BAB II BAHAN RUJUKAN
2.1
Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi bagi suatu perusahaan berfungsi untuk
mendorong seoptimal mungkin agar akuntansi dapat menghasilkan berbagai informasi akuntansi yang terstruktur dan berkualitas yaitu tepat waktu, relevan dan dapat dipercaya.
2.1.1
Pengertian Sistem Beberapa definisi sistem dikemukakan oleh para ahli antara lain menurut
Mulyadi (2001:1) adalah : “Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”. La Midjan dan Azhar Susanto (2001:2) memberikan definisi tentang sistem sebagai berikut : “Sistem sebagai kumpulan atau group dari bagian atau komponen apapun baik phisik maupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu”. Dari definisi diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa suatu sistem dapat mengkoordinasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mengubah suatu masukan-masukan menjadi keluaran untuk mencapai sasaran tertentu. Yang dimaksud dengan sumber daya tersebut, dapat berupa material atau peralatan (mesin), karena yang dibicarakan dalam pembahasan ini adalah sistem informasi, maka sumber daya yang dimaksud dapat berupa komputer, manusia dan formulirformulir.
2.1.2
Pengertian Informasi Suatu informasi mempunyai peranan yang sangat penting di dalam suatu
organisasi, informasi dapat sangat berguna bagi pihak manajemen selaku pihak intern untuk mengambil suatu keputusan. Ada beberapa pengertian informasi yang dikemukakan oleh para ahli. Barry E. Cushing memberikan definisi informasi yang dikutip oleh La Midjan (2001:28) adalah sebagai berikut : “Informasi merupakan keluaran (output), dari suatu pengolahan data (Sistem informasi) yang telah diorganisir dan berguna bagi yang menerimanya”. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan keluaran (Output) dari suatu data yang telah diproses sehingga menjadi lebih berguna untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan yang tepat.
2.1.3
Pengertian Sistem Informasi Menurut John F Nash / Martin B Robert yang dikutip oleh La Midjan
(2001:29) definisi Sistem informasi adalah sebagai berikut :
“Sistem informasi merupakan kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat, teknologi, media, prosedur, dan pengendalian yang dimaksudkan untuk menata jaringan komunikasi yang penting, mengolah transaksi-transaksi tertentu yang rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ektern serta menyediakan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan”. Sedangkan pengertian Sistem Informasi menurut James B. Bower, Robert E, Schlosser, dan Maurice S. Newman yang dikutip oleh Jogiyanto (2001 : 36) adalah :
“Suatu sistem informasi adalah suatu cara yang sudah tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh orang untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan untuk orang bisnis dengan cara yang menguntungkan”.
Dari pengertian diatas bahwa Sistem informasi merupakan suatu cara yang telah dibuat oleh perusahaan dengan menggunakan sumber daya pendukung seperti manusia dan komputer untuk memproses data menjadi informasi yang berguna bagi penggunanya.
2.1.4
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Beberapa definsi Sistem Informasi Akuntansi dikemukakan oleh para ahli
antara lain oleh La Midjan dan Azhar Susanto (2001:31) dalam bukunya adalah :
“Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem pengolahan data akuntansi yang merupakan koordinasi dari manusia, alat dan metode yang berinteraksi secara harmonis dalam suatu wadah organisasi yang terstruktur untuk menghasilkan informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen yang terstruktur pula”. Mascove memberikan definisi tentang Sistem Informasi Akuntansi yang dikutip oleh Zaki Baridwan (2000:3) adalah sebagai berikut : “Sistem Informasi Akuntansi adalah komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan dan pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak diluar peusahaan (Seperti kantor pajak, investor, dan kreditor)”. Dari pengertian diatas Sistem Informasi Akuntansi merupakan serangkaian kegiatan untuk menangani transaksi perusahaan agar seragam, dilengkapi dengan berbagai prosedur, dokumen dan jurnal, yang hasilnya berupa laporan keuangan, baik untuk keperluan internal maupun keperluan eksternal.
2.1.5
Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi Menurut Marshal B. Romney dan Paul John Steinbart (2004:3). Sistem
Informasi Akuntansi memiliki unsur-unsur atau komponen sebagai berikut : 1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi.
2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses dan menyimpan data tentang aktvitasaktivitas organisasi. 3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi. 4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi. 5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung dan peralatan-peralatan untuk komunikasi jaringan.
