BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI
2.1.
Kontrak Konstruksi
2.1.1. Kegiatan Penyusunan Kontrak Dalam kegiatan kontrak, dikenal istilah precontract dan postcontract. Precontract adalah kegiatan sebelum perjanjian kontrak ditandatangani. Bagi para commercial engineer, kegiatan precontract meliputi pekerjaan estimasi, menentukan jenis dan stategi kontrak, menyusun draft kontrak dan melakukan tender untuk mendapatkan penawaran terbaik. Sedangkan kegiatan postcontract adalah mengelola kontrak selama pelaksanaan kerja, yang umum dikenal sebagai administrasi kontrak (Kristiawan,2006) Menurut Nursin Afrizal (2003:V3) dalam penyusunan kontrak pihak – pihak yang terlibat selalu berusaha untuk memberikan masukan secara lengkap mengenai harapan dan keinginan masing – masing untuk mewujudkan proyek. Berdasarkan kontrak yang ada, maka pada proses penyusunan kontrak ini sangat diperlukan terlebih dulu hal – hal yang berhubungan dengan : a. Data dari pihak pengguna jasa , yang berkaitan dengan siapa yang akan mewakili dalam menandatangani kontrak dan penanggung jawab dari pihak pengguna jasa b. Data dari pihak penyedia jasa, yang berkaitan dengan siapa yang akan mewakili dalam menandatangani kontrak dan penanggung jawab dari pihak penyedia jasa
II1
BAB II DASAR TEORI
c. Deskripsi tentang proyek secara garis besar yang menjadi dasar sehingga terjadinya kontrak. d. Deskripsi tentang biaya dan waktu untuk penyelesain proyek. e. Data – data lain yang diperlukan untuk menjelaskan seluruh klausal kontrak yang akan menjadi kesepakatan bersama nantinya. Menurut Kristiawan (2006) pada dasarnya, kontrak ditandatangani dengan niat baik dari kedua pihak untuk memenuhi kewajiban masingmasing sesuai kesepakatan. Untuk meminimalkan potensi konflik selama pekerjaan berlangsung, para pelaksana proyek dari Client dan Kontraktor disarankan untuk : a. memahami kontrak secara keseluruhan b. memperhatikan amendemen kontrak c. tidak mengartikan suatu klausul diluar konteks d. memenuhi kewajiban sesuai kontrak e. menyadari adanya kewajiban tersirat dalam kontrak / implied terms f. mengelola kontrak dengan fair and firm
2.1.2 Kontrak Sebagai Pedoman Pelaksanaan Pelaksanaaan Pekerjaan proyek merupakan tahapan yang berkaitan dengan bagaimana mewujudkan keinginan pengguna jasa, agar proyek tersebut dapat dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Artinya pelaksanaan pekerjaan memerlukan suatu pedoman dan arahan yang jelas sehingga harapan pengguna jasa terwujud (Ibid, : V5).
II2
BAB II DASAR TEORI
Kontrak konstruksi melibatkan perjanjian antara satu pihak yang menyediakan jasa & material untuk membangun dan pihak lain yang berjanji untuk membayar pekerjaan. Kontrak ini baru dibuat setelah pemberi tugas menunjuk atau menetapkan pemenang lelang , baik pelelangan umum maupun pelelangan terbatas. Penetapan ataupun penunjukan pemenang pelelangan dengan car amengeluarkan surat pelulusan pekerjaan ( SPK ). Kedua belah pihak harus tunduk dan melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam kontrak , meliputi tugas kewajiban, tanggung jawab dan wewenang masing – masing. Administrasi kontrak bertujuan untuk memastikan bahwa pihakpihak yang terkait dalam kontrak memenuhi kewajibannya sesuai perjanjian. Walaupun tampaknya sederhana (tinggal menerapkan apa yang telah disepakati) tapi dalam kenyataannya mengadministrasi kontrak tidak selalu mudah. Dalam beberapa kasus, perjanjian kontrak harus berakhir di arbitrasi atau di pengadilan karena terjadi perselisihan yang tidak dapat diselesaikan (Kristiawan,2006).
