BAB I PENDAHULUAN I.1
Latar Belakang Masalah Media massa, seperti halnya pesan lisan dan isyarat, sudah menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari komunikasi massa. Pada hakikatnya, media adalah perpanjangan tangan dan lidah yang sangat berjasa manusia dalam meningkatkan pengembangan stuktur sosialnya. Munculnya
media
televisi
dalam
kehidupan
manusia
memang
menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa. Globalisasi informasi dan komunikasi setiap media massa jelas melahirkan suatu efek sosial yang bermuatan perubahan nilai-nilai sosial dan budaya manusia. Menurut R.Mar’at (dalam Effendy,2002:122) acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penonton, ini adalah hal yang wajar. Jadi, bila ada hal-hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona atau latah, bukanlah sesuatu yang istimewa, sebab salah satu pengaruh psikologis dari televisi seakan-akan menghipnotis penonton, sehingga mereka seolah terhanyut dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang disajikan oleh televisi. Kemampuan televisi dalam menarik perhatian masih menunjukan bahwa media tersebut telah menguasai jarak secara geografis dan sosiologis, pengaruh acara televisi sampai saat ini masih terbilang kuat dibandingkan dengan radio dan
Universitas Sumatera Utara
surat kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan audiovisual televisi menyentuh segisegi kejiwaan pemirsa. Terlepas dari pengaruh positif atau negatif, pada intinya media televisi menjadi cerminan budaya tontonan bagi pemirsa dalam era informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat sehingga sampai saat ini televisi menjadi media yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia memiliki keinginan lebih tinggi untuk mempunyai televisi daripada keinginan untuk membeli buku bacaan. Televisi telah mengahdirkan berbagai bentuk acara ditengah-tengah masyarakat. Mulai dari tayangan sinetron, film, komedi situsi, talkshow, tayangan berita, reality show, iklan dan beragam tayangan impor dari luar negeri. Maraknya pemanfaatan alat media elektronik dalam masyarakat membuat televisi menjadi media yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat terlebih lagi informasi sudah menjadi kebutuhan manusia untuk mengetahui peristiwa yang terjadi di sekitarnya, memperluas cakrawala pengetahuan sekaligus dapat menghilangkan stres sosial. Sekarang ini sudah terdapat sepuluh stasiun televisi swasta seperti Indosiar, RCTI, SCTV, TPI, Anteve, TVone, Trans TV, Trans7, Metro TV dan Global TV. Selain kesepuluh stasiun tersebut, juga terdapat stasiun televisi swasta yang dikhususkan hanya untuk cakupan wilayah tertentu seperti Deli TV ataupun DAAI TV. Televisi swasta kini berlomba-lomba menghadirkan tayangan informasi atau hiburan yang lebih menarik, cepat dan lebih aktual serta berusaha memberikan kepuasan bagi pemirsannya dengan menayangkan acara yang menjadi unggulan masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
Maraknya berbagai acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi baik swasta maupun nasional, baik itu yang bersifat edukatif ataupun sekedar hiburan semata, memang ditujukan untuk memanjakan setiap pemirsanya. Di era modern seperti sekarang ini, pemirsa makin cerdas untuk memilih jenis acara apa yang mereka inginkan, motif ingin mencari informasi atau sekedar mencari pelarian dari segala kesibukan sehari-hari. Acara-acara yang ditayangkan televisi kini pun makin banyak kategorinya, pemirsa diberikan kebebasan untuk memilih acara seperti apa yang dapat memuaskan kebutuhannya. Global TV adalah stasiun televisi swasta yang secara umum segmentasi khalayaknya adalah khalayak yang berjiwa muda, sedangkan secara khusus adalah para kawula muda. Untuk menghibur pemirsa yang berjiwa muda, Global TV menyuguhkan program-program seru dari MTV. Acara-acara di Global TV diantaranya Berita Global, Program MTV seperti: MTV Insomnia, MTV Studio dan MTV Ampuh; Obsesi, khusus bagi anak-anak ada kartun naruto, Samurai X, Avatar, Are You Smarter Than 5th Greader? ; sedangkan untuk keluarga Global TV menayangkan Ayahku Hebat, Abdel dan Temon, Untung Ada Sule dan masih banyak acara unggulan lainnya. MTV Insomnia tayang perdana pada 23 Maret 2009 lalu, dan hadir pada pukul 01.00 sampai 03.30 dini hari, Selasa sampai Minggu. MTV Insomnia adalah sebuah variety show yang bertujuan untuk memberikan informasi sekaligus menghibur dan menghadirkan live interactive dengan istilah “curcol” bagi pemirsanya, yaitu anak nongkrong MTV. MTV Insomnia menyuguhkan video clip dari dalam dan luar negeri, informasi seputar kehidupan anak muda, mulai dari sekolah, kampus, gaya hidup, hobi, percintan, tempat nongkrong, event-
