BAB II BAHAN RUJUKAN
2.1. Laporan Keuangan
Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang modal, hasil dan biaya dalam perusahaan. Transaksi-transaksi yang terjadi ini dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai informasi tentang data keuangan dan aktivitas perusahaan yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi pada hakikatnya merupakan suatu proses yang dapat menghasilkan informasi yang digunakan manajer untuk menjalankan operasi perusahaan.
Melalui
akuntansi
pula
informasi
perusahaan
dapat
dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Akuntansi juga bisa diartikan dalam bentuk seni dan sistem, berikut pengertian akuntansi dalam seni, proses, dan sistem yang dikemukakan para ahli. Menurut Kusnadi dalam buku “Akuntansi Keuangan Lanjutan” (2000:5) menyatakan bahwa : ” Akuntansi adalah seni daripada pencatatan, penggolongan, dan peringkasan dari peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang sebagian bersifat keuangan yang dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan atas perusahaan yang nantinya akan digunakan dalam proses pengambilan keputusan”.
6
7
Menurut Soemarso dalam buku “Akuntansi Suatu Pengantar” (2004:5) menyatakan bahwa : “Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”. Menurut Weygant dalam buku “ Principles Of Financial Accounting” : “Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan”.
Dari definisi akuntansi tersebut diketahui bahwa peringkasan dalam hal ini dimaksudkan dalam pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan yang diartikan sebagai laporan keuangan. Pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari Neraca dan Perhitungan Rugi Laba serta Laporan Perubahan Modal, di mana Neraca menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan
modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, dan Laporan
Perubahan Modal menunjukan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Pengertian Laporan Keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam bukunya “Standar Akuntansi Keuangan “ Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan: “ Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan ( yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan laporan lain
8
serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”. Menurut S. Munawir (2004:5) yang dikutip dari Myer menyatakan bahwa laporan keuangan adalah : “ Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu itu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan)”. Myer menyatakan dalam bukunya “Financial Statement Analysis: “ Investors and creditors use information annual report to : forecast future income and cash flows, asses risk of investing in or lending to the corporation”. Menurut Sofyan Safri Harahap (2004:105), laporan keuangan adalah : “ Laporan Keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu “. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan yang menggambarkan kondisi keuangan hasil usaha perusahaan pada jangka waktu tertentu.
9
2.1.2. Arti Penting Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perubahan tersebut. Menurut S Munawir (2002:2)
pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah : 1. Pemilik perusahaan Laporan keuangan perusahaan menilai hasil yang telah dicapai, dan untuk menilai kemungkinan hasil-hasil yang telah dicapai dimasa yang akan datang sehingga dapat menaksir bagian keuntungan yang akan diterima dan perkembangan harga saham yang dimilikinya. 2. Manajer perusahaan Bagi manajemen, laporan keuangan merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan
kepada pemilik perusahaan atas
kepercayaan yang telah diberikan kepadanya, tetapi hanya sampai pada penyajian secara wajar posisi keuangan sesuai dengan prinsipprinsip akuntansi yang dilaksanakan secara konsisten. Disamping itu laporan keuangan digunakan manajemen untuk : a. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan usaha. b. Mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses, atau produksi serta menentukan
derajat
keuntungan
yang
dapat
dicapai
perusahaan. c. Menilai hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab. 3. Para Investor Bagi para investor laporan keuangan sangat penting dalam menentukan
kebijaksanaan
penanaman
modal
dalam
suatu
perusahaan, apakah perusahaan tersebut mempunyai prospek yang
10
cukup baik untuk mengetahui jaminan investasi serta untuk mengetahui kondisi keuangan jangka pendek. 4. Pemerintah Laporan keuangan perusahaan sangat penting bagi pemerintah dalam menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan tersebut 5. Pemberi Pinjaman (Kreditor) Pemberi
pinjaman
membutuhkan
informasi
keuangan
guna
memutuskan memberi pinjaman dan kemampuan membayar angsuran pokok, dan bunga pada saat jatuh tempo. Jadi, kepentingan kreditor terhadap perusahaan adalah apakah perusahaan mampu membayar hutangnya kembali atau tidak. 6.
Pemasok atau Kreditor usaha lainnya Pemasok memerlukan informasi keuangan untuk menentukan besarnya penjualan kredit yang diberikan kepada perusahaan pembeli dan kemampuan membayar pada saat jatuh tempo.
