BAB I PENGANTAR
I.I. Latar Belakang Pembangunan dalam sektor perikanan menghadapi situasi dimana sumber daya perikanan cukup potensial untuk dikembangkan ditinjau dari perspektif geografis wilayah, namun di sisi lain sumber daya tersebut masih belum sepenuhnya mampu mensejahterakan masyarakat nelayan dan pesisir pada khususnya dan kontribusi pendapatan negara pada umumnya. Berbagai program pengentasan kemiskinan yang salah satunya ditujukan bagi rumah tangga nelayan juga dinilai belum mampu menjawab tantangan berupa perubahan ke arah kemandirian, namun justru masyarakat telah terjebak dalam lingkaran setan kemiskinan serta ketergantungan. Kemiskinan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Masalah kemiskinan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu: Pertama, kemiskinan absolut, yang diidentifikasi jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan tertentu. Kedua, kemiskinan relatif, yaitu pangsa pendapatan nasional yang diterima oleh masingmasing golongan pendapatan, sehingga kemiskinan relatif erat kaitannya dengan masalah distribusi pendapatan (Kuncoro, 2004). Program pengentasan kemiskinan dengan upaya perluasan kesempatan kerja dilakukan melalui berbagai kebijakan, yang diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produktivitas usaha, antara lain dengan sejumlah kebijakan berikut (Darwin, 2010) yaitu 1) pengembangan mekanisme 1
2
penyalur kredit bagi usaha koperasi, serta usaha mikro dan kecil dengan bunga yang terjangkau. 2) perlindungan dan dukungan bagi pengembangan lembaga keuangan mikro. 3) revitalisasi dan perluasan usaha di luar pertanian (out farm) di pedesaan. 5) perluasan usaha di kawasan pesisir dan daerah tertinggal. 6) penguatan usaha koperasi, serta usaha mikro dan kecil. 7) penguatan keuangan lembaga keuangan mikro. 8) pengembangan industri yang menyerap tenaga kerja. 9) pembangunan infrastruktur untuk menyerap tenaga kerja. 10) peningkatan kerja sama antara lembaga usaha kerja dan perusahaan. Berpedoman dari prioritas pembangunan nasional dalam sektor perikanan, maka program pengentasan kemiskinan bagi warga nelayan dan pesisir menjadi salah satu strategi sebagai upaya mempercepat terwujudnya ketahanan nasional. Ketahanan Ekonomi Keluarga merupakan bagian dari Ketahanan Nasional, bahwa ketahanan bangsa atau ketahanan nasional Indonesia ditumbuhkembangkan atau mengacu pada konsepsi yang disebut konsepsi ketahanan nasional Indonesia. Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh, menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara. Selaras dengan hal tersebut, konsepsi ketahanan nasional Indonesia merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode) keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
3
Berdasarkan pada konsepsi ketahanan nasional Indonesia maka aspekaspek kehidupan nasional dirinci menjadi astagatra atau 8 aspek kehidupan yang terdiri dari trigatra atau 3 aspek ilmiah dan pancagatra atau 5 aspek sosial. Yang dimaksud dengan trigatra ialah aspek ilmiah yaitu aspek-aspek suatu negara yang memang sudah melekat pada negara tersebut, sehingga unsur-unsurnya tidak sama bagi setiap negara. Trigatra meliputi aspek geografi, kekayaan alam dan kependudukan, dan bersifat relatif tetap. Sedangkan pancagatra ialah aspek-aspek kehidupan nasional yang menyangkut pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan ikatan-ikatan aturan-aturan dan norma-norma tertentu. Pancagatra meliputi gatra ideologi, gatra politik, gatra ekonomi, gatra sosial budaya dan pertahanan keamanan. Kelima gatra tersebut bersifat dinamis. Kesejahteraan suatu bangsa dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkembangkan nilai-nilai nasional, demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dan merata, jasmaniah, dan rohaniah. Ekonomi merupakan salah satu aspek kehidupan nasional yang berkaitan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat. Salah satu keberhasilan pembangunan adalah tercermin melalui pemenuhan
perekonomian
suatu
keluarga
sebagai
upaya
mewujudkan
peningkatan kesejahteraan pada setiap rumah tangga. Hal ini dapat dimulai dari pembagian peran dalam keluarga secara seimbang, selaras dan berkeadilan yang merupakan hakekat dari tujuan pembangunan. Dalam upaya peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan sangat terkait dengan sumber-sumber daya terhadap pemenuhan kebutuhan hidup rumah tangga. Ketahanan ekonomi
4
