BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
2.1. Bursa Efek Indonesia (BEI) Dunia Pasar Modal Indonesia baru benar-benar mengalami perkembangan pada sekitar akhir dekade 1980-an, yang antara lain ditandai dengan pendirian PT Bursa Efek Surabaya (BES) pada tahun 1989 dan swastanisasi PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 1992. Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan
dan
menyediakan
sistem
dan
atau
sarana
untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak – Pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka. Bursa Efek didirikan dengan tujuan menyelenggarakan perdagangan Efek yang teratur, wajar dan efisien. Penetapan Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal semakin mengukuhkan peran Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) sebagai bagian dari Self Regulatory Organization (SRO) Pasar Modal Indonesia. Sejak itu, BEJ tumbuh pesat berkat sejumlah pencapaian di bidang teknologi perdagangan, antara lain dengan diterapkannya Jakarta Automated Trading System (JATS) di tahun 1995, perdagangan tanpa warkat di tahun 2000 dan remote trading system pada tahun 2002. Sementara itu, BES mengembangkan pasar obligasi dan derivatif. Tahun 2007 menjadi titik penting dalam sejarah perkembangan Pasar Modal Indonesia. Dengan persetujuan para pemegang saham kedua bursa, BES
12 http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
digabungkan ke dalam BEJ yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Penggabungan ini diyakini mampu meningkatkan peran Pasar Modal dalam perekonomian Indonesia. Setelah penggabungan, BEI mencatat rekor IHSG tertinggi yaitu 2.830,263 pada awal tahun 2008. Meski harus menghentikan perdagangan pada saat paling kritis di bulan Oktober 2008, BEI berhasil menghadapi gejolak perekonomian global di tahun tersebut. Pada tahun 2009, BEI dengan optimis berhasil meluncurkan Jakarta Automated Trading System Next Generation (JATS-NextG) yang melipatgandakan kemampuan sistem perdagangan terdahulu. Dalam
perannya
sebagai
fasilitator
dan
regulator,
BEI
selalu
mengembangkan diri dan siap berkompetisi dengan bursa-bursa dunia lainnya, dengan memperhatikan tingkat risiko yang terkendali, instrumen perdagangan yang lengkap, sistem yang andal dan tingkat likuiditas yang tinggi. Dengan tata kelola perusahaan yang baik dan penerapan standar internasional, BEI tetap optimis dapat meraih kredibilitas tingkat dunia.
2.2. Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO) Penawaran Umum Perdana Saham (Go Public) adalah kegiatan penawaran saham yang dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go Public) untuk menjual saham kepada masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh dana bagi perusahaan berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. Semua perusahaan tertutup memiliki kesempatan untuk menjadi perusahaan publik dengan menawarkan dan menjual sebagian sahamnya kepada publik, dan mencatatkan sahamnya di PT
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Bursa Efek Indonesia. Proses penawaran, penjualan dan pencatatan saham tersebut disebut dengan go public. Tabel 2.1. Persyaratan Menjadi Perusahaan Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Sumber : Buku Panduan Go Public – Bursa Efek Indonesia (2015)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Menurut Widoatmodjo (2015), Bagaimana cara perusahaan melakukan IPO? Pada prinsipnya ada empat tahap yang harus dilalui perusahaan bila hendak melakukan IPO, yaitu Masa Persiapan, Masa Penawaran, Masa Pencatatan, dan Kewajiban setelah go Public yang akan dijelaskan sebagai berikut: a. Masa Persiapan Apa yang harus dilakukan oleh perusahaan yang hendak go public untuk pertama kali pada masa persiapan? Paling tidak ada Sembilan langkah yang harus ditempuh: 1) Manajemen-Dewan komisaris dan direksi-perusahaan memutuskan akan merencanakan mencari dana dari masyarakat (go public) untuk menambah modal perusahaan. 2) Mengadakan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) diantara pemilik saham sebelum go public. Pada RUPS ini, agendanya hanya dua, yaitu permintaan persetujuan rencana go public dan perubahan Anggaran