7. Pelanggan Dalam beberapa situasi, pelanggan sering membuat kontrak jangka panjang
dengan perusahaan, sehingga perlu informasi mengenai
kesehatan keuangan perusahaan yang akan memerlukan kerja sama. 8. Karyawan Karyawan dan Serikat Buruh memerlukan informasi keuangan guna menilai kemampuan perusahaan untuk mendatangkan laba dan stabilitas usahanya. Dalam hal ini,
karyawan membutuhkan
informasi untuk menilai kelangsungan hidup perusahaan sebagi tempat menggantungkan hidupnya. 9. Masyarakat Laporan keuangan dapat digunakan untuk bahan ajar, analisis, serta informasi trend dan kemakmuran.
11
Laporan keuangan konsolidasian menurut IFRS dan PSAK no 4 :
1. Dalam
IFRS
teori
yang
konsolidasi
yang
mendasari
mempengaruhi teori entitas. 2. Beberapa istilah yang dipakai yaitu controlling interest dan non controlling interest. 3. Dasar penyajian aktiva dan hutang perusahaan anak semua berdasar nilai wajar. 4. Pengakuan goodwiil ada dua pilihan yaitu, hanya mengaku goodwiil hak induk proporsional, atau mengakui goodwill secara total. 5. Perlakuan terhadap goodwill bukan subyek amortisasi tetapi subyek analisis penurunan nilai (impairment analysist).
2.1.3. Sifat Laporan Keuangan Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (Progress Report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK 1, 2002:4) adalah : 1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan kejadian yang telah lewat. 2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. 3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan pertimbangan. 4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material, demikian pula penerapan prinsip akuntansi terdapat pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika tidak menimbulkan pengaruh material terhadap kelayakan laporan keuangan.
12
5. Laporan keuangan lebih menekankan makna ekonomi suatu peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya.
menurut S Munawir (2004:6) sifat laporan keuangan adalah : “ bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara fakta yang telah dicatat (recorded fact), prinsip-prinsip
dan
kebiasaan-kebiasaan
di
dalam
akuntansi
(accounting convention and postulate), serta pendapat pribadi (personal judgement)”.
Dengan sifat yang demikian itu maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian yang paling akhir, karena segala sesuatunya sifatnya historis. sehingga mungkin terdapat beberapa hal yang dapat membawa akibat terhadap posisi keuangan perusahaan tidak dicatat dalam pencatatan akuntansi atau tidak nampak dalam laporan keungan, misalkan adanya pesanan yang tidak dapat dipenuhi, berbagai kontrak pembelian/penjualan yang tidak disetujui dan adanya hak-hak paten yang masih dalam pengurusan.
2.1.4. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004:4) menyatakan bahwa : “ Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan , kinerja,
serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan”.
Menurut Sofyan Safri Harahap (2004:133)
menggambarkan tujuan
laporan keuangan dengan membaginya menjadi dua yaitu :
13
“ 1. Tujuan Umum, menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima. 2. Tujuan Khusus, memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan”.
