BAB I PENGANTAR
1.1. Latar Belakang Ketahanan ekonomi merupakan syarat mutlak bagi kemakmuran sebuah wilayah. Ketahanan ekonomi dapat dicapai dengan meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan. Di negara Indonesia, wilayah-wilayah memiliki potensi ekonomi masing-masing yang dapat dikembangkan. Perkembangan ekonomi di wilayah masing-masing memiliki basis yang berbeda-beda. Ekonomi merupakan faktor yang sangat penting, karena senantiasa berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia. Dalam pengertiannya, bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam ilmu ekonomi masalah pokoknya adalah bagaimana setiap manusia menempuh cara memenuhi kebutuhan hidup yang tidak terbatas dengan ketersediaan sumber daya, oleh karena itu dibutuhkan ketahanan ekonomi. (Mankiw, 2011: 11) Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan perekonomian bangsa (daerah) yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional (daerah) dalam menghadapi serta mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik dari luar maupun dari dalam secara langsung atau tidak langsung. Berbagai jenis dan sistem ekonomi sangat bervariasi dan memiliki karakter masing-masing guna mewujudkan ketahanan ekonomi. Salah satu usaha
1
2
menciptakan ketahanan ekonomi adalah dengan mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kalangan masyarakat luas. Krisis yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan sejarah perekonomian yang mengkhawatirkan. Krisis ini sangat merubah posisi dan kedudukan para pelaku sektor ekonomi. Banyak usaha-usaha yang berskala besar mengalami kebangkrutan, satu persatu pailit karena melambungnya harga bahan baku impor, nilai tukar rupiah terhadap dolar yang terus melemah yang berdampak pada meningkatnya nilai cicilan. Perusahaan-perusahaan besar banyak yang tidak mampu lagi meneruskan usaha karena tingkat bunga yang tinggi. UMKM yang sebagian besar tetap bertahan, bahkan cenderung bertambah dan meningkat. Usaha Kecil Menengah telah terbukti mampu hidup dan berkembang di dalam badai krisis. Eksistensi UMKM telah memberi kontribusi sangat signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dan kelangsungan hidup masyarakat. Usaha Mikro Kecil Menengah disingkat UMKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan usaha berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI No. 99 Tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat (Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Indonesia, 1998). Di Indonesia jumlah UMKM pada tahun 2011 mencapai 52
juta
UMKM. UMKM di Indonesia sangat penting bagi ekonomi karena menyumbang
3
60 persen dari PDB dan menampung 97 persen tenaga kerja di seluruh wilayah Indonesia (Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Indonesia, 2011). Pemerintah Indonesia membina UMKM melalui Dinas Koperasi dan UMKM di masing-masing provinsi atau kabupaten dan kota. Perkembangan UMKM semakin meningkat di berbagai daerah di Indonesia termasuk di Provinsi Jawa Tengah. Menurut data Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah jumlah UMKM pada triwulan satu tahun 2013 mencapai 83.179 UMKM. UMKM-UMKM tersebut meliputi kerajinan berbasis pedesaan 38.792 UMKM, UMKM produk batik berbasis pedesaan 4.169 UMKM, bahan galian 14.938, produk UMKM logam 3,757 UMKM dan produk UMKM pertanian, perkebunan, ternak 7.582 UMKM (Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Jawa Tengah, TW I Tahun 2013). Keberadaan UMKM Provinsi Jawa Tengah tersebar di seluruh daerah kabupaten dan kota, salah satunya di Kabupaten Pekalongan. Di Kabupaten Pekalongan terdapat puluhan ribu UMKM dari berbagai jenis usaha baik perdagangan, pertanian, pertambangan, industri, pengolahan emas, konstruksi, angkutan, listrik maupun jasa. Data Disperindagkop (Dinas Perindustrian Perdagangan) dan UMKM Kabupaten Pekalongan menyebutkan jumlah UMKM di Kabupaten Pekalongan 44.329 UMKM dan menyerap tenaga kerja 125.716 tenaga kerja, meliputi UMKM kelas mikro 25.253 dengan tenaga kerja 37.888 tenaga kerja, kelas kecil 13.445 dengan tenaga kerja 32.339 tenaga kerja dan kelas menengah 5.621 UMKM. Kondisi ini didukung adanya motivasi masyarakat di Kabupaten Pekalongan untuk memiliki usaha-usaha sendiri semakin besar. Di
4
