BAB II DESKRIPSI LOKASI KELURAHAN DESA LAMA
11.1 Sejarah Singkat Kelurahan Desa Lama Kelurahan Desa Lama ini dulunya bemama "Kampung Lama" karena desa ini merupakan desa yang pertama kali ada di Kecamatan Pancurbatu, dimana pada awalnya penduduk daerah mi yang pertama kali adalah suku Jawa. Pada tahun 1960 kampung lama ini sudah terbagi menjadi beberapa desa dimana setiap desa dipimpin oleh seorang Kepala Lingkungan untuk membantu mengembangkan kampung lama ini. Namun setelah kampung lama ini berkembang maka diadakan pemilihan calon Kepala Lurah. Dalam pemilihan Kepala Lurah itu hanya ada satu calon yaitu Djumal Sudiarto jadi masyarakat yang ada di kampung lama itu setuju untuk mengangkat Djumal Sudiarto untuk menjadi Kepala Lurah dan memimpin kampung lama tersebut. Pada tahun 1960 Djumal Sudiarto sah menjadi kepala lurah Kampung Lama dan dia memimpin selama 4 periode yaitu antara tahun 1960 sampai 1995. Di pertengahan kepemimpinan Djumal Sudiarto, Kampung Lama berubah nama menjadi Desa Lama dan Djumal Sudiarto memimpin nama Desa Lama ini hanya sampai pada kepemimpinannya yang ke empat kalinya yaitu pada tahun 1995. Kemudian di tahun 1995 diadakan kembali pemilihan Kepala Desa Lama yang pada akhirnya kepemimpinan Desa Lama itujatuh pada anaknya sendiri yaitu Sumitro.
Universitas Sumatera Utara
Setelah kepemimpinan Desa Lama itu jatuh pada anaknya yaitu Sumitro, Desa Lama semakin berkembang dan Sumitro mampu memimpin Desa Lama tersebut hingga sekarang. Sehingga Desa Lama memiliki VII lingkungan atau dusun, dimana setiap lingkungan atau dusun tersebut Sumitro memilih salah seorang untuk memimpin lingkungan atau dusun tersebut.
11.2 Lokasi dan Batas Wilayah Kecamatan Pancurbatu merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan Kelurahan Desa Lama merupakan salah satu kelurahan yang ada di Pancurbatu. Ibukota Kecamatan Pancurbatu terletak di daerah Kelurahan Namo Simpur yang terletak di Jalan Djamin Ginting,sedangkan kantor Lurah di Kelurahan Desa Lama terletak di Jalan Namorih. Mayoritas penduduk kelurahan ini bekerja sebagai pedagang, apalagi kaum pendatang seperti etnik Tionghoa, Jawa, Minang dan lain lain hampir semuanya adalah pedagang. Sedangkan etnik Karo sebagai penduduk asli daerah ini sebagian bekerja sebagai petani, PNS disamping bekerja sebagai pedagang. Adapun yang menjadi batas-batas wilayah Kecamatan Pancurbatu adalah sebagai berikut: -
Utara
: Kotamadya Medan
-
Selatan : Kecamatan Sibolangit
-
Barat
: Kecamatan Kutalimbaru
Universitas Sumatera Utara
-
Timur : Kecamatan Namo Rambe
Sedangkan orbitasi Kelurahan Desa Lama ini adalah sebagai berikut: -
Jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan
: 1,5km
-
Jarak dari pusat pemerintahan Kota
: 25 km
-
Jarak dari pusat Ibukota Pemerintahan Kabupaten
: 45km
-
Jarak dari pusat Ibukota Pro vinsi
: 20km
Adapun yang menjadi batas-batas wilayah Kelurahan Desa Lama adalah sebagai berikut: -
Utara : DesaBaru
-
Barat : Desa Baru dan Desa Tengah
-
Timur : DesaNamorih
-
Selatan : Desa Tengah
Desa yang termasuk dalam Kecamatan ini merupakan dataran tinggi dengan ketinggian tanah 60 m dari permukaan laut. Luas wilayah Kecamatan Pancurbatu ini adalah seluas 122,53 km2 atau sekitar 12.253 Ha, sedangkan luas wilayah Kelurahan Desa Lama ini adalah seluas 116 Ha. Keseluruhan luas lahan kelurahan ini menurut penggunaannya dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 1 : Luas Lahan Menurut Penggunaannya Penggunaan