Laporan keuangan yang disusun untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Selain untuk tujuan tersebut, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau menggambarkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
2.1.5. Komponen-komponen Laporan Keuangan Laporan keuangan yang lengkap menurut PSAK No.1 (Revisi 2009) meliputi : 1. Laporan posisi keuangan akhir periode 2. Laporan laba rugi komprehensif 3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas 5. Catatan atas laporan keuangan 6. Laporan posisi keuangan akhir periode Komponen-komponen dari dari laporan keuangan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Laporan Posisi Keuangan Akhir Periode Unsur-unsur dari neraca dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Aktiva,
yang merupakan sumber daya
yang dikuasai
perusahaan dapat disubklasifikasikan lebih jauh menjadi lima sub-klasifikasi aktiva, yaitu :
14
1. Aktiva lancar, yaitu aktiva yang manfaat ekonominya diharapkan akan diperoleh dalam waktu satu tahun (siklus operasi normal), misalnya kas, surat berharga, persediaan, piutang, dan persekot biaya. 2. Investasi jangka panjang, yaitu penanaman modal yang biasanya
dilakukan
dengan
tujuan
memperoleh
penghasilan tetap atau untuk menguasai perusahaan lain dan jangka waktunya lebih dari dua tahun misalnya, investasi saham atau investasi obligasi. 3. Aktiva tetap, yaitu aktiva yang memiliki substansi (wujud) fisik, digunakan dalam operasi normal perusahaan (tidak dimaksudkan untuk dijual) dan memberi manfaat ekonomi lebih dari satu tahun. Termasuk dalam sub-klasifikasi aktiva ini antara lain tanah, gedung, kendaraan, dan mesin serta peralatan. 4. Aktiva yang tidak berwujud, yaitu aktiva yang tidak mempunyai substansi fisik biasanya berupa hak atau hak istimewa yang memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Termasuk sub-klasifikasi aktiva ini misalnya patent, goodwill, royalty, copyright (hak cipta), franchise dan lisence (lisensi). 5. Aktiva lain-lain, yaitu aktiva yang tidak dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari empat sub-klasifikasi tersebut, misalnya beban ditangguhkan, piutang kepada direksi, deposito, pinjaman karyawan. b. Kewajiban, yang merupakan utang perusahaan masa kini dapat disubklasifikasi lebih jauh menjadi tiga sub-klasifikasi , yaitu : 1. Kewajiban lancar, yaitu kewajiban yang jangka waktu pelunasannya dilakukan dalam jangka waktu satu tahun atau kurang (atau siklus operasi normal). Termasuk dalam
15
kategori kewajiban misalnya utang usha, utang wesel, utang gaji dan upah, utang pajak, dan utang biaya atau beban lainnya yang belum dibayar. 2. Kewajiban jangka panjang, yaitu kewajiban yang jangka waktu pelunasannya dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Termasuk kategori dalam kewajiban jangka panjang misalnya obligasi. 3. Ekuitas, merupakan bagian hak pemilik perusahaan yang merupakan selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada. 2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan laba rugi mempunyai dua unsur, yaitu penghasilan dan beban yang dijelaskan sebagai berikut : a. Penghasilan (income) yang diartikan sebagai kenaikan manfaat ekonomi dalam bentuk pemasukan atau peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban (yang menyebabkan kenaikan ekuitas
selain
yang
berasal
dari
konstribusi
pemilik)
perusahaan selama periode tertentu. b. Beban (expense) yang diartikan sebagai penurunan manfaat ekonomi dalam bentuk arus keluar, penurunan aktiva, atau kewajiban (yang menyebabkan penurunan ekonomis yang tidak menyangkut pembagian kepada pemilik) perusahaan selama perode tertentu. Perlu ditekankan bahwa antara laporan laba rugi dengan laporan laba rugi komprehensif memiliki perbedaan. Laporan laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk komponen-komponen pendapatan
komprehensif
lain.
Sedangkan
laporan
laba
rugi
komprehensif termasuk didalamnya laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif. 3. Laporan Perubahan Ekuitas Menjelaskan perubahan modal, laba ditahan, agio atau disagio. Laporan ini menggambarkan saldo dan perubahan hak si pemilik yang melekat
16
pada perusahaan. Istilah ditahan sering berkonotasi negatif dalam hal ini artinya masih belum dibagi. 4. Laporan Arus Kas Laporan ini menggambarkan perputaran uang (kas dari bank selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan). Informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas masa kini sangat membantu untuk menetapkan
faktor-faktor
seperti
likuiditas
saham,
fleksibilitas
keuangan, dan risiko. Dalam bukunya “Analisis Atas Laporan Keuangan (2004:258) Sofyan Safri Harahap memisahkan transaksi arus kas ke dalam tiga kategori, yaitu : a. Kas yang berasal dari atau digunakan untuk kegiatan operasional. b. Kas yang berasal dari atau digunakan untuk kegiatan investasi. c. Kas yang berasal dari atau digunakan untuk kegiatan keuangan. 5. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan informasi yang di wajibkan dalam Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas. 6.
Laporan Posisi Keuangan Awal Periode komparatif yang disajikan
ketika
entitas
menerapkan
suatu
kebijakan
akuntansi
secara
restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
17
2.2. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan adalah cara untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan mengenai posisi atau keadaan keuangan suatu perusahaan yang bertujuan untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan suatu perusahaan pada waktu yang telah lalu dan waktu yang sedang berjalan. Hasil analisis laporan keuangan akan mampu membantu mengiterprestasikan berbagai hubungan kunci dan kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan di masa datang.
