BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan Persaingan dunia industri yang semakin ketat khususnya di industri elektronik membuat para pabrikan menjadi semakin kreatif dan inovatif. Tidak hanya dari segi desain maupun fitur teknologi yang semakin di sempurnakan namun juga kualitas dari produk. Pada abad ini pangsa pasar elektronik telah mulai bergeser dari yang semula dikuasai oleh bangsa Jepang kini bangsa Korea mulai melejit kedepan. Salah satu pemain pangsa pasar di Indonesia adalah LG. Basis produknya adalah berupa home theater, video, LCD, hingga refrigerator. Pada kesempatan ini penulis akan memfokuskan pada produk refrigerator. Untuk produk tersebut PT LG Electronics Indonesia memfokuskan lokasinya di kota Tangerang. Ada dua line produksi utama yang di operasikan. Line 1 yang di sebut dengan NR1 (EIN Refrigerator 1) dan Line 2 disebut dengan NR2 (EIN Refrigerator 2). NR1 memiliki kapasitas produksi model 150-290L sedangkan NR2 memilki kapasitas model 260-700 L. Total model yang telah 1
2
diproduksi sendiri hingga kini sudah hampir 25 model dan lebih dari separuhnya di kerjakan di NR2. Untuk model 300L keatas termasuk model premium dan memiliki pangsa pasar baik untuk dalam negeri maupun Asia, Australia hingga Eropa. Pada
tahun
2013
management
mengambil
kebijakan
untuk
meningkatkan produksi hingga 20%. Dengan target yang meningkat tentu saja tidak hanya result oriented yang menjadi key performance index, namun juga defect rate produk pun akan menjadi salah satu sorotan utama. Hal tersebut tentu saja memberikan fokus tersendiri bagi team dalam organisasi perusahaan yaitu Production Quality Engineering Support, R&D Line Defect hingga departemen Quality Control. Di samping untuk menjaga image pasar, tim-tim diatas secara tidak langsung akan mensupport jalannya produksi, baik dari segi kualitas material, saat dalam proses hingga kualitas produk. Secara hierarki dalam struktur organisasi, control kualitas di dalam area produksi secara lansung di lakukan oleh Line Quality Control. Line Quality Control memiliki andil yang besar dalam mengontrol kualitas hasil produksi. Salah satu langkah yang dilakukan adalah melakukan olah data. Data-data yang telah terkumpul akan di buat menjadi Quality bank data, dimana data tersebut akan di analisa untuk mengidentifikasi masalah serta mengontrol trend defect produk, sehingga ke depan dapat di lakukan analisa improvement apa saja yang akan lakukan untuk menangani setiap permasalahan yang muncul. Melihat dari produk yang di hasilkan adalah berupa mass production, beberapa metode seperti FMEA, TQM maupun Six Sigma akan efektif ketika
3
di terapkan untuk mengatasi permasalahan dari segi kualitas. Dari ketiga metode tersebut metode six sigma telah mulai familiar di terapkan di PT LGEIN. Tidak hanya penerapan namun juga pengembangan serta pelatihan di selenggarakan untuk memperoleh implementasi yang di harapkan, baik dengan training six sigma itu sendiri maupun kegiatan innovasi. Tidak hanya hal-hal di atas PT LGEIN juga memberikan pelatihan hingga ke Korea unttuk mengembangkan kompetensi sehingga tidak hanya implementasi namn juga skill oriented kearah sertifikasi Green Belt hingga Black Belt, hal tersebut sebagai salah satu bentuk komitmen yang secara intensitas akan lebih di tingkatkan. Metode Six Sigma sendiri adalah merupakan suatu metode yang dapat membantu perbaikan yang dibutuhkan dalam suatu perusahaan, dimana perbaikan tersebut bertujuan untuk peningkatan kualitas maupun kuantitas dari produksi. Salah satu syarat agar six sigma dapat diterapkan dengan baik adalah perusahaan tersebut harus benar-benar mempunyai keinginan senantiasa melakukan perbaikan yang kontinyu. Hal yang paling mendasar adalah manajemen haruslah mempunyai kebutuhan akan terwujudnya sasaran dari program six sigma ini, mempunyai visi dan perencanaan yang terstruktur, apabila diterapkan secara bijaksana maka hal-hal yang mempengaruhi biaya keseluruhan dapat dikurangi. Tidak semua alat ukur dalam six sigma harus diterapkan, namun harus dapat menentukan serangkaian unit pengukuran yang sesuai dengan kondisi aktual yang terjadi di perusahaan.
4
Beberapa perusahaan yang telah menerapkan six sigma program antara lain General Electric, Motorola, Ford Motor, Boeing, Toyota, General motor dan banyak perusahaan skala besar lainnya. Dan dalam hal ini PT LG Electronic sendiri juga menjalankan dan melakukan level up terhadap program six sigma, maka penulis mengambil hal ini sebagai dasar penelitian. Selain mendapat support dari internal perusahaan, dalam mengembangkan kompetensi juga membantu meningkatkan kualitas produk pada akhirnya nanti penerapan metode ini sebagai sarana perbaikan jumlah produk ataupun jumlah produk yang rework sehingga
jumlah biaya serta efisiensi kerja
menjadi semkain baik. Selain hal diatas diharapkan penelitian ini dapat membantu juga dalam perbaikan metode kerja, mesin maupun tool yang dipakai dalam pengerjaan produk.
