BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu Berbagai penelitian telah dilakukan sebelumnya dalam hal strategi pengembangan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Gavin Price* dan Barrie George de Wet (2012) dengan judul “converting the military strategy principle of simplicity into a successful tool for strategy execution in a geographically dispersed organisation” yang di dalamnya dijelaskan bahwa untuk mencapai tujuan organisasi perlu adanya kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengelola tantangan serta masalah yang dihadapi, dan juga kemampuan untuk menggunakan sumber daya yang ada secara optimal. Sehingga kaitannya dengan penelitian ini adalah bahwa dalam pengembangan
objek
wisata
perlu
adanya
koordinasi
dalam
mendayagunakan potensi-potensi yang dimiliki serta selalu menciptakan inovasi-inovasi baru agar tetap berkembang mengikuti kebutuhan masyarakat. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Luu Trong Tuan (2012) dengan judul “Development Strategy for a Textile Firm”, yang menjelaskan tentang gambaran dari perusahaan, lingkungan bisnis, kekuatan, kelemahan, peluang dan juga ancaman dalam mengembangkan strategi perusahaan. Sehingga kaitannya dengan penelitian ini adalah bahwa dalam melestarikan
12
13
objek wisata perlu adanya pengelolaan yang bijaksana dan juga tetap memelihara dan meningkatkan kualitas yang ada, sehingga aspek-aspek yang sekiranya akan mengganggu atau mendukung pengembangan objek wisata bisa dipilih dengan tepat. Penelitian yang sejenis juga dilakukan oleh Kos Edi (2012) dengan judul “Strategi Pengembangan Objek Wisata Pasar Bawah di Kecamatan Pasar Manna Kabupaten Bengkulu Selatan”, dalam penelitian tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai strategi pengembangan potensi pariwisata yang berwawasan lingkungan yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan. Sehingga kaitannya dengan penelitian ini adalah bahwa aspek lingkungan / alam dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya pengembangan objek wisata, agar kondisi aslinya tetap terjaga. Penelitian lainnya yang sejenis dilakukan oleh Ahmad Danil Effendi, et.al (2014) dengan judul “Strategi Pengembangan Program Pemberdayaan Masyarakat Pada Model Desa Konservasi di Taman Nasional Taka Bonerate”, dimana dalam penelitian tersebut menjelaskan bahwa arahan strategi pengembangan program tersebut adalah dengan meningkatkan SDM pendamping sehingga mampu membangun kemitraan dan jaringan usaha yang lebih serta meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait. Sehingga kaitannya dengan penelitian ini adalah dalam melakukan pengembangan objek wisata perlu adanya kerjasama baik itu dengan organisasi pemerintah ataupun swasta agar dalam memperkenalnya
14
objek wisata Umbul Ponggok bisa lebih menyeluruh dan lebih mudah menarik minat pengunjung. Berdasarkan penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini, maka dapat dibuat matriks sebagai berikut : Tabel 2.1 Matriks Penelitian Terdahulu No
Judul, Penulis,
Metode
Isi Materi
Relevansi
Tahun 1.
Converting
the Penelitian ini
Dalam
Strategi Dalam
military strategy menggunakan Pengembangan of metode
principle
simplicity into a kualitatif dan successful
tool kuantitatif.
untuk
pengembangan
mencapai objek
wisata
tujuan organisasi perlu
adanya
perlu
adanya koordinasi dalam
kemampuan
mendayagunakan
execution in a
untuk
potensi-potensi
geographically
mengidentifikasi
yang
dimiliki
dispersed
dan
mengelola serta
selalu
organisation,
tantangan
serta menciptakan
Gavin Price* and
masalah
yang inovasi-inovasi
Barrie George de
dihadapi, dan juga baru agar tetap
Wet, 2012
kemampuan
berkembang
untuk
mengikuti
menggunakan
kebutuhan
for
strategy
sumber daya yang masyarakat. ada
secara
optimal. 2.
Development
Penelitian ini Menjelaskan
Dalam
Strategy for a menggunakan tentang gambaran pengembangan
15
Firm, metode
Textile
dari perusahaan, objek
Luu Trong Tuan, kualitatif dan lingkungan 2012
kuantitatif.
wisata
perlu
adanya
bisnis, kekuatan, pengelolaan yang kelemahan,
bijaksana
dan
peluang dan juga juga ancaman
tetap
dalam memelihara dan
mengembangkan
meningkatkan
strategi
kualitas
perusahaan.
ada,
yang sehingga
aspek-aspek yang
sekiranya
akan mengganggu atau mendukung pengembangan objek wisata bisa dipilih
dengan
tepat. 3.
Strategi
Penelitian ini Memberikan
Aspek
Pengembangan
menggunakan gambaran
lingkungan
Objek
Wisata metode
mengenai strategi alam
Pasar Bawah di kualitatif dan pengembangan Kecamatan Pasar
Manna
kuantitatif.
sebagai
/
dijadikan bahan
potensi pariwisata pertimbangan yang berwawasan dalam
upaya
Kabupaten
lingkungan yang pengembangan
Bengkulu
dijadikan sebagai objek
wisata,
Selatan, Kos Edi,
bahan
agar
kondisi
2012
pertimbangan
aslinya
bagi
pengambil terjaga.
kebijakan.
tetap
16
4.
Strategi
Penelitian ini Arahan
Pengembangan
menggunakan pengembangan
Program
pendekatan
program tersebut pengembangan
Pemberdayaan
deskriptif
adalah
Masyarakat
kualitatif.
meningkatkan
perlu
SDM
kerjasama
Desa Konservasi
pendamping
itu
di
sehingga mampu organisasi
Pada
Model
Taman
Nasional
Taka
kemitraan
Danil
jaringan
et.al, 2014
melakukan
dengan objek
membangun
Bonerate, Ahmad Effendi,
strategi Dalam
wisata adanya baik dengan
pemerintah dan ataupun usaha agar
swasta dalam
yang lebih serta memperkenalkan meningkatkan
objek
koordinasi
Umbul Ponggok
dengan
wisata
instansi bisa
terkait.
lebih
menyeluruh dan lebih menarik
mudah minat
pengunjung.
Dari beberapa literatur yang ada tersebut, maka penulis berasumsi bahwa kebaruan dari penelitian ini adalah bahwa dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada strategi pengembangan dimana pihak BUMDes Tirta Mandiri melakukan beberapa strategi pengembangan yang mana bertujuan untuk menjual objek wisata Umbul Ponggok agar bisa menarik minat dari pengunjung baik di dalam maupun luar Kabupaten Klaten yang pada tujuan akhirnya bisa meningkatkan pendapatan asli desa.
17
B. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Strategi Kata strategi menurut O’Toole (1985) berasal dari kata stratego dalam bahasa Yunani, gabungan dari stratos atau tentara, dan ego atau pemimpin (dalam Bryson, 2007 :25). Sedangkan dari sudut etimologis (asal kata), strategi diartikan sebagai kiat, cara, dan taktik utama yang dirancang secara sistematis dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yang terarah pada tujuan strategik organisasi (Nawawi, 2003 : 147). Pengertian strategi menurut Coulter (dalam Kuncoro, 2005:12) adalah : “Strategi merupakan keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya”. Sedangkan pengertian strategi menurut Salusu (2003:101) sebagai berikut : “Strategi ialah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan”. Pengertian strategi juga dijelaskan Bryson (2007:189) sebagai berikut : “Strategi dapat dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan, atau alokasi sumber daya yang mendefinisikan bagaimana organisasi itu, apa yang dikerjakan organisasi dan mengapa organisasi melakukannya. Oleh karena itu strategi merupakan perluasan misi guna menjembatani organisasi (atau komunitas) dan lingkungannya.”