2.2.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Dalam bukunya “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan” (2004:190) Sofyan Safri Harahap mendefinisikan analisis laporan keuangan sebagai berikut : “ Analisis Laporan Keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubunganya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat “. Sedangkan dalam buku “Analisis Laporan Keuangan” (2002:52) Bernstein menyatakan bahwa : “ financial statement analysis is the judgement process that aims to evaluate the current and past financial positions and result of operation of an enterprise, wiyh primary objective of determing the best possible estimates and predictions about future conditions and performance”.
Dari definisi diatas jelas bahwa analisa laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling
18
mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. 2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil. Tujuan
analisis
laporan
keuangan
menurut
Sofyan
Syafri
Harahap(2004:197) yang dikutip dari Bernstein adalah sebagai berikut : 1. Screening, dimana analisis ini dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger. 2. Forecasting, yaitu analisis yang digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang. 3. Diagnosis,
yaitu
analisis
yang
dimaksudkan
untuk
melihat
kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain. 4. Evaluation, yaitu analisis yang dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi, dan lain-lain.
2.2.3 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Tujuan dari setiap metode dan teknik analisis adalah untuk menghasilkan data yang lebih mudah dimengerti. Langkah pertama teknik yang harus dilakukan yaitu mengorganisir atau mengumpulkan data yang diperlukan, mengukur dan kemudian menganalisa serta menginterprestasikan sehingga data ini menjadi lebih bermanfaat. Terdapat dua metode analisis yang digunakan oleh penganalisa laporan keuangan, yaitu :
19
1. Analisis Horisontal adalah analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga dapat diketahui perkembanganya. 2.
Analisis Vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu denga pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisis Vertikal ini disebut juga sebagai metode analisis yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembanganya.
Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan : a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah. b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah. c. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase. d. Perbandingan yang dinyatakan dengan ratio. e. Prosentase dari total. 2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuanganya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik, atau bahkan turun. 3. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement, adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalanya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualanya.
20
4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalammperiode tertentu. 5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan kas selama periode tertentu. 6. Analisis Ratio adalah suatu analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. 7. Analisis Perubahan Laba Kotor adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut. 8. Analisis Break Event adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi belum juga memperoleh keuntungan. Dengan analisis Break Event ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.
2.3. Kas dan Arus Kas Kas ini merupakan aktiva yang tidak dapat menghasilkan “laba”, dalam arti tidak bisa untuk mendapatkan laba secara langsung dalam operasi perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha pengelolaan (manajemen) kas yang efektif dan efisien sehingga penggunaan kas tersebut dapat optimal. Arus kas sebenarnya sejalan dengan penyusunan laporan arus kas atau disebut juga Cash Flow Statement. Laporan arus kas ini dinilai banyak memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dan kondisi likuiditas perusahaan dimasa yang akan datang, dan memberikan
21
informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada periode tertentu.
2.3.1
Pengertian Kas dan Arus Kas Untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai analisis sumber dan penggunaan kas, terlebih dulu akan dijelaskan pengertian dari istilah-istilah yang berhubungan dengan analisis sumber dan penggunaan kas tersebut.
2.3.1.1 Kas Kas merupakan aktiva lancar yang paling berharga bagi perusahaan karena sifatnya yang likuid. Hampir semua transaksi bermula dan berakhir ke penerimaan kas atau pengeluaran kas. Tanpa tersedianya kas yang memadai, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Akibatnya kegiatan atau aktivitas perusahaan akan terhambat dan tujuan tidak tercapai. Kas adalah aktiva perusahaan yang selalu berputar ke segenap bagian dalam tubuh perusahaan. Kas merupakan media pertukaran dan dasar untuk mengukur perkiraan yang terdapat di dalam laporan keuangan karena bersifat relevan, sederhana dan dipakai secara universal dalam menilai perubahan modal serta pertukaran barang dan jasa. Berikut ini pengertian kas menurut beberapa para ahli antara lain : Menurut S. Munawir (2004:14) menyatakan bahwa : “ Kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai organisasi perusahaan”. Menurut Drs. Martono, SU dan Drs. D. Agus Harjito, M.Si (2007:116) mengemukakan : “ Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi”.
