BAB II BAHAN RUJUKAN
2.1 Anggaran Anggaran
perusahaan
merupakan
suatu
proses
perencanaan
dan
pengendalian kegiatan operasi perusahaaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksi operasi perusahaan dalam proyeksi laporan keuangan (laporan laba rugi, neraca, perubahan ekuitas, dan arus kas).
2.1.1
Pengertian Anggaran Untuk mendapatkan pengertian anggaran yang lebih jelas dan tepat, di
bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian anggaran yang dinyatakan oleh para ahli di antaranya : Menurut M. Munandar (2001: 1) mengemukakan pengertian anggaran sebagai berikut: “Anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.” Sedangkan menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2000:6) menyatakan bahwa definisi anggaran sebagai berikut: “Businees budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada
pelaksana
tanggung
jawab
manajemen
di
dalam
perencanaan, koordinasi dan pengawasan.” Dari para ahli ekonomi di atas maka jelaslah bahwa anggaran tidak dapat dipisahkan dari fungsi manajemen karena anggaran merupakan alat bantu bagi manajemen dalam melakukan fungsinya. Juga merupakan pedoman di dalam usaha pencapaian tujuan di masa yang akan datang, sebagai rencana dengan sasaran tertentu, anggaran membandingkan hasil yang dicapai dengan rencana 5
6
yang merupakan dasar pengendalian, pengkoordinasian kegiatan-kegiatan dari seluruh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya suatu rencana maka seluruh kegiatan yang ada saling menunjang secara bersama menuju sasaran yang telah ditetapkan. Dapat pula disimpulkan bahwa anggaran adalah suatu rencana yang terinci dan sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam satuan moneter dan rencana tersebut
merupakan rencana masa depan untuk
jangka waktu tertentu dan disusun secara formal, artinya bahwa anggaran tersebut disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis. Anggaran juga harus bersifat sistematis, maksudnya anggaran harus disusun secara berurutan. Dilihat dari pengertiannya, menurut M. Munandar (2001: 1) mempunyai empat unsur, yaitu: “1. Rencana ialah suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. 2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. 3. Dinyatakan dalam unit-unit moneter, yaitu unit ( kesatuan) yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. 4. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yang menunjukkan bahwa anggaran berlakunya untuk masa yang akan datang.” 2.1.2
Kegunaan Anggaran Menurut M. Munandar (2001:10) anggaran mempunyai tiga kegunaan
pokok, yaitu: “1. Sebagai Pedoman Kerja 2 .Sebagai Alat Pengkoordinasian Kerja 3.Sebagai Alat Pengawasan Kerja”
7
Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Sebagai Pedoman Kerja Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arahan sekaligus memberkan
target-target
yang
harus
dicapai
oleh
kegiatan-kegiatan
perusahaan di waktu yang akan datang. 2. Sebagai Alat Pengkoordinasian Kerja Anggaran berfungsi sebagai alat pengkoordinasian kerja agar semua bagianbagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerjasama dengan baik, untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. 3. Sebagai Alat Pengawasan Kerja Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan. Hal ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencanarencana selanjutnya secara lebih matang dan lebih akurat. Sedangkan menurut Jajuk Herawati dan Sunarto (2004: 2) bahwa kegunaan anggaran adalah: “1. Perencanaan Terpadu 2. Pedoman Pelaksanaan Perusahaan 3. Alat Pengkoordinasian 4. Alat Pengawasan Kerja 5. Alat Evaluasi Perusahaan”
Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Perencanaan Terpadu Anggaran perusahaan digunakan sebagai alat merumuskan rencana perusahaan dan untuk menjalankan pengendalian terhadap berbagai kegiatan perusahaan secara menyeluruh. 2. Pedoman Pelaksanaan Perusahaan Anggaran dapat memberikan pedoman yang beguna baik bagi manajemen puncak maupun manajemen menengah.
