BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Media massa merupakan salah satu komponen atau unsur yang tidak dapat dipisahkan dari komunikasi massa. Sesuai dengan definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Dari definisi tersebut, sekalipun proses komunikasi disampaikan kepada orang banyak jika tidak melalui media massa maka proses tersebut bukan termasuk ke dalam komunikasi massa. Effendi (2006) menyatakan komunikasi massa memiliki beberapa fungsi yang dikaji oleh Joseph R. Dominick salah satunya yaitu sosialisasi yang dimaknai sebagai berikut, sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai yang mengacu kepada cara-cara di mana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat, dengan membaca, mendengarkan, dan menonton maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nilai-nilai apa yang penting. Fungsi sosialisasi tidak terlepas dari manusia sebagai makhluk sosial, karena manusia memerlukan manusia lainnya untuk bertahan hidup salah satu caranya dengan melakukan sosialisasi. Manusia memiliki beberapa indra yang dapat mereka gunakan sebagai alat untuk melakukan sosialaisasi. Namun bagi mereka yang memiliki kekurangan
1
fungsi alat indra akan mengalami hambatan dalam melakukan sosialisasi, salah satunya mereka yang memiliki kekurangan dalam indra penglihatan atau yang disebut Penyandang Tuna Netra. Berkurangnya fungsi indra penglihatan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya cacat lahir, penyakit mata, serta kecelakaan yang mengakibatkan hilangnya fungsi indra penglihatan. Penyandang Tuna Netra yang memiliki kekurangan indra penglihatan juga manusia pada umumnya yang merupakan makhluk sosial, disebut demikian karena mereka membutuhkan orang lain untuk tetap bertahan hidup. Namun kebanyakan dari mereka penyandang cacat netra memiliki kecenderungan hanya bersosialisasi dengan orang terdekat mereka, khususnya anggota keluarga. Pada dasarnya Penyandang Tuna Netra dapat juga bersosialisai dengan lingkungan yang lebih luas yakni di lingkungan masyarakat. Penyandang Tuna Netra memerlukan penyesuaian diri terhadap masyarakat yang ada disekitarnya, dengan cara mencari informasi yang dapat digunakan Penyandang Tuna Netra sebagai bahan atau pesan untuk melakukan proses komunikasi di lingkungan masyarakat. Informasi yang diperlukan Penyandang Tuna Netra bisa didapat dengan cara melakukan proses komunikasi antar personal, misalnya dengan mencari informasi dari beberapa orang yang kemudian menjadikan informasi tersebut sebagai pesan komunikasi terhadap masyarakat. Dapat juga melalui media massa yakni dengan mencari informasi dari televisi ataupun radio yang kemudian dijadikan pesan dalam proses komunikasi. Sehingga Penyandang Tuna Netra
2
dapat menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat seperti masyarakat pada umumnya. Semakin banyak informasi yang mereka dapat, maka semakin mudah Penyandang Tuna Netra menyesuaikan diri dengan masyarakat disekitarnya. Untuk itu dipelukan minat yang besar bagi Penyandang Tuna Netra dalam mendapatkan informasi, yang nantinya digunakan sebagai bahan penyesuaian diri terhadap masyarakat. Semakin besar minat Penyandang Tuna Netra mendapatkan informasi,
semakin
besar
kemudahan
Penyandang
Tuna
Netra
dalam
menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat. Penderita Tuna Netra harus mencari media yang tepat dalam mencari informasi, agar mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Salah satu media yang sesuai dalam mencari informasi sebanyak-banyaknya adalah melalui media massa, karena media massa merupakan salah satu media komunikasi yang memberikan informasi secara luas. Penyandang Tuna Netra yang mengakses media massa dapat digunakan sebagai alat mencari informasi sehingga mempermudah Penyandang Tuna Netra dalam bersosialisasi terhadap masyarakat. Dengan mengakses media massa, diharapkan Penyandang Tuna Netra dapat memahami perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok. Sehingga penyandang tuna netra mudah untuk menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat, dengan menghindari kemungkinan-kemungkinan terjadinya salah paham antara Penyandang Tuna Netra dengan anggota masyarakat lainnya
3
Hal ini sesuai dengan fenomena yang terdapat pada lokasi penelitian yakni UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra (RSCN) di Malang. Dimana UPT RSCN memiliki suatu tujuan untuk menghasilkan Penyandang Tuna Netra yang mandiri, dapat melaksanakan fungsi sosial secara wajar, serta menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat. Tujuan UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra berhubungan dengan minat Penyandang Tuna Netra yang berada di UPT tersebut untuk mencari informasi sebagai bahan untuk melakukan fungsi sosial secara wajar serta menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat. Sehingga diharapkan dengan mengetahui pola Penyandang Tuna Netra dalam mengakses media massa dapat mengetahui seberapa siap Penyandang Tuna Netra untuk berada atau bersosialisasi di lingkungan masyarakat. Dari latar belakang di atas maka penelitian ini adalah untuk mengetahui pola Penyandang Tuna Netra dalam mengakses media massa, yang kemudian digunakan sebagai pertimbangan pegawai UPT Rehabilitasi Cacat Netra untuk mengetahui Penyandang Tuna Netra yang dididik telah mampu menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana pola penyandang tuna netra dalam mengakses media massa?
4
C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan pola penyandang tuna netra dalam mengakses media massa. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Akademis Sebagai masukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang memilki tema relevan serta sekaligus dapat digunakan sebagai pembanding bagi penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian. 2. Praktis a. Bagi pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi pemerintah dalam upaya peningkatan informasi terhadap penyandang tuna netra. b. Bagi masyarakat Dapat menambah wawasan masyarakat tentang media massa sebagai salah satu sumber mencari informasi. c. Bagi komunikator media massa Dapat dijadikan pertimbangan akan strategi yang digunakan dalam menyampaikan informasi. Dan sebagai masukan media massa terhadap penyandang tuna netra sebagai salah satu komunikan media massa.
5
d. Bagi UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Dapat dijadikan sebagai pertimbangan menciptakan strategi belajar bagi siswa didik UPT RSCN (penyandang tuna netra) dalam upaya menyiapkan siswa didik yang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan masyarakat.
6