22
Sedangkan dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK,2009:2.2) : “ Kas terdiri dari saldo kas ( cash on hand ) dan rekening giro”. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kas merupakan alat pembayaran yang paling siap dan dapat segera dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan, kas tidak hanya berupa uang tunai yang ada di tangan ( cash on hand ), tetapi mencangkup semua rekening perusahaan yang mempunyai karakteristik demand deposit dengan bank dan lembaga keuangan lainnya. 2.3.1.2 Arus Kas Arus Kas merupakan jiwa (lifeblood) bagi setiap perusahaan dan fundamental bagi eksistensi sebuah perubahan serta menunjukkan dapat tidaknya sebuah perusahaan membayar semua kewajibannya. Laporan arus kas disusun dengan tujuan utama memberikan periode tertentu dan memberikan informasi tentang aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan basis kas. Menurut Dwi Prastowo. D (2002:29) mengemukakan bahwa : ” Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pengeluaran kas, dan perubahan bersih kas baik yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan”. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:257) menyatakan bahwa ; “ Laporan arus kas memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu’’.
23
Sedangkan dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (PSAK,2009:2.2) : “ Laporan arus kas adalah arus masuk dan arus keluar atau setara kas”. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas berisi ikhtisar sumber dan penggunaan kas dan setara kas suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas, investasi, dan pendanaan selama periode akuntansi tertentu selama perusahaan melakukan aktivitasnya. 2.4. Sumber dan Penggunaan Kas Sumber ( penerimaan) dan penggunaan (pengeluaran) kas dalam laporan arus kas diklasifikasikan menurut aktivitasnya : 1. Aktivitas Operasi Aktivitas Operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah : a. Penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa. b. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain. c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa. d. Pembayaran kas kepada karyawan. e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya. f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi. g. Pembayaran dan penerimaan kas dari dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
24
2. Aktivitas Investasi Aktivitas Investasi merupakan arus kas yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah sebagai berikut : a. Pembayaran kas untuk pembelian aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lainya termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri. b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud, serta aktiva jangka panjang lainya. c. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain. d. Uang muka dan pinjaman diberikan kepada pihak lain serta pelunasanya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan). e. Pembayaran kas sehubungan dengan kontrak yang dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
3. Aktivitas Pendanaan Aktivitas Pendanaan digunakan untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang termasuk dalam aktivitas pendanaan adalah : a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya. b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham atau menebus saham perusahaan. c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainya. d. Pelunasan pinkaman. e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).
25
Menurut Sofyan Syari Harahap (2004:257) transaksi kredit menggambarkan (sumber) kas dan transaksi debet menggambarkan (penggunaan kas). Sumber kas perusahaan berasal dari : a. Pertambahan
utang,
misalnya
dengan
penjualan
obligasi yang menyebabkan dana masuk ke dalam perusahaan. b. Pertambahan modal, misalnya penjualan saham akan menambah kas perusahaan. c. Penurunan asset, misalnya penjualan asset akan menambah dana masuk dalam perusahaan. Sebaliknya, penggunaan kas perusahaan dimaksudkan untuk : a. Penurunan utang, misalnya penggunaan dana untuk membayar utang. b. Penurunan modal, misalnya pembelian treasury stock. c. Penambahan
asset,
misaknya
pembelian
atau
perolehan asset. Menurut Jopie Jusup (2007:101) sumber penerimaan kas berasal dari : a. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun tidak berwujud. b. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas. c. Pengeluaran surat tanda utang, baik jangka pendek maupun jangka panjang, seperti utang obligasi, utang hipotik, dan yang lainnya.