8
3. Alat Pengkoordinasian Anggaran dapat memperbaiki koordinasi kerja inten perusahaan. 4. Alat Pengawasan Kerja Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi yang bisa dibandingkan dengan realisasinya sehingga pelaksanaan setiap aktivitas dapat dinilai kinerjanya. 5. Alat Evaluasi Perusahaan Anggaran yang disusun baik menerapkan standar yang relevan memberikan pedoman bagi perbaikan operasi perusahaan dalam menentukan langkahlangkah
yang
ditempuh
agar
pekerjaan
diselesaikan
dengan
baik.
Penyimpangan yang mungkin yang terjadi dalam operasionalnya perlu dilakukan evaluasi yang dapat menjadi masukan berharga bagi penyusunan anggaran selanjutnya.
2.1.3
Isi Anggaran Suatu anggaran yang baik haruslah mencakup seluruh kegiatan
perusahaan,
sehingga
fungsi-fungsi
anggaran
(pedoman
kerja,
alat
pengkoordinasian kerja, dan alat pengawasan kerja) benar-benar dapat berjalan dengan baik. Anggaran yang menyeluruh itu semacam itu sering dinamakan Anggaran Komprehensif (Comprehensive budget). Menurut M. Munandar (2001:11) isi dari anggaran komprehensif ecara garis besar terdiri dari beberapa yaitu: “1. Forecasting Budget (Anggaran Taksiran) 2. Variable Budget (Anggaran Variabel) 3. Analisais statistika dan matematika pembantu 4. Laporan Anggaran”
Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Forecasting Budget (Anggaran Taksiran) Yaitu anggaran yang berisi taksiran-taksiran (forecast) tentang kegiatankegiatan perusahaan dalam jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang,
9
serta taksiran-taksiran (forecast) tentang keadaan atau posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang. 2. Variable Budget (Anggaran Variabel) Yaitu anggaran yang berisi tentang tingkat perubahan biaya atau tingkat variabilitas biaya, khususnya biaya-biaya yang temasuk biaya “semi variable”, sehubungan dengan adanya perubahan produktivitas perusahaan. 3. Analisis statistika dan matematika pembantu Yaitu analisis statistika dan matematika yang dipergunakan untuk membuat taksiran-taksiran (forecast) serta yang dipergunakan untuk mengadakan penilaian (evaluasi) dalam rangka mengadakan pengawasan kerja. 4. Laporan Anggaran Yaitu laporan tentang realisasi pelaksanaan anggaran, yang dilengkapi dengan analisis perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, baik penyimpangan yang bersifat positif (menguntungkan) maupun penyimpangan yang bersifat negatif (merugikan).
2.1.4
Karakteristik Anggaran Menurut Mulyadi (2001: 490) karakteristik anggaran sebagai berikut: “1. Dinyatakan dalam satuan keuangan (moneter), walaupun angkaangka moneter ini mungkin didukung dengan satuan bukan keuangan. 2. Umumnya mencakup kurun waktu satu tahun. 3. Mengandung komitmen manajemen, artinya para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab pencapaian sasaran yang akan dianggarkan. 4. Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pelaksanaan anggaran. 5. Setelah disetujui, anggaran hanya dapat dirubah dalam keadaan-kaeadaan khusus.
10
6. Secara berkala untuk kerja keuangan aktual dibandingkan dengan anggaran dan varian (penyimpangan) yang ada dianalisis dan dijelaskan.”
2.1.5
Kelebihan dan Kekurangan Anggaran
A. Kelebihan Anggaran Anggaran dihasilkan dari suatu proses penyusunan rencana-rencana yang telah ditetapkan. Dari penggunaan anggaran memberikan beberapa keunggulan pada organisasi atau unit organisasi yang memakainya. Kelebihan anggaran menurut R.A Supriyono (2001;86) antara lain sebagai berikut: “1. Menyediakan suatu pendekatan disiplin untuk menyelesaikan masalah. 2.Membantu manajemen membuat studi awal terhadap masalahmasalah yang dihadapi oleh suatu organisasi dan membiasakan manajemen untuk mempelajari dengan seksama suatu masalah sebelum diputuskan. 3.Menyediakan
cara-cara
untuk
memformulasikan
usaha
perencanaan. 4.Menutup kemacetan potensial sebelum kemacetan tersebut terjadi. 5.Mengembangkan
iklim
“sadar
laba”
dalam
perusahaan
mendorong sikap kesadaran terhadap pentingnya biaya dan memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber perusahaan. 6.Membantu mengkoordinasika dan mengintegrasikan penyusun rencana operasi berbagai bagian yang ada pada organisasi sehingga keputusan akhir dan rencana-rencana tersebut dapat teintegrasi dan komprehensif. 7.Memberikan kesempatan kepada organisasi untuk meninjau kembali secara sistematis terhadap kebijaksanaan dan pedoman dasar yang sudah ditentukan.
