BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN)
2.1. Sejarah Singkat Jual Beli Online Belanja online pertama kali dilakukan di Inggris pada tahun 1979 oleh Michael Aldrich dari Redifon Computers. Ia menyambungkan televisi berwarna dengan komputer yang mampu memproses transaksi secara realtime melalui sarana kabel telepon. Sejak tahun 1980, ia menjual sistem belanja daring yang ia temukan di berbagai penjuru Inggris (Waran dan Ediko, 2009). Pada tahun 1980, belanja online secara luas digunakan di Inggris dan beberapa negara di daratan Eropa seperti Perancis yang menggunakan fitur belanja online untuk memasarkan Peugeot, Nissan, dan General Motors. Pada tahun 1992, Charles Stack membuat toko buku daring pertamanya yang bernama Book Stacks Unlimited yang berkembang menjadi Books.com yang kemudian diikuti oleh Jeff Bezos dalam membuat situs web Amazon.com dua tahun kemudian. Selain itu, Pizza Hut juga menggunakan media belanja online untuk memperkenalkan pembukaan toko pizza online (Waran dan Ediko, 2009). Pada tahun 1994, Netscape memperkenalkan SSL encryption of data transferred online karena dianggap hal yang paling penting dari belanja daring adalah media untuk transaksi daringnya yang aman dan bebas dari pembobolan. Pada tahun
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
1996, eBay situs belanja daring lahir dan kemudian berkembang menjadi salah satu situs transaksi daring terbesar hingga saat ini (Waran dan Ediko, 2009). E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halamanweb (website). Menurut riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 miliar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011 (Waran dan Ediko, 2009). Istilah "perdagangan elektronik" telah berubah sejalan dengan waktu. Awalnya, perdagangan elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial, seperti penggunaan EDI untuk mengirim dokumen komersial seperti pesanan pembelianatau invoice secara elektronik. Kemudian dia berkembang menjadi suatu aktivitas yang mempunyai istilah yang lebih tepat "perdagangan web" — pembelian barang dan jasa melalui World Wide Web melalui server aman (HTTPS), protokol server khusus yang menggunakan enkripsi untuk merahasiakan data penting pelanggan (Waran, Ediko, 2009).Pada awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak jurnalis memperkirakan bahwa e-commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi baru. Namun, baru sekitar empat tahun kemudian protokol aman seperti HTTPS memasuki tahap matang dan banyak digunakan. Antara 1998 dan 2000
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
banyak bisnis di AS dan Eropa mengembangkan situs web perdagangan ini (Waran dan Ediko, 2009). Di Indonesia sendiri perkembangan e-commerce bermula ketika Internet Service Provider komersial pertama berdiri pada tahun 1994 yang kemudian diikuti lima tahun berikutnya berdiri situs jual beli online Kaskus dan Bhinneka.com. Di bawah ini milestone e-commerce di Indonesia. (tekno.liputan6.com)
1994 Internet Service Provider (ISP) komersial pertama berdiri, yakni Indonet
2001 Internet Service Provider (ISP) komersial pertama berdiri, yakni Indonet
1999 Andrew Darwis mendirikan portal Kaskus, yang kemudian hadir Bhinneka.com
2005 Portal jual-beli Tokobagus hadir
2007
Internet Service Provider (ISP) komersial pertama berdiri, yakni Indonet
2011 Situs pesan tiket online Tiket.com diluncurkan
2014
2010 Nadiem Makariem mendirikan layanan transportasi online, Go-Jek
2012 Traveloka dan idEA didirikan, Harbolnas diadakan dan telah diikuti 150 perusahaan
Tokopedia mendapat kucuran investasi US$ 100 juta
2015 2016
Tokobagus dilebur bersama Berniaga menjadi OLX
Pemerintah mengeluarkan roadmap e-Commerce Indonesia.
