakinkan bahwa saldo rekeningnya di Bank Indonesia cukup (No Money No Game) sebelum peserta tersebut melaksanakan transfer ke peserta BIRTGS lainnya. 2.1.12 Tujuan Sistem BI-RTGS Tujuan dari adanya sistem BI-RTGS yaitu: 1) Mengurangi Risiko Penyelesaian Akhir (Settlement Risk) dalam sistem pembayaran nasional, karena transaksi dilakukan secara gross ( No Money No Game).
18
2) Menyediakan tambahan secara transfer dana antar peserta yang lebih cepat, efisien, aman dan handal. 3) Meningkatkan kepastian Penyelesaian Akhir. 4) Menyediakan informasi rekening peserta real time. 5) Meningkatkan efektivitas pengelolaan dana oleh bank.
2.1.13 Penyelenggara dan Peserta BI-RTGS Penyelenggara Sistem BI-RTGS yaitu Bank Indonesia c.q Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, Peserta dalam sistem BI-RTGS dibedakan menjadi 2, yaitu peserta langsung dan peserta tidak langsung. Peserta Langsung adalah peserta yang dapat mengirimkan transaksi RTGS dengan menggunakan identitas sendiri, seperti kantor pusat bank-bank umum. Sedangkan Peserta Tidak Langsung dapat mengirimkan transaksi
RTGS
dengan menggunakan identitas peserta langsung, seperti kantor cabang, karena tidak mempunyai identitas peserta langsung sehingga menggunakan identitas yang dimiliki oleh kantor pusat bank tersebut. Kriteria yang harus dipenuhi untuk menjadi peserta serta kewajiban pihak-pihak yang telah menjadi Peserta diatur sebagai berikut: 1) Pihak yang dapat mengajukan permohonan menjadi peserta adalah pihak yang memiliki rekening giro di Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai hubungan rekening giro antara Bank Indonesia dengan pihak ekstern. 2) Peserta dibedakan menjadi Peserta Langsung dan Peserta Tidak Langsung:
19
a) Peserta Langsung adalah peserta yang dapat melakukan transaksi sistem BI-RTGS secara langsung dengan menggunakan RTGS Terminal (RT) milik peserta yang bersangkutan. b) Peserta Tidak Langsung adalah peserta yang melakukan transaksi sistem BI-RTGS melalui RT milik Peserta Langsung berdasarkan perjanjian. c) Pada saat yang bersamaan, Peserta Tidak Langsung hanya dapat menggunakan RT milik satu peserta langsung. d) Calon Peserta dapat memilih untuk menjadi Peserta Langsung atau Peserta Tidak Langsung. Peserta Tidak Langsung dapat mengajukan permohonan untuk berubah menjadi Peserta Langsung dan sebaliknya. 2.1.14 Syarat Peserta BI-RTGS Persyaratan menjadi Peserta BI-RTGS adalah sebagai berikut: 1) Peserta Langsung Calon Peserta Langsung harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a) Memiliki Rekening Giro di Bank Indonesia b) Menyediakan perangkat sistem BI-RTGS, yang meliputi: i)
1 (satu) buah RT Server Utama;
ii) Minimal 1 (satu) buah RT Server Back-up; iii) Minimal 2 (dua) buah RT Workstation; iv) Minimal 1 (satu) buah printer;
20
v) System Network Architecture (SNA) card
untuk saluran
komunikasi leased line dan SNA Server Software; vi) Modem untuk saluran komunikasi dial up; vii) 2 (dua) nomor telepon untuk keperluan komunikasi Data Over Voice (DOV) dan dial up; dan viii) Software sistem operasi untuk RT Server Utama, RT Server Back-up dan RT Workstation. c) Sesuai
dengan
spesifikasi
yang
telah
ditetapkan
oleh
Penyelenggara, keikutsertaannya sebagai peserta juga didasarkan atas hasil kajian Bank Indonesia yang menyatakan bahwa keikutsertaan pihak selain Bank tersebut dalam Sistem BI-RTGS dapat memperlancar sistem pembayaran nasional. d) Menandatangani perjanjian penggunaan Sistem BI-RTGS antara Penyelenggara dengan Peserta Langsung. 2) Peserta Tidak Langsung Calon serta Tidak Langsung harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a) Memiliki rekening giro di Bank Indonesia b) Menandatangani perjanjian penggunaan sistem BI-RTGS antara Penyelenggara dengan Peserta Tidak Langsung. c) Melakukan perjanjian bilateral dengan Peserta Langsung yang memiliki RT yang akan digunakan oleh Peserta Tidak Langsung, yang sekurang-kurangnya memuat klausula sebagai berikut:
21
i)
Pengaturan hak dan kewajiban Peserta Langsung dan Peserta Tidak Langsung;
ii) Tanggung jawab atas kerahasiaan dan/atau penyalahgunaan data dan informasi; iii) Mekanisme pelaksanaan transaksi baik dalam keadaan normal maupun pada saat terjadi kondisi gangguan atau keadaan darurat di Peserta Langsung; iv) Besarnya biaya penggunaan RT Peserta Langsung oleh Peserta Tidak Langsung; v) Besarnya biaya penggunaan RT Peserta Langsung oleh Peserta Tidak Langsung; vi) Pernyataan bahwa perjanjian tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan Bank Indonesia dan perjanjian. d) Khusus untuk calon Peserta Tidak Langsung yang merupakan Unit Usaha Syariah (UUS), dalam hal UUS tersebut bermaksud untuk menggunakan RT Peserta Langsung Bank dapat dituangkan dalam bentuk kesepakatan atas dokumen internal bank. 2.1.15 Mekanisme dan Prosedur Pelaksanaan BI-RTGS Sistem BI-RTGS terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: 1) RCC merupakan sistem komputer yang berada di lokasi Penyelenggara, yang digunakan untuk memproses Penyelesaian Akhir semua transaksi yang dikirim oleh Peserta. RCC terdiri dari 2 (dua) komponen utama, yaitu: a.
Interbank Funds Transfer System (IFTS)
22
IFTS adalah sub sistem yang berfungsi untuk menerima dan memproses data transaksi, menyediakan data-data di database RCC yang dapat di-enquiry oleh Peserta, laporan-laporan settlement dan laporan-laporan lainnya bagi semua Peserta. b.
Settlement Account (SA) SA adalah sub sistem yang mencatat saldo rekening Giro seluruh Peserta secara real time. RCC terdiri dari RCC Utama dan RCC Back Up.
2) RTGS Terminal (RT) RT merupakan sistem komputer yang berada di lokasi Peserta yang terhubung dengan RCC secara online yang berfungsi untuk melakukan berbagai transaksi. 3) RT terdiri dari RT Server Utama, RT Server Back-up, dan RT Workstation dan Jaringan komunikasi data. Jaringan komunikasi data terdiri dari: a. Infrastruktur komunikasi yang menghubungkan antara RT Peserta dengan RCC; dan b. Infrastruktur komunikasi yang menghubungkan RCC dengan infrastruktur teknologi informasi USD/IDR PvP di Hongkong.
Prosedur Umum Pengoperasian Sistem BI-RTGS pada Peserta adalah sebagai berikut: a.
Administrator pada central department melakukan system start up dan department start up.
23
b.
Supervisor pada central department melakukan log-on ke RCC.
c.
Selanjutnya setiap RT Workstation dapat melakukan pengiriman transaksi IFTS dan pesan-pesan administratif dengan proses sebagai berikut: 1.
Peserta
membuat
dokumen/warkat
sumber
atau
data
elektronik sebagai dasar perekaman data transaksi. Format dokumen/warkat tersebut diatur oleh masing-masing Peserta. 2.
Operator memasukkan password dan melakukan perekaman data transaksi antara lain dengan memasukkan data sebagai berikut: a) Member Code Peserta pengirim; b) Member Code Peserta penerima; c) Tanggal Valuta; d) Jumlah nominal; e) Related TRN (Rel TRN), merupakan referensi internal Peserta sehubungan dengan transaksi Sistem BI-RTGS; f) Jenis transaksi berdasarkan TRN; g) Nomor rekening, nama dan alamat pemberi amanat/ rekening yang akan dibebani; h) Nomor rekening, nama dan alamat penerima amanat/ rekening yang akan menerima; i) Payment detail, memuat keterangan mengenai transaksi seperti tujuan transaksi; j) Member to member information;
24
k) Currency; l) Exchange rate; m) Interest rate; n) Period; dan o) Deal/stock code 3.