11
8.Mendorong
suatu
standar
prestasi
yang
tinggi
dengan
membangkitkan semangat bersaing yang sehat, menimbulkan perasaan berguna dan menyediakan perangsang pelaksanaan yang efektif. 9.Menyediakan tujuan sasaran yang merupakan alat pengukur atau standar untuk mengukur prestasi dan ukuran pertimbangan manajemen dan sikap eksekutif individual.”
B. Kekurangan Anggaran Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran mempunyai manfaat yang sangat berarti bagi manajemen, namun perlu disadari anggaran tidak lepas dari keterbatasan-keterbatasan seperti yang dikemukakan oleh Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2003:53) adalah sebagai berikut: “1. Anggaran didasarkan atas taksiran, ini berarti bahwa kekuatan maupun kelemahan anggaran sangat tergantung kepada ketelitian dasar asumsi yang dipergunakan. 2. Anggaran
akan
efektif
hanya
bila
semua
pihak
yang
bertanggungjawab terus menerus berusaha untuk melaksanakan anggaran tersebut. 3. Anggaran bukanlah merupakan penggati fungsi manajemen melainkan sebagai alat untuk membantu melaksanakan fungsifungsi manajemen tersebut. 4. Anggaran harus terus menerus disesuaikan dengan perubahanperubahan
lingkungan,
oleh
karena
itu
semakin
cepat
perubahan-perubahan tersebut semakin banyak waktu yang dapat diperlukan untuk penyesuaian-penyesuaian.”
2.1.6
Jenis-jenis Anggaran Menurut Ellen Christina (2002:12) berdasarkan lingkup/intensitas
penyusunannya dan fleksibilitasnya ataupun periode waktunya anggaran dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
12
“1. Berdasarkan ruang lingkup/intensitas penyusunannya 2.Berdasarkan fleksibilitasnya 3.Berdasarkan periode waktu”
Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Berdasarkan ruang lingkup/intensitas penyusunannya, anggaran dibedakan menjadi: a. Anggaran Parsial Yaitu anggaran yang ruang lingkupnya terbatas. b. Anggaran Komprehensif Yaitu anggaran dengan ruang lingkup menyeluruh. 2. Berdasarkan fleksibilitasnya, anggaran dibedakan menjadi: a. Anggaran Tetap Yaitu anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dengan volume yang sudah tertentu dan berdasarkan volume disusun rencana mengenai revenue, cost, dan expense. b. Anggaran Kontinyu Yaitu anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu, dengan volume tertentu dan berdasarkan volume perkiraan besarnya revenue, cost, expense, namun secara periodik dilakukan penilaian kembali. 3. Berdasarkan periode waktu, anggaran dibedakan menjadi: a. Anggaran jangka pendek (1 tahun) b. Anggaran jangka panjang(lebih dari 1 tahun)
2.1.7
Tujuan Penyusunan Anggaran Menurut Ellen Christina (2002:4) bahwa tujuan penyusunan anggaran
adalah: “1. Untuk menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen.
13
2.Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihakpihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung, dan dilaksanakan. 3. Untuk menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perrusahaan. 4.Untuk mengkoordinasikan cara/ metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya. 5.Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan koreksi.”