1.2. Identifikasi Masalah Naiknya produktivitas yang disebutkan dalam latar belakang diatas telah menjadi salah satu pendorong bagi manajemen untuk memperketat adanya penjaminan kualitas terhadap produk. Kualitas yang dimaksud berfokus pada cacat yang dapat menimbulkan rework. Diperlukan kontrol di area input proses dan out put. Diarea input yaitu incoming part dari supplier, area proses adalah area produksi, out put adalah area packing. Area proses ditemukan lebih banyak terjadi cacat dibanding area input maupun out put. Faktor penyebab timbulnya masalah tidak hanya bersumber dari faktor manusia saja, namun faktor lain seperti mesin, material, maupun metode juga memberikan kontribusi terhadap munculnya cacat.
5
1.3. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka pokok permasalahan yang akan penulis bahas antara lain : 1. Apa saja jenis-jenis cacat produk pada pembuatan Refrigerator 2. Bagaimana pengendalian terhadap cacat produk sehubungan dengan keinginan perusahaan dalam hal kepuasan pelanggan. 3. Analisa data cacat produksi dengan menggunakan metode statistik (Six Sigma) 4. Analisa perbaikan dengan memfokuskan pada salah satu 10 besar ranking cacat produk yang terjadi.
1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut : 1. Memberikan perbaikan terhadap proses assembly produk berdasarkan analisa faktor 4M (man, method, material, machine). 2. Menganalisa defect yang terjadi untuk mendapatkan solusi dengan berfokus pada penurunan trend LQC defect (Line Quality Contol), 3. Mengurangi atau menghilangkan proses rework produk yang dapat menambah cost maupun pekerjaan yang seharusnya tidak dilakukan
1.5. Pembatasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian di fokuskan pada area Production Refrigerator 1 (NR1) dengan tipe model Agnes (volume 191-231 L)
6
2. Berdasarkan data trend LQC defect, untuk penelitian di ambil data defect yang terjadi pada area line Pre Case. 3. Data kualitas yang di peroleh adalah data kecacatan produk selama 3 bulan pada bulan Januari hingga Maret 2013.
1.6. Metode Pengambilan Data Beberapa tahap yang dilakukan dalam penelitian ini, antara lain : 1. Studi Pustaka Dalam hal ini dipergunakan sebagai pedoman dalam penyelesaian masalah. Sumbernya baik dari buku, jurnal maupun literatur yang nantinya dipakai untuk perancangan dan penyusunan serta pengembangan penelitian. Pada tahap ini peneliti akan menjadikan studi pustaka sebagai kerangka berpikir penelitian sebagai referensi penulisan sacara ilmiah. 2. Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi perusahaan, bagaimana dan seperti apakah kondisi obyek penelitian secara nyata. Observasi lapangan di laksanakan di PT LG Electronic Indonesia berinteraksi langsung baik dengan produk maupun dengan staf yang menangani obyek penelitian, dengan tujuan lebih memahami dan mengindentifikasi elemen-elemen kerja dalam pembuatan produk. 3. Wawancara Untuk dapat lebih memahami terhadap situasi dan kondisi yang ada di real lapangan, maka peneliti juga melakukan pencatatan data dengan tanya
7
jawab terhadap operator yang ada di line, koordinator lapangan dan orangorang yang kompeten di bagian quality.
1.7. Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas penelitian ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari peneliti untuk membuat suatu rancangan perbaikan terhadap masalah kualitas produk di perusahaan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan tugas. Bab II Landasan Teori, memaparkan teori-teori yang digunakan dalam analisis pemecahan masalah yaitu Teori Produktifitas, Teori Kualitas dan Pengendaliannya, Teori Waste (Lean) serta Teori Pendekatan Six Sigma. Sumber teori atau literatur yang digunakan diambil dari referensi buku-buku dan jurnal penelitian yang berhubungan dengan topik tersebut akan disertakan pada Daftar Pustaka. Bab III Metodologi Penelitian, mengemukakan tahapan-tahapan perbaikan defect produk serta perbaikan proses kerja dengan menggunakan pendekatan Six Sigma yaitu Metode Define, Measure, Analys, Improvement dan Control. Di dalamnya akan mencakup poin-poin mengenai persiapan penelitian, pengambilan data waktu proses dan kualitas produksi, pengolahan data, analisis pemecahan masalah hingga kesimpulan.
8
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data, mengidentifikasi data primer yaitu data pengetahuan produk dan proses produksi dan jumlah kecacatan produk serta data sekunder yaitu data pendukung kualitas. Selain itu, akan di paparkan tahap pengolahan data dengan menggunakan pendekatan Six Sigma. Tahap dari metode DMAIC yang digunakan dalam pengolahan data adalah Tahap Define, dan Tahap Measure. Bab V Analisis Pemecahan Masalah,meliputi analisa dari hasil pengolahan data dan alternatif dari pemecahan masalah. Tahap dari metode DMAIC yang digunakan dalam analisis pemecahan masalah adalah Tahap Analyze, Tahap Improve dan Tahap Control. Pada bab ini juga diuraikan mengenai perbaikan yang dapat diberikan dan dilakukan oleh perusahaan. Bab VI Kesimpulan dan Saran,memberikan kesimpulan perbaikan kualitas produksi yang diperoleh dari hasil pemecahan masalah, dan saransaran yang bermanfaat bagi perusahaan.