2.1.6
Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Tujuan Sistem Informasi Akuntansi yang diterapkan perusahaan adalah
untuk mencegah atau menghindari terjadinya penyelewengan-penyelewengan dan kecurangan-kecurangan dalam perusahaan, sehingga dengan demikian perlunya tujuan Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi menurut La Midzan dan Azhar Susanto (2001:37) sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan informasi, yaitu informasi yang tepat waktu, tepat guna dan terpercaya. Dengan kata lain Sistem Informasi Akuntansi harus dengan cepat dan tepat dapat memberikan informasi yang diperlukan. 2. Untuk meningkatkan metode internal cek atau pengendalian, yaitu metode internal cek dan pengendalian yang diperlukan agar dapat mengamankan kekayaan perusahaan. Ini berarti bahwa sistem informasi akuntansi yang disusun harus yang mengandung kegiatan internal cek atau pengendalian intern. 3. Harus dapat menekan biaya-biaya tata usaha. Ini berarti bahwa dipihak lain biaya tata usaha untuk menetapkan Sistem Informasi Akuntansi harus seefisien mungkin dan semurah mungkin.
2.2
Bank Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan
yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya.
2.2.1
Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998, tanggal
10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa : “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah seperti giro, tabungan, sertifikat deposito, dan deposito. Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka oleh perbankan, dana tersebut diputarkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit. Dalam pemberian kredit juga
dikenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (Debitur) dalam bentuk bunga dan biaya administrasi.
2.2.2
Fungsi Bank Menurut Ruddy Tri Santoso (1997:17), wujud utama fungsi bank sebagai
media perantara keuangan tercermin melalui produk jasa yang dihasilkannya, antara lain : a. Menerima titipan pengiriman uang b. Melaksanakan jasa pengamanan barang berharga c. Menghimpun dana melalui giro, tabungan dan deposito d. Menyalurkan dana melalui pemberian kredit e. Mengadakan transaksi pembayaran dengan luar negeri
2.2.3
Jenis Bank Menurut Kasmir (2001:18), dalam praktek perbankan di Indonesia saat ini
terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Adapun jenis perbankan yang dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain: 1. Dilihat dari Segi Fungsinya a. Bank Umum Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan jasa perbankan yang ada. b. Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya disini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan Bank Umum.
2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya a. Bank Milik Pemerintah Akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh : Bank Negara Indonesia (BNI 46), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN). b. Bank Milik Swasta Nasional Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. Contoh : Bank Muamalat, Bank Central Asia, Bank Bumi Putera, Bank Danamon, Bank Lippo. c. Bank Milik Koperasi Kepemilikan saham-saham bank dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Sebagai contoh adalah Bank Umum Koperasi Indonesia. d. Bank Milik Asing Bank jenis ini merupakan cabang dari yang ada diluar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Jelas kepemilikannya pun dimiliki oleh pihak luar negeri. Contoh bank asing antara lain : ABN AMRO Bank, Deutsche Bank, American express Bank, City Bank, Hong Kong Bank. e. Bank Milik Campuran Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia. Contoh bank campuran antara lain : Sumitomo Niaga Bank, Bank Merincorp, Bank Sakura swadarma.
3. Dilihat dari Segi Status a. Bank Devisa Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkaso ke luar negeri, travelers cheque.
b. Bank Non Devisa Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa merupakan kebalikan dari pada bank devisa, yang transaksinya dilakukan masih dalam batas-batas negara.
2.2.4
Kegiatan Bank Menurut Kasmir (2001:40), dalam melaksanakan kegiatannya bank
dibedakan antara kegiatan bank umum dan kegiatan bank perkreditan rakyat. Adapun kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan-kegiatan Bank Umum a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk : simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit), simpanan deposito (time deposit). b. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk : kredit investasi, kredit modal kerja, kredit perdagangan. c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya seperti : transfer, inkaso, kliring. d. Menerima setoran-setoran seperti : pembayaran pajak, telepon, air, listrik. e. Melayani pembayaran-pembayaran seperti : pembayaran gaji, pembayaran pensiun. 2. Kegiatan-kegiatan Bank Perkreditan Rakyat a. Menghimpun dana dalam bentuk : simpanan tabungan, simpanan deposito. b. Menyalurkan dana dalam bentuk : kredit investasi, kredit modal kerja, kredit perdagangan. c. Larangan-larangan bagi Bank Perkreditan Rakyat adalah : menerima simpanan giro, mengikuti kliring, melakukan kegiatan valuta asing. 3. Kegiatan-kegiatan Bank Campuran dan Bank Asing a. Dalam mencari dana bank asing dan bank campuran dilarang menerima simpanan dalam bentuk simpanan tabungan.
