BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Di Indonesia, industri telekomunikasi merupakan salah satu jenis industri yang mempunyai pengaruh besar terhadap kelancaran kegiatan ekonomi. Karena komunikasi adalah kegiatan utama dalam aktivitas bisnis dan memberikan kontribusi kepada perekonomian Indonesia yang cukup besar. Tifatul Sembiring merinci, pada 2011 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5% kontribusi sector telekounikasi sebesar 11,7%. Sementara pada 2012 dimana pertumbuhan ekonomi menurun menjadi 6,2%, kontribusi sektor teleomunikasi juga mengikutinya menjadi sekitar 10% (artikel metronews.com). Emiten sektor Telekomunikasi masih suram. Hingga akhir tahun 2014, pendapatan dan laba bersih emiten telekomunikasi hanya tumbuh tipis, bahkan sebagian emiten masih mencetak rugi bersih. Melihat adanya peluang bisnis pada kondisi masyarakat yang semakin tergantung pada teknologi komunikasi, beberapa perusahaan yang bergerak di industri komunikasi kini semakin gencar untuk mengembangkan bisnisnya dengan menawarkan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat di zaman sekarang. Saat ini, industri telekomunikasi Indonesia memiliki 3 produk utama. Produk 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
tersebut dapat dipisahkan menjadi layanan suara, layanan tes (SMS), dan layanan data (internet). Seiring dengan meluasnya pengembangan differensiasi layanan yang ditawarkan oleh perusahaan – perusahaan industri telekomunikasi kepada masyarakat. Maka, modal dibutuhkan untuk menyediakan layanan tersebut akan semakin meningkat. Salah satu cara yang dapat digunakan oleh pihak perusahaan agar dapat mencukupi kebutuhan modal perusahaan ialah dengan menawarkan kepemilikan perusahaan berupa saham kepada masyarakat / public (go public). Tabel 1.1 Nilai PBV Sektor Telekomunikasi Di BEI 2010-2014 No
Kode Perusahaan 1 2 3 4 5
2010
2011
2012
2013
2014
BTEL
1.7
0.93
-1.52
-0.46
-0.24
EXCL
2.82
3.16
2.9
2.97
1.91
FREN
1.81
0.3
0.32
0.52
0.22
ISAT
1.63
1.81
1.37
1.48
1.68
TLKM
2.33
2.72
2.8
3.57
3.6
Sumber: http://www.idx.co.id/ Berdasarkan tabel Nilai PBV diatas dapat disimpulkan bahwa setiap tahunnya mengalami kenaikan serta penurunan nilai PBV, disebabkan dari beberapa faktor lainnya yang terdapat dalam aspek pengukuran.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Gambar 1.1 Grafik perkembangan Nilai PBV periode 2010-2014
4
BTEL EXCL
2
FREN ISAT
0 2010
2011
2012
2013
2014
TLKM
‐2
Dalam manajemen keuangan, kontribusi akademik Nilai Perusahaan adalah nilai laba yang akan datang diekpektasikan yang dihitung kembali dengan suku bunga yang tepat (Winardi, 2001) (dalam Kusumadilaga, 2010). Price Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. Beberapa
peneliti seperti Guoetal. (2004) dan Guneyet al (2011) telah
meneliti perbedaan dalam persaingan pasar produk di masing masing industri. Temuan mereka menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam persaingan kekuatan pasar antara industri. Dalam arti luas, kekuatan pasar mengacu pada cara pasar diatur dalam suatu industri. Menurut Jacobson dan Ander'eosso-O'Callaghan (1996), kekuatan pasar dipandang sebagai hasil dari tindakan dan interaksi individu dan organisasi bisnis lainnya dan badan-badan publik. Jumlah perusahaan dalam persaingan, ukuran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
mereka, distribusi, serta jumlah pembeli di industri manapun, sehingga mempengaruhi kekuatan pasarnya. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa sifat persaingan yang ada dipasar menentukan kekuatan pasar yang sesuai yang juga diatur oleh sejumlah faktor. Faktor utama yang mempengaruhi pada kekuatan pasar
yang
ada
dalam
industri
tertentu
adalah:
tingkat
Konsentrasi
