BAB II BAHAN RUJUKAN
2.1 2.1.1
Akuntansi Manajemen Pengertian Akuntansi Manajemen Menurut Supriyono (1992; 8) memberikan
pengertian akuntansi
manajemen sebagai berikut : “Akuntansi manajemen adalah proses identifikasi, pengukuran, pengumpulan, analisis, penyiapan dan komunikasi informasi financial yang digunakan oleh manajemen untuk perencanaan, evaluasi, pengendalian dalam suatu organisasi, serta untuk menjamin ketepatan penggunaan sumber-sumber dan pertanggungjawaban atas sumber tersebut” Menurut Mulyadi (2001; 1) pengertian akuntansi manajemen adalah sebagai berikut : “Akuntansi manajemen dapat dipandang dari dua sudut yaitu akuntansi manajemen sebagai suatu tipe akuntansi dan akuntansi manajemen sebagai suatu tipe informasi. Akuntansi manajemen sebagai suatu tipe akuntansi merupakan sistem pengolahan informasi keuangan yang terutama ditujukan untuk menyediakan informasi keuangan bagi keperluan manajemen, sedangkan akuntansi manajemen dipandang sebagai suatu tipe informasi merupakan keluaran yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi yang ditujukan untuk menyediakan informasi keuangan bagi kepentingan manajemen”. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi manajemen merupakan alat bantu manajemen untuk mengendalikan, mengawasi, dan menganalisis biaya-biaya dalam suatu proses produksi sehingga manajemen dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat untuk menentukan kebijaksanaan dalam mengelola perusahaan yang efektif dan efisien. 2.1.2
Penggolongan Informasi Akuntansi Manajemen Menurut
Mulyadi
(2001;16)
penggolongan
manajemen terdiri dari antara lain sebagai berikut :
5
informasi
akuntansi
6
1. Informasi akuntansi penuh 2. Informasi akuntansi differensial 3. Informasi akuntansi pertanggungjawaban Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Informasi akuntansi penuh (full accounting information) Informasi akuntansi penuh merupakan seluruh aktiva, pendapatan yang diperoleh dan atau seluruh sumber yang dikorbankan untuk suatu objek informasi. Manfaat informasi akuntansi penuh, antara lain : a. Pelaporan keuangan b. Analisa kemampuan menghasilkan laba (profitability analysis) c. Jawaban atas pertanyaan ”berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu?” d. Penentuan harga jual cost type contract e. Penentuan harga jual normal f. Penentuan harga jual produk atau jasa yang diatur sesuai dengan peraturan pemerintah g. Penyusunan program 2. Informasi akuntansi diferensial (differential accounting information) Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan dan biaya dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain. Manfaat informasi akuntansi diferensial dalam pengambilan keputusan : 1. Membeli dan membuat sendiri 2. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk 3. Menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu atau kegiatan usaha suatu bagian perusahaan 4. Menerima atau menolak pesanan khusus
7
3. Informasi
akuntansi
pertanggungjawaban
(responsibility
accounting
information) Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan system yang mengukur hasil setiap pusat pertanggungjawaban dan
membandingkan dengan
anggarannya dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki oleh tiap-tiap manajer. Manfaat informasi akuntansi pertanggung jawaban, antara lain : a. Sebagai dasar penyusunan anggaran b. Sebagai penilai kinerja manajer pusat pertanggung jawaban c. Sebagai pemotivasi manajer d. Memungkinkan pengelolaan aktivitas e. Memungkinkan pemantauan evektifitas pengelolaan aktivitas
2.1.3
Tujuan Akuntansi Manajemen Menurut Supriyono (1992; 9) tujuan akuntansi manajemen dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu : 1. Tujuan primer akuntansi manajemen 2. Tujuan sekunder akuntasi manajemen Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Tujuan primer akuntansi manajemen adalah membantu manajemen dalam pembuatan keputusan manajemen. 2. Tujuan sekunder akuntansi manajemen adalah sebagai berikut : a. Akuntansi