Gambar 2.1. milestone e-commerce di Indonesia Sumber : http://tekno.liputan6.com (2016)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
2.2. Lingkup Usaha Dalam penerapan ruang lingkup e-commerce, kegiatan bisnis di dalamnya meliputi penjualan, pembelian, promosi, pelayanan produk dan jasa yang menggunakan e-commerce yang bersifat dinamis dan membutuhkan elemen dasar yaitu e-shop sebagai web server, pengguna web browser dan koneksi internet diantara keduanya. Dikutip dari laman Maxmanroe.com (2015) di Indonesia terdapat beberapa jenis ecommerce, diantaranya : 1) Classifieds / Daftar Iklan Baris Bentuk bisnis yang pertama adalah classifieds atau daftar iklan baris. Bentuk bisnis ini merupakan bentuk yang paling sederhana dari usaha ecommerce yang ada. Itu karena bentuk bisnis ini mempunyai ciri khas dimana penyedia jasa tidak terlibat secara langsung dalam proses jual beli yang terjadi. Dalam bentuk bisnis ini, pihak perusahaan e-commerce hanya menjadi media yang mempertemukan antara penjual dan pembeli dalam satu tempat. Ciri-ciri dari bentuk bisnis classifieds atau daftar iklan baris adalah web penyedia layanan e-commerce tersebut sama sekali tidak terlibat atau memfasilitasi secara langsung transaksi jual beli online yang berlangsung. Ciri yang kedua adalah dalam memanfaatkan layanan e-commerce tersebut, siapa saja yang ingin menjual barang yang dimilikinya bebas melakukan hal tersebut kapan dan dimana saja secara online. Ciri lain dari bentuk ini adalah pihak e-commerce
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
mendapatkan keuntungan dari iklan premium yang terpasang pada website tersebut. Penyedia layanan e-commerce di Indonesia yang menggunakan bentuk bisnis ini antara lain OLX. Hingga saat ini OLX menjadi jaringan perusahaan ecommerce yang terlama yang ada di Indonesia dan masih tetap eksis hingga saat detik ini. Selain ketiga e-commerce tersebut, Kaskus FJB (forum jual beli) pada dasarnya juga menganut bentuk bisnis ini karena selama proses transaksi pihak Kaskus sendiri tidak memberikan keharusan bagi para penjual atau pembeli menggunakan layanan transaksi apapun yang mereka sediakan. Dalam sistem pembayarannya pun, para penggiat Kaskus FJB banyak yang menggunakan metode COD atau cash on delivery. Secara umum tipe e-commerce ini lebih cenderung digunakan oleh para penjual yang hendak menjual barang bekas atau yang jumlahnya terbatas.
2) Marketplace C2C (Customer to Customer) Yang membedakan antara bentuk bisnis ini dengan bentuk classifieds adalah selain menawarkan tempat sebagai media promosi barang daganganya, pihak e-commerce juga memberikan layanan metode pembayaran dari transaksi online yang dilakukan. Hal tersebut juga menjadi ciri utama dari bentuk bisnis ecommerce Marketplace C2C. Pada umumnya pihak e-commerce akan memberikan layanan Escrow atau rekening pihak ketiga.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Fungsi dari escrow tersebut adalah sebagai jembatan antara penjual, pembeli dan pihak e-commerce. Jika sudah terjadi kesepakatan pembelian, pembeli harus mentransfer dana kepada pihak escrow. Baru setelah dana dikonfirmasi masuk ke escrow, penjual bisa mengirimkan barangnya para pembeli. Dan setelah pembeli mengkonfirmasi kedatangan barang, maka pihak escrow akan memberikan uang nya ke penjual. Selain lebih aman, dengan menggunakan jasa escrow jika tiba-tiba terjadi masalah dengan barang, dana akan bisa segera dikembalikan pada pembeli. Pada situs Kaskus FJB (forum jual beli), jasa escrow lebih dikenal dengan nama Rekber atau rekening bersama. Perusahaan e-commerce yang mengadopsi bentuk bisnis ini antara lain Tokopedia dan Lamido. Perusahaan tersebut akan mendapatkan keuntungan dari sistem iklan premium dan juga adanya komisi dari jasa escrow.
3) Shopping Mall Bentuk bisnis e-commerce Shopping Mall, semua proses serta layanannya kurang lebih sama dengan bentuk bisnis Marketplace C2C yang membedakan antara keduannya adalah penjual yang ada pada e-commerce tersebut. Pihak yang bisa masuk menjadi penjual di e-commerce tersebut hanyalah brand-brand besar yang telah mempunyai nama di pasar lokal atau pun internasional. Untuk masuk pun membutuhkan proses verifikasi yang tidak mudah. Dari segi keuntungan, pihak e-commerce bisa menarik komisi dari penjual yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
notabenenya brand besar tersebut. Dengan begitu pendapatannya pun bisa lebih besar. Hingga saat ini, di Indonesia bentuk bisnis ini baru diterapkan oleh Blibli dan Matahari Mall.