2.1.3 Kontrak Sebagai Alat Pengendalian Didalam kontrak semua aturan gambar, dan mutu yang diharapkan dari sebuah pekerjaan ditemukan. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi memerlukan tahapan – tahapan pelaksanaan yang jelas, dimana setiap saat memerlukan pengawasan yang membandingkan apakah hasil pekerjaan atau apa yang dikerjakan sudah benar, maka pembanding tersebut biasanya dilakukan dengan cara merujuk pada spesifikasi, BQ, dan gambar (Nursin,Afrizal,2003:V6).
II3
BAB II DASAR TEORI
Kontrak yang didalamnya ada unsur biaya, waktu dan mutu, maka semuanya merupakan rujukan bagi pengukuran apakah mutu, waktu dan biaya sesuai dengan yang diinginkan kontrak sebagai rincian yang ada dalam kontrak dapat kita lihat : a. Mutu berkaitan dengan Spesifikasi, gambar dan BQ b. Waktu berkaitan dengan lamanya kontrak c. Biaya berkaitan dengan besarnya biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan hal ini terlihat dalam dokumen penawaran harga ( RAB ), BQ, dan adedndum yang ada dalam kontrak
2.1.4 Administrasi Kontrak Kegiatan yang tidak kalah pentingnya dalam manajemen kontrak adalah melaksanakan administrasi kontrak. Administrasi kontrak adalah merupakan kegiatan pencatatan dan pendokumentasian setiap tahapan kontrak, sehingga kontrak tersebut betul – betul terdokumentasi dengan baik (Nursin Afrizal,2003:V7V8). Administrasi kontrak sangat perlu dilakukan untuk mengetahui secara jelas hal – hal yang dilakukan selama proses penyusunan, pelaksanaan dan pengendalian. Dokumentasi ini dibuat secara sistematis dan mempunyai catatan waktu dan tempat dimana kegiatan tersebut terjadi. Administrasi kontrak akan memberikan gambaran berupa data – data dari pihak – pihak yang terlibat dalam proyek mulai dari precontract sampai postcontract.
II4
BAB II DASAR TEORI
2.2.
Standar Kontrak FIDIC Federation internationaled desingeniers conseils (FIDIC) adalah sebuah
lembaga yang mengeluarkan standar kontrak yang kini banyak diterapkan dalam berbagai proyek berskala internasional di dunia. Standar kontraknya bernama FIDIC General Conditions of Contract for Construction yang telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia. FIDIC sebagai suatu organisasi konsultan internasional telah menghasilkan banyak pedoman dan standar dokumen kontrak yang diakui oleh institusi pemberi pinjaman sebagai adil dan berimbang dan oleh karenanya disyaratkan untuk dipergunakan bagi setiap proyek yang dibiayai dengan pendanaan yang dipinjam dari institusi pendanaan luar negri seperti World Bank, ADB, JBIC dan masih banyak lagi yang lain (FIDIC, 2007: i). Ketua LPJK HM Malkan Amin (2008:vii) mengatakan FIDIC (federation internationaled desingeniers conseils) Conditions of Contract adalah suatu persyaratan umum kontrak yang disyaratkan untuk dipergunakan pada semua kontrak internasional yang didanai dengan pinjaman dari institusi pemberi pinjaman internasional dan hingga saat ini merupakan persyaratan umum kontrak yang diwajibkan untuk digunakan pada kontrak internasional. Menurut tim penerjemah FIDIC General Conditions of Contract for Construction terdapat banyak manfaat dengan adanya standar persyaratan umum kontrak , diantaranya :
Lebih ekonomis karena tidak perlu menyusun persyaratan kontrak baru setiap kontrak baru akandiberikan.
II5
BAB II DASAR TEORI
Lebih memberikan kepastian pada waktu memasukan penawaran serta penetapan harga menjadi lebih mudah dan cepat.