Luas (Ha)
Persentase (%)
Pekarangan (Bangunan dan halaman
34,20
45,5
Tegal /Kebun/Ladang/huma
31,0
25,4
---------
---------
Padang rumput
Universitas Sumatera Utara
Tambal
---------
---------
Kolam/ empang
---------
---------
8,36
4
Tanah untuk tanaman kayu -kayuan
---------
---------
Perkebunan (negeri/swasta)
---------
---------
Sawah
13,20
10
Lain –lain
19,75
15,4
106,51
100
Tanah sementara tdk diusahai
Total Sumber : Kantor Camat Pancurbatu, 2004
11.3 Fasilitas Kelurahan IL3.1 Fasilitas Ekonomi Dengan tersedianya fasilitas ekonomi di suatu daerah tentunya akan mendukung aktifitas perckonomian masyarakat itu. Majunya perekonomian daerah itu sangat dipengaruhi oleh fasilitas perekonomia yang tersedia di daerah tersebut. Dihubungkan dengan mata pencaharian utama penduduk Kelurahan Desa Lama adalah berdagang, maka di bawah ini akan disajikan fasilitas perdagangan yang ada di daerah ini. Tabel 2 : Fasilitas Perdagangan No
Fasilitas Perdagangan
Jumlah (buah)
1
Pasar Tradisional Umum
1
2
Pasar Kota
20
3
Toko
70
4
Warung
105
Universitas Sumatera Utara
Total
196
Sumber : Kantor Camat Pancurbatu, 2004 Berdasarkan data di atas, maka dapat dilihat bahwa sarana perdagangan yang paling banyak adalah warung sebanyak 105 buah, kemudian disusul dengan toko sebanyak 70 buah, sedangkan pasar tradisional umum hanya 1 buah dan pasar kota sebanyak 20 buah. Pasar kota ini adalah pasar yang ada di sekitar jalan Djamin Ginting yang setiap harinya mereka berjualan dan banyak juga para pembeli yang mengadakan transaksi jual beli. Sedangkan Pasar Tradisional Umum adalah merupakan Pasar yang buka satu kali dalam seminggu yaitu setiap hari Sabtu.
11.3.2 Fasilitas Transportasi Kondisi jalan di daerah ini sudah hampir membaik. Jarak antara lingkungan yang satu dengan lingkungan lainnya cukup berdekatan. Jalan yang sudah diaspal di daerah ini sudah ada sepanjang 2.150 km, sedangkan yang sudah diperkeras sudah ada sepanjang 1.550 km dan jalan tanah di daerah ini sepanjang 1.225km. Untuk menempuh masuk ke dalam lingkungan itu sangat gampang karena daerah itu berada di antara jalan besar yaitu jalan Namorih. Letak lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lainnya tidak begitu jauh dari jalan besar. Tetapi walaupun begitu di daerah ini sudah tersedia angkutan becak mesin untuk menjangkau dari lingkungan yang satu ke lingkungan yang lainnya dengan tarif
Universitas Sumatera Utara
minimal Rp.2000. Data mengenai sarana transportasi di Kelurahan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini yaitu: Tabel 3 : Fasilitas Transportasi No
Fasilitas Transportasi
Jumlah (buah)
1
Mobil Pribadi
6
2
Sepeda Motor
116
3
Becak (kendaraan roda tiga)
39
4
Sepeda
140
5
Mobil dinas
1
6
Bus Kota
8
7
Bus Umum
2
8
Truk
4
9
Taxi
1 Total
317
Sumber : Kantor Lurah Desa Lama, 2005 Berdasarkan data di atas maka dapat dilihat bahwa fasilitas transportasi yang paling banyak dimiliki penduduk adalah sepeda sebanyak 140 buah, dan kemudian disusul kepemilikan sepeda motor sebanyak 116 buah. Penduduk yang memiliki transportasi becak sebanyak 39 buah. Sedangkan fasilitas transportasi yang paling sedikit dimiliki penduduk adalah mobil dinas dan taxi sebanyak 1 buah. Keempat jenis alat transportasi inilah yang dipakai/ digunakan oleh masyarakat umum untuk mencapai daerah tujuannya.