keluarga dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan ekonominya. Ketahanan Nasional dipandang sebagai gambaran kondisi dinamis dari suatu system kehidupan nasional yang bercirikan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional. Ketahanan nasional juga merupakan suatu kondisi dinamik bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang datang dari dalam, maupun luar negeri, baik secara langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan ekonomi bangsa dan negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 45 (Chaidir,1998). Adapun untuk mewujudkan ketahanan nasional tersebut hanya dapat dilakukan dengan pendekatan bottom up atau dari bawah ke atas, sehingga pembinaan ketahanan nasional berawal dari ketahanan pribadi, ketahanan keluarga, ketahanan lingkungan, ketahanan daerah dan bermuara pada ketahanan nasional Indonesia (Solihin,2010). Sektor pengolahan perikanan merupakan sektor unggulan dan strategis untuk dapat ditumbuhkembangkan secara lebih luas dalam pertumbuhan ekonomi khususnya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat perikanan, termasuk pengolah hasil ikan dan keluarganya. Kegiatan pengolahan hasil perikanan merupakan aktivitas penting dalam bisnis perikanan seperti memanfaatkan ikan yang tidak laku dijual dalam bentuk ikan segar atau ikan yang kurang digemari masyarakat, serta berperan dalam diversivikasi produk olahan ikan. Melalui diversifikasi produk olahan, memungkinkan adanya pengembangan produk baru
5
secara inovatif dan kualititatif sehingga dapat dijadikan pemicu minat masyarakat dalam meningkatkan nilai tambah produk olahan ikan terebut. Pada umumnya kegiatan pengolahan hasil perikanan dilakukan oleh perempuan pengolah ikan dengan berbekal keterampilan tradisional. Oleh karena itu perlu diberdayakan dengan didukung keterampilan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna serta akses modal serta akses pasar, sehinggga secara kualitas dan kuantitas hasil produsi dapat mampu bersaing dengan produk-produk olahan skala olahan modern serta mampu bersaing dalam pasar lokal, regional, nasional maupun pasar global. Dengan berpedoman pada standar kualitas produksi yang telah baku baik berupa dalam teknik kebersihan pengolahan dan pengemasan, serta didukung dengan pasar yang memadai maka secara otomatis nilai tambah (value) serta nilai jualnya akan meningkat pula. Dengan demikian maka pendapatan para perempuan pengolah ikan dapat meningkat sehingga mampu berkonstribusi secara positif dalam mendukung peningkatan kesejahteraan keluarga. Pemanfaatan program pemberdayaan (empowerment) kelompok tani terutama dalam rangka meningkatkan akses usaha pengolahan dan pemasaran perikanan terhadap ketahanan perekonomian masing-masing anggota keluarga menjadi sangat penting, dan perlu dilaksanakan secara tepat sasaran dan lokasinya, seiring dengan misi Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 20102014, yaitu Mensejahterakan Masyarakat Kelautan dan Perikanan”, maka salah satu strategi untuk mencapai misi tersebut dilaksanakan melalui Bantuan Langsung Masyarakat Program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan – Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (BLM PUMP - P2HP). Peningkatan
6
produksi perikanan melalui kontrak produksi berupa program Minapolitan dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kelautan dan Perikanan diyakini akan memacu perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan (http: www.kkp.go.id/pacuekonomi-daerah-dengan-minapolitan/ diakses 10 juni 2014). Implementasi program pemberdayaan ini perlu dijamin efektivitasnya, sehingga masing-masing anggota pelaku usaha pengolahan dan pemasaran perikanan memungkinkan mendapatkan manfaat sebesar-besarnya. Namun demikian program ini perlu diperkuat, dipertajam, dan didukung dengan pembentukan pemberdayaan lainnya, sehingga terdapat sinergis dapat lebih ditingkatkan lagi keberhasilannya di lapangan. Misalnya melalui penumbuhan dan pemberdayaan usaha mikro yang ditujukan untuk pelaku usaha perikanan agar pendapatan perekonomiannya dalam mensejahterakan masing-masing anggota keluarga tercapai. Pengembangan
Usaha
Mina
Pedesaan
(PUMP)
adalah
konsepsi
pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan. Pengembangan Usaha Mina Pedesaan ini juga dicirikan dengan kawasan perikanan yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha minabisnis yang diharapkan dapat melayani dan mendorong kegiatan-kegiatan pembangunan perikanan (minabisnis). Kegiatan BLM PUMP - P2HP berada dalam wadah Kelompok Usaha Kelautan dan Perikanan (KUKP).