2.1.8
Prosedur Penyusunan Anggaran Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atau penyusunan
anggaran serta pelaksanaan kegiatan anggaran lainnya, ada ditangan pimpinan tertinggi perusahaan.Namun tugas penyiapan-penyiapan anggaran lainnya dapat didelegasikan kebagian lain perusahaan. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran hanya sebagai alat, realisasinya tergantung pada manusianya, sehingga dalam hal ini peranan manajer sangat diperlukan dalam perusahaan. M. Munandar (2001:17) mengemukakan bahwa pada garis besarnya tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran dapat dilegasikan kepada: “1. Bagian administrasi, bagi perusahaan kecil 2.Panitia Anggaran, bagi perusahaan yang besar”
Prosedur penyusunan anggaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagian administrasi, bagi perusahaan kecil Hal ini disebabkan karena bagi perusahaan yang kecil, kegiatan-kegiatan perusahaan tidak terlalu komplek, sederhana, dengan ruang lingkup yang terbatas, sehingga tugas penyusunan anggaran dapat diserahkan kepada salah satu bagian saja.
14
2. Panitia Anggaran, bagi perusahaan yang besar Hal ini disebabkan karena bagi perusahaaan besar, kegiatan-kegiatan perusahaaan cukup kompleks, beraneka ragam dengan ruang lingkup yang cukup luas, sehingga bagian administrasi tidak mungkin dan tidak mampu lagi untuk menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi secara aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan. Oleh sebab itu tugas menyusun anggaran perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian yang ada dalam perusahaan, yang duduk dalam Panitia Anggaran. Baik anggaran yang disusun oleh bagian administrasi (perusahaan kecil), maupun yang disusun oleh Panitia anggaran (perusahaan besar), barulah merupakan Rancangan Anggaran yang diserahkan kepada pimpinan tertinggi perusahaan untuk disahkan serta ditetapkan sebagai anggaran yang definitif. 2.2 Kas 2.2.1
Pengertian Kas Pengertian kas menurut Abas Kartadinata (2000;154) adalah sebagai berikut : “Kas terdiri dari uang tunai dan uang di bank atau demand deposit. Dengan demand deposit dimaksudkan simpanan uang di bank dalam bentuk rekening giro yang setiap saat dapat diambil.” Sedangkan menurut Abubakar Arif dan Wibowo (2004;20) menyatakan pengertian kas sebagai berikut : “Kas adalah asset yang paling lancar (likuid) yang setiap saat dapat digunakan untuk keperluan kegiatan perusahaan tanpa adanya pembatasan-pembatasan.”
2.2.2
Alasan memiliki Kas Menurut Abas Kartadinata (2000;154), terdapat tiga motif utama mengapa
suatu perusahaan atau perorangan menyimpan kas, yaitu terdiri dari: “1. Kebutuhan untuk Transaksi 2.Kebutuhan untuk Pengeluaran Tak Terduga 3. Kebutuhan untuk Mempergunakan Kesempatan yang Ada”
15
Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kebutuhan untuk Transaksi Suatu perusahaan memerlukan kas untuk melaksanakan usahanya sehari-hari, karena tingkat usaha perusahaan mempengaruhi tingkat modal kerja, tingkat kegiatan itu pun tentunya akan mempengaruhi tingkat kas yang dibutuhkan. Bilamana penjualan naik, perusahaan akan menerima kas yang lebih besar dari para pelanggan. Akan tetapi, pengeluaran untuk pembelian bahan-bahan, pembayaran upah dan biaya juga akan meningkat. Adanya kas yang cukup untuk menutup transaksi-transaksi ini akan memungkinkan perusahaan melunasi kewajiban-kewajibannya pada jatuh tempo. 2. Kebutuhan untuk Pengeluaran Tak Terduga Motif berjaga-jaga untuk menahan kas erat hubungannya dengan taksirantaksiran penerimaan dan pengeluaran uang dimasa akan datang. Bilamana uang masuk diperkirakan akan cukup tinggi, tidaklah untuk menyimpan kas yang terlalu besar untuk motif berjaga-jaga. Salah satu alternatif lain untuk menutup kebutuhan pengeluaran yang tidak terduga adalah menyimpan suratsurat berharga yang dapat diuangkan seketika. 3. Kebutuhan untuk Mempergunakan Kesempatan yang Ada Menyimpan kas dengan motif spekulasi menyangkut penggunaan kesempatan untuk menarik keuntungan karena perusahaan mempunyai kas yang cukup. Misalnya suatu perusahaan supplier mempunyai kelebihan persediaan tersebut dibawah harga dan jika perusahaan mempunyai cukup kas, perusahaan memperoleh kesempatan membeli bahan-bahan dengan harga yang murah, sehingga dapat melakukan penghematan dan memperoleh tambahan laba dari penjualan produk jadi nanti.