Universitas Sumatera Utara
II. 3.3 Fasilitas Pemukiman Pemukiman penduduk di daerah ini adalah mengelompok sehingga jarak antaia rumah yang satu dengan rumah yang lainnya adalah cukup berdekatan. Bentuk rumah di daerah ini adalah kebanyakan tidak berbentuk toko (ruko) dan antara rumah yang satu dengan rumah yang lainnya adalah menempel satu sama lain sehingga pembatas antara rumah yang satu dengan yang lainnya hanya dindingnya saja. Banyaknya rumah permanen di daerah ini sebanyak 555 buah, rumah semi permanen sebanyak 339 buah, sedangkan rumah non permanen sebanyak 273 buah. Walaupun mata pencaharian penduduk yang tinggal di daerah ini mayoritas adalah berdagang tapi bentuk rumah mereka banyak yang tidak berbentuk ruko karena jarak tempat mereka berdagang dengan pemukiman mereka tidak begitu jauh. Di daerah ini sangat jarang dijumpai rumah penduduk yang mempunyai pekarangan/ halaman yang luas karena di depan rumah mereka sudah langsungjalan umum. Begitu juga dengan sarana penerangan listrik yang dipakai sudah semuanya dan PLN dipakai oleh penduduk. Namun tidak semua penduduk memakai sarana air PAM karena sebagian penduduk masih ada yang menggunakan air sumur bawah tanah.
11.3.4 Fasilitas Sarana Ibadah Untuk menunjang aktifitas keagamaan di Kelurahan Desa Lama ini telah dibangun fasilitas beribadah. Toleransi antar umat beragama di daerah ini sudah
Universitas Sumatera Utara
cukup baik, dimana mereka saling hormat menghormati dan menghargai kepercayaan masing-masing. Berikut mi adalah fasilitas ibadah yang ada di Kelurahan Desa Lama: Tabel 4: Fasilitas Rumah Ibadah No
Fasiltias Rumah Ibadah
Jumlah (Buah)
Persentase (%)
1
Mesjid
1
25
2
Musholla
1
25
3
Gereja
2
50
4
Pura
-----
-----
5
Wihara
-----
-----
Sumber : Kantor Lurah Desa Lama, 2004 Berdasarkan data di atas maka dapat dilihat bahwa fasilitas keagamaan yang paling banyak adalah mesjid sebanyak 1 buah dengan persentase 50% dan musholla sebanyak 1 bauh dengan persentase 50 % juga. Karena mayoritas penduduk daerah ini adalah beragama Islam walaupun penduduk asli daerah ini yaitu etnik Karo yang beragama Kristen. Penduduk yang beragama budha yaitu hanya etnik Tionghoa, dan itupun mereka yang memeluk agama Budha sedikit jumlahnya sehingga Pura di daerah ini tidak ada. Fasilitas untuk agama Hindu tidak terdapat di daerah ini yaitu Wihara karena memang di daerah ini sama sekali tidak ada pemeluk agama Hindu.
113.5 Fasilitas Kesehatan Masalah
kesehatan adalah suatu masalah yang sangat penting untuk
mendapat perhatian. Jika tidak terdapat kondisi kesehatan yang baik, maka akan dapat
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan ketidakmampuan bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Kelurahan Desa Lama dalam menciptakan kesehatan bagi penduduknya mendapat perhatian dari pihak pemerintah (Rumah Sakit Bersalin, Apotik), serta bantuan dari pihak swasta seperti adanya poliklinik desa dan dokter praktek. Adapun usaha yang telah dilakukan untuk pemberantasan penyakit menular, malaria, pembentukan posyandu di lingkungan, penyuluhan masyarakat tentang kebersihan lingkungan, penyuluhan KB dan penyakit demam berdarah. Kegiatan tersebut diatas didukung oleh penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut: Tabel 5: Fasilitas Kesehatan No
Sarana Kegiatan
Jumlah (Buah)
Persentase (%)
1
Rumah sakit
1
10%
2
Puskesmas
-----
-----
3
BPU
-----
-----
4
BKIA
-----
-----
5
Apotik
1
10%
6
Posyandu
1
10%
7
Praktek Dokter
4
60%
8
Poliklinik
1
10%
10
100%
Total Sumber: Kantor Camat Pancurbatu,2004
Tabel 6 : Banyaknya Tenaga Medis di Kelurahan Desa Lama No 1
Tenaga Medis Dokter
Jumlah (Orang)
Persentasse (%)
2
30%
Universitas Sumatera Utara
2
Para Medis
4
60%
3
Dukun Patah tulang
1
10%
7
100%
Total Sumber: Kantor Camat Pancurbatu,2004
113.6 Fasilitas Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Dengan adanya sarana pendidikan yang cukup memadai maka nantinya akan membantu masyarakat setempat untuk meningkatkan mutu pendidikannya, karena kemajuan masyarakat sangat tergantung pada mutu pendidikan yang diterima para generasi muda. Berikut ini adalah tabel sarana pendidikan yang tersedia di Kelurahan DesaLama: Tabel 7: Fasilitas Pendidikan Negeri No