Supervisor dapat melakukan persetujuan, penolakan atau pembatalan transaksi yang telah di-input oleh operator. Dalam hal terdapat pembatasan kewenangan supervisor untuk melakukan approval maka terhadap transaksi yang nominalnya melebihi pembatasan yang ditetapkan harus dilakukan 2 (dua) tahap approval yaitu pre approval dan final approval. a) Persetujuan (Approval) Supervisor melakukan persetujuan atas data transaksi yang di construct oleh operator apabila data transaksi telah sesuai dengan dokumen/warkat sumber sebagai dasar perekaman data transaksi. Jika data transaksi yang di-transmit ke RCC telah sesuai dengan persyaratan pengiriman transaksi ke RCC (valid) maka status transaksi adalah AP AK (Approved Acknowledge) dan pada saat yang bersamaan akan menghasilkan transmit copy yang dapat di cetak. Jika data transaksi tidak valid pada saat di-transmit ke RCC maka status transaksi adalah AP NK (Approved
25
Negative Acknowledge). Jika transaksi telah diterima dan di-settle di RCC maka status transaksi adalah CP AK (Completed Acknowledge). Pada saat yang bersamaan dihasilkan completion advice yang dapat dicetak sedangkan
Peserta
penerima
akan
menerima
confirmation advice. b) Penolakan (Reject Amend) Supervisor melakukan penolakan (reject amend) atas data transaksi yang di-construct oleh operator apabila data transaksi tidak sesuai dengan dokumen/warkat sumber sebagai dasar perekaman data transaksi. Pada saat yang bersamaan pada printer Peserta akan tercetak Reject Copy. Untuk selanjutnya operator menyesuaikan data transaksi dengan dokumen/warkat sumber. Status transaksi setelah reject amend adalah RJ NT (Reject Not Transmit). c) Pembatalan (Reject Cancel) Supervisor dapat melakukan pembatalan (reject cancel) dan data transaksi yang di-construct oleh operator. Pada saat yang bersamaan pada printer Peserta akan tercetak cancel copy. Status transaksi setelah reject cancel adalah CA NT (Cancelled Not Transmit).
26
4.
Untuk kepentingan pengambilan keputusan supervisor dan administrator dapat melihat data-data yang diperlukan melalui menu “Supervisory”.
5.
Apabila diperlukan, administrator dan supervisor dapat memonitor seluruh aktifitas yang terjadi melalui RT, melalui menu “Audit Trail”.
6.
Selama Jam Operasional, supervisor dimungkinkan untuk mengambil data transaksi dari RCC dan mencetaknya pada printer Peserta untuk transaksi tanggal valuta terakhir dan valuta sekarang dengan key nomor ISN/OSN masing-masing transaksi. Retrieval data transaksi dilakukan dengan tata cara sebagai berikut: a) Peserta harus mengajukan permintaan ISN/OSN kepada Penyelenggara melalui fasilitas telepon. Selain itu di mungkinkan untuk mencetak laporan ringkas per Peserta dan rincian incoming transfer dan outgoing transfer. b) Penyelenggara memberikan nomor ISN/OSN melalui fasilitas telepon. Peserta melakukan retrieval transaksi melalui
RT
oleh
user
setingkat
supervisor
dan
administrator. 7.
RT dapat mengirimkan pesan-pesan administratif kepada RT lainnya dan RCC. Pengiriman transaksi ini dilakukan oleh 2 (dua) user setingkat supervisor dan administrator.
27
8.
Pada akhir hari setelah Peserta menyelesaikan seluruh transaksi, dilakukan hal-hal sebagai berikut:\ a) Supervisor pada central department melakukan log-off dari RCC; b) User setingkat administrator melakukan department shut-down; c) User setingkat administrator melakukan system shutdown; dan d) Supervisor melakukan batch akhir hari.
2.1.16 Sistem Informasi Akuntansi Organisasi tergantung pada sistem informasi untuk dapat berdaya saing. Informasi juga merupakan sumber daya, sama seperti pabrik dan peralatan. Produktivitas, sebagai faktor yang penting untuk mempertahankan daya saing perusahaan, dapat ditingkatkan dengan sistem informasi yang lebih baik. Akuntansi, sebagai suatu sistem informasi, mengidentifikasi, mengumpulkan, memproses dan mengomunikasikan informasi ekonomi mengenai suatu entitas ke berbagai kelompok orang. Informasi merupakan suatu data yang diorganisasi yang dapat mendukung ketepatan pengambilan keputusan. Sistem merupakan sekumpulan sumber daya yang saling terkait untuk mencapai tujuan. Sistem Informasi Akuntansi (George & William, 2006;3) merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. Informasi
28
tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan. Sistem Informasi Akuntansi tersebut dapat diaplikasikan dengan cara manual ataupun terkomputerisasi.