7
Pembentukan KUKP atau KUB (Kelompok Usaha Bersama) di kecamatan, tentunya menjadi satu langkah baru dalam masyarakat nelayan mengembangkan
kesejahteraan
hidupnya
secara
mandiri
dalam
bidang
pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Kondisi masyarakat bermata pencarian nelayan di daerah ini memang perlu diperhatikan mengingat sebagian besar masyarakat menggantungkan hidupnya dari penghasilan perikanan. Peran penyuluh perikanan dalam mendampingi kegiatan BLM PUMP P2HP POKHLASAR hasil perikanan adalah sebagai pendamping dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan motivasi masyarakat khususnya anggota POKHLASAR hasil perikanan beserta keluarganya. Penyuluhan memerlukan partisipasi seseorang, adanya program berupa perubahan berencana yang dirancang berdasarkan kebutuhan masyarakat (Amanah, 2014), sehingga dengan demikian keberadaan penyuluhan perikanan yang merupakan bagian integral dalam menyongkong kesuksesan pembangunan perikanan sangat strategis. Penelitian ini bertujuan, untuk mengetahui pokok permasalahan kinerja para anggota POKHLASAR hasil perikanan dalam pengembangan usaha mina pedesaan baik kendala maupun implikasi, sebagai upaya menumbuh kembangkan konstribusi perempuan/istri dalam partisipasi positif dalam mendukung kebutuhan ekonomi keluarga. Perempuan merupakan salah satu bagian kelompok dalam sistem manusia bagian dari pertanian dalam melaksanakan usaha tani seperti dalam bidang pengolahan perikanan. Usaha Tani menurut (Soekartawi, 1995) didefinisikan sebagai ilmu usaha tani yang ada secara efektif dan efisien untuk
8
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Salah satu bagian dari komponen masyarakat yakni perempuan, mereka memiliki kekuatan kunci dalam perannya bermasyarakat. Perempuan bekerja membantu perekonomian keluarga didasarkan atas dorongan dari RA Kartini yang sampai sekarang dikenal dengan emansipasi perempuan. RA. Kartini sangat mendambakan munculnya figur perempuan bumi putera yang maju, perempuan yang aktif dan dinamis, berpikiran maju, berpendidikan, namun tetap kehilangan jati dirinya. Perempuan mengerti akan budaya, bersedia mengembangkan kualitas diri dan selalu arif dalam merespon setiap perubahan yang terjadi dalam masyarakat (Mulia, 2008). Emansipasi perempuan menjadikan peluang bagi perempuan untuk berkarya sederajat dengan pria. perkembangan keadaan mengenai emansipasi perempuan serta adanya tuntutan kebutuhan hidup, yang akan mendorong perempuan berupaya untuk ikut membantu memenuhi kebutuhan keluarga dengan bekerja mencari nafkah di luar rumah. Berkaitan dengan penyumbang pendapatan dalam suatu rumah tangga terutama di pedesaan, maka peranan perempuan cukup besar. Jadi perempuan tidak hanya berperan dalam rumah tangga, tetapi juga di luar rumah sebagai pencari nafkah dan terlibat dalam kegiatan sosial. Peran perempuan dalam perekonomian keluarga jarang sekali mendapatkan perhatian. Motif ekonomi yang mendorong perempuan untuk bekerja mencari nafkah terdapat dalam penelitian yang dilakukan Sowaya (2010) yang mengangkat tema mengenai makna kerja pada buruh gendong di pasar tradisional. Makna kerja bagi mereka antaralain sebagai orientasi ekonomi, kerja sebagai otonomi diri, kerja
9
dimaknai sebagai rejeki dari Tuhan, kerja dimaknai sebagai kehidupan sosial, kerja dimaknai sebagai sarana untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, dan memandang pekerjaan tersebut sebagai pekerjaan yang harus dijalani. Faktor-faktor yang menunjang perempuan wirausaha antaralain: (1) naluri keperempuanan yang bekerja lebih cermat, menjaga keharmonisan, kerjasama dalam rumah tangga dapat diterapkan; pandai mengantisipasi masa depan. (2) lingkungan kebutuhan hidup, seperti:menjahit, membordir pakaian, membuat kue, aneka masakan, kosmetik dan sebagainya. (3) majunya dunia pendidikan perempuan sangat mendorong perkembangan perempuan karir. Faktor-faktor yang menghambat perempuan wirausaha antaralain: (1) faktor keperempuanan; (2) faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Perempuan bertanggung jawab pada urusan rumah tangga; (3) faktor emosional lebih dominan dimiliki perempuan. (4) faktor ekonomi, sifat perempuan, jika memasang harga jual terlalu tinggi, jika membeli menawarnya terlalu rendah. Berbagai fenomena di atas, memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian terhadap Pemberdayaan Perempuan Melalui Pemanfaatan Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Perikanan (BLM PUMP-P2HP) Terhadap Ketahanan Ekonomi Keluarga (Studi Pada Kelompok Pengolahan Dan Pemasaran Ikan Di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah).