26
d. Penerimaan kas karena bunga atau dividen dari investasi, sumbangan/hadiah atau adanya restitusi dari kelebihan membayar pajak. Penggunaan atau penerimaaan kas antara lain dapat disebabkan oleh transaksi-transaksi sebagai berikut : a. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta pembelian aktiva tetap lainnya. b. Penarikan kembali saham yang beredar maupun pengembalian kas perusahaan kepada pemilik perusahaan. c. Pelunasan pembayaran angsuran utang jangka pendek atau jangka panjang. d. Pembayaran
dividen,
pajak,
denda-denda
dan
sebagainya. Sedangkan menurut S.Munawir (2004:159) Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan berasal dari : a. Hasil penjualan investasi jangka panjang. Aktiva tetap baik yang berwujud maupun tidak berwujud (intangible asset) atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas. b. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya
penambahan
modal
oleh
pemilik
perusahaan dalam bentuk kas. c. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas. d. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari investasinya, sumbangan atau hadiah
27
maupun pembayaran
adanya
pengambilan
pajak
pada
kelebihan
periode-periode
sebelumnya. Penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan adanya transaksi-transaksi sebagai berikut : a. Pembelian saham atau obligasi investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya. b. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan. c. Pelunasan atau pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun jangka panjang. d. Pembelian barang dagangan meliputi upah, dan pembayaran sewa, bunga, premi, persekot biaya maupun persekot pembelian. e. Pengeluaran
kas
untuk
pembayaran
deviden
(bentuk pembagian laba lainnya secara tunai) , pembayaran
pajak,
denda-denda,
dan
lain
sebagainya. Oleh karena itu, laporan sumber dan penggunaan kas cakupanya lebih luas daripada laporan laba rugi yang penyusunanya berdasarkan cash basic maupun acrual basic.
2.5. Analisis Sumber Penggunaan Kas Membandingkan laporan keuangan dari dua tahun berurutan, merupakan suatu cara untuk menganalisis sumber-sumber penggunaan kas, sehingga dari
28
hasil membandingkan tersebut, dapat dideteksi aliran kas yang diperoleh atau yang digunakan oleh perusahaan. Dengan demikian tujuan analisis sumber-sumber dan penggunaan kas adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan kas dan bagaimana kas tersebut diperoleh atau dibelanjai.
2.5.1. Pengertian Analisis Sumber dan Penggunaan Kas Analisis sumber dan penggunaan kas merupakan alat yang penting bagi manajer keuangan yaitu untuk mengetahui aliran kas. Dari mana kas tersebut berasal dan untuk apa kas itu digunakan. Dalam bukunya “Manajemen Keuangan” (2006:75) Susan Irawati menyatakan bahwa : “ Analisis sumber dan penggunaan kas merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mempelajari bagaimana suatu perusahaan melaksanakan
kebijakan
investasinya
dan
melaksanakan
kebijakan financialnya selama periode tertentu dari kegiatan operasinya biasanya dilihat selama masa operasi satu tahun atau jangka pendek”. Sedangkan, pengertian analisis sumber dan penggunaan kas menurut S.Munawir (2004:157) adalah sebagai berikut : “ analisis laporan sumber dan penggunaan kas disusun untuk menunjukkan
perubahan
kas
selama
suatu
periode
dan
memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber dan penggunaanpenggunaanya”.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan membandingkan perubahanperubahan pada masing-masing pos laporan keuangan dua periode. Dengan meneliti perubahan tersebut dapat diketahui cara perusahaan mengelola atau menggunakan dana (kas) yang dimilikinya. Dengan kata lain analisa laporan
29
sumber dan penggunaan kas tersebut akan dapat diketahui dari mana datangnya kas dan untuk apa kas itu digunakan.
2.5.2. Sifat Laporan Sumber dan Penggunaan Kas Laporan
sumber
dan
penggunaan
kas
menggambarkan
atau
menunjukkan aliran atau gerakan kas yaitu sumber-sumber penerimaan dan penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan. Dalam penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas menggunakan dasar waktu (accrual basic) karena laporan ini adalah laporan perubahan kas yang merupakan ringkasan transaksi keuangan yang berhubungan dengan kas tanpa memperhatikan hubungan dengan penghasilan yang diperoleh maupun biayabiaya yang terjadi. Subjek laporan perubahan kas dan penggunaan kas dasar yang digunakan dalam menyusun laporan laba rugi tersebut adalah dasar tunai (cash basis), dimana penghasilan baru diakui apabila sudah diterima dan biaya diakui apabila sudah dibayar tunai per kas, dalam hal ini laporan laba rugi menunjukkan sumber kas yang berasal dari operasi. Perlu diperhatikan bahwa sumber kas tidak hanya dari operasi tetapi masih banyak sumber penerimaan kas lainnya, demikian juga dengan penggunaanya tidak hanya untuk membiayai operasi. Oleh karena itu, laporan sumber dan penggunaan kas sifatnya atau jangkauanya lebih luas daripada laporan laba rugi baik yang penyusunanya berdasarkan cash basis maupun acrual basis.