b. Kredit yang diberikan lebih diarahkan ke bidang-bidang tertentu seperti : perdagangan internasional, bidang industri dan produksi, penanaman modal asing. c. Untuk jasa-jasa bank lainnya juga dapat dilakukan seperti : jasa transfer, jasa kliring, jasa inkaso, jasa jual beli valuta asing, jasa pembayaran L/C.
2.3
Deposito Deposito merupakan simpanan kepada bank yang penarikannya hanya
dapat dilakukan dalam jangka waktu tetentu menurut perjanjian antara nasabah dengan bank yang bersangkutan. Dalam pelaksanaannya pada saat ini kepada bank-bank diberikan kebebasan untuk menetapkan sendiri jangka waktu, suku bunga dan syarat-syarat lainnya dalam penarikan deposito berjangka tersebut.
2.3.1
Pengertian Deposito Dalam Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998
tentang perbankan, menyatakan bahwa : “Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, berdasarkan perjanjian nasabah penyimpanan dengan bank”. Artinya jika nasabah deposan menyimpan uangnya untuk jangka waktu tiga (tiga) bulan, maka uang tersebut dapat dicairkan setelah jangka waktu tersebut berakhir dan sering disebut tanggal jatuh tempo.
2.3.2
Jenis Deposito Menurut Kasmir (2001:94), jenis-jenis deposito yang ada di Indonesia
yaitu : 1. Dilihat dari Segi Bentuk Simpanan a. Deposito Berjangka Deposito Berjangka merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Jangka waktu depsit biasanya bervariasi mulai dari 1, 2, 3, 6,
12, 18 sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga. Artinya di dalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau lembaga. Bunga deposito dapat ditarik setiap bulan atau setelah jatuh tempo sesuai jangka waktunya, penarikannya dapat dilakukan secara tunai maupun non tunai dengan dikenakan pajak terhadap bunga yang diterimanya. Penarikan deposito sebelum jatuh tempo untuk bank tertentu dikenakan penalty rate (denda). b. Sertifikat Deposito Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2, 3, 6, dan 12 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam sertifikat. Disamping itu sertifikat deposito dapat diperjualbelikan pada pihak lain. Pencairan bunga sertifikat dapat dilakukan di muka, tiap bulan atau jatuh tempo , baik tunai maupun non tunai.
2. Dilihat dari Sistem Perpanjangan a. Sistem Otomatis (Automatic Roll Over) atau ARO Deposito ini yang apabila telah jatuh tempo, bank akan melakukan perpanjangan waktu tanpa memberitahukan terlebih dahulu deposannya. b. Sistem Non – ARO Deposito yang apabila jatuh tempo, bank tidak akan melakukan perpanjangan secara otomatis.
3. Dilihat dari Segi Nilai Valuta a. Deposito dalam Rp (Rupiah) b. Deposito dalam Valas (Valuta Asing)
4. Dilihat dari Segi Deposan a. Deposito atas nama perorangan b. Deposito atas badan atau perusahaan (PT, CV, Firma, dan lain – lain)
2.3.3
Sistem Informasi Deposito Berjangka Menurut Drs. Achmad Anwari (1983:17), bahwa Sistem Informasi
Akuntansi Deposito Berjangka adalah sebagai berikut : A. Jaringan Prosedur 1. Prosedur Pembukaan Deposito Berjangka. DEPOSAN : -
Menghubungi dan minta formulir Permohonan Deposito berjangka (PD, rangkap 3) dari petugas loket Bank.
-
Mempelajari maksud dan tujuan dari formulir PD dimaksud, mengisinya dan kemudian membubuhi tanda tangan (rangkap 3).
-
Menerusakan atau menyerahkan PD (rangkap 3) bersama-sama dengan uang tunai (Rp) (sebesar simpanan yang tertulis di dalam PD) kepada petugas loket bank.