Fasilitas Pendidikan
Swasta
f
%
f
%
1
TK
---
---
3
37,5
2
SD
2
25
3
37,5
3
SMP
---
---
2
25
4
SMU/ SMK
---
---
---
---
TOTAL
2
25
8
100
Sumber: Kantor Lurah Desa Lama 2005 Berdasarkan data di atas, maka dapat dilihat bahwa jumlah sekolah sebagai sarana pendidikan di daerah ini sudah cukup memadai. Sekolah Dasar di
Universitas Sumatera Utara
daerah ini sudah ada 5 buah yaitu SD Negeri sebanyak 2 buah atau 25% dan SD Swasta sebanyak 3 buah atau 37,5%. Juga TK di daerah ini sudah ada sebanyak 3 buah atau 37,5%. Untuk tingkat SMP , swasta sudah ada 2 buah atau 25% sedangkan SMP Negeri tidak ada. Sedangkan fasilitas pendidikan untuk tingkat SMU / SMK di daerah ini bisa dikatakan tidak ada. Namun fasilitas pendidikan tingkat SMU / SMK hanya ada di Kelurahan lain baik itu SMU Negeri ataupun SMU Swasta.
11.4 Karakteristik Penduduk Jumlah penduduk Kelurahan Desa Lama ini berjumlah 4.172 jiwa dengan jumlah 1.008 KK. Jumlah jenis kelamin laki-laki ada sebanyak 2.115 jiwa, sedangkan jenis kelamin perempuan ada sebanyak 2.057 jiwa.
11.4.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut Sebagai usaha untuk menanamkan sesuatu yang mendasar bagi terwujudnya stabilitas dan ketahanan nasional, maka pembinaan kerukunan antar umat beragama telah ditanamkan secara tenis menerus melalui kebijaksanaan pemerintah sehingga tuntunan hidup yang rukun, saling menghormati sesama umat beragama dapat diwujudkan. Berikut ini adalah data mengenai komposisi penduduk berdasarkan agama yang dianut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8 : Komposisi Penduduk Berdasarkan Jumlah Agama Yang Dianut No
Agama
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Islam
2662
38
2
Kristen Protestan
1137
25
3
Kristen Khatolik
144
20
4
Budha
195
12
5
Hindu
14
5
3923
100
Total Sumber: Kantor Lurah Desa Lama, 2005
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa agama yang paling banyak dianut oleh penduduk di Kelurahan Desa Lama ini adalah agama Islam. Dapat dilihat bahwa jumlah penganut agama Islam sebanyak 2.662 orang dengan persentase 38% walaupun agama ini banyak dianut oleh kaum pendatang, seperti Jawa, Mandailing, Minang dan lain sebagainya. Jumlah penganut agama yang terbanyak kedua di daerah ini setelah agama Islam adalah agama Kristen Protestan sebanyak 1.137 dengan persentase 25%. Penganut mayoritas agama Kristen Protestan ini adalah masyarakat asli penduduk Kelurahan ini. Mereka yang menganut agama Islam ini dulunya adalah kaum pendatang ke daerah ini yang bekerja sebagai pedagang maupun PNS. Setelah itu disusul oleh pemeluk agama Kristen Katholik dengan jumlahnya 144 orang dengan persentase 20%. Pemeluk agama ini mayoritasnya adalah etnik Batak Toba, Disamping itu etnik Tionghoa hanya memeluk agama Budha yaitu sebayak 195 orang atau 12 %. Agama Budha di daerah ini penganutnya semuanya adalah etnik Tionghoa. Agama ini adalah agama yang menempati urutan
Universitas Sumatera Utara
ketiga diantara agama yang lain yang ada di Kelurahan Desa Lama. Sedangkan penganut agama Hindu di daerah ini sebanyak 14 orang dengan persentase 5%. Walaupun agama yang dianut penduduk di daerah ini ada 5 jenis yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen Katholik, Budha dan agama hindu , namun kerukunan antar umat beragama di daerah ini sudah cukup baik serta toleransi sesama umat beragama sudah cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat sewaktu perayaan hari besar keagamaan diantara sesama pemeluk agama sating berkunjung terutama yang bertetangga. 11.4.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Berikut ini adalah tabel komposisi berdasarkan mata pencaharian Tabel 9: Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian No
Mata Pencaharian
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Pertanian
145
15
2
Perdagangan
267
24
3
PNS/ABRI
249
19
4
Industri
26
2
5
Lainnya
442
40
1129
100
Total
Sumber: Kantor Lurah Desa Lama, 2005 Berdasarkan data di atas maka dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk daerah ini bekerja sebagai pedagang dengan jumlah sekitar 267 orang dengan persentase 24%. Hal ini memang jika dilihat di daerah ini bahwa mata pencaharian
