BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Teknologi Sistem Informasi a. Teknologi Goodhue dalam Jumaili (2005:724) mendefinisikan teknologi sebagai alat yang digunakan individu untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas mereka. Teknologi merujuk pada sistem komputer yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan data serta data dukungan layanan yang disediakan untuk membantu para pemakai dalam menyelesaikan tugasnya. Sementara RossLarson, dkk dalam Udiyana (2000:11) mengartikan teknologi sebagai koleksi proses fisik yang mengubah masukan menjadi keluaran atau sebagai rincian mengenai masukan, keluaran serta pengaturan procedural dan organisatoris yang diperlukan untuk mengubah masukan menjadi keluaran. Menurut Husein (2002:12) yang dimaksud dengan teknologi adalah perangkat keras komputer yang digunakan untuk membantu membantu aktivitas input, processing, dan output dalam suatu sistem informasi; software komputer terdiri dari instruksi-instruksi yang telah diprogram untuk mengontrol dan mengkoordinasikan perangkat keras komputer, teknologi penyimpanan data, teknologi komunikasi yang memudahkan bagi manajer behubungan dari suatu tempat ke tempat lain.
511
b. Informasi Menurut Husein (2002:9) informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti dan bermanfaat bagi manusia. Menurut Bodnar (2000:1) data adalah aliran fakta-fakta mentah yang menunjukkan peristiwa yang terjadi dalam organisasi dan lingkungan fisik sebelum diorganisir dan ditata menjadi suatu bentuk yang bisa dipahami dan digunakan. Informasi juga dapat didefinisikan sebagai data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Gordon B.Davis dalam Jogiyanto (2000:25) informasi merupakan data yang diolah ke dalam suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami dalam keputusan sekarang maupun masa depan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diolah dan dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. c. Sistem Informasi Saat ini informasi dapat dikatakan sebagai salah satu sumber daya utama yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan. Hal ini disebabkan karena peran informasi yang sangat penting baik bagi pihak manajemen (intern perusahaan) maupun pihak – pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Bodnar, dkk (2000 : 15) mendefinisikan informasi sebagai data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Senada dengan Bodnar, Davis dalam Jogianto (2000 : 25) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diolah kedalam suatu bentuk yang berguna
512
bagi penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami didalam keputusan sekarang maupun masa depan. Informasi dapat memiliki nilai yang berasal dari pengaruhnya terhadap keputusan. Informasi dapat memiliki nilai jika memenuhi kualitas yang disyaratkan. Menurut Leitch dan Davis dalam Suharno (2005 : 14), system informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi serta menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan – laporan yang diperlukan. Burch dan Grudnitski dalam Hartono (2000 : 36) mengemukakan bahwa sistem informasi terdiri dari komponen – komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan (building block) yang terdiri dari enam blok, berikut ini : 1. Blok Masukan Blok ini mewakili data yang masuk kedalam system informasi, termasuk metode – metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan. 2. Blok model Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu unutk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
13 5
3. Blok keluaran Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem. 4. Blok teknologi Teknologi merupakan kotak alat (tool box) dalam system informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirim keluaran, dan membantu pengendalian dan sistem secara keseluruhan. 5. Blok basis data Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang tersimpan di perangkat keras computer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. 6. Blok kembali Agar sistem informasi dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan maka perlu diterapkan pengendalian didalamnya. Beberapa pengendalian dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal – hal yang merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung cepat diatasi. Menurut Hartono (2000 : 30) menyatakan bahwa kualitas dari suatu sistem informasi tergantung pada tiga hal yaitu :
