BAB II BAHAN RUJUKAN
2.1
Sejarah dan Definisi Koperasi
2.1.1
Sejarah Koperasi Menurut Amidipradja Talman (1985:22) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan koperasi adalah : “Badan usaha yang berbeda dengan lembaga keuangan atau perusahaan lainnya. Dimana koperasi memiliki sifat dan dasar kegotong royongan yang terdapat dalan UUD 1945” Telah dijelaskan dalam Undang-undang bahwa koperasi merupakan soko
guru perekonomian Indonesia yang berlandaskan prinsip demokrasi yaitu dari, oleh, dan untuk rakyat. Menurut T. Gilarso (1975:38), disebutkan bahwa koperasi Indonesia dimulai dengan didirikannya semacam bank koperasi dengan nama “Bank Pertolongan dan Tabungan”, yang dimana bank tersebut dikembangkan menjadi koperasi kredit menurut pemahaman koperasi yang timbul di Eropa dan Jerman. Maka dari itu, usaha bank koperasi pada saat itu diperluas dengan pemberian kredit dan mengganti nama bank menjadi “Bank Pertolongan, Tabungan dan Kredit”. Keadaan perekonomian yang terjadi mendorong terciptanya program dan kebijakan oleh pemerintah. Koperasi mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia untuk memperbaiki keadaan ekonomi masyarakat
Indonesia pada saat ini. Koperasi berusaha untuk mensejahterakan anggota dan bisa dikatakan bahwa usahanya sudah sangat berhasil.
2.1.2
Definisi Koperasi Dr. Muhammad Hatta, dikenal sebagai Bapak Koperasi, mengatakan
bahwa Koperasi adalah Badan Usaha Bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak dan kewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya. Definisi lain mengenai koperasi disebutkan oleh Drs T. Gilarso (1975:43) yaitu : “Koperasi berasal dari kata-kata latin : Cum yang berarti “dengan” dan Operasi yang berarti “bekerja”. Dari dua kata tersebut diperoleh arti secara umum bekerja dengan orangorang lain, atau kerja bersama-sama orang-orang lain untuk suatu tujuan atau hasil tertentu. Sedangkan menurut Hendar dan Kusnadi (1996:67) disebutkan tentang definisi koperasi (telah telah diakui diakui PBB) adalah : “perkumpulan otonom orang per orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sosial, dan budaya serta aspirasi bersama melalui perusahaan yang dimiliki dan dikendalikan secara demokratis.”
Tujuan dibangunnya koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur.
2.2
Fungsi dan Peran Koperasi Disebutkan oleh Edilius (2005:54) bahwa fungsi dan peran koperasi
adalah: a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. b. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. c. Memeperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya. d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasionan yang merupakan unsaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
2.3
Jenis Koperasi Disebutkan pula oleh Edilius (2005:72) bahwa jenis koperasi dibagi
menjadi tiga yaitu :
Koperasi menurut fungsinya 1. Koperasi
pembelian/pengadaan/konsumsi
adalah
koperasi
yang
menyelenggarakan fungsi pembelian atau pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan anggota sebagai konsumen akhir. 2. Koperasi penjualan/pemasaran adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi distribusi barang atau jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai di tangan konsumen. 3. Koperasi produksi adalah koperasi yang menghasilkan barang dan jasa, dimana anggotanya bekerja sebagai pegawai atau karyawan koperasi. 4. Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa yang dibutuhkan oleh anggota, misalnya: simpan pinjam, asuransi, angkutan, dan sebagainya. Koperasi menurut status keanggotaannya 1.
Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya para produsen barang/jasa dan memiliki rumah tangga usaha.
2.
Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai barang/jasa yang ditawarkan para pemasok di pasar.
Koperasi menurut tingkat dan luas daerah kerja 1. Koperasi Primer Koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang perseorangan.
2. Koperasi Sekunder Koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi : -
koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 (lima) koperasi primer.
-
gabungan koperasi adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat.
-
induk koperasi adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi.