Dasar
dan
Anggaran
Rumah
Tangga
(AD/ART)
perusahaan. 3) Setelah semua pemegang saham setuju untuk go public, maka dimulailah mencari penjamin emisi, lembaga penunjang dan profesi penunjang untuk membantu proses go public. 4) Mengubah
Anggaran
Dasar
dan
Anggaran
Perusahaan. 5) Mempersiapkan kelengkapan dokumen emisi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Rumah
Tangga
16
6) Penandatanganan perjanjian-perjanjian emisi. 7) Khusus penawaran obligasi atau efek lain yang bersifat utang, harus mendapat peringkat dari lembaga pemerintah terlebih dahulu (pemeringkatan ini bisa dimintakan ke PT Pefindo-Pemeringkat Efek Indonesia). 8) Mengajukan pernyataan go public kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK. Di OJK seluruh dokumen perusahaan yang akan go public dievaluasi apakah memenuhi ketentuan yang berlaku atau tidak?. 9) Kontrak Pendahuluan dengan Bursa Efek. b. Masa Penawaran Setelah perusahaan mendapat masukan dari para lembaga dan profesi penunjang, sehingga semua dokumen benar-benar siap, dan mendapat pernyataan efektif dari Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, barulah calon emiten memasuki tahap berikutnya, yaitu tahap penawaran. Dalam tahap penawaran ini, langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut: 1) Mempublikasikan prospektus. Dari prospektus inilah investor mengetahui kondisi perusahaan, sehingga bisa memutuskan apakah membeli surat berharga atau tidak. Untuk mempublikasikan prospektus ini dapat ditempuh berbagai cara, antara lain mengiklankan secara lengkap di surat kabar nasional (cara ini wajib dilakukan) dan melakukan public expose. Pada acara ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
calon emiten bersama penjamin emisi mengundang calon investor, guna berpromosi agar pemodal bersedia membeli efek yang ditawarkan. Pada acara ini investor berhak mengajukan berbagai pertanyaan. 2) Melakukan penawaran perdana. Pada masa ini investor mulai bisa membeli saham. Inilah yang dimaksud membeli di pasar perdana. Meski demikian, membeli saham di pasar perdana tetap harus melalui perusahaan pialang. Di sini calon emiten tidak melakukan apa-apa, tapi bila diperlukan bisa berkoordinasi dengan penjamin emisi untuk mendorong penjualan saham atau obligasi. 3) Penjatahan Efek Langkah ini diperlukan jika permintaan melebihi persediaan. Disamping itu juga untuk menghindari efek jatuh kepada sedikit investor. Sebab, semakin sedikit investor yang memegang efek, semakin tidak likuid efek tersebut di pasar sekunder. 4) Refund. Yaitu pengembalian uang investor. Ini terjadi jika dalam penjatahan investor tersebut tidak mendapatkan jatah. c. Masa Pencatatan Setelah penjualan di pasar perdana berlalu beberapa minggu, tahap berikutnya adalah melakukan pencatatan di bursa efek. Oleh manajemen bursa efek, perusahaan yang akan go public dievaluasi lagi, apakah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
memenuhi syarat untuk dicatat di bursa efek. Bila bursa efek setuju dengan pencatatan perusahaan, maka perusahaan yang bersangkutan segera membayar biaya pencatatan, atau sering disebut listing fee, yang besarnya untuk BEI minimal Rp 10 juta dan maksimal Rp 100 juta. Selengkapnya, langkah-langkah yang harus dilalui dalam masa pencatatan di BEI adalah: 1) Emiten mengajukan permohonan pencatatan ke bursa sesuai dengan ketentuan pencatatan efek di BEI. 2) Bursa melakukan evaluasi berdasarkan persyaratan pencatatan. 3) Jika memenuhi persyaratan pencatatan, bursa memberikan surat persetujuan pencatatan. 4) Emiten membayar biaya pencatatan (listing fee). 5) Bursa mengumumkan pencatatan efek tersebut di papan perdagangan elektronik bursa. 6) Efek tersebut mulai tercatat dan dapat diperdagangkan di BEI. Pada masa ini dimulailah perdagangan di pasar sekunder. d. Kewajiban setelah go public Meskipun sudah dicatat di BEI, proses go public ini belum selesai. Adapun tahap berikutnya adalah menunaikan kewajiban yang harus dipenuhi setelah pencatatan, yang terpenting diantaranya:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