Kontraktor nasional yang bekerja sebagai subkontraktor dari kontraktor internasional akan mendapatkan persyaratan yang adil dan berimbang (fair and balance).
Kontraktor nasional akan dapat lebih memahami hakhaknya dan pengaturan pembagian resiko yang seimbang.
Kemungkinan lebih besar untuk menghindari sengketa yang tidak diinginkan di pengadilan atau arbitrase.
2.3.
Klaim Konstruksi dan Pengertianya Menurut Blacks Law Dictionary – Fifth Edition 1979 halaman 224:
“ Claim to demand as one’s own or as one’s right; to assert, to urge; to insist, cause of action. Means by or through which claimant possession or enjoyment of privilege or thing. Femand for money or property, e.g. insurance claim ”
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, WJS Purwadarminta edisi kedua, hal 506 klaim adalah tuntutan pengakuan atas suatu fakta bahwa seseorang berhak (untuk memiliki atau mempunyai) atas sesuatu, “ pemerintah Indonesia akan mengajukan klaim ganti rugi kepada pemilik kapal asing itu “ Bahwa dari dua definisi pengertian tersebut diatas maka dapatlah disimpulkan bahwa klaim adalah suatu tuntutan ataupun permohonan atas suatu keadaan dan apabila dihubungkan dengan pengertian dalam dunia jasa konstruksi maka dapat diartikan secara sederhana bahwa klaim konstruksi adalah “
II6
BAB II DASAR TEORI
permohonan atau tuntutan yang timbul dari atau sehubungan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan jasa konstruksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa atau antara penyedia jasa utama dengan sub – penyedia jasa atau pemasok bahan atau antara pihak luar dengan pengguna jasa / penyedia jasa yang bisaanya mengenai permintaan tambahan waktu, biaya atau kompensasi lain “ .
2.4.
Sebab Timbulnya Klaim Konstruksi Selanjutnya kami sampaikan beberapa pendapat dari para ahli diantaranya
adalah pendapat dari prof. H. Priatna Abdulrasyid dalam bukunya, Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa suatu pengantar yang diterbitkan oleh PT. Fikahati Aneka dalam halaman 214 – 215 tentang beberapa sebab terjadinya klaim : Beberapa sebab terjadinya klaim : a. Informasi desain yang tidak tepat ( delayed design information ) b. Informasi design yang tidak sempurna ( Inadequate design information ) c. Investigasi lokasi yang tidak sempurna ( Inadequate site insvetigation ) d. Reaksi klain yang lambat ( Slow client response ) e. Komunikasi yang buruk ( Poor Communication ) f. Sasaran waktu yang tidak realistis ( Unrealistic time targets ) g. Administrasi kontrak yang tidak sempurna ( Inadequate contract administration ) h. Kejadian ekstern yang tidak terkendali ( Uncontrollabe external events ) i. Informasi tender yang tidak lengkap ( incomplete tender information )
II7
BAB II DASAR TEORI
j. Alokasi resiko yang tidak jelas ( Unclear risk allocation ) k. Keterlambatan – ingkar membayar ( Latenessnon payment )
Jelas terlihat bahwa klaim dapat terjadi karena sebab – sebab yang datangnya baik dari pengguna jasa maupun dari penyedia jasa atau sebab – sebab lain. Sebab – sebab inilah yang menjadi dasar filosofi atau pandangan bahwa klaim sesungguhnya adalah sesuatu yang wajar terjadi dalam dunia jasa konstruksi sehingga klaim haruslah dipandang sebagai sesuatu yang bisa terjadi dengan demikian kita dapat mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik.
2.5.
Bentuk Klaim Konstruksi Bentuk klaim yang diajukan oleh kontraktor kepada pemilik bangunan
pada umumnya adalah klaim biaya dan atau waktu (Malak, A., Asem, M.U., El Saadi, M. M.H., AbouZeid, M., 2002:8494). Klaim biaya pada pekerjaan konstruksi terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung (Holland, D.E., 1998). Klaim waktu dapat dilihat dari jadwal proyek yang seringkali menggunakan teknik Critical Path Method (Malak, A., Asem, M.U., ElSaadi, M. M.H., AbouZeid, M., 2002:8494).