2.4
Koperasi Simpan Pinjam
2.4.1
Pengertian Koperasi Simpan Pinjam Fokus laporan tugas akhir ini adalah Koperasi simpan pinjam. Menurut
G.Kartasapoetra (2007:44) disebutkan bahwa : “Koperasi
simpan
pinjam
didirikan
untuk
memberi
kesempatan kepada anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga ringan” Pendapat lain tentang koperasi simpan pinjampun dijelaskan oleh Arifin Sitio (2001:76) bahwa : “Koperasi simpan pinjam berusaha untuk mencegah para anggotanya terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang dengan jalan menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang serendah-rendahnya”
Koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya. Menurut Widiyanti dan Sunindhia (2000:61) menyebutkan tujuan koperasi simpan pinjam adalah : “Koperasi simpan pinjam memiliki tujuan untuk mendidik anggotanya hidup berhemat dan juga menambah pengetahuan anggotanya terhadap perkoperasian” Untuk mencapai tujuannya, berarti koperasi simpan pinjam harus melaksanakan aturan mengenai peran pengurus, pengawas, manajer dan yang paling penting, rapat anggota. Pengurus berfungsi sebagai pusat pengambil keputusan tinggi, pemberi nasehat dan penjaga berkesinambungannya organisasi dan sebagaiorang yang dapat dipercaya. Menurut UU no.25 tahun 1992, pasal 39, pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi dan menulis laporan koperasi, dan berwewenang meneliti catatan yang ada pada koperasi, mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dan seterusnya. Yang ketiga, manajernya koperasi simpan pinjam, seperti manajer di organisasi apapun, harus memiliki ketrampilan eksekutif, kepimpinan, jangkauan pandangan jauh ke depan dan mememukan kompromi dan pandangan berbeda. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan, rapat anggota harus mempunyai kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi. Hal ini ditetapkan dalam pasal 22 sampai pasal 27 UU no.25 tahun 1992.1
1
http://organisasi.org/html jenis koperasi berdasarkan fungsi serta tingkat dan luas daerah
2.4.2
Sumber Permodalan Koperasi Simpan Pinjam. Seperti dalam semua perusahaan harus ada sumber permodalan. Menurut
UU no 12. tahun 1967, sumber permodalan untuk koperasi adalah sebagai berikut:2 1. Simpanan pokok Sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk diserahkan kepada koperasi pada waktu masuk, besarnya sama untuk semua anggota, tidak dapat diambil selama anggota, menanggung kerugian. 2. Simpanan wajib Simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota untuk membayarnya kepada koperasi pada waktu tertentu, ikut menanggung kerugian. 3. Dana cadangan Sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil usaha, yang dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri, pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. 4. Hibah Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak mengikat.
2
http://iwanketch.wordpress.com/2008/04/20/pengertian-tentang-koperasi
Adapun modal pinjaman koperasi berasal dari pihak-pihak sebagai berikut : 1. Anggota dan calon anggota. 2. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerjasama antarkoperasi. 3. Bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perudang-undangan yang berlaku. 4. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Sumber lain yang sah. Walaupun pengertian tersebut baik luas maupun panjang, diperlukan untuk mendapatkan pemahaman terhadap koperasi yang ada di Indonesia pada saat ini. Bisa dilihat bahwa peraturan dan prisip-prinsip koperasi cukup banyak dan tujuannya sangat luas. Oleh karena itu, peran koperasi di ekonomi Indonesia sangat penting.