Universitas Sumatera Utara
yang utama di daerah ini adalah dari sektor perdagangan. Walaupun ada diantara mereka yang tidak membuka waning atau toko di depan rumahnya namun diantara mereka banyak juga yang menjadi agen terutama produksi hasil pertanian ataupun mereka berdagang ke daerah lain. Hal itu sesuai kenyataan bahwa daerah ini memang merupakan daerah perdagangan. Setelah itu mata percaharian penduduk di daerah ini adalah PNS / ABRI dengan jumlah 249 orang dengan persentase 19%. Tetapi mereka banyak juga yang membuka waning ataupun toko di dalam maupun di depan rumahnya, sehingga akan menambah jumlah masyarakat yang berdagang di daerah ini. Setelah itu penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani di kelurahan ini berjumlah 145 orang dengan persentase 15%. Areal pertanian di daerah ini berada di belakang pemukiman penduduk dengan tempatnya terpisah dari pemukiman penduduk. Sedangkan pekerja industri sebanyak 26 orang dengan persentase skitar 2%. Pekerja lainnya adalah seperti supir, buruh, dan tukang jahit dan sebagainya berjumlah 442 orang dengan persentase 40%.
11.43 Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Etnik Berikut ini adalah tabel komposisi penduduk berdasarkan kelompok etnik Tabel 10 : Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Etnik No
Etnik
Jumlah (jiwa)
Persentase (%)
1
Karo
1581
40
2
Batak Toba
198
5
Universitas Sumatera Utara
3
Tionghoa
593
15
4
Jawa
1146
29
5
Padang, dan lainnya
435
11
3953
100
Total Sumber: Kantor Lurah Desa Lama,
Berdasarkan data di atas maka dapat diketahui bahwa kelompok etnik yang paling banyak jumlahnya adalah etnik Karo yaitu sebanyak 1581 dengan persentase 40%. Hal itu memang karena penduduk asli daerah ini adalah etnik Karo, sehingga etnik Karo adalah penduduk mayoritas daerah ini. Setelah itu disusul oleh etnik Jawa yang berjumlah 1146 dengan persentase 29%. Etnik Jawa ke daerah ini merupakan kaum pendatang yang pertama kali ke daerah ini. Etnik Jawa pada zaman dahulu bekerja sebagai pedagang dan sampai sekarang mereka masih menekuni profesi yang sama yaitu sebagai pedagang. Setelah itu etnik Tionghoa memiliki jumlah sebanyak 593 dengan persentase 15%. Sedangkan penduduk lainnya adalah etnik Padang dan yang lainnya memiliki jumlah 435 dengan persentase sekitar 11%. Etnik Karo, Batak Toba dan lainnya ini pada umumnya bekerja sebagai pedagang disamping ada beberapa diantara mereka yang bekerja sebagai PNS / ABRI. Untuk penjual seperd jamu, bakso, sate hampir semuanya etnik Jawa dan Padang. Walaupun penduduk asli daerah ini adalah etnik Karo dan merupakan penduduk mayoritas namun hubungan antara etnik Karo dengan etnik lainnya cukup
Universitas Sumatera Utara
Baik, juga hubungan diantara sesama etnik tersebut cukup baik yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari –hari
II. 5. Struktur Pemerintahan Kelurahan Desa Lama
Kepala Desa Sumitro
Sekretaris Dame Rianta
Kaur Kaur Pemerintahan Pembangunan Mardiah Nst Banta Sembiring
Kaur Umum Nita Erisa
Kadus II Kadus III Kadus IV Kadus V Kadus VI Kadus VII Selamet K.H. Arsyad Sugiarto Berman. B Sugeng Djendamin. B
Universitas Sumatera Utara
II.5.1. Organisasi-Organisasi di Kelurahan Desa Lama Manusia tidak dapat hidup sendiri, sehingga manusia harus hidup bersama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Kelompok inilah yang disebut dengan masyarakat. Masyarakat di kelurahan Desa Lama ini juga sama halnya dengan masyarakat lain. Selain masyarakat sebagai sebuah organisasi yang terbesar, juga ada organisasi-organisasi khusus yang terdapat dalam suatu masyarakat yang lahir akibat kebutuhan yang beraneka ragam. Di kelurahan yang menjadi lokasi penelitian ini terdapat beberapa organisasi sosial seperd: Serikat Tolong Menolong (STM) yang berdasarkan lingkungan, Karang Taruna, Organisasi Keagamaan, dan Pan Swakarsa. Pada dasamya semua organisasi sosial ini dibentuk dengan rasa solidaritas dan kebutuhan bersama. Adapun nilai dan norma yang dianut bersama merupakan dasar utama pembentukannya.