4. Toko online B2C (Business to Consumer) Pada dasarnya bentuk bisnis ini lebih berfokus pada penjualan barang atau produk milik perusahaan e-commerce itu sendiri. Sehingga semua keuntungan dari penjualan produk murni dimiliki oleh perusahaan e-commerce dan tidak dibagi dengan pihak lain. Jenis bisnis ini merupakan salah satu bentuk yang paling berkembang di Indonesia, namun dalam pengembangan bentuk bisnis ini tentunya juga tidak mudah. Selain diperlukan modal yang sangat besar, ketersediaan pasokan barang serta sistem penjualan semuanya harus dihandle sendiri oleh pihak e-commerce. Beberapa perusahaan e-commerce yang menerapkan bentuk bisnis ini antara lain Lazada, Zalora, Bhineka, dan Berry Benka. Namun seperti halnya Lazada juga masing memiliki sistem layaknya Marketplace C2C yang dapat menerima penjual mandiri yang memiliki barang yang cukup banyak dan terjamin ketersediannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
5. Sosial Media Shop Bentuk bisnis e-commerce yang terakhir adalah sosial media shop. Bentuk ini bisa dikatakan muncul seiring perkembangan sosial media yang makin menanjak. Potensi dari sosial media tersebut kini dimanfaatkan langsung oleh perusahaan e-commerce dengan membangun bisnis yang berbasis pada sosial media tersebut. Saat ini sosial media yang menjadi lahan utama perkembangan bentuk bisnis ini masih didominasi oleh Facebook, namun dengan pergesaran tren sosial media yang terjadi akhir-akhir ini juga telah membuka pesaing baru seperti Instagram dan juga Twitter. E-commerce di Indonesia yang menyediakan bentuk bisnis ini adalah Onigi. Keuntungan dari bentuk ini adalah dari segi pemanfaatan banyaknya konsumen yang berasal dari sosial media tersebut dan juga kemudahan dalam pembuatannya.
Gambar 2.1. Jenis-jenis e-commerce Sumber : Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) 2014
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Berikut ini adalah beberapa profil perusahaan belanja online yang menggunakan konsep B2C yang akan diteliti dalam penelitian ini : 1) Lazada Berawal Rocket Internet yang pusatnya di Berlin mendirikan kantor di Jakarta pada Januari 2012. Pada tanggal 15 Maret 2012, website Lazada diluncurkan. Peluncuran ini tidak hanya di Indonesia saja, melainkan Filipina, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Memiliki 13 kategori produk dan 25000. Beberapa investornya antara lain JP Morgan Asset Management, Kinnevik, (perusahaan investasi asal Swedia USD 40 juta), Summit Partners (investasi USD 26 juta) Tengelmann, (group retail strategis dari Jerman investasi USD 20 juta) (Sulistyaningsih, 2014) 2) Blibli Diluncurkan pada 25 Juli 2011 oleh PT. Global Digital Niaga (GDN) dengan nilai investasi $ 10 juta yang merupakan anak perusahaan PT. Global Digital Prima (GDP) milik Martin Hartono –putra owner Djarum Group, Budi Hartono. memakai sistem keamanan yang sudah mendapat sertifikasi dari VeriSign merupakan sistem standar keamanan transaksi online di dunia (http://swa.co.id/, 2016) 3) Zalora Indonesia Didirikan pada tahun 2012 dan merupakan salah satu cabang dari situs belanja online terbesar Eropa Zalando yang beralamat Menara Bidakara lantai 17,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Jl.Jendral Gatot Subroto Kav. 71-73, Menteng Dalam – Tebet, Jakarta selatan, DKI Jakarta 12870, atas nama PT Fashiom Eservices Indonesia. Situs belanja online ini merupakan salah satu cabang dari toko online terbesar di Eropa, Zalando. Di lingkup Asia namanya Zalora yang memiliki adik perusahaan di delapan negara, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Vietnam, Taiwan, Hongkong, Thailand, dan Filipina. Zalora sudah memasarkan produknya di Mobile app. (Yulistara, 2012) 4) Dinomarket Merupakan kepanjangan dari Digital Number One Market, beralamat di Central Park DKI Jakarta11470. Situs belanja online Dinomarket ini di dirikan pada bulan Juni tahun 2008 oleh Victor Wiguna. Tiger Global Management yaitu perusahaan yang berbasis ekuitas swasta dan juga dana dari New York pada tahun 2011 dengan menginvestasikan dana sebedar US$ 6 M. Memiliki sistem pembayaran seperti COD, kartu debet on delivery, kartu kredit on delivery dan bank transfer. (Miftah, 2014) 5) Bhinneka Dimulai oleh 5 orang pendiri, yaitu Hendrik , Nicholas, Johannes, Darsono, dan Tommy. Bhinneka.com berdiri sejak tahun 1993, kemudian pada tahun 1996 situs tersebut dipublish sekedar informasi profil perusahaan. namun baru menjadi situs commerce sejak 1999. Tahun 2012 meluncurkan e-commerce app Android, Windows Phone, BlackBerry, dan iOS (harianbernas.com, 2015)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