2.4.3
Pinjaman dalam Koperasi G. Kartasapoetra (2007: 128) dal bukunya menjelaskan tentang pengertian
dari pinjaman yaitu : “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam atara pihak yang satu dengan pihak lain, yang mewajibkan
pihak
pinjam
meminjam
untuk
melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan”
Uang yang ditabung dalam koperasi simpan pinjam digunakan untuk memberikan pinjaman kepada anggota yang memerlukan, dengan bunga rendah. Yang boleh meminjam pada koperasi simpan pinjam hanyalah anggota saja. Setiap anggota yang telah memasukkan simpanan pokok, berhak mendapat pinjaman (asal tidak memiliki tunggakan pinjaman lama). Prosedur pinjaman Anggota yang ingin meminjam, harus mengajukan permohonan tertulis kepada panitia kredit, disertai keterangan-keterangan yang perlu seperti, alasan atau tujuan pinjaman, berapa jumlah yang dibutuhkan dan berapa lama, kesanggupan mengangsur dan jaminan yang ada. Dalam koperasi simpan pinjam, panitia kreditlah yang berhak memutuskan dikabulkan atau ditolaknya semua permohonan pinjaman, serta menentukan syarat-syaratnya (jumlah, jangka waktu, angsuran, jaminan, dll). Ada beberapa hal yang dipertimbangkan oleh panitia kredit untuk memutuskan pemberian kredit kepada anggota. Hal-hal itu adalah : 1. Kemampuan KSP (jumlah uang yang tersedia dan jumlah permohonan pinjaman yang masuk). 2. Tujuan pinjaman dan manfaat bagi si pemohon (keadaan darurat mendapat prioritas utama). 3. Kerajinan anggota pemohon sebagai penabung. 4. Kemampuannya untuk mengembalikan pinjaman. 5. Keamanan modal koperasi (perlu tidaknya jaminan).
Bunga Untuk setiap pinjaman harus dibayar bunga. Suku bunga ditetapkan oleh Dewan Pimpinan. Bunga dalam KSp ditentukan serendah mungkin agar tidak memberatkat anggota, dan membuat pinjaman KSP lebih menbarik daripada pinjaman di luar. Bunga di KSP biasanya tidak lebih dari 2% sebulan ( dalam keadaan inflasi tentu saja dapat disesuaikan), dan diperhitungkan hanya atas sisa jumlah pinjaman yang belum dikembalikan. Ada beberapa alasan yang membuat Koperasi simpan pinjam dapat menetapkan bungan serendah itu. Alasannya adalah : 1. Resiko bahwa uang tidak kembali itu kecil, mengingat bahwa yang meminjam adalah rekan anggota KSP. 2. Biaya administrasi sangat minim, karena pengurus KSP bekerja secara sukarela. 3. Usaha KSP dijalankan atas dasar “non-profit”, jadi KSP sendiri tidak perlu mencari keuntungan. 4. Bermacam-macam biaya tambahan yang umum dikenakan dimana-mana tidak terdapat dalam KSP. Besar Pinjaman Besar pinjaman dan jangka waktunya tergantung dari kemampuan koperasi simpan pinjam. Koperasi simpan pinjam yang masih muda belum mampu memberikan pinjaman yang agak besar dan untuk jangka waktu yang panjang. Karena itu, terutama dalam permulaan, pinjaman jangka pendek (1-3 bulan) lebih diutamakan daripada pinjaman jangka panjang (max. 2 tahun).
Dalam anggaran dasar sering kali ditetapkan pembatasan-pembatasan tertentu, misalnya, jumlah maksimum yang dapat diberikan sebagai pinjaman kepada seorang anggota tidak boleh melebihi 10% atau 20% dari seluruh simpanan KSP, atau jumlah uang yang dipinjam tidak boleh lebih dari 5 kali jumlah simpanan sendiri. Jaminan Jaminan utama atas setiap pinjaman dalam koperasi simpan pinjam adalah nama baik peminjam atau kepribadian anggota sendiri. Namun demikian atas pinjaman yang melebihi jumlah tertentu koperasi simpan pinjam harus meminta jaminan yang sesuai. Bila seoranga anggota sama sekali tidak (atau tidak cukup) mempunyai jaminan, maka dua anggota koperasi simpan pinjam dapat ikut menanggung pinjaman itu dengan simpanan mereka sendiri. Angsuran Pengembalian pinjaman diatur dalam persetujuan antara si peminjam dan panitia kredit sesuai dengan kemampuan si peminjam (harian, migguan, bulanan,triwulan, dll). Jangka waktu pengembalian hendaknya secepat mungkin, agar uang lekas dapat dipakai lagi untuk memberikan pinjaman kepada anggota lain. Jika timbul kesulitan yang tak tertuga , yang menyebabkan pinjaman tak dapat dikembalikan dalam jumlah atau jangka waktu yang telah disetujui, maka harus selekas mungkin diberitahukan.