18
Seperti yang dikatakan Pearce dan Robinson (2005) dalam African Journal of Business Management (Gavin Price dan Barrie George de Wet, 2012 : 5751) yang berjudul “Converting the military strategy principle of simplicity into a successful tool for strategy execution in a geographically dispered organisation” bahwa : “Apart from reaching organisational goals, well defined and implemented strategies will ensure an organisation’s welfare by enhancing an organisation’s ability to identify and manage organisational challenges and problems; use resources optimally; focus on the best alternatives for organisational success; and reducing the probability and effects of resistance to change. (Selain untuk mencapai tujuan organisasi, definisi dan pengimplementasian strategi yang baik akan memastikan kesejahteraan organisasi dengan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mengidentifikasi dan mengelola tantangan dan masalah yang dihadapi; menggunakan sumber daya secara optimal; fokus pada alternatif terbaik untuk keberhasilan organisasi; dan mengurangi kemungkinan dan efek dari penolakan atas perubahan.)” Dari beberapa definisi tentang strategi yang sudah dijelaskan oleh beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan suatu tindakan, ide / gagasan, cara yang digunakan oleh seorang pimpinan organisasi sebagai suatu langkah awal dalam menghadapi permasalahan maupun upaya dalam mencapai tujuan utama organisasi dengan memperhatikan faktor di dalam dan juga di luar organisasi. Dengan demikian, strategi merupakan suatu cara atau ide yang akan diambil atau dijalankan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri dalam menghadapi tantangan atau masalah yang berasal
19
dari luar maupun dalam organisasi serta sebagai sebuah usaha dalam rangka mencapai tujuan utama sebuah organisasi yaitu melakukan perubahan,
dalam
hal
ini
BUMDes
Tirta
Mandiri
ingin
mengembangkan objek wisata Umbul Ponggok. Sehingga sebuah organisasi dituntut harus bisa menyesuaikan antara sumber daya yang dimiliki dengan peluang dan juga tantangan yang akan dihadapi. Berikut ini beberapa ciri strategi yang utama dalam organisasi : a.
Goal directed actions, yaitu aktivitas yang menunjukkan “apa” yang
diinginkan
organisasi
dan
“bagaimana”
mengimplementasikannya. b.
Mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan kapabilitas,
serta
memperhatikan
peluang
dan
tantangan.
(Kuncoro, 2005:12) Menurut Dess & Lumpkin (dalam Kuncoro, 2005:7-8) terdapat dua elemen utama yang merupakan jantung dari strategi yaitu yang pertama adalah inti dari manajemen strategi adalah mempelajari mengapa perusahaan mampu mempunyai kinerja yang mengungguli perusahaan yang lain. Kemudian yang kedua adalah manajemen strategi memerlukan tiga proses yang berkelanjutan yaitu analisis, keputusan dan aksi. Dengan penjelasan sebagai berikut : a.
Analisis yaitu strategi menitikberatkan pada analisis hierarki tujuan strategi (visi, misi, dan sasaran strategi), bersamaan dengan analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi.
20
b.
Keputusan yaitu menjawab dua pertanyaan dasar yaitu, dalam konteks apa seharusnya organisasi bersaing? Dan bagaimana seharusnya organisasi berkompetisi dalam konteks tersebut?
c.
Aksi yaitu organisasi harus membuat aksi-aksi yang dirasa perlu untuk mengimplementasikan strategi. Hal ini membutuhkan pemimpin untuk mengalokasikan sumber daya yang diperlukan dan mendesain organisasi agar strategi yang dipilih menjadi sebuah kenyataan. Lebih lanjut lagi penjelasan dari Dess & Lumpkin (dalam Kuncoro,
2005:13) bahwa strategi dapat dilihat sebagai suatu proses yang meliputi sejumlah tahapan yang saling berkaitan dan berurutan. Tahapan utama dalam proses strategi pada umumnya mencakup analisis situasi, formulasi strategi, dan evaluasi strategi. Penjelasan dari tahapan proses strategi adalah sebagai berikut : a.
Analisis situasi, yaitu meliputi deteksi dan evaluasi konteks organisasi, lingkungan eksternal dan lingkungan internal.
b.
Formulasi strategi, yaitu mencakup desain dan pilihan strategi yang sesuai.
c.
Implementasi strategi, yaitu proses bagaimana melaksanakan strategi yang telah diformulasikan dengan tindakan nyata.
d.
Evaluasi strategi, yaitu proses mengevaluasi bagaimana strategi diimplementasikan dan sejauh mana mempengaruhi kinerja.
21
Sekarang ini istilah strategi sudah banyak digunakan oleh berbagai jenis organisasi baik itu profit maupun non-profit dimana ide-ide pokoknya masih tetap dipertahankan akan tetapi hanya disesuaikan dengan penggunaannya pada suatu organisasi tersebut. Menurut Chandler (dalam Armstrong, 2003:38) yang menjelaskan bahwa strategi adalah penetapan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran perusahaan, dan penerapan serangkaian tindakan serta alokasi sumber daya yang penting untuk melaksanakan sasaran ini. Sedangkan Child (dalam Armstrong, 2003:38) menjelaskan bahwa strategi adalah sekumpulan pilihan dasar atau kritis mengenai tujuan dan cara dari bisnis. Oleh karena itu, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju, banyak sekali konsep-konsep strategi yang berkembang yang mempunyai arti yang sangat luas, akan tetapi pada dasarnya inti sarinya masih tetap mengarah kepada tujuan dari organisasi
itu
sendiri.
Maka
dari
itu
perlunya
melakukan
pengembangan terhadap strategi untuk mengatasi isu-isu strategi baik itu di luar lingkungan organisasi atupun di dalamnya. Peran strategi disini sangatlah penting karena pada dasarnya strategi ini berguna bagi seorang pimpinan dalam mengambil sebuah keputusan agar organisasi tetap bisa berjalan dengan baik.
22
Sedangkan menurut Hax dan Majluf (dalam Salusu, 2003:100) yang menawarkan rumusan yang komprehensif tentang strategi yaitu, sebagai berikut : a.
Ialah suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu, dan integral.
b.
Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran jangka panjang, program bertindak, dan prioritas alokasi sumber daya.
c.
Menyeleksi bidang yang akan digeluti atau akan digeluti organisasi.
d.
Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama, dengan memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal organisasi, dan kekuatan serta kelemahannya.
e.
Melibatkan semua tingkat hierarki dari organisasi. Dalam hal ini, Umbul Ponggok sebagai salah satu pariwisata
unggulan dan juga mempunyai potensi berupa pemandangan bawah air yang indah serta air yang jernih dan selalu mengeluarkan air sehingga jarang sekali warga di sekitar objek wisata Umbul Ponggok yang mengalami kekeringan di musim kemarau, dengan adanya objek wisata Umbul Ponggok ini juga tentu saja sangat menunjang Pendapatan Asli Desa sehingga perkembangan Umbul Ponggok selalu dapat meningkat ke arah yang lebih baik lagi.
23
Sebuah organisasi yang sedang menjalankan strategi pasti akan selalu menemui berbagai faktor penghambat ataupun faktor pendukung dalam proses pelaksanaan strategi tersebut. Berdasarkan pendapat Salusu (2003 : 292), terdapat beberapa elemen penting yang dipandang sebagai kekuatan ataupun faktor pendukung bagi organisasi, yaitu : a.
Lokasi yang strategis dengan kemudahan transportasi Lokasi yang strategis tentu akan sangat menguntungkan bagi organisasi terutama dalam mencapai tujuan yang diharapkan, hal ini tentu saja dikarenakan ditunjang dengan kemudahan transportasi yang ada, baik itu melalui darat, air dan udara.
b.