Beberapa keuntungan memilki kas yang cukup antara lain: 1. Perusahaan yang memiliki kas yang cukup dapat menarik keuntungan dari potongan-potongan dalam perdagangan (Cash Discount ). 2. Di dalam analisis kredit, current ratio dan acid test ratio memegang peranan kunci yang menentukan. Memilki kas yang cukup akan menaikkan kedua rasio
16
tersebut dan akibatnya juga akan meningkatkan kelayakan kredit atau credit standing.Credit standing yang baik akan memungkinkan perusahaan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan syarat-syarat menguntungkan serta memperoleh kepercayaan kredit dari bank-bank atau lembaga keuangan lainnya. 3. memiliki kas yang cukup memungkinkan perusahaan menarik manfaat dari kesempatan usaha yang menguntungkan yang mungkin timbul dari waktu ke waktu. 4. Perusahaan harus memilik likuiditas yang cukup untuk menghadapi keadaan darurat seperti pemogokan, kebakaran, dan sebagainya.
2.3 Anggaran Kas Anggaran kas menunjukkan arus uang masuk dan keluar yang direncanakan dan posisi terakhir pada periode tertentu, misalnya akhir bulan. Sebagian besar perusahaan harus membuat baik rencana jangka pendek maupun jangka panjang untuk arus uang mereka. Merencanakan arus uang masuk dan keluar memberikan saldo awal dan akhir kas untuk satu jangka waktu. Perencanaan arus uang masuk dan keluar akan menunjukkan kebutuhan untuk membiayai kekurangan kas yang mungkin terjadi dan kebutuhan terhadap perencanaan investasi untuk menanamkan kelebihan uang pada penggunaan yang menguntungkan. Anggaran kas secara langsung berkaitan dengan rencana lainnya, seperti rencana penjualan, anggaran piutang dan biaya, dan anggaran pengeluaran untuk pembelian barang modal.
2.3.1
Pengertian Anggaran Kas Pengertian Anggaran Kas menurut M. Munandar (2001:311), adalah: “Budget yang merencanakan secara lebih terinci tentang jumlah kas beserta
perubahan-perubahannya
dari
waktu-kewaktu
selama
periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas.”
17
Selanjutnya menurut Ellen Christina (2002:185), pengertian Anggaran kas adalah: “Anggaran Kas menunjukkan rencana sumber dan penggunaan kas selama tahun anggaran yang terdiri dari rencana penerimaan kas (aliran kas masuk) dan perencanaan pengeluaran kas (aliran kas keluar).”
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa anggaran kas mencakup dua sektor, yaitu: 1. Sektor Penerimaan Kas, yang pada umumnya berasal dari : a.
Penjualan tunai barang jadi yang diproduksikan.
b.
Penagihan piutang.
c.
Penjualan aktiva tetap.
d.
Penerimaan lain-lain (non-operating), seperti misalnya penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan dividend, dan sebagainya.
2.