-
Menerima tanda terima (asli) dari kasir, sebagai tanda bukti telah diterimanya setoran uang tunai oleh bank.
-
Menerima PD (lembar 2) yang telah disetujui oleh kepala bagian keuangan dari petugas loket, sebagai bukti bahwa permohonannya untuk menjadi deposan telah disetujui oleh bank.
-
Menerima Bilyet deposito berjangka (asli) dari petugas loket, sebagai bukti adanya simpanan deposito berjangka di bank.
PETUGAS LOKET : -
Menemui, melayani dan menyerahkan formulir permohonan Deposito Berjangka (PD, rangkap 3) kepada calon deposan.
-
Menerima dan meneliti PD (rangkap 3) beserta uang tunai dari calon deposan.
-
Meneruskan PD (rangkap3) beserta uang tunai kepada Sub Bagian Kassa. Menyerahkan PD (lembar 2) yang telah disetujui oleh kepala bagian keuangan kepada deposan.
BAGIAN KASSA (KASIR) : -
Menerima permohonan deposito berjangka (rangkap 3) beserta uang tunai (Rp) dari calon deposan melalui petugas loket.
-
Meneliti PD (rangkap 3) berserta jumlah uang tunai yang diterima.
-
Menyiapkan tanda terima (TTR, rangkap 3).
-
Menandatangani TTR dan kemudian meneruskan bukti-bukti itu sebagai berikut : PD (rangkap 3) dan TTR (lembar 2 + 3) kepada Sub Bagian Dana. TTR (asli) kepada calon deposan.
BAGIAN DANA : -
Menerima PD (rangkap 3), TTR (lembar 2 + 3) dari sub bagian kassa.
-
Menyiapkan bilyet deposito berjangka (BD rangkap 5)
-
Mencatat BD ke dalam kartu perincian deposito berjangka (KP, Juga disebut Sub Buku Besar)
-
Meneruskan bukti-bukti : PD (rangkap 3), TTR (lembar 2+3), BD (rangkap 5), KP (1lembar) kepada bagian keuangan.
-
Menerima dari petugas yang membagi-bagikan dokumen berupa : PD lembar ke 3 menurut urutan nomor. BD lembar ke 3 menurut urutan nomor. BD lembar ke 4 menurut alpabet nama deposan. KP menurut nomor sub buku besar.
KEPALA BAGIAN KEUANGAN : -
Menerima PD (3 lembar), TTR (lembar 2+3), BD (5 lembar) dan KP dari sub bagian dana.
-
Meneliti dan apabila tidak terdapat kelainan, maka membubuhi tanda tangan pada PD, BD dan paraf pada KP
-
Meneruskan semua data-data itu kepada petugas yang membagi-bagikan dokumen dengan distribusi sebagai berikut :
PD lembar 1 pada bagian pembukuan, lembar 2 pada deposan, lembar 3 pada bagian dana. TTR lembar 1 pada deposan, lembar 2 pada bagian pembukuan, lembar 3 pada bagian kasir. BD pada deposan dan bagian dana KP pada bagian dana.
2. Prosedur Perhitungan Bunga Deposito Berjangka. PETUGAS DEPOSITO (Sub Bagian Dana) : -
Mengambil sub buku besar deposito (KP) dari file.
-
Menghitung bunga deposito pada tiap-tiap kartu sub buku besar deposito (KP) dan mencatat ke dalam daftar deposito berjangka yang masih harus dibayar (DBD).
-
Berdasarkan daftar ini, disiapkanlah bukti pelunasan pokok atau bunga deposito (BPB, rangkap 2).
-
Meneruskan KP, DBD, BPB (rangkap 2) kepada kepala bagian keuangan.
-
Menerima KP dan BDBD masing-masing dari kepala bagian keuangan dan bagian pembukuan.
KEPALA BAGIAN KEUANGAN : -
Menerima KP, DBD, BPB (rangkap 2) dari petugas deposito (sub bagian dana).
-
Meneliti dan menyetujui perhitungan bunga deposito yang telah dilakukan oleh petugas deposito.
-
Meneruskan KP kepada petugas deposito, BPB (rangkap 2) kepada kasir dan DBD kepada bagian pembukuan.
KASIR : -
Menerima BPB (rangkap 2) dari kepala bagian keuangan.