Keamanan yang terjamin Keamanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk terbebas dari segala jenis ancaman, bahaya atau gangguan baik itu secara fisik, sosial, spiritual ataupun keadaan yang tidak diinginkan. Sekarang ini memang sangatlah sulit untuk mencari lingkungan yang benar-benar aman, oleh karena itu perlu adanya promosi berupa keamanan baik itu dalam wujud kesadaran dan juga penjagaan lingkungan secara maksimal.
c.
Pengembangan berbagai proyek pemerintah Pemerintah akan selalu mengembangkan berbagai proyek untuk menghasilkan sebuah perubahan yang bermanfaat atau yang bisa mempunyai nilai tambah. Dalam hal ini pemerintah biasanya
24
melakukan pengembangan berupa pembangunan produk fisik, seperti jalan raya, jembatan ataupun perumahan. Kemudian ada beberapa faktor penghambat atau kelemahan dalam organisasi, menurut Wernham (dalam Salusu, 2003:432) faktor penghambat tersebut adalah: a. Sumber daya Ada lima macam sumber daya yang menjadi pondasi dalam pembangunan organisasi, yaitu : 1) Man adalah manusia Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting sebagai penggerak dalam organisasi. Karena perannya yang begitu penting maka perlu dilakukan proses pengayaan agar tercipta sumber daya manusia yang berpotensi. 2) Machine adalah peralatan dalam bentuk hardware dan software Adanya mesin merupakan sebuah keharusan bagi organisasi yang ingin berkembang dengan pesat. Dengan adanya mesin semua akan terkelola dengan baik, cepat, dan efisien. Maka dari itu mesin diperlukan untuk memudahkan pengembangan dalam organisasi. 3) Material adalah bahan baku Menawarkan sesuatu haruslah ada wujud konkret yang diberikan dan harus dikemas sebagus mungkin agar nyaman untuk dinikmati. Maka dari itu material adalah sumber daya
25
yang harus dioptimalkan karena kemasan dan kualitasnya berperan besar untuk membuat ketertarikan terhadap apa yang ditawarkan oleh organisasi. 4) Method adalah cara atau strategi yang dikemas untuk menjalankan organisasi Strategi yang jitu digunakan untuk mengelola organisasi agar berjalan sesuai dengan harapan. Maka dari itu, semua organisasi haruslah memiliki metode yang dianut untuk menjaga kestabilan infrastruktur organisasi agar tetap bertahan atau bahkan berkembang. 5) Money adalah uang atau sumber daya finansial Uang merupakan sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi. Meskipun tidak dalam jumlah yang besar, sirkulasi keuangan haruslah seimbang terutama untuk organisasi non profit. b. Penyesuaian perilaku Strategi baru maupun struktur baru yang dilakukan oleh organisasi terkadang menimbulkan masalah yang dapat memakan waktu. Maka dari itu perlu adanya koordinasi dengan karyawan agar sasaran dan strategi yang dipegang organisasi sebagai pendorong stabilitas organisasi dapat diterima. Karena terkadang karyawan sangat sulit dirubah karena tidak mengetahui kebutuhan akan
26
sasaran baru organisasi sehingga mereka masih berpijak pada stabilitas masa lalu sementara lingkungan menuntut perubahan. c. Kurangnya informasi Strategi baru yang dijalankan organisasi akan menimbulkan masalah jika tidak ada koordinasi maupun penjelasan tentang perubahan yang terjadi kepada individu, kelompok maupun organisasi keseluruhan. Maka dari itu diperlukan informasi yang lengkap dan tepat sehingga analisa yang diinginkan organisasi dapat ditangkap karyawan dengan tepat dan benar. d. Validitas teknikal Akibat dari kurangnya informasi, produk ataupun pelayanan yang diberikan organisasi kepada konsumen tidak sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki. Maka harapan yang diinginkan organisasi juga tidak sesuai dengan sasaran yang dikehendaki, sehingga tidak ada kealidan antara tujuan dan implikasinya. e. Tujuan-tujuan yang bertentangan Dalam proses pengembangan organisasi terkadang terdapat tujuan yang saling bertentangan satu dengan yang lain sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Hal ini dikarenakan adanya unsur dari dalam maupun luar organisasi yang tidak dapat dikendalikan dan berpengaruh terhadap tujuan yang dikehendaki
organisasi.
Unsur
dari
luar
organisasi
yang
mempengaruhi seperti para pesaing maupun perwakilan pemerintah
27
yang mana peraturannya harus dipatuhi organisasi dalam operasinya, prosedur perijinan dan pembatasan lain untuk melindungi masyarakat. Strategi yang disusun dan dibuat perlu untuk diimplementasikan. Agar strategi yang disusun berhasil dan mencapai tujuan organisasi maka strategi harus berdasarkan aspek-aspek tertentu. Maka Hatten dan Hatten (dalam Salusu, 2003:108-109) menjelaskan bahwa terdapat prinsip-prinsip yang menjadikan strategi bisa sukses dan berhasil. Karena pada dasarnya strategi yang dibuat diharapkan segera dapat diimplikasikan untuk mencapai tujuan organisasi. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut : a.
Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya, dalam artian sejalan dengan lingkungan yang memberikan peluang untuk bergerak maju.
b.
Setiap organisasi hendaknya tidak hanya membuat satu strategi saja, dan antara strategi yang satu dengan yang lainnya haruslah konsisten dan serasi.
c.
Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua sumber daya dan tidak menceraiberaikan satu dengan yang lain yang dapat merugikan organisasi.
d.
Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru adalah kelemahannya.
28
e.
Sumber daya adalah sesuatu yang krisis, dalam artian sesuatu yang memang layak dan dapat dilaksanakan.
f.
Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidak terlalu besar dan harus selalu dapat dikontrol.
g.
Strategi hendaknya disusun diatas landasan keberhasilan yang telah dicapai.
h.
