BAB I PENGANTAR
1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi yang sangat cepat berimbas kepada cara pandang konsumen. Konsumen semakin mampu memilih suatu produk dengan cara membandingkan produk sejenis di pasaran, yang pastinya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka, sedangkan dampak bagi produsen
adalah
semakin
ketatnya
pesaingan
antarprodusen
untuk
mengoptimalkan manfaat dari kemajuan teknologi informasi tersebut. Perubahan teknologi juga berdampak kepada dunia perbankan, persaingan yang semakin meningkat
baik
dalam
hal
penyediaan
produk
maupun
pelayanannya,
mengindikasikan pula semakin banyak tuntutan masyarakat yang harus dipenuhi dunia perbankan. Untuk dapat bersaing, kini pihak perbankan juga mencari cara bagaimana mengurangi cost, dan salah satunya adalah dengan menggunakan kecanggihan teknologi. Menurut hasil riset yang dilakukan Gerrad dan Cunningham (2004), persaingan antara bank yang semakin tinggi menjadikan nasabah kini semakin mudah untuk berpindah dari satu bank ke bank lainnya. Mereka mengungkapkan terdapat tiga faktor yang mempengaruhi nasabah berpindah bank antara lain dikarenakan oleh kegagalan pelayanan, penetapan harga, dan ketidaknyamanan. Kegagalan dalam hal pelayanan di mana termasuk didalamnya adalah kegagalan dalam produk ataupun staf-nya. Selain itu berdasarkan riset tersebut dikatakan bahwa 75persen nasabah berganti bank dikarenakan oleh kegagalan lebih dari
1
satu, hal ini berarti bahwa nasabah akan berpindah ke bank lain apabila dia telah mengalami pengalaman yang kurang baik lebih dari satu kali. Pihak bank perlu memperhatikan hal ini dengan cara meningkatkan pelayanan kepada nasabah, diantaranya dengan mengelola fasilitas Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sebaik mungkin. Hal ini disebabkan juga bahwa saat ini ATM telah berkembang pesat dan mempunyai kontibusi besar dalam memberikan pelayanan finansial. Fasilitas ATM di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh Bank Niaga pada tahun 1987, yang pada awalnya hanya berfungsi sebatas menarik uang tunai, tetapi kini ATM mampu menggantikan fungsi uang sebagai alat pembayaran. Melalui ATM, nasabah antara lain bisa membayar rekening listrik, rekening telepon, kartu kredit, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), tiket pesawat dan lainlain. Pada tahun 1998, jumlah pengguna kartu ATM di Indonesia baru mencapai 13,17 juta dengan nilai tarik tunai sebesar Rp20,5 triliun, sementara pada tahun 2001, jumlah kartu ATM yang beredar meningkat menjadi 19,74 juta dengan nilai tarik tunai Rp207,3 triliun. Semakin tingginya fungsi ATM, maka persaingan antarbank dalam hal penyediaan pelayanan ATM yang beraneka ragam ikut semakin tinggi, yang diikuti pula dengan perluasan jumlah ATM. Namun dengan semakin bertambahnya jumlah pengguna ATM maka semakin banyak perbankan yang memilih bergabung dalam jaringan ATM. Saat ini terdapat lima jaringan ATM yang jangkauan cukup luas yaitu ATM Bersama, ATM ALTO, ATM Cakra, ATM BCA dan ATM Link
2
Data Bank Indonesia (BI) menyebutkan bahwa selama tahun 2007-2012 telah terjadi peningkatan aktivitas penggunaan alat pembayaran berbasis kartu, yakni kartu kredit, kartu debit, dan kartu ATM. Peningkatan ini antara lain disebabkan semakin meluasnya pelayanan ATM, baik akibat penambahan mesin ataupun akibat semakin banyaknya bank yang menjadi anggota ATM yang digunakan secara bersama-sama. Tabel 1.1 Jumlah Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) Periode
2007
2008
2009
2010
2011
November 2012
Kredit
9.148.104
11.548.318
12.259.295
13.574.673
14.785.382
14.617.430
ATM
-
2.495.024
3.378.235
2.766.085
3.623.992
4.585.935
ATM + Debet
35.197.014
40.298.706
41.151.850
48.873.080
59.761.318
72.402.724