6) Belanja.com Situs marketplace ini sendiri merupakan hasil kerja sama antara Telkom Indonesia dengan perusahaan lelang terbesar di dunia yakni eBay. Belanja.com sudah hadir sejak September 2014. memiliki lebih dari 1 juta produk yang lebih dari 90% nya adalah produk lokal yang disediakan oleh para penjual yang terdiri dari pebisnis individu, UKM dan brand ritel ternama. Situs ini memiliki 10 kategori. fasilitas pembayaran terlengkap yang terdiri dari T-Cash, kartu kredit, transfer ATM, Internet Banking dan COD (Cash on Delivery). (id.techinasia.com, 2016) 7) Matahari Mall
Launching pertama tanggal 25 Februari 2015. Sejak awal kemunculannya, Grup Lippo menyiapkan MatahariMall.com untuk menjadi situs perdagangan nomor satu dan terbesar di Indonesia. Untuk mendukung hal tersebut, Grup Lippo menganggarkan dana investasi sebesar 500 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar enam
triliun rupiah.
Dalam
kurun
waktu
kurang
dari
enam
bulan,
Mataharimall.com sudah memiliki lebih dari 400 karyawan yang siap melayani sekitar 200 ribu pelanggan setiap harinya. Pada tanggal 9 September 2015, MatahariMall.com resmi diluncurkan. MatahariMall.com merupakan e-commerce pertama di Asia Tenggara yang mengadopsi sistem belanja "O2O" (online-to-offline dan offline-to-online), yang memungkinkan
para
pelanggannya
untuk
membayar,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mengambil,
atau
33
mengembalikan produk di ratusan cabang Matahari Department Store di seluruh Indonesia.Layanan O2O diadopsi MatahariMall.com dariWalmart, yang ketika diluncurkan 50% penjualannya berasal dari O2O. Sistem pembayarannya antara lain transfer antarbank, kartu kredit dengan cicilan 0%, COD (cash on delivery). (id.techinasia.com, 2016)
2.3. Sumber Daya Syarat
utama
yang
harus
dipenuhi
bagi
perusahaan
yang
ingin
mengimplementasikan konsep e-commerce adalah bahwa manajemen perusahaaan benar-benar memahami filosofi dasar dari e-commerce. Setelah itu kemudian harus memiliki kemauan dan kemampuan. Kemauan artinya keinginan, inisiatif dan komitmen dan dukungan dari segenap pimpinan dan manajemen perusahaan untuk mengimplementasikan konsep e-bisnis di dalam institusi yang dikelolanya. Aspek ini diperlukan karena seringkali inisiatif penerapan e-bisnis memerlukan paradigma dan pandangan baru terhadap bagaimana cara-cara mengelola bisnis dari segenap sumber daya perusahaan. (Kusuma, 2012) Sedangkan kemampuan berarti perusahaan harus memiliki sumber daya yang cukup untuk mewujudkan kemauan atau keinginan tersebut, seperti : a) Sumber daya manusia dengan kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan Membangun dan mengembangkan sistem e-commerce memerlukan berbagai sumber daya manusia dengan beragam kompetensi dan keahlian. Dilihat dari segi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
teknis, paling tidak ada 8 (delapan) tipe ahli yang diperlukan untuk keperluan tersebut (Indrajit, 2000). 1) E-commerce Program Managers Fungsi dari E-commerce Program Managers (EPM) kurang lebih sama dengan peranan Project Manager dalam sebuah proyek pengembangan sistem informasi. Sebagai orang yang paling bertanggung jawab dalam proyek pembangunan dan pengembangan sistem e-commerce, EPM memiliki tugas utama mengelola keseluruhan sistem, baik dilihat dari aspek bisnis maupun ditinjau dari segi arsitektur dan infrastruktur teknologi informasinya. Biasanya mereka yang paling cocok untuk menduduki fungsi ini adalah senior manajer yang dapat menjembatani antara keperluan bisnis dari organisasi dengan aspek teknologi yang menjadi pendukungnya.