Universitas Sumatera Utara
event, orang tua, keuangan dan lain-lain, curhat mengenai topik yang sedang dibahas. Komentar dapat disampaikan melalui telepon, Facebook, maupun account Twitter MTV Insomnia, sehingga feedback dari tema yang sedang dibahas dapat segera diketahui. Penelepon yang berinteraktifpun berasal hampir dari seluruh Indonesia, ini menandakan bahwa meskipun jam tayang MTV Insomnia termasuk dalam jam istirahat orang kebanyakan, tetapi memiliki keunggulan tersendiri yang menarik hati penontonnya. Dibawakan oleh dua VJ yang sangat kocak dan atraktif yaitu VJ Adit dan VJ Surya, cara keduanya membahas tema sangat identik dengan candaan anak-anak “nakal” yang hampir berbau vulgar. Dengan gaya masing-masing keduanya dapat memancing para penelepon untuk bercerita tentang masalah mereka dan memberikan solusi yang bahkan melenceng dari topik yang sedang dibahas malam itu, akan tetapi tidak ada penelpon yang memberikan complain, karena memang begitulah gaya VJ Adit dan Surya yang cuek tetapi memiliki ciri. Bahkan ada penelepon yang hanya sekedar bercerita bahwa dia adalah penggemar berat dari Adit atau Surya. Berbagai acara dilakukan oleh MTV Insomnia untuk mengakrabkan diri dengan para penggemarnya, diantaranya membuat group di Facebook, membuat account Twitter agar setiap anak nongkrong dapat mengetahui kegiatan yang akan dilakukan oleh kedua VJ mereka atau sekedar memberi komentar seputar tema yang sedang dibahas. Cara yang lain adalah mengundang anak nongkrong untuk menonton langsung syuting MTV Insomnia di studio Global TV, tidak sedikit anak nongkrong yang antusias untuk menonton bagaimana suasana dibelakang layar MTV Insomnia, tidak sedikit pula fans perempuan mereka menangis histeris ketika melihat langsung sosok VJ idola mereka. Disini peneliti tertarik
Universitas Sumatera Utara
menjadikan mahasiswa USU sebagai responden oleh karena usia responden yang masih dikategorikan remaja dan kawula muda. Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti sejauhmana hubungan antara motivasi menonton tayanagn MTV Insomnia terhadap kebutuhan pelepasan ketegangan mahasiswa USU. I.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Sejauhmanakah hubungan antara motivasi konsumsi hiburan di tayangan MTV Insomnia terhadap kebutuhan pelepasan ketegangan di kalangan mahasiswa USU?” I.3
Pembatasan Masalah Sesuai dengan masalah penelitian yang telah dirumuskan, berikut ini
peneliti merumuskan pembatasan masalah penelitian. Adapun maksudnya agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah dan tidak terlalu luas, sehingga dapat dihindari salah pengertian tentang masalah penelitian. Maka pembatasan masalah yang akan diteliti adalah : 1. Penelitian ini bersifat korelasional yang mencari hubungan atau menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis.
Universitas Sumatera Utara
2. Penelitian ini mengetahui motivasi konsumsi hiburan dan pemenuhan kebutuhan pelepasan ketegangan mahasisa USU terhadap hiburan yang ditayangkan di MTV Insomnia. 3. Objek penelitian adalah mahasiswa USU program S-1 angkatan 20072008. 4. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2010. I.4
Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Untuk mengetahui motivasi konsumsi hiburan dikalangan mahasiswa USU terhadap hiburan ditayangan MTV Insomnia.
b.
Untuk mengetahui kebutuhan pelepasan ketegangan yang telah terpenuhi.
c.
Untuk mengetahui intensitas menonton tayangan MTV Insomnia
d.
Untuk mengetahui hubungan antara motivasi menonton tayangan MTV Insomnia dengan pemenuhan pelepasan ketegangan.
I.5
Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: 1.
Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah penelitian yang menggunakan teori komunikasi dan memperluas cakrawala pengetahuan peneliti serta mahasiswa ilmu komunikasi FISIP USU.