Sumber : Bank Indonesia (diolah) Hal ini mengindikasikan bahwa aktivitas kartu ATM memiliki potensi peningkatan paling tinggi dari alat pembayaran berbasis kartu lainnya. Ini berarti pula bahwa kartu ATM sebagai jenis alat pembayaran berbasis kartu paling mendekati fungsi uang. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Frontier pada semester pertama tahun 2004 terhadap industri perbankan di Indonesia menunjukkan bahwa harapan nasabah terhadap pelayanan bank meningkat dibandingkan dengan tahun 2003. Terdapat tiga dimensi kualitas pelayanan yang relatif mengalami peningkatan harapan terbesar. Pertama, nasabah ingin dilayani lebih cepat. Waktu adalah komoditas yang semakin berharga bagi nasabah. Kedua, nasabah Indonesia makin mengharapkan pelayanan yang semakin nyaman. Ketiga, nasabah
3
Indonesia semakin mengharapkan mendapat informasi yang lebih banyak dan lebih berkualitas. Untuk mendekatkan bank kepada nasabah, mesin-mesin ATM ditempatkan di lokasi-lokasi strategis, seperti restoran, pusat perbelanjaan, bandara, pasar, kantor, bahkan kantor bank itu sendiri dan tidak ketinggalan instansi pemerintah dan institusi pendidikan. Semakin banyaknya perusahaan yang melakukan kerjasama dengan perbankan akan membantu pengelolaan dana yang mereka miliki seperti penyaluran tagihan, pembayaran gaji karyawan, pajak, pinjaman modal kerja serta usaha, dan masih banyak lagi. Hal ini diikuti pula oleh institusi pendidikan. Bekerja sama dengan perbankan, sebuah institusi pendidikan dapat melakukan transaksi keuangan dengan mudah, bahkan bagi mahasiswa mendapat kemudahan membayar biaya kuliah dengan proses pemotongan langsung (autodebet) serta kartu mahasiswa yang mereka miliki berfungsi juga sebagai kartu ATM. Otonomi Perguruan Tinggi mulai diterapkan sebagai usaha peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan memiliki arti strategis dalam mempersiapkan sumber daya manusia guna meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan dan mempunyai daya saing. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 153 Tahun 2000 pasal 1 tentang Universitas Gadjah Mada sebagai Badan Hukum Milik Negara yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan tinggi. Pengelolaan secara mandiri diserahkan kepada Perguruan Tinggi tersebut dalam rangka mengoptimalkan seluruh aset yang dimiliki untuk peningkatan kualitas
4
pendidikan. Pengelolaan aset mutlak sangat diperlukan untuk memfasilitasi peningkatan kualitas pendidikan. Demi menunjang pelayanan terhadap mahasiswa dan pengajar serta karyawan di lingkungan Kampus UGM dalam hal perbankan dan keuangan, pihak pengelola aset UGM mengakomodasi kebutuhan tersebut dalam bentuk penyediaan ruang ATM. Adapun beberapa ATM dan kantor kas dari berbagai lembaga keuangan atau bank telah disebar dihampir seluruh fakultas di UGM, sehingga kemudahan aksesibilitas dan lokasi menjadi faktor penting dalam pertimbangan Bank untuk menempatkan ATM di lingkungan kampus. Selain faktor lokasi, jumlah mahasiswa setiap fakultas ditambah mobilitas orang di area fakultas tersebut menjadi faktor pertimbangan bagi Bank terkait penempatan counter ATM dalam penambahan jumlah mesin ataupun jumlah ruang yang akan disewa. Dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut. Lokasi
: Tempat mesin
ATM
akan ditempatkan, apakah memiliki
asksesibilitas yang yang ramai atau tidak Pelanggan : Zona Publik yang memiliki banyak mobilitas penduduk seperti Supermarket/mall, Bandara, SPBU, restoran maupun perkantoran Keamanan : Aman dari sisi kriminalitas atau kesesuaian dengan desain kantor yang ada. 1.1.1 Rumusan masalah Kebutuhan atas layanan keuangan di lingkungan kampus khususnya UGM Yogyakarta yang semakin meningkat, membuka peluang pihak perbankan untuk menawarkan jasa perbankan kepada pihak Universitas. Terlihat dari dari sisi
5
Universitas melalui pembayaran gaji dosen dan karyawan, pajak, ataupun rekening koran yang dibantu oleh jasa perbankan. Bagi mahasiswa dapat melakukan pembayaran kuliah melalui sistem autodebet serta kartu mahasiswa yang dapat juga menjadi kartu ATM. Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik oleh perbankan, ditempatkanlah mesin ATM yang tersebar di seluruh lingkungan kampu UGM Yogyakarta. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah pokok yang mendorong untuk dilakukan penelitian adalah: 1.
berapa rasio perbandingan jumlah ATM dengan jumlah mahasiswa, dosen dan karyawan pada fakultas di lingkungan Kampus UGM Yogyakarta, dilihat dari sisi timur dan barat Jalan Persahabatan?