beberapa kecamatan di Kabupaten Pekalongan motivasi masyarakat untuk berwirausaha sangat tinggi terutama UMKM batik, salah satunya di Kecamatan Buaran. Mayoritas masyarakat Kecamatan Buaran menyadari bahwa betapa minimnya lapangan pekerjaan formal yang tersedia bagi mereka sehingga menuntut adanya kemauan untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan akhirnya mampu membuka lapangan pekerjaan di wilayahnya. Potensi keterampilan yang dimiliki khususnya sektor batik menjadi modal untuk pemberdayaan diri dan lingkungannya. Menurut data Disperindagkop (Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi) dan UMKM Kabupaten Pekalongan, di Kecamatan Buaran terdapat 1.765 usaha dengan tenaga kerja 10.444 yang terdapat di desa-desa termasuk UMKM batik. Perusahaan-perusahaan sedang, kecil dan kerajinan rumah tangga ini tersebar diseluruh desa-desa di wilayah Kecamatan Buaran. Salah satu desa yang memiliki jumlah usaha cukup signifikan adalah Desa Kertijayan dan keberadaan UMKM batik paling dominan. Kondisi ini sangat menguntungkan bagi perekonomian masyarakat di Kecamatan Buaran khususnya, masyarakat sekitar Kecamatan Buaran pada umumnya (Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan UMKM, 2013). Menurut data Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Pekalongan di Desa Kertijayan jumlah UMKM mencapai 330 unit dari berbagai jenis usaha dengan jumlah tenaga kerja 1.040. Di Desa Kertijayan jenis UMKM yang cukup banyak adalah jenis usaha batik. Data di Disperindagkop dan UMKM Kabupaten
5
Pekalongan tercatat, bahwa di Desa Kertijayan terdapat 97 UMKM batik dengan jumlah tenaga kerja 497 orang (Data Base UMKM Kecamatan Buaran, Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Pekalongan, 2013). UMKM di Desa Kertijayan yang meliputi 10 dusun keberadaannya tersebar dan sangat bervariasi jenisnya. Keberadaan berbagai jenis UMKM di seluruh dusun, UMKM jenis batik jumlahnya cukup signifikan. Di dusun satu terdapat 26 , enam diantaranya UMKM batik, dusun dua 30 jenis batik ada lima, dusun tiga 26 jenis batik tujuh, dusun empat ada 35 UMKM batik ada tujuh, dusun lima ada 38, untuk UMKM batik enam, dusun enam ada 41 unit, UMKM jenis batik 23, dusun tujuh ada 30 UMKM jenis usaha batik tujuh. Di dusun delapan ada 12 jenis UMKM batik dari 39, dusun sembilan jumlah UMKM ada 42, 12 diantaranya adalah usaha jenis batik dan di dusun 10 jumlah UMKM batik ada 12 dari 22 UMKM yang ada. Keberadaan UMKM batik di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran sudah cukup lama. Mereka para pelaku UMKM batik senantiasa mempertahankan usaha batik. Usaha batik di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran ini sebagian usaha turun temurun sampai beberapa generasi. Di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran ini dapat dikatakan sebagai tempat berkumpulnya UMKM batik di Kabupaten Pekalongan dan bisa disebut sebagai kluster alami atau menurut Kuncoro sebagai konsentrasi geografis dari sub sektor-sub sektor manufaktur yang sama (Kuncoro, 2007 : 121). Batik sebagai basis ekonomi di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, sehingga selalu ada upaya kreatif
6
dan inovatif untuk semakin dikembangkan baik oleh pemilik UMKM, pengrajin maupun pedagang dan didukung konsistensi pekerja sektor batik ini untuk menjaga kualitas produksi mencari pengetahuan-pengetahuan baru serta adanya regenerasi pelaku UMKM batik yang berkesinambungan. UMKM batik di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran melakukan transaksi dengan pelaku ekonomi dari mana saja baik sesama UMKM, usaha besar dan menggalang kerjasama yang menguntungkan. Perkembangan UMKM batik di Desa Kertjayan, Kecamatan Buaran berkontribusi terhadap perekonomian di Kabupaten Pekalongan. Hal ini menjadikan UMKM batik sangat strategis bagi Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Bagi pemerintah daerah, tantangan-tantangan yang dihadapi dalam peningkatan ekonomi sangat komplek di samping dampak yang ditimbulkannya. UMKM
batik
di
Desa
Kertijayan,
Kecamatan
Buaran
dalam
perjalanannya memiliki daya tahan terhadap gejolak ekonomi. UMKM batik di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran mempunyai daya survival yang tinggi dan mampu hidup di tengah berbagai kesulitan dan keterbatasan. UMKM batik di Desa Kertijayan Kecamatan Buaran dengan caranya sendiri mampu mengatasi berbagai masalah secara lebih dinamis dan responsif dalam menghadapi perkembangan pasar. Banyak alternatif-alternatif jenis usaha di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran sangat potensial, seperti peternakan, usaha jasa dan sebagainya. Banyaknya alternatif usaha-usaha yang ada tidak menjadikan mayoritas pelaku UMKM batik di Desa Kertijayan Kecamatan Buaran beralih, mereka tetap memilih sektor usaha batik.