2.1.17 Penggunaan Teknik Sistem Teknik Sistem merupakan alat yang digunakan dalam analisis, desain dan dokumentasi sistem serta memahami kaitan antar-subsistem. Teknik sistem ini biasanya berupa diagram. Teknik sistem penting bagi pihak manajemen. Teknik ini juga tidak dapat dipisahkan dari personel yang terlibat dalam pengembangan sistem informasi. Teknik sistem juga digunakan oleh akuntan yang membuat sistem, entah membuat sistem untuk perusahaannya sendiri atau untuk perusahaan lain, pada saat mereka bertindak sebagai konsultan. Seperti yang sudah dikatakan pada paragraph sebelumnya, Teknik Sistem biasanya digunakan oleh pihak manajemen untuk melakukan pengawasan terhadap sautu kegiatan perusahaan. Lazimnya, manajemen dibagi menjadi dua komponen dasar. Komponen pertama disebut Manajemen Interim. Manajemen Interm bertujuan untuk menaksir seberapa jauh struktur pengendalian internal suatu organisasi dapat diandalkan. Manajemen semacam ini biasanya memerlukan uji kepatuhan (Complience Test). Tujuan pengujian ini adalah untuk memastikan kesesuaian proses produksi perusahaan sesuai dengan pedoman/ aturan tertentu, memastikan eksistensi, menilai efektivitas, dan mengecek kelangsungan operasi pengendalian internal yang akan menjadi dasar penilaian.
29
Komponen Manajemen yang kedua adalah Manajemen Laporan Keuangan. Manajemen Laporan Keuangan melibatkan pengujian substantif. Pengujian substantif sendiri merupakan verifikasi angka dalam laporan keuangan secara langsung. Sebagai contoh : pengujian substantif kas akan melibatkan konfirmasi saldo bank secara langsung. Pengujian substantif piutang dagang akan melibatkan konfirmasi saldo piutang dengan pelanggan. Adapun kegiatan-kegiatan yang secara garis besar dilakukan oleh Manajemen dalam penggunaan teknik sistem adalah sebagai berikut : 1) Evaluasi Pengendalian Internal Sebagaimana disampaikan sebelumnya, pihak Manajemen sering terlibat dalam proses evaluasi pengendalian internal. Dalam hal ini, pihak manajemen biasanya berkepentingan dengan arus pemrosesan dokumen dan distribusi dokumen dalam sistem aplikasi. Mengingat pemisahan tugas merupakan satu aspek pengendalian internal yang penting, pihak manajemen membutuhkan teknik yang memecah sistem untuk
mengevaluasi
distribusi
dokumen
dan
memecah
tugas
antarpersonel atau departemen. Flowchart analitis, flowchart dokumen, dan diagram distibusi formulir dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk menganalisis distribusi dokumen. Teknik sistem lain seperti kuisioner dan metode matriks, juga digunakan untuk mengevaluasi pengendalian internal. 2) Pengujian Kepatuhan Pihak manajemen menjalankan uji kepatuhan untuk mengkonfirmasi eksistensi, menilai efektivitas, dan mengecek pelaksanaan pengendalian
30
internal. Jika pengendalian yang akan dievaluasi merupakan komponen dari
suatu
sistem
informasi
organisasi,
maka
auditor
perlu
mempertimbangkan teknologi yang digunakan dalam sistem informasi. Oleh karena itu, Pihak manajemen perlu memahami teknik sistem yaang biasanya digunakan untuk mendokumentasikan sistem informasi seperti input proses output, diagram hierarki, flowchart program, diagram alur data logika, tabel keputusan, dan metode matriks. 3) Kertas Kerja Kertas Kerja merupakan catatan mengenai prosedur dan pengujian yang dilakukan dalam proses manajemen, Informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan menajamen, dan simpulan yang ditarik dari hasil manajemen. Pihak
manajemen
menggunakanan
teknik
sistem
untuk
men-
dokumentasikan dan menganalisis isi dalam kertas kerja. Kuisioner pengendalian internal, flowchart analitis, dan flowchart sistem sering tampak dalam kertas kerja karena mereka merupakan alat yang lazim digunakan oleh pihak manajemen untuk mengevaluasi pengendalian internal.