Atas Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 194/KEP/M/IX/1998 dijelaskan macam-macam kemungkinan masalah yang terjadi. A. Pinjaman yang digolongkan kurang lancar apabila : a. Pengembangan pinjaman dilakukan dengan angsuran 1. Terdapat tunggakan angsuran pokok sebagai berikut : ‐
Tunggakan melampaui 1 bulan dan belum melampaui dua bulan bagi pinjaman dengan masa angsuran kurang dari satu bulan,
‐
Melampaui 3 bulan dan belum melampaui 6 bulan bagi pinjaman yang masa angsurannya ditetapkan bulanan 2 bulan atau 3 bulan,
‐
Melampaui 6 bulan tetapi belum melampaui 12 bulan bagi pinjaman yang masa angsurannya ditetapkan 6 bulan atau lebih.
2. Terdapat tunggakan bunga sebagai berikut : ‐
Tunggakan melampaui 1 bulan tetapi belum melampaui 3 bulan bagi pinjaman dengan masa angsuran kurang dari 1 bulan,
‐
Melampaui 3 bulan, tetapi belum melampaui 6 bulan bagi pinjaman yang masa angsurannya lebih dari 1 bulan.
b. Pengembalian pinjaman tanpa angsuran yaitu : 1. Pinjaman sebelum jatuh tempo terdapat tunggakan bungan yang melampaui 3 bulan tetapi belum melampaui 6 bulan, 2. Pinjaman telah jatuh tempo dan belum dibayar tetapi belum melampaui 3 bulan.
Pinjaman yang digolongkan diragukan apabila : Pinjaman digolongkan diragukan apabila pinjaman yang bersangkutan tidak memenuhi kriteria kurang lancar tetapi berdasarkan penilaian dapat disimpulkan bahwa : a. Pinjaman masih dapat diselamatkan & agunannya bernilai sekurangkurangnya 75% dari hutang pinjaman termasuk bunganya, atau b. Pinjaman tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih bernilai sekurang-kurangnya 100% dari hutang pinjaman. B. Pinjaman yang digolongkan macet apabila a. Tidak memenuhi criteria kurang lancer/diragukan, b. Memenuhi criteria diragukan tetapi dalam jangka waktu 21 bulan sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan pinjaman, c. Pinjaman tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada Pengadilan Negeri atau telah diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi kredit
2.5
Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran Menurut Ir. Markonah,ASAI.MM (2006:83) ada beberapa cara yang
digunakan dalam menghitung bunga antara lain :
1.
Flat Rate Perhitungan bunga didasarkan pada plafond kredit dan besarnya bunga
yang dibebankan dialokasikan secara proporsional sesuai dengan jangka waktu kredit. Dengan cara ini, jumlah pembayaran pokok dan bunga kredit setiap bulan sama besarnya. Contoh: A memberikan pinjaman sebesar Rp6.000.000,- selama 6 bulan kepada C dengan tingkat bunga 12% per tahun flat rate. Total Bunga
= Pl x i x n
Bunga per bulan
= Pl x /12
i
Pl
= plafon kredit (pinjaman)
i
= suku bunga per tahun
n
= jangka waktu kredit (tahunan) Tabel 2.1 Angsuran Debitur C-Flat Rate Bulan 1 2 3 4 5 6
Saldo
6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 Jumlah
Angsuran pokok 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 6.000.000
Angsuran bunga 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 360.000
Jumlah Angsuran 1.060.000 1.060.000 1.060.000 1.060.000 1.060.000 1.060.000 6.360.000
Catatan sumber Matematika Keuangan (2006) karangan Ir. Markonah,ASAI.MM tentang tata cara perhitungan bunga.
2.
Efektif (Sliding Rate) Perhitungan bunga dilakukan setiap akhir periode pembayaran angsuran.