7
Eksistensi dan kemandirian UMKM batik di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran terbentuk sudah cukup lama. Kondisi survival UMKM batik ini juga tidak terlepas adanya jalinan kerjasama secara internal diantara pelakunya meskipun secara implisit mereka saling berkompetisi. Di Desa Kertijayan ini ada hal yang menarik dan sudah berlangsung lama, yakni pengusaha yang relatif sudah maju dan yang belum berkembang terjalin kemitraan. Adanya fakta empiris UMKM batik tersebut di atas memunculkan ketertarikan, sehingga banyak tulisan karya tentang batik dari berbagai sudut masalah. Berbagai sudut pendang masalah batik dari sisi budaya, seni dan filsafat sudah cukup banyak, akan tetapi tulisan karya yang mengangkat masalah batik sebagai basis UMKM di suatu daerah, khususnya di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran yang berdampak terhadap ketahanan ekonomi di wilayah belum dijumpai. Adanya sistem, fakta dan kondisi kehidupan ekonomi di wilayah ini akhirnya menjadi daya tarik tersendiri untuk diadakan identifikasi dari faktor-faktor yang berpengaruh.
1.2. Permasalahan dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas dirumuskan permasalahan penelitian yaitu UMKM batik di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan sudah mulai muncul sejak tahun 1990-an sedangkan pertanyaan untuk penelitian ini sebagai berikut :
8
a.
Bagaimana peran UMKM batik di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran?
b.
Apa kendala-kendala yang dihadapi UMKM batik di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran?
c.
Bagaimana upaya optimalisasi peran UMKM batik terhadap ketahanan ekomomi wilayah di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran?
1.3. Tujuan Penelitian a.
Mendiskripsikan peran UMKM batik di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran.
b.
Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh UMKM batik dalam menjalankan usahanya di Desa Kertijayan Kecamatan Buaran.
c.
Mengetahui upaya optimalisasi peran UMKM batik terhadap ketahanan ekonomi wilayah di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran.
1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini diarahkan dalam dua (2) hal yakni sebagai berikut dibawah ini. a.
Manfaat Teoritis Memberikan sumbangsih pemikiran pada cabang ilmu ketahanan nasional khususnya ketahanan ekonomi serta memberi pengetahuan awal pada penelitian-penelitian berikutnya terutama yang berkaitan dengan masalah UMKM batik dan ketahanan ekonomi wilayah.
9
b.
Manfaat Praktis Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan kepada instansi-instansi atau pihak lain dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan UMKM batik di Kabupaten Pekalongan, khususnya di Kecamatan Buaran sebagai sentra UMKM batik. Penelitian ini dapat juga digunakan oleh para pelaku UMKM batik di Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan sebagai bahan evaluasi untuk mengembangkan usaha mereka.