2.5.3. Penggolongan Sumber dan Penggunaan Kas Penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas ditujukan untuk memberikan gambaran mengenai perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut. Perubahan-perubahan tersebut dikarenakan adanya : 1.
Hal yang dapat memperbesar jumlah kas disebut sumber, sedangkan
30
2.
Hal yang dapat memperkecil kas disebut penggunaan.
Hal-hal yang mempengaruhi kas terdiri dari : 1.
Elemen-elemen yang memperbesar kas : a. Berkurangnya aktiva lancar selain kas Misalnya, dengan berkurangnya jumlah persediaan dan efek atau surat-surat berharga dapat memberikan gambaran bahwa perusahaan telah melakukan penjualan terhadap aktiva tersebut, sehingga jumlah aktiva dapat berkurang dan jumlah kas bertambah. Demikian pula saat piutang berkurang, artinya ada piutang yang telah dibayar oleh kas pihak lain kepada kita maka dana dalam kas akan bertambah. b. Berkurangnya aktiva tetap Berkurangnya aktiva tetap bruto, berarti bahwa sebagian dari aktiva tetap itu dijual dan hasil penjualanya merupakan sumber dana, karena berkurangnya aktiva tetap neto tersebut berarti adanya depresiasi dalam tahun yang bersangkutan dan depresiasi inipun merupakan sumber dana. Misalnya, mesin berkurang artinya ada sebagian mesin yang dijual, dan hasil penjualannya akan menambah jumlah kas. c. Bertambahnya setiap jenis hutang Tujuan perusahaan menambah hutang adalah menambah jumlah uang kas, sehingga jika ada penambahan jumlah hutang baik yang berjangka pendek maupun yang berjangka panjang akan menambah jumlah kas. Tujuan penambahan uang kas ini untuk persediaan pembayaran hutang. d. Bertambahnya modal sendiri Apabila perusahaan menambah atau memperbesar modalnya yaitu berupa modal sendiri, maka akan ada penerimaan oleh perusahaan, sehingga kas perusahaan akan bertambah. Bertambahnya modal ini biasanya disebabkan karena adanya
31
emisi saham baru, dan hasil penjualan saham baru itu merupakan sumber dana. e. Adanya laba dari operasi perusahaan Laba yang diperoleh perusahaan merupakan aliran kas masuk, terutama laba yang tidak dibagikan atau retaired earning kepada pemegang saham sebagai deviden. Dengan demikian laba yang diperoleh perusahaan akan menambah kas. f. Penyusutan Penyusutan merupakan biaya non kas yang berupa penyisihan dana atau cadangan dana untuk pembelian aktiva tetap. Dana ini bisa dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai sumber dana.
2.
Elemen-elemen yang memperkecil kas : a. Bertambahnya aktiva lancar selain kas Misalnya, dengan bertambahnya jumlah persediaan dan efek atau surat-surat berharga berarti perlu dana atau uang yang digunakan perusahaan untuk melakukan pembelian terhadap aktiva tersebut, sehingga jumlah aktiva bertambah dan jumlah kas berkurang. Demikian pula pada saat piutang bertambah, artinya ada piutang yang belum dibayar oleh kas kepada pihak lain maka dana dalam kas akan berkurang. b. Bertambahnya aktiva tetap Bertambahnya aktiva tetap bruto dapat terjadi karena adanya pembelian aktiva tetap, dan pembelian aktiva tetap merupakan penggunaan dana. Misalnya, mesin bertambah artinya ada sebagian mesin yang dibeli, sehingga akan mengurangi jumlah uang kas suatu perusahaan. c. Berkurangnya setiap jenis hutang Dengan melakukan pembayaran terhadap hutang jangka panjang maupun jangka pendek berarti ada sebagian hutang yang dibayar, sehingga kas menjadi berkurang. Begitu pula
32
dengan hutang perusahaan karena telah dibayar lunas oleh perusahaan, maka akan berkurang. d. Berkurangnya modal sendiri Apabila pemilik perusahaan menarik dana yang ditanamkan dalam suatu perusahaan, akibatnya modal dalam perusahaan akan berkurang, dan dengan sendirinya jumlah kas juga akan berkurang. e. Pembayaran kas deviden Kas yang ada di suatu perusahaan sebagai dana untuk pembayaran deviden yang diberikan kepada pemilik modal dalam bentuk saham biasa, sehingga dengan pembayaran deviden dari kas akan membutuhkan uang tunai, maka kan mengurangi jumlah uang kas. f. Adanya kerugian perusahaan Suatu perusahaan tidak selamanya untung,
pada saat
perusahaan mengalami kerugian, maka akan menambah dana untuk dikeluarkan terutama dalam pembayaran, penutupan kerugian pun dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan kas, maka jumlah uang kas akan berkurang dengan sendirinya. g. Pembayara cash dividend (deviden tunai) Pembayaran cash dividend (deviden tunai) jelas merupakan penggunaan dana. Cash dividend dibayarkan dari keuntungan neto sesudah pajak.
