BAB I PENDAIIULUAN 1. ARTI FILSAFAT Untuk mengenal lebih dekat pengertian Filsafat dan logika, maka ditemukan jalan terdekat, singkat, praktis mengenai arti filsafat menurut tinjau arti yang bebas untuk ditafsir kembali, karena tidak ada batasan yang paling tepat, sebagai pengertian banding diartikan menurut: 1.1. Phytagoras (Yunani Kuno), phylosophy = cinta kearifan, kebajikan intelektual, mencari keutamaan mental. 1.2. Plato, kaitan dengan dialog/dialektika, berarti filsafat sebagai kearifan intelektual yang diperoleh melalui proses pemikiran yang kritis, diskusi dan bentangan gagasan-gagasan. 1.3. Konsepsi metafisis Aristoteles, filsafat sebagai ilmu yang menyelidiki hal ada yang membedakan dengan hagian-bagian yang lain. 1.4. Konsepsi Cicero, filsafat sebagai induk dan semua seni, seni kehidupan. 1.5. Abad tengah, filsafat sebagai pelayan dan teologi, untuk menetapkan kebenaran Tuhan, via akal manusia. 1.6. Tokoh realisme John Wild, filsafat sebagai usaha untuk mengenal fakta-fakta yang paling dasar atas dunia yang kita alami. 1.7. Pragmatisme John Dewey, filsafat sebagai pengungkapan perjuangan manusia atas tradisi yang membentuk budi manusia untuk melakukan penyesuaian. 1.8. Filsafat sebagai: a. Pencarian terhadap hal-hal yang mendasar (radix) b. Pandangan hidup/way of life, filsafat mencan totalitas dan keserasian sifat dasar dan makna dan kenyataan c. Induk dari segala ilmu/mother of science d. Ilmu dan ilmu-ilmu/scientis scientiarum e. Ilmu mengenai sifat dasar manusia 1.9. Pengertian filsafat yang perlu ditanggapi: a. Filsafat sebagai analisa konsep b. Filsafat sebagai bentuk kalimat logis dan bahasa c. Filsafat sebagai perbincangan ktitis d. Filsafat
sebagai
tingkatannya
pengetahuan
tentang
generalitas
yang
tertinggi
e. Filsafat sebagai sikap budi f.
Filsafat sebagai studi dan pengetahuan manusia mengenai kenyataan
Dengan berbagai pengertian di atas diperlukan analisa lanjut menurut keyakinan masing-masing serta dalam kontek apa pengertian filsafat akan dikaitkan dalam perbincangan, problematika, ataupun isi dan makna. Konsepsi keanekaragaman pengertian filsafat, membuat suatu situasi persoalan yang sulit untuk dipadukan apabila telah diyakini oleh tiap-tiap individu, filsuf ataupun keahlian manusia untuk mendefinisikan. Sebagai garis simbol pengertian di atas maka dapat ditarik limit sebagai unsur filsafat yaitu (1) teori mengenai manusia tentang masyarakat dan kenyataan, (2) penilaian terhadap data empiris yang diperoleh ilmu-ilmu/pengalaman bersama, (3) analisa konsepsionil dan replektif mengenai sifat-sifat dasar dan kedudukan dan tuntutan-tuntutan akan pengetahuan dan banyaknya macam-macam bahasan untuk mencapai kearifan hidup. 2. ARTI LOGIKA Untuk memberii gambaran pengertian logika kepada para peminat dalam rangka pendalaman serta sikap antusias untuk menikmati keindahan “taman logika”, di sini disajikan membuka misteri prasangka arti definisi logik dan berbagai sudut pandangan, guna mencari pengertian awal atau keberangkatan mempelajari ilmu logika, setidak-tidaknya membuka jalan: 2.1. Logika berasal dan kata logis (Yunani), berarti kata/pikiran benar, logikamasuk akal, tidak masuk akal = illogis 2.2. Driyarkoro (logika adalah ilmu pengetahuan yang memandang hukumhukum susunan bentuk pikiran manusia, yang menyebabkan pikiran manusia, mencapai kebenaran) 2.3. Hutabarat (logika adalah ilmu berfikir tepat dan dapat menunjukkan mata rantai ketepatan dalam proses berpikir, dengan tujuan untuk memperjelas isi dan luas suatu pengertian dengan tajam) 2.4. Pujowiyatno (logika maknanya adalah filsafat budi yang mempelajari teknik berpikir untuk mengetahui bagaimana manusia berpikir seharusnya) 2.5. Joesoef