2.
variabel apa saja yang berpengaruh secara signifikan dan menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi ATM di lingkungan Kampus UGM Yogyakarta?
1.1.2 Alur pikir Guna memudahkan pemahaman terhadap setiap tahapan penelitian maupun proses penelitian secara menyeluruh, maka dibentuk alur pikir penelitian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1 Alur pikir penelitian ini membagi penelitian dalam 10 tahapan penting dan menunjukkan adanya saling keterkaitan dan kesinambungan antara tahapan yang satu dengan tahapan yang lain.
6
1. Perumusan masalah penentuan Tujuan dan Ruang Lingkup
2. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori
3. Pembentukan Hipostesis
6. Validasi dan Pengolahan Data
5. Pengumpulan data di lapangan
4. penentuan Metodelogi Penelitian dan Alat Analisis
7. Pemilihan model penilaian
8. Uji statistik model Penilaian dan uji asumsi klasik
9. Analisis Hasil dan Imterpretasi hasil
10. Kesimpulan dan saran
Gambar 1.1 Alur Pikir Penelitian Alat analisis yang digunakan adalah regresi dan analisis diskriminan. Dalam analisis diskriminan menggunakan data Cross Section untuk sewa ATM pada tahun 2012. 1.2
Keaslian Penelitian
Sebelumnya pernah ada yang meneliti tentang ATM dari sudut pandang kepuasan pelanggan dan legalitas berbeda dengan yang akan dilakukan peneliti yaitu dari segi managemen aset. Salah satunya yaitu Marhaeni (2008) melakukan penelitian tentang Evaluasi Kualitas Pelayanan Dalam Pembayaran Gaji Guru Melalui Tabungan Monas Dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di PT. Bank DKI, menggunakan data primer berupa wawancara terhadap guru pengguna ATM di PT. Bank DKI serta para karyawan PT. Bank DKI. Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan sewa ruang pernah dilakukan antara lain.
7
Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu Peneliti/Tahun
Lokasi
Metode/Lokasi
Hasil
Harjanto (1999)
Kota Malang
analisis regresi model estimasi Lin-Lin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hitung tingkat kapitalisasi sektor perumahan adalah sebesar 5,33persen dan menunjukkan keadaan yang sedikit heterogen dan cenderung progresif serta tidak terdistribusi secara normal. Melaluianalisis regresi diperoleh hasil bahwa jarak ke pusat kota, tempo sewa, fasilitas bangunan dan motivasi pemilik berpengaruh signifikan melalui model estimasi Lin-Lin dengan daya jelas sebesar 49,01persen.
Suryadi (2001)
Kota Malang
Analisis Regesi berganda (Multiple Regresion Analysis)
Luas bangunan dan umur bangunan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap sewa. Kualitas bangunan berpengaruh positif dan signifikan. Kapasitas listrik dan tanggung jawab pemeliharaan berpengaruh positif terhadap nilai sewa. Jenis penggunaan bangunan berpengaruh positif terhadap harga sewa
Windhani (2008)
Yogyakarta
Analisis Regresi Berganda
Luas tanah dan bangunan berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga properti ruko. Jarak dari CDB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga properti ruko. Kemampuan prediksi Fuzzy Logic lebih baik dibandingkan dengan regresi berganda
Muslim (2008)
Kota Mataram
Analisis Regresi Linier dengan metode Ordinary Lease Square (OLS)
Jarak properti ke CBD, luas lantai yang disewakan, dan umur efektif bangunan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai sewa ruko
Santoso (2009)
Kota Jember
Analisis Regresi Berganda
Nilai rata-rata sewa ruko permeter persegi yang berlokasi di ruas kiri jalan lebih mahal RP87.817 dari ruas kanan. Jarak pusat perbelanjaan dan luas bangunan berpengaruh negatif terhadap nilai sewa ruko permeter persegi Aglomerasi dan lebar depan bangunan tidak berpengaruh terhadap nilai sewa ruko
Suranto (2009)
Kartasura
analisis regresi bergandamodel semi logaritmadan ujibeda ratarata.