14 5
1. Akurat
: dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara informasi yang
benar terhadap total informasi yang dihasilkan dalam suatu periode. Ukuran akurat ini bervariasi dan amat tergantung pada sifat informasi yang dihasilkan. Semakin kritis sifat suatu informasi akan semakin tinggi tingkat keakuratan yang diperlukan. Dengan kata lain, system informasi harus bebas dari kesalahan – kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. 2. Penyajian yang tepat pada waktunya : adalah kegiatan menyajikan informasi pada saat transaksi terjadi atau pada saat informasi itu dibutuhkan yang mampu menutup peluang bagi pesaing untuk pengambilan keputusan yang baik dengan lebih cepat. Informasi yang disajikan harus ringkas maupun informatif, dalam arti tidak menghilangkan bagian – bagian kritis dari suatu informasi. 3. Kelengkapan : informasi yang tepat waktu dan cermat mungkin belum dapat dianggap sebagai informasi yang berkualitas. Atribut kelengkapan dalam beberapa hal tersebut sebagai atribut relevansi. Artinya, informasi yang lengkap adalah informasi yang relevan dengan kebutuhan penggunanya. Dalam hal ini, pengertian lengkap tidak harus diartikan sebagai informasi yang menyeluruh, baik yang berguna ataupun tidak, melainkan harus dikaji sesuai dengan kebutuhan penggunanya. 4. Ringkas : adalah informasi yang disajikan telah diikhtisarkan sesuai dengan kebutuhan pengguna dan bidang – bidang yang menjadi fokus utama. Informasi yang ringkas mengikhtisarkan data relevan yang menunjuk pada
15 5
bidang – bidang penyimpangan terhadap standar atau rencana. d. Teknologi sistem informasi Berdasarkan pengertian di atas, mengenai sistem informasi dan teknologi informasi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian dari teknologi sistem informasi adalah koleksi proses fisik yang mengubah
masukan
menjadi keluaran dengan menggunakan perpaduan antara teknologi komputer dengan teknologi lainnya serta mempertemukan kebutuhan pengolahan data untuk menyediakan informasi dalam rangka pengambilan keputusan.
2.1.2
Kepercayaan Terhadap Teknologi Sistem Informasi Kepercayaan adalah hal yang diperlukan bagi pemakai sistem informasi
agar pemakai merasa teknologi sistem informasi tersebut dapat meningkatkan kinerja individu dalam menjalankan kegiatan organisasi/perusahaan. Kepercayaan ini bisa muncul karena kecepatan proses teknologi sistem informasi dalam membantu pekerjaan dan rasa keadilan bahwa penerapan teknologi sistem informasi ini dapat menilai kinerja individu dengan lebih baik. Goodhue dalam Jumaili (2005:723) mengemukakan bahwa kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi dalam mengevaluasi kinerja individual diperlukan oleh manajemen untuk memastikan bahwa sistem informasi yang berbasis komputer tersebut dapat digunakan untuk mengendalikan kinerja bawahan. Keberhasilan sistem informasi suatu perusahaan tergantung dari bagaimana sistem itu dijalankan, kemudahan sistem itu bagi para pemakainya dan pemanfaatan teknologi yang digunakan. Konstruk evaluasi pemakai sendiri
16 510
merupakan suatu konstruk yang sangat luas dan evaluasi pemakai merupakan suatu evaluasi atau pengukuran tentang sikap dan kepercayaan individu terhadap sesuatu baik barang maupun jasa. Goodhue (1995) mengajukan konstruk hubungan kecocokan tugas teknologi untuk dijadikan sebagai acuan evaluasi pemakai dalam sistem informasi. Dalam model ini dinyatakan bahwa pemakai akan memberikan nilai evaluasi tinggi (positif) tidak hanya dikarenakan oleh karakteristik sistem yang melekat, tetapi lebih daripada sejauh mana sistem tersebut dipercaya dapat memenuhi kebutuhan tugas mereka dan sesuai dengan kebutuhan tugas mereka. Evaluasi pemakai atas