Tanda-tanda dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya dukungan dari pihak-pihak terkait, dan para eksekutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi. Dari berbagai uraian tentang prinsip strategi diatas, maka bisa
disimpulkan bahwa dalam membuat suatu strategi tidak bisa dilakukan secara instan atau cepat, melainkan harus melalui proses yang sangat panjang karena akan menentukan tujuan organisasi tersebut. Langkahlangkah tersebut merupakan salah satu upaya untuk mencegah faktorfaktor penghambat yang ada dan mendukung faktor pendorong agar strategi organisasi bisa berhasil dengan baik. Maka dari itu dalam menentukan suatu strategi perlu adanya sebuah koordinasi dan juga kerjasama dari seluruh anggota organisasi, agar strategi yang akan dijalankan bisa berjalan dengan lancar dan berhasil. Dalam pembuatan strategis, tentu saja harus disesuaikan antara harapan-harapan yang diinginkan masyarakat, yang diprioritaskan serta untuk kelompok masyarakat yang dilayani. Hal tersebut tentu saja tidak semata-mata bisa dilaksanakan karena harus diseimbangkan dengan
29
harapan dan juga kepentingan dari para petinggi organisasi ataupun dari para karyawannya. Karena tanpa adanya kesesuaian antara kepentingan organisasi dan kepentingan masyarakat maka strategi tersebut tidak akan bisa berjalan. Strategi yang mengabaikan kepentingan masyarakat tidak akan berhasil dan memuaskan dan yang dikehendaki oleh para eksekutif (Salusu, 2003 : 110). Untuk menjelaskan strategi dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri dalam mengembangkan objek wisata Umbul onggok sebagai salah satu pariwisata unggulan yang mengacu pada RPJMDes (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa) Ponggok tahun 2014-2019 yaitu mewujudkan desa wisata Ponggok yang mandiri dan mampu mengelola potensi desa serta pembangunan berkelanjutan serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera, berkualitas, berbudaya, maju, adil, demokratis dan peduli terhadap lingkungan yang mampu menyumbang Pendapatan Asli Desa yang tinggi bagi desa Ponggok. Hal tersebut tentu saja mengarah pada pengembangan objek wisata Umbul Ponggok yang memiliki tujuan untuk menarik perhatian dari masyarakat dan juga dari wisatawan agar tertarik untuk mengunjungi Umbul Ponggok. Potensi yang dimiliki oleh Umbul Ponggok ini adalah pemandangan bawah airnya yang sangat indah dan banyak sekali ikanikan besar yang bisa diajak bernenang dan berfoto bersama, tentu saja hal ini akan memberikan dampak yang besar terhadap Pendapatan Asli Desa yang lebih banyak sehingga akan memudahkan BUMDes Tirta
30
Mandiri dalam mengembangkan Umbul Ponggok tersebut agar lebih baik. Maka dalam mengembangkan objek wisata Umbul Ponggok, strategi yang akan digunakan adalah penjelasan dari Soekadijo yang sesuai dengan RPJMDes (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa) Ponggok tahun 2014-2019 yaitu mewujudkan desa wisata Ponggok yang mandiri dan mampu mengelola potensi desa serta pembangunan berkelanjutan serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera, berkualitas, berbudaya, maju, adil, demokratis dan peduli terhadap lingkungan serta pada misi mereka untuk meningkatkan kualitas SDM masyarakat, membangun infrastruktur, sarana dan prasarana, mengembangkan seluruh potensi desa, meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dan juga membangun kerjasama dan kemitraan strategis. Hal tersebut sesuai dalam Undangundang Desa Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 77 tentang aset desa bahwa dalam pengelolaan kekayaan milik desa dilaksanakan berdasarkan asas kepentingan umum, fungsional, kepastian hukum, keterbukaan, efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan kepastian ekonomi yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat desa serta meningkatkan pendapatan desa. Maka berdasarkan hal itu, dalam pengembangan aset desa Ponggok khususnya dalam pengembangan objek wisata Umbul Ponggok akan dikaji sesuai dengan pendapat Soekadijo (1996:269) yang menjelaskan
31
bahwa penyelenggaraan kepariwisataan memiliki tujuan antara lain memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata dengan memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan kemakmuran rakyat dan mendorong pendayagunaan produksi nasional. Berikut merupakan strategi yang akan digunakan adalah sebagai berikut : a.
Memperkenalkan Memperkenalkan adalah memberitahu kepada orang lain agar orang tersebut mengenal atau mengerti tentang apa yang kita kenalkan. Memperkenalkan merupakan salah satu strategi pengembangan dalam bidang kepariwisataan yang sangat perlu dilakukan agar masyarakat lebih mengenal dan mengetahui objek wisata yang ditawarkan. Pengembangan objek wisata dalam negeri digunakan pula untuk meningkatkan kualitas kebudayaan bangsa, memperkenalkan kekayaan peninggalan sejarah serta keindahan alam di berbagai daerah dan seluruh pelosok tanah air. Dalam hal ini memperkenalkan objek wisata Umbul Ponggok bisa dilakukan dengan cara promosi. Menurut W. Lazar dan E.J Kelley (dalam Yoeti, 1996:40) mengatakan
bahwa
salah
satu
klasifikasi
pengembangan
pemasaran pariwisata adalah promotion instrument, yaitu agar para wisatawan dapat mengetahui tentang produk apa saja yang tersedia, objek dan atraksi apa yang perlu dilihat, fasilitas apa saja
32
yang dapat dinikmati, maka kepada wisatawan perlu diberikan informasi melalui bahan-bahan promosi yang dikirim secara berkelanjutan, melalui travel mark atau pameran, pengiriman tim kesenian, sehingga wisatawan tertarik berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata tertentu. Pengertian tentang promosi menurut DR. Winardi dalam bukunya Kamus Ekonomi (dalam Yoeti, 1996:64) menjelaskan bahwa : “Promotion (usaha untuk memajukan sesuatu). Kerap kali istilah promotion dihubungkan dengan misalnya kepariwisataan, perdagangan, yang berarti usaha untuk memajukan kedua bidang tersebut. Adakalanya pula, promotion digunakan dalam arti promosi yang berhubungan dengan kecakapan jasa-jasa seorang pekerja”. Yoeti (1996:188-197) menjelaskan bahwa alat promosi (promotion instrument) yang paling banyak digunakan adalah : 1) Advertising Advertising merupakan suatu cara yang tepat untuk memberitakan hasil produk kepada konsumen yang sama sekali belum mereka kenal. Keuntungan penggunaan advertising ini terutama karena dapat menjangkau banyak orang melalui media internet maupun media masa seperti surat kabar, majalah, tv, radio, dan bioskop. Dalam kepariwisataan selain advertising yang kita kenal melalui media masa, kita juga mengenal advertising lain yang peranannya besar untuk promosi kepariwisataan, yaitu :
33
a) Outdoor travel advertising Advertising ini sifatnya sangat statis, dia hanya ditempatkan pada tempat-tempat yang dianggap strategis di sepanjang jalan misalnya bandara, stasiun, terminal, pusat perbelanjaan. Dalam advertising ini digunakan kalimat-kalimat yang merupakan slogan yang mudah diingat, karena dibaca sepintas saja. b) Point of sale advertising Ini adalah suatu bentuk advertising yang pembuatnya disesuaikan dengan tempat dimana pesan advertising dimuat. Biasanya jenis advertising ini terbuat dari karton-karton yang dibentuk dengan macam-macam cara, yang diletakkan di meja atau digantung dalam ruangan kantor, di jendela, atau berupa traveling bag, ball point, map atau untuk menyimpan travel document. Pengaruh advertising ini cukup besar manfaatnya. 2) Sales support Sales support diartikan sebagai bantuan pada penjual dengan memberikan
semua
bentuk
promotion
material
yang
direncanakan untuk diberikan pada umum atau travel trade yang khusus ditunjuk sebagai perantara. Jadi Sales support merupakan kegiatan yang mengadakan kontak-kontak pribadi secara langsung atau tidak langsung dengan costumers.
34
Alat bantu dalam penjualan (promotion materials) yang digunakan oleh sales support adalah : a. Brosur Ini merupakan selebaran cetakan dengan menggunakan kertas yang relatif baik, tampilan yang disusun menarik, dengan segala potensi yang hendak dipromosikan. b. Direct mail materials Ini adalah surat penawaran yang dikirimkan pada potential tourist dengan brosur, prospectus folder, leaflet, dan lainlain. c. Folder Suatu promotion materials yang dapat dilipat-lipat ada yang dua dan ada yang empat lipatan. d. Leaflets Berbeda dengan folder, maka leaflet hanya berbentuk selebaran dimana dicantumkan macam-macam informasi serba ringkas tentang objek yang dipromosikan. e. Booklets Booklets hampir menyerupai guide book. Isinya lebih lengkap dari bentuk sales support lainnya. Pembuatannya tidak secara individu tetapi biasanya ditanggung bersama oleh beberapa sponsor yang ikut mempromosikan produk.