1.2.
Permasalahan Penelitian
Potensi kekayaan perikanan di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang cukup melimpah yang secara geografis Kecamatan Tuntang berbatasan dengan
10
danau Rawa Pening. Di sisi lain belum tercermin dari kondisi para pelaku perikanan, dimana sumber daya tersebut masih belum bermanfaat secara optimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, sehingga menjadikan rumah tangga nelayan miskin yang berada di Kecamatan Tuntang menjadi semakin sulit untuk ke luar dari kemiskinannya. Program pengentasan kemiskinan selama ini cenderung kurang memperhatikan peran serta perempuan. Perempuan cenderung ditempatkan sebagai objek bukan sebagai subjek sehingga kurang memberikan hasil signifikan. Program pengentasan kemiskinan perlu melibatkan perempuan melalui pemberdayaan dengan pemanfaatan sumberdaya perdesaan. Kurangnya kesempatan akses sumberdaya perdesaan menjadi variabel penting yang berpengaruh terhadap kemiskinan di perdesaan. Pemberdayaan perempuan untuk pengentasan kemiskinan diharapkan mampu menekan kemiskinan keluarga yang dipicu dengan melonjaknya kenaikan harga kebutuhan pangan. Upaya pemberdayaan masyarakat kelautan dan perikanan khususnya anggota perempuan POKHLASAR hasil perikanan terus dikembangkan dan salah satu Direktorat Jenderal lingkup KKP yaitu Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP) turut serta dalam program pemberdayaan masyarakat melalui kegiataan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (PUMP-P2HP) dalam kerangka program peningkatan kehidupan pengolah ikan . Dengan adanya program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (BLM PUMP - P2HP) diharapkan untuk mengetahui dampak pemanfaatan terhadap ketahanan ekonomi keluarga. PUMP-P2HP merupakan kegiatan pemberdayaan dimana salah satunya melalui fasilitasi bantuan
11
pengembangan usaha bagi pengolah dan pemasar hasil perikanan dalam wadah POKLAHSAR. Pola dasar PUMP-P2HP dirancang untuk meningkatkan kemampuan POKLAHSAR sehingga dapat mengembangkan usaha produktif dalam rangka mendukung peningkatan kemampuan dan pengembangan wirausaha bidang pengolahan dan pemasaran. Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi fokus perumusan permasalahan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana implementasi pemanfaatan program BLM PUMP-P2HP di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah terhadap pemberdayaan perempuan? 2. Bagaimana implikasi pemberdayaan perempuan melalui pemanfaatan program BLM PUMP-P2HP terhadap ketahanan ekonomi keluarga?
1.3.