2.1.18 Penggunaan Teknik Sistem dalam Pengembangan Sistem Proyek pengembangan sistem biasanya terdiri dari tiga fase, yaitu : analisis sistem, desain sistem, dan implementasi sistem. Berikut adalah penjelasannya : 1) Analisis Sistem
31
Analisis Sistem mencakup pencarian fakta dengan menggunakan teknik wawancara, kuisioner, review dokumen, dan observasi. Teknik formal yang digunakan untuk mengelola fakta meliputi analisis pengukuran pekerjaan, analisis distribusi pekerjaan, dan teknik matriks yang lain. Analisis arus informasi juga merupakan bagian yang penting dari proses analisis. Teknik sistem yang berguna untuk analisis informasi adalah diagram alur data logika dan flowchart analitis. Kedua teknik ini sangat berguna untuk mendapatkan gambaran mengenai pemrosesan transaksi dalam suatu organisasi secara menyeluruh. 2) Desain Sistem Desain sistem melibatkan penyusunan cetak biru sistem secara lengkap dan utuh. Yang dimana dalam hal ini adalah berupa perencanaan secara menyeluruh mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Sebagaimana seniman membutuhkan alat khusus untuk dapat menggambar, desainer juga membutuhkan alat untuk membantu mendesain proses. Alat tersebut juga dapat berupa matriks input/ output, flowchart sistem, dan diagram alur data. 3) Implementasi Sistem Implementasi Sistem merupakan penerapan desain yang telah dibuat. Aktivitas yang biasanya tercakup dalam implementasi adalah pemilihan dan
pelatihan
personel,
pemasangan
peralatan
komputer
dan
infrastruktur, desain sistem secara detail, penulisan dan pengujian program komputer, pengujian sistem, pembuatan standar, dokumentasi dan konversi file dari sistem lama ke sistem baru. Yang dimana,
32
diantara semua aktivitas tersebut, Dokumentasi
merupakan bagian
terpenting dalam implementasi sistem. Karena teknik sistem seperti flowchart program dan tabel keputusan, juga berfungsi sebagai alat dokumentasi, sekaligus alat analisis bagi programer. Dokumentasi yang baik, sebagai akibat dari penggunaan teknik sistem dalam proses analisis dan desain sistem informasi, sangat membantu pelaksanaan pelatihan karyawan dan berguna untuk memastikan bahwa spesifikasi desain dapat terpenuhi.
2.1.19 Simbol Flowchart dalam Penggunaan Teknik Sistem Flowchart merupakan teknik sistem yang paling sering digunakan. Flowchart merupakan diagram simbol yang menunjukkan arus data dan tahapan operasi dalam sebuah sistem. Pemakaian flowchart meluas seiring denagan berkembangnya komputerisasi pemrosesan data bisnis. Pemakaian yang meluas ini memicu perlunya keseragaman simbol dan konvensi yang digunakan. Di Amerika Serikat, kebutuhan akan keseragaman terpenuhi dengan adanya publikasi “American National Standard Flowchart Symbols and Their Usagein Information Processing”. Versi yang sekarang berlaku adalah ANSI X 3.5.-1970. ANSI X 3.5.-1970 mendefinisikan empat kelompok simbol flowchart yaitu simbol dasar, simbol input/output, simbol proses, dan simbol tambahan. ANSI mendefinisikan bentuk setiap simbol tersebut dan mengilustrasikan penggunaan simbol tersebut.
33
Input/Output
Proses
Garis Arus
Anotasi
GAMBAR 2.1 Simbol Dasar
Simbol Dasar (Gambar 2.1) mencakup simbol input/ output, simbol proses, simbol arus data, serta simbol anotasi (komentar). Simbol-simbol ini terkait dengan fungsi dasar pemrosesan data. Sedangkan simbol khusus dapat digunakan untuk menggantikan simbol dasar guna memberikan informasi tambahan. Simbol input/ output menggambarkan fungsi input/ output, yaitu membuat data tersedia untuk diproses dan mencatat informasi hasil suatu pemrosesan. Sebagai contoh, keyboard atau disk magnetik digunakan untuk memasukkan data untuk diproses. Data yang telah diproses dikeluarkan dalam bentuk kertas atau dalam bentuk disk magnetik yang lain. Simbol proses menggambarkan setiap fungsi pengolahan data. Sebagai contoh, eksekusi serangkaian operasi yang menyebabkan perubahan nilai informasi, bentuk informasi, atau lokasi informasi.