35
f. Guide book Ini lebih luas sifatnya dibandingkan dengan macam promotion material lainnya. Di sini disamping memberi informasi tentang unit-unit usaha kepariwisataan juga menceritakan
secara
singkat
tentang
suatu
tourist
destinations, ungkapan-ungkapan bahasa setempat untuk memudahkan komunikasi. g. Display materials Seperti yang banyak kita lihat pada airliner office dan travel agent sebagai pajangan yang digantung atau diletakkan di meja. 3) Public relations Dalam pengertian sehari-hari public relation dikenal dengan arti hubungan masyarakat, yaitu suatu bagian dalam suatu perusahaan atau organisasi yang tujuannya sebagai juru bicara bagi perusahaan dengan pihak lain yang memerlukan keterangan tentang segala sesuatu mengenai perusahaan, tentunya apa yang hendak diberitahukan tersebut haruslah atas sepengetahuan pimpinan yang ditunjuk, sepanjang penjelasan yang diberikan dapat mengharumkan nama baik perusahaan tersebut. Di dalam kepariwisataan peranan public relation ini cukup besar pula, terutama untuk mempromosikan hal-hal yang
36
menyangkut kepariwisataan termasuk aspek yang berkaitan dengannya. Salah satu ciri yang menonjol dari public relation adalah seperti halnya advertising dan sales support tujuannya adalah komunikasi, walaupun demikian ada bedanya dengan keduanya, karena dalam public relation kita tidak membayar media masa yang memuat tulisan yang mempromosikan produk, resort atau daerah tujuan yang dipromosikan tersebut. Sebaliknya malah penulis yang mengirimkan honorarium bagi penulis atau wartawan tersebut. Jadi kebalikan dari advertising yang dibayar oleh sponsor. Ada dua tujuan pemasaran pariwisata yang saling berkaitan yaitu : 1) Untuk menarik wisatawan untuk datang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, baik lokal maupun regional ataupun nasional dengan tujuan lebih banyak wisatawan datang,
lebih
lama
tinggal,
dan
lebih
banyak
membelanjakan uangnya. 2) Menarik wisatawan yang datang untuk menggunakan semua pelayanan yang diberikan oleh perusahaanperusahaan kelompok industri pariwisata yang ada dalam kawasan wisata itu, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan usaha masing-masing perusahaan, karena
37
laba selalu menjadi dorongan untuk melakukan kegiatan pemasaran. (Yoeti, 1996:69) Strategi awal yang digunakan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri dalam upaya mengembangkan objek wisata Umbul Ponggok adalah dengan memperkenalkan potensi yang dimiliki serta daya tarik dari keindahan bawah air dari Umbul Ponggok itu sendiri dengan cara promosi. Alat-alat promosi yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Advertising, yaitu memperkenalkan Umbul Ponggok melalui media masa maupun media internet. Dengan adanya media masa dan juga media internet, diharapkan masyarakat secara luas bisa mengetahui potensi yang dimiliki oleh objek wisata Umbul Ponggok sehingga bisa menarik wisatawan untuk berkunjung kesana. 2) Sales support, yaitu suatu kegiatan yang menjual informasi tentang objek wisata Umbul Ponggok dengan menggunakan alat bantu. Alat bantu yang digunakan ini berupa booklet, leaflet, brosur, dll. b. Mendayagunakan Mendayagunakan bisa diartikan sebagai mengusahakan agar mampu menjalankan tugas dengan baik. Dari definisi tersebut mendayagunakan adalah segala upaya yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat tertentu sesuai dengan yang dikehendaki.
38
Pembangunan kepariwisataan dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan sektor-sektor pembangunan lainnya serta antara usaha-usaha kepariwisataan yang kecil, menengah dan besar agar dapat saling menunjang. Oleh karena itu, perlunya mendayagunakan potensi objek pariwisata harus dilakukan oleh seluruh pemerintah, baik itu pusat maupun daerah, karena dari adanya objek wisata inilah yang menjadi salah satu penyumbang devisa negara terbesar serta untuk meningkatkan
Pendapatan
Asli
Desa.
Dengan
adanya
pendayagunaan objek wisata tentu saja juga akan memberi dampak pada kesejahteraan masyarakat di sekitar objek wisata tersebut, sehingga paling tidak bisa meningkatkan pemasukan masyarakat agar bisa keluar dari garis kemiskinan dan pengangguran. Dalam hal ini objek wisata Umbul Ponggok memiliki potensi yang sangat menjanjikan yaitu adanya pemandangan bawah air dan juga banyaknya ikan-ikan besar yang bisa diajak untuk berfoto dan bernenang, dalam mengembangkan potensi tersebut BUMDes Tirta Mandiri selalu melakukan kegiatan rutin seperti menjaga kebersihan, keamanan, ketertiban dan juga sealu merawat dan memperbaiki/ mengganti sarana prasarana yang sudah rusak agar tetap bisa membuat nyaman para pengunjungnya. Dalam mewujudkan strategi mendayagunakan ini, BUMDes Tirta Mandiri memberikan lahan berupa kios-kios kecil yang bisa
39
digunakan oleh warga sekitar Umbul Ponggok untuk membuka warung makan ataupun berjualan lainnya, serta bagi masyarakat sekitar yang mempunyai peralatan renang bisa juga dipinjamkan kepada BUMDes Tirta Mandiri agar bisa disewakan untuk pengunjung dan akan diberikan keuntungan dari penyewaan alat tersebut. c.
Melestarikan Melestarikan adalah menjadikan atau membiarkan tetap tidak berubah, membiarkan tetap seperti keadaan semula, mempertahankan kelangsungan. Sedangkan pelestarian adalah proses, cara, perbuatan melestarikan. Pelestarian juga bisa diartikan sebagai perlindungan dari kemusnahan atau kerusakan, pengawetan, konservasi. Selain itu pengertian pelestarian adalah pengelolaan sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya. Dari pengertian diatas, maka melestarikan bisa diartikan sebagai salah satu cara untuk menjaga keaslian alam agar tetap seperti kondisi semula atau tidak mengalami kerusakan sehingga bisa dimanfaatkan secara terus-menerus untuk generasi yang akan datang serta diusahakan untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang ada sehingga kualitas masyarakatnya juga akan terus
40
berkembang dengan baik dan tetap menjaga lingkungan agar selalu nyaman, bersih dan sehat. Pelestarian alam ini merupakan salah satu upaya preventif yang bisa dilakukan dengan mengajak masyarakat sekitar agar tetap menjaga alam lingkungannya demi kelangsungan hidup yang nyaman. Pelestarian alam ini diwujudkan oleh pemerintah desa dan juga BUMDes sendiri bersama masyarakat sekitar karena pada dasarnya masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan itu sendiri. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri dalam upayanya mengembangkan objek wisata Umbul Ponggok juga perlu untuk melakukan strategi melestarikan. Strategi melestarikan yang dilakukan oleh BUMDes Tirta Mandiri salah satunya dengan merenovasi area Umbul Ponggok, seperti pembangunan toilet, tempat ibadah, dll dan juga akhir-akhir ini sudah melakukan pengangkatan bekas abu vulkanik dari gunung Kelud yang sudah mengendap di dasar Umbul Ponggok. d. Meningkatkan mutu daya tarik objek wisata Meningkatkan
adalah
menaikkan,
mempertinggi,
memperhebat. Sedangkan peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha / kegiatan).