manajemen
bertujuan
membantu
manajemen
dalam
melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi misalnya : 1) Mengidentifikasikan tujuan atau sasaran yang akan dicapai oleh keberadaan organisasi atau perusahaan 2) Merencanakan
pengalokasian
optimal beserta pengukurannya
sumber-sumber
organisasi
secara
8
b. Akuntansi manajemen bertujuan membantu manajemen dalam menjawab masalah bidang organisasi, meliputi misalnya : 1) Menghubungkan struktur organisasi atau perusahaan dengan tujuan atau sasaran yang akan dicapai 2) Membangun dan memelihara sistem komunikasi dan pelaporan yang efektif 3) Mengukur penggunaan sumber-sumber yang ada oleh bagian-bagian dalam organisasi, menemukan prestasi atau penyimpangan (khususnya yang bersifat luar biasa), dan mengidentifikasikan faktor-faktor penyebabnya. c. Akutansi
manajemen
bertujuan
membantu
manajemen
dalam
melaksanakan fungsi pengendalian manajemen, meliputi misalnya : 1) Menentukan karakteristik-karakteristik prestasi pelaksanaan yang tepat dan signifikan dengan ukuran tujuan atau sasaran organisasi secara keseluruhan 2) Membantu memotivasi prestasi individual sesuai dengan yang diinginkan melalui komunikasi yang realistis mengenai informasi prestasi dihubungkan dengan tujuan atau sasaran organisasi 3) Membantu memusatkan perhatian manajemen pada pengukuran prestasi
yang
menunjukkan
keganjilan-keganjilan
dan
mengidentifikasikan tanggung jawab atas prestasi tersebut d. Akuntansi
manajemen
bertujuan
membantu
manajemen
dalam
melaksanakan sistem kegiatan manajemen, misalnya dihubungkan dengan : fungsi, produk, proyek, atau segmentasi operasi lainnya. Fungsi ini meliputi misalnya : 1) Mengukur masukan (pendapatan) dan keluaran (biaya) yang relevan untuk setiap : pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, atau pusat investasi 2) Mengkomunikasikan data yang tepat dan karakteristik ekonomi yang penting untuk para pejabat kunci dalam waktu yang tepat.
9
2.2 2.2.1
Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya menyediakan informasi mengenai biaya secara terperinci
dan dapat digunakan sebagai alat kontrol manajerial, informasi biaya yang disediakan tersebut bermanfaat bagi manajer dalam mengelola perusahaan untuk menentukan harga jual produk atau jasa yang dihasilkan serta untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi perusahaan. Namun sebelum pembahasan mengenai akuntansi biaya, penulis terlebih dahulu akan memberikan definisi mengenai akuntansi biaya. Definisi akuntansi biaya menurut Mulyadi (2005; 6) adalah sebagai berikut : “Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadap hasilnya”. Definisi Akuntansi biaya menurut Kusnadi (1999; 2) adalah sebagai berikut : “Akuntansi biaya adalah proses pengidentifikasian, pencatatan, perhitungan, peringkasan, pengeluaran, pelaporan harga pokok suatu produk (barang dan jasa) dengan metode atau sistem tertentu sehingga pihak manajemen perusahaan dapat mengambil keputusan bisnis secara efektif dan efisien” Definisi Akuntansi biaya menurut Matz dan Usry yang diterjemahkan oleh Sirait dan Wibowo (1999; 9) adalah sebagai berikut : “Akuntansi biaya membantu manajemen sebagai alat akuntansi yang dibutuhkan untuk perencanaan kegiatan operasi, meningkatkan kualitas dan efisiensi serta membuat keputusan dan strategi” Dari pengertian akuntansi biaya di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, perhitungan, pengevaluasian dan penyajian biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi suatu produk. Selain itu juga merupakan alat
10
bantu manajemen untuk mengendalikan, mengawasi dan menganalisis biaya-biaya dalam suatu proses produksi sehingga manajemen dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat untuk menentukan kebijaksanaan dalam mengelola perusahaan yang efektif dan efisien.