Variabel dependen yang digunakan adalah nilai tanah, sedangkan variabel independennya meliputi dummy waktu transaksi, dummy lokasi, luas tanah, jarak ke jalan raya, dan jarak ke CBD. Hasil yang diperoleh bahwa variabel dummy waktu transaksi, dummy lokasi, luas tanah, dan jarak ke jalan raya signifikan terhadap nilai tanah. Tanah di sekitar terminal (subject area) mempunyai nilai lebih tinggi sesudah adanya terminal, dan juga lebih tinggi daripada area kontrol;
Mariana (2010)
Jakarta
Analisis Regresi Linier
Letak lantai ruang kantor yang disewakan, umur bangunan kantor, kapasitas parkir bangunan kantor dan lokasi bangunan kantor berpengaruh
8
Berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS).
signifikan terhadap harga sewa ruang kantor. Luas unit ruang kantor yang disewakan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga sewa ruang kantor.
Yulianto (2010)
Magelang
Analisis regresi linier berganda dengan metode kuadrat terkecil biasa
Menunjukkan jarak properti pertokoan ke pusat kota Magelang, luas lantai bangunan yang disewakan, dan umur efektif bangunan berpengaruh negatif dan signifkan terhadap nilai sewa properti pertokoaan di Kota Magelang. Lebar terhadap nilai depan bangunan dan dummy akses jalan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai sewa properti pertokoan di kota Magelang.
Yuditriasnanto (2011)
Sanggau Analisis Ledo Kota regresi Bengkayang dengan data kerat lintang menggunakan Stratified Proportional Random Sampling. Variabel independen
variabel jarak ke CBD, luas bangunan, luas halaman parkir dan umur bangunan secara bersama-sama mempengaruhi pembentukan nilai sewa ruko. Model yang terbentuk dapat menjelaskan 63persen pembentukan nilai sewa dan 37persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam model penelitian.
Masrumiyatun (2011)
Bumiayu, Brebes
regresi linier berganda.
Variabel yang dipakai meliputi luas tanah, jarak ke CBD, lebar jalan, dan dummy waktu transaksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel dummy waktu transaksi, luas tanah, lebar jalan, berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap nilai tanah, sedangkan jarak ke CBD berpengaruh negatif terhadap nilai tanah. Nilai tanah setelah ada rencana pengembangan jalan lingkar memiliki rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai tanah sebelum ada rencana tersebut
Sementara penelitian di luar negeri diantaranya: 1.
William B, Trautman. (1993), menyatakan bahwa dengan mengestimasi
model dari ATM dan mengadaptasi dari bank komersial. Membuktikan peraturan tentang Permissive sharing meningkatkan peluang adoption, dengan saran antitrust laws dapat berpengaruh pada pengurangan
9
penggunaan teknologi. Model tersebut membuktikan peraturan pengaturan teknologi mengurangi odds of adoption bagi bank kecil. Akhirnya model tersebut membuktikan bahwa pasar perbankan berusaha melakukan overlap yang berimpliasi bank berkompetisi dalam bentuk harga dan lokasi. Bukti ini menyarankan bahwa akses dari peraturan lebih sesuai sebagai alat kebijakan ketika persaingan bank membuktikan pelayanan pada lokasi yang mirip, dan peraturan yang menunjang lebih sesuai ketika persaingan bank dibedakan atas lokasi. 2.
John D. Benjamin, G. Stacy Sirmans dan Emily (1997) menguji pengaruh tindakan keamanan pada sewa apartemen, dan hunian. Tiga variabel yang mewakili berbagai langkah-langkah keamanan yang diperkirakan dalam model sewa dan hunian secara simultan. Menyediakan keamanan 24 jam memiliki efek signifikan secara positif pada masing-masing sewa dan hunian. Memiliki manager yang tinggal di apartemen atau resepsionis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sewa, bagaimanapun juga memiliki efek signifikan pisitif terhadap hunian. Ini terlihat bahwa, walaupun pengelola/tuan tanah apartemen tidak dapat menarik biaya tinggi bagi beberapa tindakan pengamanan, ketiga variabel tersebut membantu peningkatan hunian.
3.
Mooney, S.P., Vergin, T.L., dan Mortrude, S.J., (1998) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kapitalisasi adalah tempo sewa (lease term), pilihan-pilihan dalam sewa, tahap penyewaan dan koefisien beta dari saham penyewa. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
10
90persen variabilitas nilai tingkat kapitalisasi keseluruhan dijelaskan oleh 3 variabel, yaitu tempo dan pilihan sewa, koefisien beta dari saham penyewa dan tahap pembayaran sewa yang terdapat dalam penyewaan. 4.