41
Sedangkan Mutu adalah ukuran baik buruk suatu benda, kadar, taraf atau derajat, kualitas. Maka meningkatkan mutu adalah upaya untuk menaikkan kualitas suatu barang atau benda. Meningkatkan mutu daya tarik wisata dilakukan dengan cara menambah sarana dan prasarana yang ada di lokasi objek wisata sehingga menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Dalam menawarkan kepariwisataan sarana dan prasarana yang ditawarkan adalah sebagai berikut : 1) Sarana kepariwisataan (tourism superstructures) Seperti yang kita ketahui, sarana kepariwisataan ini dapat dibagi atas tiga bagian yang penting, dimana satu dengan yang lainnya saling menunjang. Ketiga sarana yang dimaksudkan adalah : a) Sarana
pokok
kepariwisataan
(main
tourism
superstructure). Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah
travel
agent
dan
tour
operator,
tourist
transportation, accommodation, catering trades, tourist objects dan tourist attractions. b) Sarana pelengkap kepariwisataan (supplementing tourism superstructure). Yang dimaksud ke dalam kelompok ini adalah fasilitas rekreasi dan olahraga seperti sky resort, horse riding, boating facilities, hunting safari, hunting camera dan photograph, dan lain-lain.
42
c) Sarana penunjang kepariwisataan (supporting tourism superstructure) seperti night club dan steambath, casino dan entertainment, souvenir shops, dan lain-lain. 2) Prasarana (infrastructure), terdiri dari : a) Prasarana umum (general infrastructure) seperti sumber air tawar, pembangkit tenaga listrik, jalan raya, jembatan, pelabuhan laut, lapangan udara, irigasi, telekomunikasi, dan lain-lain. b) Kebutuhan masyarakat banyak (basic needs of civilized life) seperti rumah sakit, apotek, pusat perbelanjaan, bank, kantor pos, badan legislatif, polisi, pengadilan, pompa bensin,
kantor-kantor
yang
berhubungan
dengan
kepariwisataan (tourist information center, government tourist office, dan sebagainya). (Yoeti, 1996:82) Objek wisata Umbul Ponggok sebagai salah satu wisata unggulan di desa Ponggok memiliki potensi yang patut untuk dikembangkan. Salah satu cara pengembangannya adalah dengan meningkatkan mutu dan daya tarik wisatawan agar berminat untuk datang ke Umbul Ponggok dan menyebarluaskan kepada orangorang terdekatnya. Dengan begitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri sangat perlu melakukan pengembangan berupa penambahan sarana maupun prasarana yang ada.
43
Sarana kepariwisataan yang bisa digunakan untuk menarik pengunjung agar mau datang ke Umbul Ponggok adalah antara lain dengan menyediakan taman bermain bagi anak, agar anak-anak yang belum bisa berenang bisa tetap bermain air dengan wahanawahana yang ada, pembuatan wahana edukasi, pembuatan taman bawah air agar para pengunjung tidak bosan dengan pemandangan yang dijadikan background foto bawah airnya. Sedangkan untuk prasarananya yang dapat ditambahkan atau ditingkatkan dalam pengembangan objek wisata Umbul Ponggok antara lain tempat parkir yang memadai dan tidak mengganggu jalan raya.
2. Implementasi Strategi Teori selanjutnya adalah mengenai pelaksanaan strategi yang merupakan salah dari satu proses manajemen strategi. Dari beberapa teori yang telah dipaparkan terkait proses manajemen strategis, ada beberapa yang menyebutkn pelaksanaan strategi ada juga yang menyebutkan implementasi strategi. Pada dasarnya kedua hal tersebut mempunyai arti yang sama. Menurut Higgins (dalam J. Salusu, 2003:409) yang berpendapat bahwa : “Implementasi merupakan rangkuman dari berbagai kegiatan yang di dalamnya sumber daya manusia menggunakan daya lain untuk mencapai sasaran dari strategi. Kegiatan itu menyentuh semua jajaran manajemen mulai dari manajemen puncak sampai pada karyawan lini paling bawah.”
44
Dalam penelitian ini akan menjelaskan mengenai implementasi strategi, karena tanpa adanya implementasi strategi menjadi tidak berarti. Implementasi strategi dapat diterjemahkan menjadi tindakan. Implementasi strategi berfokus pada aktivitas-aktivitas administratif yang merupakan suatu proses tersendiri dan sering tidak dipandang sebagai bagian internal dari pengambilan keputusan strategik. Jadi dapat dikatakan bahwa implementasi adalah operasionalisasi dari berbagai aktivitas guna mencapai suatu sasaran tertentu. Dalam Kamus Webster, implementasi diartikan sebagai to provide the means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); to give practical effect to (menimbulkan dampak/ akibat terhadap sesuatu) (Joko Widodo, 2008:86). Implementasi adalah satu proses yang terarah dan terkoordinasi, melibatkan banyak sumber daya yang ada dalam organisasi. Joko Widodo (2008: 88) mendefinisikan implementasi adalah suatu proses yang melibatkan sejumlah sumber yang termasuk manusia, dana, dan kemampuan organisasional yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta (individual atau kelompok). Proses ini dilakukan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jones (dalam Joko Widodo, 2008:89) menyatakan aktivitas implementasi ini dalam tiga macam yaitu: 1. Pengorganisasian, merupakan suatu upaya untuk menetapkan dan menata kembali sumber daya, unit-unit, dan metode yang mengarah pada upaya merealisasikan kebijakan menjadi hasil sesuai apa yang menjadi sasaran dan tujuan kebijakan.
45
2. Interpretasi, merupakan aktivitas interpretasi (penjelasan) subtansi suatu kebijakan dalam bahasa yang lebih operasional dan mudah dipahami sehingga dapat dilaksanakan dan diterima oleh pelaku dan sasaran kebijakan. 3. Aplikasi, merupakan aktivitas penyediaan pelayanan secara rutin, atau lainnya sesuai dengan tujuan dan sarana kebijakan yang ada. Implementasi strategi adalah proses dimana organisasi mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program,anggaran, dan prosedur seperti dijabarkan berikut: a. Program, yaitu aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan. Tujuan program dibuat adalah untuk membuat strategi dapat dilaksanakan dalam tindakan (action-oriented). b. Anggaran yaitu program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya yang dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan. c. Prosedur yaitu sistem langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan. (dalam Hunger & Wheelen, 2003:11) Program, anggaran, prosedur hanyalah bentuk rencana yang disusun mendetail yang akhirnya tertuju pada implementasi yang dibuat. Implementasi strategi merupakan proses berbagai strategi dan kebijakan berubah menjadi tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur (dalam Hunger & Whellen, 2003: 297). Jadi, implementasi strategi merupakan sejumlah tindakan yang melibatkan
semua
pelaksanaannya
variabel
menuntut
dalam
organisasi
kehati-hatian,
dimana
karena
dalam
menyangkut
bagaimana melaksanakan setiap alternatif yang ada. Strategi akan berhasil jika ada kebijaksanaan yang berkaitan dengan pedoman pelaksanaan, metode kerja, prosedur dan peraturan-peraturan, dan
46
segala sesuatu yang diperlukan untuk memberikan dorongan dan motivasi dalam menyukseskan pencapaian sasaran organisasi.
3. Pengertian Objek Wisata Pengertian objek wisata dalam Undang-undang Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan pasal 1 ayat 6, menyebutkan bahwa objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Sedangkan pada bab III pasal 4 berbunyi bahwa : 1) Objek dan daya tarik wisata terdiri atas : a) Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam, serta flora dan fauna; b) Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi, dan tempat hiburan. 2) Pemerintahan menetapkan objek dan daya tarik wisata selain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b. Pengertian objek wisata adalah Segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu (Yoeti, 1996:172). Pengertian lain menurut Chafid dan Fandeli (1995) (dalam Demartoto, 2008:16), bahwa objek wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan
47
tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung. Berdasarkan pengertian dari para ahli diatas, maka penulis memberikan pengertian bahwa objek wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik yang dapat dilihat, dirasakan dan juga dinikmati oleh seorang manusia yang menyebabkan dirinya merasa senang atau bahagia.