penjual/pembeli, tingkat diferensiasi produk yang berlaku di pasar tertentu,dan entri dan/atau kondisi keluar di pasar. Selain itu, sejauh mana informasi yang dapat berperan secara bebas dalam pasar juga merupakan penentu. Namun, karena diferensiasi produk ada ketika konsumen tidak lagi melihat barang dan/atau jasa sebagai pengganti yang sempurna, sering dianggap sebagai barrier to entry yang dapat mempengaruhi kekuatan pasar perusahaan. Dalam hal jumlah penjual dan pembeli serta sebagai hambatan untuk masuk atau keluar. Pada kontinum yang diberikan, kekuatan pasar dapat dibagi dari yang paling kompetitif di satu sisi diwakili oleh pasar persaingan sempurna, dengan yang paling tidak kompetitif diwakili oleh monopoli murni pada sisi yang lain. Pada tingkat persaingan sempurna, memiliki sejumlah besar perusahaan yang menjual di pasar dimana yang berlaku adalah harga karena daya saing. Menjual di atas harga pasar membawa risiko kehilangan pelanggan atau pangsa pasar karena tidak ada perusahaan tunggal dengan kekuatan pasar dalam industri tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Persaingan monopolistik adalah sejalan dengan pasar persaingan sempurna. Di pasar ini, memiliki banyak perusahaan dengan memproduksi produk yang bisa dibedakan, dengan tidak ada perusahaan yang dominan tertentu karena produk mereka sangat dekat produk pengganti. Oligopoli mengacu pada kekuatan pasar di mana beberapa perusahaan yang ada dan harga adalah saling tergantung. Monopoli adalah situasi dimana ada satu penjual, dan penjual lainnya dapat menetapkan harga apapun tanpa takut kehilangan pelanggan mereka. Konsentrasi pasar adalah ukuran yang paling sering digunakan untuk menentukan kekuatan pasar yangada di industry tertentu. Dalam bentuk yang paling sederhana, itu adalah fungsi dari jumlah perusahaan dipasar. Konsentrasi dapat ditentukan dengan intensitas tes-hanya menghitung jumlah perusahaan (1 / n) dalam suatu industri atau dengan rasio konsentrasi, yaitu.,konsentrasi perusahaan. Scott (2005) dalam satu studi empiris awal menemukan bahwa struktur keuangan yang optimal tidak hanya dalam teori tetapi juga dalam praktek. Studinya menegaskan teori tradisional bahwa tujuan meminimalkan biaya modal mengarah ke tingkat optimal struktur keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri yang berbeda mengembangkan struktur keuangan yang berbeda
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
karena tingkat risiko yang berbeda untuk masing-masing bisnis industri. Beberapa karakteristik pasar, seperti jumlah dan kekuatan relatif dari pembeli dan penjual, tingkat dan bentuk persaingan, tingkat diferensiasi produk, dan kemudahan masuk kedalam dan keluar dari pasar, berbeda di setiap industri. Dengan demikian jenis industri dapat mempengaruhi kekuatan pasarnya, Oleh karena itu kekuatan pasar dan persaingan mungkin berbeda di industri yang berbeda (Bello, 2009). Menurut Guerrero Mora dan Sepulveda Villareal (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki kekuatan pasar yang besar mampu mempertahankan elastisitas permintaan konsumen terhadap produknya menjadi lebih kaku. Apabila elastisitas permintaan konsumen terhadap produk perusahaan tersebut relatif kaku, maka perusahaan akan mampu membuat konsumen semakin bergantung pada produk perusahaan. Menurut Olweny dan Shipho (2011) menyatakan bahwa konsentrasi pasar tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Dengan kata lain, kinerja sebuah perusahaan sangat bergantung dari derajat efisiensinya. Jika sebuah perusahaan mampu meningkatkan derajat efisiensinya dibandingkan
dengan
para
pesaing
maka
perusahaan
tersebut
dapat