34
Simbol garis arus digunakan untuk mengaitkan simbol yang satu dengan simbol yang lainnya. Garis alur ini mengindikasikan urutan informasi dan operasi yang harus dijalankan. Garis alur dapat saling bersilangan, yang berarti dua alur tersebut tidak memiliki kaitan logis satu dengan yang lainnya. Garis alur ini juga dapat menyatu dari beberapa alur menjadi satu alur. Setiap alur yang menyatu mesti diberi anak panah untuk memudahkan pemahaman alur. Simbol anotasi (Komentar) menggambarkan deskripsi tambahan atau catatan penjelas. Garis putus-putus dikaitkan dengan simbol yang diberi komentar. Selain simbol dasar, Terdapat juga Simbol Output/ Input Spesifik yang juga dapat digunakan pada flowchart. Berikut adalah gambar dan penjelasannya :
Punched Card
Dokumen
Penyimpanan Online
Input Manual
Magnetic Tape
Display
Punched Tape
Link Komunikasi
Magnetik Disk
Penyimpanan Offline
GAMBAR 2.2 Simbol Input/ Output Spesifik
35
Simbol punched-card menggambarkan fungsi input output jika media yang digunakan adalah punched card, meliputi mark-sense card, sub cards, deck of cards, file of cards dan lain sebagainya. Simbol penyimpanan online menggambarkan fungsi input/ output dengan menggunakan berbagai media penyimpanan online, seperti disk magnetik atau optical disk. Simbol magnetic tape, simbol punched tape, simbol magnetic drum, simbol magnetic drum, simbol magnetic disk,
dan simbol dokumen masing-masing
menggambarkan fungsi input/ output menggunakan media tertentu. Simbol input manual menggambarkan fungsi input pada saat informasi dimasukkan secara manual pada saat pemrosesan, seperti menggunakan keyboard, touchscreen, ataupun switchsetting. Simbol display menggambarkan fungsi input/ output pada saat informasi disajikan ke pengguna pada saat pemrosesan dengan menggunakan media video, printer console,
plotter,
dan
lain
sebagainya.
Simbol
link
komunikasi
menggambarkan suatu fungsi tranmisi informasi menggunakan media teleomunikasi.
Simbol
penympanan
offline
menggambaran
fungsi
penyimpanan informasi offline, tanpa memperhatikan media yang digunakan untuk menyimpan informasi tersebut. Yang terakhir, simbol flowchart juga dapat dikelompokkan dalam kelompok Simbol Proses Khusus dan Simbol Tambahan, berikut adalah gambar dan penjelasannya:
36
Simbol Proses Khusus
Keputusan
Operasi Pembantu
Proses Predefined
Penggabungan
Persiapan
Ekstrak
Operasi Manual
Sortir
Perakitan
Simbol Tambahan
Konektor
Terminal
GAMBAR 2.3 Simbol Proses Khusus dan Simbol Tambahan
37
Simbol Proses Khusus menggambarkan fungsi pemrosesan dan dmengidentifikasi jenis operasi yang akan digunakan untuk mengolah informasi. Jika tidak tersedia simbol proses, maka dapat digunakan simbol proses dasar. Simbol keputusan menggambarkan satu keputusan untuk menentukan operasi mana yang harus dijalankan dari berbagai alternatif jalur operasi yang tersedia. Simbol proses predefined menggambarkan satu prosedur yang terdiri dari satu atau lebih operasi atau program yang tidak ditentukan pada simbol flowchart
yang
lain.
Simbol
persiapan
menggambarkan
modifikasi
serangkaian intruksi yang mengubah program, sebagai contoh, memilih alternatif dari alternatif yang tersedia, memodifikasi indeks, atau memulai suatu rutin. Simbol operasi manual menggambarkan proses offline yang dilakuan oleh manusia tanpa bantuan alat mekanis apapun. Simbol operasi auxiliary menggambarkan operasi offline yang dijalankan pada suatu peralatan tertentu, yang tidak berada dibawah kendali langsung Central Procesing Unit. Simbol penggabungan, ekstrak, sortir, dan perakitan masing-masing menggambarkan tipe fungsi pengolahan tertentu. Simbol Tambahan dapat digunakan untuk memperjelas flowchart atau
untuk
mempermudah
pembuatan
flowchart.