Universitas Sumatera Utara
2.
Secara akademis, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU , khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya bidang penelitian yang berkaitan dengan kebutuhan pelepasan ketegangan dengan tayangan MTV Insomnia di Global TV.
3.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Global TV dan pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini.
I.6
Kerangka Teori Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan pikir
dalam memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok–pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti. (Nawawi, 1997:39) Kerlinger menyebutkan teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel , untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantono,2006:45) I.6.1
Teori Uses and Gratification Jika pada model penelitian komunikasi yang terdahulu lebih menyelidiki
pengaruh pesan terhadap komunikan dari sisi komunikator saja, maka sekitar tahun 1940-an lahirlah perspektif baru yang disebut dengan Uses and Gratifications. Pertanyaan utama dalam model ini bukan pada sejauh mana media tersebut dapat mengubah sikap dan perilaku kita, tetapi pada sejauh mana media tersebut
Universitas Sumatera Utara
dapat mempertemukan kebutuhan sosial dengan kebutuhan pribadi. Jadi tekananya adalah pada khalayak yang dianggap aktif, yang dengan sengaja menggunakan media massa untuk mencapai tujuan tertentu (Liliweri,1991:133). Model Uses and Gratifications ini memulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang menentukan kebutuhan kita. Lingkungan sosial tersebut meliputi : 1.
Ciri-ciri demografis (demographic characteristic)
2.
Ciri ciri aifiliasi kelompok (group characteristic)
3.
Ciri-ciri kepribadian (personality characteristic)
Menurut para pencetusnya, Elihu Katz, jay G. Blumer dan Michael Gurevitch, Uses and Gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lainnya, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (keterlibatan pada kegatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain (dalam Rakhmat,1984:65). I.6.2
Motif Penggunaan Media Motif berasal dari bahasa Latin, movere yang artinya bergerak atau to
move. Motif berarti kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang mendorong untuk berbuat sesuatu atau merupakan driving force (Bianca dalam Walgito,1997) Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasanalasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu (Ardiyanto, 2004:87).
Universitas Sumatera Utara
Dalam buku Psikologi Komunikasi karangan Jalaluddin Rakhmat disebutkan bahwa siaran yang menggabungkan unsur hiburan dengan informasi, dan bukan hanya ceramah yang membosankan telah berhasil memberikan efek kepada khalayak seperti menanamkan pengetahuan, pengertian, keterampilan, kepercayaan atau informasi (Rakhmat 2004:219). Motivasi setiap orang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan individu yang berbeda pula. Dalam penelitan ini kebutuhan yang dimaksudkan adalah kebutuhan kognitif, karena kebutuhan ini berkaitan dengan usaha-usaha untuk menambah informasi dan pengetahuan khususnya dibidang musik. Hal ini berkaitan dengan keadaan mahasiswa yang dianggap paling aktif dan tertarik untuk mengikuti perkembangan dunia musik. Ada yang tertarik dengan jenis musik, irama lagu, lirik, bahkan sampai penyanyinya. I.6.3
Televisi Hadirnya televisi mau tidak mau harus dapat diterima karena sudah
merupakan suatu kebutuhan informasi bagi masyarakat agar kita tidak tertinggal oleh kemajuan peradaban teknologi, sekaligus mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di belahan dunia lain. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. Fungsi televisi hampir sama dengan media komunikasi lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni sebagai alat informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Media televisi memiliki berbagai karakteristik yang membedakannya dengan media massa lainnya, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Audiovisual 2. Berpikir dalam gambar 3. Pengoperasian yang lebih kompleks Ada tiga dampak yang ditimbulkan acara televisi terhadap pemirsanya, yaitu : 1.
Dampak kogntif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.
2.
Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual yang ditayangkan televisi yang mempengaruhi pemirsa untuk menirunya.
3.