kecocokan tugas teknologi menjadi sangat penting artinya berkaitan dengan pencapaian kinerja individual yang tinggi. Goodhue (1995) menemukan kecocokan tugas teknologi akan mengarahkan individu untuk pencapaian kinerja yang lebih baik. Secara konsepsual, kepercayaan (trust) ada jika suatu pihak punya keyakinan (confidence) terhadap integritas dan reliabilitas terhadap sesuatu baik barang maupun jasa. Literatur tentang kepercayaan (trust) menyarankan, bahwa keyakinan pada pihak yang mendapat kepercayaan (trust) adalah reliable dan mempunyai integritas tinggi, yang disertai dengan kualitas tertentu yang konsisten, kompeten, jujur, adil, bertanggung jawab, membantu dan baik. Kepercayaan timbul dari suatu proses yang lama sampai kedua belah pihak saling mempercayai. Kepercayaan adalah keyakinan bahwa seseorang akan menemukan apa yang diinginkan pada mitra pertukaran. Kepercayaan melibatkan kesediaan seseorang untuk untuk bertingkah laku tertentu karena keyakinan bahwa mitranya akan memberikan apa yang ia harapkan dan suatu harapan yang umumnya
517
dimiliki seseorang bahwa kata, janji atau pernyataan orang lain dapat dipercaya (Barnes, 2003:148). Menurut Barnes (2003:149), beberapa elemen penting dari kepercayaan adalah: 1. Kepercayaan merupakan perkembangan dari pengalaman dan tindakan di masa lalu 2. Watak yang diharapkan dari mitra seperti dapat dipercaya dan dapat dihandalkan 3. Kepercayaan melibatkan kesediaan untuk menempatkan diri dalam risiko 4. Kepercayaan melibatkan perasaan aman dan yakin pada diri mitra Komponen-komponen kepercayaan ini dapat diberi label sebagai dapat diprediksi, dapat diandalkan dan keyakinan. Dapat diprediksi direfleksikan oleh pengguna yang mengatakan bahwa mereka menggunakan teknologi sistem informasi karena “saya dapat mengharapkannya.” Dapat diandalkan merupakan hasil dari suatu hubungan yang berkembang sampai pada titik dimana penekanan beralih dari perilaku tertentu kepada kualitas individu – kepercayaan pada individunya, bukan pada tindakan tertentu. Keyakinan direfleksikan dari perasaan aman dalam diri pelanggan bahwa mitra mereka dalam hubungan tersebut akan menjaga mereka. Green dalam Jasfar (2002:13) menyatakan bahwa komponen-komponen kepercayaan adalah: 1. Kredibilitas. Kredibilitas berarti bahwa jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas harus dilakukan dengan kata-kata, “ saya dapat mempercayai apa yang
18 12 5
dikatakannya mengenai ….” bentuk lain yang berhubungan adalah believability dan truthfulness. 2. Reliabilitas. Reliabilitas berarti sesuatu 2 yang bersifat reliable atau dapat dihandalkan. Ini berarti berhubungan dengan kualitas individu/organisasi. Reliabilitas harus dilakukan dengan tindakan; “ saya dapat mempercayai apa yang akan dilakukannya . ….” Bentuk lain yang berhubungan adalah predictability dan familiarity 3. Intimacy. Kata yang berhubungan adalah integritas yang berarti memiliki kualitas dan prinsip moral yang kuat. Integritas menunjukkan adanya internal consistency, ada kesesuaian antara apa yang dikatakan dan dilakukan, ada konsistensi antara pikiran dan tindakan. Menurut Donney dan Connon dalam Jasfar (2005: 43), kepercayaan adalah keyakinan satu pihak pada reliabilitas, durabilitas, dan integritas pihak lain dalam relationship dan keyakinan bahwa tindakannya merupakan kepentingan yang paling baik dan akan menghasilkan hasil positif bagi pihak yang dipercaya. Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kepercayaan seperti : citra perusahaan, kejujuran, dapat diandalkan, integrasi, dan adanya komitmen terhadap pelanggan. Teknologi sistem informasi yang dipercaya oleh individu akan menghasilkan tingkat pencapaian kinerja yang lebih baik. Teknologi sistem informasi yang berkualitas tinggi akan mempengaruhi kepercayaan pemakai bahwa dengan teknologi informasi tersebut tugas-tugas yang akan dihadapi akan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih mudah. Karena tugas-tugas relatif
19 5
mudah dan cepat dikerjakan, maka diharapkan kinerja individu atau pemakai tersebut juga akan meningkat.