Sektor Pengeluaran Kas, yang ada pada umumnya berupa pengeluaran untuk biaya-biaya, biaya-biaya utama (operating), maupun biaya-biaya bukan utama (non-operating), seperti misalnya: a. Pembelian tunai bahan mentah b. Pembayaran utang c. Pembayaran upah tenaga langsung d. Pembayaran biaya pabrik tidak langsung e. Pembayaran biaya administrasi f. Pembayaran biaya penjualan g. Pembelian aktiva tetap h. Pembayaran lain-lain(non-operating), seperti misalnya pembayaran biaya bunga, pembayaran biaya sewa, dan sebagainya. Sedangkan menurut Lukman Syamsudin (2000;123) anggaran kas adalah : “Anggaran kas adalah suatu alat yang dapat dipergunakan manajer keuangan untuk meramalkan atau memperkirakan kebutuhan
18
kebutuhan dana jangka pendek untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan uang kas selama periode anggaran.” Sejalan dengan pengertian anggaran kas diatas dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan anggaran kas adalah : 1. Anggaran kas merupakan suatu proyeksi dari arus kas masuk, arus kas keluar dan sebagai alat pengendalian kas. 2. Anggaran kas merupakan rencana aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang. 3. Anggaran kas menggambarkan perubahan jumlah kas yaitu perubahan berupa penerimaan dan pengeluaran kas
2.3.2
Kegunaan Anggaran Kas Menurut M. Munandar (2001:312) kegunaan anggaran kas secara umum
mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu: “ 1. Sebagai pedoman kerja. 2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja. 3. Sebagai alat pengawasan kerja, yang membantu manajemen dalam memimpin jalannya perusahaan.” Sedangkan secara khusus, anggaran kas berguna sebagai dasar untuk penyusunan Master Balance Sheet Budget (Anggaran Induk Neraca).
2.3.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Kas Agar suatu anggaran kas dapat berfungsi dengan baik, maka haruslah
diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas tersebut. Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam menyusun anggaran kas menurut M. Munandar (2001: 312) adalah: “1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas, antara lain: a. Budget penjualan khususnya rencana tentang jenis dan jumlah barang yang akan dijual dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. b. Keadaan persaingan pasar.
19
c. Posisi perusahaan dalam persaingan. d. Syarat-syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan perusahaan. e. Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang. f. Budget perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang pengurangan (penjualan) aktiva tetap. g. Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan-penerimaan kas dari sumber lain (non operating), seperti penghasilan bunga, penghasilan sewa dan sebagainya.” “2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas, antara lain: a. Budget pembelian bahan mentah khususnya tentang jenis dan jumlah bahan mentah yang akan di beli dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. b. Keadaan persaingan para supplier bahan mentah pasar. c. Posisi perusahaan terhadap pihak supplier. d. Syarat pembayaran (Term of Payment) yang ditawarkan supplier. e. Budget upah tenaga kerja langsung. f. Budget biaya pabrik tidak langsung. g. Budget biaya administrasi. h. Budget perusahaan aktiva tetap, khususnya rencana tentang penambahan aktiva tetap. i. Rencana-rencana tentang pengeluaran-pengeluran kas untuk kepentingan lainnya (Non Operating).”
2.3.4
Tujuan Penyusunan Anggaran Kas Menurut Ellen Christiana (2002:188), Tujuan perusahaan melakukan
anggaran kas adalah: “ 1. Menentukan
posisi
kas
pada
berbagai
waktu
dengan
membandingkan uang kas masuk dengan uang kas keluar. 2. Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus.
20
3. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang, dimana bila terjadi defisit, perusahaan perlu mencari dana tambahan baru dan sebaliknya bila perusahaan mengalami surplus maka perusahaan harus memilih alternatif penggunaan yang paling menguntungkan. 4. Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit. 5. Sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan. 6. Sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas sebenarnya.”