Adam R, Brentnall, Martin J. Crowder dan David J. Hand (2007) Menyatakan
model dari perilaku konsumen berdasarkan hubungan empirikal murni dalam data dapat berkinerja baik pada waktu singkat tapi terkadang menurun cepat dengan berubahnya keadaan. Dalam jangka panjang performa terkadang dapat dilakukan dengan meningkatkan model bagi proses mendalam dengan memperhatikan perilaku konsumen. Mereka mengembangkan model random-effect pointproces bagi penarikan ATM. Dengan estimasi, perkiraan dan isu computation yang telah dibahas. Model tersebut dapat digunakan untuk memprediksi perilaku dari individual dan akses ketika pernyataan berubah dari perilaku individual telah terjadi dan sebagai penjelasan perilaku dari sebuah portfolio. 5.
Ferrary,Stijn. Verboven, Frank. dan Degryse, Hans (2010) menyatakan kesuksesan suatu teknologi tergantung dari dua belah pihak yaitu investasi perusahaan dan pilihan konsumen. Mereka melakukan studi pada jaringan ATM bersama. Ketidak efektipan dapat terjadi karena bank melakukan koordinasi antara investasi dan konsumen tidak menggunakan teknologi jaringan dengan tidak baik. Berdasarkan model empirik dari investasi dan permintaan dari sebuah ATM, mereka menemukan bahwa bank secara subtansi underinvested dalam penanaman modal ATM, secara kontras dengan penemuan sebelumnya dari strategi overinvestment di Amerika
11
Serikat. Terlebih, penggunaan ATM masih rendah, karena peraturan melarang fees bagi setiap uang yang ditarik dari ATM. Promosi langsung dari sebuah investasi meningkatkan keuntungan sedangkan fees bagi cabang penarikan uang dapat lebih efektif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu berupa lokasi penelitian, waktu penelitian, dan objek yang diteliti. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu berupa alat analisis dan variabel independen yang digunakan diantaranya: 1.
jumlah pengguna ATM potensial oleh Walcott (1987);
2.
jarak ke jalan umum oleh Eckert (1990);
3.
jarak ke pos keamanan oleh John D Benjamin, G Stacy Sirmans, dan Emily Norman Zietz (1997);
4.
luas lahan yang disewa oleh
Budiyarman (2006), Suranto (2009), dan
Masrumiyatun (2011); 5.
dummy waktu perjanjian oleh Suranto (2009), dan Masyumiyatun (2011);
6.
dummy jangka waktu kontrak oleh Mooney (1998), Harjanto (1999). 1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk: 1.
menganalisis rasio perbandingan antara jumlah ATM dengan jumlah mahasiswa, dosen dan karyawan pada fakultas di lingkungan Kampus UGM Yogyakarta, dilihat dari sisi timur dan barat Jalan Persahabatan;
12
2.
menentukan variabel apa saja yang berpengaruh secara signifikan dan menjadi pertimbangan dalam penentuan lakasi ATM di lingkungan Kampus UGM Yogyakarta.
1.3.2 Manfaat penelitian Beberapa manfaat dari penelitian ini meliputi: 1.
bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat mengasah kemampuan peneliti dalam pengelolaan aset khususnya dalam mengembangkan model penempatan ruang;
2.
bagi pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini dapat menambah khazanah dinamika keilmuan dalam penerapan model sewa ruang;
3.
bagi
perbankan,
penelitian
ini
dapat
dijadikan
masukan
terkait
menempatkan mesin ATM di lingkungan institusi pendidikan khususnya UGM Yogyakarta; 4.
bagi pengelola aset UGM, penelitian ini dapat dijadikan referensi pengelolaan aset berupa sewa ruang khususnya ruang ATM yang terdapat dalam pengelolaannya. 1.4
Sistemetika Penelitian
Penelitian ini terdiri dari empat bab. Bab I adalah pendahuluan yang memuat uraian tentang latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, alur pikir penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penulisan. Dalam Bab II adalah tinjauan pustaka dan alat analisis yang akan memaparkan tentang tinjauan pustaka yang relevan dengan judul penelitian, landasan teori, hipotesis, dan metodelogi
13
penelitian termasuk alat analisis yang digunakan yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Bab III adalah analisis dan pembahasan yang berisi tentang tahapan analisis, pemilihan model yang paling sesuai dengan karakteristik data, serta hasil analisis dan pembahasannya termasuk interpretasi dari model penilaian yang telah dianalisis. Bab IV merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran atas hasil penelitian. Bab ini berisi kesimpulan hasil analisis yang didapatkan dari penelitian sebagai jawaban atas tujuan penelitian, keterbatasan dari penelitian yang dilakukan dan saran yang disampaikan sebagai sumbangan pemikiran penulis kepada pembaca dan peneliti selanjutnya.
14