Dampak prilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan di acara teevisi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (Wahyudi,1996:54)
Darwanto (2007) mengemukakan dalam kaitannya terhadap peningkatan pengetahuan, suatu tayangan televisi hendaknya memperhatikan beberapa hal, antara lain : 1. Frekuensi menonton. Melalui frekuensi menonton komunikan, dapat dilihat pengaruh tayangan terhadap pengetahuan komunikan. 2. Waktu penayangan. Apakah waktu penayangan sebuah acara sudah tepat atau sesuai dengan sasaran komunikan yang dituju. Misalnya tayangan yang
Universitas Sumatera Utara
dikhususkan bagi pelajar, hendaknya ditayangkan pada jam setelah kegiatan belajar di sekolah usai. 3. Kemasan acara. Agar mampu menarik perhatian pemirsa yang menjadi sasaran komunikannya, suatu tayangan harus dikemas atau ditampilkan secara menarik. 4. Gaya penampilan pesan. Dalam menyampikan pesan dari suatu tayangan, apakh host atau pembawa acara sudah cukup komunikatif dan menarik, sehingga dapat menghindari rasa jenuh pemirsanya dan juga dapat memahami pesan yang disampaikan. 5. Pemahaman pesan. Apakah komunikan dapat mengerti dan memahami setiap materi atau pesan yang disampaikan oleh suatu tayangan. I.7
Kerangka Konsep Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang
bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dapat mengantar penelitian pada rumusan hipotesa. (Nawawi,1997:40) Menurut Suryanto dan Sutinah (2005:49) konsep adalah suatu makna yang berada di alam pikiran atau di dunia kepahaman manusia yang dinyatakan kembali dengan sarana lambang perkataan atau kata–kata. Jadi, kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji
Universitas Sumatera Utara
kebenarannya. Agar konsep–konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Variabel Bebas (X) Variabel bebas merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain (Rakhmat,2004:12). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi konsumsi terhadap hiburan di tayangan MTV Insomnia.
2.
Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang
dipengaruhi
oleh
variabel
yang
mendahuluinya
(Rakhmat,2004:12). Variabel yang terikat dalam penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan pelepasan ketegangan dikalangan mahasiswa USU. 3.
Variabel antara (Z) Varibel antara adalah variabel yang berada diantara variabel bebas dan variabel terikat, berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan
antara
variabel
bebas
dan
variabel
terikat.
(Nawawi,1997:58) Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.
Universitas Sumatera Utara
I.8
Model Teoritis Model
teoritis
merupakan
paradigma
yang
mentransformasikan
permasalahan–permasalahan terkait antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan variabel–variabel yang telah dikelompokan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut : Anteseden
Karakteristik Responden
Motif
Penggunaan Media
Motivasi Konsumsi Hiburan
Televisi
Efek
Kebutuhan Pelepasan Ketegangan
Gambar 1. Model Teoritis I.9
Variabel Operasional Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, maka dibuat
operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yaitu sebagai berikut :
Variabel Teoritis 1. Variabel Bebas (X) Motivasi Menonton Tayangan MTV Insomnia
Variabel Operasional Motif menonton tayangan MTV Insomnia : 1. Kebutuhan Kognitif • Peneguhan
Universitas Sumatera Utara
• Pengetahuan 2. Kebutuhan Afektif • Senang • Kepuasan 3. Kebutuhan Pribadi Secara Integratif • Kredibilitas • Stabilitas 4. Kebutuhan Sosial Secara Integratif • Peneguhan Kontak Keluarga • Peneguhan Kontak Rekan • Peneguhan Kontak Dunia 5. Kebutuhan Pelepasan • Tekanan • Ketegangan 2. Variabel Terikat ( Y) Pelepasan Ketegangan Mahasiswa USU
1. Pekerjaan a. Tugas-Tugas Kerja b. Hubungan Dengan Teman Kerja 2. Perkuliahan a. Tugas-Tugas Kuliah b. Hubungan Dengan Teman Kuliah 3. Keluarga a. Hubungan Dengan Orang Tua b. Hubungan Dengan Saudara
3. Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden
1. Jenis kelamin 2. Hobi
Universitas Sumatera Utara
3. Riwayat Insomnia Tabel 1. Variabel Operasional I.10
Definisi Operasional Menurut Singarimbun (2005:46), definisi operasional adalah unsur
penelitian yang memberitahukan begaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Dalam penelitian ini, variabel–variabel dapat didefinisikan sebagai berikut : 1.