2.2.2
Tujuan Akuntansi Biaya Secara umum akuntansi biaya bertujuan untuk menyediakan informasi
seluruh biaya bagi manajemen dalam menjalankan fungsinya pada perusahaan, namun tujuan akuntansi biaya itu pun tergantung dari bentuk perusahaan yang dijalankan. Dalam perusahaan dagang akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang berhubungan dengan harga pokok barang yang akan dijual, sedangkan pada perusahaan jasa akuntansi biaya digunakan untuk menghitung harga jasa yang dibebankan kepada konsumen. Dalam hal perusahaan manufaktur akuntansi biaya bertujuan untuk menentukan harga pokok persatuan produk yang dihasilkan. Menurut Mulyadi (2005; 8) terdapat tiga tujuan pokok akuntansi biaya antara lain : 1. Penentuan harga pokok produk 2. Pengendalian biaya 3. Pengambilan keputusan khusus Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Penentuan harga pokok produk Untuk memenuhi tujuan penentuan harga pokok produk, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya yang dikumpulkan dan disajikan adalah biaya yang telah terjadi di masa yang lalu atau biaya historis. Umumnya akuntansi biaya untuk penentuan harga pokok produk ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak luar perusahaan. Di samping itu, penentuan harga pokok produk juga ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manajemen.
11
2. Pengendalian biaya Pengendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan produksi. Tujuan pengendalian biaya ini lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak dalam perusahaan. 3. Pengambilan keputusan khusus Pengambilan keputusan khusus menyangkut masa yang akan datang. Oleh karena itu informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan khusus selalu berhubungan dengan informasi yang akan datang. Sedangkan menurut Kusnadi (1999; 7) tujuan akuntansi biaya antara lain sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Penentuan Harga pokok produk Menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen Sebagai alat perencanaan Pengendalian biaya Memperkenalkan berbagai metode Pengambilan keputusan khusus Menghitung laba perusahaan pada setiap periode tertentu Menghitung dan menganalisis berbagai sebab terjadinya ketidakefektifan dan ketidak efisienan
Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Penentuan Harga pokok produk Dalam
penentuan
harga
pokok
produk
akuntansi
biaya
mencatat,
menggolongkan dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk (barang dan jasa). 2. Menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen Manajemen perusahaan berusaha berhasil mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang efektif dan efisien. Ukuran efisien dapat dilihat dari indikasi biaya. Umumnya semakin tinggi biaya akan semakin rendah tingkat efisiensinya. 3. Sebagai alat perencanaan Perencanaan bisnis sangat terkait kepada penghasilan dan biaya. Tanpa perencanaan biaya maka manajemen perusahaan akan sulit melakukan pengendalian biaya.
12
4. Pengendalian biaya Pengendalian biaya dilakukan dengan cara membandingkan antara biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu persatuan produk dan biaya yang sesungguhnya terjadi. 5. Memperkenalkan berbagai metode Penetapan biaya yang tepat sangat diperlukan baik yang digunakan untuk informasi yang dibutuhkan kalangan eksternal maupun yang dibutuhkan oleh kalangan internal (manajemen). Dalam akuntansi biaya banyak sekali metode dan
pendekatan
yang
diperkenalkan
sehingga
bagi
mereka
yang
berkepentingan akan mengetahui metode mana yang paling efektif dan efisien. 6. Pengambilan keputusan khusus Akuntansi biaya merupakan alat manajemen dalam pemonitoran dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. 7. Menghitung laba perusahaan pada setiap periode tertentu Untuk mengetahui laba perusahaan manajemen juga harus mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan dan biaya ini merupakan salah satu komponen dari laba. 8. Menghitung dan menganalisis berbagai sebab terjadinya ketidakefektifan dan ketidakefisienan Di dalam akuntansi biaya juga dibahas batas maximum yang harus diperhatikan dalam menetapkan biaya yang diperlukan dalam melakukan suatu aktifitas atau dalam membuat suatu produk jika terjadi perbedaan yang sesungguhnya maka perbedaan dan penyebab perbedaan serta akibat yang ditimbulkan harus dianalisis secara tepat dan cepat kemudian dicari berbagai solusi yang terbaik. Kemudian menurut Supriyono (1998; 14) tujuan akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu informasi yang diperlukan manajemen dalam mengelola perusahaan, yaitu informasi biaya yang bermanfaat untuk :
13
1. 2. 3.