2) Enteprise Architects Seorang
Enterprise
Architects
(EA)
memiliki
tugas
utama
untuk
mendefinisikan dan mengkaji kerangka arsitektur dari sistem e-commerce yang akan digunakan sebagai dasar pengembangan di dalam proyek, terutama yang berkaitan dengan hubungan antar perusahaan yang saling bekerja sama. Disamping itu EA juga memiliki tanggung jawab untuk mendefinisikan kebutuhan, tujuan, dan kendala-kendala yang mungkin dijumpai dalam proses pembangunan sistem yang direncanakan. EA juga memiliki tugas untuk mengatur dan mengalokasikan tanggung jawab dari masing-masing orang di
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
dalam
proyek
berdasarkan
mengkoordinasikan
proses
elemen-elemen perancangan
arsitektur
proses
dan
terkait aktivitas
dan yang
berhubungan dengan arsitektur e-commerce perusahaan. Dengan kata lain, EA merupakan arsitek utama sistem yang mengkoordinasikan proses pengolahan informasi, pengembangan arsitektur, dan pembuatan aplikasi.
3) Business and Information Architects Berbeda dengan EA yang lebih fokus pada arsitektur sistem e-commerce perusahaan, seorang Business and Information Architect (BIA) harus memiliki keahlian untuk mengkaji dan merancang business process di dalam sebuah perusahaan. Tujuan dari dianalisanya proses bisnis tersebut adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai alur dan struktur informasi di perusahaan tersebut. Untuk keperluan tersebut, seorang BIA harus dapat mengkoordinasikan pekerjaan para technology analysts dan information modelers yang bertugas mengembangkan model komponen bisnis (business object models) dari sistem e-commerce sesuai dengan kebutuhan spesifik perusahaan.
4) Infrastructure Architects Jika ketiga fungsi sebelumnya lebih menitikberatkan kajian pada sisi bisnis dibandingkan dengan teknologinya, titik berat tugas seorang Infrastructure Architect (IA) memiliki bobot kebalikannya. Yang pertama harus dilakukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
adalah mengidentifikasikan jenis-jenis pelayanan (services) yang dibutuhkan oleh komponen-komponen organisasi atau perusahaan sehubungan dengan aktivitas penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki. Tentu saja yang bersangkutan harus mengkaji terlebih dahulu kinerja infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki oleh perusahaan saat ini sebelum mengidentifikasikan kekurangannya. Jika terdapat komponenkomponen yang dibutuhkan oleh perusahaan namun belum dimiliki, adalah tugas seorang IA untuk membeli atau membuatnya, dan menginstalasinya di dalam infrastruktur yang ada. Melihat bahwa pada tingkat operasional pekerjaan tersebut di atas akan dilaksanakan oleh satu atau beberapa orang technical specialists, maka IA harus dapat mengkoordinir kegiatan mereka agar efektif.