-
Menahan BPB sementara untuk dibayarkan di kemudian hari jika deposan datang ke bank.
BAGIAN PEMBUKUAN : -
Menerima DBD dari kepala bagian keuangan.
-
Atas dasar DBD dibuatkan bukti pembukuan (BP)
-
BP ini dibukukan ke dalam Buku besar (BB)
-
Meneruskan DBD kepada petugas deposito, untuk diisi perhitungan bunganya pada bulan-bulan yang akan datang.
3. Prosedur Pembayaran Bunga Deposito. DEPOSAN : -
Datang ke bank dengan membawa Bilyet deposito (BD asli) dan tanda pengenal (TP, yang biasanya dengan KTP atau lainnya), serta menyerahkan
kepada
petugas
deposito
(sub
bagian
dana)
dan
memberitahukan maksud dan tujuan kedatangannya (yaitu untuk mengambil bunga deposito. -
Menerima uang tunai (bunga deposito), BD (Asli), TP, dan bukti pelunasan pokok atau bunga (BPB, L-2) dari kasir, serta membubuhi tanda tangan pada BPB (asli).
PETUGAS DEPOSITO (Sub Bagian Dana) : -
Menerima BD (Asi), TP dari deposan.
-
Meneliti BD dan TP tersebut dengan daftar bunga deposito berjangka yang masih harus dibayar (DBD) dan BD (lembar 3), tentang kebenaran tanda tangan dan lain sebagainya.
-
Meneruskan BD (asi), TP kepada kasir dan menyatakan bahwa BD dan TP yang bersangkutan adalah benar. Dengan demikian bunga depositonya dapat dibayarkan kepada deposan yang bersangkutan.
-
Menerima BPB (asli) dari kasir.
-
Mencatat BPB yang telah dibayar dan ditandatangani deposan ke dalam DBD.
-
Meneruskan BPB (lembar 1) kepada bagian pembukuan.
KASIR : -
Menerima BD (asli) dan TP dari petugas deposito (sub bagian dana) setelah dicek kebenarannya.
-
Mencek dengan BPB yang ada di file sementara (rangkap 2).
-
Menyiapkan uang tunai sebesar yang tertulis didalam BPB.
-
Membayarkan uang tunai itu kepada deposan serta minta tanda terima/tangan pada BPB yang bersangkutan serta menyerahkan BD (asli) dan TP kepada deposan.
-
Menerima BPB (asli) dari deposan dan menyerahkan kepada petugas deposito (sub bagian dana)
BAGIAN PEMBUKUAN : -
Menerima BPB (asli) dari petugas deposito (sub bagian dana).
-
Membukukan BPB ini ke dalam BB.
4. Prosedur Pelunasan Deposito Berjangka. DEPOSAN : -
Datang ke bank untuk menarik dananya yang berupa deposito berjangka, apabila tanggal berakhirnya deposito telah tiba, dengan membawa bilyet deposito (BD asli) dan menyerahkan kepada petugas loket.
-
Menerima uang tunai dari kasir sebesar nominal deposito berikut bunga (jika ada), serta membubuhkan tanda tangan (sebagai bukti penerimaan uang) pada bukti pelunasan pokok / bunga (BPB).
-
Mengembalikan BPB asli kepada kasir dan BPB (L2) untuk file.
PETUGAS LOKET : -
Menerima bilyet deposito (asli) dari deposan.
-
Meneruskan bilyet deposito itu kepada petugas deposito berjangka (sub bagian dana).
PETUGAS DEPOSITO BERJANGKA (Sub Bagian Dana) : -
Menerima bilyet deposito (asli) dari petugas loket.
-
Mencocokkan bilyet deposito (asli) dengan bilyet deposito (L3) yang ada di file.
-
Atas dasar bilyet deposito asli, dibuatkan bukti pelunasan pokok/bunga (BPB rangkap 2).
-
Atas dasar biltyet deposito (L3), dicatat ke dalam sub buku besar (KP).
-
Meneruskan bilyet deposito asi + L3), bukti pelunasan pokok/bunga (BPB 2 lembar) dan sub buku besar (KP) kepada kepala bagian keuangan.