Sou’yb
(logika,
ilmu
tentang
hukum-hukum
berpikir
guna
menghindani jalan pikir yang sesat serta membimbing manusia supaya berpikir teliti di dalam pemikirannya)
2.6. Partap Sing Mehra (logika adalah pengetahuan yang sistimatis yang mempersoalkan proses-proses cara berpikir, hasil-hasil berpikir dan membeni aturan-aturan yang hams diikuti supaya pemikiran itu sahlvalid 2.7. Ensiklopedi Pendidikan (logika adalah studi yang sistimatis/ilmiah mengenai prinsip-prinsip umum yang menentukan validitas dan BERPIKIR, berurusan dengan masalah-masalah antar hubungan untuk menentukan kesimpulan 2.8. Sebagai perbandingan perbincangan praktis logika dapat diartikan: a. Logic is the science and art of correct thinking (logika sebagai ilmu dan kecakapan untuk berpikir lurus) b. Logika, ilmu radikal tentang berpikir benar, supaya hasilnya benar c. Logika sebagai filsafat berpikir — the art of thinking d. Logika sebagai ajaran tentang penryataan yang tertib danjelas e. Logika sebagai ajaran berpikir Dari berbagai uraian pengertian logika, terbuka pikiran kita untuk mengetahui medan pengertian logika yang mampu menolong alam pikiran dalam pencarian makna arti logika, sebagai bahan banding membuka cakrawala lebih luas logika didefimsikan secara singkat sebagai: ilmu pengetahuan yang mengatur. penelitian hukum-hukum akal manusia, sebagai seni berpikir tepat dalam adi bahasa; studi ilmiah yang sistimatis, ilmu pertarian logis, lurus; ilmu yang membicarakan tentang bagaimana budi manusia itu bekerja; ilmu yang mempelajari penyimpulanpenyimpulan yang betul dan valid serta sebagai ilmu tentang teknik berpikir yang berangkat dan primise-primise, untuk mencapai konklusi yang valid) 3. SKETSA HAMPIRAN TOKOH-TOKOH LOGIKA Untuk menunjang mengenal ahli logika, memberi dasar thema berpikir dengan alur pewarnaan terhadap alam pikir yang diramu atas dasar konsep yang ada dalam pribadinya. Jajaran penemunya adalah: 1. GALEN
130-200
2. ARI STOTELES
384 - 322
3. BOETHEUS - PARMENIDES
480 - 525
4. GOCLENIUS, RUDOLF
1547 -1628
5. BACON, GEORGE
1561 - 1628
6. LEIBNIZ, GOTTFRIED WILHEM
1646 - 1716
7. AUGUSTUS DE MORGAN
1806 - 1871
8. MILL, JOHN STUART
1806 -1871
9. BOOLE, GEORGE
1815 - 1864
10. SIGWART, CHRIS TOPH VON
1830 - 1904
11. CARROLL, LEWIS
1832-1898
12. JOHN VENN
1834-1923
13. WILLIAM STANLEY JEVONS
1835-1882
14. CHARLES S. PIERCE
1839-1914
15. ERNEST SCHOEDER
1841-1902
16. BARDLEY, FRANCIS HERBERT
1946-1924
17. LAUD FRANKLIN, CHRISTINE
1847-1930
18. JOHNSON, W.E
1958-1931
19. GRJSEPPE PEANO
1858-1932
20. JAMES E. CREGHTON
1861-1924
21. WHITEHEAD, ALFRED NORTH
1861-1947
22. RUSSELL, BETRAND A.W
1872-1970
23. MORRIS R. COHEN
1880-1947
24. CLARENCE IRVING LEWIS
1883-1964
25. WITTGENSTEIN, LUDWIG
1885-1943
26. KAZIMIERZU AJDUKIEWICS
1890-1963
27. HANS REICHENBACH
1891-1953
28. CARNAP, RUDOLF
1891-1970
29. ERNEST HAGEL - ALFRED TARSKI
1901-
30. HERBERT FE1GL
1902-
31. SINCLAIR, W.A
1905-1954
32. ALICE AMBROSE
1906-
33. KURT GODEL
1906-
34. H. NELSON GOODMAN
1906 -
35. WILLIARD VAN ARMAN QUINE
1908-
36. BLACK, MAX
1909-
37. WILL, F.L
1909-
38. AYER, A.J
1909-
39. PRIOR,A.N
1910-
40. ANGEL, RICHARD B
1914 -1970
41. A.G.N. FLEW
1923-
42. FARIS, J.A 43. HERSCHEL, J. FREDERICH WILLIAM