1.5. Keaslian Penelitian Karya tulis tentang batik dari masalah filosofi, budaya, dan karya tulis tentang ekonomi kerakyatan sesuai penulusuran peneliti di perpustakaan secara umum sudah banyak. Karya tulis sejenis demikian juga banyak yang membahas peran batik, perlindungan hukumnya dan program ekonomi kerakyatan di beberapa daerah. Tesis yang mengangkat masalah tentang ketahanan ekonomi khususnya pada Program Studi Ketahanan Nasional Sekolah Pascasarjana UGM juga sudah banyak. Perlu diingat bahwa penelitian bukanlah suatu hal yang final, hasil dari penelitian sebelumnya bisa kembali dijadikan tema penelitian dengan pengembangan tertentu. Peneliti mengkaji tentang UMKM batik sebagai subyek penelitian. Lokus atau tempat yang diteliti adalah Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan. Fokusnya adalah optimalisasi peran UMKM batik serta dampaknya bagi ketahanan ekonomi wilayah di desa tersebut. Dalam hal ini untuk bisa membedakan dengan hasil penelitian lain yang sudah dilakukan dengan tema
10
kajian mungkin juga objek penelitian yang sama. Berikut ini diurai beberapa penelitian tentang ketahanan wilayah yang sudah ada. Pertama tesis yang ditulis oleh Afyudin Mubarok dengan judul “Dampak Produk Batik Tiongkok Terhadap Ketahanan Ekonomi Keluarga Perajin Batik Lokal (Studi di Kelurahan Jenggot Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan)”. Dalam penelitian ini penelitinya menitik beratkan pertanyaan penelitian pada dampak masuknya batik dari Tiongkok terhadap produksi batik lokal Pekalongan. Pertanyaan lainnya yakni seberapa jauh dampak yang ditimbulkan masuknya batik Tiongkok tersebut terhadap pendapatan perajin dan pengusaha lokal batik Pekalongan. Penelitian ini menggunakan alat analisis yakni wawancara, observasi, dan dokumentasi sebagai sumber datanya. Tesis ini mempunyai fokus ketahanan ekonomi yang dipotret dari prespektif tantangan yang dihadapi oleh perajin batik lokal atas batik produk Tiongkok yang membanjiri pasar Indonesia, khususnya dampak terhadap ketahanan ekonomi paling mikro yakni keluarga sebagai sebuah kelompok. Lokus dari penelitian ini adalah Kelurahan Jenggot Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan. Pekalongan terdiri dari dua daerah administratif, yakni Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan. Hasil dari penelitian tesis ini sebagaimana disimpulkan oleh penelitianya yakni bahwa perdagangan bebas Asean Tiongkok atau ACFTA telah mengakibatkan membanjirnya produk batik Tiongkok. Data hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai produksi batik lokal di daerah Kota Pekalongan dan daerah Kelurahan Jenggot. Hasil analisis tersebut adalah
11
mengenai tingkat ketahanan ekonomi keluarga para pengrajin batik lokal yang berada di daerah penelitian yaitu daerah Kelurahan Jenggot. Secara umum bisa dikatakan telah terjadi dampak positif dari produk batik Tiongkok atau perdagangan bebas ACFTA terhadap ketahanan ekonomi keluarga perajin batik lokal di Kelurahan Jenggot. Kedua tesis berjudul “Peran Perbankan Dalam Pemberdayaan UMKM Dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Ekonomi Masyarakat (Studi di Bank Syariah Mandiri Cabang Kota Depok Provinsi Jawa Barat)”, yang ditulis oleh Heru Siswanto. Penelitian yang mengambil tema sama yakni ketahanan ekonomi namun dengan fokus ketahanan ekonomi masyarakat. Lokus dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri cabang Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Penelitian tesis ini mendapat temuan bahwa UMKM merupakan usaha yang pada krisis moneter tahun 1998 telah terbukti ketahanannya. Dalam krisis moneter yang hampir semua usaha bisnis mengalami keterpurukan, namun tidak dengan UMKM. UMKM telah menjadi penolong ekonomi Indonesia yang sedang terpuruk dengan membuat peluang kerja baru yang menjanjikan bagi para pekerja yang di PHK oleh perusahaan-perusahaan yang gulung tikar atau mengalami rasionalisasi pekerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum kondisi obyektif subyek yang diteliti yakni Bank Syariah Mandiri cabang Kota Depok. Pertanyaan penelitian ini yakni bagaimana peran Bank Syariah Mandiri cabang Kota Depok dalam pemberdayaan UMKM dengan peran perbankan memberi akses kredit pada UMKM. Peneliti selanjutnya menganalisis pengaruh
12
pemberdayaan UMKM terhadap ketahanan ekonomi masyarakat di Kota Depok. Metode penelitian menggunakan alat analisis yaitu metode survei dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif yang diperoleh dari sumber data sekunder dan data primer. Peneliti meneliti tentang peran perbankan untuk pemberdayaan UMKM dalam rangka ketahanan ekonomi rakyat yang difokuskan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Kota Depok Provinsi Jawa Barat. Kesimpulan dari tesis tersebut yakni campur tangan peran perbankan dalam pemberdayaan UMKM sangat membantu dalam pembentukan, perluasan dan pengembangan usaha. Penyediaan lapangan pekerjaan juga semakin terbuka lebar, namun harus diimbangi juga dengan peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu berdaya saing yang akhirnya meningkatkan pendapatan.