KEPALA BAGIAN KEUANGAN : -
Menerima,
meneliti
bilyet
deposito
(asli+L3),
bukti
pelunasan
pokok/bunga (BPB lembar ke2), dan sub buku besar (KP) dari petugas deposito berjangka. -
Membubuhi tanda tangan pada bukti pelunasan pokok/bunga (BPB), jika tidak terdapat kelainan-kelainan.
-
Meneruskan data-data
itu melalui petugas yang membagi-bagikan
dokumen sebagai berikut : BPB 2 lembar, Kp kepada bagian Kasir. BD (asli), BD (L3) kepada petugas deposito berjangka. KASIR : -
Menerima bukti pelunasan Pokok/bunga (BPB rangkap 2) yang telah disetujui oleh kepala bagian keuangan.
-
Mempersiapkan uang tunai sejumlah nominal dan bunga jika ada.
-
Menyerahkan uang tunai kepada deposan dan minta tanda terima deposan atas penerimaan uang tersebut pada BPB.
-
Membubuhi cap lunas (dibayar) pada bukti pelunasan pokok/bunga.
-
Meneruskan bukti pelunasan pokok/bunga (BPB asli) ke bagian pembukuan dan BPB (L2) untuk file deposan yang bersangkutan.
B. Formulir atau Dokumen Pengertian formulir menurut Mulyadi (2001:77) adalah : “Formulir adalah secarik kertas yang memiliki ruang untuk diisi”. Adapun manfaat formulir menurut Mulyadi (2001:80) adalah sebagai berikut : 1. Menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan. 2. Merekam data transaksi bisnis perusahaan. 3. Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan semua kejadian dalam bentuk tulisan. Formulir
atau
dokumen
yang
digunakan
menurut
Achmad
Anwari(1983:20), dalam Sistem Informasi Akuntansi Deposito Berjangka sebagai berikut : a. Surat permohonan penyimpanan uang didalam deposito. b. Surat deposito berjangka. c. Sub buku besar deposito berjangka. d. Bukti pelunasan pokok/bunga deposito berjangka. e. Daftar bunga deposito berjangka yang masih harus dibayar.
C. Jurnal Setelah suatau transaksi direkam dalam formulir, pencatatan akuntansi yang pertama kali dilakukan adalah jurnal. Menurut Mulyadi (2001:106) prinsip dasar yang melandasi perancangan jurnal adalah sebagai berikut : 1. Harus tersedia jurnal dalam jumlah yang memadai sehingga memungkinkan perusahaan untuk menggunakan karyawan dalam mencatat dengan segera transaksi keuangan yang terjadi. 2. Jurnal akan digunakan untuk memisahkan transaksi ke dalam penggolongan pokok tertentu, seperti penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan dan pembelian. 3. Untuk mengurangi pekerjaan pembukuan yang terinci, harus digunakan kolom-kolom khusus dalam jurnal, sehingga memungkinkan pembukuan
(posting) jumlah per kolom ke dalam rekening yang bersangkutan di dalam buku besar. 4. Nama kolom dalam jurnal harus sesuai dengan nama rekening yang bersangkutan dalam buku besar, yang akan menerima jumlah yang akan dibukukan dari jurnal. 5. Kolom-kolom dalam jurnal digunakan untuk mengumpulkan angka yang akan diringkas dalam rekening yang bersangkutan dalam buku besar. Adapun Metode pencatatan data ke dalam jurnal menurut Mulyadi (2001:13) adalah sebagai berikut : 1. Dengan Pena. 2. Dengan mesin pembukuan. 3. Dengan arsip dokumen sumber yang berfungsi sebagai jurnal. 4. Dengan Komputer.
D. Buku Besar dan Buku Besar Pembantu Buku besar (General Ledger) merupakan kumpulan rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas informasi yang telah dicatat dalam jurnal. Buku besar pembantu (Subsidiary ledgers) adalah suatu cabang buku besar yang berisi rincian rekening tertentu yang ada dalam buku besar. Terdapat berbagai variasi bentuk formulir rekening buku besar menurut Mulyadi (2000:125) adalah sebagai berikut : 1. Rekening dengan debit lebar. 2. Rekening biasa (regular ledger). 3. Rekening berkolom saldo ditengah (center balance ledger). 4. Rekening berkolom saldo (double ledger with balance ledger). 5. Rekening dengan saldo lama dengan saldo baru.