2.1.3
Efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi
a. Pengertian Efektivitas Pengertian efektivitas
menurut Handoko (2001:7) adalah merupakan
kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, menyangkut bagaimana melakukan pekerjaan yang benar. Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh tujuan tercapai, baik secara kualitas maupun waktu, orientasinya pada keluaran yang dihasilkan (Yamit, 2003:14). Efektivitas dapat
diartikan sebagai tingkat atau derajat
pencapaian hasil yang
diharapkan, semakin besar hasil yang dicapai maka akan berarti semakin efektif. b. Penggunaan teknologi sistem informasi Teknologi sistem informasi telah menjadi suatu komponen yang tidak terpisahkan dari mekanisme kantor. Penggunaan teknologi sistem informasi yang tepat dan didukung oleh keahlian personel yang mengoperasikannya dapat meningkatkan kinerja perusahaan maupun kinerja individual yang berasngkutan. Irwansyah dalam Jumaili ( 2005 : 723) mengemukakan
bahwa
penggunaan teknologi dalam sistem informasi perusahaan hendaknya mempertimbangkan pemakai, sehingga sistem teknologi yang diterapkan
20 5
dapat dimanfaatkan sesuai dengan tugas dan kemampuan pemakai. Tidak jarang ditemukan bahwa teknologi yang diterapkan dalam sistem informasi sering tidak tepat atau tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh individu pemakai sistem informasi, sehingga sistem informasi kurang memberikan manfaat dalam meningkatkan kinerja individual. Menurut Nelson dalam Suharno ( 2005 : 17) diterimanya suatu teknologi komputer tergantung pada teknologi itu sendiri, tingkat skill, dan expertise dari individu yang menggunaknnya. Bagi perusahaan aplikasi teknologi yang tepat akan mendatangkan competitive advantage, sedangkan bagi individu keahlian
yang
dimiliki
akan
meningkatkan
kinerja
individu
yang
bersangkutan. Penerapan dari suatu sistem informasi untuk saat ini tidak terlepas dari pemakaian teknologi informasi yaitu komputer dan networking, untuk mentransformasikan sumber data (data mentah) menjadi berbagai macam produk informasi. Penggunaan teknologi informasi pada sistem informasi inilah yang disebut dengan Computer Based information System (CBIS). Teknologi sistem informasi sudah menjadi suatu unsur yang sangat diperlukan dalam kebanyakan strategi organisasi untuk mengimplementasikan sistem informasinya. Terdapat suatu keanehan jika suatu sistem informasi tanpa adanya teknologi sistem informasi. Suatu keinginan yang hendak dicapai dengan penggunaan teknologi sistem informasi ini adalah untuk dapat menghadapi tantangan dalam lingkungan global organisasi yang bertumbuh cepat dan penuh persaingan. Hal utama yang perlu dimengerti dan dijadikan
21 5
sebagai pedoman dasar yakni terkait dengan pentingnya penggunaan teknologi sistem informasi yang lebih efektif, tepat waktu serta konsisten dalam mentransformasikan data menjadi produk – produk informasi. c. Efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi Efektif memiliki konotasi atau berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Handoko (1999 : 7) mengemukakan bahwa efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, menyangkut bagaimana melakukan pekerjaan yang benar. Lain halnya dengan Yamit (1998 : 14) yang mendefinisikan efektivitas sebagai suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai baik secara kualitas maupun waktu, orientasinya adalah pada keluaran (output) yang dihasilkan. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu kondisi yang menyatakan tingkat keberhasilan suatu pelaksanaan aktivitas atau kegiatan dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jumaili ( 2005 : 725) mengemukakan bahwa secara umum efektivitas penggunaan atau pengimplementasian teknologi sistem informasi dalam suatu perusahaan dapat dilihat dari kemudahan pemakai dalam mengidentifikasi data, mengakses data dan menginterpretasikan data tersebut. Data dalam sistem informasi tersebut seharusnya merupakan data yang terintegrasi dari seluruh unit perusahaan atau organisasi sehingga dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan tugas dalam perusahaan.
22 5
Jumlah sarana komputer dalam perusahaan juga sangat mempengaruhi dalam pencapaian efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi dalam perusahaan. Dengan lebih banyak fasilitas pendukung yang disediakan bagi pemakai, maka akan semakin memudahkan pemakai mengakses data yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas individu dalam perusahaan atau organisasi. Diharapkan dengan penggunaan teknologi sistem informasi, individu dari perusahaan atau organisasi yang merupakan pemakai sistem tersebut dapat menghasilkan output yang semakin baik dan kinerja yang dihasilkan tentu akan meningkat (Jumaili, 2005 : 725).
2.1.4
Kinerja Individual
a. Pengertian kinerja individual Pengertian kinerja atau prestasi diberi batasan oleh manajer dalam As’ad (1991:47) sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi dinyatakan bahwa kinerja adalah “succesfull role achievement” yang diperoleh seseorang dari perbuatan-perbuatannya. Dari batasan tersebut As’ad menyimpulkan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Menurut Kalbers dan Frgarty dalam Udiyana (2000:19) kinerja didefinisikan sebagai evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan melalui atasan langsung, rekan kerja, diri sendiri, dan bawahan langsung. Kinerja dapat
maju
dan
mencapai
tingkat
yang
mengidentifikasikan dan menganalisa aktivitas kerja.