Variabel Bebas (Tayangan MTV Insomnia) : 1. Kebutuhan Kognitif, yaitu kebutuhan informasi yang dilakukan oleh mahasiswa terhadap tayangan MTV Insomnia. • Peneguhan,
yaitu
peneguhan
yang
dilakukan
oleh
mahasiswa terhadap tayangan MTV Insomnia • Pengetahuan, yaitu pengetahuan yang diperoleh mahasiswa setelah menonton tayangan MTV Insomnia 2. Kebutuhan Afektif, yaitu kebutuhan mahasiswa yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman yang estetis, menyenangkan terhadap tayangan MTV Insomnia. • Senang, yaitu sikap senang yang dimiliki oleh mahasiswa terhadap tayangan MTV Insomnia
Universitas Sumatera Utara
• Kepuasan, yaitu rasa puas dari dalam diri mahasiswa karena terpenuhi kebutuhan
informasi dari tayangan
MTV
Insomnia . 3. Kebutuhan Pribadi Secara Integratif, yaitu kebutuhan mahasiswa akan harga diri terhadap tayangan MTV Insomnia. • Kredibilitas,
yaitu
kepercayaan
mahasiswa
terhadap
tayangan MTV Insomnia • Stabilitas, yaitu sikap stabil mahasiswa dalam menonton tayangan MTV Insomnia. 4. Kebutuhan Sosial Secara Integratif, yaitu kebutuhan mahasiswa terhadap jiwa sosial terhadap tayangan MTV Insomnia. • Peneguhan kontak keluarga, yaitu peneguhan mahasiswa terhadap lingkungan keluarga setelah menonton tayangan MTV Insomnia. • Peneguhan kontak rekan, yaitu peneguhan mahasiswa terhadap
lingkungan
rekan-rekan
setelah
menonton
tayangan MTV Insomnia • Peneguhan kontak dunia, yaitu peneguhan mahasiswa terhadap dunia setelah menonton tayangan MTV Insomnia 5. Kebutuhan Pelepasan, yaitu kebutuhan pelepasan dalam diri mahasiswa setelah menonton tayangan MTV Insomnia.
Universitas Sumatera Utara
• Tekanan,
yaitu
pelepasan
tekanan
dari dalam
diri
mahasiswa setelah menonton tayangan MTV Insomnia. • Ketegangan, yaitu pelepasan ketegangan dari dalam diri mahasiswa setelah menonton tayangan MTV Insomnia.
2.
Variabel Terikat (Pelepasan Ketegangan Mahasiswa USU) : a. Pekerjaan, yaitu pelepasan ketegangan dari pekerjaan yang digeluti oleh mahasiswa setelah menonton tayangan MTV Insomnia. • Tugas-Tugas Kerja, yaitu pelepasan ketegangan dari tugastugas kerja setelah mononton tayangan MTV Insomnia. • Hubungan Dengan Teman Kerja, pelepasan ketegangan dari hubungan-hubungan dengan teman kerja setelah mononton tayangan MTV Insomnia. b. Perkuliahan,
yaitu
pelepasan
ketegangan
dari
kegiatan
perkuliahan yang digeluti oleh mahasiswa setelah menonton tayangan MTV Insomnia. • Tugas-Tugas Kuliah, yaitu pelepasan ketegangan dari tugastugas kuliah yang digeluti oleh mahasiswa setelah menonton tayangan MTV Insomnia. • Hubungan Dengan Teman Kuliah, yaitu pelepasan ketegangan dari hubungan dengan teman-teman kuliah setelah menonton tayangan MTV Insomnia.
Universitas Sumatera Utara
c. Keluarga, yaitu pelepasan ketegangan dari hubungan mahasiswa dengan keluarga setelah menonton tayangan MTV Insomnia. • Hubungan Dengan Orang Tua, yaitu pelepasan ketegangan hubungan mahasiswa dengan orang tua setelah menonton tayangan MTV Insomnia. • Hubungan Dengan Saudara, yaitu pelepasan ketegangan hubungan mahasiswa dengan orang tua setelah menonton tayangan MTV Insomnia.
3. Variabel Antara (Karakteristik Responden): • Jenis kelamin : Jenis kelamin dari responen (pria/wanita) • Hobi : kegemaran dari responden yang akan diteliti. • Riwayat Insomnia : Latar belakang dari responden apakah memiliki penyakit insomnia. I.11
Hipotesis Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa
ditinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori (Singarimbun,2005:43). Hipotesis adalah kesimpulan yang masih belum final dalam arti masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya (Nawawi, 1997:44) Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ho: Tidak terdapat hubungan antara motivasi menonton tayangan MTV Insomnia terhadap pemenuhan kebutuhan pelepasan ketegangan mahasiswa USU.
Universitas Sumatera Utara
Ha:
Terdapat hubungan antara motivasi menonton tayangan MTV Insomnia terhadap pemenuhan kebutuhan pelepasan ketegangan mahasiswa USU.
Universitas Sumatera Utara