Keberhasilan
peningkatan
kesejahteraan
berdampak
kepada
masyarakat sehingga menjadi mandiri dan kokoh dan secara tidak langsung akan menunjukkan ketahanan ekonomi keluarga. Kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap ketahanan ekonomi masyarakat yang pada akhirnya akan mewujudkan ketahanan nasional. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan beberapa peneliti belum ada penelitian khusus tentang peran UMKM batik terhadap ketahanan ekonomi wilayah terutama di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan. Penelitian yang dilakukan ini adalah pemikiran asli Peneliti sendiri. Sebagai pembanding selanjutnya dibahas beberapa hasil penelitian tesis. Pertama dari R.s. Banu Widiyanto yang mengambil tema besar sama yakni ketahanan ekonomi. Peneliti menfokuskan penelitianya pada ketahanan ekonomi keluarga dengan
13
lokus tempat yakni Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. Judul dari tesis penelitian ini adalah “Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pemanfaatan Sumber Daya Laut Sebagai Upaya Mendukung Ketahanan Ekonomi Keluarga (Studi di Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul)”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran kondisi pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya laut, kendala-kendala pemberdayaan
masyarakat
yang
dihadapi
dalam
pemanfaatannya,
dan
pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya laut sebagai upaya mendukung ketahanan ekonomi keluarga di Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul. Peneliti menggunakan metode survei dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah keluarga-keluarga yang tinggal terdekat dengan wilayah laut di tiga desa, meliputi Desa Kemadang, Desa Banjarejo dan Desa Ngestirejo. Kesimpulan dari tesis ini ada beberapa yakni, bahwa sektor kegiatan utama sebagian besar penduduk adalah dalam bidang pertanian. Di sisi lain, potensi dan pemanfaatan sumber daya alam laut sampai saat ini tingkat pemanfaatanya masih rendah. Pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya laut baru terlihat terutama di dusun-dusun tertentu yang terdekat dengan laut. Pendidikan masyarakat masih rendah, bidang pendidikan belum menjadi prioritas di wilayah ini. Usaha perikanan tangkap semakin berkembang, kecuali di pantai Krakal. Keberadaan dan keberdayaan seluruh nelayan darat, sama sekali belum tersentuh oleh pemerintah daerah setempat.
14
Pemanfaatan sektor laut pada subyek penelitian ini nyata-nyata terbukti berpengaruh positif terhadap ketahanan ekonomi keluarga. Responden di wilayah ini meskipun masuk kategori tidak miskin dengan pendapatan perkapita perhari pekerja sebesar 1,2 US $ termasuk rentan miskin. Pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya laut, merupakan peluang terbesar bagi masyarakat Tanjungsari guna mendukung perekonomian dan kesejahteraan keluarga-keluarga di wilayah ini. Penelitian ini telah menemukan garis sambung bahwa pemanfaatan potensi suatu daerah akan mempengaruhi ketahanan ekonomi di wilayah tersebut. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan beberapa peneliti di atas diketahui bahwa belum ada penelitian khusus tentang peran UMKM batik terhadap ketahanan ekonomi wilayah. Perbedaan yang ada khususnya pada lokus (lokasi) dan juga fokus. Penelitian yang dilakukan ini adalah pemikiran asli Peneliti sendiri. Penelitian yang dilakukan kali ini berbeda dengan sebelumsebelumnya. Pertama perbedaanya ada pada lokus penelitian. Penelitian ini mengambil lokus di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan, selanjutnya
fokus
penelitian
juga
berbeda
dengan
penelitian-penelitian
sebelumnya. Lokus atau lokasi penelitian ini yakni di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan. Fokus penelitian ini adalah optimalisasi peran UMKM batik di Desa Kertijayan dan dampaknya bagi ketahanan ekonominya. Perbedaan lain selain fokus dan lokus penelitian ini ada pada subjek penelitian dan analisis yang berbeda dilakukan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini
15
subjek penelitiannya adalah UMKM batik sedangkan alat analisis yang digunakan yakni mendeskripsikan temuan-temuan di lapangan karena penelitian ini adalah penelitian lapangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur peran UMKM batik di Desa Kertijayan kemudian ditinjau kembali dampaknya terhadap ketahanan ekonomi Desa Kertijayan. Kelebihan dari penelitian yaitu lebih mendalam meriset tentang UMKM khususnya yang bergerak di bidang batik, dengan pisau analisis ketahanan ekonomi.