2.3.5
Langkah-langkah Penyusunan Anggaran Kas Menurut Ellen Christina (2002:189), penyusunan anggaran kas
dilakukan dalam beberapa langkah, yaitu: “ 1. Menyusun anggaran penagihan piutang 2. Menyusun anggaran penerimaan kas, yang biasanya terdiri dari pos penerimaan tunai, penagihan piutang, dan penerimaan lainnya. 3. Menyusun anggaran pengeluaran kas. Anggaran pengeluaran kas ini umumnya mencakup pos-pos pembelian mesin, pembelian gudang, pembelian lain-lain, anggaran untuk biaya-biaya dan pengeluaran lain-lain. 4. Menyusun anggaran kas yang sifatnya sementara, artinya bila terdapat saldo kas akhir yang minus atau negatif, maka perusahaan memerlukan pinjaman dari pihak luar dan sebagai konsekuensinya diperlukan pembayaran berupa bunga dan angsuran pokoknya. 5. Memperkirakan
pembayaran
bunga
(apabila
perusahaan
melakukan pinjaman untuk menutupi defisit yang terjadi. 6. Menyusun anggaran kas akhir.”
21
2.3.6
Metode Penyusunan Anggaran Kas Menurut James B. Wilson and John B. Campbel (2000; 395), yang dialih
bahasakan oleh Tjintin Fenix Tjendera tugas akuntan manajemen sekurangkurangnya ada tiga metode yang telah dikembangkan untuk menyusun anggaran kas, meskipun hasil akhir saldo adalah yang ditaksirkan, tetapi metode ini berbeda dalam hubungannya dengan titik tolak anggaran dan perincian yang tersedia, katiga metode tersebut adalah sebagai berikut: “ 1. Taksiran langsung atas penerimaan dan pengeluaran kas 2. Taksiran langsung atas penerimaan dan pengeluaran kas 3. Metode laba yang disesuaikan”
Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Taksiran langsung atas penerimaan dan pengeluaran kas Metode teksiran ini merupakan taksiran terperinci mengenai setiap unsur atau jenis biaya atau fungsi yang menyangkut pengeluaran kas. Pada dasarnya hal ini merupakan suatu proyeksi buku kas. Metode ini merupakan salah satu cara metode yang paling lazim digunakan dalam perusahaan dan sangat penting untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai perputaran atau arus penerimaan dan pengeluaran kas. Metode ini terutama berlaku bagi yang kegiatannya bervariasi secara luas selain ini metode ini sangat berguna untuk mengendalikan arus kas dengan cara membandingkan pelaksanaan dengan taksirannya. Metode ini terutama ditujukan untuk perencanaan jangka pendek karena keuntungannya pada saat tertentu, misalnya setiap triwulan dapat dilaksanakan analisis untuk mengetahui sejauh mana hasil tersebut akan dicapai. 2. Taksiran langsung atas penerimaan dan pengeluaran kas Sesuai dengan namanya, titik tolak dari prosedur ini adalah laporan perhitungan laba rugi yang dianggarkan. Anggaran bersih yang diproyeksikan ini, setelah dikoreksi disemua transaksi yang tidak menyangkut kas akan menghasilkan laba atau kerugian kas yang kemudian akan dikoreksi lagi dengan transaksi-transaksi yang timbul karena ada perubahan neraca yang
22
bersifat non operasional. Ini adalah cara pendekatan cashflow, oleh karena itu dalam metode ini dipergunakan angka laba bersih, maka tidak dapat diketahui jumlah laba penerimaan dan pengeluaran kas yang sebenarnya. Metode ini terutama praktis apabila volume penjualan relatif stabil dan biaya yang memerlukan pengeluaran kas sangat konstan dalam hubungannya dengan penjualan. 3. Diferensiasi modal kerja Dengan menggunakan metode ini, maka saldo modal kerja bersih pada awal setiap bulan akan dikoreksi dari laba bersih dan penerimaan serta pengeluaran kas lainnya yang diperkirakan untuk memperoleh modal saldo kerja yang diperlukan untuk akhir bulan. Angka ini lalu dikurangkan dengan modal kerja yang diperlukan untuk akhir bulan. Angka ini lalu dikurangkan dengan modal kerja yang diperlukan (kecuali kas) dan saldo kas standar, sehingga diperoleh jumlah kas yang tersedia untuk didepositokan dan di investasikan. Cara pendekatan ini digunakan untuk piutang, persediaan dan modal kerja lain pada berbagai tingkat volume penjualan dan jika tujuan utama adalah untuk penanaman kembali surplus dana.