33
2.5.4. Tujuan dan Manfaat Analisis Sumber dan Penggunaan Kas Analisis Sumber dan Penggunaan Kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perubahan, struktur keuangan, dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan memungkinkan para pemakai untuk menilai serta membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan. Dengan melihat laporan arus kas, kita dapat menilai
dan
mengidentifikasi : 1. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh arus kas masuk bersih dimasa mendatang dari kegiatan operasi untuk membayar hutang, bunga, deviden. 2. Kebutuhan dana dari pihak eksternal. 3. Alasan perbedaan antara penghasilan bersih dengan arus kas bersih dari kegiatan operasi. 4. Dampak dari investasi dan pendanaan kas maupun non kas. 5. Informasi arus kas historis sebagai alat prediksi arus dimasa mendatang.
2.5.5. Langkah-Langkah
menyusun
Laporan
Sumber-Sumber
dan
Penggunaan Kas Menurut Bambang
Riyanto dalam bukunya “Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan” edisi 4 (2001:346) terdapat langkah-langkah dalam laporan sumber dan penggunaan kas, yaitu : 1.
Menyusun Laporan Perubahan Neraca dari dua waktu yang berurutan.
2.
Mengelompokan
perubahan-perubahan
tersebut
ke
golongan yang memperbesar kas dan memperkecil kas.
dalam
34
3.
Mengelompokkan elemen-elemen dalam Laba Rugi atau laporan laba ditahan ke dalam golongan yang memperbesar kas dan memperkecil kas.
4.
Menyusun laporan sumber dan penggunaan kas, dengan mengadakan konsolidasi atau penggabungan dari semua informasi yang dapat menambah dan mengurangi kas.
Menurut S.Munawir Langkah-langkah Dalam Penyusunan Laporan Sumber-Sumber dan Penggunaan Kas sebagai berikut : 1.
Mendaftar pos-pos neraca yang diperbandingkan antara dua titik waktu tertentu dalam kolom pertama dan kedua.
2.
Mendaftar
pos-pos
laporan
laba
rugi
dari
tahun
yang
diperbandingkan (current year). 3.
Tentukan kenaikan dan penurunan yang terjadi pada pos-pos neraca, tunjukkan dana kolom “Perubahan” debit dan kredit. Kolom perubahan kredit untuk mencatat adanya kenaikan aktiva, penurunan utang dan modal serta bertambahnya biaya serta berkurangnya penghasilan. Sedangkan, kolom kredit untuk mencatat penurunan aktiva, kenaikkan utang dan modal, serta bertambahnya penghasilan dan berkurangnya biaya.
4.
Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi pada pos-pos neraca dan pos-pos laba rugi untuk menentukkan adanya perubahan yang tidak mempengaruhi kas.
5.
Membuat jurnal penyesuain dalam lembar kerja tersebut untuk menghilangkan akibat atau pengaruh transaksi non kas yang sudah dicatat dalam periode tersebut.
6.
Memindahkan saldo atau perubahan setelah disesuaikan (kecuali perubahan kas) ke dalam kolom “Kenaikan dan Penurunan Kas” atau “Sumber dan Penggunaan Kas”. Penurunan aktiva (selain kas), kenaikan utang, modal dan penghasilan merupakan sumber kas. Sedangkan, kenaikan aktiva (selain kas), penurunan utang,
35
modal, dan kenaikan biaya merupakan penggunaan kas. Perubahan kas tidak perlu dipindahkan ke kolom sumber dan penggunaan kas karena perubahan kas inilah yang akan dianalisis, selisih jumlah kolom sumber kas dengan penggunaan kas harus sama dengan perubahan yang terjadi dalam pos “Kas”. 7.
Untuk penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas datanya diambil dari dua kolom terakhir dari lembar kerja.