memaksimalkan keuntungannya. Pangsa pasar merupakan salah satu karakteristik utama yang mempengaruhi eksposur sebuah perusahaan terhadap kondisi suatu industri (Madura, 2011).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Menurut Haryanto dan Toto (2003) dalam Novita (2011), profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya. Profitabilitas dapat mencerminkan keuntungan dari investasi keuangan, artinya profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena sumber internal yang semakin besar (Sudarma 2004, dalam Lifessy 2011) Semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan berarti prospek perusahaan di masa depan dinilai semakin baik, artinya nilai perusahaan juga akan dinilai semakin baik di mata investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham juga akan meingkat (Husnan 2001, dalam Lifessy 2011). Semakin banyak literature yang telah membahas dan menyelidiki hubungan antara risiko perusahaan, masalah agensi, ukuran perusahaan, umur perusahaan, asset berwujudnya, profitabilitas, struktur kepemilikan, dan efek industry terhadap struktur modal perusahaan. Sejumlah studi tersebut akan disebut dan dijelaskan pada kajian pustaka pada proposal ini. Chen dan Kao (2005) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial memiliki hubungan dengan nilai perusahaan dan kinerja saham. Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan kepemilikan manajerial pada perusahaan IPO mengurangi kinerja saham. Wahyudi dan Pawestri (2006) menemukan hasil bahwa struktur
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan baik secara langsung maupun melalui keputusan pendanaan. Penelitian Sujoko dan Soebiantoro (2007) menunjukkan hasil bahwa kepemilikan manajerial pengaruhnya tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan Taswan (2003) menunjukkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan, disisi lain kebijakan dividen juga akan dipengaruhi oleh risiko bisnis dan insider ownership. Insider Ownsership berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil yangberbeda ditemukan oleh Jiraporn dan Liu (2007) menunjukkan hasil bahwa nilai
perusahaan
tidak
terpengaruh
oleh
kebijakan
perusahaan
dalam
menggunakan leverage. Saurabh dan Arijit (2008) menemukan bahwa terdapat hubungan yang non-linier antara leverage, profitabilitas dan probabilitas peningkatan nilai perusahaan di masa datang. Profitabilitas perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penggunaan
leverage ternyata berdampak negatif terhadap kesempatan
peningkatan nilai perusahaan di masa yang akan datang sedangkan kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan tidak signifikan pengaruhnya terhadap probabilitas peningkatan nilai perusahaan di masa yang akan datang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
B. Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan permasalahan yang terjadi di Indonesia, khususnya perusahaan – perusahaan yang masuk dalam kelompok bisnis sektor Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). 1. Apakah Kekuatan Pasar mempengaruhi Nilai Perusahaan. 2. Apakah Profitiabilitas Perusahaan mempengaruhi Nilai Perusahaan. 3. Apakah Struktur Kepemilikan mempengaruhi Nilai Perusahaan. 4. Apakah Struktur Modal mempengaruhi Nilai Perusahaan. C.
Tujuan Penelitian dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui apakah kekuatan pasar perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan. 2) Untuk mengetahui apakah profitabilitas perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan. 3) Untuk
mengetahui
apakah
struktur
mempengaruhi struktur modal perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kepemilikan
perusahaan
10
4) Untuk mengetahui apakah struktur modal perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan.
2. Kontribusi Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti sehingga dapat diperoleh gambaran lebih jelas mengenai kesesuaian di lapangan dengan teori yang ada. Dan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan refrensi didalam melakukan penelitian sejenis. 1. Kontribusi Praktisi Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai refrensi atau masukan dalam pengambilan keputusan investasi dan untuk memberikan wawasan pemikiran mengenai factor yang signifikan terhadap Nilai Perusahaan. 2. Kontribusi Akademik Secara akademik, penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan penelitian yang serupa dan lebih mendalam.
http://digilib.mercubuana.ac.id/