4. Pengembangan Objek Wisata Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengembangan adalah hal, cara atau hasil kerja mengembangkan. Sedangkan mengembangkan berarti membuka, memajukan, menjadikan maju dan bertambah baik. Dalam pengembangan pariwisata ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : 1) Wisatawan (Tourist) Harus diketahui karakteristik dari wisatawan, dari negara mana mereka datang, usia, hobi, dan pada musim apa mereka melakukan perjalanan. 2) Transportasi Harus dilakukan penelitian bagaimana fasilitas transportasi yang tersedia untuk membawa wisatawan ke daerah tujuan wisata yang dituju.
48
3) Atraksi/ objek wisata Bagaimana objek wisata dan straksi yang akan dijual, apakah memenuhi tiga syarat berikut, yaitu apa yang dilihat, apa yang dilakukan dan apa yang dapat dibeli di daerah tujuan wisata yang dikunjungi. 4) Fasilitas pelayanan Fasilitas apa saja yang tersedai di daerah tujuan wisata tersebut, bagaimana akomodasi perhotelan yang ada, restoran, pelayanan umum seperti Bank / money changers, telepon di daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi wisatawan. 5) Informasi dan promosi Diperlukan publikasi atau promosi, kapan iklan dipasang, kemana leaflets / brosur disebarkan sehingga calon wisatwan mengetahui tiap paket wisata dan wisatawan cepat mengambil keputusan. (Yoeti : 2001 : 36) Dalam dunia pariwisata, objek wisata alam, buatan, maupun budaya tidak hanya akan menarik wisatawan domestik saja tetapi juga wisatawan mancanegara. Namun dalam pengembangan pariwisata akan menimbulkan dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkan. Menurut Spillane (1994:51-60) dampak positif dan dampak negatif dari pengembangan pariwisata adalah sebagai berikut :
49
a. Penciptaan lapangan kerja Pada umumnya pariwisata merupakan industri yang padat karya dimana tenaga kerja diganti dengan modal atau peralatan. Semua sektor dalam industri akomodasi relatif lebih padat karya dibandingkan dengan industri pengolahan. Maka negara tertarik pada sektor pariwisata sebagai sumber penciptaan pekerjaan. Pariwisata merupakan sumber pokok dari pekerjaan pada tingkat regional. b. Sumber devisa asing Dengan semakin besarnya andil jasa-jasa dalam perdagangan internasional, maka semakin banyak pula perhatian pada pariwisata sebagai sumber pokok dari devisa baik secara positif maupun negatif dalam neraca pembayaran. c. Distribusi pembangunan secara spiritual Pariwisata
secara
wajar
cenderung
mendistribusikan
pembangunan dari pusat industri kearah wilayah desa yang belum berkembang. Wilayah kecil lebih cenderung tergantung pada pariwisata daripada wilayah besar karena wilayah besar cenderung mempunyai perekonomian dengan diversifikasi tinggi. Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya pengembangan pariwisata adalah :
50
a. Pariwisata dan vulnerability ekonomi Di beberapa negara, pariwisata merupakan andil signifikan dari pendapatan yang diciptakan, namun di negara kecil dengan perekonomian terbuka, pariwisata menjadi sumber bersifat mudah kena serang atau luka (vulnerability), khususnya kalau negara tersebut sangat tergantung pada satu pasar asing. b. Kebocoran pendapatan dari industri pariwisata Dalam banyak kasus, kebocoran pendapatan sangat luas dan besar khususnya pada proyek pariwisata berskala besar dan diluar kapasitas perekonomian lokal. Kebocoran tersebut antara lain : barang barang impor, khususnya makanan dan minuman; biaya devisa asing dari impor untuk pembangunan fasilitas pariwisata; pembayaran transfer dari keuntungan oleh perusahaan asing yang memiliki hotel dan fasilitas pariwisata lain; pembayaran transfer dari gaji pekerja asing; biaya manajemen dan royalties kepada bisnis franchise; pembayaran kepada perusahaan penerbangan asing, perusahaan atau biro perjalanan umum, dan agen-agen perjalanan; biro promosi di luar negeri; tambahan pengeluaran untuk impor oleh warga negara sebagai akibat penerimaan dan akibat percontohan. c. Polarisasi spasial dari industri pariwisata Perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk menerima sumber daya modal yang besar dari kelompok besar perbankan atau lembaga keuangan lain. Sedangkan perusahaan kecil harus
51
tergantung pada pinjaman atau subsidi dari pemerintah dan tabungan pribadi atau keluarga sebagai sumber modal. Hal ini menunjukkan hambatan pokok pada perluasan bisnis antara perusahaan kecil dan perusahaan besar. d. Sifat dari pekerjaan dalam industri pariwisata Menurut beberapa kesan (stereo types) pekerjaan dalam sektor pariwisata cenderung menerima gaji yang rendah, menjadi pekerja musiman, tidak ada serikat buruh, hanya bekerja pada sebagian waktu (part time). Banyak pekerjaan dalam sektor pariwisata yang bersifat musiman. Akibatnya pekerjaan dapat berakibat negatif khususnya kalau pariwisata memusnahkan dasar kegiatan lain seperti kegiatan pertanian dalam masyarakat desa. e. Dampak industri pariwisata terhadap alokasi sumber daya ekonomi Hal ini dapat menyebabkan kenaikan harga tanah dimana kenaikan harga tanah dapat menimbulkan kesulitan bagi penghuni daerah tersebut yang tidak bekerja disektor pariwisata yang ingin membangun rumah. Perkembangan pariwisata juga dapat menjadi sumber konflik dengan perkembangan industri atau pertanian karena tiap kegiatan ekonomis harus bersaing untuk mendapatkan tempat atau lokasi yang optimal, sumber air yang terbatas, dan mungkin tenaga kerja yang terbatas.
52
f. Dampak industri pariwisata terhadap lingkungan Perkembangan wisata dapat menimbulkan problem-problem terhadap lingkungan seperti polusi udara dan air, kekurangan air, keramaian lalu lintas, dan kerusakan dari pemandangan alam yang tradisional.
5. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri a. Gambaran Umum Dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) perlu adanya pengembangan potensi-potensi yang dimiliki oleh suatu daerah, dalam hal ini adalah Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Salah satu potensi yang dimiliki adalah dalam sektor pariwisata. Dari berbagai objek wisata yang ada di desa tersebut, salah satu objek wisata yang sangat berpotensi untuk dikembangkan adalah Umbul Ponggok. Umbul Ponggok adalah objek wisata yang menarik karena selain kita bisa berenang, terdapat pemandangan bawah air yang sangat indah yang sering digunakan untuk foto bawah air. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga desa melalui pengembangan usaha ekonomi mereka, dimana dalam hal ini BUMDes bertanggung jawab untuk mengelola dan mengembangkan objek wisata Umbul Ponggok. Maka berdasarkan
53
peraturan Pemerintah Kabupaten Klaten Nomor 20 Tahun 2006 menetapkan Badan Usaha Milik Desa yang juga berisi tentang kewenangan organisasi, tugas pokok dan fungsi masing-masing sub unit kerja untuk melaksanakan kinerja di bidang masing-masing, yaitu sebagai berikut : 1. Komisaris Dalam hal ini yang menjabat sebagai Komisaris dalah Kepala Desa Ponggok, yang dibantu oleh Sekretaris Desa dalam melaksanakan urusan Pemerintahan Desa dan juga mempunyai kekuasaan penuh terhadap BUMDes itu sendiri. 2. Badan Pengawas Badan Pengawas ini terdiri dari 3 orang, dimana salah seorang sebagai ketua dan 2 orang menjadi anggotanya, yang mana dipilih mealui musyawarah desa. 3. Pengurus Merupakan pengurus utama dari BUMDes Tirta Mandiri, yang mana bertanggung jawab untuk mengurus pengembangan objek wisata Umbul Ponggok maupun usaha desa lainnya. Pengurus BUMDes Tirta Mandiri disini terdiri dari : a. Ketua b. Sekretaris c. Bendahara d. Karyawan
54
b. Visi dan Misi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri 1) Visi : Untuk mendorong / menampung seluruh kegiatan peningkatan pendapatan masyarakat, baik yang berkembang menurut adat istiadat / budaya setempat, maupun kegiatan perekonomian yang diserahkan untuk dikelola oleh masyarakat melalui program proyek pemerintah dan pemerintah daerah. 2) Misi : a. Mendorong
berkembangnya
kegiatan
perekonomian
masyarakar desa. b. Meningkatkan kreativitas dan peluang usaha ekonomi produktif (berwira usaha) anggota masyarakat desa yang berpenghasilan rendah. c. Mendorong berkembangnya usaha kecil untuk penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat di desa yang terbebas dari pengaruh – pengaruh renternir.
6. Implementasi Strategi Pengembangan Objek Wisata Umbul Ponggok Oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri Umbul Ponggok merupakan salah satu wisata unggulan dan paling populer di Kabupaten Klaten. Namun potensi yang dimiliki objek wisata Umbul Ponggok ini masih perlu untuk dikembangkan lagi agar tetap
55
bisa menarik wisatawan, baik itu
wisatawan
lokal
maupun
mancanegara. Pengembangan objek wisata Umbul Ponggok ini dilakukan oleh Pemerintah Desa Ponggok yang mana dilimpahkan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri, dimana dalam rangka mendorong peningkatan Pendapatan Asli Desa serta untuk memberikan lapangan kerja bagi masyarakat desa Ponggok khususnya. Hal ini tentu saja sesuai dengan otonomi daerah yang mana setiap daerah diberikan kewenangan untuk mengembangkan daerahnya masingmasing. Maka dalam mengembangkan objek wisata Umbul Ponggok, strategi yang akan digunakan sesuai dengan RPJMDes (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa) Ponggok tahun 2014-2019 yaitu mewujudkan desa wisata Ponggok yang mandiri dan mampu mengelola potensi desa serta pembangunan berkelanjutan serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera, berkualitas, berbudaya, maju, adil, demokratis dan peduli terhadap lingkungan serta pada misi mereka untuk
meningkatkan
kualitas
SDM
masyarakat,
membangun
infrastruktur, sarana dan prasarana, mengembangkan seluruh potensi desa, meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dan juga membangun kerjasama dan kemitraan strategis. Hal tersebut sesuai dalam Undang-undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 77 tentang aset desa bahwa dalam pengelolaan kekayaan milik desa dilaksanakan berdasarkan asas kepentingan umum, fungsional, kepastian hukum,
56
keterbukaan, efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan kepastian ekonomi yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat desa serta meningkatkan pendapatan desa. Maka berdasarkan hal itu, dalam pengembangan aset desa Ponggok khususnya dalam pengembangan objek wisata Umbul Ponggok akan dikaji sesuai dengan pendapat Soekadijo (1996:269) yang menjelaskan bahwa penyelenggaraan
kepariwisataan
memiliki
tujuan
antara
lain
memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata dengan memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan kemakmuran rakyat dan mendorong pendayagunaan produksi nasional, yaitu meliputi aspek aspek sebagai berikut ; memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu daya tarik objek wisata. Strategi yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri dalam mengembangkan objek wisata Umbul Ponggok ini mengacu pada empat aspek tersebut untuk membuat Umbul Ponggok lebih baik dan lebih maju dari sebelumnya. Strategi pengembangan itu dilakukan oleh BUMDes Tirta Mandiri karena pada dasarnya objek wisata Umbul Ponggok ini mempunyai potensi, hal ini sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Klaten 20142019, dalam Bab IV tentang Arah Kebijakan Pembangunan
57
Kepariwisataan, dijelaskan bahwa Program Pengembangan Destinasi Pariwisata mengarah kepada : 1. Pengembangan infrastruktur dan fasilitas dasar destinasi untuk memenuhi standar 2. Pengembangan dan pelestarian seni budaya sebagai atraksi wisata 3. Pengembangan sarana transportasi dan kenyamanan 4. Peningkatan kapasitas dan peran masyarakat dalam bidang kepariwisataan 5. Peningkatan ekonomi masyarakat bidang kepariwisataan 6. Penguatan kesadaran wisata
7. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir penelitian ini dimulai dari potensi-potensi yang ada di objek wisata Umbul Ponggok di Kabupaten Klaten, dimana di Umbul Ponggok tersebut mempunyai potensi sumber mata air yang memang mengalir terus dan juga sangat jernih serta dengan adanya penambahan properti bawah air yang sering digunakan oleh para pengunjung sebagai bahan objek foto mereka. Hal inilah yang menjadi dasar bagi BUMDes Tirta Mandiri dalam mengembangkan objek wisata Umbul Ponggok. Dengan hal tersebut, pihak BUMDes Tirta Mandiri melakukan beberapa strategi pengembangan yang nantinya akan digunakan dalam mengembangkan objek wisata Umbul Ponggok. Dimana sesuai dengan RPJMDes Desa Ponggok bahwa tujuan mereka mewujudkan desa wisata Ponggok yang mandiri dan mampu mengelola potensi desa serta pembangunan berkelanjutan serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera, berkualitas, berbudaya, maju, adil, demokratis dan peduli
58
terhadap lingkungan serta pada misi mereka untuk meningkatkan kualitas SDM masyarakat, membangun infrastruktur, sarana dan prasarana, mengembangkan seluruh potensi desa, meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dan juga membangun kerjasama dan kemitraan strategis. Maka dari itu, peneliti bermaksud melihat beberapa strategi yang dilakukan oleh BUMDes Tirta Mandiri dilihat dari beberapa aspek, anatara lain : (1) Memperkenakan ; antara lain melalui advertising (dengan bantuan media sosial seperti instagram, facebook dan youtube) dan juga sales support (menyebarkan brosur pada event-event kota Klaten), (2) Mendayagunakan ; yaitu dengan membuka investasi bagi masyarakat desa Ponggok dan juga selalu menjaga kebersihan dan keamanan Umbul Ponggok, (3) Melestarikan ; yaitu dengan melakukan pengecekan rutin kondisi air serta penambahan fasilitas yang ada, dan (4) Meningkatkan mutu daya tarik objek wisata ; dengan cara menambah sarana (rest area, warung kuliner dan wisata edukasi di banyu mili) serta prasarana (membuat lahan parkir mobil sendiri). Apabila keempat aspek tersebut terpenuhi, diharapkan pengembangan objek wisata Umbul Ponggok dapat dilaksanakan dengan efektif, sehingga nantinya akan mampu mendongkrak minat dari wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata Umbul Ponggk dan pada tujuan akhirnya bisa meningkatkan pendapatan asli desa. Untuk memperjelas, berikut kerangka pikir yang telah disusun oleh peneliti.
59
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Potensi-potensi yang ada di objek wisata Umbul Ponggok
Implementasi strategi pengembangan yang dilakukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri berdasarkan RPJMDes desa Ponggok dilihat dari aspek : 1. 2. 3. 4.
Memperkenalkan Mendayagunakan Melestarikan Meningkatkan mutu daya tarik objek wisata
Peningkatan pendapatan asli desa