2.6.
Pengajuan Klaim Konstruksi Jika kontraktor ingin mengajukan klaim maka beberapa tahapan yang
harus diperhatikan adalah persiapan pengajuan klaim, metode analisis klaim, dan
II8
BAB II DASAR TEORI
penyebab kegagalan klaim (Malak, A., Asem, M.U., ElSaadi, M. M.H., Abou Zeid, M., 2002:8494).
2.6.1
Persiapan Pengajuan Klaim Menurut Malak, A., Asem, M.U., ElSaadi, M. M.H., AbouZeid, M.,
(2002:8494) klaim yang diajukan harus logis dan memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Pada bagian awal ditetapkan secara detail, pihakpihak yang terkait, tanggal terjadinya peristiwa dan informasi yang sesuai. b. Penjelasan peristiwa penyebab klaim dan akibatnya. c. Analisa faktafakta yang terjadi di lapangan yang menjadi dasar klaim, disertai dengan referensi dan pasalpasal yang tercantum dalam kontrak. d. Perhitungan dampak biaya berdasarkan rincian biaya aktual langsung dan tidak langsung. e. Penentuan klaim yang menuntut tambahan waktu berdasarkan analisis lintasan waktu kritis dan non kritis.
2.6.2 Metode Analisis Klaim Analisis yang digunakan adalah submodel notice requirements, submodel yang sesuai dengan pengajuan klaim, dan metode perhitungan biaya dan waktu yang diklaim. Submodel notice requirement menetapkan suatu kondisi dimana kontraktor akan kehilangan haknya jika terjadi halhal sebagai berikut : a. Engineer tidak memberitahukan secara formal peristiwa penyebab klaim
II9
BAB II DASAR TEORI
b. Kontraktor tidak mengajukan pemberitahuan yang disertai durasi terjadinya peristiwa c. Kontraktor tidak merinci biaya dan waktu yang diklaim d. Pemilik bangunan memiliki prasangka di balik pemberitahuan tersebut 2.6.3 Penyebab Kegagalan Klaim Menurut Holland, D.E (1998) ada kalanya klaim yang sudah disiapkan mengalami kegagalan, karena : a. Permohonan pengajuan klaim terlambat b. Kontraktor tidak megikuti prosedur kontrak c. Kurang akuratnya rekaman data yang dibutuhkan d. Klaim yang diajukan tidak mempunyai dasar yang kuat e. Informasi yang dibutuhkan untuk menguji kebenaran klaim tidak tersedia
2.7.
Metode Penyelesaian Klaim Konstruksi Menurut Tunardih Eilen C., Soetiono Imelda, Chandra Harry P.(2005:4)
klaim yang terjadi dapat diselesaikan dengan beberapa metode yang disepakati bersama dan dicantumkan dalam kontrak, antara lain : a. Engineering Judgement, di mana konsultan desain yang ditunjuk pemilik bangunan bertanggung jawab untuk mengambil keputusan akhir penyelesaian klaim dan mengikat semua pihak. b. Negosiasi, di mana pihak yang berselisih mencari penyelesaian tanpa campur tangan pihak lain.
II10
BAB II DASAR TEORI
c. Mediasi, di mana pihak yang berselisih menggunakan mediator yang bersifat netral dan keputusannya bersifat tidak mengikat. d. Arbitrasi, di mana pihak yang berselisih menunjuk arbitrator dari badan arbitrase dan keputusannya bersifat mengikat. e. Minitrial, di mana pihak yang berselisih diwakili oleh masingmasing manajer proyek dan adanya pihak ketiga sebagai penasehat. f. Dispute review board, di mana masingmasing pihak yang berselisih memilih satu perwakilan untuk menunjuk pihak ketiga dan keputusanya bersifat tidak mengikat.
2.8.
Manajemen Klaim Manajemen klaim menguraikan proses yang dibutuhkan untuk
menghapus atau mencegah timbulnya Construction Claims dan ditangani secara cepat dan efisien ketika klaim terjadi. Manajemen klaim adalah suatu proses yang penting dalam poyek konstruksi. Klaim juga dapat dipandang dari dua
persfektif,satu
dari
pihak
membuat
klaim
dan
satu
yang
mempertahankanya (Latief Yusuf,2007:3334). Baik claim maupun changes/variations samasama merupakan permintaan kompensasi terhadap biaya dan/atau waktu. Claim didefinisikan usulan konfensasi biaya dan/waktu dimana kontraktorclient tidak bersepakat (Kristiawan,2006).
II11
BAB II DASAR TEORI
2.9.
Identifikasi Faktor Penyebab Klaim Menurut Latief Yusuf (2007:3334) dalam elemen kompetensi ahli yang
berperan dalam variabel mengidentifikasi klaim haruslah memiliki kriteria kerja yang terdiri dari subvariabel sebagai berikut : a. Memberikan kontribusi didalam mengidentifikasi klaim yang berangkat dengan pengetahuan scope dan kondisi/persyaratan kontrak jika beberapa aktifias terlihat berubah. b. Memberikan kontribusi dalam memberikan deskripa\si extrawork yang diklaim. c. Memberikan kontribusi didalam mendeskripsikan waktu yang dibutuhkan.
2.10. Pengukuran Pengajuan Klaim Masih menurut Latief Yusuf (2007:3334) dalam elemen kompetensi ahli yang berperan dalam variabel claim quantification haruslah memiliki kriteria kerja yang terdiri dari subvariabel sebagai berikut : a. Memberikan kontribusi dalam bentuk statement of claim. b. Memberikan kontribusi didalam menentukan pekerjaan
yang
dipengaruhi oleh aktifitas yang diklaim.
II12
BAB II DASAR TEORI
2.11. Pencegahan Terjadinya Pengajuan Klaim Masih menurut Latief Yusuf (2007:3334) dalam elemen kompetensi ahli yang berperan dalam variabel claim resolution haruslah memiliki kriteria kerja yang terdiri dari sub variable sebagai berikut : a. Memberikan kontribusi dalam membuat statement of claim dan claim quantification. b. Memberikan kontribusi dalam menyusun kontrak.
2.12
Klaim Penambahan Biaya Proyek
2.12.1 Hak untuk Mendapatkan Penambahan Biaya Pelaksanaan Proyek (Gilbreath, Robert D,1992 : 210211) Biaya – biaya overhead dibebankan pada salah satu kontrak tapi diperhitungkan dengan disebarkan kepada semua jenis kontrak dan temasuk secara tidak langsung dalam harga penawaran penyedia jasa. Jika pelaksanaan kontrak terlambat dari satu atau menjadi dua tahun, biaya – biaya ini berjalan terus tidak pandang apakah ia proporsional terhadap jumlah pekerjaan sesungguhnya yang ada atau tagihan yang terjadi.
2.12.2 Dasar Pengajuan Klaim Penambahan Biaya (Ibid, 210211) Semua orang harus mengerti dasar – dasar pengajuan dan pembelaan klaim, macam – macam biaya yang dapat terlibat dan pengelolaan kontrak yang krisis. Sistem biaya dan jadual adalah penting bukan saja untuk pengawasan kontrak melainkan juga untuk perlindungan klaim.
II13
BAB II DASAR TEORI
Hal yang sama juga benar untuk keperluan dokumentasi , pelaporan kontrak, catatan pembukuan yang sangat teliti. Klaim yang berkembang menjadi tuntutan hukum yang sering terjadi beberapa tahun sesudah semua orang yang bertanggung jawab telah pindah ketempat lain atau melupakan apa yang terjadi.
II14