Simbol
konektor
menggambarkan alur keluar dari (atau masuk ke dalam) flowchart menuju (atau dari) bagian flowchart yang lain. Satu set yang terdiri dari dua simbol konektor digunakan untuk menggambarkan arah arus yang kontinu jika arus tersebut terpotong akibat tidak cukupnya area gambar. Simbol terminal
38
menggambarkan titik ujung dari sebuah flowchart, seperti titik awal, titik akhir, atau titik interupsi. Simbol digunakan dalam flowchart untuk menggambarkan fungsi suatu informasi atau fungsi suatu jenis sistem yang lain. Arah aliran digambarkan sebagai garis antarsimbol. Jika arah aliran tidak dari kiri ke kanan ataupun dari atas ke bawah, maka agaris tersebut perlu dilengkapi dengan anak panah untuk memudahkan memahami aliran data. Jika suatu alur terpaksa putus karena keterbatasan halaman, maka simbol konektor harus digunakan untuk mengindikasikan adanya penyambungan alur ke bagian lain atau halaman lain. Untuk lebih jelasnya, berikut akan disajikan beberapa ilustrasi penggunaan simbol flowchart :
39
Arah Arus Normal Faktur
Tinjauan & Pengesahan
Faktur telah diotorisasi
Arus Balik Ditunjukkan dengan Anak Panah Faktur
Tinjauan & Pengesahan
Faktur telah diotorisasi
Penggunaan Simbol Konektor Penyimpanan
Pembelian
Faktur
A
Faktur
A
Arus Dua Arah Ditunjukkan dengan Anak Panah Rekuisisi
Mempersiapkan File Vendor
Order Pembelian Dan Memperbarui File Vendor
Gambar 2.4 Ilustrasi Penggunaan Flowchart
40
Gambar 2.4 menyajikan empat ilustrasi penggunaan simbol flowchart. Dalam ilustrasi yang pertama, dapat dilihat simbol dokumen digunakan untuk melambangkan faktur, sebagai input untuk suatu operasi manual. Teks didalam simbol operasi manual menjelaskan bahwa faktur ditinjau ulang dan diotorisasi. Faktur yang telah diotorisasi menjadi output dari proses ini. Ilustrasi berikutnya juga menggambarkan kejadian yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda. Dalam contoh tersebut, dapat dilihat aliran data yang tidak normal yang harus digambarkan dengan garis beranak panah. Dalam ilustrasi yang ketiga, tampak bagaimana simbol konektor digunakan untuk menggambarkan perpindahan formulir permintaan barang dari departemen penjualan ke departemen pembelian. Dalam ilustrasi yang keempat, dapat dilihat persiapan manual sebuah order pembelian. Simbol dokumen digunakan untuk menggambarkan permintaan pembelian sebagai lambang input untuk suatu proses manual. Simbol anotasi digunakan untuk mengindikasikan operasi manual. Anotasi digunakan karena tempat dalam simbol operasi manual yang tersdia tidak cukup untuk memuat seluruh teks penjelasan. Simbol Input/ Output dasar digunakan untuk menggambarkan file pemasok. Misalkan file ini berupa kertas atau kartu, maka boleh juga digambarkan dengan simbol dokumen. Simbol dasar input/ output dapat digunakan untuk setiap input/ output, tidak peduli bentuk fisik input/ output tersebut. Sedangkan untuk anak panah bolak balik digunakan untuk menggambarkan hubungan dua arah antara operasi manual dengan file
41
pemasok. Ini mengindikasikan bahwa file vendor digunakan dalam operasi manual dan sekaligus diperbarui oleh proses operasi manual.
2.1.20 Flowchart Analitik Flowchart Analitik merupakan Flowchart yang paling sering digunakan untuk menjelaskan sistem kerja suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan Flowchart Analitik memiliki kelebihan-kelebihan tertentu dalam penggunaannya, seperti lebih terperinci, lebih terstruktur, lebih mudah dipahami, dan lebih mudah dalam melakukan evaluasi bila diperlukan. Flowchart Analitik serupa dengan dengan flowchart sistem, baik dalam hal detail rincian maupun teknik pembuatan. Terlihat pada contoh Flowchart Analitik pada Gambar 2.5, Alur proses ditandai dengan penggunaan simbol yang dihubungkan dengan garis. Flowchart Analitik mengidentifikasi semua proses signifikan pada sebuah aplikasi, dengan penekanan pada pemrosesan tugas. Pada Flowchart Analitik juga ditekankan mengenai pemisahan peran perkelompok yang terlibat dalam sistem kerja tersebut. Berikut adalah contoh dari Flowchart Analitik :
42
Pembelian Daftar Vendor Disahkan
Pemasok Memilih Vendor
Mempersiapkan permintaan untuk komenttar
Permintaan Untuk Komentar
Permintaan Untuk Komentar
Komentar
Komentar
Memlih Penawaran
Mempersiap kan Order Pembelian
Order Pembelian
Gambar 2.5 Flowchart Analitik
43
Order Pembelian
Dalam pembuatan flowchart, khususnya flowchart analitik terdapat beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam proses pembuatannya. Proses pembuatan flowchart ini dibagi menjadi beberapa tahapan memiliki tujuan agar nantinya dapat mempermudah proses pembuatan flowchart analitik tersebut. Adapun tahapan-tahapan yang harus diperhatikan yaitu : 1) Merencanakan Flowchart Pertama, kita harus mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan. Jika flowchart dibuat dengan menggunakan bantuan komputer, dibutuhkan aplikasi perangkat lunak yang tepat. Jika flowchart akan digambar diatas kertas, maka dibutuhkan template flowchart dan alat tulis yang sesuai. Berikutnya perlu ditentukan jenis flowchart apa yang akan dibuat. Pemilihan jenis ini biasanya didasarkan pada tujuan membuat flowchart. Dalam Laporan ini Penulis mengambil Flowchart Analitik sebagai pembahasan utama. 2) Memilih Simbol Setelah menentukan jenis flowchart yang dibutuhkan, penting untuk memilih simbol yang akan digunakan untuk menggambar flowchart. Simbol standar ANSI X3.5, Sebagaimana telah dibahas, disarankan untuk dipakai, tetapi dalam beberapa kasus, perusahaan memiliki simbol tersendiri.