Pada perhitungan ini, bunga kredit dihitung dari saldo akhir setiap bulannya (baki debet) sehingga bunga yang dibayar debitur setiap bulannya semakin menurun. Dengan demikian, jumlah angsuran yang dibayar debitur setiap bulannya akan semakin mengecil. Contoh: A memberikan pinjaman sebesar Rp6.000.000,- selama 6 bulan kepada C dengan tingkat bunga 12% per tahun sliding rate. i
Bunga per bulan = SA x /12 SA
= saldo akhir periode
i
= suku bunga per tahun Tabel 2.2 Angsuran Debitur C- Sliding Rate Bulan 1 2 3 4 5 6
Saldo
6.000.000 5.000.000 4.000.000 3.000.000 2.000.000 1.000.000 Jumlah
Angsuran pokok 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 6.000.000
Angsuran bunga 60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 210.000
Jumlah Angsuran 1.060.000 1.050.000 1.040.000 1.030.000 1.020.000 1.010.000 6.210.000
Catatan sumber Matematika Keuangan (2006) karangan Ir. Markonah,ASAI.MM tentang tata cara perhitungan bunga.
3.
Anuitas Jumlah angsuran bulanan yang dibayar debitur tidak berubah selama
jangka waktu kredit. Namun demikian komposisi besarnya angsuran pokok
maupun angsuran bunga setiap bulannya akan berubah dimana angsuran bunga akan semakin mengecil sedangkan angsuran pokok akan semakin membesar. Contoh: A memberikan kredit sebesar Rp6.000.000,- selama 6 bulan kepada C dengan tingkat bunga 12% per tahun anuitas. Jumlah angsuran yang harus dibayar debitur C setiap bulannya adalah: Ansuran Bulanan = Pl x i/12 x
Pl
= plafon kredit
i
= suku bunga per tahun
m
= jumlah periode pembayaran
Tabel 2.3 Angsuran Debitur C- Anuitas Bulan 1 2 3 4 5 6
Saldo
6.000.000 5.024.710 4.039.667 3.044.774 1.004.842 2.039.932 Jumlah
Angsuran pokok 975.290 985.043 994893 1004842 1.014.891 1.025.040 6.000.000
Angsuran bunga 60.000 50.247 40.397 30.448 20.399 10.250 211.740
Jumlah Angsuran 1.035.290 1.035.290 1.035.290 1.035.290 1.035.290 1.035.290 6.211.740
Catatan sumber Matematika Keuangan (2006) karangan Ir. Markonah,ASAI.MM tentang tata cara perhitungan bunga.
Dari ketiga contoh perhitungan bunga diatas, terlihat bahwa besarnya bunga kredit yang harus dibayar debitur akan berbeda-beda walaupun suku bunga yang digunakan sama (12%). Dengan demikian, penggunaan perhitungan bunga
akan mempengaruhi besar kecilnya angsuran bunga yang harus dibayar debitur atas kredit yang diberikan. 2.6
Jenis Suku Bunga Jenis suku bunga yang disebutkan oleh Budi Fransidy (2009:116) adalah :
1.
Suku Bunga Tetap (Fixed) Pada suku bunga yang bersifat tetap, besarnya bunga yang harus dibayar
Debitur selama jangka waktu yang diperjanjikan tidak akan berubah. 2.
Suku Bunga Mengambang (Floating Rate) Pada suku bunga yang bersifat mengambang, besarnya bunga yang harus
dibayar Debitur dapat berubah sesuai dengan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank.
2.7
Keuntungan dan Kerugian Jenis Suku Bunga Baik penetapan suku bunga secara tetap maupun secara mengambang
dapat membawa keuntungan maupun kerugian bagi Debitur. Keuntungan 1. Suku bunga tetap: -
Kepastian besarnya bunga yang dibayar
-
Tidak ada perubahan suku bunga walaupun suku bunga pasar mengalami kenaikan
2. Suku bunga mengambang: -
Pada saat terjadi penurunan suku bunga pasar maka tingkat suku bunga kredit ikut turun.
Kerugian 1. Suku bunga tetap: Apabila suku bunga pasar berada dibawah suku bunga tetap maka suku bunga kredit menjadi lebih mahal. 2. Suku bunga mengambang: Apabila suku bunga pasar mengalami kenaikan maka suku bunga kredit akan ikut naik.