5) Application Architects Sesuai dengan namanya, seorang Application Architect (AA) bertanggung jawab untuk menentukan kerangka dan modul-modul aplikasi yang harus dimiliki oleh sistem e-commerce yang sebenarnya merupakan mimik dari proses bisnis yang dianut perusahaan. Mengingat bahwa di dalam arsitektur aplikasi e-commerce akan terkandung sejumlah besar komponen-komponen yang saling terkait, maka AA harus menjaga keutuhan dan integrasi relasi tersebut, terutama jika kelak di kemudian hari akan terjadi pengembangan sistem dalam bentuk implementasi komponen-komponen baru. Hal penting
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
lainnya yang harus menjadi tanggung jawab seorang AA adalah untuk memastikan bahwa arsitektur aplikasi yang dibangun dapat secara efektif bekerja pada arsitektur perangkat keras dan infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki.
6) Solution Developers Berdasarkan kerangka yang dirancang oleh AA, seorang Solution Developer (SD) bertugas mengembangkan aplikasi-aplikasi terkait sehingga menjadi perangkat lunak yang siap pakai. Berbeda dengan metode konstruksi aplikasi di masa lampau, pada sistem e-commerce, SD lebih banyak melakukan penggabungan (integrasi) antara komponen-komponen yang telah siap pakai sehingga membentuk sebuah aplikasi dengan business rules yang diinginkan. Berbagai tools untuk mempermudah proses konstruksi tersebut telah pula tersedia di pasaran sehingga selain dapat mempercepat proses dan meringankan biaya, keberadaannya tersebut dapat pula meningkatkan tingkat kinerja, kualitas, dan efektivitas perangkat lunak.
7) Component Developers Pada akhirnya, untuk beberapa kasus khusus yang tidak ditemui komponenkomponen siap pakai yang dapat dibeli di pasaran, keberadaan seorang Component Developers akan dibutuhkan. Tugas utama mereka adalah membuat komponen-komponen unik dan spesifik yang dibutuhkan tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
Peranan ini sebenarnya merupakan tugas dari perusahaan perangkat lunak (software companies), namun perusahaan terpaksa memilikinya jika komponen terkait tidak dijumpai atau tidak diciptakan oleh pihak manapun.
8) Human Factors Engineers Pada akhirnya, sebuah sistem e-commerce akan dipergunakan oleh manusia dengan latar belakang yang sangat berbeda, mulai dari yang belum pernah menggunakan komputer sama sekali, sampai dengan mereka yang telah biasa melibatkan komputer dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan hal ini, faktor user interface menjadi sangat penting, agar implementasi sistem e-commerce tidak mengalami hambatan karena sulitnya mengoperasikan komputer atau aplikasi terkait yang dirasakan oleh users. Human Factors Engineers (HFE) bertugas mengkaji hal-hal yang terkait dengan karekteristik manusia yang akan menggunakan komputer sebagai penunjang aktivitas pekerjaannya. Merancang sebuah sistem antarmuka yang user friendly merupakan salah satu obyektif yang harus dapat dicapai oleh HFE agar para users dapat dengan mudah dan cepat mempergunakan sistem e-commerce yang dibangun oleh perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
Di bawah ini struktur organisasi lazada, salah satu penjual online B2C :
CEO CMO
COO
CFO
CCO
SVP HR & ADM
SVP HR & HRBP
Gambar 2.2. Struktur Organisasi Lazada Sumber : Lazada.co.id (2015)
b) Dukungan financial yang memadai Untuk mengembangkan dan menjadikan sebuah bisnis e-commerce menjadi besar dan terkenal selain dibutuhkan SDM handal juga dibutuhkan sumber dana yang besar. Dana-dana tersebut dapat diperoleh dengan cara meminjam ke bank, mencari investor, menjual saham, atau menerbitkan surat hutang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
c) Keberadaan fasilitas tekhnologi yang terkait dengan bisnis online shop Diantaranya aplikasi online shop yang dapat diunduh dengan mudah oleh para calon pembeli online shop, database pelanggan yang besar sebagai modal perusahaan untuk melakukan promosi online, sarana dan fasilitas komputer serta jaringan internet yang baik untuk menunjang kinerja bisnis online shop yang baik pula
d) Kerjasama yang kondusif dengan mitra bisnis Hubungan yang baik dengan para supliyer dan konsumen serta mitra bisnis lainnya seperti perusahaan jasa pengiriman barang, perusahaan lembaga keuangan bank dan lainnya akan sangat mendukung untuk bisnis online shop ini dapat tumbuh dengan baik.
2.4. Tantangan Bisnis Masuk ke dalam salah satu negara yang memiliki potensi pertumbuhan industri e-commerce yang memiliki prospek cerah di masa mendatang nyatanya tidak serta merta membuat perjalanan industri e-commerce Indonesia berjalan mulus. Bahkan sempat pula dikatakan masih banyak pelaku industri yang merugi. Dinamika tersebut tentu ada sebabnya. Penulis akan menganalisanya melalui analisa PEST. Empat
aspek
tantangan
yang
mungkin
harus
commerce Indonesia diantaranya :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dihadapi
oleh
industri e-
41
1) Aspek Politik Belum selesainya regulasi atau aturan turunan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2014 tentang Perdagangan. Salah satunya adalah peraturan pemerintah tentang "e-commerce". Dikarenakan masih terdapat perbedaan persepsi dan pendapat mengenai draft undang-undang tersebut antara Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) dengan pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh Kementerian
Perdagangan
(Kemendag).
Menurut
ideA,
Kementerian
Perdagangan dinilai tidak transparan dalam penyusunan RPP E-commerce tersebut Di peraturan ini terdapat tiga pasal yang khusus mengatur tentang transaksi elektronik. yang mencakup perdagangan di dunia maya. Di dalam UU itu pelaku perdagangan daring harus mendapatkan stempel terdaftar dari Kemendag serta Kemenkominfo. Jika tidak terdaftar, maka aktivitas perdagangan online itu dinyatakan tidak sah dan tidak diakui. Dalam UU Perdagangan, diatur perdagangan sistem elektronik dengan ketentuan bahwa setiap orang atau badan usaha yang memperdagangkan barang atau jasa wajib menyediakan data dan informasi secara lengkap dan benar. Tentang regulasi yang akan dikeluarkan pemerintah, dikabarkan itu antara lain mengenai aturan tentang identitas penjual online, market place yang di dalamnya memuat jasa pengiriman barang termasuk jasa pembiayaan, dan mengatur soal produk apa yang dijual. Peraturan tersebut juga akan mengatur cara pembayaran.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
Menurut Ketua Umum idEA, Daniel Tumiwa dan Ketua Dewan Pengawas idEA yang juga CEO Tokopedia William Tanuwijaya "Regulasi tersebut harus dibuat dengan melibatkan para pelaku industri agar mengedepankan para pemain lokal dan kepentingan konsumen di Indonesia," (KompasTekno, 2015). E-commerce di Indonesia memerlukan dukungan pemerintah dalam menciptakan equal playing field bagi para pemain lokal, bukan regulasi berlebihan yang justru bisa membunuh industri. Jika Kementerian perdagangan membuat aturan yang berlebihan bagi pelaku industri e-commerce di Indonesia, maka ditakutkan konsumen memilih untuk menggunakan platform lain dari belahan dunia mana pun, yang belum tentu harus tunduk terhadap regulasi di Indonesia. Dengan belum diterbitkannya aturan turunan dari UU Perdagangan tersebut, Kemendag minta kepada para konsumen untuk lebih pro-aktif melaporkan manakala terjadi wanprestasi atau tidak terlaksananya suatu perjanjian yang dilakukan pelaku usaha jual-beli "online" tersebut.
2) Aspek Ekonomi Faktor daya beli konsumen, pertumbuhan pasar dan ekonomi domestik sangat berpengaruh terhadap bisnis online shop, hal ini ditandai dengan kompetisi yang semakin intensif antara para pemain di industri bisnis online. Perekonomian global juga berperan penting dalam industri ini, karena banyak para investorinvestor besar dunia yang turut berinvestasi pada industri bisnis ini terlebih dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
waktu dekat ini Indonesia akan menghadapi MEA yang didalamnya juga terdapat kesepakatan dagang regional maupun global. Semakin banyak pilihan untuk membeli maka kekuasaan konsumen yang semakin bertambah besar untuk dapat memilih dan melakukan penawaran. (tekno.kompas.com, 2015)
3) Aspek Sosial Budaya Faktor sosial dan lingkungan, seperti perubahan karakteristik angkatan kerja saat ini yang lebih senang untuk melakukan transaksi online dibandingkan dengan cara konvensional, dikarenakan hali ini lebih efektif dan efisien mengingat saat ini dunia menuntut kita untuk itu. ( khusnul, 2015). Serta kemudahan fasilitas yang dimiliki generasi saat ini untuk dapat melakukan hal tersebut, termasuk dalam hal belanja online dan biasanya hal ini dilakukan pada saat istirahat kerja, setelah selesai kerja, bahkan saat sedang kerja. Namun Konsumen Indonesia masih menyukai belanja online lewat cara “konvensional”. Walau sudah serba online, nyatanya konsumen Indonesia saat ini masih jauh lebih menikmati belanja online dengan cara lama seperti lewat group di BlackBerry Messenger (BBM), classified marketplace, forum, hingga layanan jejaring sosial seperti Facebook dan lain-lain. Semua layanan ini merupakan sistem belanja online yang bisa mempertemukan antara penjual dan pembeli (C2C) (tekno.kompas.com, 2015) Kondisi ini memberikan suatu kesimpulan singkat akan tingkat kepercayaan konsumen di Indonesia masih dipertaruhkan, walau penipuan belanja online
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
sudah tak semarak dulu, namun hal ini tetap menjadi tantangan bagi banyak pelaku industri e-commerce untuk bisa melakukan langkah strategis demi mengedukasi pasar. 4) Aspek Tekhnologi Masih lambatnya koneksi jaringan internet di rumah. Dan Indonesia saat ini tengah berbenah diri seperti contohnya dengan menyiapkan koneksi jaringan internet berkecepatan 10Gbps di tahun 2015 ini. Para penyedia layanannya pun juga sudah siap seperti; Telkom Akses,MNC Grup, First Media, dan beberapa pemain lainnya. Singkatnya usia siklus hidup produk dan teknologi juga perlu mendapatkan perhatian serius dalam menjalankan bisnis ini. (tekno.kompas.com, 2015)
2.5. Proses Bisnis Secara garis besar, proses bisnis dalam e-commerce meliputi empat bagian, yaitu information sharing, pemesanan produk atau jasa, pendistribusian produk atau jasa, kemudian purna jual. Proses bisnis pertama di dalam sistem E-commerce ini dinamakan sebagai “information sharing”. Prinsip penjual di dalam proses ini adalah untuk mencari dan menjaring calon pembeli sebanyak-banyaknya, sementara prinsip pembeli adalah berusaha sedapat mungkin mencari produk atau jasa yang diinginkannya, dan mencoba untuk mencari tahu penilaian orang lain terhadap produk atau jasa tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
Proses bisnis selanjutnya adalah melakukan pemesanan produk atau jasa secara elektronik. Dua pihak yang bertransaksi sudah selayaknya harus melakukan aktivitas perjanjian tertentu, sehingga proses pembelian dapat dilakukan dengan sah, benar, dan aman. Pembelian antara dua entiti bisnis biasanya dilakukan melalui jaringan tertentu seperti EDI (Electronic Data Interchange) atau ekstranet. Di dalam proses bisnis ini, ada empat aliran entiti yang harus dikelola dengan baik: 1. Flow of goods (aliran produk) 2. Flow of information (aliran informasi); 3. Flow of money (aliran uang); dan 4. Flow of documents (aliran dokumen). Setelah transaksi usai dilakukan maka proses ketiga adalah mendistibusikan produk ke tangan konsumen, Proses terakhir yaitu aktivitas purna jual dijalankan. Pada tahapan ini penjual dan pembeli melakukan berbagai aktivitas atau komunikasi seperti: 1) Keluhan terhadap kualitas produk; 2) Pertanyaan atau permintaan informasi mengenai produk-produk lain; 3) Pemberitahuan akan produk-produk baru yang ditawarkan; 4) Diskusi mengenai cara menggunakan produk dengan baik, Target dari interaksi ini adalah agar di kemudian hari terjadi kembali transaksi bisnis antara kedua pihak yang didasari pada kepuasan pelanggan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
Gambar 2.2. Proses bisnis e-commerce Sumber : penulis (2015)
Gambar 2.3. flow chart berbelanja di Lazada Sumber : lazada.co.id (2015)
http://digilib.mercubuana.ac.id/