44
Input/ Output
Dokumentasi
Proses
Terminal
Garis Arus Konektor Anotasi, Komentar
Proses Manual
Konektor Off-Page
Penyimpanan Offline A = Alpabetik N = Berdasarkan Angka D = Berdasarkan Tanggal Gambar 2.6 Simbol untuk Prosedur Manual Membuat Flowchart
3) Analisis Sistem Ketika menyiapkan berbagai tipe flowchart, penting untuk meninjau data yang akan digambar untuk mendapat pemahaman yang baik mengenai diskripsi sebuah sistem. Ketika mempersiapkan pembuatan flowchart analitik, perlu untuk menentukan entitas apa yang akan digambarkan sebagai kolom yang terpisah. Biasanya hanya entitas yang
45
aktivitas pengolahan datanya akan digambarkan secaara rinci. Tahap selanjutnya dalam analisis adalah mengidentifikasi dokumen yang akan terlibat dalam proses pengolahan. Yaitu menjabarkan kembali dokumen-dokumen apa yang digunakan dalam Kegiatan Operasi tersebut, contohnya seperti : Surat Pemberitahuan dari Pelanggan, Slip Setoran, Batch Control, Buku Piutang dagang, dll. 4) Menggambar Flowchart Pada tahapan ini mulailah untuk menggambar flowchart sesuai dengan Alur pada Sistem Operasi tertentu. 5) Peraturan Sandwich Dalam pembuatan Flowchart ada satu peraturan
yang harus
diperhatikan, yaitu Peraturan Sandwich, yang dimana peraturan Sandwich ini adalah suatu peraturan yang mengharuskan setiap simbol proses harus memiliki input dan output yang jelas, jadi setiap simbol proses harus diapit simbol Input dan simbol output. Pembayaran Tunai
Bukti Pembayaran
Mempersiapk an Batch Control Total
Pembayaran Tunai
Bukti Pembayaran
Batch Control Total
Gambar 2.7 Contoh Penerapan Peraturan Sandwich
46
6) Penggunaan Simbol Konektor Penggunaan simbol konektor adakalanya menimbulkan pertanyaan mengenai kejelasan flowchart. Satu manfaat penting dalam penggunaan simbol konektor adalah simbol ini memberi fleksibilitas untuk membuat modul-modul flowchart dan pembuatan garis yang panjang dan melintang antarkolom yanng saling berjauhan dapat dihindarkan. Penambahan kolom dan pemindahan kolom dapat dilakukan tanpa harus menghapus garis dan menggambar ulang garis. Karakteristik ini bermanfaat, khususnya pada saat kita sedang memperbaiki flowchart yang sudah ada. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada banyak pilihan yang harus dibuat pada saat mempersiapkan sebuah flowchart. Flowchart yang dihasilkan harus dapat menggambarkan fungsi sebuah sistem dengan jelas. Adapun lima panduan umum ketika menggambar flowchart jika dijabarkan secara singkat adalah : - Analisis Sistem untuk mengidentifikasi entitas dan dokumen, sebagaimana telah dijelaskan dalam penjelasan tersebut - Pilih simbol yang akan digunakan sesuai dengan panduan umum yang sudah dijelaskan pada paragraph diatas - Buatlah sketsa kasar flowchart sistem untuk menentukan letak kolom entitas dan alur dokumen - Review sketsa tersebut untuk memastikan tidak ada aktivitas yang terlewatkan ataupun tidak ada kesalahan - Akhirnya, pastikan flowchart tersebut telah menggambarkan sistem dengan jelas, jika diperlukan, tambahkan komentar.
47