44. LANCER, SUSANNE KATHERINE 45. HENRY MAURICE SHEFFER 46. YAACUB, ABU UTHMAN SAID IBN
860-920
Tokoh Logika Wanita: 1. CHRISTINE LADD FRANKLIN
1847 - 1930
2. LIZZIE SUSAN STEBBING
1885 - 1943
3. SUSANNE KATHERINE LANCER
1895 – 1930
4. SKETSA PERIODISASI LOGIKA Tuangan pemikiran bernara sumber pada : DICTIONARY OF BROTANICA VOL. XIV, Pagina 209 — 251: menyatakan In this article the history of logic is presented as folloe. Bukti pengenalan periodisasi ini akan membuka cakrawala medan pengertian mengenai perkembangan sejarah logika: Periodisasi Logika: I. PERIOD ANCIENT LOGIC a. Aristoteles
- 332
b. Theophrastus
-
c. Stoics and Megarians
-
d. The last Period
-
II. PERIOD LOGIC IN INDIA a. Origins I Abad IV
-
b. The Old Nyaya / Pracina — Nyaya
-
c. The New Nyaya / Navya — Nyaya
-
Komentatornya : Kathavatthu, Bhadrabahu, Nyayasutras, Dignaga (Abad IV), Uddyotakara (abad VI) III. PERIOD SCHOLASTIK LOGIC a. Period of the “OLD LOGIC”/ARS VETUS b. Period of the “NEW LOGIC”/ARS NOVA c. Rise of terministic logic d. Vlassical Period of Scholastic Logic e. Decline of Scholastic Logic IV. PERIOD MODERN LOGIC
1. Piercede La Ramee/Petrus Ramus
- 1555
2. Joachim Jungius
- 1638
3. Arnold Geulincx
- 1662
4. Port Royal Logic
- 1662
5. Giobannu Girolamo Sacccheri’s
- 1697
2. 6: Gottried Wilhelm von Leibniz
- 1765
1. Leonhard Euler
- 1770
2. John Stuart Mill
- 1843
3. Algebra of Logic
- 1847
4. Charles Sanders Pierce
- 1869
5. Franz Brentano
- 1874
6. Gottlob Frege
- 1879
7. John Venn
-1880
8. Guiseppe Peano
- 1894
9. Cesare Burali Forti
- 1897
10. Betrand Russell
- 1903
11. ernest Zermelo
- 1904
12. Jules Richard
- 1905
13. DavidHilbert
-1909
14. Luitzen Egbertus Jan Brouwer
- 1907
15. Clarence Irving Lewis
-1912
16. Leopold Loevenheim
- l915
17. Thoraif Skolem
-
18. Emil L. Post
- 1920
19. Jan Lukasiewics
-
20. Alfred Taraki
- 1930
21. Rudolf Carnao
– 1936
22. Jacques Herbrand
– 1931
23. Kurt Goedel
- 1931
Apakah keahliannya dalam bidang logika? 5. DIAGRAM PETA LOGIKA Peta logika dapat dilacak secara historis atas kehadirannya pada masa YUNANI KUNO, Arist. Pelopor sekaligus menjadi bapak logika I. Pelopor logika menggunakan istilah ANALITIKA untuk cara penalaran
- perbincangan pernyataan yang benar dan DIALEKTIKA untuk cara penalaran patokan duga yang tidak pasti kebenarannya. Naskah-naskah ajarannya dihimpun penganutnya disebut ORGANON/ALAT, kemudian Cicero menyebutnya logika. Jabaran: Logika silogistik - Aristoteles Logika Proposisi Logika Tradisionil /ARS VETUS
Logika proposisi - Theophrastus - Euclides
Logika Abad Tengah a. Penyimpulan b. Kaidah pemikiran
LOGIAKA
Logika Moder/ ARS NOVA
Logika Modern tak lazim a. Logika modalitas b. Logika ganda nilai c. Sistim implikasi d. Sistim kuantifikasi
Logika Modern Lazim a. Logika pernyataan b. Logika sebutan c. Logika hubungan d. Logika himpunan
Logika tradisionil bukan filsafat? Fokus interest Logika tradisionil: a. dalam bentuk kata b. proposisi tunggal c. bersifat silogistik d. belum mengenal simbol e. kekuatannya pada bentuk formanya
Skema di atas merupakan kerangka dasar skup logika yang kemudian berkembang berdasarkan spesialisasinya. Dengan melihat diagram di atas alam pikiran kita dapat mengetahui sketsa kerangka pembagian logika tradisional dan logika modern. Pengalaman menunjukkan dengan penguasaan petalmedan bahas logika akan memiliki wawasan permasalahan serta akan mampu mengutarakan perimbangan-perimbangan berpikir, untuk berpikir menjauh ataupun mendekat.