Perencanaan dan pengendalian biaya Penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dengan tepat dan teliti Pengambilan keputusan oleh manajemen
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan akuntansi biaya adalah memberikan informasi untuk kepentingan manajemen dalam melakukan penganalisisan data yang telah dikumpulkan sehingga akan membantu dalam melakukan perencanaan, pengawasan atau pengendalian biaya dalam proses produksi serta membantu dalam menentukan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan dengan tepat dan teliti, selain itu juga membantu manajemen dalam mengambil keputusan dan penilaian persediaan.
2.2.3
Pengertian Biaya Dalam akuntansi keuangan, biaya atau cost dapat diartikan sebagai suatu
pengorbanan yang dilakukan agar memperoleh barang atau jasa. Pengorbanan dapat diukur dengan uang tunai yang dibelanjakan, aktiva tetap yang ditransfer atas jasa yang diberikan. Istilah biaya (cost) harus dibedakan dengan istilah beban (expense). Secara umum beban diartikan sebagi biaya yang telah memberikan manfaat saat terjadinya pengorban tersebut sedangkan biaya merupakan biaya yang belum dapat dinikmati, memberikan manfaat dimasa mendatang karenanya dikelompokkan sebagai harta yang dicantumkan dalam neraca. Pengertian biaya menurut Matz dan Usry yang diterjemahkan oleh Sirait dan Wibowo (1999; 10) adalah sebagai berikut : “Pengertian biaya seringkali digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban namun dapat diidentifikasikan arus keluar barang atau jasa yang akan dibebankan atau dibandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba” Kemudian Kusnadi (1999; 8) mendefinisikan biaya sebagai berikut : “Biaya adalah sebagai manfaat (benefit) yang dikorbankan dalam rangka memperoleh barang dan jasa”
14
Sedangkan menurut Mulyadi (2005; 8) mendefinisikan biaya sebagai berikut : “Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tetentu” Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan sumber-sumber ekonomis yang telah terjadi maupun belum terjadi yang diukur dalam satuan moneter yang berkaitan dengan tujuan tertentu.
2.2.4
Penggolongan Biaya Pada dasarnya penggolongan biaya dapat dibuat bervariasi dengan
berbagai macam cara sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh pihak manajemen serta ketentuan dalam organisasi perusahaan. Salah satu penggolongan biaya dikemukakan oleh Mulyadi (2005; 14) adalah sebagai berikut : “Biaya dapat digolongkan menurut : 1. Objek pengeluaran 2. Fungsi pokok dalam perusahaan 3. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan 4. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai 5. Jangka waktu manfaatnya” Penjelasan dari masing-masing penggolongan biaya di atas adalah sebagai berikut : 1. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran Cara penggolongan ini menggunakan nama objek pengeluaran sebagai dasar penggolongan biayanya. Contoh objek pengeluarannya adalah bahan bakar, maka segala pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar ini disebut biaya bahan bakar 2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok perusahaan Dalam perusahaan manufaktur terdapat tiga fungsi pokok yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena
15
itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu : a. Biaya produksi Biaya produksi merupakan biaya yang terjadi dalam rangka pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut dengan istilah biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya overhead pabrik sering pula disebut dengan istilah biaya konversi (conversion cost) yang merupakan biaya untuk mengkonversi atau mengubah bahan baku menjadi produk jadi. b. Biaya pemasaran Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang telah terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatankegiatan pemasaran. c. Biaya administrasi dan umum Biaya
administrasi
dan
umum
merupakan
biaya-biaya
untuk
mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi dan personalia. 3. Penggolongan biaya menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan a. Biaya variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung. b. Biaya semi variabel Biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.