Keaslian Penelitian
Data pendukung dalam melakukan penelitian mengenai pemberdayaan perempuan dalam pemanfaatan BLM PUMP-P2HP terhadap ketahanan ekonomi keluarga pada POKHLASAR hasil perikanan di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah berasal dari beberapa rujukan dan sumber tesis. Berikut ini penulis akan mencantumkan beberapa rujukan dan sumber tesis yang mendukung dalam penelitian penulis yang berjudul “Pemberdayaan Perempuan Melalui Pemanfaatan Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Perikanan (BLM PUMPP2HP) Terhadap Ketahanan Ekonomi Keluarga (Studi Pada Kelompok
12
Pengolahan Dan Pemasaran Ikan Di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah)”. Tabel. 1.1 Sumber tesis dalam mendukung penelitian No Peneliti/judul 1. Endro Wahyono (2000) Sumbangan pendapatan perempuan dalam konteks ketahanan ekonomi keluarga (studi kasus mobilitas ulang alik di Pabrik Rokok ‘Djagung Padi” Malang Jawa Timur)
2
Nurman Wikanto Purnomo (2011) Pemberdayaan masyarakat pesisir melalui pengembangan usaha agribisnis pedesaan dan implikasinya terhadap ketahanan ekonomi keluarga
Tujuan Memperoleh gambaran mengenai sumbangan pendapatan perempuan pekerja di pabrik rokok “Djagung Padi” Malang dan bagaimana pengaruh terhadap ketahanan ekonomi keluarga.
Metode Analisis kualitatif dan analisis dara dilakukan dengan analisis tabel frekwensi dan tabel silang serta analisis statistik regresi dan korelasi product moment.
Hasil Pendapatan pekerja perempuan dipengaruhi oleh faktor masa kerja dan jumlah tangungan keluarga terbukti secara signifikan. Ketahanan ekonomi keluarga meningkatnya seiring dengan meningkatnya pendapatan total keluarga.
Untuk mengetahui pelaksanaan program pengembangan usaha agribisnis pedesaan yang dilaksanan di Desa Glagah dan mengetahui implikasinya terhadap ketahanan ekonomi keluarga
Penelitian survai yang bersifat deskriptif yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif
Program pengembangan usaha agribisnis pedesaan yang dilaksanakan di Gapoktan Glagah sari sudah sesuai sasaran sedangkan implikasi program PUAP terhadap ketahanan ekonomi keluarga dilihat dari pendapatan petani hanya berpengaruh kecil yang tidak lepas dari kecilnya nilai bantuan yang diterima oleh petani
13
Lanjutan Tabel. 1.1 Sumber tesis dalam mendukung penelitian No Peneliti/judul 3 Abdul Haris Subarjo (2012) Peran kelompok tani pembudidaya ikan dalam ketahanan ekonomi Anggota kelompok studi kasus pada kelompok tani pembudidaya ikan “Mina Perkasa” di Purwomartani, Kalasan, Sleman
Tujuan Mengetahui kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh kelompok tani ikan dalam pembudidaya ikan, kendalakendala di hadapi kelompok tani dalam mengembangkan usahanya, peran yang didapat dari pembudidaya ikan sebagai unit kegiatan bagi kelompok petani ikan dalam mendukung ketahanan ekonomi keluarga kelompok tani ikan
Metode Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan analisis secara kualitatif maupun kuantitatif
Hasil kelompok tani ikan dengan nilai konstribusi hasil perikanan terhadap pendapatan sebesar 33, 33%, dengan analisis outputinput sebesar 1, 27. Hal ini lebih rendah dibandingkan analisis outputinput Kelompok tani ikan “mina Ngeromboko. Yang memiliki outputinput sebesar 4, 56%
4.
Untuk memperoleh dan memaparkan gambaran atau informasi mengenai bagaimana perempuan pencari nafkah utama tersebut memaknai pekerjaannya dalam perannya sebagai pencari nafkah utama
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif
Pekerjaan bagi perempuan pencari nafkah utama merupakan bentuk aktualisasi diri dan aplikasi ilmu yang telah didapat di jalur pendidikan, serta sebagai bentuk pengabdian terhadap masyarakat. Sikap nrimo yang responden miliki dalam mengambil peran pencari nafkah utama ini berperan cukup penting dalam
Marsita Ariani (2012). Makna kerja pada perempuan pencari nafkah utama
14
No 4
5.