1) Menerbitkan laporan tahunan Dari laporan ini investor bisa mengetahui prestasi perusahaan, dan juga menilai apakah emiten mampu memenuhi janjinya yang dulu dituangkan dalam prospektus. 2) Membayar biaya go public Selain listing fee perusahaan yang sudah go public juga harus memenuhi kewajiban biaya lainnya, seperti biaya tahunan (annual fee). 3) Mengadakan RUPS Di forum ini perusahaan publik memutuskan berapa laba dibagi sebagai dividen dan berapa untuk laba ditahan. Di forum ini pula investor mengajukan usul-usul. 4) Langkah yang tak kalah penting setelah go public adalah emiten harus bersikap terbuka, misalnya dengan membentuk sekretariat perusahaan (corporate secretary). Keputusan Go Public merupakan keputusan bisnis yang dipilih setelah memperhitungkan berbagai manfaat dan konsekuensinya. Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh perusahaan ketika menjadi perusahaan yang Go Public namun ada pula beberapa konsekuensi yang harus dipertimbangkan. a. Manfaat Go Public Dengan menjadi perusahaan publik, banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh perusahaan, diantaranya: 1) Memperoleh Sumber Pendanaan Baru;
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
2) Memberikan Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage) untuk Pengembangan Usaha; 3) Melakukan
merger
atau
akuisisi
perusahaan
lain
dengan
pembiayaan melalui penerbitan saham baru; 4) Peningkatan Kemampuan Going Concern; 5) Meningkatkan Citra Perusahaan (Company Image); dan 6) Meningkatkan Nilai Perusahaan (Company Value) b. Konsekuensi Go Public Selain adanya manfaat yang akan diterima oleh perusahaan, terdapat pula konsekuensi yang harus dipertimbangkan, diantaranya: 1) Berbagi Kepemilikan; dan 2) Mematuhi Peraturan Pasar Modal yang berlaku.
2.3. Lingkup dan Bidang Usaha Objek Penelitian Terdapat 70 perusahaan yang melakukan Penawaran Umum Perdana Saham/IPO (Go Public) pada tahun 2010-2012 yang merupakan objek penelitian, terbagi atas beberapa Sektor-Sektor, yaitu sebagai berikut: 1) Sektor Agriculture sebanyak 3 (tiga) perusahaan dengan 1 (satu) Sub Sektor yaitu Plantation; 2) Sektor Basic Industry and Chemicals sebanyak 4 (empat) perusahaan yang terdiri dari 3 (tiga) Sub Sektor, yaitu Plastics & Packaging, Metal and Allied Products, dan Pulp & Paper;
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
3) Sektor Consumer Goods Industry sebanyak 5 (lima) perusahaan yang terdiri dari 3 (tiga) Sub Sektor, yaitu Food and Beverages, Cosmetics and Household, dan Tobacco Manufacturers; 4) Sektor Finance sebanyak 6 (enam) perusahaan yang terdiri dari 3 (tiga) Sub Sektor, yaitu Bank, Financial Institution, dan Securities Company; 5) Sektor Infrastructure, Utilities, and Transportation sebanyak 14 perusahaan yang terdiri dari 3 (tiga) Sub Sektor, yaitu Non Building Construction, Transportation, dan Others; 6) Sektor Mining sebanyak 10 perusahaan yang terdiri dari 3 (tiga) Sub Sektor, yaitu Crude Petroleum & Natural Gas, Coal Mining, dan Metal and Mineral Mining; 7) Sektor Miscellaneous Industry sebanyak 2 (dua) perusahaan dengan 1 (satu) Sub Sektor yaitu Textile Garment. 8) Sektor Property, Real Estate, and Building Construction sebanyak 9 (sembilan) perusahaan yang terdiri dari 2 (dua) Sub Sektor, yaitu Property and Real Estate, dan Building Construction; dan 9) Sektor Trade, Services & Investment sebanyak 17 perusahaan yang terdiri dari
6
(enam)
Sub
Sektor,
yaitu
Investment
Company,
Tourism,Restaurant,& Hotels, Advertising,Printing,& Media, Retail Trade, Wholesale, Healthcare, dan Others.
http://digilib.mercubuana.ac.id/