16
c. Biaya semi fixed Biaya semi fixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. d. Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam volume kegiatan tertentu. Contohnya adalah gaji direktur produksi. 4. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan objek biaya Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dikelompokkan menjadi dua golongan : a. Biaya langsung (direct cost) Biaya langsung adalah biaya yang terjadi yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah didefinisikan dengan sesuatu yang dibiayai. b. Biaya tidak langsung (indirect cost) Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat dengan mudah dan meyakinkan ditelusuri ke objek biaya tertentu. Contoh biaya tidak langsung adalah gaji manajer pabrik, karena biaya ini sama sekali tidak disebabkan oleh proses pembuatan produk, melainkan karena manajer tersebut mengoperasikan pabrik tersebut. 5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya a. Pengeluaran modal (Capital expenditure) Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender) pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagi harga pokok aktiva dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi atau dideplesi. Contoh : Pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap.
17
b. Pengeluaran pendapatan (Revenue expenditure) Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. Contoh : Biaya iklan, biaya tenaga kerja.
2.3 2.3.1
Harga Jual Pengertian Harga Jual Penentuan harga jual produk atau jasa merupakan salah satu jenis
pengambilan keputusan manajemen yang paling penting. Bagi manajemen, penentuan harga jual produk atau jasa bukan hanya merupakan kebijakan dibidang pemasaran atau bidang keuangan saja, melainkan merupakan kebijakan yang berkaitan dengan seluruh aspek kegiatan perusahaan. Harga jual produk atau jasa, selain mempengaruhi volume penjualan atau jumlah pembeli produk atau jasa tersebut, juga akan mempengaruhi jumlah pendapatan perusahaan. Supriyono (1992; 332) mendefinisikan pengertian harga jual sebagai berikut : “Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh satu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas dasar barang atau jasa yang dijual atau diserahkan”. Sedangkan menurut Mulyadi (2001; 72) mendefinisikan pengertian harga jual sebagai berikut : “Harga jual yaitu taksiran biaya non produksi dibagi jumlah produk yang dihasilkan ditambah laba per unit produk yang dihasilkan”. Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa harga jual dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu pembeli dan penjual. Dari sisi pembeli harga jual merupakan nilai yang dibutuhkan untuk barang serta layanannya, sedangkan
18
dari sisi penjual harga jual merupakan nilai uang yang dibebankan kepada pembeli atau langganan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan.
2.3.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga Jual Harga jual yang ditetapkan perusahaan tentu saja merupakan harga jual
yang dapat bersaing dipasar. Penentuan harga jual yang dapat bersaing bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan. Harga jual yang terlalu tinggi dapat berakibat tidak tercapainya laba pada tingkat yang dikehendaki. Penetapan harga jual memerlukan pertimbangan dari berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal perusahaan. Abdul Halim dan Bambang Supomo (2001; 97) menjabarkan faktor yang mempengaruhi penetapan harga jual adalah sebagai berikut : “Harga jual lebih banyak ditentukan oleh kekuatan antara permintaan dan penawaran produk atau jasa tersebut dipasaran”. Sedangkan menurut Supriyono (1992; 333) menjabarkan faktor-faktor yang menentukan harga jual adalah sebagai berikut : 1. Tujuan perusahaan, khususnya laba dan Return On Investment (ROI) yang diharapkan 2. Biaya, khususnya biaya masa depan 3. Pendapatan yang diharapkan 4. Jenis produk atau jasa yang dijual 5. Jenis industri 6. Citra atau kesan masyarakat 7. Pengaruh pemerintah, khususnya undang-undang, keputusan, peraturan dan kebijakan pemerintah 8. Tindakan atau reaksi pesaing 9. Tipe pasar yang dihadapi 10. Trend ekonomi 11. Gaya manajemen 12. Tujuan non laba (nir laba) 13. Tanggung jawab sosial masyarakat
19
2.3.3
Manfaat Informasi Biaya Penuh dalam Keputusan Penetapan Harga Jual Pada dasarnya dalam keadaan normal, harga jual produk atau jasa harus
dapat menutup biaya perusahaan yang bersangkutan dengan harga jual produk atau jasa dan menghasilkan laba yang dikehendaki. Biaya penuh merupakan total pengorbanan sumber daya untuk menghasilkan produk atau jasa, sehingga semua pengorbanan ini harus dapat ditutup oleh pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk atau jasa. Di samping itu, harga jual harus pula dapat menghasilkan laba yang memadai sepadan dengan investasi yang ditanamkan untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut. Menurut Mulyadi (2001; 346) menjabarkan manfaat informasi biaya penuh dalam penetapan harga jual adalah sebagai berikut : “Informasi biaya penuh memberikan manfaat berikut ini bagi manajer penentu harga jual dalam pengambilan keputusan, antara lain ; a. Biaya penuh merupakan titik awal untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapi oleh pengambil keputusan b. Biaya penuh merupakan dasar yang memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkianan kerugian c. Biaya penuh memberikan informasi yang memungkinkan manajer penentu harga jual melihat struktur biaya perusahaan pesaing d. Biaya penuh merupakan dasar untuk pengambilan keputusan perusahaan memasuki pasar” 2.3.4
Metode Penentuan Harga Jual Biaya (cost) merupakan komponen penting yang harus dipertimbangkan
dalam penentuan harga jual produk atau jasa. Dalam keadaan normal, harga jual harus mampu menutup biaya penuh dan memperoleh laba yang sepadan dengan investasi yang telah dikeluarkan. Menurut Mulyadi (2001; 348) mengemukakan metode penentuan harga jual, yaitu : 1. 2. 3. 4.