Lanjutan Tabel. 1.1 Sumber tesis dalam mendukung penelitian Peneliti/judul Tujuan Metode Hasil proses mereka menjalankan peran mereka tersebut. Pekerjaan memiliki porsi berbeda-beda jika dibandingkan dengan peran responden di dalam keluarga. Selain menempatkan keluarga yang lebih utama, responden juga menempatkan keluarga dan pekerjaan berjalan seimbang. Keluarga dan pekerjaan dipandang oleh responden sebagai dua peran yang berbeda yang bisa di jalankan secara terpisah. Sadar Nur Ambar Astuti (2012). Pemberdayaan Mandiri Perempuan Desa (Studi Pemberdayaan Mandiri Perempuan Tani Desa Batu Panco Kabupaten Bengkulu Selatan)
Untuk mengetahui bagaimana perempuan Batu Panco memobilisasi modal sosia untuk dijadikan dasar pemberdayaan mandiri perempuan Batu Paco
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
Perempuan Batu Panco sudah mempunyai beberapa modal yang menjadi kekuatan untuk melakukan pemberdayaan mandiri, yaitu kesadaran kritis serta modal sosial masyarakat. Program kelompok tani, penyuluhan pertanian serta program bantuan Pemerintah Daerah
15
No 5
Lanjutan Tabel. 1.1 Sumber tesis dalam mendukung penelitian Peneliti/judul Tujuan Metode Hasil Kabupaten Bengkulu Selatan dipandang sebagai kekuatan eksternal yang bisa dimanfaatkan untuk memperkuat pemberdayaan mandiri, sehingga memperkuat pemberdayaan mandiri perempuan Desa Batu Panco
6.
Richardus Satmoko Banu widianto (2013) Pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya laut sebagai upaya mendukung ketahanan ekonomi keluarga
Untuk mengetahui bagaimana upaya pemberdayaan masayarakat dalam pemanfaatan sumber daya laut guna mendukung ketahanan ekonomi keluarga
Menggunakan metode survai dengan pendekatan kualitatif
Pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya laut merupakan peluang terbesar bagi masyarakat guna mendukung perekonomian dan kesejahteraan keluarga-keluarga di wilayah ini.
7.
Dwi setiawan Chaniago (2014) Kinerja Organisasi KUB dalam Pemanfaatan BLM PUMP berdasarkan Perairan Tangkap
Untuk mengidentifikasi variasi kinerja organisasi KUB dalam pemanfaatan BLM - PUMP berdaasarkan kondis infrastrukur serta mengetahui implikasi terhadap keberlanjutan program BLMBLM PUMP P2HP
Analisis kualitatif
Aktivitas ekonomi dan realitas organisasi nelayan KUB cenderung dipengaruhi dan dikendalikan oleh tokoh dan penampung sebagai modal dan pengatur sumberdaya potensi nelayan. Kondisi infrastruktur kapasitas, dan jejaring ekonomi sebagai penentu kinerja organisasi KUB.
16
Ruang lingkup penelitian ini, terbatas kepada lingkup wilayah perairan danau setempat yaitu danau Rawa Pening yang berbatasan antara empat kecamatan yaitu : Kecamatan Tuntang, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Banyubiru dan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Di sini peneliti lebih fokus pada pemberdayaan perempuan dalam POKHLASAR hasil perikanan dalam pemanfaatan BLM PUMP-P2HP terhadap ketahanan ekonomi keluarga pada Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
1.4.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui implementasi pemanfaatan program BLM PUMP-P2HP di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah terhadap pemberdayaan perempuan 2. Untuk mengetahui implikasi pemberdayaan perempuan melalui pemanfaatan program BLM PUMP-P2HP terhadap ketahanan ekonomi keluarga
1.5.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diambil dalam penelitian ini dengan judul Pemberdayaan Perempuan Melalui Pemanfaatan Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Perikanan (BLM PUMPP2HP) Terhadap Ketahanan Ekonomi Keluarga (Studi Pada Kelompok Pengolahan Dan Pemasaran Ikan Di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah) adalah sebagai berikut :
17
1. Menambah khasanah bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan ketahanan nasional, ketahanan ekonomi keluarga dan pemberdayaan anggota perempuan dalam POKHLASAR hasil perikanan dalam rangka kelangsungan hidup. 2. Sebagai bahan masukan bagi segenap komponen bangsa khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang dan institusi lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pemberdayaan anggota perempuan dalam POKHLASAR hasil perikanan. 3. Penelitian ini dapat memperkaya keragaman studi tentang pemberdayaan masyarakat nelayan dan ketahanan ekonomi keluarga dengan kajian tentang ketahanan ekonomi keluarga yang berkaitan dengan anggota perempuan POKHLASAR hasil perikanan melalui pemanfaatan program BLM PUMPP2HP masih sangat terbatas. 4. Sebagai masukan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang ketahanan ekonomi keluarga dan pemberdayaan anggota perempuan dalam POKHLASAR hasil perikanan melalui pemanfaatan program BLM PUMP-P2HP.