11.6 Gambaran Urnum Interaksi Etnik Tionghoa dengan Etnik Karo di Kelurahan Desa Lama Masyarakat Kelurahan Desa Lama terdiri dari berbagai etnik. Diantaranya adalah etnik Karo, Tionghoa, Jawa, Padang dan lain sebagainya. Namun penduduk asli daerah ini adalah etnik Karo dan etnik ini merupakan etnik mayoritas di daerah ini. Dalam kehidupan sehari-hari terlihat adanya hubungan interaksi yang sangat
Universitas Sumatera Utara
harmonis diantara berbagai etnik tersebut. Di daerah mi juga tidak ada pemah timbul konflik maupun semacam kemsuhan diantara sesama etnik. Walaupun etnik Tionghoa di daerah ini merupakan penduduk minoritas dan merupakan kaum pendatang, namun sikap masyarakat setempat sangat baik kepada mereka. Dimana dalam kehidupan sehari-hari tidak ada sikap masyarakat pribumi dalam hal ini adalah etnik Karo yang ingin membeda-bedakan ataupun mendiskriminasikan mereka. Adanya komunikasi timbal balik yang baik diantara sesama etnik maka akan dapat mempererat hubungan dan menjalin persaudaraan pada masyarakat. Sesama antar etnik di daerah ini juga sudah ada hubungan yang akrab. Tetapi hubungan yang paling akrab adalah hubungan antar etnik Tionghoa dengan etnik Karo. Mungkin faktor pendukung yang menyebabkan keakraban mereka adalah arcna memang kaum pendatang pertama ke daerah ini mereka langsung berusaha mendekatkan diri kepada masyarakat terutama kepada para orang tua yang sangat dihormati masyarakat di daerah ini. Disamping masyarakat ini terdiri dari berbagai etnik, juga terdiri dari berbagai agama yaitu agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katholik, Hindu dan Budha. Agama mayoritas di daerah ini adalah agama Islam. Namun walaupun ada berbagai macam agama namun toleransi antar umat beragama sangat tinggi. Etnik Karo di daerah ini mayoritasnya adalah agama Kristen Protestan, dan juga sebagian kecil mereka menganut agama Islam dan Kristen Katholik. Sedangkan etnik Tionghoa di daerah ini mayoritasnya menganut agama Budha. Sedangkan penganut
Universitas Sumatera Utara
agama Islam di daerah ini mayoritrasnya juga kaum pendatang seperd etnik Jawa, Minang, Mandailing dan etnik yang lainnya. Berbagai organisasi sosial kemasyarakatan di daerah ini juga sudah ada diantaranya STM yang terdiri dari persatuan marga, perkumpulan dari gereja, organisasi kepemudaan, dan kalau mereka mengadakan pesta baik pesta perkawinan maupun penguburan orang meninggal, mereka inilah yang biasanya saling bantumembantu. Kebudayaan mayoritas di daerah ini adalah kebudayaan masyarakat setempat yaitu kebudayaan Karo sehingga etnik Tionghoa di daerah inipun telah menyesuaikan dirinya dengan budaya setempat. Mereka sudah berbaur dan beradaptasi dengan budaya setempat. Diakibatkan oleh penduduk asli daerah ini adalah etnik Karo maka bahasanya pun dalam kehidupan sehari-hari adalah bahasa Karo. Semua etnik Tionghoa di daerah ini sudah mengerti bahasa Karo, karena sewaktu bergaul dengan masyarakat mereka menggunakan bahasa Karo.
Universitas Sumatera Utara