Penentuan harga jual dalam keadaan normal Penentuan harga jual dalam cost type contract penentuan harga jual pesanan khusus Penentuan harga jual produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang diatur dengan peraturan pemerintah.
20
Penjelasan dari masing-masing metode penetapan harga jual diatas adalah : 1. Penentuan harga jual normal (normal pricing) Dalam keadaan normal, manajer penentu harga jual memerlukan informasi biaya penuh masa yang akan datang sebagai dasar penentu harga jual produk atau jasa. Metode penentuan harga jual normal seringkali disebut dengan istilah cost plus pricing, karena harga jual ditentukan dengan menambah biaya masa yang akan datang dengan suatu persentase mark up (tambahan diatas jumlah biaya) yang dihitung dengan formula tertentu. Harga jual produk atau jasa dalam keadaan normal ditentukan dengan formula sebagai berikut : Harga jual = Taksiran biaya penuh + Laba yang diharapkan Dengan demikian ada dua unsur yang diperhitungkan dalam penentuan harga jual ini :taksiran biaya penuh dan laba yang diharapkan.
Taksiran biaya penuh data dihitung dengan dua pendekatan : full costing dan variable costing. Dalam pendekatan full costing, taksiran biaya penuh yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual terdiri dari unsur-unsur berikut ini : Biaya bahan baku
xx
Biaya tenaga kerja langsung
xx
Biaya overhead pabrik (variabel + tetap)
xx
Taksiran total biaya produksi
xx
Biaya administrasi dan umum
xx
Biaya pemasaran
xx
Taksiran total biaya non produksi
xx
Taksiran biaya penuh
xx
21
Dalam pendekatan variable costing, taksiran biaya penuh dipakai sebagai dasar penentuan harga jual terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut : Biaya variabel : Biaya bahan baku
xx
Biaya tenaga kerja langsung
xx
Biaya overhead pabrik variabel
xx
Taksiran total biaya produksi variabel
xx
Biaya administrasi dan umum variabel
xx
Biaya pemasaran variabel
xx
Taksiran total biaya non produksi variabel
xx
Biaya tetap : Biaya overhead pabrik tetap
xx
Biaya administrasi dan umum tetap
xx
Biaya pemasaran tetap
xx
Taksiran total biaya tetap
xx
Taksiran biaya penuh
xx
2. Penentuan harga jual dalam cost type contract (cost-type contract pricing) Cost type contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya tersebut. Jika dalam keadaan normal, harga jual produk atau jasa yang akan dijual di masa yang akan datang ditentukan dengan metode cost plus pricing, berdasarkan taksiran biaya penuh sebagai dasar, dalam cost type contract harga jual yang dibebankan kepada pembeli dihitung berdasarkan biaya penuh sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi dan memasarkan produk. Perhitungannya dapat digambarkan sebagai berikut : Biaya langsung
xx
Biaya tidak langsung
xx
Total biaya penuh
xx
22
Harga jual yang dibebankan dalam cost type contract dapat dihitung sebagai berikut : Total biaya penuh
xx
Laba …%x total biaya penuh
xx
Harga jual yang dibebankan
xx
3. Harga jual pesanan khusus (special order pricing) Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaan diluar pesanan regular perusahaan. Biasanya customer yang melakukan pesanan khusus ini meminta harga dibawah harga jual normal, bahkan seringkali harga yang diminta oleh customer berada dibawah biaya penuh, karena biasanya pesanan khusus mencakup jumlah yang besar. Jika perusahaan menerima pesanan khusus, harga jual produk tidak dibebani tugas untuk menutup biaya penuh produk. Dalam mempertimbangkan pesanan khusus, manajer penentu harga jual dapat menetapkan harga jual hanya diatas biaya variabel, karena laba kontribusi yang dihasilkan dari pesanan khusus akan mengakibatkan kenaikan laba, asalkan manajer tersebut yakin bahwa pesanan yang regular mampu menyerap seluruh biaya tetap. Perhitungannya dapat digambarkan sebagai berikut : Total harga jual dari pesanan khusus