23 5
paling
baik
dengan
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Menurut Gibson et al. dalam Srimulyo (1991:49), ada tiga perangkat variabel yang mempengaruhi perilaku dan kinerja, yaitu: 1. Variabel individual yang bersumber dari diri sendiri, yang terdiri dari: a.
Kemampuan dan keterampilan: mental dan fisik.
b. Latar belakang: tingkatan sosial, latar belakang keluarga dan pendidikan. c.
Demografis: umur, asal-usul, jenis kelamin.
2. Variabel organisasional, terdiri dari: a.
Sumber daya yaitu kemampuan yang dimiliki.
b. Kepemimpinan yaitu pengaturan pola kerja. c.
Imbalan yaitu kompensasi atas segala sesuatu yang telah dilakukan.
d. Struktur yaitu bentuk pendelegasian perintah. e.
Desain pekerjaan yaitu ketentuan bagaimana pekerjaan tersebut harus dilakukan.
3. Variabel psikologis a.
Persepsi yaitu pandangan tentang sesuatu
b. Sikap yaitu tindakan atau perilaku. c.
Kepribadian yaitu suatu sifat dari dalam diri.
d. Belajar yaitu proses mengetahui dan memahami segala sesuatu. e.
Motivasi yaitu dorongan yang timbul baik dari dalam maupun luar individu.
24 5
Sutemeister dalam Srimulyo (1999:40-41) mengemukakan pendapatnya bahwa kinerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: 1. Faktor kemampuan a.
Pengetahuan: pendidikan, pemahaman, pengalaman, latihan dan minat.
b. Keterampilan: kecakapan dan kepribadian. 2. Faktor motivasi a.
Kondisi sosial seperti lingkungan keluarga dan tempat tinggal.
b.
Fisiologis (persepsi) dan egoistis (sifat ego).
Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam melakukan peran yang dimainkannya untuk mencapai tujuan organisasi. Adapun tujuan pokok dalam penelitian kinerja Mulyadi (1997:420) adalah untuk memotivasi karyawan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Sumardiyanti
dalam
Jumaili
(2005:724)
mengungkapkan
bahwa
organisasi/perusahaan menanamkan investasi yang besar untuk memperbaiki kinerja individual atau organisasi yang berkaitan dengan implementasi teknologi dalam suatu sistem informasi. Untuk mengukur keberhasilan suatu sistem secara ekstrem sulit dilakukan. Goodhue (1995) mengajukan konsep evaluasi pemakai untuk melihat keberhasilan pengimplementasian suatu teknologi sistem informasi. Secara umum, konsep evaluasi pemakai adalah
25 5
suatu penilaian yang dilakukan kepada pemakai suatu barang dan jasa tentang sikap atau kepercayaan mereka terhadap penggunaan sesuatu tersebut. Dalam konteks penelitian teknologi sistem informasi, pemakai akan diberikan evaluasi berdasarkan pada suatu kenyataan apakah teknologi sistem informasi yang diterapkan dalam perusahaan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka. Goodhue juga menyatakan bahwa pencapaian kinerja individual berkaitan dengan pencapaian serangkaian tugas-tugas individu dengan dukungan teknologi informasi yang ada. Pengukuran kinerja individual melihat dampak teknologi sistem informasi terhadap efektivitas penyelesaian tugas, membantu meningkatkan kinerja dan menjadikan pemakainya lebih produktif dan kreatif.
2.2
Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian mengenai pengaruh teknologi sistem informasi yang pernah
dilakukan Udiyana (2002) dan Suharno (2005) . Udiyana menemukan bahwa pemanfaatan teknologi sistem informasi berpengaruh positif terhadap kinerja chief accountant hotel di Bali. Sementara Suharno (2005) menemukan bahwa penggunaan
teknologi sistem informsi juga berpengaruh terhadap chief
accountant biro perjalanan wisata diBali. Jumaili (2005) melanjutkan penelitian yang telah dilakukan oleh Irwansyah (2003) dengan menambahkan variabel kepercayaan yang didasarkan pada karakteritik teknologi dan kinerja individual dengan teknolgi sistem informasi baru yang diterapkan dengan digunakan oleh
pemakaian sistem
tersebut. Hasil yang diperoleh Jumaili (2005) melalui model teknik analisis
526
analisa regresi linear sederhana mendukung hasil penelitian sebelumnya bahwa penggunaan teknologi sistem informasi berhubungan positif dengan kinerja individual dalam organisasi/perusahaan dan bahwa kepercayaan terhadap teknlogi sistem informasi baru akan meningkatkan kinerja individu. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Yuli Pranita (2006) yang meneliti tentang pengaruh efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi dan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi dalam evaluasi kinerja individual pada hotel-hotel berbintang di kota Denpasar. Kesimpulan yang diperoleh juga mendukung hasil-hasil penlitian sebelumnya yaitu bahwa efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja individual dan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi memiliki pengaruh yang positif pula terhadap kinerja individual. Penelitian ini mengadaptasi penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jumaili (2005) dan Yuli Pranita (2006) yang menggunakan penggunaan teknologi sistem informasi dan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi sebagai variabel bebas (independent) dan menggunakan kinerja individual sebagai variabel terikat (dependent). Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama menggunakan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi sebagai variabel bebas (independent) dan menggunakan kinerja individual sebagai variabel terikat (dependent). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada dimensi waktu, lokasi penelitian, dan objek penelitian. Secara ringkas pembahasan hasil penelitian sebelumnya disajikan dalam bentuk tabel 2.1 sebagai berikut :
27 5
Tabel 2.1 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya No Peneliti Variabel Yang Teknik (Tahun) Diteliti Analisis 1 Udiyana Pengetahuan teknologi Regresi linear (2000) informasi, persepsi berganda pemanfaatan sistem (multiple informasi, kinerja chief regresion) accountant hotel
4
2
Soeharno (2005)
Faktor – faktor yang mempengaruhi penggunaan sistem informasi serta pengaruh penggunaan teknologi sistem informasi terhadap kinerja chief accountant biro perjalanan wisata di Bali
Regresi linear berganda (multiple regression) dan regresi linear sederhana (ordinary regression)
3
Jumaili (2005)
Kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi baru dalam evaluasi kinerja individual
Regresi linear sederhana (ordinary regressioon)
Yuli Pranita (2006)
Efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi, kepercayaan, evaluasi kinerja individual pada hotel – hotel berbintang di kota Denpasar
28 5
Temuan Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan teknologi dan informasi, persepsi pemanfaatan sistem terhadap kinerja chief accountant hotel
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan terhadap penggunaan teknologi sistem informasi terhadap kinerja chief accountant biro perjalanan wisata di Bali.
Penggunaan teknologi sistem informasi berhubungan positif dengan kinerja individual dalam organisasi/ perusahaan dan bahwa kepercayaan terhadap teknologi siste informasi baru akan meningkatkan kinerja individual Regresi linear Terdapat hubungan sederhana yang positif dan (ordinary signifikan antara regression) efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi dan kepercayaan terhadap kinerja individual
2.3
Hipotesis
1)
Pengaruh efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi terhadap kinerja individual Teknologi sistem informasi yang diimplementasikan oleh perusahaan sebaiknya memenuhi karakterstik mudah didapatkan dari staff/personel sistem informasi perusahaan, objektif dan dianggap dapat memberikan dampak/manfaat pada proses penyelesaian tugas. Secara umum sistem informasi yang diimplementasikan dalam suatu perusahaan seharusnya memudahkan pemakai dalam mengidentifikasikan data, mengakses data, dan menginterpretasikan data tersebut. Data dalam sistem informasi tersebut juga seharusnya merupakan data yang terintegrasi dari seluruh unit perusahaan atau organisasi sehingga dapat digunakan dalam berbagai kebutuhan tugas dalam perusahaan (Goodhue, dalam Jumaili 2005:725). Sejumlah penelitian menemukan bukti empiris bahwa sistem informasi memberikan kontribusi positif pada peningkatan kinerja dan produktivitas perusahaan misalnya Goodhue (1988) yang menggunakan teori dasar yang lebih umum mengenai kesesuaian antara tugas, sistem, karakteristik individual dan kinerja menyimpulkan, bahwa sistem informasi mempunyai penguruh positif terhadap kinerja jika ada kesesuaian antara fungsionalitas dengan kebutuhan tugas pemakainya. Jumlah komputer dalam perusahaan sangat mempengaruhi dalam implementasi teknologi sistem informasi baru dalam perusahaan. Dengan semakin banyak fasilitas pendukung yang disediakan bagi pemakai maka
29 5
akan semakin memudahkan pemakai mengakses data yang digunakan dalam penyelesaian tugas individu pada perusahaan/organisasi. Diharapkan dengan teknologi sistem informasi yang baru, individu pada perusahaan/organisasi yang merupakan pemakai sisem dapat menghasilkan output yang lebih baik dan kinerja yang dihasilkan tentunya akan meningkat. Dari uraian diatas dirumuskan hipotesis pertama yaitu: Hipotesis 1 : Efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi berpengaruh positif terhadap kinerja individual pada PT PLN (Persero) Distribusi Bali Area Pelayanan Denpasar. 2)
Pengaruh kepercayaan terhadap evaluasi kinerja individual. Kepercayaan terhadap sistem informasi baru mencerminkan sikap individu pemakai tentang keyakinan bahwa sistem ini lebih baik dengan sistem sebelumnya. Kepercayaan ini bisa muncul karena kecepatan proses sistem yang baru dalam membantu pekerjaan, dan dapat menilai kinerja individu dengan lebih baik. Dalam penelitian Goodhue dan Thompson (1995) memberikan bukti empiris tentang hubungan kinerja individual dengan kecocokan tugas teknologi. Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa kinerja berkaitan dengan pencapaian tugas-tugas individu didukung oleh teknologi yang ada. Penelitian yang dilakukan Sugeng (1997) menemukan hubungan kecocokan tugas dan teknologi yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja individu. Teknologi sistem baru yang dipercaya oleh individu akan menghasilkan tingkat pencapaian kinerja yang lebih baik pada individu. Sistem yang
30 5
berkualitas tinggi akan mempengaruhi kepercayaan pemakai bahwa dengan sistem tersebut tugas-tugas yang dihadapi akan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan mudah. Dari uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis: Hipotesis 2 : Kepercayaan
terhadap
teknologi
sistem
informasi
berpengaruh positif terhadap kinerja individual pada PT PLN (Persero) Distribusi Bali Area Pelayanan Denpasar. 3)
Pengaruh
efektivitas
penggunaan
teknologi
sistem
informasi
dan
kepercayaan akan meningkatkan kinerja individual karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Bali Area Pelayanan Denpasar Teknologi informasi yang diimplementasikan dalam suatu perusahaan seharusnya
memudahkan
pemakai
dalam
mengidentifikasikan
data,
mengakses data dan menginterpetasikan data tersebut. Data dalam sistem informasi tersebut juga seharusnya merupakan data yang terintegrasi dari seluruh unit perusahaan atau organisasi sehingga dapat digunakan dalam berbagai kebutuhan tugas dalam perusahaan (Goodhue, dalam Jumaili 2005 : 725). Diharapkan dengan teknologi sistem informasi yang baru, individu pada perusahaan atau organisasi yang merupakan pemakai sistem tersebut menghasilkan output yang lebih baik dan kinerja yang dihasilkan. Kepercayaan terhadap sistem informasi baru mencerminkan sikap individu pemakai tentang keyakinan bahwa sistem ini lebih baik dengan sistem sebelumnya. Sejumlah penelitian menemukan bukti empiris bahwa teknologi informasi dan kepercayaan memberikan kontribusi positif pada peningkatan
31 5
kinerja individual dalam suatu organisasi atau perusahaan. Teknologi informasi baru yang dipercaya oleh individu akan menghasilkan tingkat pencapaian kinerja yang lebih baik pada individu. Sistem yang berkualitas tinggi akan mempengaruhi kepercayaan pemakai bahwa dengan sistem tersebut tugas – tugas yang dihadapi akan dapat diseleaaikan dengan lebih cepat dan mudah. Dari uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis ketiga yaitu: Hipotesis 3 : Efektivitas penggunaan dan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi akan meningkatkan kinerja individual pada PT PLN (Persero) Distribusi Bali Area Pelayanan Denpasar.
32 5