xx
Total biaya variabel untuk menghasilkan pesanan khusus
xx
Laba kontribusi
xx
4. Penentuan harga jual produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang diatur dengan peraturan pemerintah Dalam penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah, biaya penuh masa yang akan datang yang dipakai sebagi dasar penentuan harga jual tersebut dihitung dengan menggunakan pendekatan full costing saja, karena pendekatan variable costing tidak diterima sebagai prinsip akuntansi yang lazim.
23
2.4
Jasa
2.4.1
Konsep dan Pengertian Jasa Pada umumnya produk dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara. Salah
satu cara yang banyak digunakan adalah klasifikasi berdasarkan daya tahan atau berwujud tidaknya suatu produk. Fandy Tjiptono (2004; 5) membedakan tiga kelompok produk, yaitu : 1. Barang tidak tahan lama (Nondurable goods) 2. Barang tahan lama (Durable Goods) 3. Jasa (service) Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Barang tidak tahan lama (Nondurable goods) Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian atau dengan kata lain umur ekonomisnya kurang dari satu tahun. Contohnya : sabun, gula, kapur tulis dan sebagainya 2. Barang tahan lama (Durable Goods) Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dan memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun. Contohnya : TV, kulkas, mobil dan sebagainya 3. Jasa (service) Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contonya : bengkel, salon, hotel dan sebagainya Sebenarnya pembedaan secara tegas barang dan jasa sering kali sukar dilakukan. Hal ini dikarenakan pembelian suatu barang sering kali disertai dengan jasa-jasa tertentu, dan sebaliknya pembelian suatu jasa seringkali melibatkan barang-barang yang melengkapinya. Meskipun demikian, jasa dapat didefinisikan sebagai berikut (Kotler; 1994) : “Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produk jasa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak”
24
2.4.2
Karakteristik Jasa Menurut Fandy Tjiptono (2004; 15) membedakan empat karakteristik jasa
meliputi : 1. 2. 3. 4.
Intangibility Inseparability Variability Perishability
Penjelasan dari masing-masing karakteristik jasa di atas adalah sebagai berikut : 1. Intangibility Jasa berbeda dengan barang, jika barang merupakan suatu objek, alat, benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, kinerja (performance), atau usaha. Bila barang dimiliki, maka jasa hanya dapat dikonsumsi tetapi tidak dapat dimiliki. Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium, atau didengar sebelum dibeli. Konsep intangible ini memiliki dua pengertian (Berry dalam Enis dan Cox, 1988), yaitu : a. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa b. Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan atau dipahami secara rohaniah 2. Inseparability Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. 3. Variability Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Ada tiga faktor yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa (Bovee, Houston dan Thill, 1995), yaitu kerjasama atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa, moral atau motivasi karyawan dalam melayani pelanggan, dan beban kerja perusahaan.
25
4. Perishability Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Contoh : kursi pesawat kosong, kamar hotel yang tidak dihuni akan berlalu begitu saja karena tidak dapat disimpan. Dengan demikian bila jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja.